29
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN
DISPOSISI MATEMATIK SISWA MTs NURUL HATTA KELAS VII
PADA MATERI HIMPUNAN
Novi Nurrizbaeni1,Luvy Sylviana Zanthy21,2 IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat
nnurrizbaeni@email.com
Abstract
The purpose of this study is to analyze and examine students' communication skills and mathematical dispositions, examine the communication skills in the material set by giving them written tests in the form of essays. The subjects in this study were 10 students of class VIIA MTs Nurul Hatta Ciharasas Bandung Barat. The question instrument used consisted of 5 questions with indicators of mathematical communication skills, and a questionnaire was made to look at mathematical dispositions or students' confidence in mathematics. The research method uses descriptive analysis, which is a case study to determine the extent of achievement of indicators of mathematical communication skills and to know the level of mathematical disposition categories. Processing data is calculated in the form of percent of indicators of cognitive and affective abilities. Based on the results of the highest indicator research that is 100% and the lowest is 20.33%.
Keywords: mathematical communication skills, Sets
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menelaah kemampuan komunikasi siswa dan disposisi matematik, menelaah kemampuan komunikasi pada materi himpunan dengan memberinya tes tulis berupa essay. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas VIIA MTs Nurul Hatta Ciharasas Bandung Barat. Instrumen soal yang digunakan terdiri dari 5 pertanyaan dengan indikator kemampuan komunikasi matematik, serta di berikannya angket yang dibuat untuk melihat Disposisi matematik atau kepercayaan diri siswa terhadap pelajaran matematika. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif yaitu studi kasus untuk mengetahui sejauh mana pencapaian indikator dari kemampuan komunikasi matematik serta mengetahui tingkat kategori disposisi matematik. Pengolahan data dihitung kedalam bentuk persen perindikator dari kemampuan kognitif maupun afektif. Berdasarkan hasil penelitian indikator yang paling tinggi yaitu 100 % danyang paling rendah 20,33 %.
Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematik, Himpunan
Pentingnya komunikasi matematika di ajarkan disekolahan agar siswa mampu membaca memahami apa yang diperintahkan dan di bicarakan pada sebuah persoalan, komunikasi matematik merupakan hal dasar yang harus siswa pahami. matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan komunikasi antar guru dan siswa. Sayangnya kemampuan komunikasi matematika jarang mendapat perhatian disekolah.
Menurut Dimyati & Mudjiono (2010) berdampat bahwa arti mengkomunikasikan adalah menyampaikan dan memperoleh fakta, kosep, dan ilmu pengetahuan yang baik dalam bentuk suara, visual maupun suara visual. Hasil Programme International for Student Assesment (PISA) tahun 2012 (Sugandi, 2018, Merdian, 2018, Rahmawati, 2018). Menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia masih rendah. Berdasarkan rata-rata skor literasi matematika, Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara yang berpartisipasi dan memperoleh skor 375 dari rata-rata
skor yang ditetapkan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu 494. Kemampuan komunikasi termasuk salah satu aspek yang diamati dalam PISA.
Selain dengan kemampuan kognitif sebaiknya harus di sertai dengan kemampuan afektif dalam pembelajaran siswa, agar siswa memiliki pandangan positif terhadap matematika. Pentingnya seseorang yang memiliki disposisi matematis yang tinggi akan membentuk suatu pribadi yang ulet, rajin,bersemangat dalam belajar. Menurut Sumarmo dalam (Rustyani, 2018), disposisi matematis sebagai keinginan, kesadaran, dedikasi dan kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk berfikir dan berbuat secara matematik dengan cara yang positif dan didasari dengan iman, taqwa, dan akhlak mulia. Disposisi tercermin dari minat dan kepercayaan siswa di dalam matematika. Dengan disposisi siswa akan merasa bertanggung jawab dalam mengambil keputusan (Bernard, 2015, Chotimah & Bernard, 2018, Akbar, 2018) Berdasarkan uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa disposisi matematis dapat membentuk suatu pribadi seseorang menjadi lebih disiplin dan semangat dalam belajar karena dalam dirinya sudah tertanam rasa percaya diri. (Akbar, 2018)
Saat ini kemampuan disposisi matematis siswa di Indonesia masih tergolong rendah (Sugilar, 2013, Rustyani, 2018, Dewi, 2018). Pentingnya kemampuan disposisi matematis yang telah dijelaskan di atas tidak sejalan dengan kondisi kemampuan afektif siswa pada saat ini. Hal ini bisa dilihat dari hasil laporan TIMSS pada tahun 2011, yakni sikap terhadap matematika. Hasil mengenai sikap siswa indonesia setingkat kelas VIII terhadap matematika yang dibandingkan dengan Malaysia seperti pada tabel berikut (Mullis,et al.,2012)
Tabel 1
Persentase Sikap Siswa Terhadap Matematika pada TIMSS 2011
Pernyataan sikap Negara Like Learning Mathematics Somewhat Like Leraning Mathematics Do not Like Learnng Mathematics Indonesia 20% 70% 10% Malaysia 39% 46% 15% International Average 26% 42% 31%
Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan karena kurangnya rasa percaya diri, kurang gigih dalam mencari solusi soal matematika dan keingintahuan siswa dalam belajar matematika masih kurang (Dini, 2018, Bungsu, 2018, Islamiah, 2018).
