• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN (STUDI SITUS DI SMK BINAWIYATA SRAGEN) NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN (STUDI SITUS DI SMK BINAWIYATA SRAGEN) NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

(STUDI SITUS DI SMK BINAWIYATA SRAGEN)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh: TARDI NIM : Q.100 100 089

NIM.:

Q.100 100 ....

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

2012

PENGELOLAAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN (STUDI SITUS DI SMK BINAWIYATA SRAGEN)

Oleh: Tardi Abstract

This research aims to (1) describe machinery technique skill program curriculum management character. (2) describe character of machinery technique skill program teacher, and (3) describe character of machinery technique skill program learning room arrangement. This research through qualitative research and ethnography research design. Research location is in SMK Binawiyata Sragen area. Collecting data techniques include observation, depth interview and documentation. Research data analysis mode is orderly data analysis method in site for description. Data validity test or data rightness investigation use continually observation, triangualition, and discussion with colleagues. Research results are: (1) machinery technique skill program curriculum purposes to supply learners with skill, knowledge and attitude to work well independently or to fulfill. Job vocancy in trade and industry world as intermediate worker in machinery technique sector or choose career, competence, and improve machinery technique profesionalism. (2) Teacher in SMK Binawiyata Sragen area of machinery technique skill program amount of 30 teachers including religion teacher & sport, whole of them are qualified of minimum academic education four diploma or scholar according to their lesson. Teacher competition includes: pedagogic competency, social competency, and professional competency. (3) Machinery technique skill program room arrangement includes theory and practical room, which is arranged according to its function. Practical room is arranged as learning activity place: basic metal task metal measurement and assessment, straight lathe, degree, pointed, threaded inside and out, straight frais, degree, gears, tools grindstone, and component fitting/installation practical room arrangement are separated from theory room.

Keywords : curriculum management, teacher competency, room arrangement Pendahuluan

Salah satu program keahlian yang ada di SMK adalah teknik pemesinan. Program Keahlian Teknik Pemesinan merupakan program keahlian yang bergerak dalam bidang produksi. Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum program keahlian teknik pemesinan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada bidang industri logam dan mesin. Secara khusus tujuan Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten: (1)

(3)

Bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang Teknik Pemesinan. (2) Memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang Teknik Pemesinan.

Pengelolaan program yang baik sangat ditentukan dengan kompetensi guru, pengeloaan kurikulum dan tata letak ruang pembelajaran merupakan hal yang harus mendapat perhatian kepala sekolah. Dengan adanya perhatian dan manajemen kepala sekolah terhadap kurikulum, kompetensi guru, dan tata letak ruang pembelajaran tersebut, program teknik pemesinan menjadi program unggulan.

Sagala (2009: 52) mengemukakan bahwa, manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber daya lain.

Seorang guru agar bisa bekerja secara profesional maka harus selalu meningkatkan kompetensinya. Tilaar (2007: 86) menyebutkan profesionalisasi adalah menjadikan atau mengembangkan suatu bidang pekerjaan atau jabatan secara profesional. Hal ini berarti pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan kriteria-kriteria profesi yang terus-menerus berkembang sehingga tingkat keahlian, tingkat tanggung jawab (etika profesi) serta perlindungan terhadap profesi terus menerus disempurnakannya.

Pembelajaran di SMK terdiri dari pembelajaran teori dan praktek yang memerlukan penataan ruang pembelajaran dan peralatan yang sesuai . Deal (2006) dalam penelitian yang berjudul “Voices From The Classroom: Literacy Beliefs and

Practices of Two Novice Elementary Teachers”, menyatakan bahwa pembelajaran

secara bertahap memungkinkan siswa dapat memahami apa yang diajarkan oleh guru. Dengan mempraktekkan apa yang dijelaskan dalam kelas mendukung siswa untuk lebih memahami dan menimbulkan kesan yang dalam dari apa yang dikerjakan, sehingga dengan melakukan praktek siswa memiliki kecenderungan lebih memahami apa yang diajarkan oleh guru. Partisipasi guru dalam kegiatan belajar meningkatkan kepercayaan siswa terhadap guru.

