• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inbreeding & Outbreeding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inbreeding & Outbreeding"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INBREEDING & OUTBREEDING TINJAUAN PUSTAKA

1. Inbreeding

Perkawinan tertutup adalah perkawinan ternak-ternak yang mempunyai suatu hubungan yang semakin dekat kepada satu sama lain dibanding

hubungan rerata di dalam populasi terkait. Ukuran nya adalah sehubungan dengan beberapa populasi, sama seperti ukuran hubungan adalah. Pembiakan murni adalah perkawinan tertutup sehubungan dengan keseluruhan jenis, ternak-ternak tetapi berdarah asli tidak banyak lekat hasil perkawinan keluarga sehubungan dengan keturunan mereka (Lush, 1963). Sedang Warwick (1984) mengemukakan Perkawinan tertutup adalah perkawinan individu yang lebih berhubungan erat dibanding para anggota rerata suatu keturunan atau

populasi. Perkawinan tertutup meningkatkan homozygositas dan konsekuensi genetik dari perkawinan tertutup yang muncul secara langsung dari

homozygositas yang ditingkatkan. Hal tersebut menegaskan bahwa Inbreeding (perkawinan Tertutup) adalah perkawinan antara saudara satu keturunan yang secara langsung meningkatkan Homozigositas.

Dalam perkawinan ternak yang jumlah populasinya relatif kecil maka sering terjadi perkawinan antar bapak dengan anak, anak dengan anak, kakek dengan cucu dan sebagainya. Nampaknya keadaan ini tak bisa dihindari

sehingga dengan meningkatnya intensitas kawin antar keluarga atau

inbreeding, akan diikuti pula oleh peningkatan koefisien inbreding. Peningkatan koefisien inbreeding akan di ikuti oleh penurunan kwalitas produksi atau bobot badan. Makin besar koefisien inbreedingnya maka makin besar pula penurunan bobot badan, secara teoritis setiap produksi dalam hal ini bobot badan sebesar 1 %. Mungkin faktor ini merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas produksi ternak sapi di pulau Lombok (Syamsuddin, 1985).

Menciptakan bangsa baru ternak mempunyai dua prosedur yaitu: (1) menciptakan bangsa baru ternak dari kombinasi bangsa , strain, atau tipe ternak lokal yang telah ada, dan (2) prosedur menciptakan bangsa baru ternak guna memenuhi permintaan khusus (Warwick dkk,1983). Sehingga Kasip

(1988) menegaskan Dalam perkembangan terakhir ini, penciptaan bangsa baru ternak lebih banyak diarahkan kepada penciptaan bangsa baru guna

memenuhi kebutuhan khusus yang sesuai dengan permintaan pasar. Dalam hal ini, bangsa baru ternak mungkin diciptakan dari suatu bangsa saja dengan tujuan memperoleh bangsa murni untuk type yang diinginkan, dan mungkin pula di ciptakan dengan program perkawinan yang terus-menerus atau dengan saling menyilangkan bangsa crossbreed.

Kasip (1988) menambahkan bahwa faktor pendukukung pembentukan bangsa baru ini adalah dengan mengutip penjelasan dari Warwick (1983) yang menyatakan bahwa Keberhasilan usaha untuk menghasilkan bangsa baru ternak sangat tergantung pada dua faktor, yaitu pemanfaatan heterosis dan jumlah total ternak-ternak dalam populasi. Kemudian beliaupun menambahkan penjelasan dari Weatley (1979) yang menyatakan Adanya heterosis pada

keturunan karena adanya pengaruh gen-gen dominan dan besarnya keunggulan dari type crossbred yang digunakan sebagai dasar dari suatu

(2)

bangsa baru disebaabkan oleh kombinasi gen dengan pengaruh aditif lawan heterosis yang disebabkan oleh pengaruh gen non-aditif (Warwick dkk, 1983). Untuk kepentingan jumlah total ternak-ternak dalam populasi warwick dkk. (1983) menyatakan, populasi yang digunakan untuk membentuk suatu bangsa baru harus cukup besar untuk mencegah derajat silang dalam naik lebih dari 0.5 sampai 1.0 persen tiap generasi. Bila silang dalam meningkat lebih cepat lagi, maka produktivitas dapat cukup tertekan sehingga membahayakan keberhasilan dari bangsa baru itu.

