DAFTAR PUSTAKA
Arturo A. Gomez, 1995. Prosedur Statitik Untuk Penelitian Pertanian.
Ames GR dan Matthews WSA. 1968. The Destilation Of Essential Oil, Trop. Sci. New York: Van Nostrand Company Inc.
Balai Karantina Pertanian Jakarta. 1994. Hasil Pemantauan Daerah Sebar Hama Lalat Buah berikut tanaman inangnya. Seminar Nasional Hasil Pemantauan Hama Lalat Buah. 10-11 Februari 1994.
Bangun M.K. 1981. Rancangan Percobaan Bagian I, Bagian Biometri. Universitas Sumatera Utara Medan : Fakultas Pertanian.
Departement of Agriculture and Food, state of Western Australia, 2006. Fly be free and reduce your population. 24 Agustus 2006.
Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. 27p.Anonim. 2003. Kumpulan Kliping Jambu Biji: Jenis dan Manfaat Budidaya Panen dan Pasca Panen.
Djojosumarto, P.2008. Pestisida dan Aplikasinya. P.T Agromedia Pustaka, Jakarta. Hal 40-42
Espinoza, H.R,A. Cibras,W. Martinez, O. Flores and J.A Morales. 2007. Evaluation of Female Fruit Fly Attractans in Honduras. Proc. Of a Final Research Coord. Meeting. FAO and IAEA (Int. Atomic Energy Agency).
[FAO] Food and Agriculture Organization of the united Nations. 1995. Planning for Sustainable Use of Land Resources. Towards a New Approach. FAO Land and Water Bulletin. FAO, Rome.
Goh, S.H. Yong, H.S. Chuah, C.H Jantan.I. and Ooi, K.E (1992) Cures and Lures From Forest Plant.
Heyne K.1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Ketaren S dan Djatmiko B. 1978. Metil Eugenol Bersumber dari Daun, Bunga, dan Buah. IPB Bogor : Departemen Teknologi Hasil Pertanian.
Kardinan A dan Putra NS. 1997. Lalat Buah dan pengendaliannya. J Bul. Littro 7 : 44-51.
Kardinan A dan Iskandar M. 2000. Kemampuan atraktan nabati Selasih dan Melaleuca dalam memerangkap Lalat Buah pada Jambu Batu, Belimbing dan Cabai Merah. J Penelitian Pertanian 19 (2) : hal 50-52.
Kabupaten Bogor, 2006. Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bogor.
Kardinan, A 2005. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Kardinan, A. 1999. Prospek Minyak Daun Melaleuca bracteata Sebagai
Pengendali Populasi Hama Lalat Buah (Bractrocera dorsalis) Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 18 (1): 10-17
Kardinan, A dan Ria A. 2000. Perangkap Alami Lalat Buah dengan Bakteri. Munasinghe, M.1993. Environmental Economics and Sustainable Development.
Word Bank Environment Paper Number 3. The World Bank. Washington, DC, USA.
Mindriani. S, 2000. Kimia Lingkungan. Institut Teknologi Bandung.
Mattjik, A.A dan I.M.Sumertajaya, 2006. Perancangan Percobaan, denagan Aplikasi SAS dan Minitab. IPBPRESS. hal 100-106
Nishida, R.1999. Pheromone communication in the oriental fruit moth and oriental fruit fly. Proc. Int. Sym. Insect pest control with Pheromone, pp.102-113,oct. 18-19
Nishida, R, K.H. Tan, S.L. Wee, A.K.W. Hee and Y.C Toong .2004 Phenylpropanoid in thr Fragrance of Fruit Fly Orchid, Bulbopylum cheiri anf Their Relationship Pollinattor to the Bactrocera Papaye. Journ. Biochemical Systematic and Ecology,32 (4): 245-252.
Rusli, S. 1977. Konstruksi Unit Penyulingan Sereh Wangi, Sereh Dapur Dan Cengkeh. Sumatera Utara : Lembaga Penelitian Tanaman Industri. Rukmana, 1999. Teknik Memproduksi Bibit Unggulan Buah-buahan. Yogyakarta. Ros, J.P and Castillo. 2007. Developmentof Traps and Killing Agents to Improve
the Mass Trapping Technique Againts Fruit Flies Ministry of Science and Tecnology, Inst. Nal. Investigaciones, Madrid. 8 pp.