(4)

Picus (2005) dalam penelitian yang berjudul “Understanding the Relationship

Between Student Achievement and the Quality of Educational Facilities: Evidence From Wyoming”, menemukan bahwa: pada dasarnya tidak ada hubungan antara

kualitas fasilitas sekolah dan kinerja murid ketika faktor-faktor lain diketahui dan dampak kinerja murid diperhitungkan. Penelitian ini menyarankan pentingnya investasi fasilitas sekolah karena semua anak berhak untuk menghadiri sekolah yang aman, bersih, dan lingkungan pendidikan yang tepat. Namun, para pembuat kebijakan harus menyadari bahwa investasi dalam fasilitas pendidikan tidak mungkin sendiri untuk meningkatkan pembelajaran siswa.

Asiabaka (2008) dalam penelitian yang berjudul “The Need for Effective

Facility Management in School in Nigeria”, menemukan bahwa: pengaturan fasilitas

sekolah memberi makna pada proses belajar mengajar. Pengaturan sarana prasarana yang baik merupakan bagian integral dari keseluruhan manajemen sekolah. Manajer sekolah harus melakukan penilaian yang komprehensif dari pengaturan fasilitas agar tercipta suasana sekolah yang menyenangkan. Ini memerlukan upaya terpadu dari semua pemangku kepentingan yang memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk penilaian yang akurat dan up to date terhadap semua aspek fasilitas sekolah. Aktualisasi tujuan dan sasaran pendidikan membutuhkan penyediaan, pemanfaatan dan pengelolaan fasilitas yang tepat dan maksimum.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya penelitian untuk mengungkap bagaimana pengelolaan program keahlian teknik pemesinan di SMK Binawiyata Sragen, dalam penelitian yang berjudul Pengelolaan Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Binawiyata Sragen.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan program keahlian teknik pemesinan SMK Binawiyata Sragen, dan secara khusus bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan kurikulum program keahlian teknik pemesinan di SMK Binawiyata Sragen. (2) Mendeskripsikan karakteristik kompetensi guru program keahlian teknik pemesinan di SMK BinawiyataSragen. (3) Mendeskripsikan karakteristik tata letak ruang pembelajaran program keahlian teknik pemesinan di SMK Binawiyata Sragen.

(5)

Manfaat dalam penelitian ini secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat: menjadi bahan rujukan dan bahan informasi untuk penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, terutama bidang kajian profesionalisme keguruan yang membahas tentang kinerja guru pemesinan SMK Binawiyata Sragen. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat: memberi masukan bagi para pendidik dalam rangka meningkatkan kinerjanya, khususnya guru pemesinan. Memberi masukan pada lembaga pendidikan (SMK) untuk meningkatkan kinerja gurunya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Memberi masukan kepada pengambil kebijakan untuk menyusun suatu strategi dalam rangka meningkatkan kinerja guru.

Metode Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Moleong (2007: 3) berpendapat bahwa “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh)”. Penelitian ini menggunakan disain etnografi. Menurut Mantja (2005: 2) menyatakan bahwa etnografi merupakan rekonstruksi budaya sekelompok manusia atau hal-hal yang dianggap budaya dalam berbagai kancah kehidupan manusia atau etnografi adalah budaya tentang perian (deskripsi) kebudayaan.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SMK Binawiyata Sragen, alamat Jl. Abimanyu No. 18 Taman Asri Sragen. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: arsip dan dokumen, dalam penelitian ini, yang digunakan adalah catatan-catatan tertulis yang berupa struktur organisasi, ketenagakerjaan, dan aktivitas lainnya di SMK Binawiyata Sragen Kabupaten Sragen. Aktivitas/peristiwa, dalam penelitian ini meliputi berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja. Nara sumber, meliputi: key informan adalah Agus Suyoko (Kepala Sekolah). Informan meliputi: Widodo (Wakil kepala sekolah); Edi

(6)

