PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (Project Based Learning) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA KULIAH
FISIOLOGI TUMBUHAN Triana Kartika Santi*
ABSTRAK
Project based learning is an instructional approach which uses contextual problems and the students have to research required information to solve those problems. This study was intended to improve the students achievement on Physiology of plants subjects in UNTAG’45 Banyuwangi. The research target was the students fulfilled the standard minimum 70% toward all indicators observed in this study. This classroom action research was carried out into three cycles in which each cycles consisted of four phases of activities, they were planning, implementation, observation and reflection. The result of reflection revealed that all indicators contributed to improvement of the students achievement, such as, (a) the comprehension aspect of report result was on cycle I (68,12%), cycle II (69,54%), and cycle III (74,04%), (b) the comprehension aspect of discussion result on Cycle I (69,20%), cycle II (69,43%), and cycle III (76,25%), (c) comprehension aspect of test on cycle I (57,60%), cycle II (65,53%), and cycle III (74,48%). In sum project based learning could improve all comprehension aspect and achieve the research target on cycle III.
Key words: project based learning, achievement. Physiology of plants.
PENDAHULUAN
Faktor penting yang
mempengaruhi hasil belajar
mahasiswa adalah motivasi belajar. Oleh karena itu setiap dosen harus dapat membangkitkan motivasi belajar
mahasiswa sehingga motivasi
tersebut senantiasa berkembang dalam diri mahasiswa agar mereka dapat memperoleh hasil belajar yang optimal dan mahasiswa mampu berinteraksi secara aktif dengan lingkungan.
Peningkatan kualitas pembelajaran
mutlak diperlukan karena
pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari pemahaman pembelajaran yaitu dari
hasil dan proses pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan perkuliahan. Pembelajaran Biologi khususnya Fisiologi Tumbuhan adalah suatu ilmu pengetahuan alam yang mempelajari fungsi tumbuhan hingga mereka itu hidup. Mempelajari fisiologi tumbuhan akan menambah kekaguman akan banyak hal yang terjadi padanya. Air dan bahan terlarut bergerak melalaui pengangkutan yang khusus air dari tanah merambat melalui akar, batang dan daun, garam miniral bergerak ke berbagai arah dalam tumbuhan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut mahasiswa harus diarahkan
untuk memahami teori dan
mengaplikasikan dalam dunia nyata. Berdasarkan nilai semester dua
tahun yang lalu rendahnya
diberikan dilihat dari aspek kemampuan mengungkapkan baik dalam bentuk tertulis atau presentasi
mahasiswa dalam proses
pembelajaran Fisiologi Tumbuhan di semester IV Prodi Pendidikan Biologi Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi sudah lama menjadi pemikiran kami untuk mencari solusi. Dimana selama proses pembelajaran metode yang digunakan masih berpusat pada dosen, mahasiswa kurang aktif dalam diskusi, pembuatan laporan kurang sistematis juga hasil akhir semester tahun Akademik 2006/2007 hanya 35 % dan tahun Akademik 2007/2008 hanya 40 % yang mendapatkan nilai A dan B. Ini masih belum mencapai target minimal yang diharapkan yaitu 70 % mahasiswa mendapat nilai A dan B. Hasil prestasi ini menjadi dasar pemikiran untuk merubah pola pembelajaran yang telah dilakukan. Pola pembelajaran yang sudah dilakukan seperti, diskusi, tugas dan
praktikum, namun belum
menunjukkan target yang diinginkan. Upaya yang lain telah dilakukan dengan menyediakan buku-buku yang lengkap sebagai sumber belajar juga belum menunjukan hasil yang baik. Ini
menunjukkkan bahwa pola
pembelajaran yang sudah dilakukan kurang berhasil untuk memberikan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Berdasarkan hasil survey awal pada mahasiswa yang menempuh Fisiologi Tumbuhan tahun Akademik
2008/2009, diberikan metode
pembelajaran ceramah dan diskusi ternyata dari hasil diskusi hanya sekitar 35% dari jumlah mahasiswa yang aktif dalam diskusi dan hasil tes tertulis kurang mendapatkan hasil yang memuaskan tidak sampai 50%
yang nilanya minimal 70, sehingga disimpulkan sementara pemahaman mereka kurang pada mata kuliah Fisologi Tumbuhan karena target nilai ketuntasan belajar pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan ini adalah mendapatkan minimal mencapai nilai 70 % dari semua aspek pemahaman yaitu hasil laporan, hasil diskusi dan kognitif (test lisan dan tertulis).