Satyadiwiria,Y. 1979. Pembuatan Minyak Atsiri. Medan : Dinas Pertanian. Sinukaban, N. 1994. Membangun Pertanian Menjadi Industri yang Lestari dengan
Pertanian Konservasi. Orasi Ilmiah Guru Besar Ilmu Konservasi Tanah dan Air. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Supriyatin dan Marwoto, 2000. Efektivitas Beberapa Bahan Nabati terhadap Hama Perusak Daun Kedelai. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Hayati Pada Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. PPTP. Malang.458p.
Sentosa, G. 2004. Pengaruh lama penyulingan terhadap rendemen dan mutu minyak atsiri daun Sereh Wangi Sumatera Utara : Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Sodiq, M. 2004. Kehidupan lalat buah pada tanaman sayuran dan buah-buahan. Pros Lokakarya masalah kritis pengendalian layu pisang, nematoda sista kuning pada kentang dan lalat buah. Puslitbang Holtikultura. Jakarta, hortikultura Vol. 5 : 13-20.
Srikandi , F. 2004. Polusi Air dan Udara. Karnisius Yogyakarta.
Santikawati, I. 2007. Pengaruh campuran minyak Melaleuca bracteata dengan Cinnamomum Zeylanicum atau Myristica fragans Terhadap Tangkapan Lalat Buah (Bactocera spp) Pada Pertanaman Jambu biji. Universitas Padjajaran, Fakultas, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Bandung, hal 50-60
Sutjipto, S. Prastowo dan M.W jadmiko. 2008. Keandalan Minyak Selasih sebagai Pengendali Lalat Buah Pada Tanaman Cabai Merah. Artikel Ilmiah, Fakultas Pertanian Universitas Jember.hal 11-15
Tan, K.H, R.2002. Floral Synomone of a Wild Orchid Bulbophyllum cheiri, Lures Bactrocera Fruit Flies of Pollination. Journ of Chemical Ecology. XXVIII (6) : 1161-1172.
Untung, K.2007. Kebijakan Perlindungan Tanaman. Universitas Gajah Mada Press Yogyakarta, hal 50-56
University of California, Cooperative Extension, Ventura County. 2002.A Research Summary of Mediterranen Fruit fly-Citrus, Ventura County-USA.
Parimin, S.P, 2005. Jambu Bij Budi Daya dan Pemanfaatannya, Penebar Swadaya Jakarta.
Vassieres.J.F.S.2009. Correlation of Fruit Fly (Diptera: Tephritidae) Infestation of Mango Cultivar in Borgou (Benin) With Abiotic and Biotic Factors and Assesment of Damage, jorn, Crop Protection, 28 (4) : 314-318. Weizierl, R.T. Henn and P.G. Kohler. 2000. Insect Attractans and Traps. Agric
Entomology, Univ. Of Linois-USA. 17 pp.
Warthen, J.R 2002. Volatile Potensial Attractants from Coffe Fruit for Fruit Fly. USDA Subtropical Agriculture Research, Weslaco, USA.
www.pdpersi.co.id,2006. Pesticide. CyberMED:HEALTHNEWS. 14 Maret 2006.
Lampiran 1 .Data curah hujan, temperature dan kelembaban di kecamatan Tanah Sareal, Bogor selama penelitian.
