• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigea dengan Minuman Air Putih ,Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigea dengan Minuman Air Putih ,Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN BEROKSIGEN DENGAN MINUMAN AIR PUTIH BIASA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN PADA

MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2012

Oleh :

THIYAGU A/L RAMACHANDARAM 100100315

FAKULTAS KEDOKTER AN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

(2)

PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN BEROKSIGEN DENGAN MINUMAN AIR PUTIH BIASA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN PADA

MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh :

THIYAGU A/L RAMACHANDARAM 100100315

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

(3)
(4)

ABSTRAK

Akhir-akhir ini, minuman bero ksigen dipasarkan di seluruh dunia dengan klaim bahwa air minuman ini dapat meningkatkan kebugaran tubuh manusia dengan kandungan tujuh kali kadar oksigen lebih tinggi dari minuman air putih biasa. Penelitian yang dilakukan berkaitan manfaat minuman beroks igen terhadap tingkat kebugaran masih sangat sedikit.

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh minuman beroksigen dengan minuman air putih biasa terhadap tingkat kebugaran dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang hasil dari penelitian ini.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode Rancangan Postes dengan kelompok kontrol . Sampel penelitian merupakan laki-laki yang berusia 18 sampai 20 tahun, mahasiswa stambuk 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (n=34). Sampel dibagi kepada dua kelompok secara acak sederhana, kelompok yang meminum air beroksigen(n=17) dan kelompok yang meminum air putih biasa(n=17). Setelah itu, dilakukan latihan fisik, Harvard Step Test. Kemudian, dilakukan pengukuran Indeks Kebugaran Tubuh. Dikarenakan data tidak berdistribusi normal, hasil data dilakukan dengan menggunakan uji Mann -Whitney U.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (p value 0,143) , yaitu berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh minuman beroksigen dengan minuman air putih biasa terhadap tingkat kebugaran .

Kata kunci:Minuman beroksigen, Indeks kebugaran Tubuh, Harvard Step Test.

(5)

ABSTRACT

Lately, oxygenated drinks marketed worldwide claims that it imp roves physical fitness level; with oxygen content seven times higher than in plain water. Very less researches had been conducted relating to benefits of oxygenated drinks on physical fitness level.

The purpose of this study is to determine the differences in effects of oxygenated drinks with plain water on the fitness level and to provide sufficient information to the public about the results of this study.

This research is an experimental study with the method, Postest Only Control Group Design. The samples involved are men aged 18 to 20 years old, students batch 2012 in Medical Faculty of Sumatera Utara University, (n=38). Samples were divided in two groups by simple random sampling, drinking oxygenated water(n=17) and drinking plain water(n=17). Harvar d Step Test, a physical fitness test is done on samples and then the Physical Fitness Index was measured. Because the data is not normally distributed, a Mann-Whitney U test was done to show the results.

In the results, there was no significant differenc es (p value 0,143) which means there is no differences in effects of oxygenated drinks with plain water on the fitness level.

Keywords :Oxygenated drinks, Physical Fitness Index, Harvard Step Test .

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigen dengan Minuman Air Putih Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantu an dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar,Sp. PD-KGEH, selaku dekan FK USU. 2. dr. Milahayati Daulay, M. Biomed selaku dosen pembimbing, yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan.

4. Seluruh pegawai di Laboratorium Fisiologi yang sangat mempermudah penulis dalam hal pemakaian ruangan Fisiologi dan peralatannya.

5. dr. Yetty Machrina, M.Kes dan dr. Eka Roina, M.Kes yang beberapa kali ikut memberi sumbangsih pemikiran bagi penelitian ini.

6. Kedua orang tua penulis, yang tiada bosan -bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Seluruh teman-teman penulis yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(7)

8. Serta semua pihak baik lang sung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat -Nya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Desember 2013 Penulis,

THIYAGU RAMACHANDARAM

(8)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan Penelitian ………..……… ………2

1.4. Manfaat Penelitian ………..…………...………...3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kebugaran………...… 4

2.1.1. Komponen Kebugaran……… ……4

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran…...………. 6

2.1.3. Pengukuran tingkat kebugaran ...………7

2.2.Olahraga…...………...………...9

2.2.1. Ciri-ciri Olahraga Kesehatan…….……….9

2.2.2. Manfaat Olahraga…..……….. ….10

2.3.Oksigen dan air……....………...………...10

2.3.1. Absorbsi oksigen..…....………...11

2.3.2. Transpor Oksigen ….………...……….11

(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERATIONAL

3.1. Kerangka Konsep ………...……….13

3.2 Definisi Operasional ………...……….……...13

3.3 Hipotesis………13

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ………..……….… 14

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...………...……….. 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian…….………...14

4.4 Teknik Pengumpulan Data ……… ………..15

4.5. Pengolahan dan Analisa Data….. ………..………..16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi penelitian………...17

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden………...17

5.3. Hasil Analisa Data………18

5.4. Uji Normalitas Data………..19

5.5. Uji Mann-Whitney………19

5.5. Pembahasan………..….20

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan………22

6.2. Saran………..22

DAFTAR PUSTAKA …… ……….. . 23

LAMPIRAN………25

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Komponen kebugaran fisik dan hubungannya antara 6 kesehatan dan keterampilan

2.2. Physical Fitness Index(PFI) 9

2.3. Metode transportasi oksigen dan karbon dioksida 12

4.1. Physical Fitness Index(PFI) 16

5.2. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Kelompok Umur 17 5.3.1 Hasil penelitian berdasarkan Physical Fitness Index. 18 5.3.2 Hasil penelitian berdasarkan Criteria Physical Fitness Index 18 5.4. Uji Normalitas Data 19

5.5.1 Uji Mann-Whitney U 19

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Riwayat Daftar Hidup

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 4 : Lembaran Status Sampel

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Ethical Clearance Lampiran 7 : Master Data Lampiran 8 : Normalitas data Lampiran 9 : Uji Mann-Whitney U

(12)

ABSTRAK

Akhir-akhir ini, minuman bero ksigen dipasarkan di seluruh dunia dengan klaim bahwa air minuman ini dapat meningkatkan kebugaran tubuh manusia dengan kandungan tujuh kali kadar oksigen lebih tinggi dari minuman air putih biasa. Penelitian yang dilakukan berkaitan manfaat minuman beroks igen terhadap tingkat kebugaran masih sangat sedikit.

