• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK KERTAS (HS 4810) DI ITALIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK KERTAS (HS 4810) DI ITALIA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Page 0

MARKET BRIEF

PELUANG USAHA PRODUK KERTAS (HS 4810)

DI ITALIA

2017

INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN

Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 http://www.itpcmilan.com

(2)

Page 1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI 1 KATA PENGANTAR 2 I. PENDAHULUAN I. 1 Pemilihan Produk 7

I. 2 Profil Geografi Italia 12

II. POTENSI PASAR PRODUK KERTAS DI ITALIA

II. 1 Ekspor Produk Kertas Italia ke Dunia 15 II. 2 Potensi Pasar Produk Kertas di Italia 17 II. 3 Regulasi Impor Produk Kertas di Italia 20 II. 4 Saluran Distribusi Produk Kertas di Italia 21

II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya 23

III. PELUANG & STRATEGI

III. 1 Peluang 25

III. 2 Strategi 27

IV. INFORMASI PENTING 29

(3)

Page 2 KATA PENGANTAR

Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief.

Pada topik ini dipilih produk kertas (HS 4810) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk kertasdi Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.

Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia.

Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan.

Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk kertas.

Milan, Januari 2017

Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.

(4)

Page 3 ABSTRAKSI

Industri kertas Indonesia cukup potensial untuk dikembangkan. Tahun 2014, pertumbuhan industri kertas di Indonesia mencapai 6,15%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06%. Industri kertas mampu menyerap tenaga kerja sekitar 100 ribu orang di 2013. Perkembangan industri kertas dalam negeri yang cukup kuat dirasakan mampu menunjang ekspor nonmigas Indonesia. Kontribusi industri kertas terhadap ekspor non-migas 2015 mencapai 2,7%.

Nilai ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dimana pangsa ekspor kertas mencapai 2,6% terhadap total ekspor non-migas. Prospek industri kertas masih sangat tinggi. Pada 2017, Kementerian Perindustrian menyatakan akan terjadi penambahan kapasitas produksi hingga mencapai 3 juta ton. Sejalan dengan hal tersebut, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) memperkirakan akan terjadi peningkatan utilisasi industri pulp dan kertas sebesar 1 hingga 2% di tahun 2016.

Total impor kertas di pasar dunia 2015 mencapai USD 156 miliar. Secara umum, impor kertas dunia cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya sebesar 3,4% selama 2011–2015. Permintaan impor tertinggi terutama berasal dari Amerika Serikat (10,7%); Jerman (7,9%); Inggris (5,3%); dan Perancis (5,1%).

Berdasarkan jenisnya, permintaan impor kertas terutama ditopang oleh kertas/karton, kardus dan kertas untuk keperluan grafik. Ekspor kertas/karton tidak dilapisi dan kardus Indonesia dapat terserap dengan baik di pasar dunia. Baik impor secara keseluruhan maupun impor kedua kelompok tersebut dari Indonesia sama-sama menunjukkan kenaikan terlihat dari nilai tren yang positif. Produk kertas yang potensial bagi ekspor

(5)

Page 4

Indonesia adalah produk kertas/kardus lainnya seperti kertas untuk label dan piring/gelas kertas1.

Tahun lalu pertumbuhan industri pulp dan kertas dunia mencapai 2,1 persen. Dan, rata-rata pertumbuhan kebutuhan kertas di negara berkembang mencapai 4,1 persen per tahun, sedangkan di negara maju tumbuh 0,5 persen per tahun. Adapun industri pulp dan kertas nasional mencapai 4,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, pertumbuhan industri pulp dan kertas Indonesia jauh lebih tinggi jika

dibandingkan dengan negara maju dan dunia.

Kebutuhan pulp dan kertas dunia tahun lalu mencapai 340 juta ton dan diperkirakan akan naik menjadi 490 juta ton. Sedangkan kebutuhan dalam negeri adalah 7,8 juta ton. Saat ini, industri bubur kertas dan kertas Indonesia berada di peringkat sembilan dunia dan peringkat tiga Asia. Diperkirakan Amerika Selatan dan Asia, termasuk Indonesia, akan mampu mengembangkan industri ini di masa mendatang2.

Pada bulan April 2016 lalu, Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ke Eropa juga menyaksikan penandatanganan kesepakatan peningkatan pasar pulp dan kertas di Eropa. Perluasan pasar ke Eropa ini dilakukan Indonesia melalui perusahaan swasta asal Indonesia, APRIL Group. APRIL Group telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of

Understanding/MoU) dengan Roxcel Group senilai US$15 juta di London.

Pasar Eropa berkomitmen akan meningkatkan permintaan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan dikarenakan pasar Eropa sangat percaya

1Analisis Potensi Indonesia dalam Perdagangan Kertas Dunia, Ir. Tjahya Widayanti, MSc.Kepala Badan

Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3)Kementerian Perdagangan RI, diakses pada 28 Januari 2017 http://www.karebamalaqbi.com/analisis-potensi-indonesia-dalam-perdagangan-kertas-dunia/

2Menyalip Skandinavia di Pasar Bubur Kertas, diakses pada 29 Januari 2017

(6)

Page 5

bahwa Hutan Tanaman Industri Indonesia telah dikelola secara lestari dan bertanggung jawab3.

Oleh karena itu, kita dapat mengambil kesimpulan awal bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk kertas (HS 4810) ke Uni Eropa, tidak terkecuali ke Italia masih sangat besar. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:

 Strategi produksi

Menyediakan tambahan pembangunan hutan tanaman industri (HTI) seluas 1,5 juta hektar yang akan menjamin tersedianya bahan baku kayu guna mewujudkan target produksi dan lebih memperhatikan ketentuan standar legalitas kayu (SLVK) dan FLEGT dari para eksportir produk kertas

 Strategi produk

Menerapkan kebijakan Ecolabelling dengan mengharuskan pabrik pulp yang beroperasi sesudah tahun 1990 untuk menggunakan minimal ECF

(Elementally Clorine Free) untuk proses pemutihannya, dan melarang

industri menggunakan proses sulfit, melarang penggunaan proses merkuri pada CAP (Chlor Alkali Plant) dan mengharuskan penggunaan proses alkalin yang lebih ramah lingkungan untuk proses pembuatan kertas dan penerapan produksi yang lebih bersih pada industri pulp dan kertas

 Strategi pemasaran

Mewaspadai kebijakan trade remedy dari Uni Eropa yang berpotensi menghambat laju impor semua negara di Uni Eropa melalui tindakan antidumping dan antisubsidi, serta memberikan seminar kepada eksportir

3Indonesia Sepakati Peningkatan Pasar Kertas ke Eropa, diakses pada 29 Januari 2017

(7)

Page 6

kertas mengenai tata cara pengisian dokumen ekspor yang akurat dan lengkap

 Strategi promosi

Strategi ini meliputi partisipasi dalam pameran berskala internasional, menjalin kerjasama dengan peritel- peritel besar yang memiliki jaringan luas di negara-negara Uni Eropa, serta bekerja sama dengan ITPC setempat untuk membangun citra Indonesia yang positif.