Pembelajaran Fisiologi Tumbuhan
merupakan pembelajaran yang
mengajak mahasiswa paham proses-proses dan aktivitas hidup yang terjadi pada tumbuhan. Sehingga untuk mencapai standart kompetensi itu perlu diprogram pembelajaran untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap termotivasi.
Dalam Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan banyak fakta dan konsep yang dipelajari , yaitu lingkungan alam semesta dan mahluk hidup lainya termasuk manusia. Hal ini terkait dengan materi antara lain, hubungan antara air, unsur mineral, tanah dan lingkungan, Metabolisme dalam tumbuhan (Respirasi, Fotosintesis dan
Nitrogen), Pertumbuhan dan
Perkembangan dan Hormon
Pertumbuhan
Winkel (1989) menyatakan bahwa belajar pemahaman fakta termasuk jalur belajar informasi verbal. Hasil belajar yang diperoleh adalah pengetahuan yang mengandalkan
kemampuan untuk menuangkan
pengetahuan itu dalam bentuk
bahasa, sehingga dapat
dikomunikasikan kepada orang lain.
Sehingga dalam hal ini
pemahaman mempelajari Fisiologi
Tumbuhan khususnya tumbuhan
tingkat tinggi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah merupakan usaha melekatkan kesan sedemikian
rupa semua fakta dan konsep yang dipelajari dalam Fisiologi tumbuhan tersimpan dan teringat yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek pemahaman ini mengacu pada kemampuan memahami makna materi yang dipelajari. Pada umumnya unsur pemahaman ini menyangkut
kemampuan mengungkap makna
suatu konsep, yang ditandai dengan kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata sendiri dalam bentuk tertulis atau lisan. Dalam bentuk tertulis berupa laporan hasil pengamatan dan kemampuan menjawab pertanyaan sedangkan kemampuan bentuk lisan dilihat dalam presentasi dan aktivitas dalam diskusi.
Pembelajaran selalu berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi yaitu penyampaian pesan dari dosen kepada mahasiswa melalui media
tertentu. Pembelajaran yang
berorientasi pada tugas/proyek merupakan salah satu alternatif untuk pemahaman suatu pokok bahasan dalam proses pembelajaran. Sehingga mahasiswa dituntut untuk mempelajari
materi pelajaran melalui
pengembangan pengalaman belajar secara mandiri.
Pada pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), peserta didik dapat terbiasa memecahkan persoalan nyata. Selain itu peserta didik mudah melakukan penyelidikan dan inquiri. Peran dosen
adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan memfasilitasi penyelidikan dan dialog yang berakar pada kehidupan nyata yang pada
gilirannya nanti diharapkan
kompentensi peserta didik dapat tumbuh dan berkembang.
Menurut Nurhadi dan Senduk (2003) pembelajaran berbasis proyek dicirikan sebagai berikut : 1) adanya pengajuan masalah atau pertanyaan yang berorientasi pada situasi kehidupan nyata yang autentik dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi. 2) berfokus pada keterkaitan anatar disiplin ilmu 3) Penyelidikan autentik, mengharuskan peserta didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. 4) menghasilkan produk/karya nyata atau artefak, laporan, model dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk masalah yang mereka temukan.
Dari permasalahan itu hasil kajian bersama antar dosen serumpun ditemukan alternatif solusi yaitu menerapkan pembelajaran Project Based Learning. Pembelajaran berbasis Tugas/Proyek (Project Based
Learning) membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang komprehensif di mana lingkungan belajar didesain agar peserta didik dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah otentik termasuk pendalaman materi suatu topik mata pelajaran atau tugasinnya.
