• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA. Oleh M. Budiana Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNPAS Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA. Oleh M. Budiana Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNPAS Bandung"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 106

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Oleh M. Budiana

Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNPAS Bandung

Abstrak

Sistem politik yang diterapkan di Indonesia adalah sistem politik demokrasi berdasarkan Pancasila, bercirikan: kedaulatan rakyat, pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan, di dalam lembaga perwakilan selalu diupayakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.

Kata kunci: Sistem Politik, Pemerintahan Indonesia

Pendahuluan

Sitem Politik adalah merupakan kesatuan antara struktur dan fungsi-fungsi politik. Struktur politik diibaratkan mesin sedangkan komponennya disebut fungsi. Struktur Politik, terdiri dari suprastruktur dan infrastruktur. Suprastruktur, menjalankan output: - decision or rule making; - Rule Aplication dan – Rule Adjudication. Infrastruktur, menjalankan input: - interest articulate (perumusan dan pengajuan kepentingan), - interest agregation (pemaduan atau pengajuan kepentingan). Fungsi Politik terdiri dari: perumusan kepentingan, pemaduan kepentingan, pembuatan kebijakan umum, penerapan kebijakan, pengawasan pelaksanaan kebijakan. Fungsi lainnya adalah: Komunikasi Politik, Sosialisasi Politik dan Rekrutmen Politik.

Feedback OUT PUT INPUT PROSES/ MESIN POLITIK

(2)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 107

Input dalam sebuah sistem politik adalah aspirasi masyarakat atau kehendak rakyat, berupa: tuntutan, dukungan ataupun sikap apatis. Proses dalam sistem politik mencakup serangkaian tindakan pengambilan keputusan baik oleh lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif dalam rangka memenuhi atau menolak aspirasi masyarakat. Output sistem politik berupa kebijakan publik: pemenuhan aspirasi masyarakat, penolakan/ketidaksediaan untuk memenuhi aspirasi masyarakat.

Sistem politik yang diterapkan di Indonesia adalah sistem politik demokrasi berdasarkan Pancasila, bercirikan: kedaulatan rakyat, pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan, di dalam lembaga perwakilan selalu diupayakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Suprastruktur politik Indonesia: lembaga pelaksana fungsi

pembuatan kebijakan umum/legislatif (fungsi legislasi,

fungsi pengawasan/kontrol, fungsi anggaran); lembaga pelaksana

fungsi penerapan kebijakan/eksekutif; lembaga

fungsi pengawasan pelaksana

kebijakan/yudikatif dan Mahkamah Agung. Infrastruktur politik di Indonesia adalah LSM, Partai Politik (pendidikan politik, penciptaan iklim yang kondusif serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat, penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional, partisipasi politik warga negara, rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik), dan Media Massa.

Pembahasan

Sistem Politik Indonesia adalah sebuah sistem politik demokratis yang bersendikan nilai-nilai lokal (local value) bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Karakteristik Sistem Politik Indonesia adalah kedaulatan rakyat, pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan, di dalam lembaga perwakilan selalu diupayakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.

Sistem Politik Indonesia bersumber dari Dasar (Falsafah)

Negara Pancasila adalah falsafah

(3)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 108

terdiri dari dua kata sansekerta, Panca berarti lima, dan sila memiliki arti prinsip. Pancasila mengandung lima dasar yang tidak terpisahkan dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Mereka adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan juga

Undang Undang Dasar 1945.

Konstitusi Republik Indonesia selalu merujuk kepada Undang Undang Dasar 1945. Hal ini disebabkan karena konstitusi negara disusun dan diadaptasi pada tahun 1945 ketika pendirian republik, dan secara jelas membedakannya dari konstitusi lainnya yang diperkenalkan bebas di Indonesia. Lebih lanjut, muatan danri UUD 1945 menuliskan jelas tujuan dan sasaran untuk

kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus

1945 dan mempertahankannya di kemudian hari. Hal ini merefeleksikan semangat dan kekuatan masa tersebut ketika merancang konstitusi. Ini

menginspirasikan urgensi untuk persatuan dan kesamaan tujuan serta demokrasi yang dibangun atas konsep warisan Indonesia dalam gotong-royong dan musyawarah mencapai mufakat. Diawali dengan sebuah pembukaan, undang undang dasar republik Indonesia terdiri atas 37 pasal, empat aturan peralihan dan dua peraturan tambahan.