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh minuman beroksigen dengan minuman air putih biasa terhadap tingkat kebugaran dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang hasil dari penelitian ini.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode Rancangan Postes dengan kelompok kontrol . Sampel penelitian merupakan laki-laki yang berusia 18 sampai 20 tahun, mahasiswa stambuk 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (n=34). Sampel dibagi kepada dua kelompok secara acak sederhana, kelompok yang meminum air beroksigen(n=17) dan kelompok yang meminum air putih biasa(n=17). Setelah itu, dilakukan latihan fisik, Harvard Step Test. Kemudian, dilakukan pengukuran Indeks Kebugaran Tubuh. Dikarenakan data tidak berdistribusi normal, hasil data dilakukan dengan menggunakan uji Mann -Whitney U.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (p value 0,143) , yaitu berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh minuman beroksigen dengan minuman air putih biasa terhadap tingkat kebugaran .

(13)

ABSTRACT

Lately, oxygenated drinks marketed worldwide claims that it imp roves physical fitness level; with oxygen content seven times higher than in plain water. Very less researches had been conducted relating to benefits of oxygenated drinks on physical fitness level.

The purpose of this study is to determine the differences in effects of oxygenated drinks with plain water on the fitness level and to provide sufficient information to the public about the results of this study.

This research is an experimental study with the method, Postest Only Control Group Design. The samples involved are men aged 18 to 20 years old, students batch 2012 in Medical Faculty of Sumatera Utara University, (n=38). Samples were divided in two groups by simple random sampling, drinking oxygenated water(n=17) and drinking plain water(n=17). Harvar d Step Test, a physical fitness test is done on samples and then the Physical Fitness Index was measured. Because the data is not normally distributed, a Mann-Whitney U test was done to show the results.

In the results, there was no significant differenc es (p value 0,143) which means there is no differences in effects of oxygenated drinks with plain water on the fitness level.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sehat secara fisik berarti seseorang dapat melaksanakan tugas sehari -hari dengan semangat dan kewaspadaan, tanpa ada kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk me nikmati kegiatan waktu luang serta untuk menghadapi keadaan darurat yang tidak terduga (Haskell dan Kiernan, 2000). Aktivitas fisik yang regular adalah komponen penting untuk gaya hidup sehat agar tubuh selalu bugar . Kebugaran fisik tidak hanya diperlukan oleh atl et olahraga untuk prestasi yang baik tetapi juga diperlukan oleh semua masyarakat untuk memelihara fisik dan pikiran yang sehat. Kebugaran fisik yang baik men jadi salah satu pencegahan terjadinya penyakit kardiovaskuler (Jourkesh, 2011).

Kebugaran fisik seseorang dapat diukur denga n bermacam-macam cara antara lain tes kebugaran lapangan dan tes kebugaran laboratorium. Tes kebugaran lapangan misalnya tes Balke (lari 15 menit) atau tes Cooper (lari 12 menit). Tes kebugaran laboratorium contohnya tes treadmil, tes ergometer sepeda atau tes Harvard (Budiman, 2007). Asupan makanan dan minuman, termasuk oksigen dan air selama melakukan aktivitas fisik penting untuk dijaga agar olahraga mencapai hasil yang maksimal (Suharjana, 2008).

Oksigen diperlukan oleh sel untuk mengubah glukosa menjadi energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Berkurangnya oksigen mengakibatkan proses metabolisme tubuh menjadi tidak sempurna. Saat ini, banyak minuman beroksigen beredar di pasaran seperti Air Ox, Super O2, Myoxy dan lain sebagainya. Air minuman beroksigen mengandung oksigen 7-10 kali lebih banyak dibanding air minum biasa. Semakin tinggi konsentrasi oksigen dalam air minum , semakin meningkat kadar oksigen yang diabsorbsi ke dalam tubuh (Wilmert, 2002). Pemberian oksigen selama melakukan latih an fisik akan meningkatkan kandungan

(15)

oksigen arteri, menurunkan ventilasi paru, denyut jantung submaksimal dan asam laktat yang rendah dan meningkatkan konsumsi oks igen maksimal (Wilmert, 2002).

Minuman beroksigen juga bermanfaat dalam meningka tkan populasi bakteri probiotik (Sobariah, 2007) dan dapat meningkatkan proses penyembuhan pasien dengan diabetes melitus (Handajani, 2009).

Menurut studi yang dilakukan di Texas Women’s University tahun 1997, dalam larian 5 km, subjek yang berlari sesudah meminum m inuman beroksigen mencapai waktu rata-rata 15 detik lebih cepat dibandingkan dengan minuman air putih biasa. Berbeda dengan studi lainnya yang meneliti efek air beroksigen pada persentase saturasi hemoglobin-oksigen dan prestasi kebugaran dengan cara ergom eter sepeda, menyatakan tidak menemukan perbedaan dalam meningkatkan kebugaran fisik (Wilmert, 2002).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumu skan pertanyaan sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan ti ngkat kebugaran antara mahasiswa FK USU Angkatan 201 2 yang diberikan minuman beroksigen dengan yang diberikan minuman air putih biasa?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan pengaruh minuman beroksigen dengan minuman air putih biasa terhadap tingkat kebugaran mahasiswa FK USU angkatan 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa FK USU sesudah pemberian minuman beroksigen.

