Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 106
SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Oleh M. Budiana
Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNPAS Bandung
Abstrak
Sistem politik yang diterapkan di Indonesia adalah sistem politik demokrasi berdasarkan Pancasila, bercirikan: kedaulatan rakyat, pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan, di dalam lembaga perwakilan selalu diupayakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
Kata kunci: Sistem Politik, Pemerintahan Indonesia
Pendahuluan
Sitem Politik adalah merupakan kesatuan antara struktur dan fungsi-fungsi politik. Struktur politik diibaratkan mesin sedangkan komponennya disebut fungsi. Struktur Politik, terdiri dari suprastruktur dan infrastruktur. Suprastruktur, menjalankan output: - decision or rule making; - Rule Aplication dan – Rule Adjudication. Infrastruktur, menjalankan input: - interest articulate (perumusan dan pengajuan kepentingan), - interest agregation (pemaduan atau pengajuan kepentingan). Fungsi Politik terdiri dari: perumusan kepentingan, pemaduan kepentingan, pembuatan kebijakan umum, penerapan kebijakan, pengawasan pelaksanaan kebijakan. Fungsi lainnya adalah: Komunikasi Politik, Sosialisasi Politik dan Rekrutmen Politik.
Feedback OUT PUT INPUT PROSES/ MESIN POLITIK
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 107
Input dalam sebuah sistem politik adalah aspirasi masyarakat atau kehendak rakyat, berupa: tuntutan, dukungan ataupun sikap apatis. Proses dalam sistem politik mencakup serangkaian tindakan pengambilan keputusan baik oleh lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif dalam rangka memenuhi atau menolak aspirasi masyarakat. Output sistem politik berupa kebijakan publik: pemenuhan aspirasi masyarakat, penolakan/ketidaksediaan untuk memenuhi aspirasi masyarakat.
Sistem politik yang diterapkan di Indonesia adalah sistem politik demokrasi berdasarkan Pancasila, bercirikan: kedaulatan rakyat, pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan, di dalam lembaga perwakilan selalu diupayakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Suprastruktur politik Indonesia: lembaga pelaksana fungsi
pembuatan kebijakan umum/legislatif (fungsi legislasi,
fungsi pengawasan/kontrol, fungsi anggaran); lembaga pelaksana
fungsi penerapan kebijakan/eksekutif; lembaga
fungsi pengawasan pelaksana
kebijakan/yudikatif dan Mahkamah Agung. Infrastruktur politik di Indonesia adalah LSM, Partai Politik (pendidikan politik, penciptaan iklim yang kondusif serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat, penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional, partisipasi politik warga negara, rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik), dan Media Massa.
Pembahasan
Sistem Politik Indonesia adalah sebuah sistem politik demokratis yang bersendikan nilai-nilai lokal (local value) bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Karakteristik Sistem Politik Indonesia adalah kedaulatan rakyat, pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan, di dalam lembaga perwakilan selalu diupayakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
Sistem Politik Indonesia bersumber dari Dasar (Falsafah)
Negara Pancasila adalah falsafah
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 108
terdiri dari dua kata sansekerta, Panca berarti lima, dan sila memiliki arti prinsip. Pancasila mengandung lima dasar yang tidak terpisahkan dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Mereka adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan juga
Undang Undang Dasar 1945.
Konstitusi Republik Indonesia selalu merujuk kepada Undang Undang Dasar 1945. Hal ini disebabkan karena konstitusi negara disusun dan diadaptasi pada tahun 1945 ketika pendirian republik, dan secara jelas membedakannya dari konstitusi lainnya yang diperkenalkan bebas di Indonesia. Lebih lanjut, muatan danri UUD 1945 menuliskan jelas tujuan dan sasaran untuk
kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus
1945 dan mempertahankannya di kemudian hari. Hal ini merefeleksikan semangat dan kekuatan masa tersebut ketika merancang konstitusi. Ini
menginspirasikan urgensi untuk persatuan dan kesamaan tujuan serta demokrasi yang dibangun atas konsep warisan Indonesia dalam gotong-royong dan musyawarah mencapai mufakat. Diawali dengan sebuah pembukaan, undang undang dasar republik Indonesia terdiri atas 37 pasal, empat aturan peralihan dan dua peraturan tambahan.