Menurut Tek (1998), Project Based
Learning memperkenankan peserta
didik untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajarannya dan mengakumulasikan dalam bentuk produk nyata.
Berdasarkan permasalahan
diatas, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk menerapkan pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning)
dalam rangka meningkatkan
Pemahaman Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk dosen dan mahasiswa dalam upaya
meningkatkan pemahaman
pembelajaran sehingga berdampak pada hasil akhir yang memuaskan.
Diharapkan dosen dalam
pembelajaran mampu memberikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
sehingga dapat memotivasi
mahasiswa untuk meningkatkan daya kreatif dengan berbagai kegiatan juga memaksimalkan kemampuan dan keterlibatan mahasiswa dalam memproses secara ilmiah.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara umum alur pelaksanaan tindakan (setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan tindakan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi) dalam penelitian ini adalah model spiral digambarkan oleh Kemmis dan Tanggart (1990).
Penelitan tindakan kelas ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan dosen serumpun sebagai observer yang akan terlibat dalam proses pengamatan pada waktu pelaksanaan tindakan penelitian. Penelitian ini dirancang dengan terdiri atas tiga siklus yaitu siklus I. II dan III
Subjek penelitian adalah
mahasiswa semester IV pada Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dengan jumlah 3 SKS dalam satu semester.
Untuk mencapai target yang diharapkan, penelitian tindakan kelas ini mengimplemetasikan dalam bentuk siklus yang mencakup empat kegiatan dalam setiap siklus yaitu : (1)
Perencanaan tindakan (2)
Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Evaluasi dan releksi. Rincian
prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1) Tahap Perencanaan/persiapan (1) Observasi .(2) Identifikasi permasalahan . (3) Merumuskan
langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran Proyek. (4) Koordinasi dengan TIM penelitian (5) Menyusun rencana penelitian dengan TIM. (6) Menyusun/ menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan
tindakan dengan mengunakan
instrumen format observasi.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pembelajaran Proyek (Project
Based Learning) pada umumnya
terdiri atas 5 tahapan utama yang dimulai dengan dosen mengenalkan pada mahasiswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja mahasiswa. Tingkat kesulitan bidang kajian sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya penyelesaian kajian tersebut. Masalah yang sederhana juga berbeda cara penyelesaiannya bila dibandingkan dengan masalah yang kompleks
Adapun sintaks pembelajaran
Project based learning adalah
sebagai berikut:
Tahap 1. Orientasi mahasiswa terhadap proyekt, memotivasi mahasiswa agar terlibat dalam penyelidikan.
Tahap 2. Organisasi mahasiswa untuk belajar, dosen membantu mahasiswa meng organisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan proyek yang dikaji.
Tahap 3. Pembimbingan
penyelidikan secara individual dan kelompok
Tahap 4. Membantu mahasiswa dalam menyiapkan karya untuk dilaporkan
Tahap 5. Membantu mahasiswa dalam melakukan refleksi dan evaluasi terhadap proses penyelidikan yang dilaksanakan
3) Observasi
Melakukan pemantauan
(observasi) proses pelaksanaan
pembelajaran menerapkan
pelaksanaan pembelajaran Proyek (Project Based Learning) dilakukan oleh mitra peneliti yang terdiri dari 1 orang. Sasaran observasi adalah ketrampilan pembelajaran dan cara mengevaluasi perangkat penilaian aktivitas belajar mahasiswa sesuai aspek yang disepakati untuk evaluasi pemahaman.
4) Analisis data dan Refleksi
Sumber darta diperoleh dengan cara : (1) penilaian hasil observasi
pada mahasiswa saat proses
pembelajaran Proyek (Project-based
Learning) yaitu laporan dan peran
serta dalam diskusi. (2) Test yang digunakan berupa test tertulis dan lisan untuk mengevaluasi seberapa besar hasil belajar Mahasiswa yang
diajar dengan mengunakan
pembelajaran Proyek
(Project-based Learning) .