(16)

2. Mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa FK USU sesuda h pemberian minuman air putih biasa.

3. Membandingkan tingkat kebugaran mahasiswa FK USU yang diberikan minuman beroksigen dengan yang diberikan air putih biasa.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk: 1. Bidang pendidikan

Proses dan hasil penelitian ini menjadi didikan ke pada mahasiswa FK USU tentang perbedaan tingkat kebugaran setelah mengkonsumsi minuman beroksigen dan air putih biasa.

2. Bidang penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan atau referen si bagi penelitian berikutnya.

3. Bidang pelayanan masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi bagi masyarakat akan khasiat minuman beroksigen.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kebugaran

Kebugaran merupakan elemen mendasar dalam mempertahankan ketahanan dan kekuatan fisik. Kebugaran fisik didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik. Menjadi sehat secara fis ik berarti seseorang mampu melaksanakan tugas sehari -hari dengan semangat dan kewaspadaan, tanpa ada kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk me nikmati kegiatan waktu luang serta untuk menghadapi keadaan darurat yang tidak terduga (Haskell dan Kiernan, 2000).

2.1.1. Komponen Kebugaran

Kebugaran dapat dibagi menja di dua yaitu kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran ya ng berkaitan dengan penampilan (performance).

a) Kebugaran berkaitan dengan kesehatan

Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan mencakup empat komponen kebugaran yaitu:

1)Kebugaran kardiorespirasi

Kebugaran daya tahan fisik yang berhubungan dengan kemampuan sistem sirkulasi darah dan sistem pernafasan untuk pasokan bahan bakar selama aktivitas fisik yang berkelanjutan.

2) Kebugaran komposisi tubuh

Kebugaran fisik yang berkaitan dengan jumlah relatif otot, lemak, tulang, dan bagian penting lain dari tubuh .

3) Kebugaran daya tahan otot

(18)

Berkaitan dengan kemampuan kelompok otot un tuk mengerahkan kekuatan eksternal untuk latihan fisik yang berulang atau berurutan 4) Kebugaran kelenturan sendi

Kelenturan / fleksibilitas otot adalah kemampuan daya otot dan persendian untuk mengerakkan anggota gerak badan seluas -luasnya. Komponen kebugaran ini mempengaruhi pergerakan tubuh.

b) Kebugaran berkaitan dengan penampilan 1) Agility

Kebugaran fisik yang berkaitan dengan kemampuan untuk secara cepat mengubah posisi tubuh dengan kecepatan dan ketepatan .

2) Keseimbangan

Kebugaran fisik yang berkaitan dengan pemeliharaan keseimbangan saat diam atau bergerak.

3) Koordinasi

Kebugaran fisik yang berkaitan dengan kemampuan unt uk menggunakan indera, seperti penglihatan dan pendengaran, bersama -sama dengan bagian-bagian tubuh melakukan tugas motorik yang lancar dan akurat.

4) Waktu reaksi

Kemampuan untuk merespon suatu rangsangan secara cepat .

5) Power

Kemampuan maksimal otot yang dap at dihasilkan dalam masa yang singkat.

(19)

Tabel 2.1. Komponen kebugaran fisik dan hubungannya antara kesehatan dan keterampilan (Haskell dan Kiernan, 2000).

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi k esegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :

a.Usia

Penelitian di Belanda melaporkan bahwa kekuatan ae robik (VO2 max) mencapai puncaknya pada umur 18 dan 20 tahun pada laki -laki serta 16 dan 17 tahun pada anak perempuan, bertepatan dengan umur puncak massa otot. Pengukuran kesegaran jasmani pada sebuah penelitian yaitu sebanyak 8800 orang Amerika berusia 10-18 tahun menunjukkan bahwa kesegaran kardiorespirasi cenderung tetap konstan atau meningkat antara usia 12 -18 tahun. Hal ini menunjukk an bahwa daya tahan tiap unit massa tubuh tanpa lemak mungkin menurun atau masih belum berubah ( Meredith, 1996).

b. Jenis kelamin

Secara umum anak perempuan lebih lentur daripada anak laki -laki. Dalam suatu penelitian “The Helena Study” menyatakan laki-laki mempunyai tingkat kebugaran yang lebih tinggi dalam semua komponen kebugaran kecuali kelenturan (Ortega, 2011).

(20)

c. Genetik

Terdapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa variasi genetik berbeda dalam hal respon terhadap kebugaran jasmani yang berhubunga n dengan kesehatan. Pengaruh keturunan terhadap lemak tubuh 25%, kesegaran otot 20-40%, dan kesegaran kardiovaskuler 10 -25%. Hal ini dibandingkan pada orang-orang yang tidak terlatih (Bouchard,1993).

d. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai s etiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot skeletal dan menghasilkan peningkatan resting energy expenditure yang bermakna (Kurpad, Swaminathan & Bhat, 2004). Aktivitas fisik juga dapat didefinisikan sebagai suatu gerakan fisik yang menyeb abkan terjadinya kontraksi otot (Goran, 2008). Aktivitas fisik pada anak dan remaja dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah faktor fisiologis/perkembangan (misalnya pertumbuhan, kesegaran jasmani, keterbatasan fisik), lingkungan (fasilitas, musim, keamanan ) dan faktor psikologis, sosial dan demografi (pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, teman sebaya, status ekonomi, jenis kelamin, usia) (Kohl & Hobbs, 1998).

2.1.3. Pengukuran tingkat kebugaran

Terdapat berbagai variasi tes kesegaran jasmani untuk mene tapkan tingkat kesegaran jasmani seseorang. Ada beberapa tes yang sering dipergunakan, antara lain:

1. Tes kebugaran lapangan

a) Tes Balke, lari dalam 15menit

b) Tes Cooper, lari dalam 12 menit (Budiman, 2007) c) Tes ACSPFT

Tes kesegaran jasmani ACSPFT (Asian Commitee on the Standardization of Physical Fitness Test) merupakan tes kesegaran jasmani di lapangan . Tes ACSPFT merupakan rangkaian tes yang terdiri dari:

(21)

Lari 50 meter untuk mengukur kecepatan.

