• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUTORIAL LAPORAN TUTORIAL BLOK VI SKENARIO II BLOK VI SKENARIO II “Terkena Parang” “Terkena Parang” Kelompok A-9 Kelompok A-9 1.

1. Apriska Apriska Mega Mega Sutowo Sutowo Putri Putri (G0012025)(G0012025) 2.

2. Astrid Astrid Astari Astari Aulia Aulia (G0012033)(G0012033) 3.

3. Dewi Dewi Nur Nur Maharani Maharani (G0012059)(G0012059) 4.

4. Gilang Gilang Yuka Yuka Septiawan Septiawan (G0012083)(G0012083) 5.

5. Khairunnisa Khairunnisa Nurul Nurul Huda Huda (G0012107)(G0012107) 6.

6. Mahira Mahira Bayu Bayu Adifta Adifta (G0012125)(G0012125) 7.

7. Prathita Prathita Nityasewaka Nityasewaka (G0012161)(G0012161) 8.

8. Raka Raka Aditya Aditya Pradana Pradana (G0012175)(G0012175) 9.

9. Rosa Rosa Riris Riris Suciningtyas Suciningtyas (G0012193)(G0012193) 10.

10. Utari Utari Nur Nur Alifah Alifah (G0012225)(G0012225) 11.

11. Zakka Zakka Zayd Zayd Z.J. Z.J. (G0012241)(G0012241) 12.

12. Yurike Yurike Rizkhika Rizkhika (G0012245)(G0012245)

Tutor: Tutor: ... ... FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2013 TAHUN 2013

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata-rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm

rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm33, bila jumlahnya, bila jumlahnya lebih dari 10.000/mm

lebih dari 10.000/mm33, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm33disebutdisebut leukopenia. (Effendi, Z., 2003)

leukopenia. (Effendi, Z., 2003)

Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat atau agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat atau  berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam keadaan

 berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam keadaan hiduphidup  berupa tetesan setengah cair)

 berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperlidalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperli hatkanhatkan  banyak

 banyak variasi variasi dalam dalam bentuknya. bentuknya. Terdapat Terdapat 2 2 jenis jenis leukosit leukosit agranular agranular yaitu; yaitu; limfosit limfosit yangyang terdiri dari sel-sel kecil dengan sitoplasma sedikit, dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang terdiri dari sel-sel kecil dengan sitoplasma sedikit, dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang agak besar dan mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat 3 jenis leukosit granular yaitu agak besar dan mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat 3 jenis leukosit granular yaitu neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil). (Effendi, Z., 2003)

neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil). (Effendi, Z., 2003)

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. (Effendi, Z., 2003)

menembus kedalam jaringan penyambung. (Effendi, Z., 2003)

Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 5000-9000/mm

9000/mm33, waktu lahir , waktu lahir 15000-250015000-25000/mm0/mm33, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000,, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000,  pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. (Effendi, Z

 pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. (Effendi, Z., 2003)., 2003)

Kelenjar limfe adalah kapsul kecil jaringan limfoid yang terdapat di seluruh sistem Kelenjar limfe adalah kapsul kecil jaringan limfoid yang terdapat di seluruh sistem limfatik, dekat vena limfatika. Kelenjar limfe banyak mengandung limfosit, monosit, dan limfatik, dekat vena limfatika. Kelenjar limfe banyak mengandung limfosit, monosit, dan makrofag. Sel-sel ini berproliferasi di dalam kelenjar tersebut dan sebagian dibebaskan ke makrofag. Sel-sel ini berproliferasi di dalam kelenjar tersebut dan sebagian dibebaskan ke sirkulasi selama infeksi atau peradangan. Sel-sel darah putih yang ada di limfe menangkap sirkulasi selama infeksi atau peradangan. Sel-sel darah putih yang ada di limfe menangkap dan memfagositosis mikroorganisme yang dibawa aliran limfe sehingga limfe dibersihkan dan memfagositosis mikroorganisme yang dibawa aliran limfe sehingga limfe dibersihkan sebelum kembali ke sirkulasi. Kelenjar limfe yang dekat dengan area infeksi akan terpajan sebelum kembali ke sirkulasi. Kelenjar limfe yang dekat dengan area infeksi akan terpajan mikroorganisme dalam jumlah terbesar. Hal ini menyebabkan makrofag dan limfosit mikroorganisme dalam jumlah terbesar. Hal ini menyebabkan makrofag dan limfosit

(3)

 berproliferasi

 berproliferasi sehinggakelenjar sehinggakelenjar akan akan membesar membesar dan dan kelenjar kelenjar menjadi menjadi rentan rentan sewaktusewaktu  bertempur melawan infeksi.

 bertempur melawan infeksi.

Skenario II Skenario II

TERKENA PARANG TERKENA PARANG

Seorang laki-laki, usia 59 tahun, datang dengan keluhan demam. Demam dirasakan Seorang laki-laki, usia 59 tahun, datang dengan keluhan demam. Demam dirasakan  sejak 2 hari lalu. Pada inspeksi

 sejak 2 hari lalu. Pada inspeksi terlihat luka meradang di betis kanan karena terterlihat luka meradang di betis kanan karena terkena parangkena parang 4 hari sebelumnya. Kulit sekitarnya bengkak dan berwarna kemerahan. Pada palpasi teraba 4 hari sebelumnya. Kulit sekitarnya bengkak dan berwarna kemerahan. Pada palpasi teraba hangat dan nyeri tekan, sehingga sulit berjalan. Pangkal paha kanan terasa nyeri, pada hangat dan nyeri tekan, sehingga sulit berjalan. Pangkal paha kanan terasa nyeri, pada  papasi

 papasi teraba teraba pembesaran pembesaran beberapa beberapa kelenjar kelenjar limfe limfe regional regional di di inguinal inguinal dekstra dekstra ukuran ukuran 1-21-2 cm, berbatas tegas, lunak, mudah digerakkan dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan cm, berbatas tegas, lunak, mudah digerakkan dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan laboratorium didapat jumlah lekosit 16.000 sel/uL, LED (Laju Endap Darah) = 35 mm/jam laboratorium didapat jumlah lekosit 16.000 sel/uL, LED (Laju Endap Darah) = 35 mm/jam dengan hitung lekosit : basofil 1 %, eosinofil 1 %, metamyelosit 2 %, netrofil batang 6 %, dengan hitung lekosit : basofil 1 %, eosinofil 1 %, metamyelosit 2 %, netrofil batang 6 %, netrofil 75 %, limfosit 4 %, monosit 11 %.

netrofil 75 %, limfosit 4 %, monosit 11 %.

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi kelenjar limfe dan lekosit ?Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi kelenjar limfe dan lekosit ? 2.

2. Bagaimana mekanisme pembentukan lekosit?Bagaimana mekanisme pembentukan lekosit? 3.

3. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi lekosit?Bagaimana patogenesis dan patofisiologi lekosit? 4.

4. Bagaimana proses dan interpretasi pemeriksaan fisik?Bagaimana proses dan interpretasi pemeriksaan fisik? 5.

5. Bagaimana mekanisme bengkak dan kemerahan, demam, radang, nyeri pangkalBagaimana mekanisme bengkak dan kemerahan, demam, radang, nyeri pangkal  paha, dan pembesaran kelenjar limfe?

 paha, dan pembesaran kelenjar limfe? 6.

6. Apa indikasi dari pemeriksaan lab?Apa indikasi dari pemeriksaan lab? 7.

7. Bagaimana proses dan interpretasi pemeriksaan laboratorium?Bagaimana proses dan interpretasi pemeriksaan laboratorium? 8.

8. Apa diagnosis dan diagnosis banding yang dapat ditApa diagnosis dan diagnosis banding yang dapat dit egakkan?egakkan? 9.

9. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit yang diderita pasien?Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit yang diderita pasien? 10.

10. Bagaimana Manajemen Luka yang Baik?Bagaimana Manajemen Luka yang Baik?

C.

C. Tujuan Tujuan PembelajarPembelajaranan

1.

1. Mengetahui anatomi, histologi, fisiologi, kelenjar limfe secara mendalam.Mengetahui anatomi, histologi, fisiologi, kelenjar limfe secara mendalam. 2.

(4)

3.

3. Mengetahui patogenesis dan patofisiologis penyakit yang terkait dengan limfositMengetahui patogenesis dan patofisiologis penyakit yang terkait dengan limfosit dan kelenjar limfe.

dan kelenjar limfe. 4.

4. Mampu menegakkan diagnosis penyakit yang terkait dengan kelenjar limfe danMampu menegakkan diagnosis penyakit yang terkait dengan kelenjar limfe dan lekosit berdasarkan gejala yang ada melalui pemeriksaan yang sesuai.

lekosit berdasarkan gejala yang ada melalui pemeriksaan yang sesuai. 5.