Data-data tersebut dianalisa dengan dihitung prosentase , kemudian ditafsirkan dengan kalimat kualitatif untuk mengetahui kualitas pemahaman mahasiswa.
Tahap ini dilakukan pada siklus I, II dan III, tiap siklus ada perbaikan berdasarkan hasil Refleksi sehingga peningkatan pemahaman Fisiologi Tumbuhan dapat tercapai sesuai
dengan target minimal yang
diharapkan.
HASIL PENELITIAN
Sebagaimana yang telah diuraikan diatas tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah untuk mengetahui penerapan Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning)
dalam rangka meningkatkan
pemahaman Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan di UNTAG’45 Banyuwangi. Tingkat pemahaman dalam hal ini di tinjau dari hasil laporan, pelaksanaan diskusi dan tes lisan dan tertulis. Yang diharapkan dalam penelitian tindakan ini adalah bagaimana agar mahasiswa mampu untuk memahami materi pembelajaran dengan bervariasinya
tugas sehingga memperoleh
pengalaman dan pengetahuan yang optimal sehingga berdampak pada hasil yang memuaskan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada mahasiswa yang menempuh Fisiologi Tumbuhan tahun Akademik 2008/2009 kondisi mahasiswa semua memiliki buku diktat untuk kalangan sendiri juga buku tambahan referensi. Setelah dilakukan pengamatan 2 kali pertemuan yang lokasi perkuliahan di ruang laboratorium Biologi Untag’45 Banyuwangi, mahasiswa berjumlah 24 diberikan metode pembelajaran ceramah dan diskusi ternyata hanya 8 mahasiswa yang aktif bertanya dan menjawab secara benar, berarti sekitar 33% dari jumlah mahasiswa yang aktif dalam diskusi. Berdasarkan hasil tes tertulis yang dilakukan pada materi Metabolisme Nitrogen dengan indikator pembelajaran Fiksasi Nitrogen, Reduksi Nitrat dan sintesa Asam Amino, ternyata kurang mendapatkan hasil yang memuaskan karena tidak sampai 50% yang nilanya minimal 70, sehingga disimpulkan sementara pemahaman pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan mereka kurang.
Pembelajaran berbasis Proyek (Proyek Based Learning) dilakukan
pada pertemuan ke 8 sampai 13 atau selama 6 kali tatap muka, waktu setiap tatap muka 3 x 45 menit adapun hasil observasi dari siklus adalah sebagai berikut :
Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pembelajaran
Proyek Based Learning memberikan
kontribusi peningkatan pemahaman pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dari siklus satu ke siklus selanjutnya. Penelitian dari masing-masing siklus dilakukan pertemuan 2 kali tatap muka.
Pembahasan berdasarkan hasil analisa data pada siklus I, II dan III sebagai berikut :
a. Aspek pemahaman hasil laporan Pada siklus I materi yang diberikan tentang Nutrisi pada tumbuhan dan nutrisi Mineral yang terdapat dalam tanah, mahasiswa diberi tugas/proyek berupa penamanan tanaman pada polibag dengan media yang berbeda-beda komposisi komposnya ternyata dilihat dari hasil laporan rata-rata keselurahan termasuk kategori pemahaman Cukup (68,12 %)
Berdasarkan hasil observasi dari masing–masing indikator ternyata mahasiswa belum begitu paham pada indikator penulisan tinjauan pustaka dan bagaimana cara pengumpulan data yang benar juga belum paham penganalisa data untuk dijadikan pembahasan lalu disimpulkan. Dosen secara umum sudah melakukan pembelajaran sesuai skenario, hanya dalam proses pembelajaran aktifitas mahasiswa untuk bertanya terkait materi yang dihubungkan tugas tidak begitiu banyak bertanya. Dari kondisi ini hasil refleksi yang dilakukan dosen
membahas indikator yang belum dipahami dan memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan pengamatan parameter secara nyata sesuai dengan tugas diberikan sebelum pembelajaran.
