• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Data

Data–data dan literatur diperoleh dari berbagai media seperti buku, internet, video, wawancara dan survei. Seluruh sumber merupakan materi yang sangat membantu memperkuat data untuk cerita dan visual dalam proses pembuatan animasi edukasi “The Real Luwak Coffee”

2.1.1 Data Online

Luwak adalah hewan sejenis musang yang sebenarnya memiliki proses fermentasi yang tidak sempurna. Tubuh luwak tidak dapat mengolah biji kopi, oleh karena itu biji kopi dalam kotoran luwak masih dalam bentuk utuh dan dapat dimanfaatkan kembali untuk dikonsumsi. Proses pembuatan kopi luwak yang cukup unik ini menyita perhatian masyarakat global, dan ternyata mereka menyukai aroma dan citarasa unik yang dihasilkan dari proses tersebut. Karena peminatnya sangat banyak sedangkan proses pembuatannya tidak mudah, maka kopi ini menjadi produk langkasehingga harganyapun menjadi sangat mahal.

Hal ini dimanfaatkan oleh warga sekitar yang mencari penghasilan lebih dengan cara mengumpulkan biji kopi yang didapat dari kotoran hewan luwak yang ditemukan di hutan. Para petani kopi luwak menganggap kotoran luwak yang mereka temukan sama berharganya seperti emas, dikarenakan harga jual yang amat tinggi.

Berdasarkan data yang diambil dari www.indonesia-investment.com hasil ekspor Indonesia berdasarkan peminat adalah 70% jenis kopi Arabica dan 30% jenis Robusta.

(2)

Gambar 2.1.1.1 Statistik total konsumsi kopi berdasarkan umur rata-rata. Sumber :www.indonesia-investments.com

Gambar 2.1.1.2 Tabel Konsumsi Kopi Indonesia Sumber :www.indonesia-investments.com

Data diatas menunjukkan daftar umur peminum kopi, yang menyatakan bahwa kopi mulai dikonsumsi sejak usia remaja. Usia remaja merupakan usia dimana manusia mulai mencoba hal-hal baru berdasarkan apa yang mereka lihat, yang bersumber dari trendsetter.

Trendsetter adalah kelompok dimana segala hal yang berhubungan dengan kehidupannya memberikan inspirasi bagi masyarakat luas, seperti gaya berpakaian, gaya berbicara, perilaku dan gaya hidup. Para trendsetter biasanya adalah tokoh yang

(3)

dikenal masyarakat dan memiliki pengaruh karena keunikan yang hanya mereka miliki, sehingga masyarakat secara sadar atau tidak sadar meniru gaya mereka. Gaya hidup para trendsetter rmenuntut mereka untuk selalu berpenampilan trendi, biasanya mereka-30 tahun.Mereka memiliki pemikiran matang dan kepribadian kuat, memiliki penghasilan sendiri dan memperhatikan penampilannya agar selalu tampil sempurna.

Berdasarkan data yang diambil dari www.indonesia-investments.com dengan data yang didapatkan dari AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia) menyatakan bahwa permintaan kopi luwak terbanyak berasal dari luar negeri. Namun sejak tahun 2013, konsumsi kopi luwak di dunia mulai menurun, dikarenakan tersebarnya berita mengenai kopi luwak yang didapatkan dari luwak dari penangkaran yang tidak mendapatkan pakan layak dan dieksploitasi oleh peternak. Menurut ketua AEKI cabang Jawa Tengah (Susilo), pemberitaan buruk tersebut menyebabkan penurunan tajam pada harga kopi luwak dari Rp.1.000.000,- perkilogram menjadi Rp.250.000,- per kilogram. Berdasarkan data tersebut, juga disebutkan bahwa kopi luwak dapat dijual 50$ percangkir.

Berdasarkan data yang didapat dari PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) dua eksportir utama kopi luwak di dunia adalah Indonesia dan Filipina, menanggulangi hal tersebut dengan diberlakukannya hukum dan peraturan mengenai perlindungan luwak, dan mengharuskan pemerintah untuk diberikan pakan dan perlakuan baik.