Santoso (Kepala Departemen Kurikulum); Sumardi (Kepala Departemen Teknik Mesin); Djoko Darmono (Sekretaris Departemen Teknik Mesin); Sugiyanto, Saimin, Kurniawan Susanto (guru); Andhik, Ikhsan (siswa).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: observasi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipan aktif untuk mencoba mempelajari dan memahami perilaku orang-orang yang terlibat. Pada metode observasi ini peneliti ingin mengetahui lebih dekat tentang bagaimana kinerja program keahlian teknik pemesinan. Interview atau wawancara mendalam, dalam wawancara ini peneliti berusaha mengetahui kinerja dari pada kepala sekolah, guru, dan siswa yang berkaitan dengan kinerja program keahlian teknik pemesinan. Dokumentasi, dalam penelitin ini dipergunakan untuk mencari data jumlah karyawan, data pendaftar, data kelulusan, data sarana-prasarana dan catatan-catatan lain yang relevan dengan permasalahan penelitian. Dokumen dalam penelitian ini berupa kurikulum, silabus, dan RPP.

Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data tertata dalam situs untuk diskripsi. Data yang diperoleh di lapangan akan diolah dengan cara mengumpulkan semua data yang ada. Data yang ada dikelompokkan, diseleksi, dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode kualitataif artinya mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan kualitas kebenarannya, kemudian menggambarkan dan menyimpulkan hasilnya, digunakan untuk memecahkan Permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan dalam bentuk bahasa diskriptif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus (Miles dan Huberman, 2007: 101).

Dalam menguji keabsahan suatu data atau memeriksa kebenaran data digunakan cara memperpanjang masa penelitian, pengamatan yang terus-menerus, trianggulasi, baik trianggulasi sumber data maupun trianggulasi teknik pengumpulan data, menganalisis kasus negatif, mengadakan sumber check, serta membicarakan dengan orang lain atau rekan sejawat. Terkait dengan hal tersebut di atas maka Moleong (2007: 327) merumuskan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang terpercaya melalui: pengamatan secara terus menerus, trianggulasi data, dan membicarakan dengan orang lain.

(7)

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang terkait dengan karakteristik pengelolaan kurikulum program keahlian teknik pemesinan di SMK Binawiyata Kabupaten Sragen meliputi: program keahlian teknik pemesinan merupakan program keahlian yang bergerak dalam bidang produksi, dengan mesin bubut, mesin frais, dan mesin CNC sebagai peralatan utama dalam pelaksanaan praktik. Kurikulum program Keahlian Teknik Pemesinan memiliki konsentrasi pada rancang bangun mesin-mesin industri, sehingga sarana dan prasarana pembelajaran mengacu pada dunia usaha/industri. Program Keahlian ini memiliki fasilitas laboratorium: laboratorium bubut, laboratorium frais dan laboratorium CNC.

Kurikulum program keahlian teknik pemesinan disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Program Keahlian teknik Pemesinan di SMK Binawiyata Kabupaten Sragen, saat ini telah berstatus terakreditasi A. Kurikulum program keahlian teknik pemesinan memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja dalam bidang teknik yang relevan serta memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan dunia pendidikan.

Tujuan kurikulum program keahlian teknik pemesinan secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten: bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang Teknik Pemesinan; memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang Teknik Pemesinan.

Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada Bidang Industri Logam dan Mesin. Standar kompetensi dan level kualifikasi keahlian Teknik Pemesinan. Standar kompetensi program

(8)

pemesinan meliputi: memahami dasar kekuatan bahan dan komponen mesin, memahami prinsip dasar kelistrikan dan konversi energi, memahami proses dasar perlakuan logam, memahami proses dasar teknik mesin, menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar, mengukur dengan alat ukur mekanik presisi, menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam, menggunakan perkakas tangan, menginterpretasikan sketsa, melaksanakan penanganan material secara manual, menggunakan mesin untuk operasi dasar, membaca gambar teknik, melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, melakukan pekerjaan dengan mesin frais, melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, mengeset mesin dan program mesin NC/CNC (dasar), memprogram mesin NC/CNC (dasar), menggunakan mesin bubut (kompleks), memfrais (kompleks), menggerinda pahat dan alat potong, memprogram mesin NC/CNC (dasar), mengoperasikan mesin NC/CNC (Dasar).