Berdasarkan hasil laporan diatas terlihat bahwa sikap siswa terhadap matematika bahwa siswa indonesia yang menyukai belajar matematika masih rendah, berada di bawah rata-rata internasional, sedangkan siswa Indonesia yang tidak menyukai matematika menunjukan hasil yang lebih baik. Akan tetapi menyenangi matematika tidak dipandang sebagai keseluruhan dari disposisi matematis.
Permasalahan lain yang ada dapat dikategorikan bahwa pelajaran matematika dalam melakukan pemecahan masalah di indonesia sangat rendah hal tersebut dapat kita buktikan dengan
melihat data yang ada. Survei TIMSS (Tired in International Mathematics and Sciene Study) yang dilakukan oleh the International Association for the Evaluation and Educational Achievement (IAE) pada tahun 2011 menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 peserta (Akbar, 2018), sedangkan Singapura berada pada posisi 1. Sementara itu studi 3 tahunan PISA (Program For International Student Assessment) yang diselenggarakan oleh OECD (Organization For Economic Cooperation and Development) pada tahun 2012 menempatkan Indonesia pada posisi 64 dari 65 negara. Hasil tersebut menunjukan adanya kelemahan siswa dalam menghubungkan konsep-konsep matematika yang bersifat formal dengan permasalahan di dunia nyata (Akbar, 2018, Hidayat, 2018).
METODE
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif pada materi himpunan. penelitan deskriptif dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu: metode survey, metode deskriptif berkesinambungan, penelitian studi kasus, penelitian analisis pekerjaan dan aktifitas, penelitian tindakan, dan dokumenter (Fajriyah, 2018).
penelitian yang gunakan dengan metode studi kasus, dengan metode ini peneliti ingin melihat langsung kesalahan apa saja yang bisa mereka lakukan saat mengerjakan sebuah persoalan. Tes yang diberikan berbentuk tes tulis berupa soal essay, dimana data komunikasi matematis berasal dari hasil pekerjaan siswa dalam memecahkan masalah himpunan, yang ditinjau dari gaya kognitif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTs Nurul Hatta Ciharashas di Bandung Barat tahun ajaran 2018-2019. Peneliti mengambil 10 orang siswa sebagai objek untuk menggali kemampuan komunikasi matematis siswa, dengan menggunakan teknik tes, wawancara, dan dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini adalah pengumpulan data dari hasil kerja siswa dalam mengerjakan sebuah tes essay, dan berupa angket disposisi matematik. Berikut instrumen soal disertai indikator yang akan diberikan kepada siswa.
Tabel II
Kisi-Kisi Dan Butir Tes Komunikasi Matematik MTs ; Waktu: 90 Menit
NO INDIKATOR SOAL JAWABAN SKOR
1 Menurut Sumarmo (2006): -Membaca dengan pemahaman suatu persentasi matematika 1. Jika P = { x | 1< x < 10,x ϵ Bilangan cacah} Q = {x | x < 10,x ϵ Bilangan prima } Maka P ∩ Q =... 2. Nyatakan himpunan berikut dengan notasi V = {11,13,,17,19,23,29} 1. P= {2,3,4,5,6,7,8,9} Q= {2,3,5,7}
Maka himpunan bilangan yang merupakan anggota-anggota P dan Q
P ∩ Q = { 2,3,5,7} 2. V= {x|10 < x < 30 ,x ϵ P } 5 3 7 14 2 - Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa 3. Jika
A ={ warna bendera RI} B = {warna pada lampu lalu
lintas}
Maka A – B adalah...