5. Mengetahui penatalaksanaan yang tepat untuk pasien, didasarkan pada indikasiMengetahui penatalaksanaan yang tepat untuk pasien, didasarkan pada indikasi dan komplikasi yang ada.

dan komplikasi yang ada.

D. Manfaat

D. Manfaat

1.

1. Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar dari ilmu hematologi.Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar dari ilmu hematologi. 2.

2. Mahasiswa mampu memahami seluk-beluk beberapa penyakit yang disebabkanMahasiswa mampu memahami seluk-beluk beberapa penyakit yang disebabkan oleh kelenjar limfe dan lekosit.

oleh kelenjar limfe dan lekosit. 3.

3. Mahasiswa mampu memahami dasar teori mendiagnosis, serta tatalaksana kasusMahasiswa mampu memahami dasar teori mendiagnosis, serta tatalaksana kasus  penyakit yang berkaitan dengan h

(5)

BAB II BAB II

STUDI PUSTAKA DAN PEMBAHASAN STUDI PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A.

A. Klarifikasi IstilahKlarifikasi Istilah 

 Bengkak : pembesaran abnormal sementara pada bagian atau daerah tubuhBengkak : pembesaran abnormal sementara pada bagian atau daerah tubuh tertentu, bukan karena proliferasi sel. Tonjolan atau peninggian stadium awal tertentu, bukan karena proliferasi sel. Tonjolan atau peninggian stadium awal  perubahan

 perubahan degeneratif degeneratif toksik toksik , , khususnya khususnya perubahan perubahan kandungan kandungan proteinprotein sejumlah organ pada penyakit-penyakit akibat infeksi, jaringan tampak bengkak, sejumlah organ pada penyakit-penyakit akibat infeksi, jaringan tampak bengkak, lunak dan keruh, kembali normal ketika penyebabnya sudah diatasi (Dorland, lunak dan keruh, kembali normal ketika penyebabnya sudah diatasi (Dorland, 2011)

2011)

 Peradangan (Inflamasi) adalah serangkain proses non spesifik inheren yangPeradangan (Inflamasi) adalah serangkain proses non spesifik inheren yang saling berhubungan dan diaktifkan sebagai respon terhadap invasi benda asing saling berhubungan dan diaktifkan sebagai respon terhadap invasi benda asing atau kerusakan jaringan. (Sherwood, 2011)

atau kerusakan jaringan. (Sherwood, 2011) 

 Radang : respon jaringan bersifat protektif terhadap cedera atau pengrusakanRadang : respon jaringan bersifat protektif terhadap cedera atau pengrusakan  jaringan,

 jaringan, yang yang berfungsi berfungsi menghancurkan menghancurkan mengencerkan mengencerkan atau atau mengurung mengurung agenagen yang menyebabkan cedera atau jaringan yang cedera itu. Tandanya adalah : yang menyebabkan cedera atau jaringan yang cedera itu. Tandanya adalah : nyeri

nyeri (dolor), (dolor), panas panas (kalor), (kalor), kemerahan kemerahan (rubor), (rubor), bengkak bengkak (tumor), (tumor), dandan hilangnya fungsi. (Dorland, 2011)

hilangnya fungsi. (Dorland, 2011) 

 Palpasi adalah tindakan merasakan dengan tangan; penggunaan jari tangan danPalpasi adalah tindakan merasakan dengan tangan; penggunaan jari tangan dan sentuhan ringan pada permukaan tubuh untuk menentukan keadaan organ tubuh sentuhan ringan pada permukaan tubuh untuk menentukan keadaan organ tubuh di bawahnya, dilakukan pada diagnosis fisis

di bawahnya, dilakukan pada diagnosis fisis. (Dorland, 2002). (Dorland, 2002) 

 Inguinal adalah berkenaan dengan selangkangan. (Dorland, 2002)Inguinal adalah berkenaan dengan selangkangan. (Dorland, 2002) 

 Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal, bila diukur di rektal > 38Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal, bila diukur di rektal > 38oo C, di oral > 37,8

C, di oral > 37,8oo C, dan di axilla > 37,2 C, dan di axilla > 37,2oo C. (Ganong, 2008) C. (Ganong, 2008)

 Demam adalah suhu tubuh yang lebih tinggi dari normal. Ini bukan suatuDemam adalah suhu tubuh yang lebih tinggi dari normal. Ini bukan suatu  penyakit tetapi

 penyakit tetapi bagian dari pertahanan tubuh terhadap inbagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi.feksi. 

 Laju Endap Darah (LED) adalah pengukuran kecepatan pengendapan eritrositLaju Endap Darah (LED) adalah pengukuran kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma (Burns, 2004). Pemeriksaan LED merupakan pemeriksaan dalam plasma (Burns, 2004). Pemeriksaan LED merupakan pemeriksaan sederhana yang telah dilakukan sejak zaman Yunani kuno (Norderson, 2004). sederhana yang telah dilakukan sejak zaman Yunani kuno (Norderson, 2004). Seldon (1998) menuliskan bahwa pada awal tahun 1900, pemeriksaan ini Seldon (1998) menuliskan bahwa pada awal tahun 1900, pemeriksaan ini digunakan sebagai tes kehamilan walaupun kurang dapat diandalkan. digunakan sebagai tes kehamilan walaupun kurang dapat diandalkan. Pemeriksaan LED saat ini bermakna sebagai petanda non spesifik perjalanan Pemeriksaan LED saat ini bermakna sebagai petanda non spesifik perjalanan  penyakit, khususnya pros

(6)

Herdiman T. Pohan, 2004). Pemeriksaan LED hingga saat ini masih rutin Herdiman T. Pohan, 2004). Pemeriksaan LED hingga saat ini masih rutin dilakukan karena ekonomis, praktis, dan cocok untuk pemeriksaan

dilakukan karena ekonomis, praktis, dan cocok untuk pemeriksaan point of care point of care tanpa harus dirujuk ke laboratorium akan tetapi sudah mempunyai arti klinis tanpa harus dirujuk ke laboratorium akan tetapi sudah mempunyai arti klinis (Bridgen, 1999; Estridge, Reynolds, Walters, 2000; Lewis, 2001).

(Bridgen, 1999; Estridge, Reynolds, Walters, 2000; Lewis, 2001). 

 Hitung Jenis ((differential Hitung Jenis differential ) menghitung lima jenis sel darah putih: neutrofil,) menghitung lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hasil masing-masing dilaporkan sebagai limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hasil masing-masing dilaporkan sebagai  persentase jumlah leukosit. Persentase

 persentase jumlah leukosit. Persentase ini dikalikan leukosit untuk mendapatkanini dikalikan leukosit untuk mendapatkan hitung ‘mutlak’. Contohnya, dengan limfosit 30% dan leukosit 10.000, limfosit hitung ‘mutlak’. Contohnya, dengan limfosit 30% dan leukosit 10.000, limfosit mutlak adalah 30% dari

mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000.10.000 atau 3.000.

B.

B. Studi PustakaStudi Pustaka

 Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Kelenjar LimfeAnatomi, Histologi, dan Fisiologi Kelenjar Limfe

Susunan Susunan

Limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil. Limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel lain. itu sangat besar di dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam  beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup

 beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup..

Fungsi Fungsi

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. 1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. 2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi 3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal. darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.

4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk 4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam  jaringan, ke bagian lain tubuh.

 jaringan, ke bagian lain tubuh.

5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk 5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

Pembuluh limfe Pembuluh limfe

(7)

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih  banyak

 banyak katup katup sehingga sehingga pembuluh pembuluh limfe limfe tampaknya tampaknya seperti seperti rangkaian rangkaian petasan.petasan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai  jalinan

 jalinan halus halus kapiler kapiler yang yang sangat sangat kecil kecil atau atau sebagai sebagai rongga-rongga rongga-rongga limfe limfe didi dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil.

(khilus) dijumpai dalam vili usus kecil.

Kelenjar limfe atau limfonodi Kelenjar limfe atau limfonodi

Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipat paha.

leher, axial, thorax, abdomen, dan lipat paha.

Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe fibrous, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini keluar

terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot tajuk-tajuk dari jaringan otot dandan fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.

darah putih atau limfosit.

Pembuluh limfe aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan Pembuluh limfe aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan menuangkan isinya ke dalam kelenjar. Bahan ini

menuangkan isinya ke dalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-bendabercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe eferen yang selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe eferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar mengeluarkannya melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.

melalui hilum.

Saluran limfe Saluran limfe

Terdapat dua batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang Terdapat dua batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang saluran kanan. Ductus thoracicus bermula sebagai reseptakulum khili atau saluran kanan. Ductus thoracicus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisterna khili di depan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui sisterna khili di depan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan thorax menyimpang ke sebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian abdomen dan thorax menyimpang ke sebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian

(8)

 bersatu

 bersatu dengan dengan vena-vena vena-vena besar besar di di sebelah sebelah bawah bawah kiri kiri leher leher dan dan menuangkanmenuangkan isinya ke dalam vena-vena itu.

isinya ke dalam vena-vena itu.