Lompat jauh tanpa awalan untuk mengukur gerak eskplosif tubuh/ d aya ledak otot.

Bergantung angkat badan (putra) atau berg antung siku tekuk (putri) untuk mengukur kekuatan statis dan daya tahan lengan serta bahu. Lari hilir mudik 4 x 10 m untuk mengukur ketangkasan.

Baring duduk 30 detik untuk mengukur daya tahan otot -otot perut. Forward flexion of trunkuntuk mengukur kelenturan.

Lari jauh 600 m untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi (Suryanto, 2006).

d) Tes kebugaran laboratorium

i. Treadmill, yang paling sering dipakai adalah protokol Bruce. ii. Ergometer sepeda, merupakan tes submaksimal, yang sering

dilakukan adalah tes ergometer sepeda Astrand dan Fo x (Budiman, 2007).

iii. Harvard Step Test, merupakan salah satu jenis pengukuran tingkat kebugaran seseorang. Dalam Harvard step test ini ketinggian bangku yang digunakan pada l aki-laki adalah 45cm dan perempuan adalah 43cm. Caranya, subjek disuruh naik turun bangku dengan irama 120x/menit dengan menggunakan metronom selama 5 menit. Subjek meletakkan kaki kanan di atas bangku dan setelah diberi arahan (memulakan perlakuan) dan menaikkan kaki kirinya ke atas bangku, setelah itu menurunkan kaki kanan dan diikuti dengan kaki kiri. Sekiranya sebelum 5 menit subjek terasa lelah perlaku an tersebut dihentikan dan dicatat waktu. Pada masa pemulihan, dinilai denyut nadi pada 1-1.5 menit, 2-2.5 menit dan 3-3.5 menit (Rusip, 2006).

(22)

Physical Fitness Index : time in seconds x 100

2 x Sum of pulse counts at 1 -1.5, 2-2.5 and 3-3.5 mins

Tabel 2.2. Physical Fitness Index (Rusip,2006).

Criteria Score Value

Excellent 5 >90

Above average 4 80-89

Average 3 65-79

Below average 2 50-64

Poor 1 <50

2.2. Olahraga

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Olahraga merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan k ecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya generasi muda yang aktif mengikuti olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya. Pelaku olahraga kesehatan dalah orang yang tidak kekurangan gerak tetapi bukan pelaku olahraga berat. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.

(23)

2.2.1 Ciri-ciri olahraga kesehatan

1. Gerakan mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan

2. Intensitasnya submaksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan -gerakan maksimal atau -gerakan eksplosif maksimal.

3. Terdiri daripada satuan -satuan gerak yang dapat (secara sengaja) dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang kontinu.

4. Bebas stress (non kompetitif= tidak untuk dipertandingkan) 5. Diselengarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/mingg u)

6. Dapat mencapai intensitas antara 65 -80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur, denyut nadi maksimal sesuai umur = 220 - umur dalam tahun.

2.2.2 Manfaat Olahraga

Olahraga yang dilakukan secara rutin bermanfaat dalam hal: a) Meningkatkan sensitivitas in sulin.

b) Meningkatkan kontrol glikemik pada ora ng dengan diabetes tipe 2 . c) Menurunkan tekanan darah.

d) Mengurangi tingkat low-density lipoprotein dan trigliserida. e) Meningkatkan kadar high-density lipoprotein. (Suleman, 2012)

2.3 Oksigen dan Air

Oksigen dan air adalah komponen dasar dari alam. Keseimbangan komponen air dan oksigen menghasilkan kesegaran, vitalitas, dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidu p. Hasil klinis menunjukkan bah wa jumlah nitrat dalam air berkurang ketika air oksigen diperkaya. Ini meningkatkan kualitas air dan membuat air sehat bagi setiap orang, khususnya anak -anak. Menurut data statistik yang baru diterbitkan, sekitar 36% penduduk bumi menderita kekurangan oksigen. Situasi ini menciptakan tanggung jawab yang besar bagi pemerintah untuk mengatasi kekurangan

(24)

ini dan untuk menyediakan air minum yang sehat dan oksigen untuk konsumsi manusia. Untuk mendukung fungsi tubuh manusia dan kebutuhan energi makanan harus mengandung apa yang disebut unsur penting . Unsur-unsur penting yang sebagian memasuki tubuh manusia dalam bentuk cair. Terlepas dari unsur-unsur penting, oksigen dan air memainkan peran yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup. Air oksigen diperkaya telah diterapkan dalam kedokteran gizi, klinis dan penelitian, untuk mengobati hipoksia seluler. Sebagai terapi, air oksigen diperkaya diresepkan untuk orang yang menderita penyakit yang berbeda, seperti migrain, aritmia jantung atau kanker (Pakdaman, 1985).

2.3.1. Absorbsi oksigen

Penyerapan air beroksigen dimulai d alam jaringan mulut dan sepanjang saluran pencernaan. Dengan difusi dan osmosis, oksigen memanfaatkan isotop O2 15, telah menunjukkan hubungan antara jumlah darah yang diterima oleh otak dan seberapa efektif oksigen dipergunakan. Ini adalah hasil dari tran sportasi oksigen aktif. Sekitar 5 menit setelah minum air oksigen, terjadi peningkatan nilai P O2 dalam darah vena. Berbeda dengan suplai oksigen melalui masker , efek oksigen dalam larutan dapat berlangsung selama beberapa jam. Bahk an setelah 3 sampai 4 jam kandungan oksigen tetap tinggi dalam darah (Pakdaman, 1985).

2.3.2. Transpor oksigen

Transpor oksigen merupakan bagian dari proses eksternal respirasi , yaitu pertukaran gas antara atmosf er dan paru-paru, pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dan darah, transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan pertukaran gas antara darah dan sel. Di dalam darah oksigen terdapat dalam dua bentuk, larut dalam fisik dan terikat secara kimiawi ke hemoglobin. O2 yang secara fisik larut dalam air plasma jumlahnya sangat sedikit karena O2 kurang larut dalam cairan tubuh. Jumlah yang terlarut berbanding lurus dengan P O2 darah; semakin tinggi

(25)

PO2 semakin mudah larut O2. Pada P O2 arteri normal sebesar 100mmHg, hanya 3 ml O2yang dapat larut dalam 1 liter darah. Dengan demikian, hanya 15ml O2/menit yang dapat dilarutkan dalam aliran darah paru normal yang besarnya 5 l/menit (curah jantung istirahat). Bahkan pada keadaan istirahat sel mengkonsumsi sampai 250ml/ O2/menit dan jumlah dapat meningkat sampai dua puluh lima kali lipat selama

olahraga berat. Untuk menyalurkan O2 yang diperlukan oleh jaringan bahkan dalam

keadaan istirahat, curah jantung harus mencapai 83,3 liter/menit apabila O 2 hanya dapat diangkut dalam bentuk terlarut.

Jelaslah, harus terdapat mekanisme lain untuk mengangkut O2 ke jaringan.

Mekanisme ini adalah haemoglobin (Hb). Hanya 1,5% O2 dalam darah yang larut

sisanya (98.5%) diangkut bersama Hb. O2 yang terikat dengan Hb ini tidak ikut

menentukan PO2 darah; dengan demikian, P O2 darah bukan ukuran kandungan O2

total dalam darah melainkan hanya bagian O2 yang larut. Hemoglobin, suatu molekul protein yang mengandung besi, memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan longgar -reversibel dengan O2. Apabila tidak berikatan

dengan O2, Hb disebut sebagai hemoglobin tereduksi; apabila berikatan dengan O2,

Hb disebut sebagai oksihemoglobin (HbO2) (Sherwood, 2001)

(26)

Hb + O2 HbO2

Tabel 2.3 Metode transportasi oksigen dan karbon dioksida (Sherwood, 2001). Gas Metode transportasi dalam darah Persentase (%)

O2 Larut secara fisik

Terikatan dengan hemoglobin

1.5 98.5 CO2 Larut secara fisik

Terikat dengan hemoglobin Bikarbonat (HCO3¯)

10 30 60

(27)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Postest Only Control Group Design, yaitu mengukur Physical Fitness Index sesudah melakukan latihan fisik, Harvard Step Test pada kelompok yang diberi minuman beroksigen dan minuman air putih biasa.

4.2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pengambilan dan pengumpulan data akan dilakukan selama bulan September dan November 2013.

4.3. Populasi dan sampel peneliti an

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universi tas Sumatera Utara angkatan 2012 . Subyek penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini adalah laki-laki usia 18-20 tahun yang dipilih dengan cara simple random sampling. Pemilihan sampel dipilih yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini.

Kriteria inklusi:

1. Mahasiswa FK USU angkatan 2012 2. Berumur 18-20 tahun

3. Sehat jasmani

4. Mahasiswa yang tidak sering olahraga 5. Normoweight

(28)

Kriteria eksklusi:

1. Memiliki riwayat penyak it berat

Perkiraan besar sampel:

Adapun besarnya sampel ditentukan dengan ru mus berikut ini (Supranto, 2000). (t-1)(r-1) ≥ 15

(2-1)(r-1)≥ 15 r-1 ≥ 15 r ≥ 16

Melalui rumus ini, jumlah sample dalam satu kelompok adalah 17 orang.

4.4. Teknik pengumpulan data.

1. Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah mahasisw a laki-laki FK USU angkatan 2012 kelompok umur 18 -20 tahun yang memenuhi kriteria inklusi.

2. Data dasar subjek meliputi usia, dan IMT di catat dalam satu lembaran isian. 3. Kemudian secara acak sederhana, dipilih 17 orang untuk kelompok kontrol

(minum air putih biasa) dan 17 orang kelompok perlakuan (minum air beroksigen).

4. Mengukur nadi dengan meraba pada arteri radialis.

5. Diberi 300cc air putih biasa pada subjek kontrol dan 3 00cc minuman beroksigen pada subjek kelompok perlakuan.

6. Dilakukan latihan fisik, Harvard Step Test dengan menggunakan bangku setinggi 45cm pada sampel dan diukur tingkat kebugaran menggunakan formula Physical Fitness Ind ex, diukur perubahan denyut nadi pada masa pemulihan.

(29)

Physical Fitness Index : time in seconds x 100

2 x Sum of pulse counts at 1 -1.5, 2-2.5 and 3-3.5 mins

Tabel 4.1. Physical Fitness Index (Rusip,2006)

Criteria Score Value

Excellent 5 >90

Above average 4 80-89

Average 3 65-79

Below average 2 50-64

Poor 1 <50

4.5. Pengolahan dan Analisa Data.

Data yang digunakan untuk peneliti an ini adalah data kuantitatif; hasil data yang diperoleh dari pengukuran. Data diolah dengan menggunakan SPSS. Perbedaan tingkat kebugaran pada latihan fisik pada kelompok minum air beroksigen dan air putih biasa dengan uji Mann -Whitney U. Uji dinyatakan bermakna bila p < 0.05 pada tingkat kepercayaan 95% (Mukhtar,2011).

(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. Laboratorium Fisiologi FK USU terletak di lantai 2 Fakultas Kedokteran USU. Laboratorium FK USU memiliki peralatan yang berguna untuk melakukan penelitian seperti sphygmomanometer, metronom, stop watch, pengukur berat badan dan tinggi badan. Gedung Fakultas Kedokteran USU terdapat di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Jl.Dr.Mansur No.5 Medan dengan batas wilayah:

batas utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan batas selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU batas timur : Jalan Universitas, Padang Bulan batas barat : Fakultas Psikologi U SU

5.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur. No Umur(tahun) Frekuensi Persentase(%)

1 18 3 8.8

2 19 14 41.2

3 20 17 50.0

Total 34 100.0

Berdasarkan tabel 5.1. kelompok umur dengan frekuensi yang rendah adalah 18 tahun, yaitu 3 orang( 8,8%) dan kelompok umur dengan frekuensi yang tinggi adalah 20 tahun, yaitu 17 orang (50%).