Pembukaan disusun dalam empat paragraf dan mengandung sebuah kutukan terhadap segala bentuk penjajahan di dunia, sebuah keterangan perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan, sebuah deklarasi kemerdekaan dan pernyataan prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan dasar negara. Selanjutnya juga menyatakan bahwa kemerdekaan nasional Indonesia didirikan ke dalam sebuah negara kesatuan Republik Indonesia dengan kekuasaan berada di tangan rakyat. Negara miliki dasar falsafah hidup sebagai berikut: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan

(4)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 109

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dibimbing oleh falsafah fundamental tersebut, tujuan dasar negara adalah mewujudkan sebuah pemerintahan Indonesia yang melindungi seluruh rakyat dan bumi pertiwi Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengembangkan kehidupan intelektualitas negara dan berkontribusi mewujudkan sebuah tata dunia yang berdasar kepada kemerdekaan, kedamaian dan keadilan sosial.

Pembentukan Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut ini: - Masa prakolonial, - Masa kolonial (penjajahan), - Masa Demokrasi Liberal, - Masa Demokrasi terpimpin, - Masa Demokrasi Pancasila, dan- Masa Reformasi.

Kondisi existing menunjukkan bahwa nilai-nilai

Pancasila sudah semakin jauh dari sistem politik Indonesia. Kalau kita lihat latar belakang atau proses pembentukan Sistem Politik Indonesia dari mulai masa penjajahan sampai pada orde reformasi, dilihat dari: Penyaluran tuntutan, Pemeliharaan nilai,

Kapabilitas, Integrasi vertikal, Integrasi horizontal, Gaya politik, Kepemimpinan, Partisipasi massa, Keterlibatan militer, Aparat negara, dan Stabilitas. Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :

1. Masa Prakolonial (Kerajaan) Penyaluran tuntutan rendah dan terpenuhi Pemeliharaan nilai disesuikan dengan penguasa atau pemenang peperangan

Kapabilitas SDA melimpah

Integrasi vertikal atas bawah

Integrasi horizontal

nampak hanya sesama penguasa kerajaan

Gaya politik kerajaan

Kepemimpinan raja, pangeran dan keluarga kerajaan Partisipasi massa sangat rendah Keterlibatan militer

sangat kuat karena berkaitan dengan perang

Aparat negara loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah

Stabilitas stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang

2. Masa Kolonial (Penjajahan)

Penyaluran tuntutan

rendah dan tidak terpenuhi Pemeliharaan

nilai

sering terjadi pelanggaran HAM

Kapabilitas melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah

Integrasi vertikal atas bawah tidak harmonis

Integrasi horizontal

harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi

(5)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 110

Gaya politik penjajahan, politik belah bambu (memecah belah)

Kepemimpinan dari penjajah dan elit pribumi yang

diperalat

Partisipasi massa

sangat rendah bahkan tidak ada

Keterlibatan militer

sangat besar

Aparat negara loyal kepada penjajah

Stabilitas stabil tapi dalam kondisi mudah pecah

3. Masa Demokrasi Liberal

Penyaluran tuntutan

tinggi tapi sistem belum memadani Pemeliharaan

nilai

penghargaan HAM tinggi

Kapabilitas baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih

potensial

Integrasi vertikal dua arah, atas bawah dan bawah

atas

Integrasi horizontal

disintegrasi, muncul solidarity makers dan

administrator

Gaya politik ideologis

Kepemimpinan angkatan sumpah pemuda tahun 1928

Partisipasi massa

sangat tinggi, bahkan muncul kudeta

Keterlibatan militer

militer dikuasai oleh sipil

Aparat negara loyal kepada kepentingan kelompok atau partai

Stabilitas instabilitas

4. Masa Demokrasi Terpimpin

Penyaluran tuntutan

tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas Pemeliharaan

nilai

Penghormatan HAM rendah

Kapabilitas abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju

Integrasi vertikal atas bawah Integrasi

horizontal

berperan solidarity makers

Gaya politik ideolog, nasakom

Kepemimpinan tokoh kharismatik dan paternalistik Partisipasi massa dibatasi Keterlibatan militer militer masuk ke pemerintahan

Aparat negara loyal kepada negara

Stabilitas stabil

5. Masa Demokrasi Pancasila

Penyaluran tuntutan awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi Pemeliharaan nilai terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM

Kapabilitas sistem terbuka

Integrasi vertikal atas bawah Integrasi

horizontal

nampak

Gaya politik intelek, pragmatik, konsep

pembangunan

Kepemimpinan teknokrat dan ABRI

Partisipasi massa

awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi

Keterlibatan militer

merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI

Aparat negara loyal kepada pemerintah (Golkar)

