• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Dasar Sistem Komunikasi Radio

Tujuan dari suatu sistem komunikasi adalah mengirimkan sinyal informasi melalui channel komunikasi dimana posisi dari transmitter dengan receiver mempunyai tempat yang terpisah. Sinyal-sinyal informasi disini di dalam ilmu komunikasi dinamakan sinyal baseband (baseband signals). Sinyal baseband ini mempunyai lebar pita frekuensi yang mewakili sinyal-sinyal asli dan merupakan sumber dari pada informasi. Tujuan dari channel komunikasi adalah untuk menggeser range frekuensi baseband ke dalam frekuensi lain yang digunakan untuk pengiriman informasi, dan pada receiver sinyal yang telah digeser tersebut dikembalikan dengan cara menggeser kembali ke frekuensi asal seperti keadaan sebelum digeser. Sebagai contoh, suatu sistem radio bekerja pada frekuensi 5 Mhz, dimana sinyal baseband berada pada frekuensi yang berada pada frekuensi radio tersebut. Pergeseran frekuensi ini dilakukan dengan suatu proses modulasi, dimana parameter dari sinyal carrier berubah-ubah menurut perubahan sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Secara umum bentuk dari sinyal carrier adalah gelombang sinusoidal sedangkan sinyal informasi yang berupa suara adalah gelombang kontinyu. Sinyal baseband ini disebut gelombang pemodulasi, sedangkan hasil dari proses modulasi disebut sebagai gelombang yang dimodulasi.

(2)

6

Pada dasarnya sistem komunikasi radio merupakan salah satu bagian dari sistem telekomunikasi. Komunikasi radio dapat diartikan sebagai salah satu metode penyampaian informasi melalui udara berupa gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar ke penerima dengan udara sebagai media transmisinya. Komunikasi ini, dimaksudkan untuk mencapai jarak yang jauh dan pada saat saluran komunkasi secara fisik (menggunakan kabel) tidak dapat menjangkaunya.

2.1.1. Gelombang Radio

Gelombang radio yang dipancarkan dari antena pemancar berjalan melalui atmosfer sebagai penempatan dan pembiasan garis-garis gaya listrik. Panjang gelombang dari puncak ke puncak atau dari lembah ke lembah disebut “panjang gelombang”. Gelombang radio berjalan dari antena dengan kecepatan 3x108 m/det sama dengan kecepatan cahaya, dengan kata lain gelombang radio berjalan sejauh keliling bumi dalam satu detik.

Gambar 2.1. Panjang gelombang

Bentuk gelombang dari 0 ke b yang berulang-ulang dengan sendirinya disebut cycle, banyaknya cyle tiap detik disebut frekeunsi. Frekuensi satuannya

(3)

7

dalam Hertz, biasanya disingkat dengan Hertz. Jika panjang gelombang = λ (lamdha) (meter), kecepatan = v (m/det), Frekuensi = f (Hz).

Hubungan antara kecepatan, panjang gelombang dan frekuensi radio dituliskand alam persamaan :

Dengan :

c = kecepatan gelombang

λ = panjang gelombang f = frekuensi gelombang

Gelombang yang berfrekuensi rendah mempunyai lamdha yang lebih panjang dan gelombang yang berfrekuensi tinggi mempunyai lamdha lebih pendek.

2.1.2. Pembagian Gelombang

Pembagian gelombang radio dapat dibagi berdasarkan panjang gelombang dan cara perambatannya :

a) Gelombang panjang umumnya dikenal Long Wave, jenis ini panjang gelombangnya antara 1000 s/d 2000 meter, frekuensi yang dipakai adalah 150 s/d 300 KHz.

b) Gelombang menengah umumnya dikenal dengan Middle Wave, jenis ini panjang gelombangnya antara 150 s/d 600 meter, frekuensi yang dipakai adalah 500 s/d 2000 KHz.

(4)

8

c) Gelombang pendek umumnya dikenal dengan Short Wave, jenis ini panjang gelombangnya anatara 10 s/d 60 meter, frekuensi yang dipakai adalah 5 s/d 30 Mhz

d) Gelombang sangat pendek, jenis ini panjang gelombangnya antara 1 s/d 10 meter, frekuensi yang dipakai 30 s/d 300 MHz.