Animasi “The Real Luwak Coffee” dibuat untuk mendukung penjualan kopi yang didapat dari luwak liar dan bukan luwak penangkaran. Dengan terbukanya wawasan para trendsetter mengenai kopi luwak, penulis berharap wawasan masyarakat dapat lebih terbuka sehingga mereka tertarik untuk mengikuti para trendsetter dan berimbas pada meningkatnya peminat kopi luwak di Indonesia.

(4)

2.1.2 Wawancara dengan narasumber

Berdasarkan wawancara dengan pemilik kafe sekaligus distributor dan eksportir kopi luwak, Pratim Joko Sutopo, terkumpul data berikut :

Terdapat 2 macam biji kopi yang dapat dijadikan kopi luwak yaitu kopi Arabica dan kopi Robusta. Biji kopi Robusta memiliki kadar keasaman dan kadar kafein yang lebih tinggi, dan apabila disimpan dalam jangka waktu lama kopi tersebut akan berbau tidak sedap, karena itulah kopi terbaik yang digunakan untuk pembuatan kopi luwak adalah kopi Arabica.

Setelah biji kopi diproses didalam tubuh luwak, kadar kafein dan tingkat bitterness kopi akan berkurang dikarenakan enzim yang bekerja didalam tubuh luwak, begitupula dengan protein didalamnya yang ikut terpecah. Hal ini menyebabkan kopi luwak Arabica aman dikonsumsi bagi penderita maag.Tingkat bitterness yang diinginkan dapat diatur saat proses pemasakan biji kopi, semakin lama biji kopi dimasak, maka tingkat bitterness kopi akan semakin menurun.

Di Indonesia terdapat banyak daerah penghasil kopi luwak, namun hanya beberapa diantaranya yang merupakan kopi luwak yang diproduksi murni oleh luwak liar. Berikut ini merupakan 7 daerah terbaik penghasil kopi luwak Arabica yang diperoleh dari luwak liar:

1. Aceh (Gayo)

2. Medan (Sidakalang, Lintong, Mandailing) 3. Jawa Timur

4. Bali (Kintamani) 5. Toraja

6. Flores 7. Papua

Kopi Luwak Gayo dinobatkan sebagai kopi luwak terbaik karena rasa kopi yang dihasilkan lebih pekat dan kuat, dan rasa earthy yang hanya dapat diperoleh dari kopi yang dihasilkan oleh luwak liar yang asupan makanannya seimbang dan diambil langsung dari alam.

(5)

Jenis Kopi Luwak terdiri dari 2 (dua) macam:

1. Kopi luwak yang dihasilkan secara alami (wild) dan diperoleh dari kotoran luwak liar. Sehingga diperoleh rasa kopi yang lebih earthy dengan cita rasa yang lebih beragam, karena luwak liar mengkonsumsi daging dan tumbuh-tumbuhan sebab hewan ini tergolong dalam jenis hewan omnivora.

2. Kopi Luwak yang dihasilkan dari penangkaran luwak. Luwak yang berada di penangkaran diberikan makanan berupa buah berry (buah kopi) yang diselingi dengan buah-buahan seperti pepaya dan pisang.

Proses fermentasi kopi luwak:

Buah kopi yang dikonsumsi oleh luwak adalah buah kopi kualitas terbaik yang matang. Luwak tidak memakan kulit buah kopi yang berwarna merah, melainkan hanya memakan daging buah kopi sekaligus bijinya. Dalam perut luwak terdapat enzim-enzim yang dapat menembus membran sel biji kopi sekaligus mempengaruhi kandungan rasa didalamnya. Sama halnya seperti proses pembuatan telur asin yang rasa asinnya diperoleh dari abu/tanah asin yang dibalur dan meresap melalui kulit/cangkang telur bebek. Berbeda dengan proses pembuatan telur asin, panas dalam perut luwak sangat membantu proses fermentasi tersebut. Pencernaan luwak tidak dapat menghancurkan biji kopi, sehingga hasil yang dikeluarkan tetap berbentuk biji kopi utuh.