Profil Kompetensi program keahlian teknik pemesinan meliputi: menjelaskan, menggunakan, melakukan pekerjaan dengan mesin frais, bubut, gerinda dan mesin bubut (kompleks), mengeset, memprogram & mengoperasikan mesin NC/CNC (dasar). Bidang pekerjaan meliputi: Teknisi mesin manual dan CNC, Teknisi pengelasan, Teknisi pengecoran logam, sekrap, menggrinda, Gambar teknik manual dan CAD, Quality Control, Maintanance and Repair.

Hasil penelitian tentang karakteristik kompetensi guru program keahlian teknik pemesinan di SMK Binawiyata Kabupaten Sragen, melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi diperoleh hasil sebagai berikut: guru pada SMK Binawiyata Kabupaten Sragen Program Keahlian Teknik Pemesinan berjumlah 30 Guru termasuk guru agama dan olah raga, kesemuanya telah memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Dari 30 guru yang ada 26 diantaranya telah memiliki sertifikasi guru, sedangkan 4 guru dalam proses pengurusan sertifikasi. Sebagian besar guru dapat mengenal siswa dengan baik, baik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual, selain itu

(9)

guru mengenal potensi yang dimiliki siswa satu dengan yang lainnya, mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Sebagian besar guru telah menguasai berbagai teori yang berkaitan dengan teknik pemesinan, menggunakan berbagai pendekatan dan metode dalam pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran secara kreatif. Namun masih ada guru yang dalam melaksanakan pembelajaran tidak bervariasi (monoton). Guru telah mampu mengembangkan kurikulum, dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik, namun dalam mengembangkan indikator dan instrumen masih ada beberapa guru yang belum mampu mengembangkannya.

Dalam melaksanakan pembelajaran, guru program keahlian pemesinan mengacu pada RPP yang telah dibuat, dan menggunakan media pembelajaran yang ada, dan setiap pembelajaran dilakukan dengan tetap memperhatikan standar keamanan. Namun masih ada pula guru yang terkadang dalam melaksanakan pembelajaran tidak runtut. Belum semua guru memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dlam pembelajaran, walaupun telah tersedia fasilitas internet yang dapat diakses setiap saat. Guru belum memfasilitasi kegiatan pembelajaran di luar jam yang telah ditetapkan sekolah dalam rangka mengembangkan optimalisasi prestasi siswa, dengan kata lain guru hanya mengajar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh sekolah.

Hampir semua guru telah memiliki budaya yang santun dan memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan setiap siswa dan sesama guru, dengan bahasa formal. Namun terkadang guru kurang memiliki respon yang baik terhadap setiap permasalahan siswa. Setiap guru telah memiliki kemampuan memberikan penilaian hasil belajar dengan objektif, menentukan prosedur penilaian, dan mencatat hasil penilaian, namun dalam hal menganalisis hasil penilaian, tidak semua guru memiliki ketrampilan untuk menganalisis hasil belajar dengan baik.

Belum semua guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan rencana pembelajaran dan belum semua guru merancang program remidial dan pengayaan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Belum semua guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran, selain itu penelitian

(10)

tindakan kelas belum banyak dilakukan oleh guru program keahlian pemesinan. Kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh guru program keahlian pemesinan ditunjukkan dengan perilaku guru yang taat untuk menjalankan sholat berjamaah khususnya sholat dhuhur, dan memiliki kedisiplinan yang tinggi.

Guru program keahlian pemesinan memiliki kejujuran, dan keteladanan yang baik dimata siswa, maupun di masyarakat, namun terkadang guru masih terbawa emosi dalam menangani permasalahan siswa, hal ini menunjukkan tidak semua guru telah memiliki pribadi yang dewasa, stabil, mantab, dan arif. Tidak semua guru bangga dengan pekerjaannya, dan tidak semua guru dapat bekerja sendiri secara profesional, misalnya dalam penyusunan rencana evaluasi, sebagian besar guru belum memiliki persiapan sendiri, namun menggunakan persiapan yang telah dibuat secara bersama dalam MGMP internal. Belum semua guru memahami dan menerapkan kode etik guru, selain itu masih ada guru yang berperilaku tidak sesuai denga kode etik profesi guru, misalnya merokok ditempat umum.

