ROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN ROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruang
Ruang rawat: rawat: 23 23 Psikiatri Psikiatri Tanggal Tanggal dirawat: dirawat: 19 19 Maret Maret 20182018 I.
I. IDENTITAS KLIENIDENTITAS KLIEN Nama (inisial)
Nama (inisial) : Ny.H : Ny.H Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2018Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2018 Jenis
Jenis Kelamin Kelamin : : P P No. No. RM RM : : 101xxxx101xxxx Usia
Usia : : 55 55 thth Alamat
Alamat : : Sawojajar, Sawojajar, MalangMalang Pekerjaan
Pekerjaan : : Ibu Ibu Rumah Rumah TanggaTangga Informan
Informan : : Pasien, Pasien, Keluarga Keluarga pasien, pasien, Rekam Rekam medismedis
II.
II. ALASAN MASUKALASAN MASUK a.
a. Data Data primer primer ::
Pasien mengatakan dibawa ke RS karena saat itu pasien melihat anaknya yang ke 4 Pasien mengatakan dibawa ke RS karena saat itu pasien melihat anaknya yang ke 4 masuk ke RS dan dipukuli oleh a
masuk ke RS dan dipukuli oleh ayahnya.yahnya. b.
b. Data Data sekunder sekunder ::
Keluarga (anak perempuan dan laki- laki ) mengatakan membawake rs karena tiba
Keluarga (anak perempuan dan laki- laki ) mengatakan membawake rs karena tiba
–
–
tiba tiba marah tidak jelas , berbicara ngelantur, menangis.pasien juga menggigit dan memukul marah tidak jelas , berbicara ngelantur, menangis.pasien juga menggigit dan memukul suami dan anaknya yang laki-laki.suami dan anaknya yang laki-laki. c.
c. Data Data rekam rekam medis medis ::
Sejak selasa pagi (19/03/2018) pasien gelisah, ngamuk-ngamuk dan bicara ngelantur serta Sejak selasa pagi (19/03/2018) pasien gelisah, ngamuk-ngamuk dan bicara ngelantur serta sulit tidur. 5 hari sebelu
sulit tidur. 5 hari sebelumnya pada hmnya pada hari kamis ari kamis (15/03/2018) p(15/03/2018) pasien datang ke asien datang ke poli jiwapoli jiwa RSSA dengan keluhan yang sama yaitu gelisah, ngamuk-ngamuk, bicara ngelantur serta RSSA dengan keluhan yang sama yaitu gelisah, ngamuk-ngamuk, bicara ngelantur serta menggigit dan memukul suami dan anak laki
menggigit dan memukul suami dan anak laki-lakinya.-lakinya. Masalah Keperawatan : Manajemen Krisis Fase Krisis Masalah Keperawatan : Manajemen Krisis Fase Krisis
III.
III. FAKTOR PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGFAKTOR PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit
Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit karena ada yang membisikkan kalau anaknyakarena ada yang membisikkan kalau anaknya masuk ke RS dan dipukuli oleh suaminya, sebelumnya ia memang sudah memiliki penyakit masuk ke RS dan dipukuli oleh suaminya, sebelumnya ia memang sudah memiliki penyakit yang seperti itu dan sudah mengkonsumsi obat namun jika obatnya tidak rutin diminum atau yang seperti itu dan sudah mengkonsumsi obat namun jika obatnya tidak rutin diminum atau habis, amak penyakit pasien akan kambuh kembali dan pada hari senin tanggal 19 Maret habis, amak penyakit pasien akan kambuh kembali dan pada hari senin tanggal 19 Maret 2018 sekitar jam 13.00, pasien datang dengan keluhan gelisah, marah
2018 sekitar jam 13.00, pasien datang dengan keluhan gelisah, marah
–
–
marah, lalu marah, lalu disarankan untuk MRS di ruang 23 psikiatri untuk mendapat tindakan terapi dan perawatan disarankan untuk MRS di ruang 23 psikiatri untuk mendapat tindakan terapi dan perawatan yang lebih lanjut.yang lebih lanjut.
IV.
IV. FAKTOR PREDISPOSISIFAKTOR PREDISPOSISI a.
a. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu 1.
1. Pernah Pernah mengalami mengalami gangguan gangguan jiwa jiwa di di masa masa lalu? lalu? ya ya tidaktidak Bila ya, jelaskan:
Bila ya, jelaskan:
Pasien mengatakan sudah memiliki gangguan jiwa sekitar umur 36 tahun pada tahun 2000 Pasien mengatakan sudah memiliki gangguan jiwa sekitar umur 36 tahun pada tahun 2000 an dan MRS di RSSA lebih dari 4 kali.
an dan MRS di RSSA lebih dari 4 kali. 2.
