PRAKTIKUM HIDROLIKA (HSKB 412)
PRAKTIKUM HIDROLIKA (HSKB 412)
KELOMPOK 7
KELOMPOK 7
BAB I
BAB I
PERCOBAAN PINTU SORONG
PERCOBAAN PINTU SORONG
A.
A. Pe
Pend
ndah
ahul
ulua
uan
n
Sejak dahulu diketahui bahwa air
Sejak dahulu diketahui bahwa air merupak
merupakan kebutuhan pokok
an kebutuhan pokok manusia
manusia..
Pemanfaatannya untuk menunjang kehidupan manusia dirasa makin hari makin
Pemanfaatannya untuk menunjang kehidupan manusia dirasa makin hari makin
berkembang.
berkembang. Mulai
Mulai dari
dari makan
makan minum
minum dan
dan sanitasi
sanitasi sampai
sampai pada
pada produksi
produksi
barang
barang industri,
industri, penerangan
penerangan dan
dan irigasi.
irigasi. Semua
Semua dari
dari hal
hal tersebut
tersebut tentu
tentu banyak
banyak
men
mengand
gandalka
alkan
n pot
potens
ensi
i sum
sumber
ber air
air,
, dia
dianta
ntarany
ranya
a air
air sun
sungai
gai,
, air
air tan
tanah,
ah, dan
dan
sebagainya. Sehubungan dengan pemanfaatan air untuk irigasi dan kebutuhan
sebagainya. Sehubungan dengan pemanfaatan air untuk irigasi dan kebutuhan
yang lain, seringkali dibuatlah bangunan air seperti waduk, saluran, pintu air,
yang lain, seringkali dibuatlah bangunan air seperti waduk, saluran, pintu air,
terjunan, bendung dan lain sebagainya guna mengatur dan mengendalikan air
terjunan, bendung dan lain sebagainya guna mengatur dan mengendalikan air
tersebut. Untuk menyalurkan air ke berbagai tempat guna keperluan irigasi,
tersebut. Untuk menyalurkan air ke berbagai tempat guna keperluan irigasi,
drainase, air bersih dan sebagainya sering dibuat saluran dengan menggunakan
drainase, air bersih dan sebagainya sering dibuat saluran dengan menggunakan
saluran terbuka. Pada pengoperasiannya untuk membagi air, mengatur debit
saluran terbuka. Pada pengoperasiannya untuk membagi air, mengatur debit
.
. Men
Menent
entukan hubu
ukan hubungan ked
ngan kedalam
alaman alir
an aliran sebel
an sebelum dan sesud
um dan sesudah lonc
ah loncatan
atan
air y
air y
aa, y
, y
b b!.
!.
C.
C. Al
Alat
at da
dan B
n Bah
ahan
an
".
". Sat
Satu set mode
u set model salu
l saluran ai
ran air terb
r terbuka yang te
uka yang terbua
rbuat dari kac
t dari kaca dan dilen
a dan dilengkap
gkapii
dengan pipa air, pompa air dan manometer air raksa.
dengan pipa air, pompa air dan manometer air raksa.
%.
%. Mo
Mode
del p
l pin
intu
tu so
soro
rong
ng
&.
&. l
lat p
at peng
enguku
ukur ke
r keda
dalam
laman ai
an air
r Point G!"#
Point G!"#!!
'.
'. la
lat u
t ukur
kur panj
panjang
ang ja
jangka
ngka sor
sorong!
ong!
D.
D. Pr
Pros
osedu
edur Per
r Perco
coa
aan
an
".
". /edu
/eduduka
dukan salur
n saluran diat
an diatur hing
ur hingga dasa
ga dasar hori
r hori0ont
0ontal.
al.
%.
%. Pin
Pintu so
tu soron
rong dipa
g dipasan
sang hing
g hingga tet
ga tetap $er
ap $ertik
tikal.
al.
&
&.. B
Bu
uk
kaaaan 1
n 1
ggdiatur antara "2 3
diatur antara "2 3 &) mm, kemudian debit ditentu
&) mm, kemudian debit ditentukan dengan
kan dengan
mengukur 1
mengukur 1
22,1
,1
",",dan 4 pada manometer.
dan 4 pada manometer.
