i
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
ii
Pelindung:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Penasihat:
Sekretaris Jenderal
Pengarah Konten:
Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Publik
Penanggung Jawab:
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat,
Ade
Erlangga Masdiana
Pemimpin Redaksi:
Kepala Bagian Publikasi,
Anang Ristanto
Redaktur Pelaksana:
Kepala Sub Bagian Publikasi,
Ratih Anbarini
Staf Redaksi:
Agi Bahari, Desliana Maulipaksi, Ryka Hapsari Putri, Lany Fitriana,
Dwi Retnawati, Denty Anugrahmawaty, Prima Sari, Anang Kusuma, Prani Pramudita,
Dennis Sugianto, Intan Indriaswarti, Nur Widianto
Editor:
Zainuddin, Sigit Supriyadi, M. Adang Syaripudin, Heri Nana Kurnia
Foto, Desain & Artistik:
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Tim Penulis:
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
ISBN:
978-602-8087-08-7
Penerbit:
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
, Sekretariat Jenderal,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Desain/Layout:
Zainuddin, Heri Nana Kurnia
Pendidikan
dan
Kebudayaan
dalam
iii
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
KATA PENGANTAR
S
elama berada di era Kabinet Kerja 2014-2019, Kemendikbud melaksanakan
sejumlah program prioritas dan menyusun kebijakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan memajukan kebudayaan di Indonesia. Rangkaian program
prioritas dan kebijakan tersebut disajikan dalam bentuk majalah JENDELA yang
dikemas dengan bahasa ringan dan tampilan infografis yang menarik. Majalah ini
sendiri terbit pertama kali pada 2016 sebagai bagian dari keterbukaan informasi
publik dan rujukan bagi pemangku kepentingan terhadap kebijakan dan program
Kemendikbud.
Buku ini mengompilasi rubrik
Fokus
yang berisi penjelasan tentang kebijakan
dan program Kementerian selama 2016 hingga 2019. Sepanjang empat tahun
perjalanan majalah JENDELA, ada sebanyak 40 edisi yang diterbitkan. Dalam buku
ini, sebanyak 40 edisi rubrik Fokus yang disajikan dan dikelompokkan berdasarkan
tema program dan kebijakan. Pengelompokkan ini dimaksudkan agar pembaca
dapat membaca secara runut perkembangan program dan kebijakan tersebut.
Buku ini terbagi dalam 10 bab, yaitu
Program Indonesia Pintar, Vokasi, Pendidikan
Karakter, Guru, Literasi, Penerimaan Peserta Didik Baru, Ujian Nasional,
Pemajuan Kebudayaan, Kurikulum, dan Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan
.
Pengategorian bab dilakukan untuk memudahkan pembaca memilih topik yang
diinginkan.
Bab
Program Indonesia Pintar
berisi rubrik fokus dari tiga edisi majalah, yaitu “Ayo
Daftarkan Kartumu”, “Siswa Harus Tetap Bersekolah”, dan “5 Tahun Perjalanan
Program Indonesia Pintar”. Sementara pada bab
Vokasi
berisi rubrik fokus dari
empat edisi majalah yang seluruhnya mengupas tentang program dan keberhasilan
revitalisasi vokasi.
Pada bab
Pendidikan Karakter
, buku ini mengompilasi rubrik fokus dari tiga edisi
tentang bagaimana penguatan pendidikan karakter dilakukan dan apa dampak
yang diharapkan tumbuh dari penguatan ini. Adapun pada bab
Guru
, terdapat
empat rubrik fokus yang dikompilasi, di antaranya berisi penjelasan seputar
pengembangan keprofesian dan kesejahteraan guru.
Bab berikutnya adalah
Literasi
yang berisi tentang penjelasan gerakan literasi.
Gerakan ini merupakan salah satu program prioritas Kemendikbud untuk
memperkuat literasi bangsa. Bab
Penerimaan Peserta Didik Baru
berisi rubrik
fokus dari tiga edisi majalah, yaitu “Sistem Baru Penerimaan Peserta Didik
Baru”, “Kenyam Pendidikan Tanpa Diskriminasi”, dan “Selamat Datang di Sekolah
Menyenangkan”.
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
iv
Selanjutnya, bab
Ujian Nasional
yang mengulas kebijakan ujian nasional dan
hal-hal yang berkaitan dengan ujian tersebut. Bab lainnya yang masuk dalam buku
kompilasi ini adalah
Pemajuan Kebudayaan
, berisi rubrik fokus dari tiga edisi.
Ada pula bab
Kurikulum
yang berisi penjelasan tentang kebijakan dan materi
kurikulum, serta sistem perbukuan di Indonesia. Ada sebanyak lima edisi yang
dikompilasi pada bab ini. Kemudian, bab
Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan
mengisi bagian terakhir dari buku kompilasi ini. Pada bagian ini sebanyak delapan
edisi rubrik kajian ditampilkan. Isinya seputar anggaran pendidikan hingga
perwujudan transparansi dan akuntabilitas anggaran, serta kilas balik kinerja
Kemendikbud selama periode 2014 s.d. 2019.
Akhir kata, diharapkan buku kompilasi ini dapat membantu pemangku
kepentingan dan masyarakat dalam memahami dengan lebih baik kebijakan
pendidikan dan kebudayaan yang Kemendikbud lakukan. Dengan demikian,
persoalan pendidikan dan kebudayaan menjadi lebih mudah dijawab, karena
adanya pengertian untuk saling bergotong royong menyelesaikan masalah yang
ada.
Semoga.
Sekretaris Jenderal
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... III
DAFTAR ISI... V
I
PROGRAM INDONESIA PINTAR ... 1
Karena Pendidikan Adalah Hak Setiap Anak Bangsa ... 2
Aktivasi Kartumu untuk Dapatkan Manfaat PIP ... 4
Daftarkan Diri ke Sekolah sebagai Calon Penerima Manfaat PIP ... 8
Ayo Cairkan Dana PIP ... 10
Prioritas Penerima PIP ... 14
Tanya Jawab PIP 2016 ... 15
Informasi dan Pertanyaan KIP ... 18
Siswa Harus Tetap Bersekolah ... 20
Tim Gerak Cepat Penanganan Bencana ... 22
10 Langkah Mewujudkan Satuan Pendidikan Aman Bencana ... 23
Dukung Percepatan Pemulihan Pascabencana di NTB ... 24
Bahu-Membahu Pulihkan Layanan Pendidikan di Sulawesi Tengah... 27
Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah ... 29
Ajak Masyarakat Lepaskan Rasa Cemas Pasca Bencana ... 30
37 Ribu Lebih Sekolah ... 32
Minimalkan Risiko Bencana melalui Program SPAB ... 34
Siapkan Warga Sekolah Hadapi dan Tanggulangi Bencana ... 36
Hampir 5 Tahun Layani Akses Pendidikan Anak ... 38
KIP Tekan Angka Putus Sekolah ... 39
Beri Kesempatan Anak Putus Sekolah Menggapai Mimpi ... 42
PIP Mencerahkan Masa Depan Anak Bangsa ... 45
PIP Dorong Siswa untuk Berprestasi ... 48
Ramadhan: Meski Sulit, Pendidikan Tetap yang Utama... 50
PIP Buka Jalan Capai Cita-Cita... 52
Keberadaan KIP Diapresiasi Banyak Pihak ... 54
II VOKASI ... 57
Pendidikan Vokasi di SMK Cetak Tenaga Kerja Siap Pakai Secara Global ... 58
Fokus Pengembangan SMK di Lima Sektor Unggulan... 62
Proposal Elektronik Buka Kesempatan yang Sama Bagi Setiap SMK untuk
Dapatkan Bantuan ... 64
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
vi
Raih Masa Depan, Manfaatkan Bursa Kerja Khusus ... 68
SMK Rujukan Hasilkan SDM Terampil dan Berdaya Saing Tinggi ... 70
Jawaban Atas Persoalan Kekurangan Guru Produktif SMK... 74
Ikut Program Keahlian Ganda, Ini Keuntungan yang Guru Dapat... 76
Strategi Pelaksanaan Program Keahlian Ganda ... 78
Tugas Proyek Selama Kegiatan
On-Service Training
... 82
Wajib Ikuti Seluruh Rangkaian Diklat ... 84
Tanya Jawab Program Keahlian Ganda ... 86
Perolehan Dua Sertifikat Sekaligus dan Jadi Guru Produktif SMK
... 89
Potret Capaian Program Revitalisasi SMK Saat Ini ... 92