2. Pengobatan sebelumnyaPengobatan sebelumnya berhasil berhasil kurang berhasil kurang berhasil tidak berhasiltidak berhasil Jelaskan: Pasien mengatakan sudah k
Jelaskan: Pasien mengatakan sudah kontrol di RSSA dontrol di RSSA dan minum an minum obat rutin, tapi tetap tidakobat rutin, tapi tetap tidak bisa mengontrol dirinya, marah
bisa mengontrol dirinya, marah
–
–
marah , marah , gelisah, dan menganggu lingkungan sekitarnya.gelisah, dan menganggu lingkungan sekitarnya. 3.3. Pernah mengalami penyakit fisik? (termasuk gangguan tumbuh kembang)Pernah mengalami penyakit fisik? (termasuk gangguan tumbuh kembang) ya tidak
ya tidak
Jelaskan: pasien tidak ada riwayat penyakit fisik Jelaskan: pasien tidak ada riwayat penyakit fisik
b.
b. Riwayat PsikososialRiwayat Psikososial
pelaku / usia
pelaku / usia korban / usia korban / usia saksi / usiasaksi / usia 1.
1. Aniaya fisikAniaya fisik 2.
2. Aniaya seksualAniaya seksual 3.
3. PenolakanPenolakan
4.
4. Kekerasan dalam keluargaKekerasan dalam keluarga 5.
5. Tindakan kriminalTindakan kriminal
ayah dan ayah dan ibu ibu 40 & 40 & 38 38 Ny H / 6 -13 th
Jelaskan: Jelaskan:
Saat berumur 6- 13 tahun , pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, sehingga orang Saat berumur 6- 13 tahun , pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, sehingga orang tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman kemudia pasien juga tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman kemudia pasien juga pernah
pernah ditinggal ditinggal oleh oleh sang sang ayah ayah untuk untuk kuliah kuliah di di luar luar negeri negeri untuk untuk beberapa beberapa tahun,tahun, sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya tertekan.
sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya tertekan. 6.
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual)Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual) Saat Ny. H masih kecil hingga remaja, pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, Saat Ny. H masih kecil hingga remaja, pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, sehingga orang tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman sehingga orang tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman kemudia pasien juga pernah ditinggal oleh sang ayah untuk kuliah di luar negeri untuk kemudia pasien juga pernah ditinggal oleh sang ayah untuk kuliah di luar negeri untuk beberapa tahun, sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya
beberapa tahun, sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya tertekan.tertekan. Masalah keperawatan : HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
Masalah keperawatan : HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL 7.
7. Kesan Kesan kepribadian kepribadian klien klien extrovert extrovert introvert introvert lain-lainlain-lain Jelaskan:
Jelaskan: selam ini ketika dselam ini ketika di ruamah maupun i ruamah maupun di lingkungdi lingkungan sekitar, pasien adalah tipean sekitar, pasien adalah tipe orang yang pendiam dan tertutup, tidak pernah berbagi cerita keluh kesah dengan orang yang pendiam dan tertutup, tidak pernah berbagi cerita keluh kesah dengan keluarga maupun orang lain. Jika pasien ada masalah, pasien hanya memendam keluarga maupun orang lain. Jika pasien ada masalah, pasien hanya memendam sendiri saja.
sendiri saja.
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan : KETIDAKEFEKTIFAKETIDAKEFEKTIFAN MEKANISME KOPINGN MEKANISME KOPING
c.
c. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga Adakah
Adakah anggota anggota keluarga keluarga yang yang mengalami mengalami gangguan gangguan jiwa? jiwa? ya ya tidaktidak Hubungan
Hubungan keluarga keluarga : : tidak tidak adaada Gejala
Gejala : tidak : tidak adaada Riwayat
Riwayat pengobatan pengobatan / / perawatan perawatan : : tidak tidak adaada Masalah
Masalah keperawatan keperawatan ::
Tidak ada riwayat penyakit keluarga dengan
Tidak ada riwayat penyakit keluarga dengan gangguan jiwagangguan jiwa
V.
V. STATUS MENTALSTATUS MENTAL 1.
1. PenampilanPenampilan tidak
tidak rapi rapi penggunaan penggunaan pakaian pakaian tidak tidak sesuai sesuai cara cara berpakaian berpakaian tidaktidak sesuai
sesuai Jelaskan: Jelaskan:
FISIK FISIK : pasien tampak : pasien tampak lesu dan lesu dan murung. murung. Lingkar Lingkar mata mata pasien berwarna pasien berwarna hitamhitam
danterdapat kantung mata, kulit pasien berwarna sawo matang, bersih, tidak danterdapat kantung mata, kulit pasien berwarna sawo matang, bersih, tidak terdapat lesi, tidak mempunyai tato
terdapat lesi, tidak mempunyai tato
PAKAIAN : Pasien tidak memakai seragam pasien yang sesuai, pasien tidakPAKAIAN : Pasien tidak memakai seragam pasien yang sesuai, pasien tidak
mengganti pakaiannya, pasien memakai kerudung. mengganti pakaiannya, pasien memakai kerudung. Masalah ke
Masalah keperawatan: perawatan: Defisit PerDefisit Perawatan Diriawatan Diri Kesadaran
Kesadaran a.