2. Outbreeding

Silang luar (biak-luar) yang dikombinasikan dengan pemilihan adalah suatu teknik sangat bermanfaat dalam perbaikan keturunan yang mencakup kepada ciri-ciri yang turun temurun yang sangat bermanfaat (Warwick, 1984). Lasley (1987) menambahkan bahwa Silang luar dikombinasikan dengan

pemilihan adalah suatu teknik yang sangat bermanfaat dalam perbaikan keturunan yang mencakup kepada ciri-ciri yang turun temurun sangat bermanfaat. Silang luar, persilangan murni yang tidak bertalian dengan menternakkan binatang-binatang yang dikawinkan di dalam keturunan yang sama disebut juga sebagai penyimpangan hasil pemuliaan. Perkawinan Ternak-ternak tidak memiliki nenek moyang, umum bersebelahan dari silsilah sampai dengan 4 sampai 6 generasi dan keturunan-keturunan persilangan seperti itu dikenal sebagai persilangan jauh (Mukherjee, 1980).

Pendapat lain dari Lush (1963) menyatakan bahwa Keturunan campuran adalah suatu bentuk spesial dari penyimpangan hasil pemuliaan di mana orang tua memiliki keturunan-keturunan yang berbeda. Itu secara umum

mengakibatkan ukuran yang ditingkatkan, vitalitas dan kesuburan; tetapi jumlah dari peningkatan adalah variabel ini di dalam persilangan yang berbeda Lush (1963). Dari penjelasan di atas, dapat dilihat kesimpulannya di

kemukakan oleh Pane (1980) yang mengatakan bahwa Istilah biak-luar

sebenarnya kebalikan dari biak-dalam. Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang hubungan keluarganya kurang dari hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling sedikit empat generasi.

Silang luar biasanya menerapkan hanya untuk perjodohan di dalam suatu keturunan yang murni. Bisa berarti hal yang sama sebagai penyimpangan hasil pemuliaan tetapi biasanya menyiratkan juga satu tujuan untuk kembali ke keluarga yang asli atau berusaha mengawinkan hasil penyimpangan pemuliaan (Lush, 1963). Adalah penting untuk mengingat-ingat bahwa dua mekanisme-mekanisme ini dari tekanan penyimpangan hasil pemuliaan dapat beroperasi pada waktu yang sama. Bagaimanapun, penentuan yang mekanisme lebih penting di dalam populasi tertentu adalah sangat sulit (Anonim, 2007).

Sebagai contoh, jika keturunannya adalah homozygot dominan (frekuensi dari gen dominan ialah 10) dan menternakkan dua homozygot yang ada untuk pasangan gen tertentu ( Frekuensi dan gen resesif itu adalah 10), semua

keturunan dari suatu silang ternak-ternak dua keturunan ini akan heterozygot. Karena bentuk keturunan-keturunan adalah homozygous untuk alel-alel yang berbeda satu pasangan, jumlah maksimum dari heterozigositas adalah yang dicapai di dalam generasi F1. Dengan pemisahan gen-gen di dalam

(3)

generasi-generasi yang kemudian, mengurangi heterozigot, seperti yang ditunjukkan di dalam contoh yang berikut. Statemen ini juga menerapkan ketika lebih dari satu pasang gen-gen mempengaruhi sifat tertentu, sehingga dinyatakan

bermacam-macam derajat tingkat dari heterozigot. Jadi, Dengan demikian, kita berbicara tentang satu atau lebih ternak yang heterozygot dibanding yang lain untuk ciri-ciri tertentu (Lasley. 1987)

Penyimpangan hasil pemuliaan adalah suku umum yang diberlakukan bagi setiap sistem pemuliaan di mana binatang-binatang dikawinkan lebih sedikit yang bersifat berhubungan erat dengan rerata dibanding dari populasi yang mana mereka datang. Heterosis adalah perbedaan di dalam kinerja dari keturunan dari rerata jenis-jenis yang berkenaan dengan orangtua yang sering mengamati menternakkan silang luar, mengawinkan yang bentuk sejenis, atau sejenis. Basis fisiologis dan genetik dari heterosis tidak jelas dipahami. Antar di dalam persilangan jenis, heterosis adalah paling nyata untuk ciri-ciri yang turun temurun rendah berhubungan dengan keuntungan kesuburan dan

kelangsungan hidup di produksi komersial meskipun menternakkan dan

kemungkinan mengawinkan yang sejenis di dalam garis keturunan-keturunan. teknik-teknik Menternakkan pada heterosis yang dirancang untuk ditingkatkan atau memperbaiki kemampuan menggabung bentuk atau kombinasi keturunan dapat meningkatkan aplikabilitas pada ternak. Persilangan jenis, di mana

perkawinan keledai dan kuda betina untuk menghasilkan keledai adalah terbaik yang dikenal, cukup untuk menjadi silang subur. Kesuburan sangat rendah atau di antara keturunan dari kebanyakan persilangan jenis (Warwick, 1984).