 Strategi jaminan mutu produk

Sosialisasi berbagai hal yang terkait dengan standar dan implementasi budidaya, pengolahan dan perdagangan kertas, terutama yang terkait dengan masalah sertifikasi kayu dan menerapkan prinsip-prinsip perdagangan bebas, konsistensi mutu produk selalu terjaga sehingga dapat meningkatkan daya saing produk kertas Indonesia, mengingat konsumen Eropa sangat memperhatikan masalah kesehatan, kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.

(8)

Page 7 I. PENDAHULUAN

Kertas seperti yang kita kenal sekarang diciptakan oleh bangsa Cina dengan menggunakan serat dari pohon mulberry pada masa sekitar 105 sebelum masehi. Beberapa abad sebelumnya, bangsa Mesir menggunakan material yang mirip dengan kertas tebal terbuat dari tanaman papyrus. Sementara itu di India, pelat tembaga atau yang mereka sebut “tamrapatra” umum digunakan sebagai media penulisan. Di abad ke 8 Masehi, bangsa Arab mulai mengembangkan produksi kertas dari linen dan mendirikan pabrik kertas pada di kawasan yang saat ini menjadi kota Baghdad.

Pada awal abad ke 11, bangsa Jepang mulai membuat kertas untuk menulis dari sisa-sisa material kertas. Industri pembuatan kertas ini mulai merambah Eropa pada abad ke 15, berkat jasa seorang ahli percetakan dari Jerman yang bernama Johannes Gutenberg. Sebelumnya bangsa Eropa menggunakan kulit sapi untuk media penulisan. Industri ini mulai menjadi besar dan dikenal dunia pada abad ke 18 dimana kertas mulai diproduksi mengunakan serat katun. Kertas yang terbuat dari bubur kertas seperti yang kita kenal sekarang baru mulai dikembangkan pada akhir abad ke 19 di Amerika Utara4.

Saat ini industri kertas dan bubur kertas secara global diprediksi akan mencapai US$ 256 milyar pada tahun 2017 dan memperkerjakan sekitar 3.5 juta orang di seluruh dunia. Industri ini memproduksi berbagai jenis produk kertas komersial seperti kertas tisu, kertas mengkilap, kertas katalog, kertas gambar dan kertas printer. Kertas untuk amplop, kartu, majalah, koran dan tujuan lain juga merupakan produk turunan dari industri ini, seperti halnya kertas kardus atau karton yang biasa digunakan untuk pengemasan dan penyimpanan.

4All About the Pulp and Paper Industry, diakses pada 29 Januari 2017.

(9)

Page 8

Amerika Serikat, Kanada dan Swedia merupakan negara-negara yang saat ini mendominasi industri kertas. Akan tetapi, raksasa ekonomi Asia seperti Cina dan India juga mulai memberikan persaingan yang ketat. Selain itu negara-negara seperti Rusia dan Indonesia merupakan pemain besar untuk produk ini, diikuti oleh negara-negara seperti Jepang, Perancis, Jerman, Malaysia dan Korea Utara. Negara-negara tersebut melakukan impor dalam jumlah besar setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi di sektor domestik mereka, sekaligus memiliki nilai ekspor yang juga besar mengingat negara-negara tersebut memiliki ekonomi yang kuat, teknologi yang tepat, bahan baku yang melimpah dan keuntungan-keuntungan lainnya yang relevan5.

Selain itu, krisis ekonomi yang melanda kawasan Eropa, dan menurunnya perekonomian di Amerika Serikat membuat dominasi mereka bakal menurun. Kementerian Perindustrian meyakini bahwa Indonesia berpeluang mengambil alih pasar pulp dan kertas dunia dari tangan mereka. Karena di tengah kondisi menurunnya perekonomian mereka, industri pulp dan kertas Indonesia justru berkembang cukup pesat. Peluang Indonesia semakin besar lantaran negara-negara tersebut memiliki keterbatasan dalam mengembangkan bahan baku secara signifikan, akibat tingginya harga kayu dan energi. Sehingga, kecenderungan yang akan datang adalah berkurangnya dominasi mereka, yang kemudian akan bergeser ke Amerika Selatan dan Asia6.

52015 Annual Review of Pulp and Paper Statistics, diakses pada 29 Januari 2017

6Ekspor Pulp& Kertas Diprediksi Tumbuh 4%, diakses pada 29 Januari 2017.

(10)

Page 9 I.1 Pemilihan Produk

Produksi kertas global menunjukkan kenaikan pesat pada tahun 2014 lalu dan berhasil menembus rekor baru sejumlah 406.5 juta ton, meskipun adanya penurunan jumlah permintaan dari kawasan Amerika Utara dan Eropa akibat makin berkembangnya media digital. Dari jumlah ini, Cina merupakan negara yang memiliki tingkat produksi sekaligus memiliki tingkat permintaan yang tertinggi di dunia, dengan menguasai 25% dari pasar kertas global dalam hal tingkat permintaan atas produk ini, dan menguasai 26% dari total produksi global untuk produk ini. Sementara itu Amerika Serikat menduduki peringkat kedua7.

Di kawasan Uni Eropa, pasar untuk kertas dan produk-produk turunannya masih terus berkembang, dengan negara-negara berkembang sebagai pemasok utamanya. Ditengah maraknya perkembangan komunikasi digital yang semakin pesat, di saat bersamaan permintaan akan kertas juga turut meningkat seiring dengan meningkatnya minat terhadap produk-produk fair

trade dan berkelanjutan.

Impor negara-negara di kawasan Uni Eropa untuk produk kertas terus meningkat secara stabil di periode 2011-2015, dengan negara-negara berkembang sebagai pemasok utama produk tersebut. Negara-negara Eropa yang merupakan importir terbesar produk kertas adalah Inggris, Jerman dan Belanda. Permintaan negara-negara Uni Eropa terhadap produk kertas lebih besar dibandingkan kapasitas produksinya. Kebutuhan mereka akan impor produk kertas menjadikan kawasan ini sebagai kawasan tujuan ekspor yang potensial bagi produk kertas asal Indonesia.