3. A = { merah,putih } B = {merah ,kuning ,hijau} A – B = {Putih, kuning , hijau} 5 7 3 - Melukiskan atau mempersentasi kan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika
4.
Dari diagram venn diatas, komplemen dari X ∩ Y adalah... 4. X ∩ Y = {3,4,5} (X ∩ Y) ͨ = {1,2,6,7,8} 14 4 - Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik, dan ekspresi aljabar
5. Bentuk yang lebih sederhana
dari (C ∩ A) ∪ (A ∩ B) adalah...
5. Cara pertama, yaitu dengan langsung menggunakan sifat yang dimiliki: (C ∩ A) (A ∩ B)= (A ∩ B) ∪ (C ∩ A) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) = A ∩ (B ∪ C) Cara kedua
Daerah yang diarsir adalah bentuk dari (C ∩ A) ∪ (A ∩ B), dan daerah tersebut sama dengan A ∩ (B ∪ C) 15 X 1 2 34 5 Y 6 7 8 s A B C
Berikut data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik yang disajikan pada tabel. Tabel 2
Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematik
Kode Siswa
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6
01 15 8 12 7 0 0 02 15 8 12 7 0 7 03 15 0 12 7 7 0 04 15 14 12 14 0 19 05 15 10 12 7 5 9 06 15 8 12 14 7 0 07 15 0 12 7 0 0 08 15 12 14 8 7 17 09 15 12 14 14 7 9 010 15 12 7 8 0 0
Berdasarkan hasil diatas maka penulis menyimpulkannya dalam bentuk persen kedalam bentuk tabel sesuai indikatornya yaitu :
5 - Mendengarkan ,berdiskusi, dan menulis tentang matematika - Menyusun konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi - Mengungkapk an kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri
6. Dari 40 orang anak, 16 orang
memelihara burung, 21 memelihara kucing, dan 12
orang memelihara keduanya,
berapa jumlah anak yang yang
tidak menyukai burung ataupun
kucing ? gambarlah kedalam
bentuk diagram venn
6. n( S )= 40 n(B) = 16 n(C) = 21 n(B ∩ C) = 12 Diagram Venn: (B ∪ C) ͨ = B ͨ ∩ C ͨ Jika (B ∪ C) Maka n(B ∪ C)= n(B) + n(C) – n(B ∩ C) n(B ∪ C)= 16 + 21 - 12 =25 Dan (B ∪ C) ͨ n(B ∪ C) ͨ = n(S) – n(B ∪ C) = 40-25= 15
Jadi anak yang tidak memelihara burung ataupun kucing adalah 15 orang
4 13 6 5 2 JUMLAH 100
S=40
B 4 12 C9
Tabel 4
Hasil per indikator kemampuan komunikasi matematik
-Membaca dengan pemahaman suatu persentasi matematika 77.5% -Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau
menyusun model matematika suatu peristiwa
100%
- Melukiskan atau mempersentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika
70%
-Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik, dan ekspresi aljabar
22%
- Mendengarkan ,berdiskusi, dan menulis tentang matematika
- Menyusun konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi - Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri
20.33%
Analisis Skala Disposisi Matematik Siswa
Angket Disposisi matematik diberikan kepada siswa yang sama, untuk mengetahui rasa percaya diri siswa, minat dan keingintahuannya ketika belajar. Angket yang diberikan terdiri dari 20 pertanyaan, 10 pertanyaan positif dan 10 pertanyaan negatif.
Tabel 5
Hasil Tes angket Disposisi matematik
Kode Siswa Disposisi matematik Kategori
S1 5,2 % Cukup S2 5,4 % Cukup S3 4 % Cukup S4 8,6 % Tinggi S5 6,2 % Tinggi S6 6% Tinggi S7 4,4% Cukup S8 6,6 % Tinggi S9 6% Tinggi S10 4,2 % Cukup
Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat bahwa disposisi matematik yang dimiliki siswa hanya cukup dan tinggi, yang berarti mereka memiliki kepercayaan diri yang memadai.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan komunikasi matematik kelas VII MTs Nurul Hatta termasuk dalam kategori yang sedang,hal ini dapat dilihat dari pencapaian pada indikator yang paling tinggi yaitu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika
suatu peristiwa 100 % dan hasil indikator yang paling rendah yaitu Mendengarkan ,berdiskusi, dan menulis tentang matematika, Menyusun konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi, Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri 20,33% .
