212
Makalah Pendukung 12
Studi Kasus Teknologi Perbanyakan Anggrek Dendrobium
Secara In Vitro di Esties’s Orchid, Depok, Jawa Barat
Herni Shintiavira, Ika Rahmawati, dan M. Prama Yufdy Balai Penelitian Tanaman Hias
Jln. Raya Ciherang, Pacet-Cianjur 43253, Jawa Barat
ABSTRAK. Anggrek Dendrobium merupakan jenis anggrek yang dapat tumbuh di dataran
rendah-medium, mudah berbunga dibandingkan dengan anggrek jenis lain. Anggrek
Dendrobium banyak disukai masyarakat karena rajin berbunga dengan warna dan bentuk bunga
yang bervariasi dan menarik. Sering digunakan dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, tangkai bunga lentur dan produktivitas yang tinggi. Perbanyakan tanaman secara komersial menggunakan kultur in vitro pada tanaman anggrek diharapkan mendapatkan bibit bermutu dalam waktu cepat, seragam dan dalam jumlah banyak. Tujuan dari studi kasus ini untuk mengetahui metode perbanyakan anggrek Dendrobium melalui kultur in
vitro yang dilakukan di Esties’S Orchid pada skala komersial. Studi dilakukan menggunakan
metode survei. Hasil studi menunjukkan bahwa Esties’S Orchid menggunakan tunas muda sebagai bahan perbanyakan anggrek Dendrobium secara in vitro yang diinduksi pada media Vacin dan Went cair diatas shaker dengan kecepatan 90-120 rpm, kemudian dipindah pada media padat untuk membentuk tunas dan akar serta pembesaran dengan media campuran Hyponex 20:20:20, pisang dan arang aktif. Pada tahap aklimatisasi, planlet yang sudah bersih dari media agar direndam pada larutan fungisida 0,5 g/l selama kurang lebih 5 menit kemudian dikeringanginkan dan ditanam pada media yang telah difermentasi pada tray 1 lubang 1 tanaman dengan keberhasilan yang tinggi.
Kata kunci : studi kasus, Dendrobium, in vitro, Esties’s Orchid
ABSTRACT. Herni Shintiavira dan Ika Rahmawati (2013). Case Study on In Vitro Propagation Technology of Dendrobium in Esties’s Orchid, Depok, West Java.
Dendrobium is one orchid type that can grow well in low to medium land and easy to flower
compared to other types of orchid. Dendrobium flowers are preferred by consumers due to often flowered with varied-colors and shapes and interesting. The flowers are frequently used in flower decoration due to long vase-life, flexible flower stalk with high productivity.Plant propagation commercially using in vitro culture in orchid expected can be used to obtain qualified-seedling in shorter period, homogene and in sifficient number. The objective of this case study was to learn more about multiplication method of Dendrobium through in vitro culture in Esties'S Orchid in commercial scale. The study was carried out using survey method. Results of this survey study revealed that Estie’s Orchid using young shoots as explant sources for Dendrobium orchid protocorm like-body (plb) formation cultured in vitro on Vacin and Went medium on shaker with 90-120 rpm in speed. Plbs were then transferred to semi-solid media for axilary proliferation and root formation was established by culturing the germinated plbs on Hyponex medium (20N:20P : 20K) combined with banana and charcoal. During the acclimatization stage, plantlets were soaked in 0.5 g/l fungicide for 5 min., then air dried and cultured the planntlets in plastix trayes (1 hole 1 plantlet).
213 PENDAHULUAN
Anggrek Dendrobium merupakan salah satu genus yang dapat tumbuh di dataran rendah-medium dan mempunyai sifat mudah berbunga dibandingkan dengan anggrek jenis lain. Anggrek ini memiliki batang semu dan pseudobulb yang panjang. Bentuk batang semunya silinder dan menggelembung. Daun tunggalnya bersilangan sepanjang batang semu. Menurut sifat tumbuhnya anggrek ini termasuk jenis simpodial, yaitu membentuk rumpun dan akar yang cukup banyak di setiap batang semunya (Direktorat Jenderal Hortikultura 2008).
Anggrek dendrobium banyak
disukai masyarakat karena rajin berbunga dengan warna dan bentuk bunga yang bervariasi dan menarik. Sering digunakan dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya yang bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah di rangkai dan produktivitasnya tinggi (Widiastoety et al. 2010). Menurut Badan Pusat Statistik (2011) produksi tanaman hias Indonesia komoditas anggrek berjumlah 15.490.256 tangkai, atau meningkat kurang lebih 10% dari tahun sebelumnya yaitu 14.050.445 tangkai.