(31)

5.3. Hasil Analisa Data

Tabel 5.2.Rata-rata Physical Fitness Index. Kelompok perlakuan Nilai rerata Std. Error

Air putih 64.3765 4.48592

Air oksigen 76.4765 5.12922

Dari hasil penelitian, nilai rerata pada kelompok perlakuan air putih adalah 64.3765 dan nilai rerata untuk kelompok perlakuan air oksigen adalah 76.4765.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan Criteria Physical Fitness Index

Perlakuan Kriteria

poor below

average

average above

average

excellent Total

Air putih 4 2 7 4 0 17

23.5% 11.8% 41.2% 23.5% 0% 100%

Air oksigen 2 6 1 2 6 17

11.8% 35.3% 5.9% 11.8% 35.3% 100%

Berdasarkan Tabel 5.3. pada kelompok perlakuan air putih, kriteria yang tertinggi adalah average, yaitu 7 orang(41.2%) dan pada kelompok perlakuan air oksigen, kriteria yang tertinggi adalah below average dan excellent, yaitu 6 orang (35.3%).

(32)

5.4. Uji Normalitas Data

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Physical air putih .222 17 .050 .902 17 .072 Fitness Index air oksigen .207 17 .025 .840 17 .008

a. Lilliefors Significance Correction

Uji normalitas data menunjukkan nilai signifikan yang kurang dari 0.05 yang berarti data tidak berdistribusi normal, tidak dapa t menggunakan uji T independent. Sebagai alternatif digunakan uji nonparametrik, yaitu uji Mann -Whitney U.

5.5. Uji Mann-Whitney U

5.5.1. Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigen dengan Minuman Air Putih Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran.

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .150a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: perlakuan terhadap subjek

Dari tabel yang terlampir terlihat bahwa nilai p adalah 0.143 (p > 0, 05) . Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna (tidak signifikan) antara kedua kelompok perlakuan sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kebugaran antara mahasiswa yang diberi minuman beroksigen dengan yang diberikan minuman air putih biasa.

(33)

5.5 Pembahasan

Beberapa tahun terakhir ini, air beroksigen dalam kemasan semakin banyak dijumpai di pasaran bebas. Iklan -iklan yang mengemukakan kelebihan produk ini pun terus membanjiri masyarakat di berbagai media massa. Para produsen menjanjikan bahwa air minum tersebut memilik i manfaat yang menyehatkan tubuh karena mengandung 7-10 kali jumlah oksigen yang lebih banyak dibandingkan air minum biasa. Para produsen juga menyatakan bahawa air beroksigen dapat meningkatkan kebugaran tubuh dan mengurangi masa pemulihan setelah melakuk an latihan fisik (Willmert, 2002). Akan tetapi, pada penelitian ini, telah dinyatakan bahawa tidak terdapat perbedaan pengaruh minuman beroksigen dan minuman air putih terhadap kebugaran tubuh. Seperti yang diketahui, normalnya proses seseorang mendapat oksigen adalah melalui pertukaran gas di paru -paru tetapi oksigen bisa juga didapat melalui konsumsi minuman beroksigen. Namun proses penerimaan oksigen melalui saluran pencernaan tampak lebih rumit. Hal ini karena di paru -paru, tekanan parsial oksigen lebih tinggi dari pembuluh darah yang menyebabkan oksigen masuk ke pembuluh darah. Sebaliknya, tekanan parsial oksigen di lapisan intestinal lebih rendah dari di pembuluh darah, sehingga difusi oksigen terjadi dari pembuluh darah ke lapisan intestinal. Jika oks igen berdifusi dari lapisan intestinal ke aliran pembuluh darah, oksigen akan masuk ke sistem vena dimana oksigen tersebut segera ditransportasi ke paru-paru. Oksigen yang didapat melalui saluran pencernaan tidak bisa memberikan peningkatan dalam darah art eri (Witt, 2002).

Menurut Willmert (2002), satu studi telah dilakukan pada 12 pria dan wanita yang diberi minuman beroksigen dan minuman air putih secara acak, serta dilakukan aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahawa minum air oksigen tidak memiliki efek yang dapat diukur pada denyut jantung istirahat, tekanan darah dan nilai laktat darah sampel. Hanya ada dua cara yang mungkin untuk membawa oksigen dalam darah, baik terikat dengan hemoglobin maupun dilarutkan dalam plasma. Pada

(34)

seseorang yang sehat tubuh badan, hemoglobin sudah 97 -98 persen jenuh dengan oksigen dan karena ini jelas diketahui bahwa sangat sedikit ruang yang ada untuk memperbaiki faktor ini.

Penelitian saya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Willmert (2002) yang berjudul The Effects Of Oxygenated Water On Exercise Physiology During Incremental Exercise And Recovery, yang menyatakan tidak ada perbedaan pengaruh minuman beroksigen dan minuman air putih pada kebugaran tubuh individu. Selain itu, penelitian yang dilakukan o leh Piantadosi (2006), yang berjudul Oxygenated Water and Athletic Performance juga menyatakan bahwa tidak ada kelebihan sekiranya mengkonsumsi minuman beroksigen terhadap tingkat kebugaran.

(35)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kebugaran mahasiswa FK USU angkatan 2012 yang mendapat minuman beroksigen dengan yang mendapat minuman air putih biasa.

6.2. SARAN

1) Dibutuhkan penelitian lebih lanju t untuk mengetahui absorpsi oksigen di dalam saluran cerna pada pemberian minuman beroksigen.

2) Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman beroksigen dengan mempertimbangkan faktor -faktor yang mempengaruhi kebugaran fisik .

3) Untuk mengetahui manfaat minuman beroksigen perlu dilakukan penelitian dengan tes yang berbeda sehingga dapat dinilai pengaruh air minum beroksigen terhadap variabel lain .

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Bouchard C. Heredity and health -related fitness. Physical activity and fitness research digest 1993; 1: 1-7.

Budiman I., 2007. Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand, Jurnal Kedokteran Maranatha, 1(7) : 91-94.

Caspersen C. J., Powell K. E., Christenson G. M., 1985. Physical Activity, Exercise, And Physical Fitness:Definitions And Distinctions For Health -Related

Research, Public Health Reports,100(2) : 126-131.

Goran M. I., 1998. Measurement Issues Related to Studies of Childhood Obesity: Assessment of Body Composition, Body Fat Distribution, Physical Activity,

and Food Intake, Journal of American Academy of Pediactrics, (101) : 505-518.

Handajani Y.S., Tenggara R.,Suyatna F.D., Surjadi C., Widjaja N.T., 2009. The Effect Of Oxygenated Water In Diabetes Mellitus, Medical Journal of Indonesia, 2(18) : 102-107.

Haskell W.L., & Kiernan M., 2000., Methodologic issues in measuring physical activity and physical fitness when evaluating the role of dietary supplements

for physically active people, American Society for Clinical Nutri tion, : 541S-550S.

Jourkesh M., Sadri I., Ojagi A. & Sharanavard A., 2011. Determination of fitness level in male and female college aged Students, Archives of Applied Science

Research,3(2) : 326-333.

Kold H. W. & Hobbs K.E., 1998. Development of Physical Activity Behaviors Among Children and Adolescents, Journal of American Academy of Pediactrics, (101) : 549-554.

Kurpad A. V., Swaminathan S., & Bhat S., 2004. The Effects of Childhood Physical Activity on Prevention of Adult Diseases, Indian Pediatrics 41 : 37-62.

(37)

Meredith C.,1996. Exercise and fitness Dalam : Rickert V, Adolescent Nutrition Assesment And Management,Chapman & Hall, New York : 25-41.

Ortega F.B., Artero E.G., Ruiz J.R., Romero E., Pavon J.,Rodriguez E.G., et al, 2011.

Physical fitness levels among European adolescents: the HELENA study , Br

J Sports Med, 45 : 20-29.

Pakdaman, A., 1985. Oxygen-enriched water andoral oxygen therapy. German Copyright Law: 1-20.

Piantadosi C.A, 2006., Oxygenated Water and Athletic P erformance. Br J Sports Med, 40 : 740.

Rusip G., 2006., A Comparative Study On Physical Fitness Level Using The Harvard, Sharkey And Kash Step Test, Majalah Kedokteran Nusantara , 3(39) : 151-154.

Sherwood L. 2001. Sistem Pernafasan. Dalam :Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sobariah E., Khomsan A., & Surono I.S., 2007.Viability of Probiotic Bacterialn -Vitro

and the Effect of Oxygenated Water On Viability of Probiotic Bacteria in

Vivo, Jurnal Gizi dan Pangan, 2(1) : 22-28.

Suharjana, 2008. Profil Kebugaran Fisik Pelajar SLTA Di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, Cakrawala Pendidikan, 3(3) : 262-269.

Suryanto, & Sutapa P.,2006, Penilaian Tes Kesegaran Jasmani dengan ASCPFT dan TKJ, Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga(Medikora), 2(2) : 147-160.

Willmert N, Porcari J P., Foster C., Doberstein S. & Brice G., 2002. The Effects Of Oxygenated Water On Exercise Physiology During Incremental Exercise

And Recovery,Journal of Exercise Physiology, 4(5) : 16-21.

Witt L.E., 2002.The Effects of Superoxygenated Water Compared with Regular Bottled Water on Heart Rate and Arterial Oxygen Saturation .

LAMPIRAN

(38)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Thiyagu Ramachandaram

Tempat/Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, 20 Oktober 1992

Agama : Hindu

Alamat : Jalan Dr Mansur, Gang Sehat, No. 10 (Medan)

No.19, Jalan 9, Taman Dato’ Senu, Sentul, 51000 Kuala Lumpur (Malaysia)

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 2004 lulus Sekolah Kebangsaan La Salle, Kuala Lumpu r.

2. Tahun 2009 lulus Sekolah Menengah Kebangsaan Victoria, Kuala Lumpur .

3. Tahun 2010 lulus Foundation In Science, President College.

(39)

PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN:

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang Saudara,

Nama saya Thiyagu Ramachandaram dan akan melakukan penelitian dengan judul:Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigen dengan Minuman Air P utih Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan m anfaat langsung minuman beroksigen bagi orang yang melakukan latihan fisik. Dengan diketahuinya hal tersebut, maka ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang penting bagi masyarakat maupun dunia kesehatan.

Jika Saudara bersedia mengikuti penelitia n ini maka akan dilakukan serangkaian prosedur terhadap Saudara, di mana saya akan mengukur denyut nadi pada masa istirahat dan seterusnya meminta saudara untuk meminum air beroksigen atau minuman air putih biasa. Kemudian saudara perlu melakukan latihan f isik, Harvard Step Test dengan naik turun bangku setinggi 45cm selama 5 menit. Setelah latihan fisik, saya akan mengukur denyut nadi saudara pada masa pemulihan dan dimasukkan ke dalamPhysical Fitness Index untuk mengetahui tingkat kebugaran saudara.

Kami sangat mengharapkan keikut sertaan Saudara dalam penelitian ini, karena selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain. Selama penelitian ini, Saudara tidak dibebankan biaya apapun. Semua data/keterangan dari Saudara bersifat rahasia,tidak diketahui orang lain. Apabila keberatan, Saudara bebas untuk menolak mengikuti penelitian ini. Jika sudah mengerti dan bersedia mengikuti penelitian ini maka Saudara dapat mengisi lembar persetujuan.