Ductus thoracicus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali Ductus thoracicus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang saluran dari bagian yang menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang saluran kanan).

kanan).

Ductus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan Ductus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam vena yang berada di dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam vena yang berada di sebelah bawah kanan leher.

sebelah bawah kanan leher.

Sewaktu suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, Sewaktu suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit atau lipat paha dalam hal yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.

sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.

 LekositLekosit

Leukosit d

Leukosit dibagi menjadi ibagi menjadi dua kdua kelompok elompok yaitu fagoyaitu fagosit dan sit dan imunosit. Netrofil,imunosit. Netrofil, eosinofil, dan basofil bersama dengan monosit membentuk kelompokkan eosinofil, dan basofil bersama dengan monosit membentuk kelompokkan fagosit. Limfosit, prekusornya, dan sel plasma membentuk populasi imunosit. fagosit. Limfosit, prekusornya, dan sel plasma membentuk populasi imunosit. Fungsi imunosit dan fagosit terkait erat dengan protein komplemen dan Fungsi imunosit dan fagosit terkait erat dengan protein komplemen dan imunoglobulin.

imunoglobulin.

Pembentukan leukosit Pembentukan leukosit

Sel-sel commited yang berasal dari diferensiasi sel induk pluripoten Sel-sel commited yang berasal dari diferensiasi sel induk pluripoten selain membentuk sel darah merah, juga membentuk dua silsilah utama sel selain membentuk sel darah merah, juga membentuk dua silsilah utama sel darah putih, silsilah mielositik dan limfositik. Silsilah mielositik dimulai darah putih, silsilah mielositik dan limfositik. Silsilah mielositik dimulai dengan mieloblas dan silsilah limfositik dimulai dengan limfoblas.

dengan mieloblas dan silsilah limfositik dimulai dengan limfoblas.

Granulosit dan monosit hanya dibentuk di dalam sum-sum tulang. Granulosit dan monosit hanya dibentuk di dalam sum-sum tulang. Limfosit dan sel plasma terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen, Limfosit dan sel plasma terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen, khususnya di kelenjar limfe, limpa, tonsil, timus, dan berbagai kantong khususnya di kelenjar limfe, limpa, tonsil, timus, dan berbagai kantong  jaringan limfoid di mana saja dalam tubuh, seperti sum-sum tulang dan plak  jaringan limfoid di mana saja dalam tubuh, seperti sum-sum tulang dan plak

Peyer di bawah epitel dinding usus. Peyer di bawah epitel dinding usus.

(9)

1.

1. NetrofilNetrofil

--

Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas 2-5 lobus, danSel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas 2-5 lobus, dan sitoplasma pucat degnan garis batas tidak beraturan mengandung sitoplasma pucat degnan garis batas tidak beraturan mengandung  banyak granula merah-biru atau kelabu-biru.

 banyak granula merah-biru atau kelabu-biru.

--

Granula tersebut dibedakan menjadi granula primer yang tampak padaGranula tersebut dibedakan menjadi granula primer yang tampak pada stadium promielosit, mengandung mieloperoksidase, fosfatase asam, stadium promielosit, mengandung mieloperoksidase, fosfatase asam, dan hidrolas enzim lainnya.

dan hidrolas enzim lainnya.

--

Granula sekunder yang tampak pada stadium mielosit dan dominanGranula sekunder yang tampak pada stadium mielosit dan dominan  pada netrofil matur, mengandung

 pada netrofil matur, mengandung kolagenase, laktoferin, daan lisozim.kolagenase, laktoferin, daan lisozim.

--

Kedua jenis granula ini berasal dari lisosom.Kedua jenis granula ini berasal dari lisosom.

--

Lama hidup netrofil hanya sekitar 10 jam dalam darah.Lama hidup netrofil hanya sekitar 10 jam dalam darah. 2.

2. EosinofilEosinofil

--

Mirip dengan netrofil, tetapi granula sitoplasmanya lebih kasar, lebihMirip dengan netrofil, tetapi granula sitoplasmanya lebih kasar, lebih merah tua dan jarang dijumpai lebih dari tiga lobus inti.

merah tua dan jarang dijumpai lebih dari tiga lobus inti.

--

Waktu transit eosinofil lebih lama daripada netrofilWaktu transit eosinofil lebih lama daripada netrofil

--

Sel ini memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalamSel ini memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalam respons alergi, pertahanan terhadap parasit, dan pembuangan fibrin respons alergi, pertahanan terhadap parasit, dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi.

yang terbentuk selama inflamasi. 3.

3. BasofilBasofil

--

Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi normal.Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi normal.

--

Sel ini mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap, menutupiSel ini mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap, menutupi inti, serta mengandung heparin dan histamin.

inti, serta mengandung heparin dan histamin.

--

Di dalam jaringan, basofil berubah menjadi sel mast.Di dalam jaringan, basofil berubah menjadi sel mast.

--

Basofil mempunyai tempat perlekatan imunoglobulin E (IgE) danBasofil mempunyai tempat perlekatan imunoglobulin E (IgE) dan degranulasinya disertai dengan pelepasan histamin.

degranulasinya disertai dengan pelepasan histamin. 4.

4. MonositMonosit

--

Monosit berukuran lebih besar dari leukosit darah tepi lainnya.Monosit berukuran lebih besar dari leukosit darah tepi lainnya.

--

Mempunyai inti sentral berberntuk lonjong atau berlekuk denganMempunyai inti sentral berberntuk lonjong atau berlekuk dengan kromatin yang menggumpal.

kromatin yang menggumpal.

--

Sitoplasmanya yang banyak berwarna biru mengandung banyakSitoplasmanya yang banyak berwarna biru mengandung banyak vakuola halus, sehingga memberikan gambaran kaca asah (ground vakuola halus, sehingga memberikan gambaran kaca asah (ground glass appearance)

(10)

--

Monosit hanya sebentar berada dalam sumsum tulang dan setelahMonosit hanya sebentar berada dalam sumsum tulang dan setelah  bersirkulasi

 bersirkulasi selama selama 20-40 20-40 jam jam , , akan akan meninggalkan meninggalkan darah darah dandan memasuki jaringan untuk menjadi matur dan melaksanakan fungsi memasuki jaringan untuk menjadi matur dan melaksanakan fungsi utamanya.

utamanya. 5.

5. LimfositLimfosit

--

Adalah sel yang kompeten secara imunologik dan membantu fagositAdalah sel yang kompeten secara imunologik dan membantu fagosit dalam pertahanan tubuh tehadap infeksi dan invasi asing lain.

dalam pertahanan tubuh tehadap infeksi dan invasi asing lain.

--

Pembentukkan limfosit primer :Pembentukkan limfosit primer :

 Pada kehidupan pascanatal, sumsum tulang dan timus adalah organPada kehidupan pascanatal, sumsum tulang dan timus adalah organ limfoid primer tempat berkembangnya limfosit.

limfoid primer tempat berkembangnya limfosit. 

 Organ limfoid sekunder tempat pembentukkan respons imunOrgan limfoid sekunder tempat pembentukkan respons imun spesifik adalah kelenjar getah bening, limpa, dan jaringan limfoid spesifik adalah kelenjar getah bening, limpa, dan jaringan limfoid saluran cerna dan saluran nafas.

saluran cerna dan saluran nafas.

--

Respons imun bergantung pada 2 jenis limfosit yaitu sel B dan sel T.Respons imun bergantung pada 2 jenis limfosit yaitu sel B dan sel T.

--

Sel B berasal dari sel induk sumsum tulang, hingga saat ini masihSel B berasal dari sel induk sumsum tulang, hingga saat ini masih

 belum

 belum jelas jelas apakah apakah sel sel tersebut tersebut diproses diproses di di luar luar sumsum sumsum tulang tulang untukuntuk menjadi limfosit B matur.

menjadi limfosit B matur.

--

Sel T berasal dari sel induk sumsum tulang tetapi bermigrasi ke timusSel T berasal dari sel induk sumsum tulang tetapi bermigrasi ke timus tempat berdiferensiasi menjadi sel T matur selama perjalanan dari tempat berdiferensiasi menjadi sel T matur selama perjalanan dari korteks ke mdeula.

korteks ke mdeula.

--

Sirkulasi Limfosit :Sirkulasi Limfosit :

 Limfosit dalam darah tepi bermigrasi melalui venula pascakapiler keLimfosit dalam darah tepi bermigrasi melalui venula pascakapiler ke dalam substansi kelenjar getah bening atau ke dalam li

dalam substansi kelenjar getah bening atau ke dalam li mpa.mpa. 

 Sel T terletak di zona perifolikular daerah korteks kelenjar getahSel T terletak di zona perifolikular daerah korteks kelenjar getah  bening

 bening dan dan di di selubung selubung perarteriol perarteriol yang yang mengelilingi mengelilingi arteriolarteriol sentralis limpa.

sentralis limpa. 