Tanggal Suhu
Rata-rata (0C)
Maximum
(0C) Minimum (0C) Kelembaban Rata-rata (%)
Maximum
(%) Minimum (%) Curah Hujan (mm) 26-2-09 27,1 29,3 21,1 76 81 75 - 27-2-09 27,2 29,2 21,3 76 81 75 - 28-2-09 27,3 29,4 22,6 77 82 76 1-3-09 27,3 29,5 22,8 77 82 76 4,1 2-3-09 28,1 30,3 22,1 79 85 77 3,9 3-3-09 27,5 30,1 21,4 81 89 77 - 4-3-09 29,2 31,3 21,2 83 89 82 - 5-3-09 27,9 32,3 21,6 86 88 82 0,5 6-3-09 28,0 32,3 21,6 84 89 81 15,5 7-3-09 27,4 32,2 21,1 86 89 82 - 8-3-09 28,5 34,3 21,2 85 89 80 - 9-3-09 27,8 32,3 20,6 82 87 80 - 10-3-09 27,2 33,3 20,5 85 89 92 45 11-3-09 28,5 31,3 21,3 81 89 79 46,5 12-3-09 27,3 32,3 22,6 81 89 80 13,8 13-3-09 27,9 32,3 22,7 80 85 79 5 14-3-09 27,9 30,5 21,3 80 86 77 1,4 15-3-09 27,3 30,7 21,2 79 85 77 40,5 16-3-09 27,5 30,8 21,6 79 85 77 1 17-3-09 28,0 31,5 21,2 81 87 77 - 18-3-09 28,7 31,2 22,4 83 89 75 - 19-3-09 28,8 30,5 21,4 83 86 74 - 20-3-09 28,2 30,8 21,6 81 89 77 - 21-3-09 28,4 31,6 21,7 81 89 77 - 22-3-09 29,0 31,0 21,8 82 82 79 - 23-3-09 27,3 29,5 22,8 83 87 77 65,5 24-3-09 28,4 30,5 22,1 82 86 79 3 25-3-09 27,5 30,4 21,4 81 89 77 1,5
Lampiran 2. Gambar penelitian di lapangan
Gambar. 1 Persiapan menanam selasih Gambar. 2 Penanaman selasih
Gambar. 3 Tanaman selasih siap panen Gambar.4 Jenis selasih yg ditanam
Gambar. 5 Pemanenan selasih Gambar.6 Atraktan nabati yg dijual dipasaran
Lampiran 3. Gambar penelitian untuk destilasi dan persiapan trapping
Gambar.7 Alat Penyulingan Gambar. 8 Kondensor
Gambar 8. Ketel Pemanas Gambar.9 Hasil penyulingan tanaman selasih
Lampiran 4. Aplikasi di lapangan selama penelitian
Gambar.12 Lokasi Penelitian di kebun Gambar. 13 Pemasangan Perangkap jambu biji
Gambar. 14 Perangkap Lalat Buah Gambar .15 Pengamatan lalat Buah
Gambar 16. Pemilihan Spesies Lalat Gambar. 17 Banyaknya Lalat yang masuk perangkap
Lampiran 5. Lalat buah terperangkap dan kerusakan jambu biji
Gambar. 18 Jenis lalat jantan B. umbrosis Gambar. 19 Jenis lalat betina jenis B. dorsalis
Gambar. 20 Jambu biji yang terserang Gambar. 21 Jambu biji busuk akibat terserang lalat buah
Lampiran 6 . Pengamatan Lalat buah minggu ke-1
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4
Dorsalis Umbrosis Dorsalis Umbrosis Dorsalis umbrosis dorsalis umbrosis Akar 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Batang 1 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 2 ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Daun 1 25 10 15 5 10 5 6 4 2 10 2 8 2 6 2 5 ‐ 3 14 8 10 4 6 ‐ 4 ‐ 4 12 3 12 2 10 ‐ 5 ‐ Bunga 1 6 2 4 1 5 ‐ 2 ‐ 2 4 7 4 3 ‐ ‐ ‐ ‐ 3 6 2 5 ‐ 1 ‐ ‐ ‐ 4 5 3 3 1 ‐ ‐ ‐ ‐ Hogy 1 4 2 3 2 3 ‐ ‐ ‐ 2 3 2 3 2 2 1 1 ‐ 3 8 3 6 1 5 2 ‐ 4 9 1 7 1 5 2 3 ‐
Lampiran 7. Perhitungan Jumlah lalat terperangkap dari asal tanaman dan lamanya penyulingan pada minggu 1
Uji Lanjut Duncan
Asal Tanaman Uji Taraf nyata 5%
Akar 2b Batang 2.2b Daun 12.813a Bunga 5.818ab Hogy 5.4ab
Lampiran 8. Perhitungan lalat buah yang terperangkap dari asal tanaman dan spesies lalat buah pada minggu 1
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 4 1.99319099 0.49829775 4.01 3.01 4.77 0.0193 species 1 0.947642 0.947642 7.63 4.49 8.53 0.0139 asal*species 2 0.49215822 0.24607911 1.98 3.63 6.23 0.1703 Galat 16 1.98685842 0.12417865 Total Terkoreksi 23 5.49792762 Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitu ng F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 4 1.77986569 0.44496642 8.41 2.69 4.02 0.0001 lama 3 0.02554222 0.00851407 0.16 2.92 4.51 0.9218 asal*lama 9 0.54733677 0.0608152 1.15 2.21 3.07 0.3602 Galat 31 1.64069967 0.0529258 Total Terkoreksi 47 4.21169948