Tabel 2.1 Panjang Gelombang dan Frekuensi Gelombang Pembawa

Nama Frekuensi Panjang

Gelombang Nama Very Low Frequency (VLF) < 30 kHz > 10 km Gelombang

Myriametrik Low Frequency (LF) 30 – 300 kHz 1 – 10 km Gelombang

kilometer

Medium Frequency (MF) 300 – 3.000 kHz 100 – 1.000 m Gelombang hektometer

High Frequency (HF) 3 – 30 MHz 10 – 100 m Gelombang dekameter Very High Frequency (VHF) 30 – 300 MHz 1 – 10 m Gelombang

meter Ultra High Frequency (UHF) 300 – 3.000 MHz 10 – 100 cm Gelombang

decimeter Super High Frequency (SHF) 3 – 30 GHz 1 – 10 cm Gelombang

sentimeter Extremely High Frequency (EHF) 30 – 300 GHz 1 – 10 mm Gelombang

milimeter

2.1.3. Panjang Gelombang

Propagasi atau perambatan gelombang adalah proses perambatan gelombang-gelombang elektromagnetik yang membawa sinyal informasi

(5)

9

dari antena pemancar ke antena penerima. Sinyal atau gelombang radio dapat merambat melalui bermacam-macam lintasan. Dilihat dari cara perambatannya, maka gelombang radio dapat dibedakan dari cara perambtannya.

a) Propagasi gelombang tanah - Gelombang langsung - Gelombang pantulan tanah - Gelombang permukaan tanah b) Propagasi ionosfer

Gelombang langsung yaitu gelombang yang perambatannya lurus dari antena pemancar ke antena penerima melalui ruang bebas tanpa penghalang dan tidak akan dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Oleh karena itu sebelum gelombang ini lurus meninggalkan bumi, harus ditangkap dahulu oleh repeater untuk diteruskan ke penerima. Frekuensi yang digunakan adalah VHF (Very High Frequency) ke atas.

Gelombang pantulan tanah yaitu gelombang yang perambatannya dipantulkan ke tanah dari antena pemancar sampai ke antena penerima.

(6)

10

Gelombang permukaan tanah yaitu gelombang yang merambat dari antena pemancar ke antena penerima melalui permukaan bumi, perambatannya sejajar dengan permukaan tanah, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya tarik bumi. Misalnya, untuk gelombang dengan frekuensi rendah yaitu VLF, LF, dan MF.

Gambar 2.3. Gelombang Permukaan Tanah

Propagasi ionosfer yaitu gelombang yang perambatannya memanfaatkan lapisan ionosfer untuk memantulkan gelombang. Lapisan ini terletak 50 – 500 km di atas permukaan bumi. Perubahan derajat ionisasi pada lapisan ini menghasilkan pembagian ionosfer ke dalam beberapa lapisan :

- Lapisan D (50 – 90 km) - Lapisan E (90 – 145 km) - Lapisan F (160 – 400 km)

(7)

11

Gambar 2.4 Lapisan Ionosfer

(8)

12 2.2. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling berhubungan satu sama lain untuk melakukan komunikasi data dengan menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi (kabel atau nirkabel), sehingga komputer – komputer tersebut dapat saling berbagi informasi, data, program-program, dan penggunaan perangkat keras secara bersama. Dalam hal ini komunikasi data yang bisa dilakukan melalui jaringan komputer dapat berupa data teks, gambar, video dan suara.

Berikut adalah contoh jaringan komputer yang paling sederhana:

Gambar 2.6 Jaringan Komputer sederhana

Berdasarkan luas areanya atau letak geografisnya, jaringan area komputer dibedakan menjadi:

• Local Area Network (LAN)

Adalah sebuah jaringan komputer dengan jangkauan area yang terbatas dan hubungan fisik antar komputer saling berdekatan. Misalnya jaringan komputer di sebuah kantor, jaringan komputer di sebuah ruangan kerja (Laboratorium).

(9)

13

Gambar 2.7. Local Area Network

• Wide Area Network (WAN)

Adalah jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN ke dalam suatu jaringan terpadu, antara satu jaringan dengan jaringan lain dapat berjarak ribuan kilometer atau terpisahkan letak geografis dengan menggunakan metoda komunikasi tertentu.

Gambar 2.8. Wide Area Network

• Metropolitan Area Network (MAN)

Adalah sistem jaringan komputer yang berada di antara LAN dan WAN. MAN merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer kantor – kantor dalam satu kota atau kantor pusat dengan kantor cabang (anak induk) yang berada dalam jangkauannya.