Pembukaan disusun dalam empat paragraf dan mengandung sebuah kutukan terhadap segala bentuk penjajahan di dunia, sebuah keterangan perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan, sebuah deklarasi kemerdekaan dan pernyataan prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan dasar negara. Selanjutnya juga menyatakan bahwa kemerdekaan nasional Indonesia didirikan ke dalam sebuah negara kesatuan Republik Indonesia dengan kekuasaan berada di tangan rakyat. Negara miliki dasar falsafah hidup sebagai berikut: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 109
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Dibimbing oleh falsafah fundamental tersebut, tujuan dasar negara adalah mewujudkan sebuah pemerintahan Indonesia yang melindungi seluruh rakyat dan bumi pertiwi Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengembangkan kehidupan intelektualitas negara dan berkontribusi mewujudkan sebuah tata dunia yang berdasar kepada kemerdekaan, kedamaian dan keadilan sosial.
Pembentukan Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut ini: - Masa prakolonial, - Masa kolonial (penjajahan), - Masa Demokrasi Liberal, - Masa Demokrasi terpimpin, - Masa Demokrasi Pancasila, dan- Masa Reformasi.
Kondisi existing menunjukkan bahwa nilai-nilai
Pancasila sudah semakin jauh dari sistem politik Indonesia. Kalau kita lihat latar belakang atau proses pembentukan Sistem Politik Indonesia dari mulai masa penjajahan sampai pada orde reformasi, dilihat dari: Penyaluran tuntutan, Pemeliharaan nilai,
Kapabilitas, Integrasi vertikal, Integrasi horizontal, Gaya politik, Kepemimpinan, Partisipasi massa, Keterlibatan militer, Aparat negara, dan Stabilitas. Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :
1. Masa Prakolonial (Kerajaan) Penyaluran tuntutan rendah dan terpenuhi Pemeliharaan nilai disesuikan dengan penguasa atau pemenang peperangan
Kapabilitas SDA melimpah
Integrasi vertikal atas bawah
Integrasi horizontal
nampak hanya sesama penguasa kerajaan
Gaya politik kerajaan
Kepemimpinan raja, pangeran dan keluarga kerajaan Partisipasi massa sangat rendah Keterlibatan militer
sangat kuat karena berkaitan dengan perang
Aparat negara loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah
Stabilitas stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang
2. Masa Kolonial (Penjajahan)
Penyaluran tuntutan
rendah dan tidak terpenuhi Pemeliharaan
nilai
sering terjadi pelanggaran HAM
Kapabilitas melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah
Integrasi vertikal atas bawah tidak harmonis
Integrasi horizontal
harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 110
Gaya politik penjajahan, politik belah bambu (memecah belah)
Kepemimpinan dari penjajah dan elit pribumi yang
diperalat
Partisipasi massa
sangat rendah bahkan tidak ada
Keterlibatan militer
sangat besar
Aparat negara loyal kepada penjajah
Stabilitas stabil tapi dalam kondisi mudah pecah
3. Masa Demokrasi Liberal
Penyaluran tuntutan
tinggi tapi sistem belum memadani Pemeliharaan
nilai
penghargaan HAM tinggi
Kapabilitas baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih
potensial
Integrasi vertikal dua arah, atas bawah dan bawah
atas
Integrasi horizontal
disintegrasi, muncul solidarity makers dan
administrator
Gaya politik ideologis
Kepemimpinan angkatan sumpah pemuda tahun 1928
Partisipasi massa
sangat tinggi, bahkan muncul kudeta
Keterlibatan militer
militer dikuasai oleh sipil
Aparat negara loyal kepada kepentingan kelompok atau partai
Stabilitas instabilitas
4. Masa Demokrasi Terpimpin
Penyaluran tuntutan
tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas Pemeliharaan
nilai
Penghormatan HAM rendah
Kapabilitas abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju
Integrasi vertikal atas bawah Integrasi
horizontal
berperan solidarity makers
Gaya politik ideolog, nasakom
Kepemimpinan tokoh kharismatik dan paternalistik Partisipasi massa dibatasi Keterlibatan militer militer masuk ke pemerintahan
Aparat negara loyal kepada negara
Stabilitas stabil
5. Masa Demokrasi Pancasila
Penyaluran tuntutan awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi Pemeliharaan nilai terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM
Kapabilitas sistem terbuka
Integrasi vertikal atas bawah Integrasi
horizontal
nampak
Gaya politik intelek, pragmatik, konsep
pembangunan
Kepemimpinan teknokrat dan ABRI
Partisipasi massa
awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi
Keterlibatan militer
merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI
Aparat negara loyal kepada pemerintah (Golkar)
Stabilitas stabil 6. Masa Reformasi
Penyaluran tuntutan
tinggi dan terpenuhi Pemeliharaan
nilai
Penghormatan HAM tinggi