perkawinan mempunyai keuntungan yang berikut. (1) metoda ini adalah sangat efektif karena karakter-karakter yang sebagian besar di bawah kendali dari gen-gen dengan pengaruh penambahan seperti; produksi susu, laju

pertumbuhan di dalam ternak, seperti pada daging sapi, dll. (2) sistim yang efektif untuk perbaikan genetika jika dikombinasikan dengan seleksi. (3) merupakan cara terbaik untuk kebanyakan perkawinan Mukherjee (1980).

Mukherjee (1980) menyatakan Criss-Crossing adalah persilangan ternak yang terpisah dari Crosbreeding. Di mana keduanya sebagai silang alternatif, cara ini dikenal sebagai criss-crossing. Metoda itu diusulkan karena

memanfaatkan heterosis di dalam kedua induk dan keturunan. Pane, (1980) menambahkan, Biak silang hingga saat in tetap memegang peranan penting dalam perbaikan mutu ternak. Banyak ternak yang disebut sekarang Murni (Pure Bred) sebenarnya adalah hasil biak silang beberapa waktu yang lalu dan masalah penentuan istilah antara hasil biak silang dan peranakan atau

blasteran tetap ada.

Persilangan rangkap tiga, Di dalam sistim ini tiga keturunan silang di suatu cara relatif. juga dikenal sebagai persimpangan hal persilangan. keturunan-keturunan digunakan di dalam sistim ini. induk dari persilangan menggunakan suatu pejantan dari keturunan-keturunan yang murni bergiliran. Keturunan campuran itu memiliki 4/7 warisan, dari keturunan dari pejantan 2/7 dan induk 1/7 bahan yang diturunkan dari induk sedang yang lain tetap

diwariskan (Mukherjee, 1980).

Silang balik adalah perkawinan kembali suatu ternak keturunan campuran dengan salah satu ras orangtua yang murni, untuk

(4)

satu dari orang tua memproses semua atau kebanyakan dari menerima ciri-ciri, silang balik mengizinkan suatu analisa yang pasti dari situasi genetika

dibanding menhitung F2 (Mukherjee, 1980). Silang balik adalah kawin suatu binatang kawin silang kembali ke(pada yang sama jenis binatang sebagai salah seorang tentangnya perents. Keturunan campuran lebih menguntungkan

karena kesuburannya paling tinggi dan induk dapat dijaga untuk periode waktu yang terpanjang dan di mana biaya merawat mereka adalah paling rendah. Sebagian besar untuk keturunan campuran pertimbangan ini diterapkan secara luas pada babi dan unggas dan berikutnya dengan domba-domba (Lush,

1963).

Biak-silang antara spesies, Hal ini belum bayak dimanfaatkan dalam dunia peternakan karena adanya kesulitan-kesulitan teknis dalam kelanjutan penyilangan ternak yang berbeda jumlah kromosomnya. Sperma dapat saja membuahi sel telur tetapi daya tahan hidup dari embrio umumnya menjadi rendah. Pada umumnya anak jantan pertama (F1) dari hasil persilangan tersebut menjadi mandul. Hingga saat ini, sebagai akibat dari nilai-nilai

ekonomis, usaha yang berlanjut mengenai penyilangan antara spesies seakan-akan tidak diteruskan secara umum tetapi lebih ditujukan kepada keperluan-keperluan ilmiah dan penelitian. Dengan bertambah majunya teknologi,

termasuk teknologi ilmu keturunan bukanlah mustahil jika di masa mendatang bidang ini menjadi penting dan dapat dilaksanakan dengan baik jika nilai

ekonomis produknya akan sangat menguntungkan.

