• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

120

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, melalui wawancara dan studi dokumentasi yang menyangkut mengenai analisa perpindahan konsumen di sekolah, maka dapat disimpulkan beberapa-beberapa hal berkaitan dengan rumusan masalah yang diteliti:

1. Tabel Perbandingan antara jumlah siswa, lokasi, jumlah saudara kandung dan status orangtua bekerja.

Perihal Lanjut Pendaftaran Tidak Lanjut Pendaftaran 1. Perbandingan Jumlah Siswa (SMP=191, SMA=204) SMP = 116 (61% ) SMA= 143 (70%) SMP = 75 (39%) SMA= 61 (30%)

2. Lokasi Tempat Tinggal Terbanyak SMP = BSD City (41%) SMA = BSD City (28%) SMP = Serpong (17%) SMA = Bintaro (22%) 3. Jumlah Saudara Kandung Terbanyak SMP = 1 orang saudara (53%)

SMA= tidak ada saudara (48%)

SMP = tidak ada saudara (47%)

SMA= tidak ada saudara (56%)

4. Status Orangtua Bekerja Terbanyak

SMP = ayah bekerja (53%) SMA = ayah bekerja (73%)

SMP = ayah bekerja (55%) SMA = ayah bekerja (79%)

(2)

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Jumlah siswa yang lanjut SMA lebih banyak dibandingkan dengan jumlah yang lanjut ke tingkat SMP.

 Lokasi tempat tinggal yang paling dominan adalah kawasan BSD City, wilayah terdekat dengan sekolah.

 Siswa yang lanjut ke tingkat SMP mayoritas memiliki saudara kandung 1 orang di sekolah yang sama. Berbeda dengan siswa yang lanjut SMA lebih banyak memiliki mayoritas tidak ada saudara kandung, karena siswa sudah bisa memutuskan pilihan sekolah yang terbaik untuk dirinya sehingga tidak bergantung pada saudaranya yang lain.

 Status orangtua bekerja lebih banyak ayah bekerja pada tingkat yang lanjut SMA, sehingga para ibu lebih banyak sebagai ibu rumah tangga. Dapat disimpulkan, orangtua siswa yang lanjut SMA lebih stabil perekonomiannya.

2. Siswa yang melanjutkan pendaftaran ke sekolah sama tingkat SMP dan SMA - Adanya Faktor-faktor yang Menunjang (Key Success Factors)

Faktor Yang Menunjang

Strength (Kekuatan)

Sarana dan Prasarana Sekolah *Fasilitas Sekolah yang Lengkap Infrastruktur Sekolah

*Kenyamanan Sekolah

Opportunities (Kesempatan)

Kurikulum

*Banyak anak yang tertarik dengan pendidikan secara internasional *Siswa dapat bersaing di dunia global

(3)

Kurikulum Sekolah

*Kurikulum dan Pelajaran Sekolah yang berkualitas

*Metode Pembelajaran *Penyesuaian Teknologi Manajemen Sekolah

*Koordinasi Internal Sekolah *Pelayanan Sekolah

*Kemampuan Pemasaran Lokasi

*Lokasi Sekolah (kemudahan akses)

Siswa

*Penghargaan siswa Berprestasi

*Orangtua ingin mempersiapkan pendidikan anak ke Luar Negeri Biaya Sekolah

*Biaya sekolah dengan kurikulum internasional di sekolah ini lebih terjangkau bagi orangtua

Tabel 5.2 Faktor-faktor Yang Menunjang Sekolah

Setelah dianalisa, sekolah ini memiliki kelebihan dalam membangun persepsi orangtua lebih kepada sesuatu yang terlihat secara visual seperti, fasilitas, kurikulum, manajemen sekolah. Sehingga kesan yang seperti itulah yang selalu orangtua bawa ketika memutuskan untuk lanjut pendaftaran di sekolah yang sama. Dimana persentase siswa yang lanjut SMP adalah 61% dan siswa yang lanjut SMA adalah 70%. Nilai persentase jumlah ini perlu ditingkatkan terus agar sesuai dengan harapan sekolah yaitu mempertahankan jumlah siswa aktif di sekolah.

- Adanya faktor-faktor yang dinilai positif oleh orangtua siswa dan memberikan keuntungan, yaitu :

(4)

*Sarana dan Prasana Sekolah yang lengkap, *Infrastruktur Sekolah yang memadai,

*Kurikulum Sekolah yang memiliki standar internasional dengan penggunaan aktif berbahasa Inggris untuk sehari-hari.