Konsumsi terbesar negara Uni Eropa untuk produk kertas diraih oleh Inggris dengan nilai impor sebesar €111 juta, diikuti dengan Jerman dengan nilai impor sebesar €71 juta dan Belanda dengan nilai impor sebesar €35 juta.

7Global production of paper and board hit record levels in 2014, diakses pada 29 Januari 2017. http://www.wan-ifra.org/articles/2015/12/21/global-production-of-paper-and-board-hit-record-levels-in-2014

(11)

Page 10

Impor negara-negara Uni Eropa untuk produk kertas meningkat dari €317 juta di tahun 2011 menjadi €380 juta di tahun 2015, menghasilkan pertumbuhan tahunan sebesar 4.7%. di tahun-tahun yang akan datang diperkirakan nilai ini akan terus bertambah.

Negara-negara berkembang merupakan pemasok utama produk kertas ke kawasan Uni Eropa. Pada tahun 2015, pasokan dari negara-negara berkembang mencapai 47% dari nilai impor Uni Eropa untuk produk kertas, dengan nilai impor sebesar €180 juta. Nilai ini juga diprediksi akan terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Inggris dan Belanda merupakan dua negara pengimpor terbesar dari negara-negara berkembang dimana pasokan negara-negara berkembang untuk produk kertas mencapai 70-80%. Cina merupakan eksportir yang mendominasi untuk produk kertas ini dengan nilai pangsa pasar mencapai 42% di tahun 2015. Pemasok lain yang turut memiliki nilai ekspor signifikan ke kawasan ini adalah India, Indonesia, Nepal dan Thailand8.

Berdasarkan skema 1, Inggris merupakan negara importir produk kertas dari negara-negara berkembang terbesar di kawasan Uni Eropa dengan nilai impor sebesar kurang lebih €75 juta. Posisi kedua dan ketiga ditempati Jerman dan Belanda dengan nilai impor kurang lebih sebesar € 25 juta. Italia sendiri berada di posisi ke-5, setelah Perancis yang berada di posisi ke-4 dengan nilai impor masing-masing dibawah €25 juta.

8https://www.cbi.eu/market-information/home-decoration-textiles/handmade-paper-notebooks/ , diakses pada 29

(12)

Page 11 Skema 1. Negara-negara Uni Eropa Importir Terbesar Produk Kertas

Sumber : Trademap

Sementara itu, berdasarkan skema 2, Cina merupakan pemasok terbesar di dunia untuk produk kertas. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Jerman dan Perancis. Posisi ke-4 ditempati oleh Belanda, sedangkan Italia menyusul berada di posisi berikutnya yaitu di posisi ke-5.

Skema 2: Pemasok Utama Produk Kertas ke Pasar Dunia

Pasokan untuk produk kertas ke Italia sendiri lebih banyak di dominasi oleh negara-negara di kawasan Uni Eropa lainnya, seperti yang dapat dilihat pada skema 3 di bawah ini. Dalam skema 3, dapat terlihat bahwa Jerman merupakan pemasok terbesar untuk produk kertas ke Italia dengan nilai impor sebesar 20% dari total keseluruhan nilai impor Italia untuk produk

(13)

Page 12

tersebut. Berikutnya adalah Swedia di posisi kedua yang menguasai nilai impor sebesar 13%. Austria dan Belanda berada di posisi ke-3 dan ke-4 dengan nilai impor masing-masing sebesar 9% dan 7%, disusul dengan Perancis yang berada di posisi ke-5 dengan nilai impor sebesar 6%. Skema 3. Negara-negara Pengekspor Produk Kertas ke Italia

Meningkatnya konsumsi produk kertas dan turunannya di kalangan masyarakat di negara-negara Uni Eropa membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk kertasnya ke kawasan ini, terutama ke Italia. Mengingat masih belum dominannya ekspor negara-negara berkembang untuk produk kertas ke Italia, Indonesia berpeluang untuk menjadi salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat ekspor besar untuk produk kertas ke Italia.

Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa nilai impor kertas HS 4810 Italia terhadap produk kertas Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar US$ 3.35 juta di tahun 2015 atau turun sebesar 43.84% dibandingkan dengan nilai impor di tahun sebelumnya. Secara

(14)

Page 13

keseluruhan, nilai impor kertas HS 4810 Italia terhadap produk kertas Indonesia mencatat tren negatif sebesar 39.48% dari tahun 2011 – 2015. Oleh karena itu, penurunan yang sangat signifikan ini harus dapat dicarikan solusi yang optimal dan tepat sasaran sehingga nilai ekspor produk kertas Indonesia ke Italia dapat kembali meningkat.

Tabel 1. Kinerja Ekspor – Impor Italia terhadap Produk Kertas HS 4810 Indonesia

Italy-Indonesia Balance of Trade - HS 4810 Paper And Paperboard, Coated On One Or Both Sides

2011 - 2015

Value: Million USD

2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 Export 1.37 0.70 0.69 1.08 0.46 -16.16 -57.80 Import 27.97 12.64 10.10 5.91 3.32 -39.48 -43.84 Balance of Trade -26.60 -11.95 -9.40 -4.83 -2.86 Source: WTA/Istat

(15)

Page 14 I.2 Profil Geografi Italia

Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negara-negara Eropa Utara, negara-negara-negara-negara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk

dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorialyang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.

Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada akhir tahun 2015 mencapai € 44.700, Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.

Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia

(16)

Page 15

Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia. Pendapatan produk domestik brutto per orang di Lombardia rata-rata sebesar € 25,000

Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2015, populasi di Italia mencapai 60.674.003 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi

Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.

Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.

Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya

(17)

Page 16

terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.

Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.

Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.