Kapabilitas disesuaikan dengan Otonomi daerah
Integrasi vertikal dua arah, atas bawah
dan bawah atas
Integrasi horizontal
nampak, muncul kebebasan (euforia)
Gaya politik pragmatik
Kepemimpinan sipil, purnawiranan, politisi Partisipasi massa tinggi Keterlibatan militer dibatasi
Aparat negara harus loyal kepada negara bukan pemerintah
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 111
Dilihat dari bagan-bagan diatas, menunjukan bahwa setiap jenis sistem pemerintahan yang telah di implementasikan di Indonesia banyak mengalami perubahan. Dalam masa prakolonial/sistem kerajaan, peranan Raja begitu besar sehingga stabilitas tercipta dengan baik, namun aspirasi rakyat kerapkali terkendala, namun hal tersebut tidak menjadi kendala, sebab rakyat mempercayai bahwa pemimpin negara (Raja) adalah jelmaan dari Tuhan untuk menata tertib order di dunia. Pada masa kolonial, stabilitas terjaga dengan alat pemaksa, dan partisipasi masyarakat cenderung nol. Sedangkan dalam sistem demokrasi parlementer, partisipasi masyarakat cenderung tinggi, namun terjadi instabilitas. Pada masa demokrasi terpimpin tingkat partisipasi rendah, tetapi tercipta stabilitas, begitupula pada masa demokrasi Pancasila/orde baru. Sedangkan periode orde reformasi/pasca orde baru mendekati sistem demokrasi liberal.
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai
hubungan fungsional. Pemerintahan dalam arti luas
adalah pemerintah/
lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislative maupun yudikatif. Secara umum, sistem pemerintahan yang kita kenal ada 3 (tiga), yaitu: Sistem Pemerintahan Presidensial, Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Campuran.
Sistem Pemerintahan Presidensial, merupakan sistem pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia. Ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial: Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 112
pemisahan kekuasaan; Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif; Kabinet bertanggung jawab kepada presiden, dan eksekutif dipilih melalui pemilu.
Sistem Pemerintahan Parlementer, merupakan suatu system pemerintahan di mana
pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada
parlemen. Dalam system pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. Ciri-ciri dan syarat system pemerintahan Parlementer:
Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan; Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan eksekutif, dan antara presiden dan kabinet, dan Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.
Sedangkan Sistem Pemerintahan Campuran, sistem
pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari sistem pemerintahan Presidensial dan sistem pemerintahan Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara: Perancis.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 113
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
TAHUN PELAKSANAAN 1945-1 9 4 9
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:
a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BP – KNIP.
1949-1950
Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah sistem parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena dalam system parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah
1950-1959
Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:
a. presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
c. Presiden berhak membubarkan DPR. d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden. 1959-1966 (Demok rasi Terpimp in)
Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat
1966-1998
Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei ’98. 1998-Sekaran g (Reform asi)
Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.
Sistem Pemerintahan menurut UUD ’45 sebelum dan sesudah diamandemen:
SEBELUM AMANDEMEN SESUDAH AMANDEMEN Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR. MPR bukan lembaga tertinggi lagi DPR sebagai pembuat UU Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan Presiden tidak dapat membubarkan DPR MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan Kekuasaan Legislatif lebih dominan BPK pengaudit keuangan
Pada masa Reformasi, muncul dua lembaga kehakiman yang baru. Kedua lembaga kehakiman tersebut adalah Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial, yang muncul pada Amandemen Ketiga pada tanggal 9 November 2001. Komisi Yudisial tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang menyangkut mafia peradilan, sesuatu yang keberadaannya antara ada dan tiada itu. Sementara itu Mahkamah Konstitusi merupakan suatu lembaga antitesa atas buruknya kinerja lembaga peradilan itu
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 114
sendiri yang berpuncak pada Mahkamah Agung itu.