*Manajemen Sekolah berusaha memberikan pelayanan jasa yang baik untuk konsumen.

*Lokasi sekolah strategis, memiliki kemudahaan akses untuk orangtua ketika mengantar anak ke sekolah.

*Siswa, sekolah memberikan dukungan kepada siswa untuk berprestasi, baik di lingkungan internal sekolah maupun eksternal sekolah.

Kesempatan

*Kurikulum, sekolah menawarkan kurikulum yang berkualitas untuk para siswa untuk mempersiapkan hari depan yang siap bersaing dengan dunia global.

*Biaya Sekolah, yang ditawarkan masih terjangkau bagi keluarga di kalangan menengah sampai menengah ke atas dengan kisaran biaya Uang Pangkal sebesar Rp.20.000.000 – Rp.50.000.000 (sumber: data sekolah). - Adanya Faktor-faktor dari Efek Penarik (Pull) dan Efek Penambat

(Mooring)

Efek Penarik, sebagai efek alternatif yang membuat konsumen teralih keinginannya dan kembali ke produk jasa saat ini, yaitu dengan hal yang paling dominan penawaran pembayaran Uang Pangkal dengan kartu kredit bank tertentu bunga nol persen sampai 9 bulan.

(5)

Efek Penambat, sebagai efek tidak mendukung kepindahan yaitu adanya pengalaman pindah sekolah yang prosesnya menyulitkan orangtua, biaya pengeluaran untuk pindah ke sekolah lain belum tentu lebih murah, orangtua sudah memiliki kelompok gengnya sendiri di sekolah sehingga takut dikucilkan bila pindah, anak sudah merasa betah di sekolah walaupun mungkin orangtua sering komplain ke sekolah.

3. Faktor – faktor kelemahan – kelemahan sekolah

 Adanya faktor-faktor yang tidak menunjang sekolah Faktor Yang Tidak Menunjang

Weakness (Kelemahan)

Kenyamanan Lingkungan

*Kemacetan sekolah karena kapasitas jumlah siswa yang banyak.

Kurikulum

*Sekolah mengikuti kurikulum internasional, diwajibkan untuk siswa WNI mengikuti Ujian Nasional. *Tidak semua siswa yang bersekolah disini akan berencana untuk bersekolah ke Luar Negeri.

*Kurangnya durasi belajar untuk pembentukan karakter dan agama. *Perbedaaan budaya mengajar dari pengajar asing dan pengajar Indonesia. *Beberapa siswa tidak terbiasa dengan cara pembelajaran active learning ,

Threat (Ancaman)

Sarana dan Prasarana

*Persaingan Fasilitas dengan sekolah lain

Biaya Sekolah

*Besarnya diskon yang ditawarkan sekolah lain

Lokasi

*Jarak lokasi sekolah dengan pesaing-pesaing berdekatan

(6)

sehingga tidak bisa mengikuti pelajaran Manajemen Sekolah

*Tidak ada program beasiswa untuk siswa berprestasi.

Tabel 5.3 Faktor-faktor Yang Tidak Menunjang Sekolah

 Faktor-faktor kelemahan merupakan suatu kesan yang mengacu kepada persepsi negatif, seperti

*Kenyamanan Lingkungan, yang mengganggu orangtua siswa karena selalu terjadi kemacetan yang agak lama, sekitar 20 menit – lebih.

*Kurikulum Sekolah, dimana walaupun merupakan sekolah internasional tetapi sekolah berada di naungan Departemen Pendidikan Nasional yang mewajibkan seluruh WNI untuk mengikuti Ujian Nasional. Jadi, sekolah ini memang lebih cocok untuk WNI yang ingin mempelajari kurikulum internasional. Adapun, siswa yang bersekolah sekian lama ternyata tidak cocok dengan kurikulum yang ada karena fokusnya ingin lanjut ke PTN. Adapula siswa yang tidak terbiasa dengan metode belajar yang active

learning, sehingga walaupun sekolah menawarkan kurikulum yang baik

ternyata tidak sejalan dengan apa yang dibutuhkan.

*Manajemen Sekolah, di sekolah masih belum ada program beasiswa, jadi biarpun siswa sangat berprestasi tapi tetap tidak ada pengurangan biaya.

Ancaman

*Sarana dan Prasana, beberapa sekolah yang dibuka dan letaknya berdekatan dengan lokasi sekolah menawarkan fasilitas lengkap yang

(7)

sama dengan sekolah, untuk mengalihkan perhatian konsumen.