 Sel B secara selektif berkumpul dalam folikel kelenjar getah bening,Sel B secara selektif berkumpul dalam folikel kelenjar getah bening, limpa, di tepi subkapsuler korteks, dan korda medular kelenjar getah limpa, di tepi subkapsuler korteks, dan korda medular kelenjar getah  bening.

 bening. 

 Limfosit kembali ke darah tepi melalui aliran limfatik eferen danLimfosit kembali ke darah tepi melalui aliran limfatik eferen dan ductus thoracicus.

(11)

 Dalam darah tepi normal dan pusat germinal, banyak ditemukan selDalam darah tepi normal dan pusat germinal, banyak ditemukan sel helper CD4, tetapi dalam sumsum tu;ang dan usus, subpopulasi sel helper CD4, tetapi dalam sumsum tu;ang dan usus, subpopulasi sel T utama adalah CD8 posititf.

T utama adalah CD8 posititf.

 Neutrofil Segmen

 Neutrofil Segmen Neutrofil Batang Neutrofil Batang Limfosit Limfosit Basofil Basofil EosinofilEosinofil

GRANULOPOIESIS GRANULOPOIESIS

 Granulosit dan monosit dalam darah dibentuk dalam sumsum tulang dariGranulosit dan monosit dalam darah dibentuk dalam sumsum tulang dari suatu sel prekusor yang sama.

suatu sel prekusor yang sama. 

 Dalam seri granulopoietik, sel progenitor, mieloblas, promielosit, danDalam seri granulopoietik, sel progenitor, mieloblas, promielosit, dan mielosit membentuk sekumpulan (pool) sel mitotik atau proliferatif, mielosit membentuk sekumpulan (pool) sel mitotik atau proliferatif, sedangkan metamielosit, granulosit batang dan segmen membentuk sedangkan metamielosit, granulosit batang dan segmen membentuk kompartmen pematangan pasca-mitosis.

kompartmen pematangan pasca-mitosis. 

 Sejumlah besar netrofil batang dan segmen ditahan dalam sumsum tulangSejumlah besar netrofil batang dan segmen ditahan dalam sumsum tulang sebagai pool persediaan atau

sebagai pool persediaan atau kompartmen penyimpanan.kompartmen penyimpanan. 

 Pada keadaan stabil, kompartmen penyimpanan sumsum tulangPada keadaan stabil, kompartmen penyimpanan sumsum tulang mengandung 10-15 kali dari jumlah granulosit yang ditemukan dalam sel mengandung 10-15 kali dari jumlah granulosit yang ditemukan dalam sel darah tepi.

darah tepi. 

 Setelah pelepasannya dari sumsum tulang, granulosit hanya menghabiskanSetelah pelepasannya dari sumsum tulang, granulosit hanya menghabiskan waktu 6-10 jam dalam darah sebelum pindah ke dalam jaringan tempat waktu 6-10 jam dalam darah sebelum pindah ke dalam jaringan tempat mereka melaksanakan fungsi fagositiknya.

mereka melaksanakan fungsi fagositiknya. 

 Dalam Dalam aliran aliran darah, darah, terdapat terdapat dua dua kelompok kelompok yaitu yaitu circulating circulating poolpool (termasuk dalam hitung darah) dan kelompok yang di tepi / marginating (termasuk dalam hitung darah) dan kelompok yang di tepi / marginating  pool (tidak termasuk dalam hitung d

 pool (tidak termasuk dalam hitung darah)arah) 

 Diperkirakan netrofil rata-rata menghabiskan waktu selam 4-5 hari dalamDiperkirakan netrofil rata-rata menghabiskan waktu selam 4-5 hari dalam  jaringan sebelum dirusak selama kerja pertahanan atau akibat penuaan.  jaringan sebelum dirusak selama kerja pertahanan atau akibat penuaan.

(12)

 Mengetahui Patogenesis dan Patofisiologis Penyakit yang Terkait denganMengetahui Patogenesis dan Patofisiologis Penyakit yang Terkait dengan Limfosit dan Kelenjar Limfe.

Limfosit dan Kelenjar Limfe.

Patogenesis dan Patofisiologis Penyakit yang Terkait dengan Limfosit Patogenesis dan Patofisiologis Penyakit yang Terkait dengan Limfosit

 b.

 b. LeukimiaLeukimia

Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik. Hal ini disebabkan oleh proliferasi tidak darah abnormal atau sel leukemik. Hal ini disebabkan oleh proliferasi tidak terkontrol dari klon sel darah immatur yang berasal dari sel induk terkontrol dari klon sel darah immatur yang berasal dari sel induk hematopoietik. Sel leukemik tersebut juga ditemukan dalam darah perifer hematopoietik. Sel leukemik tersebut juga ditemukan dalam darah perifer dan sering menginvasi jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati dan dan sering menginvasi jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati dan kelenjar limfe. Leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel, baik kelenjar limfe. Leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel, baik menurut maturitas sel maupun turunan sel. Berdasarkan maturitas sel, menurut maturitas sel maupun turunan sel. Berdasarkan maturitas sel, leukemia dibedakan atas akut dan kronik. Jika sel ganas tersebut sebagian leukemia dibedakan atas akut dan kronik. Jika sel ganas tersebut sebagian  besar

 besar immatur immatur (blast) (blast) maka maka leukemia leukemia diklasifikasikan diklasifikasikan akut, akut, sedangkan jikasedangkan jika yang dominan adalah sel matur maka diklasifikasikan sebagai leukemia yang dominan adalah sel matur maka diklasifikasikan sebagai leukemia kronik. Berdasarkan turunan sel, leukemia diklasifikasikan atas leukemia kronik. Berdasarkan turunan sel, leukemia diklasifikasikan atas leukemia mieloid dan leukemia limfoid. Kelompok leukemia mieloid meliputi mieloid dan leukemia limfoid. Kelompok leukemia mieloid meliputi granulositik, monositik, megakriositik dan eritrositik.

granulositik, monositik, megakriositik dan eritrositik.

c.

c. LekositosisLekositosis

Lekositosis (bila jumlah leukosit lebih dari 12000 sel/mm, padahal jumlah Lekositosis (bila jumlah leukosit lebih dari 12000 sel/mm, padahal jumlah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm) adalah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm) adalah  peningkatan

 peningkatan jumlah jumlah sel sel darah darah putih putih dalam dalam sirkulasi. sirkulasi. Leukositosis Leukositosis adalahadalah suatu respon normal terhadap infeksi atau peradangan. Keadaan ini dapat suatu respon normal terhadap infeksi atau peradangan. Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, setelah anestesia atau berolahraga, dan dijumpai setelah gangguan emosi, setelah anestesia atau berolahraga, dan selama kehamilan. Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan dan selama kehamilan. Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang tulang tertentu. Semua atau hanya salah satu jenis gangguan sumsum tulang tulang tertentu. Semua atau hanya salah satu jenis sel darah putih dapat terpengaruh.Sebagai contoh, respon alergi dan asma sel darah putih dapat terpengaruh.Sebagai contoh, respon alergi dan asma secara spesifik berkaitan dengan peningkatan jumlah eosinofil. (Corwin, secara spesifik berkaitan dengan peningkatan jumlah eosinofil. (Corwin, 2001)

(13)

Penyebab leukositosis dibagi menjadi 2, yaitu secara fisiologis dan Penyebab leukositosis dibagi menjadi 2, yaitu secara fisiologis dan  patologis.

 patologis.

Leukositosis fisiologis terjadi misalnya pada: Leukositosis fisiologis terjadi misalnya pada:

--

Olahraga (latihan fisik)Olahraga (latihan fisik)

--

Stress emosiStress emosi

--

MenstruasiMenstruasi

--

Masa persalinan (Obstetric Labor)Masa persalinan (Obstetric Labor)

Leukositosis patologis terjadi pada: Leukositosis patologis terjadi pada:

--

Infeksi Infeksi Akut Akut : : Lokal Lokal dan dan umum.umum.

Lokal

Lokal : : Pneumonia, Pneumonia, meningitis, meningitis, abses.abses.

Umum : Demam rematik akut, sepsis, kolera. Umum : Demam rematik akut, sepsis, kolera.

--

Intoksikasi Intoksikasi : : Metabolik, Metabolik, keracunan, keracunan, masuknya masuknya secara secara parenteralparenteral  protein asing.

 protein asing.