Pembangunan Fisik Tercapai, SMK Negeri 1 Mundu Fokus Revitalisasi
Alat Praktik ... 94
Kini Kualitas dan Sumber Daya Manusia SMK Negeri 9 Padang Kian Terukur .. 96
Revitalisasi SMK Negeri 1 Bawen, Daya Serap Lulusan Semakin Meningkat ... 98
Revitalisasi Antarkan SMK Raden Umar Said Unggul di Bidang Animasi ... 100
Hadapi Pertumbuhan Industri 4.0, Perlu Kolaborasi Ekosistem Pendidikan
Ciptakan Lulusan SMK Terampil ... 102
Capaian Revitalisasi SMK ... 104
Teaching Factory
Penuhi Kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri ... 106
Lulusan SMK Harus Mandiri, Kreatif, dan Inovatif ... 108
Penuhi Kebutuhan Tenaga Teknis Bidang Perfilman Dari SMK
... 110
Ini Kurikulum SMK Perfilman untuk Ciptakan Sineas Andal
... 112
Sekolah Pencetak Wirausaha ... 114
Dengan Sinergi, Wujudkan Lulusan Berkualistas ... 115
Peduli Perfilman, Kemendikbud Bantu Sarana dan Prasarana Produksi
Film Sekolah ... 118
Peran dan Dukungan Pemda Dibutuhkan ... 120
Perjalanan Pembukaan SMK Perfilman
... 122
Sambut Baik SMK Perfilman untuk Memenuhi Kebutuhan Industri Film
... 124
Gandeng Praktisi dan Akademisi di Bidang Perfilman
... 126
III PENDIDIKAN KARAKTER ... 129
Reposisi Karakter sebagai Ruh Terdalam Pendidikan ... 130
Implementasi Tidak Ubah Kurikulum ... 132
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter ... 134
Manfaat untuk Kemaslahatan Bangsa dan Negara ... 136
Kedepankan Tugas Mengembangkan Ekosistem Pendidikan Karakter
di Sekolah ... 138
vii
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Tujuan PPK ... 142
Dilaksanakan Bertahap dan Disesuaikan dengan Kebutuhan Sekolah ... 144
Tanya Jawab Seputar PPK ... 146
Perjalanan PPK Sejak 2016 Hingga 2017 ... 148
Harapan Presiden Menyongsong Generasi Emas 2045 ... 149
Pendidikan Karakter, Jiwa Utama dalam Penyelenggaraan Pendidikan
di Indonesia ... 151
Lima atau Enam Hari, Sekolah yang Menentukan ... 154
PPK Mengembalikan Jati Diri Guru sebagai Pendidik ... 156
Praktik-praktik Baik Program PPK Ini Tak Ubah Kurikulum Di Sekolah ... 158
Budayakan Literasi Sekolah Melalui Ban Bekas ... 160
Bantu Kurangi Sampah Plastik, Sekolah Ini Juga Tanamkan Kejujuran ... 161
Senyum, Sapa, dan Salam, Langkah Sederhana Tumbuhkan Karakter Siswa ... 162
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ... 164
Tumbuhkan Nilai-nilai Pancasila Pada Anak, Tripusat Pendidikan
Harus Bersinergi... 166
Praktik Baik Pendidikan Karakter dari Sekolah, Keluarga, Hingga Masyarakat 167
Lima Peran Guru Tumbuhkan Sikap Kebinekaan Siswa ... 169
Orangtua Hebat Mampu Tumbuhkan Budi Pekerti dan Budaya Prestasi Anak . 171
Pentingnya Kenalkan Kemajemukan pada Anak Sejak Usia Dini ... 175
Cara Menumbuhkan Karakter Bersahabat Pada Anak ... 176
Trik Orangtua Menumbuhkan Karakter Menghargai Perbedaan SARA
pada Anak ... 178
Ini Langkah Menyikapi Tragedi pada Anak oleh Orangtua dan Guru ... 180
Butuh Peran Aktif Masyarakat Wujudkan Ketertiban dan Keamanan Bersama 182
IV GURU ... 185
Pemerintah Terus Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru... 186
Penerima Tunjangan Profesi Harus Sesuai Kriteria yang Ditetapkan ... 188
Dapodik Jadi Sumber Data Utama ... 190
Mekanisme Penyaluran dan Kriteria Penerima ... 192
Siapa yang berhak menerima tunjangan khusus?... 193
Pengaduan Tunjangan Guru Diterima Unit Layanan Terpadu Kemendikbud ... 195
Persoalan Data Penerima dan Pembayaran Tunjangan Profesi Guru ... 196
Belum Dapat Tunjangan Profesi, Guru PNS Daerah Dapat Diusulkan Menjadi
Penerima Tambahan Penghasilan ... 198
Insentif Diberikan Kepada Tiga Guru Ini ... 200
TPG Mampu Tingkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia, Kompetensi
Kepala Sekolah Kuncinya ... 202
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
viii
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ... 203
Upaya Peningkatan Profesionalitas Tenaga Pendidik ... 204
SIM Memudahkan Alur Informasi di Wilayah Tugas ... 207
Penggunaan Metode PKB Gunakan Penghitungan Jam Pelajaran ... 209
Bergabung Jadi Anggota, Guru Peroleh Manfaat PKB ... 211
Upaya Pemerintah Menambah Jumlah Guru Produktif ... 213
Kegiatan PKB di Kabupaten Sidoarjo Ini Boleh Ditiru ... 217
Kasus Kekerasan Terhadap Guru Mengapa Terjadi? ... 222
Tuntutan Profesionalisme Kerja Guru dan Kenyataannya di Lapangan ... 223
Pentingnya Menghidupkan Kembali Tripusat Pendidikan di Lingkungan
Sekolah ... 226
Ke Mana Harus Mengadu dan Bagaimana Mencegahnya? ... 228
Mari Dampingi Anak Saat Bermasalah di Sekolah ... 230
Masyarakat Juga Berperan dalam Mencegah Kekerasan Terhadap Guru ... 232
Diatur Dalam Undang-Undang Hingga Peraturan Menteri ... 234
Perlu Komitmen Kolektif ... 236
Upaya Perlindungan Terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 238
Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Siswa Wajib Punya Nomor Identitas ... 240
Pengelolaan NUPTK Dilakukan Melalui Sistem Aplikasi dalam Jaringan ... 242
Perlancar Proses Pengelolaan NUPTK, Kemendikbud Terbitkan Peraturan
Sekretaris Jenderal ... 244
Ini Tahap dan Syarat Penerbitan NUPTK... 246
Penonaktifan atau Reaktivasi NUPTK? Begini Caranya! ... 248
Pastikan Siswa Miliki NISN dan Peroleh Manfaatnya ... 252
Ini Mekanisme Penerbitan NISN ... 254
Mulai 2016, NISN Diberikan Otomatis pada Siswa ... 256
Solusi untuk Masalah NISN-mu ... 257
V LITERASI ... 259
Budaya Literasi untuk Tumbuhkan Insan Pembelajar ... 260
Enam Komponen Literasi Dasar ... 262
Wujudkan Masyarakat Berdaya yang Melek Aksara dan Gemar Membaca ... 264
Membudayakan Ekosistem Sekolah yang Literat ... 266
Tujuan GLS ... 267
Berkarya dengan Teks ... 268
Peta Konsep Kembangkan Tanggapan Anak Terhadap Buku ... 270
Ini Cara Unik Sekolah Ciptakan Siswa yang Literat ... 272
Melek Informasi dengan Literasi Digital ... 274
ix
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Gerakan Literasi Masyarakat dalam Perkembangannya ... 279
Gerakan Indonesia Membaca Upaya Menumbuhkan Budaya Baca untuk
Semua ... 281
19 Kabupaten/Kota Penyelenggara GIM 2017 ... 282
Kampung Literasi Ciptakan Masyarakat Pembelajar ... 284
Memberdayakan Pegiat Literasi Budayakan Membaca Sesuai Karakteristik
Daerah ... 286
Alur Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapasitas Penggiat Literasi ... 287
Manfaatkan Satu Hari dalam Sebulan Untuk Berdonasi ... 288
Ke Mana dan Bagaimana Para Donatur Dapat Mengirimkan Buku? ... 289
Literasi Keluarga Bagian dari Penguatan Pendidikan Karakter ... 290
Kenalkan Macam-Macam Literasi Ini Pada Keluarga ... 292
Saatnya Penyelarasan Antar Pemangku Kepentingan ... 294
VI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ... 297
Kemendikbud Antisipasi Kecurangan Penerimaan Peserta Didik Baru ... 298
Pemerataan Kualitas Pendidikan melalui Sistem Zonasi PPDB ... 300
Testimoni Kepala Dinas dan Kepala Sekolah ... 302
Edukatif Kreatif, Upaya Ciptakan Suasana Kondusif Bagi Peserta Peserta Didik
Baru ... 303
Penguatan Pendidikan Karakter di Tahun Pelajar Baru ... 306
Pemenuhan 24 Jam Tatap Muka Tidak Lagi Jadi Persyaratan Tunjangan
Profesi... 308