2. Faktor penyebab kurangnya siswa dalam memecahkan persoalan yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam membaca simbol matematik, siswa memang tidak suka belajar/ membaca kembali buku pelajaran, siswa tidak terbiasa dalam menginterpretasi soal dalam bentuk operasional matematik.
3. Kemampuan disposisi siswa kelas VII MTs Nurul Hatta termasuk kategori sedang tidak ada yang yang sangat rendah dan sangat tinggi.
4. Faktor yang mempengaruhi tingkat disposisi matematik siswa MTs Nurul Hatta dalam materi himpunan sebagai berikut
a. Kemampuan dasar matematik siswa
b. Cara metode dan pendekatan yang dilakukan oleh Guru c. Kondisi belajar/lingkungan belajar, minat
d. Bakat yang dimiliki siswa
Saran yang dapat saya berikan kepada guru bidang matematika adalah agar memberikan arahan dan pemahaman yang terus dilakukan agar siswa menjadi terbiasa dengan suatu komunikasi dalam matematika, dan meningkatkan rasa percaya diri pada mereka, hal tersebut supaya siswa dapat meningkatkan pemahaman tentang komunikasi matematik.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, P., Hamid, A., Bernard, M., & Sugandi, A. I. (2018). Analisis kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematik siswa kelas xi sma putra juang dalam materi peluang. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 144-153.
Ambarwati, L. H., Setiawan, I., Akbar, P., & Afrilianto, M. (2018). RELASI ANTARA KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE. Journal on Education, 1(2), 297-308.
Bernard, M. (2015). Meningkatkan kemampuan komunikasi dan penalaran serta disposisi matematik siswa SMK dengan pendekatan kontekstual melalui game adobe flash cs 4.0.Infinity Journal, 4(2), 197-222.
Bungsu, T. K., Vilardi, M., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SMKN 1 CIHAMPELAS. Journal on Education, 1(2), 382-389.
Chotimah, S., Ramdhani, F. A., Bernard, M., & Akbar, P. (2018). PENGARUH PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP NEGERI DI KOTA CIMAHI. Journal on Education, 1(2), 68-77. Dewi, I. N., Akbar, P., & Afrilianto, M. (2018). KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
KONTEKSTUAL. Journal on Education, 1(2), 279-287.
Dini, M., Wijaya, T. T., & Sugandi, A. I. (2018). PENGARUH SELF CONFIDENCE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP. SILOGISME, 3(1), 1-7.
Fajriyah, L., Nugraha, Y., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS. Journal on Education, 1(2), 288-296.
Hidayat, F., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIK SERTA KEMANDIRIAAN BELAJAR SISWA SMP TERHADAP MATERI SPLDV. Journal on Education, 1(2), 515-523.
Islamiah, N., Purwaningsih, W. E., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). Analisis Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Confidence Siswa SMP. Journal on Education, 1(1), 47-57.
Isnaeni, S., Ansori, A., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL. Journal on Education, 1(2), 309-316.
Mandur, et al. 2013. KONTRIBUSI KEMAMPUAN KONEKSI, KEMAMPUAN REPRESENTASI, DAN DISPOSISI MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA SWASTA DI KABUPATEN MANGGARAI. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2.
Merdian, A., Sari, V. T. A., & Sugandi, A. I. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING. SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora, 4(1).
Mullis, Ina V, et al. 2012.(TIMSS 2011) International Result in Mathematics (Trends in International Mathematics and Science Study at the Fourth and Eight Grades). Chestnut Hill, MA: TIMSS & PIRLS International Study Center, Boston College
Rahmawati, N. S., Bernard, M., & Akbar, P. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV). Journal on Education, 1(2), 344-352.
Rustyani, N., Komalasari, Y., Bernard, M., & Akbar, P. (2018). UPAYA MENINGKATKAN DISPOSISI DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED PADA SISWA SMK KELAS X-RPL B. Journal on Education, 1(2), 265-270.
Sugandi, A. I., & Bernard, M. (2018). PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP. Jurnal Analisa, 4(1), 16-23.
Sugilar, H. (2013). MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA MADRASAH TSANAWIYAH MELALUI PEMBELAJRAN GENERATIF. Infinity Journal.