Stabilitas stabil 6. Masa Reformasi

Penyaluran tuntutan

tinggi dan terpenuhi Pemeliharaan

nilai

Penghormatan HAM tinggi

Kapabilitas disesuaikan dengan Otonomi daerah

Integrasi vertikal dua arah, atas bawah

dan bawah atas

Integrasi horizontal

nampak, muncul kebebasan (euforia)

Gaya politik pragmatik

Kepemimpinan sipil, purnawiranan, politisi Partisipasi massa tinggi Keterlibatan militer dibatasi

Aparat negara harus loyal kepada negara bukan pemerintah

(6)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 111

Dilihat dari bagan-bagan diatas, menunjukan bahwa setiap jenis sistem pemerintahan yang telah di implementasikan di Indonesia banyak mengalami perubahan. Dalam masa prakolonial/sistem kerajaan, peranan Raja begitu besar sehingga stabilitas tercipta dengan baik, namun aspirasi rakyat kerapkali terkendala, namun hal tersebut tidak menjadi kendala, sebab rakyat mempercayai bahwa pemimpin negara (Raja) adalah jelmaan dari Tuhan untuk menata tertib order di dunia. Pada masa kolonial, stabilitas terjaga dengan alat pemaksa, dan partisipasi masyarakat cenderung nol. Sedangkan dalam sistem demokrasi parlementer, partisipasi masyarakat cenderung tinggi, namun terjadi instabilitas. Pada masa demokrasi terpimpin tingkat partisipasi rendah, tetapi tercipta stabilitas, begitupula pada masa demokrasi Pancasila/orde baru. Sedangkan periode orde reformasi/pasca orde baru mendekati sistem demokrasi liberal.

Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai

hubungan fungsional. Pemerintahan dalam arti luas

adalah pemerintah/

lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislative maupun yudikatif. Secara umum, sistem pemerintahan yang kita kenal ada 3 (tiga), yaitu: Sistem Pemerintahan Presidensial, Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Campuran.

Sistem Pemerintahan Presidensial, merupakan sistem pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia. Ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial: Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip

(7)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 112

pemisahan kekuasaan; Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif; Kabinet bertanggung jawab kepada presiden, dan eksekutif dipilih melalui pemilu.

Sistem Pemerintahan Parlementer, merupakan suatu system pemerintahan di mana

pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada

parlemen. Dalam system pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. Ciri-ciri dan syarat system pemerintahan Parlementer:

Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan; Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan eksekutif, dan antara presiden dan kabinet, dan Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.

Sedangkan Sistem Pemerintahan Campuran, sistem

pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari sistem pemerintahan Presidensial dan sistem pemerintahan Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara: Perancis.

(8)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 113

Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

TAHUN PELAKSANAAN 1945-1 9 4 9

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:

a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.

b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BP – KNIP.

1949-1950

Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah sistem parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena dalam system parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah

1950-1959

Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:

a. presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.

b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.

c. Presiden berhak membubarkan DPR. d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden. 1959-1966 (Demok rasi Terpimp in)

Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat

1966-1998

Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei ’98. 1998-Sekaran g (Reform asi)

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.

Sistem Pemerintahan menurut UUD ’45 sebelum dan sesudah diamandemen:

SEBELUM AMANDEMEN SESUDAH AMANDEMEN Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR. MPR bukan lembaga tertinggi lagi DPR sebagai pembuat UU Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan Presiden tidak dapat membubarkan DPR MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan Kekuasaan Legislatif lebih dominan BPK pengaudit keuangan

Pada masa Reformasi, muncul dua lembaga kehakiman yang baru. Kedua lembaga kehakiman tersebut adalah Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial, yang muncul pada Amandemen Ketiga pada tanggal 9 November 2001. Komisi Yudisial tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang menyangkut mafia peradilan, sesuatu yang keberadaannya antara ada dan tiada itu. Sementara itu Mahkamah Konstitusi merupakan suatu lembaga antitesa atas buruknya kinerja lembaga peradilan itu

(9)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 114

sendiri yang berpuncak pada Mahkamah Agung itu.

Sistem yang digunakan di Indonesia saat ini adalah demokrasi, suatu sistem yang di ciptakan oleh barat. suatu sistem yang dirancang berdasarkan

perkiraan-perkiraan yang menurutnya baik. entahlah baik

bagi penduduk ditempat lain atau tidak, tapi yang jelas dia menciptakannya berdasarkan

keindahan menurut pandangannya, tapi sistem itu juga

yang dipuja oleh bangsa kita, dan sistem ini juga yang diagung-agungkan bangsa kita. kelebihan dari sistem ini adalah kebebasan.