Esties’s Orchid merupakan salah satu nursery yang telah berdiri sejak tahun 1998 dibawah kepemilikan Bapak Wagiman berlokasi di daerah Limo Kotamadya Depok dengan ketinggian 100 m dpl. Pada awal tahun 2013, sudah sekitar 20 jenis anggrek dendrobium terkoleksi antara lain Srikandi Beauty, Red Bull, Arindang Green, Sonia, Black Shine, Pasific White, Kaisri, WonLeng
Thailand White, Mainil Uraiwan, Candi Street, Won Leng, Lee Kim Yu, Burana Pink, Burana Jade, Suzana Nil, Izumi Halava Beauty, Izuzizumi, Red Compact, dan lainnya yang rata-rata berasal dari Bangkok dengan type cut flower dan pot plant.
Perbanyakan tanaman secara
komersial menggunakan kultur in vitro
pada tanaman anggrek diharapkan
mendapatkan bibit dalam waktu cepat, bermutu, seragam dan dalam jumlah banyak. Arditti (1977), Pierik (1998), dan Sagawa (1998) melaporkan keuntungan
penggunaan teknik kultur jaringan
sebagai berikut: (i) dapat diproduksi tanaman klon dalam jumlah besar dan cepat; (ii) dapat diperoleh bibit dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat; (iii) dapat dilakukan setiap waktu, tidak tergantung musim dan iklim; (iv) planlet hasil kultur dapat disimpan dan dipelihara dalam ruang kultur tidak terlalu luas; (v) kondisi lingkungan yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dapat dijaga dan diatur.
Tujuan dari studi kasus ini untuk mengetahui metode perbanyakan anggrek Dendrobium melalui kultur in vitro yang dilakukan di Esties’S Orchid pada skala komersial.
STERILISASI EKSPLAN
Estie’s Orchid menggunakan
eksplan berupa tunas muda untuk
perbanyakan Dendrobium yang
dimilikinya dengan hasil yang paling optimal. Berbagai perbanyakan melalui
214
kultur in vitro yang telah dilakukan pada perbanyakan Dendrobium adalah sebar biji, shoot tip, tangkai bunga, akar, dan daun (Yasugi dan Shinto 1994). Martin et al (2005) menggunakan eksplan nodus
tangkai bunga pada perbanyakan
Dendrobium hybrid. Sunitibala et al (2009) menggunakan eksplan segmen
pseudobulb pada perbanyakan
Dendrobium transparen. Maridass et al (2010) menggunakan eksplan tunas muda pada perbanyakan Dendrobium nanum. Vijayakumar et al (2012) menggunakan eksplan biji yang belum matang pada perbanyakan Dendrobium aggregatum. Dohling et al (2012) menggunakan eksplan segmen tunas aksilar pada Dendrobium longicornu.
Sterilisasi eksplan di Esties’s Orchid menggunakan clorox 10%, 5%, 1 % masing-masing 10 menit, 5 menit dan 10 menit kemudian dibilas dengan aquades sampai bersih, teknik ini
merupakan metode yang sederhana
namun mendapatkan hasil dengan
kontaminasi yang sangat rendah.
Beberapa teknik sterilisasi yang
dilakukan kultur in vitro Dendrobium yang menggunakan eksplan tunas muda antara lain, menggunakan 70% etanol selama 30 detik diikuti dengan 3% sodium hipoklorit yang ditambah 2-3 tetes Tween 80 pada setiap 500ml selama 20 menit kemudian dibilas dengan aquades steril 4 sampai 5 kali (Maridass et al.2010). Tunas dibersihkan dengan menyikat menggunakan sikat lembut dan detergen cair kemudian dibilas pada air mengalir selama 15-20 menit dan dibilas dengan aquades, kemudian dikocok pada 10% NaOCL selama 10 menit diikuti dengan 0,1% HgCl selama 2 menit
kemudian dibilas dengan aquades steril 5-6 kali (Dohling et al. 2012).