Pengelolaan Biaya Pendidikan pada Penerimaan Peserta Didik Baru ... 312
Daftar Sekolah, Daftarkan Juga KIP-Mu!... 314
Persyaratan SKTM Ditiadakan, Siswa Tidak Mampu Tetap Bisa Daftar
Sekolah ... 316
Syarat Pendaftaran bagi Siswa Tidak Mampu ... 318
Pemerintah Daerah Tetapkan Zona Penerimaan Peserta Didik Baru ... 319
Jalur Alternatif Penerimaan Peserta Didik Baru 2019, Butuh Partisipasi Aktif
Orang Tua ... 323
Penyaluran Kelebihan Siswa ... 325
Linimasa Pelaksanaan PPDB Tahun 2019 ... 326
Pengecualian Jalur PPDB ... 327
Yuk, Ketahui Proses Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru! ... 328
Pemerintah Daerah, Sekolah, dan Masyarakat Punya Andil dalam Penerimaan
Peserta Didik Baru ... 331
Bangun Sekolah Menyenangkan Bersama-Sama ... 334
Regulasi untuk Dorong Ciptakan Sekolah Nyaman dan Menyenangkan ... 335
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
x
Wujudkan Sekolah yang Menyenangkan Lewat Penguatan Peran Tripusat
Pendidikan ... 339
Aneka Cara Buat Belajar Menyenangkan ... 342
Tahun Pelajaran Baru, Yuk Kenalan dengan Rumah Belajar ... 348
Orang Tua Juga Berperan Ciptakan Sekolah yang Menyenangkan untuk
Anak ... 350
VII UJIAN NASIONAL ... 353
Kisi-Kisi UN Berubah, Pola Pikir Guru Berubah ... 354
Perbandingan Kisi-Kisi UN 2015 – 2016 ... 355
Tahapan Pembuatan Kisi – Kisi UN 2016 ... 356
UN Berbasis Komputer Melek Teknologi Di Bidang Pendidikan ... 358
Pentingnya Indeks Integritas UN untuk Dorong Perilaku Jujur... 362
Kiat Sukses UN 2016 ... 364
UN Berbasis Komputer Tanpa Pungutan ... 365
Lima Aplikasi Layanan Baru Kemendikbud ... 366
Ujian Nasional di Daerah Terkena Dampak Asap/Bencana Tetap Sesuai Jadwal 368
Menggali Informasi untuk Intervensi melalui Evaluasi ... 370
Hasil UN Selaras dengan Capaian Penilaian Internasional ... 373
Peserta UN SMA/MA Bebas Pilih Satu Mapel Peminatan ... 376
Jadwal UNKP (Ujian Nasional Kertas dan Pensil) ... 378
Jadwal UN untuk Pendidikan Kesetaraan (UNBK atau UNKP) ... 379
Mutu Ujian Sekolah Ditingkatkan melalui USBN ... 380
Beda UN, USBN, dan US ... 381
UNBK, Kenapa Tidak? ... 382
Jadwal UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) ... 384
UNBK dalam Angka ... 386
Cara Cerdas Hadapi UNBK ... 388
Tak Perlu Khawatir Hadapi UN dan USBN ... 390
Menuju 100% Ujian Nasional Berbasis Komputer ... 392
Ujian Nasional 2018 Jenjang SMP dan SMA atau yang Sederajat Diikuti Oleh 8.1
Juta Peserta Dari 96 Ribu Satuan Pendidikan di Seluruh Indonesia ... 395
Isian Singkat Warnai Ujian Nasional 2018 ... 396
Pertama Kali USBN di Jenjang Sekolah Dasar... 399
Jadwal UN ... 402
USBN Dorong Otonomi Guru ... 404
Saat Anak Hadapi Ujian, Orangtua Jangan Lakukan Hal-Hal Ini ... 406
Begini Potret Ujian Nasional 2019 ... 408
xi
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Statistik Umum Hasil UN ... 412
Guru Profesional Perlu Manfaatkan Hasil Ujian Nasional ... 414
Perbaikan Kualitas Pendidikan Daerah Manfaatkan Hasil Ujian Nasional ... 417
Pengembangan Sistem Penilaian untuk Kesiapan Generasi Indonesia
di Abad 21 ... 420
Ujian Nasional 2019 dalam Angka ... 422
Kebaruan dalam Ujian Nasional 2019 ... 424
Mengukir Prestasi dari Bilik Himpitan Ekonomi ... 426
VIII PEMAJUAN KEBUDAYAAN ... 429
Anggota Dewan Sepakat Setujui RUU Disahkan... 430
Jalan Panjang Menuju Pengesahan UU Pemajuan Kebudayaan ... 432
Infografis RUU Pemajuan Kebudayaan
... 434
Empat Langkah Strategis Pemajuan Kebudayaan... 436
Unsur Kebudayaan yang Jadi Sasaran Utama Pemajuan Kebudayaan ... 439
Infografis Pemajuan Kebudayaan
... 442
Sambut Baik UU Pemajuan Kebudayaan, Ini Harapan Budayawan ... 444
Delapan Hal Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Pemajuan Kebudayaan Indonesia ... 446
Kongres Kebudayan Indonesia 2018 Tentukan Arah Pemajuan Kebudayaan .... 448
Pemerintah Daerah, Ujung Tombak Strategi Kebudayaan ... 450
Infografis Pokok Pemikiran Kebudayaan Daerah
... 452
Pemajuan Kebudayan Perlu Sinergi Pemerintah dengan Pelaku Budaya ... 454
Dokumen Strategi Kebudayaan Jadi Pedoman Kebudayaan Nasional ... 457
7 Agenda Strategis Pemajuan Kebudayaan ... 460
Tujuh Isu Pokok Pemajuan Kebudayaan ... 462
Gotong Royong Menuju Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan ... 464
Strategi Kebudayaan Untuk Ketahanan Budaya dan Pendidikan Karakter
Bangsa ... 467
Perwujudan Amanat Undang-Undang dan Ruang Ekspresi Budaya ... 470
Ruang Bersama Bagi Keberagaman Ekspresi Budaya ... 471
Pasanggiri: Upaya Kenalkan Permainan Tradisional pada Generasi Muda... 474
Ruang Muka Indonesia Bahagia ... 477
Gotong Royong Ekosistem Kebudayaan dalam Diskusi ... 480
Menumbuhkan Akar Kebudayaan dalam Diri Anak-Anak... 482
Kaya Akan Keragaman dengan Konteks Kekinian ... 484
Belajar Mengenal Budaya Hingga Bernostalgia Masa Kecil ... 486
IX KURIKULUM ... 489
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
xii
Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial ... 491
Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen ... 494
Pemberian Ruang Kreatif pada Guru ... 496
Kemampuan Siswa Tidak Dibatasi Taksonomi Proses Berpikir... 498
25 Persen Sekolah Terapkan Kurikulum 2013 ... 500
Kisah Sukses Ujian Nasional 2016 ... 502
Efek Penggunaan Kurikulum 2013 dalam Kisi-Kisi Ujian Nasional 2015/2016 . 504
Ini Ketentuan Buku Penunjang Kurikulum 2013 ... 505
Sempat Ditunda, Akhirnya UU Sistem Perbukuan Disahkan pada 27 April 2017 506
UU Sistem Perbukuan Menghadirkan Negara dalam Ekosistem Perbukuan ... 508
Mewujudkan Ekosistem Perbukuan yang Sehat ... 510
Menilik Jenis-Jenis Buku Menurut UU Sistem Perbukuan ... 514
UU Sisbuk Memberikan Kepastian Kepada Pengguna Buku ... 516
Mewujudkan Buku Bermutu, Murah, dan Merata Bagi Masyarakat ... 518
Buku Bermutu, Murah, dan Merata Bukan Hal Mustahil ... 520
Ini Wewenang dan Kewajiban Pemerintah ... 522
Peningkatan Kualitas Gizi Anak Sejak Dini ... 524
Pentingnya Edukasi Tentang Gizi untuk Anak ... 525
Pendidikan dan Pembangunan Bangsa Bebas dari
Stunting
... 527
Pemerintah Bantu Pemberian Makanan Sehat untuk Daerah 3T ... 530
Program Gizi Anak Sekolah untuk Generasi Sehat, Cerdas, Produktif. dan
Kompetitif ... 532
Pendidikan Gizi Bagi Remaja untuk Calon Ibu Sehat ... 536
Perhatikan Gizi Anak Agar Tidak
Stunting
... 538
Tanggung Jawab Kepala Daerah dalam Atasi
Stunting
... 540
Rumah Belajar Menambah Semangat ... 542
Halo… Ini Lo Rumah Belajar ... 544
Kelas Maya Lahirkan Inovasi ... 546
Praktikum di Laboratorium Maya Ternyata Mengasyikkan ... 549
Cara Mudah Memanfaatkan Rumah Belajar Tanpa Internet ... 552
Ayo Berbagi Ilmu di Karya Guru ... 554
Daerah 3T Butuh Pendidik Inovator ... 556
Testimoni Pendidik: Rumah Belajar Tingkatkan Minat, Motivasi, dan
Kemandirian ... 558
Sekilas Pandang Revolusi Industri 4.0 ... 560
Siapkan Generasi Indonesia Berdaya Saing di Era Industri 4.0 ... 561
Peningkatan Kompetensi Guru Dukung Keberhasilannya ... 563
Digitalisasi Sekolah Akan Mampu Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa ... 566
Digitalisasi Sekolah, Gunakan Dana BOS Afirmasi atau BOS Kinerja?
... 569
xiii
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Laboratorium Maya: Praktikum Efektif dan Menyenangkan ... 574
Lentera Anak dalam Literasi Digital ... 576
X TATAKELOLA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN... 579
APBN 2016: Rp419 Triliun Anggaran Pendidikan, Rp49,2 Triliun untuk
Kemendikbud ... 580
70% Anggaran untuk Program Rakyat ... 582
Pagu Kemendikbud Per Jenis Belanja Tahun Anggaran 2016 ... 587
Ini Program Prioritas Kemendikbud Selama 2016 ... 588
64 Persen Lebih untuk Pembiayaan Pendidikan di Daerah ... 598
90 Persen Lebih untuk Program Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan ... 600
Ringankan Beban Siswa Yatim Piatu ... 602
Meningkatkan Daya Saing SDM dengan Penguatan Pendidikan Vokasi ... 603
Siapkan Generasi Muda yang Tangguh, Cerdas, dan Berkarakter ... 604
Bentuk Intervensi Kementerian untuk Daerah ... 605
Komitmen untuk Ketersediaan Fasilitas Pendidikan ... 606
Empat Program untuk Penguatan ... 607
Perluasan dan Peningkatan Mutu ... 608
GTK Profesional dan Sejahtera Wujudkan Pembelajaran Bermutu ... 613
Peningkatan Peran Bahasa Indonesia untuk Perkuat Karakter Bangsa ... 614
Landasan Perencanaan Pembangunan Pendidikan Berkelanjutan ... 615
Tersedia Rp252,1 Miliar untuk Beasiswa Bagi yang Berprestasi ... 616
Selisik Ribuan Manfaat Layanan Digital ... 617
Anggun PAUD, Ruang Guru dalam Jaringan PAUD ... 618
Layanan Ini Tawarkan Kemudahan Belajar bagi Siswa ... 621
Beberapa Layanan Digital Ini Bantu Sekolah Permudah Akses Pelayanannya ... 624
Tak Perlu Segan Meminta Informasi dan Menyampaikan Pengaduan ke
Kemendikbud ... 627
Data Pokok Kebudayaan: Basis Data Kebudayaan Nasional ... 632
Jelajahi Potret Pendidikan Daerah melalui Layanan Digital Ini ... 634
ePPID Kemendikbud, Ujung Tombak Keterbukaan Informasi Pendidikan dan
Kebudayaan ... 636
Bantu Orang Tua Memilih Rumah Kedua Anak ... 637
Kemendikbud Bangun Indonesia dari Pinggiran ... 638
Membangun Pendidikan dan Kualitas Manusia Indonesia dari Pinggiran ... 639
Dukung Pembelajaran yang Lebih Baik ... 642
Agar Anak Indonesia Terus Bersekolah ... 644
Perluas Aksesibilitas SMK di Daerah 3T ... 646
Mempertahankan Keberagaman Budaya ... 648
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
xiv
Perjuangan Menjaga dari Kepunahan ... 651
Keterbatasan Bukan Hambatan ... 653
Menggali Potensi dari Pinggiran ... 655
Memeratakan Pendidikan Berkualitas, Mewujudkan Insan Berkarakter, dan
Memajukan Kebudayaan ... 658
Urusan Pendidikan Juga Jadi Tanggung Jawab Pemerintah Daerah ... 662
279 Triliun Pembiayaam Pendidikan Ditransfer ke Daerah ... 664
Alokasi Sasaran dan Anggaran BOS Terus Naik ... 666
Komitmen 20 Persen APBD untuk Pendidikan Terus Didorong ...
Bantuan Pembangunan Infrastruktur Sekolah, Wujud Perhatian Pusat ke
Daerah ... 670
Redistribusi Guru Dalam dan Lintas Kabupaten/Kota di Satu Provinsi Jadi
Wewenang Pemda ... 672
Peraturan Teknis Zonasi dalam PPDB Dibuat oleh Pemda ... 676
Kurikulum Muatan Lokal Jadi Kewenangan Pemda untuk Tetapkan ... 678
Luaskan Semangat Zona Integritas Bebas dari Korupsi Hingga ke Sekolah ... 680
Wujudkan Sekolah yang Transaparan dan Akuntabel ... 681
Siplah, Platform Elektronik untuk Transparansi Penggunaan Dana BOS... 684
Bersama-Sama Mari Kawal Penggunaan Dana BOS... 687
Perlu Awasi Penggunaan Dana BOS di Sekolah ... 690
Penguatan Tata Kelola Pendidikan melalui Sistem Pengadaan Daring ... 692
Bentuk Karakter “Antikorupsi” pada Diri Siswa dan Guru ... 694
Sekolah “Bersih”, Generasi Berintegritas, Indonesia Berkarakter! ... 696
Lima Tahun Luaskan Akses Pendidikan Karakter ... 698
Untuk Tingkatkan Daya Saing Bangsa Hadapi Revolusi Industri 4.0 ... 702
Capai Pendidikan yang Berkeadilan dengan Zonasi Pendidikan ... 705
Fondasi dan Roh Utama Pendidikan ... 708
Komitmen Melaksanakan Amanat UU Pemajuan Kebudayaan ... 710
Rumah Belajar Dukung Pembelajaran Digital ... 712
1
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
PROGRAM INDONESIA PINTAR
I
3
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
5
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
7
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
9
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
11
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
13
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
15
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
17
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
19
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
20
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
K
abar mENgENaI gempaberkekuatan 6,4 skala Richter (SK) yang menggunjang Lombok, NTB, pada 29 Juli 2018 membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy langsung memerintahkan jajarannya di daerah untuk mengecek kondisi sekolah. Ia khawatir bangunan sekolah mengalami kerusakan hingga dapat menghambat proses belajar mengajar.
Benar saja. Mendikbud Muhadjir menerima laporan bahwa ada lima bangunan sekolah yang mengalami kerusakan. Lantas Ia menurunkan tim untuk menyiapkan tenda sebagai pengganti ruang kelas sementara beserta perlengkapan sekolah agar pembelajaran siswa tetap berlangsung. Tindakan yang sama juga dilakukan saat sepekan berikutnya terjadi gempa berkekuatan 7 skala Richter dan menyebabkan ratusan bangunan sekolah rusak berat. Sehari pascagempa, Kemendikbud bersama sejumlah pihak bergegas turun ke lapangan untuk melihat dampaknya dan menyalurkan bantuan yang diperlukan. Pada lain kesempatan, Mendikbud Muhadjir beberapa kali juga ikut dalam rombongan untuk meninjau sejumlah sekolah
terdampak gempa serta mengunjungi para korban.
Upaya Kemendikbud menanggulangi
bencana di Lombok ini dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya menggulirkan bantuan senilai lebih dari Rp200 miliar agar digunakan untuk membangun tenda sebagai ruang kelas sementara dan lainnya. Selain itu, Kemendikbud juga melakukan penanganan psikososial anak, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk memulihkan trauma yang dialami korban serta melakukan kampanye kembali belajar di sekolah.
Di lokasi terjadinya gempa, Kemendikbud mendirikan pos pendidikan yang
digunakan untuk mendistribusikan berbagai bantuan pemenuhan layanan dasar para korban terdampak gempa. Di pos itu pula dilakukan pengkajian kerusakan dan kebutuhan penanganan pascagempa sehingga pemberian bantuan dapat relevan dengan kebutuhan para korban.
Sementara itu pascagempa hebat berkekuatan 7,7 skala Richter di Sulteng pada 28 September 2018, Kemendikbud langsung berkoordinasi dengan tim perintis penanganan bencana setempat untuk mendapatkan perkembangan kondisi fasilitas pendidikan, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta menentukan titik-titik strategis penyerahan bantuan.
Gerak cepat penanganan pascagempa dan tsunami dilakukan agar dapat segera memulihkan kondisi Sulteng, terutama di bidang pendidikan.
Siswa Harus Tetap Bersekolah
Serentetan gempa dashyat dan tsunami menerpa Lombok, Nusa
Tenggara Barat (NTB), dan Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng),
beberapa waktu lalu. Hal itu membuat proses pendidikan di
daerah terdampak bencana sempat terhenti tetapi kondisi ini
tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Siswa harus tetap bersekolah,
meskipun dalam keterbatasan sarana prasarana. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama sejumlah
pihak mengerahkan segenap upaya agar siswa terdampak bencana
tetap dapat menikmati layanan pendidikan.
Bangkit Pascabencana
6
Edisi XXVIII/November 201821
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Kegiatan belajar tidak boleh terlalu lama berhenti. Untuk itu kelas-kelas darurat disiapkan bersama dengan para relawan, lembaga masyarakat, dan pihak lainnya. Mendikbud juga mengimbau masyarakat di luar provinsi Sulteng dan daerah sekitarnya agar berlomba-lomba untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak terdampak bencana.
Bentuk Sekretariat
Penanggulangan Bencana
Keseriusan Kemendikbud dalam penanganan daerah terdampak gempa tidak hanya diwujudkan dalam bentuk penyaluran bantuan maupun pengiriman relawan. Bentuk keseriusan lain yang
dilakukan adalah terbitnya Keputusan Mendikbud (Kepmen) Nomor 234/P/2018 tentang Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud.
Kepmen ini memperbarui struktur sekretariat penanggulangan bencana yang sebelumnya tertuang dalam Kepmendikbud Nomor 40/P/2017 tentang Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana Kemendikbud. Alasannya agar dapat meningkatkan efektivitas koordinasi antar unit utama di Kemendikbud, lintas kementerian/lembaga terkait, dan organisasi nonpemerintah dalam penanggulangan bencana pada saat prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana. (Ran)
Kegiatan belajar tidak boleh terlalu lama berhenti.
Untuk itu kelas-kelas darurat disiapkan dengan para
relawan, lembaga masyarakat, dan pihak lainnya.
Bentuk Penanganan
Pascabencana
oleh Kemendikbud,
antara lain:
1. Pendirian tenda sebagai ruang kelas darurat/sementara
2. Pengiriman m untuk pelayanan psikososial,
psikoedukasi, dan pemulihan trauma
3. Rehabilitasi dan revitalisasi sekolah yang
rusak pascabencana
4. Pemberian tunjangan khusus bagi guru yang
menjadi korban
5. Bantuan logisk berupa makanan, perlengkapan kebutuhan dasar, pakaian
bersih, peralatan sekolah
6. Pendataan jenis bantuan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan
7. Pemberian beasiswa berupa bantuan pendidikan melalui Program Indonesia
Pintar (PIP) khusus bencana
8. Bantuan di bidang kebudayaan, antara lain menggelar kegiatan Nusantara Art
Fesval, permainan tradisional, penguatan pendidikan karakter melalui media
inspiraf, bantuan pemerintah untuk komunitas sejarah, pemugaran cagar
budaya, dan penyelamatan koleksi museum di Palu.
(Sumber: Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud)
7
Edisi XXVIII/November 201822
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud
E
fEKtIVItas pElIbataN publik,lintas kementerian/lembaga, dan organisasi nonpemerintah serta berbagai satuan kerja di internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam pemulihan layanan pendidikan yang terdampak bencana perlu ditingkatkan. Kemendikbud melalui Keputusan Mendikbud (Kepmen) Nomor 234/P/2018 mengubah struktur Sekretariat Penanggulangan Bencana agar penanganan bencana dilakukan secara sistematis, menyeluruh, dan efisien serta dapat mengantisipasi dampak buruk dari terjadinya bencana alam di Indonesia.
Kepmen itu menggantikan Kepmen sebelumnya dengan Nomor 8953/A. A2.1/KP/2014 tentang Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud. Melihat dampak yang ditimbulkan dari berbagai ranah kehidupan termasuk ranah pendidikan, penanggulangan bencana ini tidak cukup hanya
mengandalkan satu unit kerja tertentu di Kemendikbud.
Selain mengkoordinasikan berbagai pihak dalam penanganan bencana, Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud juga melakukan pemetaan
program aman bencana untuk kegiatan pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana di satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tugas lainnya meliputi koordinator pelaksanaan rencana aksi program satuan pendidikan aman bencana 2015-2019 serta melakukan pendampingan teknis penerapan satuan pendidikan aman bencana di sekolah-sekolah.
Di samping itu, Sekretariat
Penanggulangan Bencana Kemendikbud juga bertugas untuk mengumpulkan, mengelola, dan menyebarluaskan praktik baik penerapan satuan pendidikan aman bencana melalui berbagai media. Selanjutnya mengevaluasi pelaksanaan program pra bencana di bidang pendidikan serta menyusun dan menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan penerapan satuan pendidikan aman bencana paling sedikit satu kali dalam satu semester menjadi tugas utama dari Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud. Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kemendikbud selaku Sekretaris
Sekretariat Penanggulangan Bencana, Ahmad Mahendra mengatakan, penanggulangan bencana di bidang pendidikan harus memiliki sistem agar usaha mengembalikan layanan pendidikan di wilayah terdampak bencana tetap dapat berjalan. Program-program bantuan yang telah direncanakan oleh tim, kata dia, tetap dapat diantisipasi walaupun terjadi bencana dalam waktu berdekatan dengan lokasi yang berbeda seperti di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.
Untuk itu perubahan struktur Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud tahun ini bertanggung jawab memastikan keberlanjutan penaganan bencana bidang pendidikan di lokasi terdampak
Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia
dilanda berbagai macam bencana dengan
jumlah korban jiwa yang banyak serta
kerugian materiel yang tidak sedikit,
termasuk di bidang pendidikan.
Pemulihan
bencana di daerah terdampak bencana ini
tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja,
perlu pelibatan publik agar lebih cepat.
Seluruh pihak perlu bergerak cepat dan
bahu-membahu menanggulangi pemulihan layanan
pendidikan yang terdampak bencana.