*Biaya Sekolah, cenderung di sekolah-sekolah kompetitor mereka memainkan harga mulai dari menawarkan diskon member get member, diskon 50% Uang Pangkal untuk anak kedua, gratis biaya uang sekolah tiga bulan pertama, dll. Hal ini merupakan ancaman, karena selama 8 tahun sekolah ini berdiri hanya ada dua jenis, yaitu diskon sibling sebesar 10% Uang Pangkal bila anak lebih dari satu, dan pembayaran early bird pada pendaftaran sampai tanggal yang ditentukan. Selebihnya tidak ada promo harga lain yang ditawarkan.

*Lokasi, menjadi ancaman karena pada wilayah Tangerang Selatan dalam radius sekitar 5 km, banyak terdapat berbagai macam pilihan sekolah mulai dari sekolah nasional, nasional plus dan internasional.

4. Faktor-faktor pertimbangan memindahkan anak ke SMP dan SMA lain. Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat jumlah persentase yang tidak lanjut SMP adalah 39% dan tidak lanjut SMA adalah 30%. Oleh karena itu peneliti menganalisa faktor-faktor perpindahan, sehingga nilai persentase tersebut bisa berkurang. Keterangan faktor-faktor perpindahan sebagai berikut:

 Adanya efek penarik (Push Effects), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi orangtua untuk beralih ke sekolah lain.

*Kualitas sekolah kurang, adanya kualitas mengajar guru yang dinilai kurang bagus, dimana nilai beberapa siswa jelek dan anak selalu mengeluh tidak mengerti pelajaran yang diajarkan di sekolah.

(8)

*Kepuasan sekolah kurang, standar pelajaran mandarin menurun, orangtua merasa adanya kesenjangan sosial di sekolah, anak yang tidak disiplin dan tidak sopan pada orangtua.

* Nilai atau Benefit sekolah kurang, kapasitas murid yang banyak membuat guru tidak bisa fokus dengan beberapa anak, jadi siswa merasakan dibedakan.

*Kepercayaan orangtua rendah, karena beberapa hal kedisiplinan anak yang kurang di sekolah, pergaulan anak yang sering pamer kekayaan orangtuanya, siswa melanggar cara berpakaian yang baik tapi tidak ditegur guru.

*Komitmen: loyalti konsumen mulai turun dikarenakan adanya kompetitor sekolah yang bisa menawarkan keuntungan yang lebih dalam hal promosi Uang Pangkal, beasiswa,dll

 Mencari akar permasalahan dengan Fishbone Diagram

Yang paling banyak permasalahan terdapat pada kategori Konsumen dan Kurikulum, dimana tujuan konsumen sudah tidak sejalan dengan kurikulum yang diterapkan sekolah sehingga memutuskan untuk tidak lanjut.

Pendaftaran Tingkat SMP

Faktor Penyebab Akar Permasalahan Prioritas Efek

Masalah

Manusia kurang selektif

menerima guru membutuhkan guru banyak tinggi

Lingkungan pergaulan anak kurang baik

kurang pendidikan karakter, pelajaran agama, pola asuh

orangtua salah

(9)

Manusia guru kurang bisa membimbing

kurang pengalaman, materi terlalu kompleks, kurang pengarahan dari koordinator

guru, tidak tahu goalnya

tinggi

Manusia siswa takut tidak naik kelas

karena siswa tidak bisa

mengikuti pelajaran tinggi

Kebijakan kebijakan sekolah kurang ketat

orangtua terlalu banyak terlibat, tidak ikut aturan, sering

meminta dispensasi

tinggi

Lingkungan kemacetan sekolah

banyak mobil datang, waktu jam masuk berdekatan, alur mobil di dalam sekolah tidak