Metabolik

Metabolik : : uremia, uremia, asidosis, asidosis, eklamasi, eklamasi, goutgout

Keracunan oleh bahan-bahan kimia: obat-obatan dan racun, misal: Hg, Keracunan oleh bahan-bahan kimia: obat-obatan dan racun, misal: Hg, epinefrin, racun kalajengking

epinefrin, racun kalajengking

Masuknya secara parenteral protein-protein asing: vaksin Masuknya secara parenteral protein-protein asing: vaksin

--

Perdarahan akutPerdarahan akut

--

Hemolisa akutHemolisa akut

--

 Nekrosis jaringan Nekrosis jaringan

d.

d. LekopeniLekopeni

Leukopenia adalah penurunan jumlah sel darah. Leukopenia dapat Leukopenia adalah penurunan jumlah sel darah. Leukopenia dapat disebabkan oleh berbagai sebab,termasuk stress berkepanjangan, penyakit disebabkan oleh berbagai sebab,termasuk stress berkepanjangan, penyakit atau kerusakan sumsum tulang, radiasi, atau kemoterapi. Penyakit sistemik atau kerusakan sumsum tulang, radiasi, atau kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah misalnya lupus eritematosus, leukemia, penyakit tiroid, dan yang parah misalnya lupus eritematosus, leukemia, penyakit tiroid, dan

(14)

sindrom cushing, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih. sindrom cushing, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih. Seluruh atau hanya satu jenis sel darah putih yang dapat terpengaruh. Seluruh atau hanya satu jenis sel darah putih yang dapat terpengaruh. Leukopenia menyebabkan individu menjadi rentan terhadap infeksi. Leukopenia menyebabkan individu menjadi rentan terhadap infeksi. Sedangkan

Sedangkan menurut sumber menurut sumber lain, lain, leukopenia adalah jumlah leukopenia adalah jumlah sel darah putihsel darah putih (leukosit) kurang dari normal, yaitu kurang dari 3500/mm

(leukosit) kurang dari normal, yaitu kurang dari 3500/mm33. Presentase. Presentase  jenis-jenis

 jenis-jenis sel sel yang yang berkurang berkurang jumlahnya jumlahnya tersebut tersebut dapat dapat diketahui diketahui dengandengan  pemeriksaan

 pemeriksaan hitung hitung jenis jenis sediaan sediaan apus apus darah darah tepi tepi yang yang merupakan merupakan bagianbagian dari pemeriksaan rutin atau menggunakan alat Automated Hematology dari pemeriksaan rutin atau menggunakan alat Automated Hematology Analyzer.

Analyzer.

Leukopenia terdapat pada : Leukopenia terdapat pada :

--

Penyakit karena Penyakit karena bakteri bakteri : : Typhus Typhus abdominalis, abdominalis, paratyphus, paratyphus, FebrisFebris undulans.

undulans.

--

Penyakita karena Penyakita karena virus virus : : Morbili, Morbili, Parotitis, Parotitis, Influenza, Influenza, Rubella,Rubella, Hepatitis Infeksiosa.

Hepatitis Infeksiosa.

--

Keadaan toksisKeadaan toksis

--

Keracunan benzolKeracunan benzol

--

Anemia aplastikAnemia aplastik

--

Akibat sinar XAkibat sinar X

Patogenesis dan Patofisiologis Penyakit yang Terkait dengan Kelenjar Limfe Patogenesis dan Patofisiologis Penyakit yang Terkait dengan Kelenjar Limfe

a.

a. LimfadenopatiLimfadenopati Penyebab

Penyebab utamanya utamanya :: 1.

1. LokalLokal o

o Infeksi lokalInfeksi lokal a.

a. Infeksi piogenik, misal faringitis, abses gigi, otitis media,Infeksi piogenik, misal faringitis, abses gigi, otitis media, actinomyces

actinomyces  b.

 b. Infeksi virusInfeksi virus c.

c. Demam cakaran kucingDemam cakaran kucing d.

d. Limfogranuloma venereumLimfogranuloma venereum e.

(15)

o

o LimfomaLimfoma a.

a. Peyakit HodgkinPeyakit Hodgkin  b.

 b. Limfoma non-HodgkinLimfoma non-Hodgkin o

o Karsinoma (Sekunder)Karsinoma (Sekunder) 2.

2. GeneralisataGeneralisata o

o InfeksiInfeksi a.

a. Virus, misal mononukleosis infeksiosa, campak, rubella,Virus, misal mononukleosis infeksiosa, campak, rubella, hepatitis virus, HIV.

hepatitis virus, HIV.  b.

 b. Bakteri, misal sifilis, bruselosis, tuberkulosis, salmonella,Bakteri, misal sifilis, bruselosis, tuberkulosis, salmonella, endokarditits bakterialis.

endokarditits bakterialis. c.

c. Jamur, misal histoplasmosis.Jamur, misal histoplasmosis. d.

d. Protozoa, misal toksoplasmosis.Protozoa, misal toksoplasmosis. o

o Penyakit inflamasi non-infeksi, misal Sarkoidosis, artritisPenyakit inflamasi non-infeksi, misal Sarkoidosis, artritis rematoid, SLE, penyakit jaringan ikat lain, penyakit serum.

rematoid, SLE, penyakit jaringan ikat lain, penyakit serum. o

o KeganasanKeganasan a.

a. Leukemia, terutama LLK, LLALeukemia, terutama LLK, LLA  b.

 b. Limfoma : limfoma non-hodgkin, penyakit hodgkinLimfoma : limfoma non-hodgkin, penyakit hodgkin c.

c. Makroglobulinemia WaldenstomMakroglobulinemia Waldenstom d.

d. Jarang-jarang, karsinoma sekunderJarang-jarang, karsinoma sekunder e.

e. Limfadenopati angioimunoblastikLimfadenopati angioimunoblastik o

o Lain-lainLain-lain a.

a. Histiositosis sinus dengan limfadenopati masifHistiositosis sinus dengan limfadenopati masif  b.

 b. Reaksi terhadap obat dan bahan kimia, misal hidantoin, danReaksi terhadap obat dan bahan kimia, misal hidantoin, dan  bahan kimia terkait, berilium

 bahan kimia terkait, berilium c.

c. Hipertiroidisme.Hipertiroidisme. Diagnosis

Diagnosis o

o Anamnesis dan pemeriksaan klinis dapat memberikan informasi yangAnamnesis dan pemeriksaan klinis dapat memberikan informasi yang  penting,

 penting, mencangkup mencangkup usia, usia, lamanya lamanya riwayat, riwayat, gejala gejala penyerta penyerta daridari  penyakit

 penyakit infeksi infeksi atau atau keganasan keganasan yang mungkin, yang mungkin, apakah apakah kelenjar kelenjar getahgetah  bening nyeri at

 bening nyeri atau nyeri au nyeri tekan, konsistensi tekan, konsistensi kelenjar dan kelenjar dan apakah terdapatapakah terdapat limfadenopati generalisata atau lokal.

limfadenopati generalisata atau lokal. o

o Lakukan penilaian ukuran hati dan limpa. Pada kasus pembesaranLakukan penilaian ukuran hati dan limpa. Pada kasus pembesaran kelenjar lokal, terutama dipertimbangkan adanya penyakit inflamasi kelenjar lokal, terutama dipertimbangkan adanya penyakit inflamasi atau keganasan pada daerah limfatik terkait.

(16)

o

o Pemeriksaan mencangkup pemeriksaan hitung darah lengkap, apusanPemeriksaan mencangkup pemeriksaan hitung darah lengkap, apusan darah tepi, serta LED.

darah tepi, serta LED.

 b.

 b. LimfadenitisLimfadenitis

Penyebab dan Gejala Penyebab dan Gejala

Bakteri streptokokus dan stafilokokus adalah penyebab paling Bakteri streptokokus dan stafilokokus adalah penyebab paling umum dari limfadenitis, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan umum dari limfadenitis, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan  basil

 basil tuberkulosis tuberkulosis juga juga bisa bisa menginfeksi menginfeksi kelenjar kelenjar getah getah bening. bening. PenyakitPenyakit atau gangguan yang melibatkan kelenjar getah bening di daerah tertentu atau gangguan yang melibatkan kelenjar getah bening di daerah tertentu dari tubuh termasuk demam kelinci (tularemia), penyakit Catscratch, dari tubuh termasuk demam kelinci (tularemia), penyakit Catscratch, lymphogranuloma venereum, chancroid, herpes genital, jerawat terinfeksi, lymphogranuloma venereum, chancroid, herpes genital, jerawat terinfeksi, abses gigi, dan penyakit pes. Pada anak-anak, radang amandel atau sakit abses gigi, dan penyakit pes. Pada anak-anak, radang amandel atau sakit tenggorokan bakteri adalah penyebab paling umum dari limfadenitis di tenggorokan bakteri adalah penyebab paling umum dari limfadenitis di daerah leher. Penyakit yang melibatkan kelenjar getah bening di seluruh daerah leher. Penyakit yang melibatkan kelenjar getah bening di seluruh tubuh termasuk mononucleosis, infeksi cytomegalovirus, toksoplasmosis, tubuh termasuk mononucleosis, infeksi cytomegalovirus, toksoplasmosis, dan brucellosis.

dan brucellosis.