Uji Lanjut Duncan
Asal Tanaman Uji Taraf nyata 5%
Akar 2b Batang 5.5b
Daun 25.875a Bunga 10.333ab
Hogy 11.571ab
Lampiran 9. Interaksi asal tanaman dan lamanya penyulingan
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P Perlakuan 15 2.15068196 0.1433788 9.03 2.23 3.15 <.0001 Galat 19 0.30160958 0.01587419 Total Terkoreksi 34 2.45229154
Uji Lanjut Duncan
Interaksi Uji Taraf nyata 5% Daun3 14.5a Daun1 9ab Daun2 6.25bc Hogy1 2.75cd Bunga2 2.67cd Hogy2 2.5cd Bunga1 2.5cd Batang4 2cd Bunga4 2cd Daun4 2cd Batang1 2cd Hogy4 2cd Hogy3 2cd Batang2 1d Akar3 1d Bunga3 1d
Lampiran 10. Pengamatan Lalat buah minggu ke-2 Perlakuan Ulangan 1 2 3 4
Dorsalis Umbrosis Dorsalis Umbrosis Dorsalis umbrosis dorsalis umbrosis
Akar 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Batang 1 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Daun 1 8 2 5 4 7 1 ‐ ‐ 2 10 3 4 ‐ 3 ‐ 5 ‐ 3 16 1 10 3 13 2 11 2 4 2 ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Bunga 1 2 1 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ 2 3 1 2 1 ‐ 1 ‐ ‐ 3 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Hogy 1 2 1 4 ‐ 3 ‐ 1 ‐ 2 2 1 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 1 2 1 1 1 ‐ ‐ ‐ 4 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Lampiran 11. Perhitungan Jumlah lalat terperangkap dari asal tanaman dan lamanya penyulingan pada minggu ke-2
Lampiran. 12 Interaksi asal tanaman dengan lamanya penyulingan
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P Perlakuan 15 2.15068196 0.1433788 9.03 2.23 3.15 <.0001 Galat 19 0.30160958 0.01587419 Total Terkoreksi 34 2.45229154
Uji Lanjut Duncan
Interaksi Uji Taraf nyata 5%
Daun3 14.5a Daun1 9ab Daun2 6.25bc Hogy1 2.75cd Bunga2 2.67cd Hogy2 2.5cd Bunga1 2.5cd Batang4 2cd Bunga4 2cd Daun4 2cd Batang1 2cd Hogy4 2cd Hogy3 2cd Batang2 1d Akar3 1d Bunga3 1d Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 4 0.97316971 0.24329243 15.33 2.9 4.5 <.0001 lama 3 0.09297763 0.03099254 1.95 3.13 5.01 0.1554 asal*lama 8 0.48657831 0.06082229 3.83 2.48 3.63 0.0077 Galat 19 0.30160958 0.01587419 Total Terkoreksi 34 2.45229154
Lampiran 13. Perhitungan jumlah lalat buah yang terperangkap dari asal tanaman dan spesies lalat buah minggu ke-2
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 4 1.68537966 0.42134491 11.43 3.11 5.04 0.0002 species 1 0.77327787 0.77327787 20.97 4.6 8.86 0.0004 asal*species 2 0.45061606 0.22530803 6.11 3.74 6.51 0.0124 Galat 14 0.51627275 0.03687663 Total Terkoreksi 21 3.41137695
Lampiran 14. Interaksi antara asal tanaman dengan spesies lalat buah yang terperangkap Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P Perlakuan 7 2.8951042 0.41358631 11.22 2.76 4.28 <.0001 Galat 14 0.51627275 0.03687662 Total Terkoreksi 21 3.41137695
Uji Lanjut Duncan
Interaksi Uji Taraf nyata 5%
DaunD 24a HogyD 4.75b BungaD 5.5b DaunU 4.5b BatangD 3b BungaU 1.67b AkarD 1b HogyU 2.5b
Lampiran 15. Pengamatan lalat buah minggu ke-3 Perlakuan Ulangan 1 2 3 4