(10)

14

Berdasarkan servisnya, jaringan area komputer dibedakan menjadi:

• Intranet

Adalah sebuah jaringan komputer yang digunakan untuk sharing data dalam internal sebuah lembaga, perusahaan atau kantor. Sehingga hanya anggota dari lembaga atau perusahaan tersebut dan memiliki akun yang dapat mengaksesnya. Umumnya intranet menggunakan beberapa protokol, seperti HTTP dan beberapa protokol Internet lainnya (FTP, POP3, atau SMTP).

• Ekstranet

Sebuah perluasan dari penggunaan Intranet, yang dapat diakses oleh beberapa pihak yang memiliki akun diluar perusahaan tersebut. Akun untuk akses ke dalam jaringan ekstranet umumnya bersifat terbatas.

• Internet

Merupakan jaringan komputer yang terhubung dengan jaringan komputer lain di seluruh dunia. Internet berguna untuk kita berkomunikasi dan bertukar informasi, file, data, suara, gambar dan sebagainya antara individu dan manusia diseluruh dunia.

2.2.1. Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP)

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer – komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN).

(11)

15

TCP/IP bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Protokol ini pun dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengirim data informasi atau kendali melalui jaringan komputer. Internet Protocol (IP), User datagram Protocol (UDP), dan Transmission Control Protocol (TCP) merupakan dasar komunikasi berbasis jaringan TCP/IP berasal dari 2 protokol, yaitu TCP dan IP.

2.2.1.1. Arsitektur TCP/IP

Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan (layer) yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standart Organization) telah mengeluarkan suatu standar untuk arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open Sistem Interconnection (OSI).

Standar ini terdiri dari tujuh lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara dua komputer. Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sebagai berikut:

(12)

16

Gambar 2.9. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP

Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup oleh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP adalah sebagai berikut :

1. Physical Layer

Merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dan lain sebagainya. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat berkomunikasi dengan berbagai jaringan dan media fisik yang berbeda-beda.

2. Network Access Layer

Mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link Layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan layanan untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringa public, Ethernet utuk jaringan Ethernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dan lain sebagainya.

(13)

17 3. Internet Layer

Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda-beda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan local, lapisan ini bertugas utnuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya di mana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (world wide internet). Beberapa tugas penting pada jaringan ini adalah :

• Addressing, yaitu melengkapi setiap datagram dengan alamat internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address (IP Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada level ini (software), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang digunakan.

• Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP-lah yang menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.

(14)

18

Mendefinisikan cara-cara utnuk melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain: • Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecahkan menjadi paket-paket

tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.

• Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berarti.

Pada TCP/IP, protokol yang digunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau User datagram Protocol (UDP). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kehandalan data, sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang paket yang pendek dan tidak menuntut kehandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi flow control dan error detection dan bersifat connection oriented. Sebaliknya pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol.

(15)

19

Untuk beberapa hal yang menyangkut efisiensi dan penyerderhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai protokol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan response, atau aplikasi lain yang sangat sensitive terhadap delay seperti video conference. Aplikasi seperti ini dapat mentolelir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.

5. Application Layer

Merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk pengiriman email, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) utnuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.

2.2.1.2. Internet Protocol Address (IP)

IP (Internet Protocol) address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan indentitas yang universal bagi setiap interface komputer.

(16)

20

Jika suatu computer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk computer tersebut masing-masing untuk setiap interface-nya. IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai octet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari :

00000000.00000000.00000000.00000000 - 11111111.11111111.11111111.11111111.

Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh empat buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :

(17)

21 2.2.1.3. Class IP Address

Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 miliar lebih yang harus dibagikan keseluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.

IP address dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yakni network (net ID) dan bagian dari host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal IP address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung pada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.

Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun host yang dapat ditampung oleh jaringan sangat besar. Kelas D dan kelas E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringanmulticast dan kelas E untuk kepentingan eksperimental.

Perangkat lunak Internet Protocol, menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

(18)

22

• Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID delapan bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi octet pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. jadi kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.

• Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga octet pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer yang mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada IP address kelas B ini mepunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx, yakni berjumlah 65x255 network dengan jumlah host tiap network 255x255 host atau sekitar 65 ribu host.

• IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 110. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID delapan bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar dua juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.

• IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. Empat bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga bit pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.

(19)

23

• IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. Empat bt pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga bit pertamanya berkisar antara 248-255.

Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjukan bagian jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash ”/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misalnya utnuk menunjukkan satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini menunjukkan panjang bit untuk network prefix kelas B.

2.2.2. Ethernet

Ethernet merupakan jenis skenario perkabelan dan pemrosesan sinyal untuk data jaringan komputer yang dikembangkan oleh Robert Metcalfe dan David Boggs di Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1972. Disain tersebut menjadi sedemikian sukses di masa itu sehingga Xerox, Intel dan

Digital Equipment Corporation (DEC) mengeluarkan standar Ethernet 10Mbps

yang banyak digunakan pada jaringan komputer saat ini. Selain itu, terdepat standar Ethernet dengan kecepatan 100Mbps yang dikenal sebagai Fast Ethernet.

2.2.2.1. Jenis – Jenis Ethernet

Jika dilihat dari kecepatannya, Ethernet terbagi menjadi empat jenis, yakni sebagai berikut:

(20)

24

 10 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Ethernet saja (standar yang digunakan: 10Base2, 10Base5, 10BaseT, 10BaseF)

 100 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Fast Ethernet (standar yang digunakan: 100BaseFX, 100BaseT, 100BaseT4, 100BaseTX)

 1000 Mbit/detik atau 1 Gbit/detik, yang sering disebut sebagai Gigabit Ethernet (standar yang digunakan: 1000BaseCX, 1000BaseLX, 1000BaseSX, 1000BaseT).

 10000 Mbit/detik atau 10 Gbit/detik. Standar ini belum banyak diimplementasikan.

2.2.2.2. Cara Kerja Ethernet

Spesifikasi Ethernet mendefinisikan fungsi-fungsi yang terjadi pada lapisan fisik dan lapisan data-link dalam model referensi jaringan tujuh lapis OSI, dan cara pembuatan paket data ke dalam frame sebelum ditransmisikan di atas kabel.

Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Baseband yang mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada satu waktu. Ethernet beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti setiap station dapat menerima atau mengirim data tapi tidak dapat melakukan keduanya secara sekaligus. Fast Ethernet serta Gigabit Ethernet dapat bekerja dalam modus

full-duplex atau half-full-duplex.

Ethernet menggunakan metode kontrol akses media Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection untuk menentukan station mana yang dapat

(21)

25

mentransmisikan data pada waktu tertentu melalui media yang digunakan. Dalam jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap komputer akan "mendengar" terlebih dahulu sebelum "berbicara", artinya mereka akan melihat kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain yang sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada komputer yang sedang mentransmisikan data, maka setiap komputer yang mau mengirimkan data dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasarkan basis First-Come, First-Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal kepada Master Station seperti dalam teknologi jaringan lainnya.

Jika dua station hendak mencoba untuk mentransmisikan data pada waktu yang sama, maka kemungkinan akan terjadi collision (kolisi/tabrakan), yang akan mengakibatkan dua station tersebut menghentikan transmisi data, sebelum akhirnya mencoba untuk mengirimkannya lagi pada interval waktu yang acak (yang diukur dengan satuan milidetik). Semakin banyak station dalam sebuah jaringan Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang semakin besar pula dan kinerja jaringan pun akan menjadi buruk. Kinerja Ethernet yang seharusnya 10 Mbit/detik, jika dalam jaringan terpasang 100 node, umumnya hanya menghasilkan kinerja yang berkisar antara 40% hingga 55% dari bandwidth yang diharapkan (10 Mbit/detik). Salah satu cara untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menggunakan Switch Ethernet untuk melakukan segmentasi terhadap jaringan Ethernet ke dalam beberapa collision domain.

Gambar

Gambar 2.1. Panjang gelombang
Tabel 2.1 Panjang Gelombang dan Frekuensi Gelombang Pembawa
Gambar 2.2. Gelombang Langsung dan Gelombang Pantulan Tanah
Gambar 2.3. Gelombang Permukaan Tanah
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang

--- Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 02 Oktober

Ia mengembalikannya kepada orang tersebut dan berkata, ‘Paman, kami tidak boleh menerima ini.’ Orang yang memberikan amplop itu mengirim surat kepada saya (ayah almarhum) dan

Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap bidang atau sisi balok.. Sama halnya dengan kubus,

Ayamaru Sertifikasi membuat standar umum yang dapat digunakan di seluruh Indonesia untuk proses penilaian kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan

Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, mata kuliah kerja praktek telah menjadi salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal kondisi di lapangan

._.. • FOM i s not an ar1)ltpary addition to content V)ut an laportant aol insaparable part of i t , that givaa the twiporal, spatial and oausal relations tihioh effect

Penjelasan tersebut mengarah pada kesimpulan bahwa Model pembelajaran inquiry dipadu dengan strategi pembelajaran Heuristik Vee menggunakan alat peraga dapat