Pada siklus 2 dengan materi
macam-macam gerak, dosen
melaksanakan sesuai skenario pembelajaran, suasana agak aktif karena dosen menjuk mahasiswa
yang kelihatannya kurang
memperhatikan. Berdasarkan hasil observasi pada mahasiswa yang
diberi tugas proyek berupa
pengamatan tropisme ternyata dilihat dari hasil rekapitulasi dan dianalisa data termasuk kategori aspek pemahaman hasil laporan termasuk kategori cukup (69,54 %). Sehingga dalam hal ini ada peningkatan sedikit (1,42%) dari siklus I.
Berdasarkan hasil observasi dari indikator untuk aspek pemahaman hasil laporan ternyata kurang pada indikator pengumpulan data dan
pembahasan dan kesimpulan.
Refleksi yang dilakukan memberi contoh cara pengamatan yang benar untuk mendapatkan parameter data. Dari data yang diperoleh dikaji dengan referensi yang didapatkan dan terkait untuk di analisa dan pembahasanya
disesuaikan dengan tujuan
penugasan.
Pada siklus 3 dengan materi hormon tumbuhan tugas proyek berupa pembuatan makalah tentang macam-macam hormon. Berdasarkan hasil analisa data pada aspek pemahaman hasil laporan termasuk kategori Baik ( 74,04 %).
Tabel 1. Rekapitulasi kategori aspek pemahaman laporan hasil Nilai Analisa Kategori
Siklus I 68,12 % Cukup
Siklus II 69,54 % Cukup
Siklus III 74,04 % Baik
Berdasarkan hasil analisa tersebut maka pembelajaran berbasis proyek pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada siklus III sudah mencapai target yang diharapkan yaitu mendapatkan kategori baik minimal 70 % untuk aspek pemahaman hasil laporan dan 21 mahasiswa (87 %) mendapatkan nilai rata-rata 70 ke atas.
Hasil penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan pendapat Nurhadi dan Senduk (2003) bahwa pembelajaran berbasis proyek mengharuskan peserta didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata dan mampu menuangkan dalam bentuk laporan.
b. Aspek pemahaman hasil diskusi Pada siklus 1 ditinjau hasil diskusi selama 2 pertemuan diperoleh rekapitulasi data rata-rata: 1
mahasiswa sangat baik, 12
mahasiswa baik, dan 11 mahasiswa kategori cukup. Berdasarkan hasil analisa data hasil diskusi termasuk kreteria tingkat pemahaman Cukup (69,2 %)
Berdasarkan hasil observasi, dosen merasa belum berhasil mengkondisikan mahasiswa aktif berdiskusi karena masih ada 11 belum maksimal membuat pertanyaan yang baik. Di tinjau dari indikator saat presentasi masih ada 8 mahasiswa dalam kategori cukup artinya belum
menunjukkan kemampuan
berpresentasi yang mudah dipahami pendengar.
Hasil refleksi untuk diperbaiki siklus II adalah memberi contoh saat
penjelasan materi awal dengan menggunakan power point dan membawa alat peraga juga gambar yang nyata. Membuat suasana diskusi hidup dengan cara menunjuk secara bergilir.
Siklus II data hasil diskusi
diperoleh pada saat proses
pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan materi macam-macam gerak dan pertumbuhan dan perkembangan tanaman . Di peroleh rekapitulasi data rata-rata : 1
mahasiswa sangat baik, 12
mahasiswa baik dan 11 mahasiswa kategori cukup. Berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan untuk kriteria hasil diskusi pada siklus 2 adalah 69,43 % kategori Cukup. Hanya meningkat 0,23 % dari siklus I
Berdasarkan hasil obervasi, dosen sudah melaksanakan sesuai skenario pembelajaran, kondisi mahasiswa saat diskusi tampak kondusif dan lebih banyak terlibat namun mutu diskusi kualitasnya tetap. Hasil refleksi dosen harus lebih memotivati mahasiswa untuk memahami materi, saat berdiskusi memberi contoh cara bertanya dan menjawab yang benar, lebih ditingkatkan kerjasama kelompok, ikut terlibat dalam diskusi kelompok.