lancar

tinggi

Manusia masih diskusi siswa masih bingung dan

menunggu teman sedang

Produk mencoba sekolah

nasional

kesulitan bahasa, harga kompetitif, karakter agama

lebih kuat

sedang

Produk standar pelajaran tinggi

supaya menghasilkan lulusan

berkualitas sedang

Manusia orangtua tidak bisa dihubungi

orangtua sibuk, tidak mau angkat telepon, sedang di luar

kota

sedang

Prosedur sarana penunjang keamanan kurang

kurangnya pemasangan CCTV,

area sekolah terlalu luas sedang

Kebijakan kebijakan pesta ditiadakan

pemaksaan penarikan dana,

ajang untuk pamer kecil

Tempat jarak rumah ke

sekolah jauh kecil

Prosedur area parkir kurang cari parkir susah kecil

Manusia siswa mendapat

beasiswa anak berprestasi kecil

Manusia perekonomian

keluarga tidak stabil

banyak pengeluaran, kurang

perencanaan keuangan kecil

Tabel 5.4 Prioritas Efek Masalah Pendaftaran SMP

Prioritas efek masalah yang tinggi merupakan faktor-faktor yang terlebih dahulu difokuskan untuk perbaikan, tingkatnya lebih utama dan penting dalam sebuah layanan jasa di bidang pendidikan. Karena hal tersebut yang bisa dijual ke prospektus calon orangtua yang sedang mencari sekolah bagi anaknya. Sehingga setelah prioritas

(10)

yang tinggi dilakukan , baru bertahap menyelesaikan prioritas selanjutnya. Hal diutamakan adalah masalah manusia, lingkungan dan kebijakan sekolah.

Agar persentase pendaftar ke tingkat SMP naik, maka sekolah perlu meninjau lebih dalam mengenai permasalahan dan keterkaitan dengan faktor-faktor manusia, lingkungan dan kebijakan sekolah. Dikarenakan ada hal yang tidak seimbang dari ketiga faktor tersebut, maka mengakibatkan banyak orangtua melupakan komitmen dan menurunkan loyalitasnya, sehingga beralih ke sekolah lain. Terutama untuk siswa dari kelas 6 ke tingkat SMP, sekolah perlu memperhatikan kecukupan pemberian pendidikan moral kepada siswa , pada usia tersebut adalah peralihan usia anak-anak ke remaja, sehingga dibutuhkan lebih pendidikan yang membantu pembentukan karakter anak.

Pendaftaran Tingkat SMA

Faktor Penyebab Akar Permasalahan Prioritas Efek

Masalah

Manusia guru kurang bisa membimbing

kurang pengalaman, materi terlalu kompleks, kurang pengarahan dari koordinator guru, tidak tahu goalnya

tinggi

Produk pelajaran sulit standar pelajaran tinggi tinggi

Kebijakan kebijakan sekolah kurang ketat

orangtua terlalu banyak terlibat, tidak ikut

aturan, sering meminta dispensasi tinggi

Lingkungan kemacetan sekolah

banyak mobil datang, waktu jam masuk berdekatan, alur mobil di dalam sekolah

tidak lancar

tinggi

Lingkungan pendidikan agama

kurang anak tidak sopan dengan orangtua sedang

Produk mencoba sekolah

nasional

kesulitan bahasa, harga kompetitif,

karakter agama lebih kuat sedang

Manusia siswa tidak mau

(11)

Manusia orangtua tidak bisa dihubungi

orangtua sibuk, tidak mau angkat telepon,

sedang di luar kota sedang

Prosedur sarana penunjang keamanan kurang

kurangnya pemasangan CCTV, area

sekolah terlalu luas sedang

Produk mencoba

kurikulum lain

harga kompetitif, karakter agama lebih

kuat sedang

Prosedur area parkir kurang cari parkir susah sedang

Lingkungan kurang toleransi

agama perlakuan berbeda kecil

Manusia orangtua pindah ke

luar kota kerja dinas kecil

Manusia mencoba masuk

SMUN mau masuk PTN kecil

Manusia

perekonomian keluarga tidak

stabil

banyak pengeluaran, kurang perencanaan

keuangan kecil

Tempat jarak rumah ke

sekolah jauh kecil

Tabel 5.5 Prioritas Efek Masalah Pendaftaran SMA

Prioritas efek masalah yang tinggi merupakan faktor-faktor yang terlebih dahulu difokuskan untuk perbaikan, tingkatnya lebih utama dan penting dalam sebuah layanan jasa di bidang pendidikan. Karena hal tersebut yang bisa dijual ke prospektus calon orangtua yang sedang mencari sekolah bagi anaknya. Sehingga setelah prioritas yang tinggi dilakukan, baru bertahap menyelesaikan prioritas selanjutnya. Hal diutamakan adalah masalah manusia, lingkungan dan kebijakan sekolah.