(18)

Page 17 II.POTENSI PASAR PRODUK KERTASDI ITALIA

II.1 Ekspor Produk Kertas Italia ke Dunia

Secara umum, Italia mengalami penurunan ekspor untuk produk kertas HS 4810 berdasarkan Tabel 2. Kinerja ekspor produk kertas Italia cenderung stagnan, bahkan mencatatkan pertumbuhan negatif selama periode tahun 2011 – 2015 dengan rata – rata tren ekspor dari tahun 2011 – 2015 yang mengalami penurunan sebesar 5.28%. Nilai ekspor produk kertas pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 14.85% dibanding nilai ekspor produk kertas pada tahun 2014

Indonesia sendiri pada tahun 2009 lalu menempati urutan ke-9 produsen pulp dan kertas dunia. Posisi ini terus meningkat dan ditargetkan pada 2020, Indonesia dapat menduduki peringkat ke-5. Indonesia optimistis posisi tersebut dapat tercapai karena potensi bahan baku yang sangat besar. Pada tahun ini saja industri pulp dan kertas domestik berhasil memenuhi kebutuhan dalam negeri. 60% kebutuhan dalam negeri telah dapat dipenuhi dari industri domestik, sementara 40% untuk produk ekspor. Data Kemenperin menunjukkan Indonesia memiliki 12 produsen pulp berkapasitas produksi 7,9 juta ton per tahun. Adapun kapasitas produksi 79 industri kertas mencapai 12,99 juta ton per tahun. Kebutuhan pulp dalam negeri mencapai 7,3 juta ton per tahun, dan produk kertas 10,7 ton per tahun9.

9Perusahaan Kertas Indonesia dan “Raksasa” Eropa Sepakati Kerjasama, diakses pada 29 Januari 2017. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/04/26/o68orl299-perusahaan-kertas-indonesia-dan-raksasa-eropa-sepakati-kerja-sama

(19)

Page 18

Tabel 2. Kinerja Ekspor – Impor Italia ke Dunia terhadap Produk Kertas HS 4810

Italy-World Balance of Trade - HS 4810 Paper And Paperboard, Coated On One Or Both Sides 2011 - 2015

Value: Million USD

2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 Export 1812.54 1636.15 1631.77 1627.19 1385.47 -5.28 -14.85 Import 1286.86 1098.81 1076.00 1099.48 913.85 -6.61 -16.88 Balance of Trade 525.68 537.34 555.77 527.71 471.62 Source: WTA/Istat

Kinerja ekspor produk kertas Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat pada Tabel 3. Secara keseluruhan, Italia mengalami penurunan kinerja ekspor produk kertas ke dunia sebesar 14.85% pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2014.

Berdasarkan data tahun 2015 yang terdapat di Tabel 3 dapat dilihat bahwa Jerman menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 299 juta. Perancis berada di peringkat ke-2 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 175 juta, diikuti oleh Spanyol di peringkat ke-3 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 133 juta, Inggris di peringkat ke-4 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 92 juta, dan Turki di peringkat ke-5 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 66 juta. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-81 dimana total nilai ekspor produk kertas Italia ke Indonesia hanya sebesar US$ 456 ribu.

(20)

Page 19 Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk Kertas Italia ke Dunia

berdasarkan Negara Tujuan

Italy's Export Partners of HS 4810 Paper And Paperboard, Coated On One Or Both Sides 2011 - 2015

Value: Million USD

Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%)

11-15 Change (%) 15/14 -- World -- 1812.537872 1636.153791 1631.769314 1627.188967 1385.474373 -5.28 -14.85 1 Germany 272.632411 259.429115 267.175567 270.801765 229.924079 -2.93 -15.10 2 France 347.602133 282.584052 254.272096 249.246896 175.831918 -13.83 -29.45 3 Spain 167.798312 139.276233 160.616812 165.953985 133.944469 -2.72 -19.29 4 United Kingdom 114.03459 105.281297 102.810154 124.925762 92.201849 -2.51 -26.19 5 Turkey 51.99384 41.023248 46.712359 70.14196 66.463172 10.82 -5.24 6 United States 71.283279 67.385401 67.146149 59.070917 61.845103 -4.07 4.70 7 Poland 36.060831 45.454111 64.743462 54.973192 59.256271 12.56 7.79 8 Australia 75.539087 69.403408 55.892153 45.106237 35.276924 -17.75 -21.79 9 Austria 46.667725 36.021839 40.559171 36.872861 34.77916 -5.49 -5.68 10 Mexico 50.60394 51.892319 45.786286 33.538209 34.031209 -11.57 1.47 81 Indonesia 1.373213 0.697042 0.693618 1.081803 0.456516 -16.16 -57.80

II.2 Potensi Pasar Produk Kertasdi Italia

Kinerja impor Italia terhadap produk kertas HS 4810 dunia dapat dilihat pada Tabel 2 diatas dimana total nilai impor produk kertas adalah sebesar US$ 913 juta pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kinerja selama periode 2011 – 2015 mengalami penurunan sebesar 6.61%. Nilai impor produk kertas sejak tahun 2011 terus mengalami penurunan. Nilai terbesar adalah di tahun 2011, kemudian nilai tersebut cenderung stabil di periode-periode berikutnya di kisaran nilai US$ 1 milyar, sebelum akhirnya kembali mengalami penurunan di periode 2014-2015 dengan nilai kurang dari US$ 1 milyar untuk pertama kalinya selama periode 2011-2015, yaitu senilai US$ 913 juta. Penurunan nilai impor produk kertas pada tahun 2015 sebesar 16.88% apabila dibandingkan dengan data pada 2014.

Italia banyak mengimpor produk kertas dari negara – negara di kawasan Uni Eropa lainnya seperti Jerman, Swedia, Finlandia, Austria dan Perancis

(21)

Page 20

(data dapat dilihat pada Tabel 4). Jerman berada di peringkat ke-1 dengan menyumbang nilai impor sebesar US$ 213 juta dari total nilai impor pada tahun 2015. Swedia berada di peringkat ke-2 yang menyumbang sebesar US$ 172 juta dari total nilai impor pada tahun 2015, Finlandia berada di peringkat ke-3 yang menyumbang sebesar US$ 101 juta dari total nilai impor pada tahun 2015.

Dua negara Uni Eropa lainnya yaitu Austria dan Perancis berada di peringkat ke-4 dan ke-5 dengan nilai sebesar US$ 88 juta dan US$ 78 juta dari total nilai impor pada tahun 2015. Indonesia sendiri berada di peringkat ke-18 dengan nilai sebesar US$ 3.3 juta. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara produsen kertas terbesar di dunia, nilai ini seharusnya masih bisa ditingkatkan lagi.

Hal ini disebabkan Indonesia juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat konsumsi kertas terbesar, sehingga Indonesia juga harus dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri disamping meningkatkan kapasitas produksi untuk tujuan ekspor. Selain itu, banyaknya gangguan sosial, seperti klaim lahan yang tidak diselesaikan segera atau penyelesaian dengan kebijakan instan, selalu jadi hambatan. Artinya, industri kertas Indonesia selalu terkendala untuk menjadi pemain dunia. Industri pulp dan kertas memang terkait dengan hutan tanaman sebagai sumber bahan baku. Kalau lahan menjadi masalah dengan banyaknya gangguan sosial, itu merusak salah satu sumber keunggulan komparatif industri ini. Akibatnya, daya saing bisa rusak10.

Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk kertas dari Indonesia menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 43.84% selama periode 2014-2015. Hal ini cukup memperihatinkan mengingat pada tahun 2011, nilai impor Italia terhadap produk kertas asal Indonesia mencapai

10http://inatrims.kemendag.go.id/id/product/detail/produksi-dan-perdagangan-indonesia_210/?market=eu ,

(22)

Page 21

US$ 27 juta. Nilai tersebut terus mengalami penurunan yang cukup signifikan di periode tahun-tahun berikutnya sebelum akhirnya mencapai titik terendahnya di periode 2014-2015 dengan nilai impor sebesar US$ 3. 32 juta serta membukukan tren negatif sepanjang periode 2011-2015 sebesar 39.38%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat untuk meningkatkan ekspor produk kertas ke negara Italia.

Tabel 4. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Kertas Dunia (2011 – 2015)

Italy's Import Partners of HS 4810 Paper And Paperboard, Coated On One Or Both Sides 2011 - 2015

Value: Million USD

Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15 Change (%) 15/14 -- World -- 1286.85677 1098.812504 1076.001669 1099.475054 913.850768 -6.61 -16.88 1 Germany 305.414683 278.811468 259.051994 260.473359 213.601353 -7.53 -17.99 2 Sweden 177.823011 177.97605 184.908107 175.844862 172.059765 -0.78 -2.15 3 Finland 73.387987 81.369774 108.763213 126.013052 101.360014 11.44 -19.56 4 Austria 127.070303 120.113541 101.935217 99.247926 88.853012 -8.66 -10.47 5 France 160.607398 124.913935 98.844659 95.470184 78.224791 -15.70 -18.06 18 Indonesia 27.974489 12.643108 10.098407 5.912592 3.320581 -39.48 -43.84

Dalam hal kinerja ekspor produk kertas (HS 4810) ke Italia, Indonesia masih sangat tertinggal dari negara lainnya. Berdasarkan tabel 5, negara yang berada dalam peringkat 5 besar seluruhnya adalah negara-negara Uni Eropa yaitu Jerman di peringkat pertama dengan market share sebesar 23.37%, disusul oleh Swedia dengan market share 18.83%. Peringkat ketiga ditempati oleh Finlandia dengan nilai market share 11.09%, dan Austria serta Perancis di peringkat keempat dan kelima dengan nilai market share masing-masing sebesar 9.72% dan 8.56%. Indonesia sendiri yang berada di peringkat ke-18 hanya memiliki market share sebesar 0.36%.

(23)

Page 22 Tabel 5. Nilai Market Share Partner Impor Italia Untuk Produk HS 4810

Italy's TOP 10 Import Partners of HS 4810 Paper And Paperboard, Coated On One Or Both Sides

Rank Country Share (%)

2015 1 Germany 23.37 2 Sweden 18.83 3 Finland 11.09 4 Austria 9.72 5 France 8.56 6 Belgium 6.80 7 Slovenia 4.76 8 Switzerland 2.77 9 China 2.64 10 Spain 2.18 18 Indonesia 0.36 91.08 Others 8.92

II.3 Regulasi Produk Kertas di Italia

Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara

detail dapat disimak pada portal EU Help Desk

(http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada

kolom yang telah ditentukan.

Export Helpdesk EU sebagai layanan online yang disediakan oleh Komisi

Uni Eropa untuk mempermudah akses pasar bagi negara-negara berkembang, mengelompokkan ketentuan legal requirements yang harus dipenuhi untuk melakukan ekspor ke Uni Eropa yakni harus memenuhi standar keamanan dan material kimia berbahaya seperti tertuang dalam

(24)

Page 23

yang perlu diperhatikan adalah dalam pengemasan, pemberian merk dan

labeling yang diberlakukan oleh Uni Eropa.

REACH terdiri dari beberapa aspek yaitu:

1. Registration

Perusahaan memiliki kewajiban untuk mengumpulkan informasi mengenai: identitas substansi; bahan fisikokemikal; ekotoksisitas; degradai abiotik dan biotik; informasi pembuatan dan penggunaan beserta resikonya.

2. Evaluation

Informasi yang telah dikumpulkan oleh perusahaan akan dinilai kualitasnya dan diklarifikasi substansi yang beresiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

3. Authorization

Tahap ini adalah untuk menguji bahwa bahan-bahan yang beresiko dapat dikontrol atau diganti dengan alternatif yang lebih bisa diterima pasar Eropa. Substansi yang mendapat perhatian utama adalah:

- Substansi yang bersifat karsinogenik, mutagenik atau toksik untuk reproduksi.

- Substansi yang persisten, bioakumulatif dan toksik.

- Substansi yang secara bukti sains memiliki efek yang serius pada manusia dan lingkungan.

4. Chemical

Tahap ini adalah menguji bahan-bahan kimia yang digunakan dalam produksi apakah aman baik itu bagi lingkungan ataupun konsumen. Salah satunya adalah regulasi mengenai kayu. Di Uni Eropa, regulasi ini juga berlaku bagi produk kertas. Untuk dapat mengekspor produk kertas ke Uni Eropa, eksportir harus dapat membuktikan bahwa kayu yang digunakan

(25)

Page 24

dalam produk tersebut dipanen secara legal. Produk-produk dengan lisensi FLEGT dan CITES juga harus mematuhi regulasi ini

Konsumen Uni Eropa sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan dan aspek sosial dari produk-produk yang mereka konsumsi. Oleh karena itu eksportir harus dapat membuktikan bahwa produknya juga turut membantu kelestarian lingkungan dengan proses produksi yang sustainable (berkelanjutan). Salah satunya dengan mempraktekkan Fair Trade.

Berdasarkan informasi dari World Trade Organization (WTO), produk-produk bisa dikategorikan telah melakukan Fair Trade apabila telah menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut : menciptakan kesempatan bagi para petani/produsen kecil, memiliki transparansi dan akuntabilitas, menerapkan praktek-praktek perdagangan yang adil bagi semua pihak yang terlibat, melakukan pembayaran/pembelian dengan harga yang wajar, memastikan tidak ada pekerja ilegal atau pekerja anak dalam proses produksi, memiliki komitmen untuk tidak melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun, melakukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta kebasan berasosiasi.

Selain itu, prinsip-prinsip lain yang harus diterapkan adalah memastikan kondisi kerja yang memadai, mempromosikan praktek perdagangan Fair

Trade dan proses produksi serta praktek bisnisnya secara keseluruhan

harus memiliki respek terhadap lingkungan hidup.

Selain itu, untuk produk berbahan dasar kayu seperti produk kertas, diperlukan sertifikat lain seperti FSC (Forest Stewardship Council). Label FSC ini menjamin bahwa bahan dasar atau material dari produk kertas tersebut datang dari hutan yang dikelola secara lestari dan berkelanjutan.

(26)

Page 25 II.4 Saluran Distribusi Produk Kertas di Italia

Di pasar Eropa, produk kertas biasanya dijual melalui peritel khusus untuk produk-produk kertas, peritel besar dan departement stores. Produk kertas yang sudah berbentuk notebook dan sebagainya dapat juga dijual melalui toko-toko buku dan alat tulis atau peritel untuk produk-produk gaya hidup.

Salah satu saluran distribusi yang patut diperhitungkan saat ini adalah kerjasama untuk melakukan penjualan online melalui e-commerce. Pemasaran online bisa membantu eksportir untuk menjangkau target pasar yang lebih luas, dimana konsumen dapat melakukan riset produk dan melakukan pembelian secara online. Kemudahan bagi konsumen untuk dapat menjangkau produk mereka membuat peritel seringkali mengkombinasikan saluran online dan offline untuk memasarkan produknya. Cara penjualan seperti ini sangat sesuai bagi eksportir produk kertas dalam bentuk lebih spesifik seperti notebook buatan tangan, yang terbuat dari kertas daur ulang dan sebagainya

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti pameran perdagangan Eropa, yang sangat berguna untuk menemukan partner dagang. Eksportir dapat bekerja sama dengan partner dagang mereka yang akan bertindak sebagai importir bagi produk mereka.

Beberapa pameran perdagangan terbesar di Eropa antara lain ; Trade fairs Paperworld, Frankfurt, January/February Christmas World, Frankfurt, January Maison et Objet, Paris, January and September Ambiente, Frankfurt, February Toy Fair, School Articles, Stationery, Creative Design section, Nuremberg, January/February.

Berdasarkan Skema 4, eksportir produk kertas dari negara berkembang dapat memasok produknya ke importir, atau langsung ke distributor di Italia yang akan memasarkan produknya ke retail untuk dapat dijangkau konsumen. Namun visibilitas produk bagi mayoritas konsumen masih

(27)

Page 26

dipengaruhi oleh para pengecer modern seperti Esselunga, Auchan, IperCoop, Mondadori, La Fretenelli dan sebagainya.

Pengecer modern memiliki keunggulan kompetitif yang kuat pada tingkat harga karena mereka mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi saat bernegosiasi dengan produsen. Pengecer modern umumnya juga memiliki

private label sehingga produk kertas Indonesia juga bisa dipasarkan tanpa

merek dan menjadi pemasok produk kertas bagi private label pengecer modern. Produsen dan eksportir produk kertas dan turunannnya dari Indonesia yang ingin memasarkan produknya ke Italia juga dapat menghubungi perusahaan importir di Italia.

Para importir ini biasanya sudah memiliki lisensi khusus untuk memasarkan produk di Eropa. Mereka ada yang berperan khusus sebagai importir saja, namun ada juga yang berperan sebagai importir dan sekaligus sebagai distributor. Importir maupun importir/distributor tersebut kemudian akan memasarkan produknya ke konsumen melalui toko-toko retail fisik maupun retail online yang kini banyak terdapat di Eropa. Untuk produk-produk baru, para importir biasanya akan melakukan trial order dengan kuantitas lebih sedikit dengan pengiriman melalui kargo udara langsung ke Italia

(28)

Page 27 Skema4. Jalur Distribusi Produk Kertas ke Italia

Sumber: CBI

II.5 Hambatan dan Tantangan

Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk beras dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Hambatan dan Tantangan yang Kemungkinan Dihadapi oleh Eksportir Produk Beras Indonesia

No Kategori Deskripsi Hambatan dan Tantangan

1 Produksi Industri kertas dan bubur kertas diatur oleh regulasi lingkungan dunia, mengingat industri ini memiliki ancaman besar terhadap kelestarian lingkungan antara lain penggundulan hutan dan polusi air terkait dengan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kertas serta penggunaan air yang sangat besar. Tingkat kecelakaan kerja di Industri ini juga terbilang tinggi. Masalah lingkungan dan ketenagakerjaan yang timbul selama proses produksi dapat menghambat

(29)

Page 28

No Kategori Deskripsi Hambatan dan Tantangan

kapasitas produksi produk dan mempengaruhi nilai ekspor.

2 Produk 1. Pembangunan HTI (hutan tanaman industri) pulp dan

kertas masih berjalan lambat

2. Banyaknya gangguan sosial, seperti klaim lahan yang tidak diselesaikan segera atau penyelesaian dengan kebijakan instan yang berpotensi untuk menjadi hambatan

3. Masih maraknya praktek-praktek illegal logging dan proses produksi yang belum sesuai standar pelestarian lingkungan dan proses produksi yang berkelanjutan.

3 Pasar 1. Mewaspadai kebijakan trade remedy dari Uni Eropa

yang berpotensi menghambat laju impor semua negara di Uni Eropa melalui tindakan antidumping dan antisubsidi sehingga dapat mempengaruhi arus ekspor produk kertas Indonesia ke kawasan tersebut

2. Turunnya permintaan akan produk kertas akibat semakin pesatnya perkembangan industri digital di kawasan Uni Eropa.

4 Regulasi 1. Tingginya beban biaya inspeksi impor limbah, yang mesti ditanggung para pelaku industri

2. Proses verifikasi terhadap impor limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun yang masih rumit

3. Pemerintah perlu lebih memerhatikan seluruh aspek yang berkaitan dengan ketentuan standar legalitas kayu sebagai bahan baku dasar pembuatan produk kertas

4. Membatasi arus impor untuk produk sejenis untuk melindungi industri kertas dalam negeri

5 Komunikasi Para pembeli dari Uni Eropa umumnya tidak hanya tertarik dengan eksportir yang mengandalkan produk dan profil perusahaannya saja melainkan juga kondisi

(30)

Page 29

No Kategori Deskripsi Hambatan dan Tantangan

perekonomian negara eksportir dan kesejahteraan para produsen produk tersebut. Reputasi dari negara eksportir juga dapat memberikan pengaruh terhadap pembeli misalnya dalam hal kualitas dari barang yang dibeli. Apabila kualitasnya tidak bagus, menggunakan bahan berbahaya dalam proses produksinya, serta penggunaan lahan yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan bisa mempengaruhi finalisasi kontrak akhir.