Kompetensi sosial guru ditunjukkan dengan kebiasaan guru yang tidak diskiriminatif terhadap siswa, berkomunikasi dengan baik dengan semua warga sekolah, serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. Namun sebagian besar guru belum memiliki kemapuan untuk mengkomunikasikan hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi baik melalui lisan maupun tertulis. Kompetensi profesional guru ditunjukkan adanya kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diampu, namun belum semua guru memiliki kemampuan untuk mengembangkan profesional secara berkelanjutan, dan belum semua guru memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan diri.

Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan karakteristik tata letak ruang pembelajaran program keahlian teknik pemesinan di SMK Binawiyata Kabupaten Sragen, meliputi: ruang pembelajaran program keahlian teknik pemesinan terdiri dari ruang teori dan ruang praktik. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan logam dasar, pengukuran dan pengujian logam, membubut lurus, bertingkat, tirus, ulir luar

(11)

dan dalam, memfrais lurus, bertingkat, roda gigi, menggerinda-alat, dan pengepasan/pemasangan komponen.

Luas ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah 10 x 24 m sebanyak 3 ruang terdiri dari: ruang 1 untuk area kerja bangku, ruang kerja las, ruang 2 untuk kerja CNC, dan ruang 3 untuk kerja mesin bubut, frais, area kerja gerinda, ruang kerja mesin bor, penyimpanan alat dan ruang Guru. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan dilengkapi prasarana perabot terdiri dari meja kerja, kursi kerja, lemari simpan alat dan bahan. Peralatan berupa alat untuk kerja bangku. Media pendidikan berupa papan tulis, dan perlengkapan lain seperti kotak alat dan tempat sampah. Tata ruang kelas yang berukuran 8 x 10, ditata dengan model kelas, namun penataan ruang kelas tersebut tidak permanen, artinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan guru.

Ruang praktik ditelatkan terpisah dengan ruang teori, hal ini dimaksudkan agar suara-suara yang ditumbulkan pada saat praktik tidak mengganggu kelas yang sedang teori. Tata letak mesin dikelompokkan berdasarkan jenis mesin bubut, frais, gerinda, ruang milling CNC, dan ruang kerja bangku. Penataan mesin ditata berjajar menyudut dengan jarak antara mesin satu dengan mesin lainnya 120 cm, terdiri dari 3 berbanjar. Penyusunan tata letak mesin satu dan mesin lainnya, disusun dengan memperhatikan keselamatan kerja, sehingga letak mesin satu dengan yang lainnya diberi jarak secukupnya. Standar prasarana ruang praktik program keahlian teknik pemesinan berdasarkan jenisnya.

Pembahasan

Karakteristik Pengelolaan Kurikulum Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Binawiyata Kabupaten Sragen

Program keahlian teknik pemesinan SMK Binawiyata Kabupaten Sragen merupakan program keahlian yang bergerak dalam bidang produksi, dengan mesin bubut, mesin frais, dan mesin CNC sebagai peralatan utama dalam pelaksanaan praktik, dengan status akreditasi A. Bentuk program keahlian teknik pemesinan telah menyesuaikan dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh BNSP dan bertujuan untuk memenuhi pelayanan DU/DI. Program keahlian teknik pemesinan di SMK

(12)

Binawiyata Kabupaten Sragen disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Adapun tujuan Program Keahlian Teknik Pemesinan secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut pagram teknik pemesinan menyelenggarakan pembelajaran dengan teori dan praktik secara bertahap mulai dari jenjang kelas X. Praktik dilakukan setelah melalui tahap pembelajaran teori. Pembelajaran bertahap tersebut diharapkan agar siswa lebih memahami apa yang dipelajari.

Dengan demikian hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Deal (2006) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran secara bertahap memungkinkan siswa dapat memahami apa yang diajarkan oleh guru. Dengan mempraktekkan apa yang dijelaskan dalam kelas mendukung siswa untuk lebih memahami dan menimbulkan kesan yang dalam dari apa yang dikerjakan, sehingga dengan melakukan praktek siswa memiliki kecenderungan lebih memahami apa yang diajarkan oleh guru. Partisipasi guru dalam kegiatan belajar meningkatkan kepercayaan siswa terhadap guru.