Data hasil diskusi diperoleh pada saat proses pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan materi
macam-macam hormon pada
tanaman . Setiap kelompok presentasi selalu mengunakan media LCD.
Berdasarkan indikator hasil diskusi siklus III diperoleh kriteria: Presentasi
9 mahasiswa sangat baik 15
mahasiswa baik, kemampuan
menjawab 9 mahasiswa sangat baik 15 mahasiswa baik, kemampuan bertanya 7 mahasiswa sangat baik 17 mahasiswa baik, dan partisipasi dalam
diskusi 8 mahasiswa sangat baik 15 mahasiswa baik 1 mahasiswa cukup.
Hasil analisa data aspek pemahaman berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan untuk kriteria hasil diskusi pada siklus III adalah 76,25 % (Baik).
Tabel 2. Rekapitulasi kategori aspek pemahaman hasil diskusi Nilai analisa Kategori
Siklus I 69,20 % Cukup
Siklus II 69,43 % Cukup
Siklus III 76,25 % Baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut maka ditinjau dari aspek pemahaman hasil diskusi dengan menggunakan pembelajaran berbasis Proyek mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, hal ini diperkuat dimana pada siklus III hanya satu mahasiswa yang dikategorikakan cukup.
Sesuai dengan pendapat Woods (1989) bahwa pembelajaran yang membuat peserta didik pasif kecenderungan mereka memahami konsep hanya 50% sedangkan kalau pembelajaran menuntut peserta didik aktif berpartisipasi dalam diskusi,
menceritakan kembali,
mempressentasikan, mensimulasikan pengalaman dan melakukan sesuatu yang riil maka kecenderungan sampai memahami konsep adalah 70-80 %.
c. Aspek pemahaman hasil test Hasil dari aspek kognitif berupa
test lisan dan test tertulis diperoleh
selama proses pembelajaran
berlangsung pada siklus I, data yang diperoleh dirata-rata sehingga mendapat hasil rekapitulasi sebagai berikut 5 mahasiswa baik, 17 mahasiswa cukup dan 2 mahasiswa kurang, dan hasil analisa 57,60 % (Kurang).
Berdasarkan hasil observasi,
dosen sudah melaksanakan
pembelajaran dengan baik, suasana ujian agak gaduh, dan berdasarkan hasil penilaian ternya hampir 50 %
mendapat nilai cukup. Ini
menunjukkkan banyak hal yang perlu diperbaiki baik dari dosen dan mahasiswa.
Hasil refleksi untuk diperbaiki siklus II adalah memaksimalkan keterlibatan dalam diskusi dan
menugaskan untuk membawa
referensi tambahan, lebih
meningkatkan test lisan.
Siklus II hasil dari aspek kognitif berupa tes lisan dan tes tertulis
diperoleh selama proses
pembelajaran berlangsung, data yang dirata-rata sehingga mendapat hasil rekapitulasi berdasarkan indikator hasil test siklus 2 diperoleh kriteria: Test lisan 8 mahasiswa baik 16 mahasiswa cukup, test tertulis 2 mahasiswa sangat baik 13 mahasiswa baik 9 mahasiswa cukup 1.
Hasil analisa data aspek pemahaman berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan untuk kriteria hasil test 65,53 % (Cukup)
Hasil observasi, suasana proses pelaksanaan ujian tertulis berlangsung
tenang, saat test lisan dosen lebih berperan.
Hasil refleksi meningkatkan suasana ujian dan memperketat posisi duduk, dosen lebih memotivasi mahasiswa berani mengungkap yang diketahui saat test lisan.
Siklus III berdasarkan indikator hasil test diperoleh kriteria: Test lisan 9 mahasiswa sangat baik 13
mahasiswa baik 2 mahasiswa cukup, test tertulis 13 mahasiswa sangat baik 11 mahasiswa baik. Hasil analisa data aspek pemahaman berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan untuk kriteria hasil test pada siklus 3 adalah 74,98 %. (Baik) dan 23 mahasiswa termasuk kreteria baik dan hanya 1 nilainya cukup, ini berarti sudah mencapai target minimal.