III PELUANG DAN STRATEGI III.1 Peluang

Saat ini di Italia, tingkat permintaan akan produk kertas meningkat pesat, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun kebutuhan ekspor. Industri kertas dan pulp di Italia mengalami kenaikan nilai produksi sebanyak 3.4% menjadi senilai € 2.4 milyar di tahun 2015, dimana nilai impor dan ekspornya meningkat sebanyak sekitar 18% dan 22%. Sementara itu tingkat konsumsi produk kertas di Italia pada tahun 2015 mencapai nilai € 3.8 milyar, yaitu meningkat sebesar 8.3% dibandingkan tingkat konsumsinya pada tahun lalu.

Salah satu sektor yang paling berkembang dalam industri kertas Italia adalah kertas tissue. Italia merupakan salah satu produsen terbesar di kawasan Uni Eropa untuk segmen ini, dengan membukukan nilai pangsa pasar sebesar 20% dari keseluruhan nilai total produksi, hanya tertinggal dengan selisih yang tipis dari Jerman yang berada di peringkat pertama dengan nilai pangsa pasar sebesar 20.5%11.

11Italy’s Paper and Board Industry Back on Growth Track in 2015, diakses pada 29 Januari 2017,

http://www.euwid-paper.com/news/singlenews/Artikel/assocarta-reports-italys-paper-and-board-industry-back-on-growth-track-in-2015.html

(31)

Page 30

Meskipun di tahun 2015 Italia memproduksi sebesar 1.4 juta ton kertas toilet, nilai konsumsi produk turunan kertas ini juga terus bertambah, yaitu meningkat sebanyak 1.2% menjadi sebesar 680 ribu ton. Selain produk kertas berupa kertas tissue, produk-produk kertas yang mendukung tren produksi yang berkelanjutan seperti produk-produk yang terbuat dari kertas atau karton hasil daur ulang juga sangat digemari di Uni Eropa, tidak terkecuali di Italia.

Contohnya adalah buku saku atau barang-barang untuk mendekorasi rumah yang terbuat dari kertas daur ulang, limbah kertas rumah tangga, dan produk-produk yang mengadopsi praktek-praktek perdagangan bebas dengan menggunakan teknis produksi yang berkelanjutan seperti proses pemutihan yang bebas klorin dan sebagainya.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peluang untuk melakukan ekspor produk kertas, terutama untuk jenis produk-produk kertas yang lebih spesifik yang disebutkan diatas yaitu jenis yang memiliki tingkat permintaan tinggi, ke negara-negara Uni Eropa masih terbuka lebar, dengan melakukan berbagai strategi yang sesuai, yang akan dibahas berikutnya.

Indonesia adalah salah satu negara yang mulai menegosiasikan FLEGT-

VPA dengan Uni Eropa. FLEGT- VPA adalah inisiatif yang bertujuan untuk

memverifikasi bahwa kayu yang diekspor ke Uni Eropa telah dipanen secara sah.Produsen kertas berharap pemerintah membuat kebijakan yang kuat untuk meredam gempuran produk impor. Pengenaan instrumen perdagangan, baik tarif dan non tarif, bila perlu harus diterapkan untuk menjaga daya saing industri yang menyerap ratusan ribu tenaga kerja ini.

(32)

Page 31 III.2 Strategi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut:

Tabel 8. Strategi Peningkatan Ekspor Produk Beras ke Italia

No Strategi Deskripsi Outcome

1 Strategi Produksi Menyediakan tambahan pembangunan hutan tanaman industri (HTI) seluas 1,5 juta hektar yang akan menjamin tersedianya bahan baku kayu guna mewujudkan target produksi dan lebih memerhatikan ketentuan standar legalitas kayu (SLVK) dan FLEGT para eksportir produk kertas

Produktivitas meningkat sehingga eksportir dapat memasok produk kertas dalam kuantitas yang lebih besar lagi ke Uni Eropa.

2 Strategi Produk Menerapkan kebijakan Ecolabelling dengan mengharuskan pabrik pulp yang beroperasi

sesudah tahun 1990 untuk menggunakan minimal ECF (Elementally Clorine Free) untuk proses pemutihannya,

melarang industri menggunakan proses sulfit, melarang penggunaan proses merkuri pada CAP ( Chlor Alkali Plant) dan mengharuskan

penggunaan proses alkalin yang lebih ramah lingkungan untuk

proses pembuatan kertas dan penerapan

cleaner production

pada industri pulp dan kertas

Produk kertas terutama jenis-jenis yang

memiliki tingkat

permintaan yang tinggi dapat terus di ekspor ke pasar Uni Eropa khususnya Italia karena sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku terutama yang termasuk di dalam persyaratan REACH

3 Strategi Pemasaran

Mewaspadai kebijakan trade remedy dari Uni Eropa yang berpotensi menghambat laju impor semua negara di Uni Eropa melalui tindakan

antidumping dan antisubsidi.

Eksportir akan

memperoleh kepastian harga kertas yang diperdagangkan.

(33)

Page 32

No Strategi Deskripsi Outcome

Memberikan seminar kepada eksportir kertas mengenai tata cara

pengisian dokumen ekspor yang akurat dan lengkap.

Pembeli Uni Eropa akan semakin percaya dengan eksportir Indonesia yang dapat berdampak pada meningkatnya kuantitas pembelian kertas. 4 Strategi Promosi Melakukan promosi yang

lebih gencar ke negara-negara Uni Eropa dengan cara berpartisipasi dalam pameran perdagangan internasional dan menjalin kerjasama dengan peritel-peritel besar yang memiliki jaringan luas di Eropa sehingga produk kertas Indonesia bisa dipasarkan di jaringan ritel mereka dan dapat dikenal di kalangan yang lebih luas

Meningkatnya impor kertas, dari Indonesia ke Italia dan negara-negara Eropa lain yang memiliki konsumsi besar terhadap produk kertas dan produk-produk turunannya seperti tissue toilet, buku saku dan sebagainya.

Bekerjasama dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) setempat untuk membangun citra Indonesia yang positif bagi negara Uni Eropa

khususnya Italia.

Meningkatnya impor kertas dari Indonesia akibat citra positif yang dimiliki oleh Indonesia.