Dorsalis Umbrosis Dorsalis Umbrosis Dorsalis umbrosis dorsalis umbrosis Akar 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Batang 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Daun 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 15 ‐ 10 ‐ 7 ‐ 1 2 4 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Bunga 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 3 ‐ 1 ‐ 2 ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Hogy 1 4 ‐ 3 ‐ 1 ‐ ‐ ‐ 2 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 3 ‐ 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Lampiran 16. Perhitungan Jumlah lalat terperangkap dari asal tanaman dan lamanya penyulingan pada minggu ke-3
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitu ng F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 2 0.0304065 0.0152033 0.29 4.46 8.65 0.7561 lama 3 0.1305835 0.0435278 0.83 4.07 7.59 0.5141 asal*lama 2 0.0825143 0.0412571 0.79 4.46 8.65 0.4879 Galat 8 0.4199202 0.05249 Total Terkoreksi 15 0.8751719
Lampiran 17. Perhitungan jumlah lalat buah yang terperangkap dari asal tanaman dan spesies lalat buah pada minggu ke-3
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 2 0.2870579 0.143529 1.55 4.74 9.55 0.2766 species 0 0 . . . . . asal*species 0 0 . . . . . Galat 7 0.6469101 0.0924157 Total Terkoreksi 9 0.933968
Lampiran 18. Pengamatan Lalat Buah Minggu ke-4 Perlakuan Ulangan 1 2 3 4
Dorsalis Umbrosis Dorsalis Umbrosis Dorsalis umbrosis dorsalis umbrosis Akar 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Batang 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Daun 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 8 ‐ 5 ‐ 2 ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Bunga 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Hogy 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Lampiran 19. Perhitungan Jumlah lalat terperangkap dari asal tanaman dan lamanya penyulingan pada minggu 4
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 0 0 . . . . . lama 0 0 . . . . . asal*lama 0 0 . . . . . Galat 2 18 9 Total Terkoreksi 2 18
Lampiran 20. Perhitungan jumlah lalat buah yang terperangkap dari asal tanaman dan spesies lalat buah pada minggu ke-4
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 0 0 . . . . . species 0 0 . . . . . asal*species 0 0 . . . . . Galat 2 18 9 Total Terkoreksi 2 18
Lampiran 21. Rata-rata jumlah lalat yang terperangkap dari asal tanaman dan lamanya penyulingan selama dari bulan februari sampai maret
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 4 4.8299873 1.2074968 12.29 2.69 4.02 <.0001 lama 3 0.0835705 0.0278568 0.28 2.92 4.51 0.8369 asal*lama 10 1.2247016 0.1224702 1.25 2.16 2.98 0.2995 Galat 33 3.2420638 0.0982444 Total Terkoreksi 50 9.8024777
Uji Lanjut Duncan
Asal Tanaman Uji Taraf nyata 5%
Akar 1.5b Batang 3.4b
Daun 23.125a Bunga 7.167b
Hogy 7.5b
Lampiran 22. Rata-rata jumlah lalat yang terperangkap dari asal tanaman dan spesies lalat buah selama penelitian dari bulan februari sampai maret
Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1% Nilai P asal 4 5.0231673 1.2557918 6.44 2.96 4.67 0.0024 species 1 1.0924551 1.0924551 5.6 4.45 8.4 0.0301 asal*species 3 1.0345104 0.3448368 1.77 3.2 5.18 0.1915 Galat 17 3.3170341 0.1951197 Total Terkoreksi 25 11.418729
Uji Lanjut Duncan
Asal Tanaman Uji Taraf nyata 5%
Akar 1.5b Batang 8.5b Daun 46.5a Bunga 12b Hogy 17.14ab
Uji Lanjut Duncan
Species Lalat Uji Taraf nyata 5%
Dorsalis 32.067a Umbrosis 10.455b
Lampiran 23. Rumus Bangun Metil Eugenol
Metil eugenol