Proses pembuatan kopi luwak :

1. Biji kopi yang keluar bersama dengan kotoran luwak dibersihkan dengan air. Biji kopi terdiri dari 3 bagian, bagian terluar adalah kulit keras atau cangkang, bagian kedua adalah kulit ari dan bagian ketiga adalah daging biji kopi. Kopi luwak mendapatkan sertifikat halal dari MUI sebab kopi tersebut tidak tercemar dan tidak bersentuhan langsung dengan kotoran luwak.

2. Biji kopi yang telah bersih dijemur selama 1 hari dan selanjutnya dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama di tempat yang kering dan tidak lembab supaya terhindar dari kutu dan jamur. Proses fermentasi dalam biji kopi terus berlangsung hingga bertahun-tahun. Semakin lama biji kopi tersebut disimpan maka rasa yang dihasilkan akan semakin nikmat.

(6)

3. Selanjutnya biji kopi yang telah disimpan dikupas cangkang atau kulit luarnya kemudian dimasak dengan alat khusus untuk menggoreng biji kopi. Penggorengan dilakukan tanpa menggunakan minyak atau lebih dikenal dengan istilah disangrai. Proses karamelisasi ini berlangsung selama 10-15 menit sesuai tingkat bitterness yang diinginkan. Pada proses penggorengan ini kulit ari biji kopi terlepas dengan sendirinya.

4. Kemudian kopi didinginkan dengan kipas angin agar seluruh gas yang dihasilkan cepat menguap, selanjutnya kopi disimpan dalam wadah tertutup dan kedap udara sehingga tidak terkontaminasi dengan wewangian maupun bau yang dihasilkan dari produk lain sebab biji kopi dapat menyerap wewangian atau bau sehingga dapat mempengaruhi citarasa kopi tersebut. 5. Untuk mendapatkan citarasa kopi luwak terbaik, biji kopi yang sudah

dihaluskan menjadi bubuk kopi dapat segera diseduh dan dikonsumsi. Disarankan untuk tidak menyimpan kopi dalam bentuk bubuk, kecuali jika dalam waktu dekat akan segera dikonsumsi.

Kopi luwak memiliki aroma yang kuat yang berbeda dengan aroma kopi hitam lainnya. Rasa yang dihasilkan juga terasa sedikit asam dan tidak sepahit kopi pada umumnya. Saat ini kopi luwak memang belum terlalu populer di Indonesia, namun jumlah penikmat kopi luwak mengalami kenaikan setiap tahunnya.

2.2 Data Umum Mengenai Animasi

2.2.1 Visual Style

Style gambar yang digunakan realis supaya audiens dapat memahami animasi edukasi ini. Pada scene didalam perut luwak, bagian organ dan proses pembuatannya diinterpretasikan sebagaipabrik dimana biji kopi tersebut bertualang didalamnya, untuk memudahkan penonton dalam memahami proses secara simple dan sistematik.

2.2.2 Studi Pergerakan

Video motion graphics “The Real Luwak Coffee” dibuat dengan gerakan dinamis dengan tujuan menarik perhatian penonton agar tidak bosan dengan materi yang disampaikan.

(7)

2.2.3 Studi Warna

Warna dapat membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambaratau grafis. Warna merupakan unsur penting dalam grafis karena dapat memberikan dampak psikologis terhadap orang yang melihatnya karena warna mampu memberikan sugesti yang mendalam kepada manusia.

Warna dominan yang dipilih pada animasi edukasi ini adalah cokelat karena dapat memberikan kesan elegan dan anggun(Stone, Color Design A Real-World Guide to Using Color in Graphic Design., 2008). Hal ini diperlukan guna menonjolkan kesan elegan pada animasi “The Real Luwak Coffee”. Warna cokelat juga merupakan warna bumi yang diperlukan untuk menojolkan sisi earthy dan natural dari kopi luwak.