Tim Gerak Cepat
Penanganan Bencana
8
Edisi XXVIII/November 201823
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Selain mengoordinasikan berbagai pihak dalam penanganan
bencana, Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud
juga melakukan pemetaan program aman bencana untuk
kegiatan prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana
di satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
bencana hingga layanan pendidikan kembali berjalan normal. “Kita tetap menyelesaikan penanganan bencana di satu daerah sampai tuntas walaupun
fokus penanganan bencana beralih ke lokasi bencana lainnya yang sangat membutuhkan bantuan dan penanganan,” tegas Mahendra. (DnS/aBG)
LANGKAH MEWUJUDKAN
SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA
Salah satu tugas Sekretariat Penanggulangan Bencana Kemendikbud adalahmelakukan pemetaan program aman bencana dan penerapan satuan pendidikan aman bencana. Sedaknya ada 10 langkah mewujudkan satuan pendidikan aman bencana tersebut, yaitu:
10
1
3
2
4
7
8
9
10
5
6
Persiapan dan konsolidasi dengan pihak sekolah Pelahan untuk guru, tenaga kependidikan lainnya, serta komite sekolah Melakukan penilaian mandiri dan pengawasan secara run Melakukan evaluasi pelaksanaan dan memutak-hirkan rencana aksi Pelahan untuk peserta didik Penyusunan prosedur tetap untuk masa pra, saat, dan pascabencana Pengkajian dan penilaian mandiri di awal program Melakukan simulasi teratur mini-mal sebanyak 2 kali setahun Pengkajian risiko bencana bersama, termasuk dengan peserta didik Penyusunan rencana aksi dan pembentukan m siaga bencana sekolah9
Edisi XXVIII/November 2018Fokus
24
10
Edisi XXVIII/November 2018Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Satu hari setelah gempa bumi
menimpa Nusa Tenggara Barat
(NTB), Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) langsung
menurunkan tim untuk memeriksa
kondisi satuan pendidikan yang
terdampak bencana, serta siswa
dan guru yang menjadi korban.
Melalui unit pelaksana teknis (UPT)
Kemendikbud, yakni Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) Provinsi NTB, tim bertugas
melakukan pendataan dan memastikan
pembelajaran terus dapat berlangsung
dengan menggunakan fasilitas
darurat. Kerja sama dan koordinasi
antara Kemendikbud, pemerintah
daerah, dan unsur masyarakat
seperti relawan dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM), membantu
percepatan pemulihan di NTB.
Reaksi Cepat Tanggap Kemendikbud
B
ErdasarKaN data per 16 Oktober 2018 dari LPMP NTB, jumlah sekolah terdampak bencana di NTB mencapai 1.171 unit atau sekitar 17 persen dari jumlah sekolah di NTB. Dari jumlah tersebut, sebanyak 511 sekolah tergolong rusak berat, 319 sekolah rusak sedang, dan 341 sekolah rusak ringan, dengan total 4.669 ruang kelas yang rusak. Kerusakan terbanyak ditemukan di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Barat. Selain itu terdapat 218.224 siswa serta 2.162 guru yang terdampak bencana gempa di NTB.Selain cepat menurunkan tim untuk pendataan, Kemendikbud juga sigap membangun tenda darurat untuk dijadikan sebagai ruang kelas sementara bagi siswa dan guru yang terdampak bencana. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy pun segera menuju lokasi bencana untuk meninjau langsung kondisi di sana.
Dukung Percepatan Pemulihan
Pascabencana di NTB
Fokus
Bantuan logisk yang
diberikan, di antaranya:
Diklat pendidikan darurat bagi 400 guru dan kepala sekolah
62 paket media pembelajaran dari Pustekkom
Pendirian 425 tenda untuk kelas darurat
Pemutaran film edukaf bersama Bantuan pembelian sarana
pembelajaran dalam kondisi darurat untuk 228 sekolah dengan total Rp 1,28 miliar
21 truk distribusi bantuan siswa dan alat pembelajaran (berupa pakaian, perlengkapan belajar, alat permainan, dan lain-lain)
Layanan trauma healing
25
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Intinya jangan sampai
kerusakan menganggu proses
pembelajaran siswa.
Mendikbud
Muhadjir Effendy
11
Edisi XXVIII/November 2018Kunjungan pertama Mendikbud berlangsung pada Senin (30/7/2018), di Sumbawa Besar. Saat itu Mendikbud mengatakan, Kemendikbud menyiapkan tenda untuk menjadi ruang kelas sementara dan memberikan bantuan perlengkapan sekolah, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan. Sementara untuk sekolah rusak akan segera dilakukan rehabiltasi atau revitalisasi, salah satunya dengan membangun gedung baru. “Intinya jangan sampai kerusakan mengganggu proses pembelajaran siswa,” ujarnya. Per tanggal 10 Oktober 2018, tercatat sudah 133 tenda kelas darurat dan 179 terpal dibangun oleh Kemendikbud dengan bantuan pemerintah daerah dan relawan pendidikan. Kemendikbud juga memberikan 29.000 paket peralatan sekolah untuk siswa. Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD-Dikmas) bersama LSM dan relawan, Kemendikbud memberikan layanan psikososial atau trauma healing untuk para siswa dan guru. Selain itu, untuk menghibur para pengungsi, Kemendikbud melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) menyelenggarakan pemutaran film edukatif di beberapa lokasi pengungsian. Hal lain yang dilakukan Kemendikbud antara lain distribusi buku cerita rakyat, logistik sembako, selimut, pakaian, obat-obatan, serta makanan dan minuman.
Bersama para relawan, Kemendikbud membentuk Pos Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu (Posko Gasgabpad)
Pendidikan. Tercatat sebanyak 376 organisasi masyarakat dengan total 3.435 personel bersinergi dan berkoordinasi mendukung upaya percepatan pemulihan pascabencana di NTB. Lembaga dan relawan tersebut antara lain UNICEF, Rumah Pelangi, Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Wahana Visi Indonesia, Kerajaan Dongeng, Yayasan Gugah Nurani Indonesia, LAZNAS, dan Kidsmile Foundation. Melalui posko yang dikomandoi oleh LPMP NTB itu, unsur pemerintah maupun masyarakat saling berbagi informasi dan sumber daya untuk membantu percepatan pemulihan pendidikan di NTB.
Strategi Pembelajaran di Daerah
Bencana
Salah satu program yang dilakukan bersama adalah merumuskan dan menjalankan strategi pembelajaran untuk siswa terdampak bencana. Mereka menyepakati bahwa strategi pelaksanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lokasi masing-masing, misalnya di kelas darurat sementara, baik di halaman sekolah maupun di lokasi pengungsian. Pembelajaran
Strategi Pembelajaran Pascabencana di NTB:
Semua sekolah di daerah terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB)
sudah mulai melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi:
Pembelajaran awal di kelas darurat sementara, baik di halaman sekolah maupun di lokasi pengungsian.
Strategi pelaksanaan pembelajaran disesuaikan situasi dan kondisi masing-masing.
1
2
3
4
5
Pembelajaran menyesuaikan dengan mengedepankan kegiatan permainan, psiko-edukasi, dan psikososial Memaksimalkan pengguaanmedia-media pendidikan, alat permainan, alat peraga, dan alat pendukung lainnya.
Memaksimalkan metode dan strategi
pembela-jaran luar ruang, pembelajaran pola sekolah alam, dan sejenisnya.
26
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Di tahap pemulihan, Kemendikbud memberikan program pembekalan
untuk guru, berupa pelatihan dalam pengelolaan dan pembelajaran di
satuan pendidikan dalam keadaan darurat.
12
Edisi XXVIII/November 2018juga disesuaikan dengan mengedepankan kegiatan permainan, psikoedukasi, dan
psikososial, dengan memaksimalkan penggunaan media-media pendidikan, alat permainan, alat peraga, dan alat pendukung lainnya. Relawan juga memaksimalkan metode dan strategi pembelajaran luar ruang, pembelajaran pola sekolah alam, dan sejenisnya.
Beberapa kegiatan tanggap darurat yang dilakukan Posko Gasgabpad Pendidikan antara lain pendataan satuan pendidikan terdampak (sarpras, siswa, guru), distribusi dan pendirian tenda kelas darurat, distribusi perlengkapan sekolah, kampanye “Kembali ke Sekolah” di pos pengungsian, layanan dukungan psikososial, dan koordinasi bantuan rehabilitasi serta rekonstruksi ruang kelas yang rusak dengan Direktorat Pembinaan PAUD, Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat
Pembinaan SMA, dan Direktorat Pembinaan SMK.