TEKNOLOGI KULTUR IN VITRO Potongan eksplan ditanam dengan media Vacin and Went(VW) cair pada shaker dengan kecepatan 90-120 rpm sampai 3-4 bulan menjadi protocorm-like
bodies (PLBs), perbanyakan PLBs
sampai 6 kali. Seperti yang dilaporkan oleh Nugroho (2006) media yang
digunakan untuk menginduksi
pembentukan PLBs Dendrobium “Emma Pink” adalah media VW berfase cair yang dishaker dengan kecepatan 90 rpm. PLBs terbentuk setelah 8 minggu sejak eksplan ditanam dalam media cair VW dengan penambahan zat pengatur tumbuh kinetin dan IAA.
Di Estie’s Orchid, sekitar 8-9 bulan dari PLBs pindah ke media padat untuk induksi pertunasan dengan media dasar Hyponex 20:20:20, kemudian untuk pembesaran dan subkultur selanjutnya pada media campuran Hyponex, pisang dan carcoal sebanyak 3 kali subkultur. Menurut Nugroho (2006) pada kultur
Dendrobium ‘Emma Pink’ PLBs
terbentuk setelah 8 minggu sejak eksplan ditanam dalam media cair VW dengan penambahan zat pengatur tumbuh 10-5 M kinetin dan 5.10-7 M IAA. Pembentukan dan multiplikasi tunas dapat dihasilkan oleh PLBs yang ditanam pada media padat VW dengan penambahan zat pengatur tumbuh 10-4 M kinetin dan 5.10 -6 M IAA. Laju multiplikasi tunas terus meningkat selama 4 kali sub kultur. Setiap tunas yang ditanam pada media padat rata-rata dapat menghasilkan 3,25
215 tunas pada subkultur pertama, sedangkan
subkultur kedua, ketiga, dan keempat masing-masing menghasilkan rata-rata 4,59 tunas, 6,32 tunas, dan 8,80 tunas. Akar terbentuk pada tunas yang ditanam
pada media padat VW dengan
penambahan zat pengatur tumbuh 5.10-6 M kinetin dan 10-5 M IAA.
Estimasi dari 1 tunas akan menjadi kurang lebih 300 botol masing-masing botol berisi 40 tanaman siap aklimatisasi. Jika tanaman induk berupa F1, 1 tunas sampai 400 botol, namun jika sudah turunan F1 maksimal 200 botol. Total dari pengambilan tunas sampai bibit siap aklimatiasi selama 1,5 tahun. Kelebihan subkultur (1 tunas untuk lebih dari 300 botol) akan menyebabkan terjadinya mutasi pada stadia PLBs , planlet, seedling, remaja, dan dewasa. Ciri-ciri mutasi pada tahap PLBs adalah PLBs tumbuh padat, cepat, gumpalan kecil dan halus. Ciri mutasi pada tahap planlet, planlet tumbuh seperti rumput halus. Ciri mutasi pada tahap seedling dan remaja, dan mengelinting, lebih kecil dari aslinya sedangkan ciri mutasi pada bunga tangkai
bunga jadi memendek, performace
mahkota lain dari aslinya (Wagiman 2013).
AKLIMATISASI
Pada tahap aklimatisasi, planlet yang sudah bersih dari media agar direndam pada larutan fungisida 0,5 g/l selama kurang lebih 5 menit kemudian
dikeringanginkan. Beberapa
perbandingan teknik aklimatisasi yang dilakukan oleh Maridass et al (2010) yaitu planlet yang berakar dikeluarkan
dari ruang inkubasi ke rumah kaca pada suhu 250C dengan kelembaban 95 % pada cahaya netral selama 15 hari,
kemudian pada saat aklimatisasi,
dibersihkan dari media kemudian
direndam dengan 50% carrbendazim selama 15 menit. Kemudian teknik yang dilakukan oleh Pant dan Thapa (2012) planlet direndam pada 0,1 fungisida
Bavistin kemudian dibilas dengan
aquabides. Bibit yang sudah berbentuk planlet (mempunyai daun dan berakar) sudah dapat disemai pada media sabut kelapa.
Metode yang sering dilakukan pada kebanyakan petani anggrek dari planlet
botol yang diaklimatisasi adalah
membuat compotan yang ditanam pada pot berdiameter besar. Di Esties’s Orchid menggunakan media aklimatisasi sabut kelapa yang telah direndam dengan air
semalaman kemudian dipres dan
dipotong sesuai dengan ukuran tray
semai. Bibit anggrek kemudian
dimasukan pada media pada tray semai 1 lubang 1 bibit. Penggunaan metode ini cukup bagus pertumbuhannya dibanding dengan menggunakan media pakis selain itu harga pakis lebih mahal. Berbagai media aklimatisasi Dendroium campuran vermikulit dengan serbuk gergaji (1:1) atau humus dengan serbuk gergaji (1:1) (Maridass et al. 2010). Sekam kelapa
basah (Sujjaritthurakarn dan
Kanchanapoom 2011). Campuran
cocopeat dan sphagnum (2:1) (Pant dan Thapa 2012).