'.
'. 5e
5eng
ngan
an ha
harg
rga
a de
debi
bit
t ya
yang
ng sa
sama
ma de
deng
ngan
an no
nomo
mor
r &,
&, pi
pint
ntu
u so
soro
rong
ng di
diat
atur
ur
sehingga besar 1
*
*
&
&
2
2
%
%)
),,)
)
"
""
"*
*,,7
7
"
")
),,8
8
%
%%
%,,)
)
"
")
)
,,*
*
"
"*
*,,'
'
$
$.. Pe
Perh
rh"t
"tun
un%a
%an
n
$
Ga&ar #.#.
liran dibawah pintu sorong dengan dasar hori0ontal
1
29 tinggi muka air di hulu.
1
"9 tinggi muka air di hilir.
1
g9 tinggi ujung bawah pintu sorong dari dasar saluran.
Persamaan Bernoulli dapat diterapkan hanya di dalam kasus dimana
kehilangan energi diabaikan dari satu potongan ke potongan yang lain, atau
bilamana tinggi kehilangan energi sudah diketahui.
(B$%n" T&it$o'o 1**+)
Menentukan #
$, #
c, #
dliran dibawah pintu sorong adalah sebuah contoh aliran kon$ergen :
dimana persamaan untuk debit diperoleh dengan cara menyamakan energi di
penampang 2 dan ".
"
;
H
H
J'i
O=
<aris energi pada penampang " adalah paralel karena permukaan bebas
paralel dengan dasar saluran!, maka distribusi tekanan adalah hidrostatik.
" % " ? " % 2 ? ? ?
%g
>
B.g
P
1
%g
>
B.g
P
1o
o
=
+
+
=
+
+
=
%g
>
1
%g
>
1
% " " % C C+
=
+
... "!
Subtitusikan harga kecepatan yang dinyatakan dalam @, kedalam persamaan
"!;
% " % % " % C % % C.1
%g.b
@
1
.1
%g.b
@
1
+
=
+
maka, didapat;
"
1
1
%g.1
.
b.1
@
" C " C+
=
atau
"
1
1
%g.1
.
b.1
@
C " C "+
=
... %!
5imana #
cadalah koefesien kontraksi yang biasanya diberi harga 2,*".
/oefesien kontraksi hampir tidak tergantung pada perbandingan 1
g?1
o.
Sehingga persamaan &! menjadi;
"
1
#c.1g
%g.1
.
#$.#c.b.1g
@
C C+
=
Persamaan diatas kadang-kadang ditulis sebagai berikut;
(B$%n" T&it$o'o 1**+)
%g.1o
#d.b.1g.
@
=
... '!
5imana #
dkoefisien debit! adalah fungsi dari #
$, #
c, 1
g, H 1
o.
Persamaan untuk aliran tenggelam, adalah sebagai berikut;
%g.1o
/.#d.b.1g.
@
=
5imana / adalah faktor aliran tenggelam.
/arena saluran hori0ontal, maka G
"9 G
%%g
>
>
I
P
P
%% "% air % "−
=
−
... "!
•
ukum /ontinuitas
".>
"9
%.>
% " % % "
.>
>
=
(
)
(
%)
" % % %d
2,%).&,"'.
.>
d
2,%).&,"'.
=
' " % % ' % % "d
.>
d
>
=... %!
Substitusikan persamaan %! ke dalam persamaan "! ;
d
.>
d
>
P
P
"' % % ' % % % % "−
=
−
!
I
+,I
I
P
P
air ,g air % " − = −: dimana γ
g9 "&,* : γ
air9 "
*
,
"%
I
P
-P
air % " ∆ =... '!
Persamaan '! disubstitusikan ke dalam persamaan &! ;
%g
d
d
"
>
"%,*
' " ' % % %
−
=
∆
−
=
∆
' " ' % % %d
d
"
>
.%g
"%,*
−
∆
=
' " ' % % %"
.