Tahap Pemulihan
Arah pembangunan pendidikan pascabencana di NTB semakin fokus setelah kunjungan kedua Mendikbud pada 14 Agustus 2018. Saat itu arahan Mendikbud adalah agar dalam waktu paling lambat satu tahun, sekolah yang mengalami rusak berat akan dirobohkan untuk dibangun kembali. Proses belajar mengajar juga harus tetap berlangsung meskipun dilakukan di ruang kelas darurat. Kemudian pembangunan gedung sekolah terdampak bencana diharapkan sesuai dengan sistem zonasi. Penanganan darurat bidang pendidikan pun sudah melewati tahap tanggap darurat, sehingga dimulai transisi dari status tanggap darurat ke pemulihan.
Dalam tahap pemulihan dilakukan aktivasi program, antara lain rehabilitasi sekolah rusak ringan oleh Kemendikbud, pembangunan sekolah darurat, pemberian KIP khusus, dan pemenuhan Tunjangan Khusus untuk Guru. Tunjangan Khusus diberikan kepada 5.298 guru terdampak bencana di NTB, yaitu di wilayah Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, dan Sumbawa. Mendatang, dimungkinkan penambahan jumlah penerima bantuan seiring dengan pemutakhiran
data yang dilakukan.Tunjangan Khusus untuk guru PNS sebesar Rp1,5 juta setiap bulan, sedangkan untuk guru non-PNS sebesar Rp2 juta setiap bulan. Tunjangan tersebut diberikan selama enam bulan, sehingga guru PNS akan menerima total tunjangan khusus sebesar Rp9 juta, dan guru non-PNS sebesar Rp12 juta. Bantuan kepada guru terdampak gempa di NTB ini merupakan bentuk perlindungan kepada guru sesuai dengan Permendikbud Nomor 11 Tahun 2017.
Di tahap pemulihan ini Kemendikbud juga memberikan program pembekalan untuk guru. Kepala LPMP NTB, Minjahul Ngabidin mengatakan, program pembekalan yang dijalankan untuk guru-guru di NTB adalah pelatihan guru-guru dan kepala sekolah dalam pengelolaan satuan pendidikan dan pembelajaran dalam keadaan darurat.
Narasumber pelatihan tersebut memberdayakan keberadaan LSM, relawan, Tim Psikososial Kemensos, serta organisasi profesi guru seperti Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah (IBKS), Ikatan Guru Indonesia (IGI), dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Per tanggal 1 Oktober 2018, lebih dari 1.000 guru mengikuti pelatihan tersebut.
“Untuk menyemangati dan mengapresiasi guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan pembelajaran darurat dan pengelolaan sekolah dalam kondisi darurat, kami juga melaksanakan kegiatan simposium dan lomba inovasi
pembelajaran dan pengelolaan sekolah dalam kondisi darurat,” tutur Minhajul. Simposium tersebut dilaksanakan pada Desember 2018. Kerja sama dan sinergi antara pemerintah dengan unsur masyarakat turut membantu terwujudnya percepatan pemulihan kondisi pendidikan di NTB. Hal ini menjadi contoh suksesnya pelibatan publik di bidang pendidikan serta aktivasi ekosistem pendidikan yang baik. Mendikbud Muhadjir Effendy pun menyampaikan apresiasinya kepada berbagai lembaga. “Saya rasa ini baik sekali, dalam rangka membangun solidaritas, gotong royong. Itu bagian dari pendidikan karakter,” katanya. Setidaknya Kemendikbud telah menggulirkan bantuan senilai lebih dari Rp229 miliar untuk rehabilitasi sekolah dan pemulihan kegiatan belajar mengajar pascabencana di NTB. (DeS)
27
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
Edisi XXVIII/November 20182016-2019
13
Fokus
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan
berbagai pihak bahu-membahu memulihkan layanan pendidikan di area-area
terdampak bencana di Sulawesi Tengah. Mulai dari pendirian pos pendidikan,
pendirian ruang kelas darurat, renovasi sekolah hingga pembangunan unit
sekolah baru sebagai rencana jangka panjang pun telah dipersiapkan oleh
Kemendikbud bersama United Nations Children’s Fund (UNICEF), Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan pihak lainnya. Hal ini
dilakukan agar seluruh anak Indonesia tetap mendapatkan akses pendidikan
meskipun mereka terdampak bencana.
P
ada 28 September 2018 lalu,gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter disertai tsunami dengan ketinggian mencapai 7 meter melanda berbagai wilayah di Sulawesi Tengah di antaranya Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Beberapa saat setelah puncak gempa tersebut, muncul gejala likuefaksi atau hilangnya kekuatan lapisan tanah di Kelurahan Petobo, Kota Palu yang menambah korban jiwa dan kerugian materiel. Bencana itu tentunya menimbulkan kerugian yang sangat besar termasuk di bidang pendidikan. Pemulihan akses pendidikan menjadi hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak. Kemendikbud telah mengalokasikan sekitar Rp 246 miliar untuk pemulihan layanan pendidikan pascabencana di Sulawesi Tengah tersebut dan di masa tanggap darurat Kemendikbud juga telah memberikan bantuan logistik berupa makanan, air mineral, obat-obatan, dan lainnya. Selain memberikan akses pendidikan bagi peserta didik, hal itu juga menjadi titik tolak pembangunan kembali kehidupan mereka pascabencana.
“Proses pembelajaran yang terjadi dapat sekaligus menjadi terapi bagi anak-anak yang terdampak serta membantu keluarga untuk bangkit kembali,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud), Muhadjir Effendy, di kantor Kemendikbud beberapa waktu lalu. Hal serupa pun diungkapkan oleh Perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini, bahwa pendidikan merupakan alat pemulihan penting dalam situasi darurat. Melalui sekolah, lanjutnya, anak-anak dapat dipastikan keberadaannya dan dirawat sebaik-baiknya serta dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan dan atau dimanfaatkan oleh sekelompok orang tertentu. “Dengan membangun kembali rutinitas harian dan membantu mengembalikan rasa normal, sekolah menjadi suatu bentuk ruang terapi di tengah-tengah kehancuran akibat bencana,” tutur Debora Comini. Sebagai langkah awal pemulihan pascabencana, Kemendikbud bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah mendirikan pos pendidikan yang berpusat di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tengah. Pos pendidikan ini bergegas melakukan pendataan satuan pendidikan, peserta didik, guru dan tenaga kependidikan serta sarana prasarana pendidikan yang terdampak bencana di wilayah tedampak. Selain itu, pos pendidikan juga mengklasifikasikan satuan pendidikan terdampak bencana berdasarkan tingkat kerusakannya meliputi rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat.
Bahu-membahu Pulihkan Layanan
Pendidikan di Sulawesi Tengah
28
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Kemendikbud bersama Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah mendirikan pos
pendidikan melakukan pendataan satuan pendidikan,
peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan.
14
Edisi XXVIII/November 2018Fokus
Setelah itu, Kemendikbud bersama UNICEF serta pihak lainnya pun segera mendirikan 450 tenda kelas darurat sebagai tempat sementara bagi anak-anak terdampak bencana Sulawesi Tengah untuk memperoleh pembelajaran. Tahap pertama, 200 tenda untuk ruang kelas darurat didatangkan dari lokasi suplai Dubai, Uni Emirat Arab, yang rampung pada 18 Oktober 2018. Selanjutnya sisa 250 tenda untuk ruang kelas darurat didatangkan dari lokasi suplai Kopenhagen, Denmark, yang rampung pada 10 November 2018. Satu tenda berstandar UNICEF itu memiliki kapasitas dua ruang kelas yang dapat digunakan untuk pembelajaran siswa.
Berdasarkan data dari Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) per 29 Oktober 2018, bencana alam Sulawesi Tengah menyebabkan 1.590 sekolah rusak serta 184.876 murid dan 13.229 guru terdampak. Angka-angka itu masih dapat berubah seiring situasi dan kondisi terbaru di lapangan. Ke depan, Kemendikbud akan mengadakan relokasi sekolah-sekolah yang sudah tidak layak digunakan dan sekaligus menerapkan kebijakan zonasi yang saat ini sudah dilakukan.