Karakteristik Kompetensi Guru Program Keahlian Teknik Pemesinan Di SMK Binawiyata Sragen

Guru program keahlian teknik pemesinan di SMK Binawiyata Sragen telah memiliki kemampuan meningkatkan kompetensi baik kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional melalui berbagai kegiatan nyata yang didukung sepenuhnya oleh kepala sekolah. Namun dalam pengembangan kompetensi profesional guru belum banyak melakukan penelitian.

Kompetensi yang dimiliki guru mendukung pelaksanaan tugas guru sebagai pendidik. Berhasil dan tidaknya proses pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengajar. Guru yang memiliki kompetensi profesional cenderung mampu menggunakan berbagai pendekatan, metode, serta media

(13)

pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran yang digunakan. Hal ini telah terbukti di SMK Binawiyata Kabupaten Sregen. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rassuli (2005) yang menyimpulkan bahwa perhatian dalam proses pembelajaran ditujukan kepada efisiensi tim pembelajaran. Persepsi siswa terhadap apa yang diajarkan guru, tergantung dari bagaimana cara guru menggunakan metode dalam pembelajaran.

Karakteristik Tata Letak Ruang Pembelajaran Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Binawiyata Kabupaten Sragen

Hal-hal yang dilakukan oleh kepala sekolah SMK Binawiyata Kabupaten Sragen dan jajarannya dalam mengatur tata letak ruang pembelajaran tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asiabaka (2008) yang menyimpulkan bahwa: pengaturan fasilitas sekolah memberi makna pada proses belajar mengajar. Pengaturan sarana prasarana yang baik merupakan bagian integral dari keseluruhan manajemen sekolah. Manajer sekolah harus melakukan penilaian yang komprehensif dari pengaturan fasilitas agar tercipta suasana sekolah yang menyenangkan. Ini memerlukan upaya terpadu dari semua pemangku kepentingan yang memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk penilaian yang akurat dan up to date terhadap semua aspek fasilitas sekolah. Aktualisasi tujuan dan sasaran pendidikan membutuhkan penyediaan, pemanfaatan dan pengelolaan fasilitas yang tepat dan maksimum. Selain itu, manajer harus mengadopsi metode-metode modern manajemen fasilitas sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar.

Tata letak ruang pembelajaran yang baik memberi kenyamanan kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran, adanya penyediaan sarana prasarana belajar yang ditata dengan baik, sarana dan sarana pembelajaran merupakan bentuk investsi sekolah guna menjamin kenyamanan siswa dalam belajar, demikian pula dengan penataan ruang sekolah yang bersih dan lingkungan menyenangkan memungkinkan siswa mempunyai rasa senang untuk datang kesekolah, selain senang dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Picus (2005) yang menyimpulkan bahwa investasi sekolah berupa penyediaan fasilitas sangat penting,

(14)

karena pada dasarnya semua anak berhak untuk menghadiri sekolah yang aman, bersih, dan lingkungan pendidikan yang tepat. Sekligus mendukung penelitian Rayneri, et al. (2006) bahwa untuk menciptakan motivasi belajar yang baik sekolah perlu mengusahakan lingkungan yang dapat merangsang siswa sehingga mereka dapat merasa tertarik dengan pelajaran dan menemukan apa kebutuhkan mereka. Lingkungan belajar yang baik mencerminkan adanya kebersihan dan kerapihan dalam penyusunan tata letak peralatan yang ada di ruangan.

Kesimpulan dan Saran

Program keahlian teknik pemesinan merupakan program keahlian yang bergerak dalam bidang produksi, dengan konsentrasi pada rancang bangun mesin-mesin industri, program disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Bentuk program keahlian teknik pemesinan memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja dalam bidang teknik yang relevan serta memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan dunia pendidikan.

Guru pada SMK Binawiyata Kabupaten Sragen Program Keahlian Teknik Pemesinan berjumlah 30 Guru termasuk guru agama dan olah raga, kesemuanya telah memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi, 26 guru diantaranya telah memiliki sertifikasi pendidik.

Kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru teknik pemesinan SMK Binawiyata Kabupaten Sragen ditunjukkan dalam kemampuan mengenal siswa dengan baik, baik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan inelektual, selain itu guru mengenal potensi yang dimiliki siswa satu dengan yang lainnya, mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar, menguasai berbagai teori yang berkaitan dengan teknik pemesinan, menggunakan berbagai pendekatan dan metode dalam pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran secara kreatif. Peningkatan kompetensi guru produktif juga dilakukan dengan mengikuti workshop atau diklat dilembaga atau instansi yang relevan.

(15)

Ruang pembelajaran program keahlian teknik pemesinan terdiri dari ruang teori dan ruang praktik, ditata sesuai dengan fungsi ruang masing-masing. Ruang praktik program keahlian teknik pemesinan ditata agar berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan logam dasar, pengukuran dan pengujian logam, membubut lurus, bertingkat, tirus, ulir luar dan dalam, memfrais lurus, bertingkat, roda gigi, menggerinda-alat, dan pengepasan/pemasangan komponen. Penataan ruang praktik ditelatkan terpisah dengan ruang teori.

Tata letak mesin dikelompokkan berdasarkan jenis mesin bubut, frais, gerinda, ruang milling CNC, dan ruang kerja bangku, penataan mesin ditata berjajar menyudut dengan jarak antara mesin satu dengan mesin lainnya 120 cm, terdiri dari 3 berbanjar. Penyusunan tata letak mesin satu dan mesin lainnya, disusun dengan memperhatikan keselamatan kerja, sehingga letak mesin satu dengan yang lainnya diberi jarak secukupnya.

Penelitian ini menyarankan kepada kepala sekolah, dalam menyusun kurikulum program keahlian teknik pemesinan selalu mengacu pada kebutuhan dunia industri/dunia usaha, agar pembelajaran pada program keahlian teknik pemesinan dapat sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Saran untuk guru untuk selalu meningkatkan kompetensi guru dengan menunjukkan kinerja sebagai guru yang profesional dan memiliki komptensi baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Daftar Pustaka

Asiabaka, I. P. 2008. “The Need for Effective Facility Management in School in Nigeria”. New York Science Journal. Volume 1 Number 2: pg. 10-21.

Deal, Debby; C. Stephen White. 2006. “Voices From The Classroom: Literacy Beliefs and Practices of Two Novice Elementary Teachers”. Journal of

Research in Childhood Education. Volume 20 Number 4: pg. 313-329.

Mantja, W. 2005. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen

Pendidikan. Malang: Wineka Media.

Miles, M. B. and A. Huberman A.M. 2007. Qualitative Data Analysis (terjemahan). Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

(16)

Picus, L.O.; Scott F.M.; Naomi C.; William J.G. 2005. “Understanding the Relationship Between Student Achievement and the Quality of Educational Facilities: Evidence From Wyoming”. Peabody Journal of Education. Volume 80 Number 3: pg. 71-95.

Rassuli, Ali; John P Manzer. 2005. “Teach Us to Learn: Multivariate Analysis of Perception of Success in Team Learning”. Journal of Education for Business. Volume 81 Number 1: pg. 21.

Rayneri, L.J.; Brian, L.G.; Larry, P.W. 2006. “The Relationship Between Classroom Environment and The Learning Style Preferences of Gifted Middle School Students and The Impact on Levels of Performance”. The Gifted Child

Quarterly. Volume 50 Number 2: pg. 104.

Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tilaar, 2007. Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis bakteri yang berperan selama fermentasi semi basah biji kopi robusta; mengetahui aktivitas mikroorganisme pada

Tujuan dari studi ini adalah terciptanya sebuah modul pembelajaran sistem kontrol dengan memanfaatkan NI Labview sebagai HMI yang terintegrasi dengan NI USB 6008/6009 yang

[r]

No.: 0490/U/1992 the indicator of professional management Production Units are (1) the learning activities on the real work that can produce goods or services

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Pokja I pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Kampar mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Klarifikasi dan

Metode analisis yang digunakan adalah Fishbein Analysis , data yang diperoleh diuji menggunakan analisis Fishbein untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut jasa yang

Mata kuliah ini terdiri 1 sks teori dan 2 sks praktek yang membahas tentang proses kimia bahan tekstil (kain) dari proses persiapan penyempurnaan, pewarnaan

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami POKJA.II Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Kampar mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Klarifikasi