216
KESIMPULAN
Esties’S Orchid menggunakan
tunas muda sebagai bahan perbanyakan anggrek Dendrobium secara in vitro yang diinduksi pada media Vacin dan Went cair dengan kecepatan 90-120 rpm, kemudian dipindah pada media padat untuk membentuk tunas dan akar serta pembesaran dengan media campuran Hyponex 20:20:20, pisang, dan carcoal. Pada tahap aklimatisasi, planlet yang sudah bersih dari media agar, direndam pada larutan fungisida 0,5 g/l selama
kurang lebih 5 menit kemudian
dikeringanginkan dan ditanam pada media yang telah difermentasi pada tray 1 lubang 1 tanaman.
TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wagiman selaku pemilik dan pelaku usaha di ESTIE’S ORCHID yang berkenan menjadi narasumber selama penulisan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arditti, J 1977, Orchid Biology, London, Cornell University Press.
Badan Pusat Statistik 2011, Produksi
Tanaman Hias Indonesia-Anggrek
Tahun 2011, Diakses dari
www.bps.go.id. Tanggal 16 Februari 2013.
Direktorat Jendral Hortikultura 2008,
Standar Operasional Prosedur Anggrek Dendrobium, Departemen
Pertanian, Jakarta.
Dohling, S , Kumaria, S, Tandon, P 2012, ‘Multiple shoot induction from axillary bud culture of the medicinal
orchid, Dendrobium longicornu’,
Oxford journal. Diakses dari
www.aobpla.oxfordjournals.org
Tanggal 15 Februari 2013.
Maridass, M, Mahesh, R, Raju, G, Benniamin, A & Muthuchelian, K 2010, ‘In vitro propagation of
Dendrobium nanum through rhizome
bud culture’, International Journal of
Biological Technology, vol.1, no.2,
pp.50-54.
Martin, KP, Geevarghese, J , Joseph, D, & Madassery, J 2005, ‘In vitro propagation of Dendrobium hybrid using flower stalk node explants’,
Indian J.Exp.Biol. vol.43, no.3, pp.280-285.
Nugroho, A 2006, ‘Mikropropagasi
Dendrobium “Emma Pink”
(orchidaceae) pada media kultur in
vitro’, Bioteknologi, vol.3, no.1,
hlm.27-33.
Pant , B dan Thapa, D 2012, ‘In vitro mass propagation of an epiphytic orchid,
Dendrobium primulinum
Lindl.through shoot tip culture’, African Journal of Biotechnology ,vol. 11, no.42, pp. 9970-9974.
Pierik, RLM 1987, In Vitro Culture of
Higher Plants, Amsterdam, Martinus
Nijhoff Publishers.
Sagawa, Y 1998, In vitro propagation of
Dendrobium in liquid culture. Seminar of The 7th Asean Orchid Congres,
Jakarta.
Sunitibala, H & Kishor, R 2009, ‘Micropropagation of Dendrobium
transparent L from axenic pseudobulb
segments’, Indian Journal of Biotechnology,vol. 8, pp.448-452.
Sujjaritthurakarn, P & Kanchanapoom, K 2011, ‘Efficient direct protocorm like bodies induction of dwarf Dendrobium using thidiazuron’, Not. Sci. Biol. vol.3, no.4, pp:88-92.
Vijayakumar, S, Rajalkshni, G, & Kalimuthu, K 2012, ‘Propagation of
Dendrobium aggregatum through the
culture immature seeds from green capsules’, Lankesteriana, vol.12, no.2, pp:131-135.
217 Widiastoety, D, Solvia, N & Soedarjo, M
2010, ‘Potensi anggrek Dendrobium dalam meningkatkan variasi dan kualitas anggrek bunga potong’,
Jurnal Litbang Pertanian, vol.29,
no.3.
Yasugi, S & Shinto, H 1994, Formation of
multiple shoots and regenerated planlets by culture pseudobulb segmen
in Nobile type Dendrobium,