Agar persentase pendaftar ke tingkat SMA naik, maka sekolah perlu meninjau lebih dalam mengenai permasalahan dan keterkaitan dengan faktor-faktor manusia, , produk, lingkungan dan kebijakan sekolah. Dikarenakan ada hal yang tidak seimbang dari ketiga faktor tersebut, maka mengakibatkan banyaknya orangtua melupakan komitmen dan menurunkan loyalitasnya, sehingga beralih ke sekolah lain. Pada peralihan siswa kelas 9 SMP ke SMA, yang dibutuhkan tentu saja berbeda dengan

(12)

siswa yang lanjut ke SMP yang lebih membutuhkan pendidikan moral. Pada siswa SMA, kebutuhan siswa lebih menuju kepada banyaknya sesi konsultasi yang bisa membantu anak memiliki informasi pendidikan di universitas seperti apa saja. Sehingga dari awal mula SMA, siswa tidak salah memilih pendidikan yang akan diambil karena tidak sesuai dengan minatnya, dan menyalahkan pengajar di kelas yang tidak bisa membimbing siswa, karena memiliki visi yang berbeda.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi orangtua dalam melakukan pemilihan sekolah yang sesuai dengan harapan. Penelitian yang dilakukan saat ini masih terbatas oleh waktu dan proses penelitian yang metode pengolahan data kualitatif dengan wawancara perwakilan orangtua siswa sebagai responden dan observasi staf internal sekolah.

Penulis merekomendasikan beberapa saran diharapkan bisa meningkatkan kualitas sekolah dan berguna sebagai referensi sekolah, bilamana dilakukan penelitian lebih lanjut.

- Faktor-faktor Key Success Factors yang menunjang, seperti fasilitas, kenyamanan di sekolah, kurikulum dan pelayanan di sekolah perlu terus ditingkatkan dan diperbaiki bila masih terdapat kekurangan.

- Setelah didapat hasil-hasil penelitian dari Key Success Factors dan Fishbone, maka dapat diberikan rekomendasi-rekomendasi kepada Pimpinan Sekolah

(13)

dalam melakukan improvisasi yang diperlukan dan strategi ke depan, dalam upaya untuk mempertahankan jumlah siswa aktif di sekolah X ini.

- Langkah-langkah perbaikan yang perlu difokuskan terlebih dahulu, berdasar skala prioritas pertama, kedua dan ketiga adalah:

PRIORITAS PERTAMA

FAKTOR MANUSIA

- Standar perekrutan guru mengajar di tingkat SMP dan SMA perlu diperhatikan, minimal pengalaman mengajar dua tahun di sekolah berkurikulum Cambridge, memiliki keinginan kuat dalam mengajar dan memiliki subjek pelajaran yang dikuasai.

- Adakan lebih banyak pelatihan-pelatihan untuk guru di SMP dan SMA, yang mengarah ke topik cara mengajar, membawakan materi, berkomunikasi dengan pendengar. Karena saat ini di sekolah pelatihan guru lebih banyak terarah kepada hal lain seperti teamwork, leadership,dll. - Koordinator guru perlu menyarankan kepada setiap wali kelas untuk lebih aktif mengundang orangtua yang nilai anaknya kurang, sejak dari semester 1 sehingga orangtua bisa lebih menyiapkan anaknya, dan guru harus secara inisiatif mengadakan kelas tambahan untuk beberapa siswa yang kurang.

FAKTOR PRODUK

- Membuka program pelatihan tambahan untuk membantu anak siswa SMP dan SMA yang mendapat nilai pelajaran yang kurang, dilakukan setelah jam pulang sekolah secara berkala, terutama pelajaran utama seperti

(14)

Matematika, Inggris, yang dibuka sejak semester 1 dimulai. FAKTOR LINGKUNGAN

- Menambah durasi belajar untuk pendidikan karakter dan agama di tingkat SMP, sehingga bisa mengontrol pergaulan anak-anak, anak masih kurang memahami diri. Karena pada masa pra remaja umur 10-12 tahun, kecenderungan emosional anak lebih labil. Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik, serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan.

- Tempatkan petugas keamanan dengan jumlah yang optimal, untuk membantu mengarahkan orangtua yang parkir jemput atau antar, dan membantu mengatur arus kendaraan di area sekolah agar lancar. Orangtua dilarang parkir di titik poin untuk menurunkan penumpang. Ruang tunggu penjemput dibatasi, supaya penjemput tidak menunggu terlalu lama di sekolah.

FAKTOR KEBIJAKAN

- Kebijakan sekolah perlu lebih sering disosialisasikan kepada orangtua, agar orangtua mengetahui peraturan yang ada, penjelasannya yang mudah dibaca dan dimengerti. Bisa dibuat dalam bentuk tabel atau gambaran pedoman kebijakan. Jangan hanya dibuatkan dalam tulisan-tulisan yang

(15)

bahasanya rumit.