%
,
%)
>
'
'
"
H
@ 9
%. >
%Menghitung energi spesifik =
s!=nergi pada tampang lintang saluran, yang dihitung terhadap dasar saluran,
disebut dengan energi spesifik atau tinggi spesifik. Kadi energi spesifik adalah
jumlah dara energi tekanan dan energi kecepatan disuatu titik yang diberikan
oleh bentuk berikut;
Es
=Y
+V
2
2
g
Penurunan Ru&us Ga-a Doron% Pada Sekat
/omponen gaya horisontal pada saluran ;
a. <aya distribusi hidrostatik dihulu sekat (
2!.
b. <aya distribusi hidrostatik di hilir sekat (
"!.
c. <aya geser pada dasar saluran.
d. <aya yang bekerja pada sekat (g!.
b.1
2.>
29 b.1
".>
">
"9 1
2.>
2? 1
"L !
Persamaan *! dan ! disubtitusikan ke persamaan )! menjadi ;
−
=
1o
1
"
.
.1
b
.B
@
(
" " % %...##
Persamaan ""! ini didistrubisikan ke dalam persamaan 7! menjadi ;
" % " % % " % % "
.1
b
1o
1
"
.
@
"
1
1o
.
2,).g.1
(g
−
−
−
=
$% ) ,/.%.0.12%3
Men%h"tun% %a-a tekan -an% ekerja 4ada 4"ntu soron% untuk d"str"us"
tekanan h"drostat"k.
Fh
=
0,5
× ρ . g
(
Y
0−
Y
g)
$. '. Contoh Perh"tun%an
b. Penampang saluran !
9 1.b
: b 9 7%,) mm
29 1
2.b 9 "&7,) N 7%,) 9 ""'%*,%) mm
%
"9 1
".b 9 "%,% N 7%,) 9 "22*,) mm
%
'9 1
'.b 9 &8,% N 7%,) 9 &%&' mm
%c. /ecepatan >!
@
>
=
mm?det
2,&"'
""'%*,%)
&)77,78%
>o
=
=
mm?det
&,)**
)
,
"22*
&)77,78%
>
"=
=
mm?det
",""2
&%&'
&)77,78%
>
'=
=
d. =nergi spesifik = atau !
>
1
=
f. /oefisien kontraksi #c!
*)8
,
2
"7,)
"%,%
y
y
#c
g "=
=
=
g. /oefisien debit #d!
2,2"'
,)
%.87"2."&7
7%,)."7,).
&)77,78%
%g.1
.
b.1
@
#d
2 g=
=
=
h. Menentukan (g
$% ) ,/.%.0.12%3
9 2,) . 87"2 . "2
-&. "7,)
9 82,'%) g?mm.det
%i.
Menentukan (h
(h
=
2
)
)
2
ρ2"2
[
1
2−
1
"]
[
"&7,)
-
"%,%
]
.87"2.
2,)."2
-&=
Kenis aliran subkritis, karena (r E "
•
" " "g.1
>
(r
=
Untuk (r pada 1
"(r
"!
2,2"2
87"2."%,%
&,)**
(r
"=
=
Kenis aliran sub kritis, karena (r E "
•
Untuk (r pada 1
'(r
'!
2,22%
87"2.&8,%
",""2
g.1
>
(r
' ' '=
=
=
mmg! mm! mm! mm! mm! mm?det! mm! mm! mm! mm! mm?det! mm?det! mm?det! 200 18,5 138,5 12,2 &8,% &)77,8% 7,%) ""'%,*%) "22,*) &%&,' &,"'28 &),*)' "",28) 200 20 128 11,2 &8,* &)77,8% 7,%) "2)* 8%,' &%*, &,&87* &7,7'"" "2,87)' 237 21,5 128 13 '& &82*,7"* 7,%) "2)* "2,%) &)',) &,*88* &*,'%% "",2"%8 237 18,5 147,4 12 '% &82*,7"* 7,%) "%"*,2) 88 &'*,) &,%"% &8,'*%7 "",%)" 260 20,5 135,1 13,3 '7,* '28",888 7,%) """',)) "28,%) '22,8) &,*"' &,%8&% "2,%2)7 260 22 112,6 13,6 ', '28",888 7,%) 8%7,8) ""%,% &8&,)%) ','2)2 &*,'2* "2,&87& 295 23,5 112,6 14,2 '7," '&)7,%8 7,%) 8%7,8) "",") &8*,7%) ',*8%" &,%2*' "2,87'2 Tael I.'. 5ata hasil perhitungan @, , dan >
Tael I.*. 5ata hasil perhitungan =, #$, #d, #c, =c,(g, (h, dan (r
Tael I.5.5ata hasil perhitungan 1g?1o dan ∆A
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO 2,")*%) "%,8"% 2,"*8 "%,2) 2,"%))" "&,&8& 2,")"' ",2"& 2,"8)&7 "),%7" 2,%27 "',%*2 =2 =" =% ## #> #d (g (h (r 2 (r " (r & mm! mm! mm! g?mm.det%! g?mm.det%!
"&7,)2" "%,%*'7 &8,%2*& 2,** 2,2%8 2,2"'& 82'%,)2 *"8)2",)2 2,22%*8'* 2,"2&227 2,2"78* "%7,22" "",%*8 &8,*2*% 2,)* 2,2&2* 2,2"& 87"22,22 )%82',22 2,22&2&%8 2,"""7* 2,2"*%) "%7,22" "&,2** '&,22*% 2,*2 2,2%8" 2,2"&8 "2)'),)2 )*'2),22 2,22&&2"* 2,"2%22') 2,2"*8)* "','2" "%,28' '%,22*) 2,*) 2,2%87 2,2")" 82'%,)2 **'"&,22 2,22%*" 2,"")2"% 2,2")** "&),"2" "&,&28 '7,*2)& 2,*) 2,2%8' 2,2"'8 "22))%,)2 )8'%8,22 2,22&"78" 2,"2&%')" 2,2"'7" ""%,*2" "&,**7 ',2)) 2,*% 2,2&"% 2,2")% "28"2,22 '7))8),22 2,22'"8"% 2,2887'7 2,2")%2" ""%,*2" "',%2* '7,"2*" 2,*2 2,2&" 2,2")" "")%*,)2 '7%*)%,22 2,22''*'' 2,288*7" 2,2")88
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/ G. Anal"sa !as"l Percoaan
• <rafik ubungan #c $s 1g?1o 0.50 0.60 0.70 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18
Grafk Cc vs Yg/Yo
Cc yG/yOGa&ar #.* <rafik ubungan #c $s 1g?1o pada ∆ 9 %22 mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
0.50 0.60 0.70 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 Cc yG/yO
Ga&ar #.5 <rafik ubungan #c $s 1g?1o pada ∆ 9 %& mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/ 0.50 0.60 0.70 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24
Grafk Cc vs Yg/Yo
Cc yG/yOGa&ar #./ <rafik ubungan #c $s 1g?1o pada ∆ 9 %*2 mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
0.50 0.60 0.70 0.80 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24 Cc yG/yO
<ambar ".* Gra6"k !uun%an Cc 7s 2%82o4ada ! ) '9/ &&!%
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/ 0.50 0.60 0.70 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24
Grafk Cc vs Yg/Yo
Cc yG/yOOD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
0.50 0.60 0.70 0.80 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24
Grafk Cc vs Yg/Yo
Cc yG/yOGa&ar #.; <rafik ubungan #c $s 1g?1o pada ∆ 9 &2 mmg
nalisa <rafik;
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/
<rafik #c $s 1g?1o merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara koefisien kontraksi #c! dengan rasio
kedalaman air di bawah pintu sorong terhadap kedalaman air di hulu 1g?1o!. Berdasarkan grafik di atas, secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa grafik mempunyai kecenderungan berbanding lurus lihat <ambar ".&, <ambar ".', <ambar ".),<ambar ".*, <ambar ". dan <ambar ".7!. rtinya, semakin besar harga #c, maka semakin besar harga 1g?1o. 5emikian pula sebaliknya. semakin
kecil harga #c, maka semakin besar harga 1g?1o.
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
0 0.1 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18
Grafk Cv vs Yg/Yo untuk Yg onstan
C! yG/yO
Ga&ar #.9 <rafik ubungan #$ $s 1g?1o pada ∆ 9 %22 mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/ 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18
Grafk Cv vs Yg/Yo untuk Yg onstan
C! yG/yO
Ga&ar #.# <rafik ubungan #c $s 1g?1o pada ∆ 9 %& mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24 C! yG/yO
Ga&ar #.## <rafik ubungan #c $s 1g?1o pada ∆ 9 %*2 mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/ 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24
Grafk Cv vs Yg/Yo untuk Yg onstan
C! yG/yO
Ga&ar #.#'<rafik ubungan #$ $s 1g?1o pada ∆ 9 %8) mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
0.9 1 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24 C! yG/yO
Ga&ar #.#* <rafik ubungan #$ $s 1g?1o pada
∆ 9 &%2 mmg
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/ 0.8 0.9 1 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24
Grafk Cv vs Yg/Yo untuk Yg onstan
C! yG/yO
Ga&ar #.#5 <rafik ubungan #c $s
1g?1o pada ∆ 9 &2 mmg
nalisa <rafik;
<rafik #$ $s 1g?1o merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara koefisien kecepatan #$! dengan rasio
kedalaman air di bawah pintu sorong terhadap kedalaman air di hulu 1g?1o!. Berdasarkan grafik di atas, secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa grafik berbentuk linier turun lihat <ambar &.&, <ambar &.' dan <ambar &.)!. rtinya, semakin besar harga #$, maka semakin kecil harga 1g?1o. 5emikian pula sebaliknya, semakin kecil harga #$, maka semakin besar harga 1g?1o.
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
#$ E "! /emungkinan besar kesalahan ini terjadi karena kurang ketelitian dalam menentukan tinggi aliran dalam percobaan.
%. Untuk nilai dari #c ini sangat dipengaruhi oleh faktor besar kecilnya nilai 1" tinggi muka air di hilir! dan juga besar kecilnya
nilai 1gtinggi ujung bawah pintu sorong dari dasar saluran!. al tersebut dikarenakan nilai #c diperoleh dari pembagian antara
1"dengan 1g. 5engan melihat dari nilai hasil pembagian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai #c akan E " jika nilai 1g lebih
besar jika dibanding dengan nilai 1" dan nilai #c akan " jika nilai 1g lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai 1" serta #c
akan bernilai " jika nilai 1g sama besar dengan nilai 1".
*. Berdasarkan perhitungan mengenai menentukan jenis aliran berdasarkan angka (roude maka dapat diperoleh adanya perubahan jenis aliran dari aliran sub kritis menjadi aliran super kritis dari atau pada kedalaman 12 sampai 1"./emudian aliran berubah
kembali dari super kritis menjadi sub kritis pada kedalaman 1" sampai 1'.
'. Kika profil aliran air kita amati secara keseluruhan ampiran!, maka dapat disimpulkan bahwa kedalaman air di titik a atau aliran air sebelum terjadi loncatan air akan lebih rendah dibandingkan kedalaman air di titik b setelah loncatan air. al ini disebabkan karena adanya perbedaan luas penampang di titik a dan titik b pada kondisi dimana debit yang mengalir pada penampang a sama dengan debit yang mengalir pada penampang b, hal ini akan berpengaruh terhadap nilai kecepatan aliran pada penampang a dan b, dimana jika luas penampang " lebih kecil dari penampang % maka kecepatan aliran di tampang "
lebih besar dari penampang %.
OD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO
PCD6 PD/FO/UM O5DCO/
Da6tar Pustaka
". Shadi, (. %227. Hi'&o3i P&ti5 'n M!',. Banjarmasin; Penerbit Pustaka Banua %. Friadmodjo, B. "88*. Hi'&!3i. 1ogyakarta; B=F C((S=FOD6 M=UO PO6FU SCDC6< /=CMPC/ QOO