Kekurangan sistem ini adalah Sistem ini tercipta dari pemikiran seorang manusia yang jelas-jelas terbatas dan berbudaya beda dengan penduduk Indonesia. Sistem ini membebaskan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, tapi tidak didengarkan oleh pemerintah. Sistem ini berubah setiap pemimpinnya berubah. Sistem ini tidak bisa disebarkan kepenjuru dunia manapun, selain di Indonesia sendiri, karena itu adalah salah satu sifat demokrasi, jadi setiap negara yang memiliki sistem

Demokrasi, harus mendesign ulang demokrasi yang mau dipakai di negaranya. jangan pernah membandingkan sistem demokrasi pancasila dengan sistem demokrasi yang dipakai di amerika. walaupun sama-sama demokrasi, tapi pada prakteknya keduanya berbeda. Sistem ini memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk memperkaya diri dan masyarakat menghentikan pemimpin itu saat masyarakat tidak puas, atau saat pemimpin itu sudah kaya. Sistem ini menyamakan KEWAJIBAN wanita dengan pria, yang jelas-jelas pria adalah pemberi nafkah dan wanita adalah pendamping hidup. Sistem ini menggunakan suara terbanyak, jadi bersiaplah artis jadi pemimpin, walaupun dia tidak punya ilmu politik sama sekali. Sistem ini bertumpu pada kompromi, bukan musyawarah. Sistem ini menggunakan kekayaan sebagai suatu pandangan kesuksesan. Sistem ini memandang orang kaya adalah orang terhormat. Sistem ini memberikan hak pilih kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan memimpin mereka, tapi tidak memberikan hak pilih untuk menentukan mana hak

(10)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 115

dan mana kewajiban. itu pemimpin yang menentukan.

Penutup

Mengingat pelaksanaan sistem politik yang memiliki kecenderungan pragmatik dan cenderung demokratik liberal (mengacu pada nilai-nilai the american creed), maka perlu ada big push yang mampu memotong mata rantai sistem yang cenderung tidak membumi/tidak sesuai dengan local value bangsa Indonesia. Salah satu solusi adalah memformulasi ulang nilai-nilai Pancasila yang saat ini diyakini terlalu refresif ketika diterapkan oleh rezim orde baru. Kalau kita kembali pada sendi-sendi Pancasila yang dinafasi oleh value founding father (meluruskan kembali nilai-nilai Pancasila), maka besar kemungkinan kita bisa menemukan The Indonesian Creed, yang bernama Pancasila. Dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bisa dijadikan big push untuk menata kembali sistem

politik Indonesia. Selain itu, ditengah kondisi yang carut marut ini, perlu dilahirkan seorang pemimpin yang memiliki strong leadership dan memiliki keberpihakan pada rakyat kecil. Tanggung jawab partai politik adalah melakukan pendidikan politik bagi kader-kader partainya untuk memuluskan langkah lahirnya pemimpin yang diharapkan tadi, baik yang nantinya berjuang di parlemen maupun di eksekutif, sedangkan kalangan akademisi, LSM dan Media terus menyuarakan etika politik bagi masyarakat yang mampu meyakinkan masyarakat agar memiliki pemahaman yang sama akan lahirnya seorang pemimpin yang capable tersebut. Dengan demikian, produk perundangan yang lahir mengacu kepada kepentingan masyarakat dan hal ini memudahkan jalan bagi eksekutif untuk menerapkan produk perundangan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek juga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor

Daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Laut dengan Nomor 170.3/156/Pimp.DPRD/Kabupaten Tanah Laut/2015 tanggal 24 Februari 2015 tentang Peninjauan Ulang Besaran Tunjangan Perumahan

Nyeri nosiseptif muncul ketika cedera pada jaringan mengaktivitasi reseptor nyeri spesifik yaitu nosiseptor. Nosiseptor merupakan saraf aferen primer untuk menerima dan

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan disparitas pendapatan memiliki hubungan yang negatif, artinya semakin rendah tingkat pendidikan penduduk Gerbangkertosusila

Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012.d. Test distribution

Gambar diatas merupakan tampilan menu input Master data Gangguan yang terdapat beberapa kolom isian yang harus dilengkapi, kolom-kolom tersebut harus diisi oleh data

minyak olive ( Oleid acid ) selama iradiasi melalui analisis spectrum serapan cahaya dan.

Dari hasil analisis data yang sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematis, maka dapat disimpulkan: 1) Subjek penelitian dikatakan berkemampuan matematika