PEMBAHASAN

1. Biak – dalam (Inbreeding)

Perkawinan tertutup adalah perjodohan individu yang lebih berhubungan erat dibanding para anggota rerata suatu keturunan atau populasi. Perkawinan tertutup meningkatkan homozygositas dan konsekuensi genetik dari

perkawinan tertutup yang muncul secara langsung dari homozygositas yang ditingkatkan. Sehingga Warwick (1984) menegaskan bahwa Koefisien biak-dalam mengukur proporsi tempat yang mempunyai heterozigot di biak-dalam populasi dasar, yang mungkin sudah menjadi homozigot ke perkawinan tertutup.

Pane (1986), menjelaskan bahwa Jika penurunan dari ternak (subjek pedigri) mempunyai leluhur bersama yang bercermin dari pedigri keturunannya, mereka akan menjadi biak-dalam (inbred) dan derajat atau tingkat dari biak dalam tersebut dapat di hitung dan dinyatakan sebagai “koefisien biak dalam” (inbreeding coefficient).

Jadi, tingkat membiak dalam tersebut tergantung dari berapa dekat hubungan keluarga antara kedua penurunnya, sebenarnya sudah dapat

(5)

membiak-dalam, tetapi jika mereka tidak berhubungan keluarga satu sama lain maka subjek tersebut tidak akan membiak-dalam Keuntungan dari perkawinan tertutup adalah (1) Perkawinan tertutup menghapuskan gen resesif yang tidak diinginkan dari bursa/stock-bursa/stock pembiakan; (2) karena gen-gen yang diinginkan sering binatang-binatang dominan, yang diinginkan baik sering prepotent. Prapotensi istilah berarti kemampuan dari suatu binatang, yang manapun [jantan/pria] atau wanita untuk mengabadikan suatu karakteristik-karakteristik yang di-set yang diberi di dalam keturunan mereka; (3) oleh perkawinan tertutup bentuk atau keluarga-keluarga dapat dikembangkan

sebagai dasar dari gen dominan ataupun resesif Murni; (4) perkawinan tertutup ditambahkan dengan pemilihan di atas periode waktu sudah menimbulkan banyak keturunan yang berharga dari ternak; (5) Oleh perkawinan tertutup dan pemilihan banyak rangkaian binatang-binatang labolaratorium seperti tikus-tikus, kelinci-kelinci, guineapigs (Marmut) dll, demikian di jelaskan Mukherjee, (1980).

Pada umumnya, tindakan gen resesif adalah kurang baik kepada

kesehatan. Hal ini bervariasi dari mereka yang gen-gen bersifat mematikan di dalam status terpendam kepada mereka yang mempunyai pengaruh seperti itu yang sedikit bahwa itu dapat dengan susah dicatat atau tidak akan dicatat sama sekali. Oleh sebab itu Menurut Lasley, (1987), efek tak diinginkan yang manapun dari perkawinan tertutup adalah karena beberapa pasang gen

resesif, masing-masing dimana hanya mempunyai suatu pengaruh merugikan yang sedikit pada ciri yang sama. Mungkin dari hampir semau aksi. jika tidak semua, meskipun seperti itu gen-gen yang demikian kegagalannya itu untuk menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan atau melalui produksi protein-protein tidak biasa dan campuran-campuran lain Koefisien biak- dalam ialah suatu nilai atau tingkat dimana sifat heterozygot diperkecil atau sifat

homozigot diperbesar generasi demi generasi di dalam suatu populasi ternak. Kalkulasi dari koefisien biak- dalam dilukiskan sebagai berikut:

Jika suatu populasi ternak tertutup (tidak ada lagi variasi generasi

genetik yang masuk di luar), dan pembiakan langsung secara acak, maka tidak dapat dielakkan bahwa akan terjadi suatu peningkatan dari tingkat biak-dalam melalui perkawinan antara keluarga. Sehingga Pane, (1986) menyimpulkan bahwa misal di dalam kelompok sapi yang terdiri dari 2 pejantan dan 50 ekor betina, maka sifat heterozigot yang hilang anak menjadi (1/6 + 1/400) atau lebih kurang 6.5 %.

2. Biak luar (out breeding)

Istilah biak-luar sebenarnya kebalikan dari biak-dalam. Membiak-luar adalah perkawinan ternak yang hubungan keluarganya kurang dari hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk

mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling sedikit empat generasi. Sehingga dalam Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk (1997) memberikan contoh bahwa pada sapi-sapi yang Secara genetic seperti sapi Simmental, Limosin dan Brahman mempunyai mutu lebih baik dibandingkan sapi Bali akibatnya keturunan pejantan sapi Simental, Brahman dan Limosin juga mempunyai mutu genetik yang lebih baik diabandingkan keturunan pejantan sapi Bali.

(6)

Membiak-luar adalah suatu metode standar untuk memperbesar variasi populasi, biak secara fenotip atau genotip. Keadaan heterozigot dari populasi akan meningkat dan sebagai akibatnya kesegaran/ketahanan dan daya

adaptasi ternak terhadap lingkungan juga akan meningkat. Mastur dan M. Dohi (1996) memberikan contoh Untuk meningkatkan populasi dan produktivitas kambing pada usaha tani lahan kering guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani maka perlu diambil langkah-langkah upaya pengembagan salah satunya penyediaan bibit unggul. Menurut mereka, bila dipandang perlu dapat pula mendatangkan bibit kambing yang berasal dari daerah-daerah kering seperti Afrika yang cukup banyak terdapat, bangsa-bangsa kambing dengan pertumbuhan yang baik seperti kambing Mudian. Pejantan kambing ini dapat mencapai bobot badan 50 – 60 Kg.

Biak silang hingga saat in tetap memegang peranan penting dalam perbaikan mutu ternak. Banyak ternak yang disebut sekarang Murni (Pure Bred) sebenarnya adalah hasil biak silang beberapa waktu yang lalu dan masalah penentuan istilah antara hasil biak silang dan peranakan atau blasteran tetap ada. Sehingga Warwick (1990) mengemukakan bahwa

beberapa bangsa diketahui menjadi Inbreed atau mengalami perkawinan galur secara intensif selama tahap-tahap pembentukannya.

Biak-silang antara spesial, Hal ini banyak belum bayak dimanfaatkan dalam dunia peternakan karena adanya kesulitan-kesulitan teknis dalam kelanjutan penyilangan ternak yang berbeda jumlah kromosomnya. Sperma dapat saja membuahi sel telur tetapi daya tahan hidup dari embrio umumnya menjadi rendah. Pada umumnya anak jantan pertama (F1) dari hasil persilangan tersebut menjadi mandul. Hingga saat ini, sebagai akibat dari nilai-nilai

ekonomis, usaha yang berlanjut mengenai penyilangan antara spesies seakan-akan tidak diteruskan secara umum tetapi lebih ditujukan kepada keperluan-keperluan ilmiah dan penelitian. Dengan bertambah majunya teknologi,

termasuk teknologi ilmu keturunan bukanlah mustahil jika di masa mendatang bidang ini menjadi penting dan dapat dilaksanakan dengan baik jika nilai

ekonomis produknya akan sangat menguntungkan.

Biak-Silang antara keturunan Breed, Biak silang antara keturunan ialah perkawinan dari hewan atau ternak yang berbeda jenisnya. Meskipun secara tehnik yang dimaksud dengan istilah ini ialah membiak silangkan dua

keturunan murni, tetapi dalam aplikasinya sering dilaksanakan dengan suatu sistem yang lebih luas, misalnya membiak silang ulang dua keturunan,

membiak silang tiga keturunan dan lain sebagainya (Pane, 1986). Sebagai suatu akibat dari proses silang-dalam yang memisahkan suatu populasi menjadi sub-populasi yang genetis berbeda, beberapa persilangan galur diharapkan lebih unggul dari populasi asalnya.

Silang Luar dan keturunan campuran. Pengaruh yang genetik dari silang luar dan keturunan campuran persisnya kebalikannya itu dari perkawinan tertutup. Sedangkan perkawinan tertutup menuju ke untuk membuat lebih pasang gen-gen homozygous, ke luar melintas dan penyimpangan hasil pemuliaan

cenderung untuk meningkatkan heterozigositas di dalam gen-gen di mana orang tua menguasai alel-alel yang berbeda. Lasley, (1987) memberikan contoh, bahwa jika yang keturunan adalah homozygous dominan (frekuensi dari gen dominan ia 10) dan menternakkan dua homozygous

terdesak/terpendam untuk pasangan gen tertentu ( Frekuensi dan gen resesif itu adalah 10), semua keturunan dari suatu salib dari binatang-binatang dua

(7)

keturunan ini akan heterozygous. Karena keturunan-keturunan dan bentuk yang adalah homozygous untuk alel-alel yang berbeda suatu pasangan, jumlah maksimum dari heterozigositas adalah yang dicapai di dalam generasi F1. Dengan pemisahan gen-gen di dalam generasi-generasi yang kemudiannya, heterozigositas mengurangi, seperti yang ditunjukkan di dalam contoh yang berikut. Statemen ini juga menerapkan ketika lebih dari satu pasang gen-gen mempengaruhi traid tertentu, sehingga bermacam-macam derajat tingkat dari heterozigositas dinyatakan. Jadi; Dengan demikian, kita berbicara tentang satu binatang selagi lebih, atau lebih sedikit, heterozygous dibanding yang lain untuk ciri-ciri tertentu.

KESIMPULAN

Persilangan secara inbreeding merupakan cara untuk menemukan galur murni dalam keturunan sehigga pada dasarnya dilakukan berbagai cara untuk menemukan galur terbaik, untuk mendapatkan hasil yang maksimal inbreeding dilakukan dengan menyilangkan galur murni dari beberapa keturunan yang berkaitan antara beberapa generasi sehingga gen resesi yang letal yang terlihat tidak nampak. Juga terhadap respon imun pada ternak yang memiliki gen homozigot resesif yang merugikan.

Sedangkan Outbreeding merupakan metode penyilangan campuran yang bertujuan untuk mengahasilkan ternak yang berkualitas dalam hal ini peningkatan produktivitas ternak itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Kasip., L. M. 1988. Pengamatan sifat kualitatif dan kuantitatif pada sapi.1988. Teori Dasar pembentukan bangsa baru ternak. (M.Qazuini dkk. 1988. Oryza. Unram. Mataram).

Lasley., John F. 1987. Genetics of Livestocks Improvement (Third Edition). Prentice-Hall of India Private Limited, New Delhi.

Lestari, dkk. 1997. Bobot Badan dan Ukuran- Ukuran Tubuh Sapi Bali dan

persilangannya Pada Umur sapih dan Umur Setahun. (Bovine Vol 6 No 16 Maret 1997 FAPET,UNRAM). 2003.

Penentuan Karatristik Galur Ayam Taliwang Berdasarkan Tampilan Fenotipe dan Genotipe dan Genotip ayam hasil Silang Usul. Jurnal Peneliatian, Unram).

Lestari & I Putu Sudrama. 1999. Polimortisme Protein Ayam Kampung di Kota Madya Mataram. (S.H Dilaga dkk.1999. Bovine. UNRAM Press, Mataram.).

(8)

Lush., Jay L. 1963. Animal Breeding Plans. Iowa State University Press, Ames, Iowa.

Mukherjee., D. P. dan G. C. Banerjee. 1980. Genetics and Breeding of Farm Animals. Oxford & IBH Publishing CO., Calcutta, Bombay, New Delhi.

Pane, Ismed. 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Gramedia Pustaka Utama Syamsuddin., Ir. Chalid,, Ir. Hasyim, & Ir. Ridwan. 1985. Masalah Kualitas Sapi BALI yang ada di pulau Lombok. (M.Qazuini, dkk. 1985 Oryza. Unram Press. Mataram).

Warwick., E. J. & J. E. Legates. 1984. Breeding and Improvement of farm animal. McGraw-Hill Publishing, New Delhi.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, yang perlu diperhatikan adalah pemahaman terhadap definisi partisipasi anggota jemaat dan faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota jemaat tersebut dalam

Kelompok pekerja formal pada bulan Agustus 2011 di Bali mencapai angka sebesar 43,57 persen, terjadi peningkatan dibanding kondisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang

Terminal Bus juga merupakan suatu area dan fasilitas yang di dalamnya terdapat interaksi berbagai elemen seperti manusia (penumpang, pedagang dan kru bus), fasilitas

KPD adalah apabila terjadi sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekana intra uterin atau oleh kedua factor

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam

Biji kopi Robusta memiliki kadar keasaman dan kadar kafein yang lebih tinggi, dan apabila disimpan dalam jangka waktu lama kopi tersebut akan berbau tidak

 Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus diberikan atau disediakan oleh pemerintah daerah

Pembumian nilai sufisme merupakan sebuah keharusan sebagai proses pencucian jiwa-jiwa manusia yang kerdil dan kotor, nilai luhur sufisme harus terus diwacanakan