Ga mbar 4.2.3.1Screenshot SpeedArt Amazing Landscape by Fabio Kozdon

Sumber : www.youtube.com/watch?v=c3x9Y3TfXiw

Gambar diatas merupakan contoh referensi tone warna background yang akan dipakai dalam pembuatan animasi The Real Luwak Coffee. Warna cokelat yang ada menonjolkan kesan natural pada gambar tersebut.

(8)

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Prinsip Animasi

Menurut (Thomas, Disney animation: The Illusion of Life, 1981) terdapat 12 prinsip animasi yaitu :

1. Solid Drawing

Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya.

2. Timing & Spacing

Timing adalah penentuan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah penentuan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak.

Contoh Timing:

Menentukan pada detik keberapa sebuah bola yang meluncur kemudian menghantam kaca jendela.

Contoh Spacing:

Menentukan kepadatan gambar (yang pada animasi akan berpengaruh pada kecepatan gerak) ketika bola itu belum menghantam kaca, tepat menghantam kaca, sesudahnya, atau misalnya ketika bola itu mulai jatuh ke lantai. Spacing (pengaturan kepadatan gambar) akan mempengaruhi kecepatan gerak bola, percepatan dan perlambatannya, sehingga membuat sebuah gerakan lebih realistis.

3. Squash & Stretch

Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur (plastis) pada objek atau figur sehingga -seolah-olah ‘memuai’ atau ‘menyusut’ sehingga memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada figur atau benda hidup (seperti: manusia, binatang, creatures)

(9)

akan memberikan ‘enhancement’ sekaligus efek dinamis terhadap gerakan tertentu, sementara pada benda mati (seperti: gelas, meja, botol) penerapan squash and stretchakan membuat mereka (benda-benda mati tersebut) tampak atau berlaku seperti benda hidup.

Contoh pada benda mati:

Ketika sebuah bola dilemparkan. Pada saat bola menyentuh tanah maka dibuat seolah-olah bola yang semula bentuknya bulat sempurna menjadi sedikit lonjong horizontal, meskipun nyatanya keadaan bola tidak selalu demikian.Hal ini memberikan efek pergerakan yang lebih dinamis dan ‘hidup’.

Contoh pada benda hidup:

Sinergi bisep dan trisep pada manusia. Pada saat lengan ditarik (seperti gerakan mengangkat barbel) maka akan terjadi kontraksi pada otot bisep sehingga nampak ‘memuai’, hal inilah yang disebut squash pada animasi. Sedangkan stretch nampak ketika dilakukan gerakan sebaliknya (seperti gerakan menurunkan lengan), bisep akan nampak ‘menyusut’.

4. Anticipation

Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/awalan gerak atau ancang-ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri. Pada gerakan memukul, sebelum tangan ‘maju’ harus ada gerakan ‘mundur’ dulu. Dan sejenisnya.

5. Slow In and Slow Out

Seperti halnya spacing yang membahas tentang akselerasi dan deselerasi,slow in andslow out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat. Contoh:

Dalam gerakan misalnya mengambil gelas. Tangan akan memiliki kecepatan yang berbeda ketika sedang akan menjamah gelas, dengan ketika sudah menyentuhnya. Ketika tangan masih jauh dari gelas, tangan akan

(10)

bergerak relatif cepat, sedangkan ketika tangan sudah mendekati gelas maka secara refleks tangan akan menurunkan kecepatannya (terjadi perlambatan) atau dalam konteks ini kita menyebutnya slow out.

6. Arcs

Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan mekanik/robotik yang cenderung patah-patah.

7. Secondary Action

Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama.

Kemunculan secondary action bertujuan memberi emphasize dalam memperkuat gerakan utama.

Contoh:

Ketika seseorang sedang berjalan, gerakan utamanya tentu adalah melangkahkan kaki sebagaimana berjalan seharusnya. Tetapi seorang animator bisa menambahkan secondary action untuk memperkuat kesan hidup pada animasinya. Misalnya, sambil berjalan ‘seorang’ figur atau karakter animasi mengayun-ayunkan tangannya atau bersiul-siul. Gerakan mengayun-ayunkan tangan dan bersiul-siul inilah secondary action untuk gerakan berjalan

(11)

8. Follow Through and Overlapping Action

Follow Through adalah bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari.

Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling-silang. Maksudnya adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Pergerakan tangan dan kaki ketika berjalan bisa termasuk didalamnya.

9. Straight Ahead Action and Pose to Pose

Dari sisi resource dan pengerjaan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuat animasi.

Yang pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu-persatu, frame by frame, dari awal sampai selesai seorang diri. Teknik ini memiliki kelebihan yaitu kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki kekurangan yaitu waktu pengerjaan yang lama.

Yang kedua adalah Pose to Pose, yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator dengan cara menggambar hanya pada beberapa keyframe tertentu saja, selanjutnya in-between atau interval antar keyframe digambar/dilanjutkan oleh asisten/animator lain. Cara yang kedua ini lebih cocok diterapkan dalam industri karena memiliki kelebihan dimana waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat karena melibatkan lebih banyak sumber daya.

10. Staging

Sebagaimana halnya yang dikenal dalam film atau teater, staging dalam animasi juga meliputi bagaimana ‘lingkungan’ dibuat untuk mendukung suasana atau ‘mood’ yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene.

(12)

11. Appeal

Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menelurkan banyak gaya, animasi (dan beranimasi) juga memiliki gaya yang sangat beragam. Sebagai contoh, anda tentu bisa mengidentifikasi gaya animasi buatan Jepang dengan hanya melihatnya sekilas. Anda juga bisa melihat kekhasan animasi buatan Disney atau Dreamworks. Hal ini karena mereka memiliki appeal atau gaya tertentu.

Ada juga yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang penokohan, berkorelasi dengan ‘kharisma’ seorang tokoh atau karakter dalam animasi. Jadi, meskipun tokoh utama dari sebuah animasi adalah monster, demit, siluman atau karakter ‘jelek’ lainnya tetapi tetap bisa appealing.

12. Exaggeration

Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu dan lazimnya dibuat secara komedik. Banyak dijumpai di film animasi sejenis Tom & Jerry, Donald Duck, dan sebagainya.

Untuk membuat animasi edukasi yang diinginkan, dalam animasi The Real Luwak Coffee dipakai beberapa prinsip animasi, yaitu :

1. Solid Drawing 2. Squash and Stretch 3. Anticipation 4. Arcs

5. Follow Through and Overlapping Actions 6. Straight Ahead Action and Pose to Pose

Gambar

Gambar 2.1.1.1 Statistik total konsumsi kopi berdasarkan umur rata-rata.
Gambar diatas merupakan contoh referensi tone warna background yang akan  dipakai dalam pembuatan animasi The Real Luwak Coffee

Referensi

Dokumen terkait

Diferentsiaaldiagnostiliste probleemide korral või põhjuse selgitamisel võib olla vajalik ka rindkere kompuutertomograafia..

Dan untuk variabel waktu makan makanan kariogenik memiliki nilai odds ratio sebesar 5,624 yang berarti bahwa anak dengan waktu makan makanan kariogenik kategori

Kopi robusta memiliki kandungan kafein yang tinggi, lebih tinggi dibandingkan kopi arabika, namun dapat diturunkan dengan proses dekafeinasi Penurunan kadar kefein

memiliki kemampuan yang sama dalam mengurangi kerusakan polong akibat aktivitas makan hama pengisap polong, sehingga menurunkan jumlah polong hampa,

Tingginya kadar kafein di dalam biji kopi diduga akan menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, dan keguguran terutama bagi penikmat kopi yang

Perubahan nilai keasaman pada biji kopi yang telah disangrai menunjukan peningkatan nilai pH yang dimana nilainya menuju kenilai pH yang normal terhadap

Untuk memastikan bahwa data sudah masuk ke pusat dengan benar, maka bisa cek laporan modul data dasar pada SITT Online, seperti Data Fasyankes dan Data Tenaga Kesehatan..

Kompresi citra merupakan aplikasi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redudansi dari data-data yang terdapat dalam citra sehingga dapat