Tabel 3. Rekapitulasi kategori aspek pemahaman dari hasil test Nilai analisa Kategori
Siklus I 57,60 % Cukup
Siklus II 65,53 % Cukup
Siklus III 74,98 % Baik
Berdasarkan hasil test siklus III maka pembelajaran berbasis Proyek mampu meningkatkan pemahaman dalam mata kuliah Fisilogi Tumbuhan
dan telah mencapai target yang diharapkan yaitu aspek pemahaman lebih dari 70 % dan 50 % mahaiswa mendapatkan nilai 70 keatas.
Tabel 4. Rekapitulasi keseluruhan kreteria aspek pemahaman Aspek hasil
Laporan
Aspek Diskusi
Aspek Test Rata-rata
Siklus I 68,12 % 69,20 % 57,60 % 64,97 %
Siklus II 69,54 % 69,43 % 65,53 % 68,17 %
Siklus III 74,04 % 76,25 % 74,98 % 75,09 %
Pembelajaran berbasis Proyek pada Fisiologi Tumbuhan pada siklus 3 ternyata lebih berkualitas, dimana mencapai kreteria keberhasilan pemahaman 75,09 % dengan kategori baik, juga mampu meningkatkan
pemahaman mahasiswa untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif. Pemahaman dalam hal ini dapat dilihat pada saat berdiskusi materi yang dipaparkan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta
mampu mengungkapkan hasil
pengamatannya dan diakhir
pembelajaran mampu menjawab
semua pertanyaan yang diajukan baik secara tertulis atau lisan.
Sesuai dengan pendapat Ibrahim dan Nur (2002) pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
digunakan untuk merangsang berpikir tinggi dalam situasi berorientasi masalah termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning) dapat
meningkatkan Pemahaman
Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. Pada siklus I aspek
pemahaman 64,97 %, siklus II menjadi 68,17 % dan pada siklus III
meningkat menjadi 75,09 %,
peningkatan pemahaman ini terjadi pada semua aspek yaitu hasil laporan, hasil diskusi dan test.
Dalam pembelajaran berbasis proyek ini, mahasiswa lebih banyak belajar sendiri untuk menemukan konsep-konsep yang dipelajari. Mahasiswa juga dituntut aktif secara fisik, intelektual dan
emosional, sehingga dengan keaktifan mahasiswa meningkatkan pemahaman pembelajaran Fisiologi Tumbuhan secara optimal.
Disarankan bila menggunakan pembelajaran berbasis proyek dibuat tugas yang bermakna, jelas dan
menantang, juga
menganekaragamkan tugas sehingga dapat menghasilkan produk atau hasil nyata sesuai yang ditemukan
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, S. 2006. Efektivitas Pembelajaran Problem Based Learning dengan teknik
Diskusi Panel terhadap Hasil Belajar Biologi. Jember : FKIP UNEJ.
Ausubel, D.P. 1968. Educational Psycology. New York : Rune dan Straton. Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. 3 rd ed. New York. Mac Millan.
Ibrahim dan Nur. 2002. Pengajaran berpusat pada Siswa. Surabaya : Pusat Studi Matematika dan IPA.
Kemmis,S dan R.Mc. Taggart (Editor). 1990. The Action Reseach Planner. Geelong: Deakin University Press.
Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah tropic 1
( Terjemahan). Jakarta : Gramedia.
Nurhadi dan Senduk. 2003. Pembelajaran Kontektual dan Penerapannya dalam
KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.
Tek, OE. 1998. Pemecahan Masalah in Science and Technology. Classroom Teacher, 3 (I)
Vancleave, J. 2004. A+Proyek-proyak Biologi. Bandung : Pakar Raya.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.
Woods, DR. 1989. Developing Student Problem Solving Skills. Journal of College