Sistem yang digunakan di Indonesia saat ini adalah demokrasi, suatu sistem yang di ciptakan oleh barat. suatu sistem yang dirancang berdasarkan
perkiraan-perkiraan yang menurutnya baik. entahlah baik
bagi penduduk ditempat lain atau tidak, tapi yang jelas dia menciptakannya berdasarkan
keindahan menurut pandangannya, tapi sistem itu juga
yang dipuja oleh bangsa kita, dan sistem ini juga yang diagung-agungkan bangsa kita. kelebihan dari sistem ini adalah kebebasan.
Kekurangan sistem ini adalah Sistem ini tercipta dari pemikiran seorang manusia yang jelas-jelas terbatas dan berbudaya beda dengan penduduk Indonesia. Sistem ini membebaskan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, tapi tidak didengarkan oleh pemerintah. Sistem ini berubah setiap pemimpinnya berubah. Sistem ini tidak bisa disebarkan kepenjuru dunia manapun, selain di Indonesia sendiri, karena itu adalah salah satu sifat demokrasi, jadi setiap negara yang memiliki sistem
Demokrasi, harus mendesign ulang demokrasi yang mau dipakai di negaranya. jangan pernah membandingkan sistem demokrasi pancasila dengan sistem demokrasi yang dipakai di amerika. walaupun sama-sama demokrasi, tapi pada prakteknya keduanya berbeda. Sistem ini memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk memperkaya diri dan masyarakat menghentikan pemimpin itu saat masyarakat tidak puas, atau saat pemimpin itu sudah kaya. Sistem ini menyamakan KEWAJIBAN wanita dengan pria, yang jelas-jelas pria adalah pemberi nafkah dan wanita adalah pendamping hidup. Sistem ini menggunakan suara terbanyak, jadi bersiaplah artis jadi pemimpin, walaupun dia tidak punya ilmu politik sama sekali. Sistem ini bertumpu pada kompromi, bukan musyawarah. Sistem ini menggunakan kekayaan sebagai suatu pandangan kesuksesan. Sistem ini memandang orang kaya adalah orang terhormat. Sistem ini memberikan hak pilih kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan memimpin mereka, tapi tidak memberikan hak pilih untuk menentukan mana hak
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 115
dan mana kewajiban. itu pemimpin yang menentukan.
Penutup
Mengingat pelaksanaan sistem politik yang memiliki kecenderungan pragmatik dan cenderung demokratik liberal (mengacu pada nilai-nilai the american creed), maka perlu ada big push yang mampu memotong mata rantai sistem yang cenderung tidak membumi/tidak sesuai dengan local value bangsa Indonesia. Salah satu solusi adalah memformulasi ulang nilai-nilai Pancasila yang saat ini diyakini terlalu refresif ketika diterapkan oleh rezim orde baru. Kalau kita kembali pada sendi-sendi Pancasila yang dinafasi oleh value founding father (meluruskan kembali nilai-nilai Pancasila), maka besar kemungkinan kita bisa menemukan The Indonesian Creed, yang bernama Pancasila. Dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bisa dijadikan big push untuk menata kembali sistem
politik Indonesia. Selain itu, ditengah kondisi yang carut marut ini, perlu dilahirkan seorang pemimpin yang memiliki strong leadership dan memiliki keberpihakan pada rakyat kecil. Tanggung jawab partai politik adalah melakukan pendidikan politik bagi kader-kader partainya untuk memuluskan langkah lahirnya pemimpin yang diharapkan tadi, baik yang nantinya berjuang di parlemen maupun di eksekutif, sedangkan kalangan akademisi, LSM dan Media terus menyuarakan etika politik bagi masyarakat yang mampu meyakinkan masyarakat agar memiliki pemahaman yang sama akan lahirnya seorang pemimpin yang capable tersebut. Dengan demikian, produk perundangan yang lahir mengacu kepada kepentingan masyarakat dan hal ini memudahkan jalan bagi eksekutif untuk menerapkan produk perundangan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat.