• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN RERATA KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA MAHASISWA YANG BEROLAHRAGA TERATUR DAN YANG BEROLAHRAGA TIDAK TERATUR DI UNIVERSITAS TUNAS

PEMBANGUNAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan oleh : Regies Mumpuni Ramadani

J500090109

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

(2)
(3)

ABSTRAK

Regies Mumpuni Ramadani, 2012, Perbedaan Rerata Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara Mahasiswa yang Berolahraga Teratur dan yang Berolahraga Tidak Teratur Di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

Berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan manusia bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama apabila dilakukan secara benar dan teratur. Olahraga yang teratur dapat mengakibatkan perubahan pada sistem respirasi yaitu kemampuan otot-otot pernapasan, kapasitas total paru, dan kapasitas vital paksa paru.

Desain penelitian menggunakan metode penelitian analitik observasional (non eksperiment) dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2012 sampai dengan Oktober 2012 di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan di Laboratorium Biomedik 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan sampel mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur usia 18-25 tahun. Besar sampel untuk masing-masing kelompok yaitu 27 orang. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Perbedaan KVP antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur dianalisis dengan uji Mann Whitney dengan program SPSS 17.0 for windows

Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai KVP pada mahasiswa yang berolahraga teratur lebih tinggi (3582,22 ml) dibandingkan dengan mahasiswa yang berolahraga tidak teratur (3213,33 ml). Hasil uji Mann Whitney menunjukan significancy 0,007 (p = 0,007). Hasil penelitian menyatakan terdapat perbedaan nilai rerata Kapasitas Vital Paksa (KVP) yang bermakna (p < 0,05) antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

(4)

ABSTRACT

Regies Mumpuni Ramadani, 2012, The Difference of The Mean Value Forced Vital Capacity (FVC) between The Students who Exercises Regularly and Exercises Not Regularly at Tunas Pembangunan Surakarta University.

Various sports activities that humans do aim to improve the physical quality of human resources, especially if done correctly and regularly. Regular exercise can lead to changes in the respiratory system is the ability of the respiratory muscles, total lung capacity, and forced vital capacity of the lungs.

This study design using the method of analytic observational research(non experiment) with cross sectional design. The study was conducted from September to October 2012 in biomedical laboratory sub I Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Surakarta and University of Tunas Pembangunan Surakarta with samples of male college students were regular and irregular exercising aged 18-25 years. The minimum sample are 27 subjects each group. The uptake sample technique with purposive sampling method. FVC difference between the students who exercise regularly and not were analyzed by Mann Whitney test with SPSS 17,0 for windows.

The results showed that the average value of KVP on students who exercise regularly higher (3582,22 ml) compared with students who did not exercise regularly (3213,33 ml). Mann Whitney test results indicate significancy 0.007 (p = 0.007). The results stated there are differences in the mean values of Forced Vital Capacity (KVP) is significant (p < 0.05) between students who exercise regularly and exercises not regularly at Tunas Pembangunan Surakarta University.

(5)

PENDAHULUAN

Kapasitas vital merupakan refleksi dari kemampuan elastisitas jaringan paru, atau kekakuan pergerakan dinding thoraks. Selain nilainya tergantung dari bentuk anatomi tubuh, kapasitas vital juga dipengaruhi oleh posisi seseorang saat pengukuran, kekuatan otot-otot pernapasan dan daya compliance paru. Nilai kapasitas pria dewasa lebih tinggi 20-25% daripada wanita dewasa. Hal ini antara lain disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot pria dan wanita. Besarnya kapasitas vital pada pria dewasa muda ±4,6 liter dan pada wanita dewasa muda ±3,1 liter. Orang yang tinggi kurus biasanya mempunyai kapasitas vital lebih besar daripada orang yang pendek gemuk, sedangkan keadaan latihan olahraga dapat menambah 30%-40% dari normal (Guyton, 2008).

Berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan manusia bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama apabila dilakukan secara benar dan teratur. Latihan olahraga merupakan suatu aktivitas aerobik, yang terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah, otot-otot dan sendi-sendi. Latihan olahraga yang dilakukan secara teratur akan memberikan pengaruh yang besar terhadap tubuh kita. Latihan fisik atau olahraga dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah tingkat kesegaran jasmani (Arsdiani, 2006).

Pada orang yang sakit olahraga bertujuan untuk memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki emosi, mengurangi kekambuhan dan menurunkan resiko kematian sebelum waktunya (Harrison, 2001). Pada orang sehat, olahraga juga memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Olahraga untuk orang normal dapat meningkatkan kesegaran dan ketahanan fisik yang optimal. Apabila olahraga dilakukan dengan takaran yang sesuai baik intensitas, lama dan frekuensinya maka akan memberikan hasil peningkatan kerja otot, daya tahan, pengambilan oksigen secara maksimal, serta peningkatan kekuatan otot jantung (Hermina, 2002).

Pengembangan paru-paru dan elastisitas dada dengan fungsi neuromuskuler terkoordinasi, pemeliharaan pernapasan dengan bantuan kekuatan thoraks dan abdominalis memainkan peranan penting dalam sebagian besar fungsi pulmonal (Guyton, 2008). Pada saat berolahraga terjadi kerjasama berbagai otot tubuh yang ditandai dengan perubahan kekuatan otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan (endurance) sistem kardiorespirasi (Russel, 1998 ).

Penelitian yang dilakukan Darren S Delorey dkk yang berjudul “Relationship between pulmonary O2 uptake kinetics and muscle deoxygenation during moderate” menunjukan adanya peningkatan uptake O2 selama olahraga

atau exercise yang memiliki intensitas sedang sampai berat. Hal ini menandakan adanya fungsi pernapasan yang meningkat sebagai respon tubuh terhadap olahraga yang teratur (Darren et al, 2003). Studi yang dilakukan oleh Soegiartiningsih, yang meneliti perbedaan nilai faal paru antara peserta olahraga pernapasan khusus dan bukan peserta olahraga pernapasan juga menunjukkan adanya peningkatan

(6)

nilai kapasitas vital paru pada kelompok olahragawan yang memiliki rata-rata nilai kapasitas vitalnya sebesar 3941 mL (Soegiartiningsih, 1996).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Rerata Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara Mahasiswa yang Berolahraga Teratur dan yang Berolahraga Tidak Teratur di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

Tujuan dari penelitian skripsi ini ada 2 yaitu tujuan umum untuk mengetahui perbedaan rerata kapasitas vital paksa (KVP) antara laki-laki yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur dan tujuan khusus untuk mengetahui nilai kapasitas vital paksa (KVP) pada mahasiswa laki-laki yang berolahraga teratur dan tidak teratur.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan di Laboratorium Biomedik 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan waktu penelitian bulan September-Oktober 2012. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa laki-laki Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Berdasarkan rumus sampel untuk uji hipotesis terhadap rerata dua populasi didapatkan sampel minimal sebanyak 25 orang. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini mengunakan teknik purposive sampling. Kriteria sampel yang memenuhi syarat penelitian (inklusi) adalah mahasiswa laki-laki yang berolahraga teratur dan tidak teratur, berumur antara 18-25 tahun, memiliki IMT normal. Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu mahasiswa yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian, mempunyai kebiasaan merokok, mempunyai riwayat, didiagnosis dokter, atau sedang menjalani pengobatan penyakit paru-paru, jantung dan ginjal.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah mahasiswa yang berolahraga teratur dan mahasiswa yang berolahraga tidak teratur yang didapatkan melalui pengisian kuesioner oleh populasi penelitian. Variable terikatnya adalah Kapasitas Vital Paksa (KVP) yang merupakan volume udara maksimum yang dapat dihembuskan secara paksa, sekeras-kerasnya dan secepat-cepatnya didahului inspirasi sedalam-dalamnya dengan menggunakan alat spirometer. Prosedur penelitian ini yang pertama adalah membagikan kuesioner yang berisi data-data mengenai identitas responden, usia, pendidikan, status merokok, riwayat penyakit paru-paru, riwayat penyakit gangguan fungsi ginjal dan jantung dan keteraturan olahraga, kemudian responden diukur BB dan TB untuk mendapatkan nilai IMT. Responden yang memenuhi kriteria penelitian, kemudian diukur nilai KVP dengan alat spirometer di Laboratorium Biomedik 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data menggunakan program SPSS 17,0 for windows, untuk mengetahui perbedaan rerata nilai KVP antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan mahasiswa yang berolahraga tidak teratur digunakan uji T tidak berpasangan jika data terdistribusi

(7)

normal, dan uji Mann Whitney jika data tidak terdistribusi normal. Untuk mengetahui data terdistribusi normal, digunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Sampel Penelitian

Tabel 1. Sebaran Sampel Mahasiswa yang Berolahraga Teratur dan Berolahraga Tidak Teratur.

Status Jumlah Sampel Persentase

Berolahraga Teratur 27 50%

Berolahraga Tidak Teratur 27 50%

Total 54 100%

Tabel diatas menunjukan jumlah sampel dari setiap kelompok. Untuk kelompok mahasiswa yang berolahraga teratur diperoleh 27 sampel (50%) dan kelompok mahasiwa yang berolahraga tidak teratur diperoleh 27 sampel (50%). Sehingga total sampel kedua kelompok 54 sampel (100%). Data tersebut menunjukan bahwa jumlah sampel telah memenuhi besar sampel minimal yaitu 25 sampel untuk masing-masing kelompok sesuai dengan rumus besar sampel uji hipotesis terhadap rerata dua populasi. Dengan besar sampel minimal tersebut telah mewakili populasi penelitian untuk dilakukan penelitian.

2. Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Umur

Tabel 2. Distribusi Mean, Minimum, Maksimum, Standar Deviasi Umur Kelompok

Responden

N Mean Minimum Maksimum Standar Deviasi Mahasiswa yang berolahraga teratur 27 20,67 19 23 1,209 Mahasiswa yang berolahraga tidak teratur 27 19,15 18 22 1,350 Total 54 19,91

Dari tabel diatas diperoleh data rata-rata umur pada masing-masing kelompok. Untuk mahasiswa yang berolahraga teratur didapatkan rata-rata umur 20,67 tahun sedangkan mahasiswa yang berolahraga tidak teratur didapatkan rata-rata umur 19,15 tahun dan rata-rata keseluruhan umur kedua kelompok yaitu 19,91 tahun. Dari data tersebut menunjukan bahwa rata-rata usia mahasiswa yang berolahraga teratur lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang berolahraga tidak teratur.

(8)

3. Deskripsi Kelompok Berdasarkan Nilai KVP

Tabel 3. Distribusi Mean, Minimum, Maksimum, Standar Deviasi KVP Kelompok

Responden

N Mean Minimum Maksimum Standar Deviasi Mahasiswa yang berolahraga teratur 27 3582,22 2970 5430 565,960 Mahasiswa yang berolahraga tidak teratur 27 3213,33 2280 4410 471,365 Total 54 3397,78

Tabel 3 menunjukan rata-rata nilai KVP pada mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur. Dari tabel tersebut didapatkan data bahwa rata-rata nilai KVP pada mahasiswa yang berolahraga teratur lebih tinggi yaitu 3582,22 ml dibandingkan dengan mahasiswa yang berolahraga tidak teratur yaitu 3213,33 ml dan rata-rata keseluruhan nilai KVP pada mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur adalah 3397,78 ml.

4. Deskripsi Kelompok Berdasarkan Uji Normalitas KVP

Tabel 4. Uji Normalitas Data (Kolmogorov Smirnov) Kolmogorov Smirnov Kelompok Responden Frekuensi p value KVP Responden Olahraga Teratur Olahraga Tidak Teratur 27 27 0,000 0,145

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan program SPSS 17,00 for windows. Berdasarkan tabel 8 hasil uji normalitas data diperoleh nilai p = 0,000 untuk mahasiswa yang berolahraga teratur, dan p = 0,145 untuk mahasiswa yang berolahraga tidak teratur. Karena nilai p < 0,05 pada kelompok mahasiswa yang berolahraga teratur, maka distribusi data kelompok mahasiswa yang berolahraga teratur tidak normal sedangkan distribusi data kelompok mahasiswa yang berolahraga tidak teratur normal karena p > 0,05. Untuk mengetahui perbedaan rerata Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur., maka dilakukan uji Mann Whitney menggunakan program SPSS 17,0 for windows (Sopiyudin, 2011).

5. Deskripsi Kelompok Berdasarkan Uji Normalitas Umur Tabel 5. Uji Normalitas Data (Kolmogorov Smirnov)

Kolmogorov Smirnov Kelompok Responden Frekuensi p value KVP Responden Olahraga Teratur Olahraga Tidak Teratur 27 27 0,001 0,000

(9)

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan program SPSS 17,00 for windows. Berdasarkan tabel 9 hasil uji normalitas data diperoleh nilai p = 0,001 untuk mahasiswa yang berolahraga teratur, dan p = 0,000 untuk mahasiswa yang berolahraga tidak teratur. Karena nilai p < 0,05 pada kelompok mahasiswa yang berolahraga teratur dan mahasiswa yang berolahraga tidak teratur, maka distribusi data tidak normal.

6. Deskripsi Kelompok Berdasarkan Uji Mann Whitney Tabel 6. Uji Mann Whitney Uji Mann Whitney Nilai IK 95% Perbedaan rerata Batas

Bawah Batas Atas Kelompok mahasiswa

yang berolahraga Teratur 0,007

3582,22 3358,34 3806,11 Kelompok mahasiswa

yang berolahraga tidak Teratur

3213,33 3026,87 3399,80

Berdasarkan tabel diatas hasil uji Mann Whitney menunjukan significancy 0,007 (p = 0,007 ) dengan perbedaan rerata 3397,78 ml karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa “Terdapat perbedaan rerata nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) yang bermakna antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur, dimana nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) pada mahasiswa yang berolahraga teratur lebih tinggi daripada mahasiswa yang berolahraga tidak teratur. Nilai IK 95% pada kelompok mahasiswa yang berolahraga teratur yaitu antara 3358,34 ml sampai 3806,11 ml dan nilai IK 95% pada kelompok mahasiswa yang berolahraga tidak teratur yaitu 3026,87 ml sampai 3399,80 ml.

7. Deskripsi Kelompok Berdasarkan Uji Korelasi Spearman Tabel 7. Uji Spearman

KVP Responden Umur Responden

N 54

R 0,254

P 0,064

Berdasarkan tabel 7 hasil uji korelasi spearman menunjukan significancy 0,064, yang berarti nilai p > 0,05, yang menunjukan bahwa tidak ada korelasi yang bermakna antara umur dengan nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP). Nilai korelasi Spearman 0,254 menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.

(10)

PEMBAHASAN

Setelah memperoleh sampel yang diperlukan, dilakukan persiapan pengukuran nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) meliputi persiapan alat, teknisi, dan juga responden yang akan diukur. Persiapan alat spirometri, sebaiknya dikalibrasi minimal satu kali dalam seminggu. Untuk teknisi sebaiknya yang sudah terlatih, mengerti tujuan dilakukan pemeriksaan, mengerti prosedur pemeriksaan, dan dapat menilai hasil dari pemeriksaan tersebut. Adapun persiapan responden yaitu responden bebas rokok, minimal 2 jam sebelum pemeriksaan, tidak boleh makan terlalu kenyang, tidak melakukan aktivitas berat sebelumnya, dan berpakaian tidak ketat (Rima, 2011).

Langkah-langkah yang digunakan untuk persiapan responden yaitu responden dijelaskan tentang tes yang akan dilakukan, kemudian diukur berat badan dan tinggi badan. Yang perlu diperhatikan adalah penderita harus bebas dari obat-obatan yang bersifat bronkodilatator minimal 8 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, dan tidak diperkenankannya dilakukan pemeriksaan jika didapatkan infeksi viral selama dua sampai tiga minggu sebelumnya atau menderita penyakit akut, menderita penyakit serius seperti penyakit jantung (infark miokard) atau emboli paru (Rima, 2011).

Pengukuran nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) dalam penelitian ini menggunakan water sealed spirometer. Spirometer ini terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan diatas bak air, dan drum tersebut diimbangi oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan keluar ruang ini, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai diatas gulungan kertas yang berputar (Guyton, 2008).

Langkah-langkah maneuver KVP yaitu subjek yang diperiksa duduk atau berdiri, kenakan penjepit hidung, masukan sensor dengan pipa peniup (mouth piece) kedalam mulut, lakukan inspirasi sedalam-dalamnya, setelah inspirasi maksimal segera lakukan ekspirasi dengan sekuat-kuatnya dan usahakan meniup sepanjang-panjangnya, dilakukan 3 kali untuk memilih hasil yang terbaik, jika peniupan belum optimal, dapat dilakukan sampai 8 kali (Mardjanis, 2008). Hasil pengukuran dengan spirometer berupa gambaran langsung dari pena kymograph yang disebut spirogram. Hasil spirogram yang diperoleh dari pengukuran selanjutnya dihitung besar nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) masing-masing kelompok.

Dari nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) yang telah diperoleh dari pengukuran, selanjutnya diuji secara statistik perbedaannya antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahrga tidak teratur dengan menggunakan program SPSS 17,00 for windows (Sopiyudin, 2011). Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan program SPSS 17,00 for windows,dikarenakan besar sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 54 orang. Berdasarkan tabel 4 hasil uji normalitas data diperoleh nilai p = 0,000 untuk mahasiswa yang berolahraga teratur, dan p = 0,145 untuk mahasiswa yang berolahraga tidak teratur. Karena nilai p < 0,05 pada kelompok mahasiswa yang berolahraga teratur, maka distribusi data kelompok mahasiswa yang berolahraga teratur tidak normal sedangkan distribusi data kelompok mahasiswa yang

(11)

berolahraga tidak teratur normal karena p > 0,05. Untuk mengetahui perbedaan nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur digunakan uji Mann Whitney menggunakan program SPSS 17,00 for windows (Sopiyudin, 2011).

Berdasarkan tabel 6 hasil uji Mann Whitney menunjukan significancy 0,007 (p = 0,007) dengan perbedaan rerata 3397,78 ml karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan “ terdapat perbedaan rerata nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) yang bermakna antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur dimana nilai KVP mahasiswa yang berolahraga teratur lebih tinggi daripada mahasiswa yang berolahraga tidak teratur. Setelah melihat hasil diatas dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa ada perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) yang secara statistik bermakna antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur dengan nilai p = 0,007 (Dahlan, 2009).

Berdasarkan tabel 7 hasil uji Spearman menunjukan significancy 0,064 (p = 0,064), yang berarti p > 0,05 yang menunjukan bahwa tidak ada korelasi yang bermakna antara umur responden dengan nilai KVP responden. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,254 arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Hal ini menunjukan bahwa dalam penelitian ini, faktor umur tidak mempengaruhi hasil penelitian.

Faktor perancu lain dari penelitian ini adalah lingkungan dan suku bangsa. Lingkungan dari sampel penelitian mayoritas sama yaitu berada di lingkungan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, sedangkan suku bangsa sampel penelitian mayoritas sama yaitu bersuku bangsa Jawa, dan ras Mongoloid yang lebih memiliki kedekatan struktur genetik. Sehingga faktor lingkungan dan suku bangsa dalam penelitian ini tidak mempengaruhi hasil penelitian.

Hasil penelitian skripsi ini sesuai dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Rosetya pada tahun 2011 tentang perbedaan antara nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah olahraga renang selama dua belas minggu juga menunjukan adanya perbedaan yang secara statistik bermakna, yaitu p < 0,001 selain itu Soertiaginingsih pada tahun 1996 juga mendapatkan adanya perbedaan nilai faal paru antara peserta olahraga pernapasan dan bukan peserta yang secara statistik bermakna yaitu nilai p < 0,05 dengan nilai rata- rata KVP pada peserta olahraga pernapasan yaitu 3633,0 ml sedangkan yang bukan peserta olahraga pernapasan yaitu 3276,5 ml.

Olahraga teratur akan memberikan pengaruh yang baik terhadap berbagai macam sistem yang bekerja didalam tubuh, salah satunya adalah sistem respirasi, dimana dengan olahraga teratur dan benar akan terjadi perbaikan pengaturan pernapasan. Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan akan terjadi beberapa perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh (Yunus, 1997).

Latihan aerobik tidak mengubah ukuran paru-paru, tapi meningkatkan kondisi dan efisiensi otot pernapasan, memungkinkan penggunaan kapasitas yang lebih besar. Latihan mengurangi volume residu dan porsi kapasitas paru-paru yang tidak digunakan. Volume residu meningkat dengan usia dan ketidakaktifan,

(12)

dan pada akhirnya menurunkan kapasitas latihan. Namun sistem pernapasan dibuat untuk tugas tersebut, jadi penurunan secara bertahap tidak akan diketahui awalnya. Latihan aerobik mengurangi penurunan tersebut, memastikan respirasi yang memadai sepanjang usia hidup. Selain itu latihan juga memantapkan efisiensi pernapasan (Brian, 2003).

Latihan fisik akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efesien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting dalam perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per unit waktu juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen (Yunus, 1997).

Latihan fisik atau olahraga yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan performa tubuh, termasuk meningkatkan kekuatan otot. Otot yang dilatih dengan beban maksimum akan meningkat kekuatannya sebesar 30% selama 6-8 minggu pertama. Peningkatan kekuatan otot tubuh juga akan meningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan. Daya tahan otot-otot pernapasan pada orang yang terlatih akan lebih tinggi dibanding orang yang tak terlatih (Alsagaff, 2008). Pada orang terlatih, terjadi peningkatan kapasitas total paru dan kapasitas vital melalui peningkatan kemampuan otot pernapasan dan pengaktifan alveoli (Afriwardi, 2010). Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak dilakukannya pemeriksaan rontgen paru dan pemeriksan fisik paru pada responden, untuk memastikan tidak adanya penyakit paru penyerta yang bisa mempengaruhi hasil penelitian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata nilai Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara mahasiswa yang berolahraga teratur dan yang berolahraga tidak teratur di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

SARAN

Sebaiknya untuk penelitian yang selanjutnya dapat digunakan metode penelitian eksperimental dengan pre-post test untuk mendapatkan hasil yang maksimal, juga melibatkan berbagai kelompok umur dan kelompok khusus seperti kelompok anak pra sekolah, ibu hamil dan menyusui, dan lansia. Adanya pendidikan dan promosi kesehatan dari pihak-pihak terkait untuk menggencarkan budaya gemar berolahraga, dan disediakannya sarana-sarana olahraga ditempat-tempat umum untuk meningkatkan minat bermasyarakat berolahraga teratur

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Adriskanda, B. Yunus, F. Setiawan, B.1997. Perbandingan nilai kapasitas difusi paru antara orang yang terlatih dan tidak terlatih. Jurnal Respirologi Indonesia,17, 76-83

Afriwardi. 2010. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta : EGC

Alsagaff, H dan Mukty, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Airlangga University Press

Breunwald, E.1994. Disorder of The Respiratory System. Dalam Harrison. 1994. Principles of Internal Medicine. Thirteenth Edition. New York : Mc Graw -Hill. Page : 1145-1147, 1202.

Dahlan, M. Sopiyudin.2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Delorey, Darren S.,Kowalchuk, John M.,Paterson, Donald H.2003. Relationship between Pulmonary O2 Uptake Kinetics and Muscle Deoxygenation Duiring Moderate Intensity Exercise. Pubmed

Djojodibroto, Darmanto.2009. Respirologi. Jakarta : EGC

Doherty, M, Dimitrou, L.1997. Comparison of Lung Volume in Greek Swimmers, Land Base Atheletes and Sedentary Controls Using Allometric Scaling. British Journal Sport Medicine :31:337-341

Ganong, W.F.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Giam, K. Teh, C.1992. Ilmu Kedokteran Olahraga.Jakarta : Binarupa Aksara. Hal : 1 – 13, 34-35

Guyton, Arthur C. Hall & John E.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

Budiono, Irwan.2007. Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Pengecatan Mobil.Phd Tesis.

Karhiwikarta, W.1978. Ilmu Faal Olahraga.Bandung : Lab Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Umum Universitas Padjajaran.

Kippelen, P,. Cailaud,C,.Robert,E.,Connes,P.,Godard,P.,Prefaurt,C.2005. Effect of endurance training on lung function. Pubmed.

Maria, Chaterina.2006. Hubungan antara Peningkatan Kekuatan Otot Dada denagan Peningkatan Nilai Arus Puncak Ekspirasi.Karya Tulis Ilmiah.Semarang:FK UNDIP.

Mirkin, G., Hoffman ,M . 1984. The Sport Medicine Book. Boston : Little, Brown Company

Mitchell,Haskell,.Raven.2000. Classification of Sport. Medicine & Science in Sport and Exercise, Official Journal of The American Collage of Sport Medicine. New York : William & Wilkins

Nastiti., Bambang., Darmawan.2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta:Badan Penerbit IDAI.

Notoadmojo, S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Pasiyan, R.1995. Faal Paru Pada Kelompok Olahragawan dan Non Olahragawan,

Seminar Ilmiah X IAIFI, abstrak.

Price, S. A.2006. Patofisiologi Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta:EGC

Rima, Ana.2011. Pertemuan Ilmiah Respirologi.Surakarta: SMF Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta

(14)

Rosetya, Maria Isti.2011.Perbedaan antara Nilai Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Olahraga Renang Selama Dua Belas Minggu.Karya Tulis Ilmiah .Semarang:Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Russel. R.1989.Swimming for Life. London: Penguin Group. Page:7-42,50-53. Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 2006. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta: FKUI

Silbernagl,Stefan,.Lang,Florian.2007.Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC

Silviasari, Deasy. 2007. Nilai Kapasitas Vital Paru dan Hubungannya dengan Karakteristik Fisik pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga. Karya Tulis Ilmiah. Bandung:Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Sharkey,B.J.2003.Kebugaran dan Kesehatan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Sherwood, L.L.2001. Fisiologi Manusia. Jakarta:EGC.

Soegiartiningsih.1996.Perbedaan Nilai Faal Paru antara Peserta Olahraga Pernapasan Khusus dan Bukan Peserta. Karya Tulis Ilmiah.Surakarta:Fakultas Kedokteran UNS

Sukmaningtyas,Hermina.,Pudjonarto,Dwi.2002. Pengaruh Latihan Aerobik dan Anaerobik Terhadap Sistem Kardiovaskuler dan Kecepatan Reaksi.Laporan Penelitian. Semarang:Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Suradi.2007. Pengaruh Rokok Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik Tinjauan Patogenesis, Klinis, dan Sosial. Dalam pidato pengukuhan Guru Besar.http://www.uns.ac.id/cp/penelitian.php?act=det&idA=263.Downlo ad 2 Februari 2012

Supariasa, IDN., Baktri, B., Fajar, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Syatria, Arsdiani.2006. Pengaruh Olahraga Terprogram terhadap Tekanan

Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang Mengikuti Ekstrakurikuler Basket. Karya Tulis Ilmiah.Semarang:FKUNDIP Santoso, G,.Muchtammadji.M,A. 2006. Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung:Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI

West, John B.2010. Patofisiologi Paru. Jakarta: EGC.

Yunus, F.1997. Latihan dan Pernapasan. Jurnal Respirology Indonesia, 17, 68-69. Yunus, F.1997. Faal Paru dan Olahraga. Jurnal Respirologi Indonesia,

17,100-105.

Zullies.2011. Penyakit Sistem Pernapasan dan Tatalaksana Terapinya. Jogyakarta : Bursa Ilmu.

Gambar

Tabel 3. Distribusi Mean, Minimum, Maksimum, Standar Deviasi KVP  Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pola hubungan antara tingkat keselamatan lalu-lintas jalan raya yang diwakili oleh angka kecelakaan dan kondisi

menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga pasar kuotasi dan tidak diukur

j) Memperoleh pendampingan orang tua/Wali dan orang yang dipercaya oleh Anak; memperoleh pendampingan orang tua/Wali dan orang yang dipercaya oleh Anak,

Adapun saran-saran yang ingin peneliti sampaikan berkenaan dengan hasil penelitian yaitu (1) karena keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN 04 Hulu Sungai masih

Walaupun kriteria-kriteria tersebut akan lebih didetailkan sesuai dengan kondisi ekosistem daerah masing-masing namun dengan kriteria lingkungan seperti yang telah

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini selain berakibat gizi lebih juga bisa menimbulkan beban zat terlarut hingga dapat menimbulkan hyperosmolarity (kelebihan tekanan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan membaca antara siswa yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman karya prosa dengan menggunakan model