Dorong Masyarakat dan
Pemerintah Daerah Sekitar
Pemulihan layanan pendidikan di wilayah bencana khususnya di Sulawesi Tengah ini tentu tidak bisa lepas dari peran serta masyarakat khususnya untuk membangun ruang-ruang kelas darurat. Berdasarkan data Sekretariat Nasional SPAB per 29 Oktober 2018, kekurangan ruang kelas darurat mencapai sekitar 411 agar dapat melayani siswa-siwa yang terdampak tersebut. Masyarakat sekitar diimbau untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitarnya dalam membangun ruang kelas darurat.
Kemendikbud telah menerapkan model kelas darurat yang efektif dan efisien pada pemulihan bencana di Lombok beberapa waktu lalu. “Dengan 30 juta rupiah sudah bisa 6 kelas darurat. Bahannya tidak beli, hanya atapnya terpal dari Jakarta. Itu bisa bertahan sampai satu tahun,” ucap Mendikbud Muhadjir. Kemendikbud juga mendorong pemerintah daerah sekitar seperti Sulawesi utara,
Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan lainnya agar mengedepankan fleksibilitas
29
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
Edisi XXVIII/November 20182016-2019
15
Fokus
pelayanan pendidikan bagi siswa terdampak bencana Sulawesi Tengah. Apabila siswa memutuskan untuk pindah sekolah secara permanen maka sekolah penerima tidak mengedepankan proses birokrasi tetapi lebih mengutamakan pemenuhan hak anak-anak untuk bisa terus belajar. Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang terdampak dan atau memiliki hambatan untuk dapat sekolah kembali.
Penanganan masalah pendidikan pascabencana ini memang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja melainkan perlu dukungan berbagai pihak terutama masyarakat. “Intinya semua anak harus belajar tidak boleh tertunda karena bencana. Ini memang berat tetapi kerja keras kita untuk membangun Sulawesi Tengah bangkit kembali dan lebih baik lagi,” tegas mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu. (aBG)
PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA
DAN TSUNAMI SULAWESI TENGAH
1.509
satuan pendidikan terdampak
di 4 kabupaten
LANGKAH
DARURAT
PENANGANAN
GEMPA SULAWESI TENGAH:
lDistribusi bantuan pendidikan (tenda sekolah, 370 paket sekolah, 84 paket rekreasional, 50 paketkebersihan, 50 paket PAUD)
lMemperbarui data sekolah terdampak
lMelakukan verifikasi data sekolah/madrasah rusak
lMelakukan koordinasi run di pos pendidikan
lPelahan pendidikan dan perlindungan anak dalam situasi darurat bagi pegawai dinas, pengawas, kepala sekolah, dan pegawai lembaga non-pemerintah
Kebutuhan
kelas darurat:
284
terdistribusi
184.876
siswa terdampak di 4 kabupaten
(Per tanggal 29 Oktober 2018)
aten
H
T
ANAN
ULAWESI TENGAH:
Ke
kelas
terd
13.229
guru terdampak di 4 kabupaten
Kab. Donggala:
635
Kab. Parigi
Moutong:
98
Kab. Sigi:
398
Kota Palu:
30
16
Edisi XXVIII/November 2018Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
2016-2019
Fokus
Salah satu dampak dari peristiwa gempa dan tsunami yang
terjadi di Lombok dan Palu pada pertengahan tahun 2018
adalah munculnya rasa cemas, khawatir, dan takut berlebih
(trauma) pada masyarakat, termasuk anak-anak.
U
NtUK mEmbaNtUmenanggulangi kondisi tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan beberapa organisasi dan lembaga sosial memberikan dukungan psikososial awal untuk membantu guru dan anak-anak cepat pulih dan kembali ke sekolah dengan rasa aman.
Dukungan psikososial yang dimaksud adalah Layanan Dampingan Psikososial (LDP) yang merupakan kerja sama antara Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud dengan Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC). LDP diawali dengan melakukan asesmen terhadap guru dan siswa di lingkungan bencana dengan tujuan mengetahui besaran dampak psikologis bencana yang terjadi secara umum. Jika dampak yang terjadi lebih banyak menimpa guru, maka layanan psikososial terlebih dahulu diberikan kepada guru agar mereka bisa terlepas dari rasa ketakutan dan stres berlebih dalam waktu yang lebih
cepat, sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat segera dilakukan. Fase awal dukungan psikososial ini biasanya dilakukan selama dua hari dan berfokus pada pemulihan emosional guru sebagai pelaku utama dalam kegiatan belajar mengajar. Pada hari pertama, para guru diberikan kesempatan untuk melepaskan
emosionalnya melalui berbagi dan bercerita (sharing) kepada orang lain. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam kelompok besar atau kecil, dan didampingi oleh pihak layanan psikososial. Selanjutnya, guru diberikan keterampilan manajemen stres dalam bentuk teori dan relaksasi, dengan tujuan agar mereka juga menyadari bahwa dalam situasi krisis, wajar jika timbul berbagai reaksi psikologis seperti menjadi lebih takut atau lebih cemas.
Respons tersebut adalah normal dan guru diharapkan dapat menerimanya sebagai keadaan yang normal pula, serta mampu mengatasi dengan hal-hal yang positif. Misalnya dengan mengingat hal-hal apa yang membuat mereka bertahan menghadapi situasi sulit atau dengan
Layanan Dampingan Psikososial
Ajak Masyarakat Lepaskan
Rasa Cemas Pascabencana
Di samping itu,
Kemendikbud juga
menggulirkan
seban-yak 50 paket
dukun-gan psikososial senilai
Rp 8,3 miliar untuk
bencana di Sulawesi
Tengah
Beberapa Dukungan Psikososial yang Dilakukan:
Kegiatan berbagi dan bercerita (sharing)
Mendongeng, menggambar, dan mewarnai
Nonton film bareng
Bermain permainan tradisonal
Bermain alat musik
31
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Jendela
Edisi XXVIII/November 20182016-2019
17
Fokus
dukungan keluarga, masyarakat, dan kegiatan rohani.
Dalam proses keterampilan manajemen stres, guru dibekali kemampuan 3L, yaitu look, listen, and link (melihat, mendengar, dan menghubungkan). Look adalah melihat dengan peka atas reaksi yang terjadi pascabencana; listen adalah mendengarkan masalah atau keluhan yang terjadi pascabencana dan berdampak pada emosional; serta link adalah menghubungkan dengan layanan yang lebih tinggi seperti psikolog untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut atas reaksi pascabencana yang masih berkelanjutan, misalnya mimpi buruk yang berkepanjangan, takut bersosialisasi, atau trauma berlebihan sehingga tidak mau masuk ruangan.
Setelah melakukan proses sharing dan mendapatkan keterampilan manajemen stres, pada hari kedua guru akan
diberikan pembekalan tentang bagaimana membentuk mekanisme dukungan psikososial antarguru. Hal ini dilakukan agar di dalam sekolah terbentuk
lingkungan yang saling mendukung, karena pemulihan pascabencana akan berlangsung dalam waktu panjang sehingga dibutuhkan lingkungan kekeluargaan yang saling mendukung.
Selain itu, guru juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan ilmu yang diperoleh kepada siswa dan mengaplikasikan ke dalam beberapa kegiatan yang menghubungkan fisik, kreatif, manipulatif, komunikatif, dan imajinatif seperti menggambar, mendongeng, bermain, menyusun gambar (puzzle), atau kegiatan yang mengasah kreativitas. Misalnya dalam menghias tenda, siswa mempunyai kesempatan berinteraksi dengan kelompok dan lingkungan lain, sehingga dapat menstimulasi terjadinya interaksi sosial. Sementara itu, dukungan psikososial kepada anak-anak diberikan dalam bentuk kegiatan mendongeng, menggambar, dan mewarnai. Ada pula kegiatan nonton film bareng di berbagai pos pengungsian. Film yang diputar merupakan film Indonesia yang telah disewa hak tayangnya oleh Kemendikbud, seperti “Iqra”, “12 Menit untuk Selamanya”, “Knight Kris”, dan “Negeri Dongeng”.
Dukungan psikososial juga dilakukan lewat kegiatan pelestarian kebudayaan dengan mengenalkan dan mengajak anak terlibat dalam permainan tradisional seperti egrang dan membatik. Kegiatan berkesenian, seperti bermain alat musik juga diberikan kepada anak-anak korban bencana ini. (PRM)