5 Strategi Jaminan Mutu Produk

Sosialisasi berbagai hal yang terkait dengan standar dan implementasi budidaya, pengolahan dan perdagangan kertas, terutama yang terkait dengan masalah sertifikasi kayu dan menerapkan prinsip-prinsip

perdagangan bebas sehingga konsistensi mutu produk selalu terjaga, mengingat konsumen Eropa sangat

memperhatikan masalah kesehatan, kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial. Selain sosialisasi, pemerintah perlu memfasilitasi

produsen dan pengekspor kertas dengan penyediaan informasi pasar dan

fasilitas pendukung lainnya

Meningkatnya daya saing produk kertas Indonesia. Pembeli Uni Eropa akan semakin puas dengan kualitas kertas Indonesia yang konsisten dan terjaga mutunya, serta diproduksi dengan mengikuti semua syarat dan ketentuan yang berlaku dalam menjaga kelestarian lingkungan , serta memiliki

sertifikasi- sertifikasi yang dibutuhkan sehingga permintaan akan kertas Indonesia meningkat dan pada akhirnya akan

meningkatkan volume ekspor produk kertas Indonesia ke Uni Eropa

(34)

Page 33 IV. INFORMASI PENTING

4. 1 Major player di Italia

1. ITALIAN PULP AND PAPER INDUSTRY ASSOCARTA

Website : www.assocarta.it

2. Associazione Tecnica Italiana per la Cellulosa e la Carta (ATICELCA)

Website: www.aticelca.it

3. Confederation of European Paper Industries (CEPI) Website: www.cepi.org

4. 2 Alamat dan Website Penting

1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia.

2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association

Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend.

Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.

Email: luigicarlo.gastel@pirelli.com. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President)

3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.

4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910

5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian perdagangan Italiahttp://www.mincomes.it/. atau http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm

(35)

Page 34

6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro

Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail:

mailto:info@euromonitor.comhttp://www.euromonitor.com

7. International Chamber of Commerce. E-mail:

mailto:webmaster@iccwbo.org. http://www.iccwbo.org

8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO

E-mail: mailto:tirc@intracen.org. http://www.intracen.org

9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef)

10. Website tentang Informasi terbaru mengenai pameran perdagangan Internasional Miller Freeman at:

http://www.dotfood.com/schedule/index.htm

11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia

ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 59921 Telefax: (39) 6-59926900

12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat danItalian National

Statistics (http://www.istat.it).

V. REFERENSI

1. Analisis Potensi Indonesia dalam Perdagangan Kertas Dunia, Ir. Tjahya Widayanti, MSc.Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3)Kementerian Perdagangan RI,

diakses pada 28 Januari 2017

http://www.karebamalaqbi.com/analisis-potensi-indonesia-dalam-perdagangan-kertas-dunia/

2. Menyalip Skandinavia di Pasar Bubur Kertas, diakses pada 29 Januari 2017 http://www.kemenperin.go.id/artikel/3448/Menyalip-Skandinavia-di-Pasar-Bubur-Kertas

3. Indonesia Sepakati Peningkatan Pasar Kertas ke Eropa, diakses pada 29 Januari 2017,

http://bisnis.liputan6.com/read/2488388/indonesia-sepakati-peningkatan-pasar-kertas-ke-eropa

(36)

Page 35

4. All About the Pulp and Paper Industry, diakses pada 29 Januari 2017. http://www.worldatlas.com/articles/all-about-the-pulp-and-paper-industry.html

5. 2015 Annual Review of Pulp and Paper Statistics, diakses pada 29 Januari 2017

6. Ekspor Pulp& Kertas Diprediksi Tumbuh 4%, diakses pada 29 Januari 2017. http://www.kemenperin.go.id/artikel/3433/Ekspor-pulp-&-kertas-diprediksi-tumbuh-4

7. Global production of paper and board hit record levels in 2014, diakses pada 29 Januari 2017.

http://www.wan- ifra.org/articles/2015/12/21/global-production-of-paper-and-board-hit-record-levels-in-2014

8.

https://www.cbi.eu/market-information/home-decoration-textiles/handmade-paper-notebooks/ , diakses pada 29 Januari

2017

9. Perusahaan Kertas Indonesia dan “Raksasa” Eropa Sepakati Kerjasama, diakses pada 29 Januari 2017.

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/04/26/o68orl29 9-perusahaan-kertas-indonesia-dan-raksasa-eropa-sepakati-kerja-sama

10.

http://inatrims.kemendag.go.id/id/product/detail/produksi-dan-perdagangan-indonesia_210/?market=eu, diakses pada 29 Januari

2017

11. Italy’s Paper and Board Industry Back on Growth Track in 2015,

diakses pada 29 Januari 2017, http://www.euwid- paper.com/news/singlenews/Artikel/assocarta-reports-italys-paper-and-board-industry-back-on-growth-track-in-2015.html

Gambar

Tabel 2. Kinerja Ekspor – Impor Italia ke Dunia terhadap Produk Kertas HS  4810
Tabel 4. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Kertas  Dunia           (2011 – 2015)
Tabel 7. Hambatan dan Tantangan yang Kemungkinan Dihadapi oleh  Eksportir Produk Beras Indonesia
Tabel 8. Strategi Peningkatan Ekspor Produk Beras ke Italia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana strategi teks pemunculan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dalam rubrik “Nah Ini Dia” yang ada pada

 GERD : gejala atau komplikasi akibat GER  Regurgitasi : pengeluaran isi lambung yang. refluks ke orofaring dan mulut tanpa disertai

Penggunaan bahan matrik Methocel K4M CR ® , NaHCO3, dan Ethocel ® dalam model optimasi SLD untuk mendapatkan formula optimum tablet floating aspirin belum pernah

HAMKA WILAYAH KOTA

Gambar 4.27 Soal latihan siswa konsep perbesaran bayangan pada

Game juga menyediakan goals(tujuan) untuk pengguna, sehingga pengguna mempunyai tujuan dalam memainkan game tersebut, jika game tidak mempunyai goals mungkin pengguna akan

Saran yang dapat peneliti berikan adalah pengambilan darah vena sebaiknya melalui vena ekor untuk meminimalkan terjadinya stress pada tikus, digunakan kadar minyak jelantah

Setelah pemberian jus mentimun dan tomat selama 7 hari, pada hari ke-8 dilakukan pengambilan darah post-test pada kelompok kontrol dan perlakuan untuk mengetahui kadar glukosa