Gejala awal limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar yang Gejala awal limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar yang disebabkan oleh penumpukan cairan jaringan dan peningkatan jumlah sel disebabkan oleh penumpukan cairan jaringan dan peningkatan jumlah sel darah putih yang dihasilkan dari respon tubuh terhadap infeksi. darah putih yang dihasilkan dari respon tubuh terhadap infeksi. Perkembangan lebih lanjut termasuk demam, sering setinggi 101-102 ° F Perkembangan lebih lanjut termasuk demam, sering setinggi 101-102 ° F (38-39 ° C) bersama-sama dengan menggigil, kehilangan nafsu makan, (38-39 ° C) bersama-sama dengan menggigil, kehilangan nafsu makan, keringat berat, nadi cepat, dan kelemahan umum.

keringat berat, nadi cepat, dan kelemahan umum. Diagnosa

Diagnosa

 Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan fisik

Diagnosis limfadenitis biasanya didasarkan pada kombinasi dari Diagnosis limfadenitis biasanya didasarkan pada kombinasi dari riwayat pasien, gejala eksternal, dan laboratorium. Dokter akan menekan riwayat pasien, gejala eksternal, dan laboratorium. Dokter akan menekan (meraba) kelenjar getah bening yang terkena untuk melihat apakah paisen (meraba) kelenjar getah bening yang terkena untuk melihat apakah paisen sakit atau tender. Pembengkakan kelenjar tanpa nyeri sering disebabkan sakit atau tender. Pembengkakan kelenjar tanpa nyeri sering disebabkan oleh cat-scratch disease. Pada anak-anak, dokter harus menyingkirkan oleh cat-scratch disease. Pada anak-anak, dokter harus menyingkirkan gondok, tumor di daerah leher, dan kista bawaan yang menyerupai gondok, tumor di daerah leher, dan kista bawaan yang menyerupai  pembengkakan kelenjar getah ben

 pembengkakan kelenjar getah bening.ing.

Meskipun limfadenitis biasanya didiagnosis pada kelenjar getah Meskipun limfadenitis biasanya didiagnosis pada kelenjar getah  bening di

 bening di leher, leher, lengan, lengan, atau atau kaki, kaki, itu itu juga juga bisa bisa terjadi terjadi pada pada kelenjar kelenjar getahgetah  bening

(17)

kelenjar getah bening yang akut di selangkangan, dokter perlu untuk kelenjar getah bening yang akut di selangkangan, dokter perlu untuk menyingkirkan hernia di pangkal paha yang telah gagal untuk mengurangi menyingkirkan hernia di pangkal paha yang telah gagal untuk mengurangi (dipenjara hernia inguinalis). Hernia terjadi pada 1% dari populasi umum, (dipenjara hernia inguinalis). Hernia terjadi pada 1% dari populasi umum, 85% dari pasien dengan hernia adalah laki-laki.

85% dari pasien dengan hernia adalah laki-laki.

 Laboratorium Tes  Laboratorium Tes

Tes yang paling signifikan adalah hitung jumlah sel darah putih Tes yang paling signifikan adalah hitung jumlah sel darah putih (WBC) dan kultur darah untuk mengidentifikasi organisme. Bila Sebagian (WBC) dan kultur darah untuk mengidentifikasi organisme. Bila Sebagian  besar yang ditemukan adalah sel darah putih y

 besar yang ditemukan adalah sel darah putih yang belum matang / immatureang belum matang / immature menunjukkan adanya infeksi bakteri. Kultur darah yang menunjukkan menunjukkan adanya infeksi bakteri. Kultur darah yang menunjukkan kemungkinan positif, paling sering untuk jenis staphylococcus atau kemungkinan positif, paling sering untuk jenis staphylococcus atau streptococcus. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan streptococcus. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan mengindikasikan biopsi dari kelenjar getah bening.

mengindikasikan biopsi dari kelenjar getah bening.

 LEDLED

LED (Laju Endap Darah) adalah pengukuran kecepatan pengendapan eritrosit LED (Laju Endap Darah) adalah pengukuran kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma (Burns, 2004)

dalam plasma (Burns, 2004)

Faktor yang mempengaruhi LED : Faktor yang mempengaruhi LED : 1.

1. Faktor PlasmaFaktor Plasma

Faktor yang mengurangi potensial Zeta Faktor yang mengurangi potensial Zeta

--

Konsentrasi FibrinogenKonsentrasi Fibrinogen

--

Konsentrasi GlobulinKonsentrasi Globulin

--

Kolesterol serumKolesterol serum

2.

2. Faktor Faktor Sel Sel Darah Darah MerahMerah Peningkatan LED

Peningkatan LED

--

AnemiaAnemia

--

Luas permukaan sel darah merah (mikrosit mengendap lebih lambatLuas permukaan sel darah merah (mikrosit mengendap lebih lambat

daripada makrosit ) daripada makrosit )

--

Rouleaux ( Penurunan luas permukaan )Rouleaux ( Penurunan luas permukaan )

--

Sel sabit gagagl membentuk rSel sabit gagagl membentuk rouleaux sehingga LEDouleaux sehingga LED –  –  nya rendah nya rendah

Keadaan yang menyebabkan peningkatan LED Keadaan yang menyebabkan peningkatan LED

(18)

--

HiperglobulinemiaHiperglobulinemia

--

HiperfibrinogenemiaHiperfibrinogenemia

Laju Endap Darah memiliki tiga penggunaan utama : Laju Endap Darah memiliki tiga penggunaan utama :

1.

1. Alat bantu mendeteksi peradanganAlat bantu mendeteksi peradangan 2.

2. Pemantau perjalanan / aktivitas penyakitPemantau perjalanan / aktivitas penyakit 3.

3. Sebagai pemeriksaan penapisan untuk peradangan atau neoplasma yangSebagai pemeriksaan penapisan untuk peradangan atau neoplasma yang tersembunyi

tersembunyi 

 InterpreInterpretasi Hasil tasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium PasienPemeriksaan Laboratorium Pasien Hasil pemeriksaan laboratorium pasien:

Hasil pemeriksaan laboratorium pasien: Jumlah

Jumlah leukosit leukosit = = 16.000 16.000 sel/uLsel/uL LED

LED = = 35 35 mm/jammm/jam Basofil Basofil = = 1%1% Eosinofil Eosinofil = = 1%1% Metamielosi Metamielosit t = = 2%2%  Netrofil batang  Netrofil batang = 6%= 6% Netrofil

Netrofil segmen segmen = = 75%75% Limfosit

Limfosit = = 4%4% Monosit

Monosit = = 11%11% Harga rujuk

Harga rujukan (Coan (Corwin, 2009rwin, 2009) ) ::

 Hitung sel darah merah Hitung sel darah merah : 4-5,5 juta/ml darah: 4-5,5 juta/ml darah 

 Hitung sel Hitung sel darah darah putih putih : : 5000-10.000/ml 5000-10.000/ml darahdarah 

 Hitung tombosit Hitung tombosit : : 140.000-400.0140.000-400.000/ml 00/ml darahdarah    Neutrofil  Neutrofil : 50-62 %: 50-62 %   Eosinofil Eosinofil : : 0-3 0-3 %%   Basofil Basofil : 0-1 : 0-1 %%   Limfosit Limfosit : : 25-40 25-40 %%   Monosit Monosit : : 3-7 3-7 %% 

 LED LED : : 0-20 0-20 mm/jammm/jam

Dalam skenario, pasien mengalami kelainan jumlah jenis leukosit, yakni Dalam skenario, pasien mengalami kelainan jumlah jenis leukosit, yakni  peningkatan

(19)

metamielosit, serta tingginya nilai LED. Peningkatan neutrofil dan monosit metamielosit, serta tingginya nilai LED. Peningkatan neutrofil dan monosit menunjukkan adanya proses infeksi, dimana penurunan limfosit biasanya menunjukkan adanya proses infeksi, dimana penurunan limfosit biasanya menunjukkan infeksi belum memasuki tahap resolusi. Sedangkan dalam darah menunjukkan infeksi belum memasuki tahap resolusi. Sedangkan dalam darah ditemukan neutrofil dengan jumlah cukup banyak, dan ditemukan pula ditemukan neutrofil dengan jumlah cukup banyak, dan ditemukan pula metamielosit, menunjukkan bahwa infeksi terjadi secara akut. Peningkatan sel metamielosit, menunjukkan bahwa infeksi terjadi secara akut. Peningkatan sel  prekursor muda

 prekursor muda disebut disebut sebagaisebagai pergeseran k pergeseran ke kie kiriri. Pergeseran ke kiri biasanya. Pergeseran ke kiri biasanya dijumpai pada orang yang melawan infeksi b

dijumpai pada orang yang melawan infeksi berkepanjangan.erkepanjangan.

LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Keadaan ini terjadi secara normal, yang merupakan mekanisme pertahanan Keadaan ini terjadi secara normal, yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi. Kenaikan jumlah leukosit serta LED tidak selalu tubuh terhadap infeksi. Kenaikan jumlah leukosit serta LED tidak selalu merupakan keganasan yang menimbulkan manifestasi klinis.

merupakan keganasan yang menimbulkan manifestasi klinis.

 InterpreInterpretasi Pemeriksaan Fisik tasi Pemeriksaan Fisik PasienPasien Peradangan

Peradangan adalah respon tubuh terhadap kerusakan yang seringadalah respon tubuh terhadap kerusakan yang sering diakibatkan oleh infeksi parasit dan bakteri. Proses peradangan ditandai diakibatkan oleh infeksi parasit dan bakteri. Proses peradangan ditandai dengan adanya: (1) peningkatan aliran darah secara berlebih akibat dari dengan adanya: (1) peningkatan aliran darah secara berlebih akibat dari vasodilatasi pembuluh darah, (2) peningkatan cairan ke dalam ruang vasodilatasi pembuluh darah, (2) peningkatan cairan ke dalam ruang interstitial akibat kenaikan permeabilitas kapiler, (3)migrasi sejumlah besar interstitial akibat kenaikan permeabilitas kapiler, (3)migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan, (4) pembengkakan jaringan, (5) granulosit dan monosit ke dalam jaringan, (4) pembengkakan jaringan, (5)  peningkatan temperatur

 peningkatan temperatur dan (6) dan (6) adanya rasadanya rasa sakita sakit. Beberapa . Beberapa produk jaringanproduk jaringan yang berhubungan dengan timbulnya reaksi peradangan diantaranya adalah: yang berhubungan dengan timbulnya reaksi peradangan diantaranya adalah: histamin dan prostaglandin. Histamin yang terkandung di dalam sel mast histamin dan prostaglandin. Histamin yang terkandung di dalam sel mast apabila dilepaskan akan menstimulasi peningkatan aliran darah dan apabila dilepaskan akan menstimulasi peningkatan aliran darah dan kebocoran cairan serta protein menuju ruang jaringan sehingga menyebabkan kebocoran cairan serta protein menuju ruang jaringan sehingga menyebabkan warna kemerahan serta kebengkakan

warna kemerahan serta kebengkakan. Pembengkakan dan pelepasan. Pembengkakan dan pelepasan mediator kimia menyebabkan penumpukan cairan interstitial yang menekan mediator kimia menyebabkan penumpukan cairan interstitial yang menekan ujung syaraf sehingga menimbulkan

ujung syaraf sehingga menimbulkan nyeri  pada pasien serta dapatnyeri  pada pasien serta dapat mengurangi mobilitas yang mengakibatkan

mengurangi mobilitas yang mengakibatkan hilangnya fungsihilangnya fungsi organ tersebut. organ tersebut. Sedangkan pelepasan prostaglandin akan mempengaruhi pusat pengaturan Sedangkan pelepasan prostaglandin akan mempengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus yang mengakibatkan kenaikan suhu tubuh atau suhu tubuh di hipotalamus yang mengakibatkan kenaikan suhu tubuh atau demam

demam. Menurut Hoskins. Menurut Hoskins etet a1a1, reaksi peradangan menimbulkan respon, reaksi peradangan menimbulkan respon sistemik berupa leukositosis dimana jumlah leukosit total dalam sirkulasi sistemik berupa leukositosis dimana jumlah leukosit total dalam sirkulasi

(20)

darah meningkat akibat dari meningkatnya jumlah total neutrofil yang darah meningkat akibat dari meningkatnya jumlah total neutrofil yang  bersirkulasi.

 bersirkulasi. Menurut Menurut Jain, Jain, peningkatan peningkatan migrasi migrasi neutrofil neutrofil ke ke dalam dalam jaringanjaringan sebagai respon terhadap adanya jaringan yang rusak, reaksi radang atau sebagai respon terhadap adanya jaringan yang rusak, reaksi radang atau kemungkinan adanya infeksi mikroorganisme, sehingga akan merangsang kemungkinan adanya infeksi mikroorganisme, sehingga akan merangsang  peningkatan

 peningkatan aktivitas aktivitas jaringan jaringan mieloid mieloid dan dan limfoid limfoid untuk untuk memproduksimemproduksi neutrofil lebih banyak lagi dan melepaskannya ke dalam sirkulasi. Menurut neutrofil lebih banyak lagi dan melepaskannya ke dalam sirkulasi. Menurut Meyer

Meyer et a1 et a1 , peradangan akut akan mengakibatkan peningkatan marginasi, peradangan akut akan mengakibatkan peningkatan marginasi dan migrasi neutrofil ke daerah radang sehingga terjadi penurunan tiba-tiba dan migrasi neutrofil ke daerah radang sehingga terjadi penurunan tiba-tiba dari neutrofil yang bersirkulasi yang akan menstimuli sumsum tulang untuk dari neutrofil yang bersirkulasi yang akan menstimuli sumsum tulang untuk  produksi

 produksi dan dan pelepasan pelepasan band band neutrofil neutrofil ke ke sirkulasi sirkulasi darah darah beberapa beberapa jamjam kemudian.

kemudian.

 Diagnosis dan Diagnosis BandingDiagnosis dan Diagnosis Banding Diagnosis

Diagnosis 

 LimfadenitisLimfadenitis

Adalah peradangan pada kelenjar getah bening. Limfadenitis regional Adalah peradangan pada kelenjar getah bening. Limfadenitis regional sering menyertai peradangan. Satu contoh yang lazim adalah pembesaran sering menyertai peradangan. Satu contoh yang lazim adalah pembesaran kelenjar getah bening servikal yang nyeri, yang terlihat pada getah bening kelenjar getah bening servikal yang nyeri, yang terlihat pada getah bening tonsilitis. Istilah yang lebih umum digunakan adalah

tonsilitis. Istilah yang lebih umum digunakan adalah limfadenopatilimfadenopati

digunakan untuk menggambarkan sebenarnya kelainan pada kelenjar getah digunakan untuk menggambarkan sebenarnya kelainan pada kelenjar getah  bening.

 bening. Dalam Dalam praktik, praktik, istilah istilah tersebut tersebut tidak tidak hanya hanya menunjukkanmenunjukkan limfadenitis, tetapi setiap pembesaran kelenjar getah bening, karena limfadenitis, tetapi setiap pembesaran kelenjar getah bening, karena sebagian besar reaksi-reaksi kelenjar disertai dengan pembesaran.

sebagian besar reaksi-reaksi kelenjar disertai dengan pembesaran. Diagnosis Banding

Diagnosis Banding 

 LeukemiaLeukemia

Ialah keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai Ialah keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi (

gangguan diferensiasi (maturation arrest maturation arrest ) pada berbagai tingkatan sel induk) pada berbagai tingkatan sel induk hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (

hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (cloneclone) sel) sel ganas tersebut dalam sumsum tulang kemudian sel leukemia beredar secara ganas tersebut dalam sumsum tulang kemudian sel leukemia beredar secara sistemik.

sistemik.

1. Leukemia Akut 1. Leukemia Akut

(21)

Leukemia

Leukemia akut akut merupakan merupakan leukemia leukemia dengan dengan perjalanan perjalanan klinis klinis yangyang cepat, tanpa pengobatan penderita rata-rata meninggal dalam 2-4 bulan. cepat, tanpa pengobatan penderita rata-rata meninggal dalam 2-4 bulan.  Namun,

 Namun, dengan dengan pengobatan pengobatan yang yang baik baik ternyata ternyata leukemia leukemia akutakut mengalami kesembuhan lebih banyak dibandingkan dengan leukemia mengalami kesembuhan lebih banyak dibandingkan dengan leukemia kronik.

kronik.

2. Leukemia Mieloid Kronik 2. Leukemia Mieloid Kronik

Leukemia Mieloid Kronik (LMK) atau

Leukemia Mieloid Kronik (LMK) atau chronic myeloid leukemiachronic myeloid leukemia

(CML) merupakan leukemia kronik, dengan gejala yang timbul (CML) merupakan leukemia kronik, dengan gejala yang timbul  perlahan-lahan

 perlahan-lahan dan dan sel sel leukemia leukemia berasal berasal dari dari transformasi transformasi sel sel indukinduk mieloid. CML termasuk kelainan klonal (

mieloid. CML termasuk kelainan klonal (clonal disorder clonal disorder ) dari) dari

 pluripotent

 pluripotent stem stem cell cell   dan tergolong sebagai salah satu kelainan  dan tergolong sebagai salah satu kelainan mieloproliferatif (

mieloproliferatif (myeloproliferative disordersmyeloproliferative disorders).). 3. Leukemia Kronik Seri Limfoid

3. Leukemia Kronik Seri Limfoid

Leukemia limfoid kronik atau chronic lymphoid leukemia (CLL) terdiri Leukemia limfoid kronik atau chronic lymphoid leukemia (CLL) terdiri  beberapa

 beberapa jenis jenis kelainan kelainan yang yang ditandai ditandai oleh oleh proliferasi proliferasi mature mature lookinglooking lymphocytes, baik sel B maupun sel T.

lymphocytes, baik sel B maupun sel T. 

 Limfoma MalignaLimfoma Maligna Limfoma maligna (

Limfoma maligna (malignant lymphomasmalignant lymphomas) ialah penyakit keganasan primer) ialah penyakit keganasan primer dari jaringan limfoid yang bersifat padat (solid), meskipun kadang-kadang dari jaringan limfoid yang bersifat padat (solid), meskipun kadang-kadang dapat menyebar secara sistemik. Secara klinik dan patologik, limfoma dapat menyebar secara sistemik. Secara klinik dan patologik, limfoma maligna dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:

maligna dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu: 1.

1. Penyakit Hodgkin (Penyakit Hodgkin (HH odgkin odgkin disediseasase e -HD),-HD),  disebut juga sebagai  disebut juga sebagai limfoma hodgkin: khas ditandai oleh adanya sel Reed Stenberg. Sel limfoma hodgkin: khas ditandai oleh adanya sel Reed Stenberg. Sel

 Reen Stenberg 

 Reen Stenberg  = sel R-S merupakan sel yang besar, berinti bayak dan = sel R-S merupakan sel yang besar, berinti bayak dan  polipoid.

 polipoid. Jika Jika khas khas menunjukkan menunjukkan dua dua inti inti menyerupai menyerupai mata mata burungburung hantu (

hantu (owl eyeowl eye). Hanya sel R-S yang patognomomik untuk diagnostik). Hanya sel R-S yang patognomomik untuk diagnostik  penyakit Hodgkin.

 penyakit Hodgkin. 2.

2. Limfoma non-Hodgkin (LNH) atauLimfoma non-Hodgkin (LNH) atau non-Hnon-H odgodgkiki n n lymphomas lymphomas  (NHL) (NHL) ditandai oleh kumpulan limfosit abnormal, kadang-kadang histiosit ditandai oleh kumpulan limfosit abnormal, kadang-kadang histiosit yang bersifat nodular atau difus. Limfoma non-Hodgkin merupakan yang bersifat nodular atau difus. Limfoma non-Hodgkin merupakan  penyakit

 penyakit yang yang heterogen heterogen dilihat dilihat dari dari segi segi patologi patologi dan dan klinisnya.klinisnya. Penyebarannya juga tidak seteratur penyakit Hodgkin serta bentuk Penyebarannya juga tidak seteratur penyakit Hodgkin serta bentuk ekstra-nodal jauh lebih sering dijumpai.

ekstra-nodal jauh lebih sering dijumpai. 

(22)

Limfadenopati atau hiperplasia limfoid adalah pembesaran kelenjar limfe Limfadenopati atau hiperplasia limfoid adalah pembesaran kelenjar limfe sebagai respons terhadap proliferasi limfosit T atau limfosit B. sebagai respons terhadap proliferasi limfosit T atau limfosit B. Limfadenopati biasanya terjadi setelah infeksi suatu mikroorganisme.

Limfadenopati biasanya terjadi setelah infeksi suatu mikroorganisme.

Limfadenopati regional merupakan indikasi adanya infeksi lokal. Limfadenopati regional merupakan indikasi adanya infeksi lokal. Sedangkan limfadenopati generalisata biasanya merupakan indikasi adanya Sedangkan limfadenopati generalisata biasanya merupakan indikasi adanya infeksi sistemik seperti AIDS, atau gangguan otoimun sperti artritis infeksi sistemik seperti AIDS, atau gangguan otoimun sperti artritis rematoid, lupus eritematosus sistemik. Biasanya limfadenopati dapat rematoid, lupus eritematosus sistemik. Biasanya limfadenopati dapat mengindikasikan adanya keganasan.

mengindikasikan adanya keganasan. 

 LeukositosisLeukositosis

Adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi. Leukositosis Adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi. Leukositosis merupakan respons normal terhadap infeksi atau proses peradangan. merupakan respons normal terhadap infeksi atau proses peradangan. Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, steleah anestesia, atau Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, steleah anestesia, atau  berolahraga,

 berolahraga, dan dan selama selama kehamilan. kehamilan. Leukositosis Leukositosis abnormal abnormal dijumpai dijumpai padapada keganasan tertentu dan gangguan sumsum tulang. Biasanya hanya salah keganasan tertentu dan gangguan sumsum tulang. Biasanya hanya salah satu jenis sel darah putih yang terganggu. Sebagai contoh, respons alergi satu jenis sel darah putih yang terganggu. Sebagai contoh, respons alergi dan asma secara spesifik berkaitan dengan peningkatan jumlah eosinofil. dan asma secara spesifik berkaitan dengan peningkatan jumlah eosinofil.

 Penatalaksanaan PasienPenatalaksanaan Pasien

Keadaan leukositosis yang dialami pasien merupakan mekanisme wajar untuk Keadaan leukositosis yang dialami pasien merupakan mekanisme wajar untuk melawan infeksi. Pada pasien tidak ditemukan keganasan yang menyebabkan melawan infeksi. Pada pasien tidak ditemukan keganasan yang menyebabkan leukositosis. Penalaksanaan untuk pasien adalah sebagai berikut.

leukositosis. Penalaksanaan untuk pasien adalah sebagai berikut. 1.

1. Pemberian obaPemberian obat antibiotik ut antibiotik untuk mengntuk mengurangi urangi inflamasi/peradangan.inflamasi/peradangan. 2.

2. Pemberian kortiksteroid. Kortikosteroid diduga meningkatkan pelepasanPemberian kortiksteroid. Kortikosteroid diduga meningkatkan pelepasan granulosit di cadangan sumsum serta menghalangi marginasi granulosit dan granulosit di cadangan sumsum serta menghalangi marginasi granulosit dan dapat meningkatkan jumlah netrofil.

dapat meningkatkan jumlah netrofil. 3.

3. Pasien disarankan untuk beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat. LukaPasien disarankan untuk beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat. Luka dibersihkan dan

dibersihkan dan dijaga agar tidak dijaga agar tidak kotor atau terpapar kotor atau terpapar bakteri.bakteri.

 ManajemManajemen Luka yang en Luka yang BaikBaik

Manajemen luka yang baik akan mencegah adanya infeksi yang nantinya menyebakan Manajemen luka yang baik akan mencegah adanya infeksi yang nantinya menyebakan limfadenitis.

limfadenitis.

Tujuan manajemen luka adalah untuk mendapatkan penyembuhan yang cepat dengn Tujuan manajemen luka adalah untuk mendapatkan penyembuhan yang cepat dengn fungsi dan hasil estetik yang optimal

(23)

1. Pencegahan infeksi dan trauma lebih lanjut 1. Pencegahan infeksi dan trauma lebih lanjut 2. Memberikan lingkungan yang optimal bagi

2. Memberikan lingkungan yang optimal bagi penyembuhapenyembuhan lukan luka 3. Menciptakan kondisi lingkungan yang

3. Menciptakan kondisi lingkungan yang optimal untuk penyembuhanlukaoptimal untuk penyembuhanluka 4. Membersihkan luka dari eksudat dan jaringan ekrotik 

4. Membersihkan luka dari eksudat dan jaringan ekrotik  5. Melindungi luka dari

5. Melindungi luka dari infeksiinfeksi 6. Mengeliminasi faktor-faktor yang

6. Mengeliminasi faktor-faktor yang menggamengganggu penyembuhan lukanggu penyembuhan luka 7. Menstimulasi pertumbuhan jaringan baru

7. Menstimulasi pertumbuhan jaringan baru 8. Mengembalikan fungsi

8. Mengembalikan fungsi

9. Memperbaiki kerusakan jaringan

Referensi

Dokumen terkait

URLs need a different escaping process than HTML does, therefore the _UH wrapper first calls urlencode() to prepare the variable for the con- text of a URL parameter, then

Pada kecepatan tertentu, momen dari sebuah motor induksi sebanding dengan kuadrat dari besar tegangan yang diberikan pada dinamo.. Ketika menyalakan motor pada

Respon masyarakat.. Hasil pengamatan yaitu 1) keadaan kandang lembab dan becek, 2) kondisi ayam banyak ayam yang sudah selayaknya diafkir (tua) dan ayam yang masih dara yang masih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan perlindungan hukum klub PSIS Semarang kepada pemain sepak bola yang didasarkan atas perjanjian kontrak pemain.. Dan

Hal ini menunjukkan naik atau turunnya rasio keuangan (current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover dan net profit margin) akan mempengaruhi posisi laba hal

Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan HAM bagi pekerja disabilitas yang dilakukan pada PT Pertamina Refinery Unit V Balikpapan dan apa saja

Dalam prakteknya umur pahat tidak hanya dipengaruhi oleh geometri pahat saja melainkan juga oleh semua factor yang berkaitan dengan proses pemesinan, yaitu antara lain jenis

Kegiatan OPK Universitas Surya tahun 2016 ini bertemakan ”Kebersamaan dalam membangun nilai-nilai Indonesia Jaya“, dimana Kebersamaan merupakan salah satu pilar yang