- Perlunya ada kebijakan tambahan bagi siswa yang akan mendaftar ke tingkat SMA wajib mengikuti psikotes, agar sekolah mengetahui kondisi siswa tersebut dan bisa menempatkan siswa di kelas yang sesuai. Ketika nanti di kelas 11 terdapat kelas peminatan, siswa sudah lebih siap dan lebih matang dalam mengambil keputusan, kelas peminatan apakah yang akan diambil.

PRIORITAS KEDUA

FAKTOR MANUSIA

- Sekolah perlu mengadakan acara seminar untuk siswa kelas 6 yang sifatnya fun, seperti seminar adam kho , untuk menarik minat siswa yang masih bingung dengan pilihan sekolah yang dituju.

- Informasi sekolah perlu menggunakan jalur pengiriman lewat surat yang dititipkan ke siswa, mengirim SMS dan email, selain menggunakan telepon untuk melakukan follow up, yang biasanya follow up dilakukan terakhir setelah semua opsi dilakukan.

FAKTOR PRODUK

- Untuk siswa yang mencoba sekolah nasional, perlu dilakukan pendekatan dengan pemahaman kurikulum dan keuntungan bersekolah, menawarkan cara pembayaran bisa dengan kartu kredit dengan sistem cicilan bunga nol persen.

- Standar pelajaran yang sudah ada dipertahankan, bagi siswa yang tidak mampu memahami pelajaran dengan baik, perlu diinfokan agar orangtua

(16)

membantu anak untuk mengikuti kursus di luar sekolah. FAKTOR PROSEDUR

- Sarana penunjang keamanan perlu ditambahkan di beberapa titik area sekolah, terutama daerah yang sepi dilewati, koridor-koridor sekolah, agar bisa membantu control sekolah.

- Area parkir perlu dibenahi, saat ini masih terdapat lahan-lahan kosong yang bisa dipakai untuk tempat parkir sebaiknya dibersihkan.

PRIORITAS KETIGA, merupakan faktor-faktor kemungkinan agak sulit

untuk mengalihkan pandangan orangtua, sekolah saat ini sudah tidak sejalan dengan tujuan dan persepsi orangtua, yaitu seperti mengenai kendala jarak rumah yang jauh, mendapat beasiswa di sekolah lain, perekonomian keluarga yang tidak stabil, orangtua pindah ke luar kota, siswa ingin mencoba masuk SMUN atau sekolah nasional. Tetapi dalam hal ini pihak staf sekolah perlu tetap memberikan tawaran bila seandainya orangtua memiliki kondisi yang tidak menyenangkan di sekolah baru dan ingin kembali mendaftar di sekolah ini akan dibantu.

Gambar

Tabel 5.1 Perbandingan SMP dan SMA
Tabel 5.2 Faktor-faktor Yang Menunjang Sekolah
Tabel 5.4 Prioritas Efek Masalah Pendaftaran SMP
Tabel 5.5 Prioritas Efek Masalah Pendaftaran SMA

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data menggunakan analisis interaktif.Hasil penelitian menunjukkan tercapainya peningkatan nilai pemahaman kosakata Bahasa Jawa siswa kelas VB SD Negeri Madegondo 01

PELATIHAN TEKNOLOGI JERAMI AMONIASI UNTUK PAKAN TERNAK SAPI BALI DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM SIMANTRI PADA KELOMPOK TERNAK “WIDHYA SEMESTI” DESA ANTURAN-BULELENG.. N.L..P

Mengetahui apakah senyawa golongan antrakuinon yang terdapat pada ekstrak etanol daun pacar air yang terdeteksi pada uji KLT yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Maksud dan tujuan dari perencanaan struktur gedung kantor ini adalah untuk merencanakan gedung bertingkat tinggi berdasarkan SNI 03-1726-2012 untuk Tata Cara

Dalam studi kepustakaan ini penulis tidaklah terbatas untuk menelaah pada buku-buku wajib, artikel-artikel dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan bidang-bidang

Sedangkan rumah sekitar pasar yang positif tikus cenderung rendah karena pada tiga lokasi penelitian yaitu pasar Kuanino, pasar Oebobo dan pasar Naikoten yaitu

Kecamatan Tanantovea merupakan salah satu kecamatan penghasil bawang merah lokal Palu di Kabupaten Donggala, hal ini terlihat dari produksi yang diperoleh yaitu