Pemeriksaan yang akan dilakukan diatas lazimn ya tidak akan menimbulkan hal yang berbahaya bagi Saudara. Namun bila terjadi hal -hal yang tidak diinginkan yang setelah Saudara mengikuti penelitian ini, maka Saudara dapat menghubungi saya. Nama : Thiyagu Ramachandaram

Alamat rumah : Gang Sehat, No 10 , Jalan Dr. Mansyur,Medan Handphone : 083197649922

(40)

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan Anda, saya ucapkan terma kasih.

Medan, ...2013 Peneliti,

(Thiyagu Ramachandaram)

(41)
(42)
(43)

NAMA AO1 air putih 19 63 167 22.59 78 277 74 67 61 202 68.6 average A02 air putih 19 52 160 20.31 68 117 68 52 49 169 34.6 poor A03 air putih 19 60 165 22.04 90 240 68 60 56 184 65.2 average A04 air putih 19 55 166 19.96 84 97 60 66 62 188 25.8 poor A11 air putih 18 55 170 19.03 72 300 69 62 60 191 78.5 average A12 air putih 20 62 170 21.45 90 300 66 62 59 187 80.2 above

average A13 air putih 19 69 175 22.53 72 300 67 61 56 184 81.5 above

average A14 air putih 20 64 168 22.68 66 265 68 60 57 185 71.6 average A15 air putih 19 61 172 20.62 60 300 70 65 62 197 76.1 average A16 air putih 18 68 173 22.72 80 300 69 64 60 193 77.7 average A17 air putih 19 55 168 19.49 72 300 65 69 63 197 76.1 average A18 air oksigen 20 58 175 18.94 80 210 64 57 48 169 62.1 below

average A19 air oksigen 20 60 168 21.26 72 210 66 58 57 181 58 below

average A20 air oksigen 20 72 182 21.74 72 170 75 64 60 199 42.7 poor A21 air oksigen 20 70 183 20.90 78 300 72 67 70 209 71.8 average A22 air oksigen 20 70 181 21.37 102 240 70 64 64 198 60.6 below

average A23 air oksigen 20 52 167 18.65 78 247 73 70 66 209 59.1 below

average A24 air oksigen 19 74 180 22.84 66 210 61 54 59 174 60.3 below

average A25 air oksigen 20 67 173 22.39 54 274 51 45 44 140 97.9 excellent A26 air oksigen 19 71 176 22.92 66 300 53 45 42 140 107 excellent A27 air oksigen 20 70 178 22.09 60 300 60 58 53 171 87.7 above

average A28 air oksigen 20 56 174 18.50 60 300 59 53 47 159 94.3 excellent A29 air oksigen 18 57 173 19.05 54 300 54 49 47 150 100 excellent A30 air oksigen 20 65 170 22.49 72 300 62 57 55 174 86.2 above

average A31 air oksigen 20 66 172 22.31 78 300 53 52 49 154 97.4 excellent A32 air oksigen 20 61 165 22.41 66 300 55 45 44 144 104 excellent A33 air oksigen 19 65 170 22.49 78 180 65 60 57 182 49.5 poor A34 air oksigen 20 62 169 21.71 72 240 69 64 62 195 61.5 below

average

(44)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

Umur : Alamat : No. Hp :

Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas -jelasnya mengenai penelitian yang“Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigen dengan Minuman Air putih Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012 dan setelah mengetahui dan menyadari sepenuhnya risiko yang mungkin terjadi, dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia dengan sukar ela menjadi subjek penelitian tersebut dan patuh akan ketentuan -ketentuan yang dibuat peneliti. Jika sewaktu-waktu ingin berhenti, saya berhak untuk tidak melanjutkan mengikuti penelitian ini tanpa ada sanksi apapun.

Medan,………2013 Yang menyatakan, Peneliti

( ) ( Thiyagu Ramachandaram) Saksi

( )

(45)

Lembar Status Sampel

Nama :

Umur : Nomor Hp : Email : Alamat :

Berat badan : Tinggi badan :

Frekuensi Berolahraga : tidak sering / sering (3-5 hari/minggu) Riwayat penyakit berat :

(46)

Normalitas Data

perlakuan terhadap sampel

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Physical Fitness Index

air putih .207 17 .050 .840 17 .008

air oksigen

.222 17 .025 .902 17 .072

a. Lilliefors Significance Correction

(47)
(48)
(49)

Non-parametric test

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum Physical Fitness Index 34 70.4265 20.50433 25.80 107.00 perlakuan terhadap

Gambar

Tabel 2.1. Komponen kebugaran fisik dan hubungannya antarakesehatan dan
Tabel 2.2. Physical Fitness Index (Rusip,2006).
Tabel 2.3 Metode transportasi oksigen dan karbon dioksida (Sherwood, 2001).
Tabel 4.1. Physical Fitness Index (Rusip,2006)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Trinoto, 2012 Melakukan Penelitian yang membahas tentang pembuatan Media promosi dan pemasaran yang berbasis website dan manfaat dari Media promosi dan pemasaran yang

Beside Anji the Doctor, face thoughtful, watched Chiltern gently bathe Miss Jane’s face and wrists with a damp cloth while Mrs Hemming hovered anxiously.. ‘Her pulse is almost back

Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statment) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang

Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk

Proyek Operasi don Perawatan Fasilitas IKlP Padang.. Po.ubanBunnn Manwarakat

Dari hasil penelitian pada umur 28 hari diperoleh, kuat tekan mortar tertinggi pada campuran pasir pantai dicuci dengan air dingin yaitu pada penambahan cangkang

Parameter yang diamati adalah warna, tipe, dan susunan biji, umur berbunga beti- na, tinggi tanaman, tinggi tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris, bobot 300

Tujuan dari komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian ( atensi ) dari mata (secara visual) dan membuat