a. Kwantitatif / penurunan kesadaranKwantitatif / penurunan kesadaran compos
compos mentis mentis apatis apatis / / sedasi sedasi somnolensomnolen sopor
sopor subkoma subkoma komakoma
Jelaskan: GCS: E-V-M Jelaskan: GCS: E-V-M 4-5-6 4-5-6 b. b. KwalitatifKwalitatif tidak
tidak berubah berubah berubah berubah meninggimeninggi hipnosa
hipnosa gangguan gangguan tidur, tidur, sebutkan: sebutkan: disosoasi, disosoasi, sebutkan:sebutkan: Jelaskan:
Jelaskan: Relasi : Relasi :
Px tampak kurang kooperatif saat diajak bicara, baik oleh keluarga maupun orang Px tampak kurang kooperatif saat diajak bicara, baik oleh keluarga maupun orang lain, termasuk tenaga medis di R. 23 E.
lain, termasuk tenaga medis di R. 23 E. Prwt
Prwt : Selamat : Selamat siang siang bu, bu, bagaimana bagaimana kabarnya kabarnya bu bu ?? Ny. H : ( diam termenung
Ny. H : ( diam termenung )) Prwt
Prwt : Ibu, : Ibu, kok diam kok diam saja dari tadi saja dari tadi , ada , ada apa ?apa ? Ny.H
Ny.H : ( tiba: ( tiba
–
–
tiba menangis ) tiba menangis ) Limitasi :Limitasi :
Saat pengkajian , pasien membatasi pembicaraan dengan suami, anak pertama, dan Saat pengkajian , pasien membatasi pembicaraan dengan suami, anak pertama, dan Perawat
Perawat Prwt
Prwt : : Ibu, Ibu, anaknya anaknya masih masih keluar keluar beli beli makan, makan, ibu ibu sama sama saya saya saja ysaja ya a ?? Ny. H
Ny. H : Gak mau, mbak keluar saja: Gak mau, mbak keluar saja Prwt
Prwt : : Ibu, Ibu, ini ini obatnya obatnya kok kok belum belum diminum diminum ?? Ny. H
Ny. H : aku pingin sama anakku mb: aku pingin sama anakku mbak, mana dia ?ak, mana dia ?
Realitas: Realitas:
Terkadang pasien berbicara tidakmasuk akal, seperti ia mempunyai anak 4 padahal Terkadang pasien berbicara tidakmasuk akal, seperti ia mempunyai anak 4 padahal hanya 2 saja, sering marah2 dengan suaminya, dan anaknya yang pertam. Pasien marah2 hanya 2 saja, sering marah2 dengan suaminya, dan anaknya yang pertam. Pasien marah2 karena anak ke 4 dipukuli oleh suaminya
karena anak ke 4 dipukuli oleh suaminya Prwat
Prwat : : Ibu, Ibu, kenapa kenapa kok kok menangis menangis terus terus ?? Ny.
Ny. : Tolong aku mbak, anakku dipukuli sama suamiku: Tolong aku mbak, anakku dipukuli sama suamiku Prwt
Prwt : : Anak Anak ibu ibu yang yang mana mana , , anak anak ibu ibu semuanya semuanya ada ada di di sini sini kokkok Ny. H
Ny. H : Enggak mbak, an: Enggak mbak, ankku yang lain dipukkku yang lain dipukuli terus sama suami sayauli terus sama suami saya Prwt
Prwt : : Ibu, Ibu, anak anak ibu ibu ada ada disini disini semua semua kokkok Masalah Keperawatan : Halusinasi Fase
Masalah Keperawatan : Halusinasi Fase ConqueringConquering
Pasien menunjukkan panik, resiko tinggi mencederai, pasien merasa terancam jika Pasien menunjukkan panik, resiko tinggi mencederai, pasien merasa terancam jika mengikuti perintah halusinasi.
mengikuti perintah halusinasi.
2.
2. DisorientasiDisorientasi waktu
waktu tempat tempat orangorang Jelaskan:
Jelaskan: a.
a. WaktuWaktu
P: “Ibu,sekarang pagi,sore, atau malam”
P: “Ibu,sekarang pagi,sore, atau malam”
K: “pagi mbak”
K: “pagi mbak”
P: “kalau pagi biasanya ibu ngapain ?”
P: “kalau pagi biasanya ibu ngapain ?”
K: “masak mbak”
K: “masak mbak”
b.b. TempatTempat
P: “ibu apakah ibu tau sekarang bapak lagi dimana?”
P: “ibu apakah ibu tau sekarang bapak lagi dimana?”
K: “rumah sakit”
K: “rumah sakit”
P: “rumah sakit apa namanya?”
P: “rumah sakit apa namanya?”
K: “saiful anwar”
K: “saiful anwar”
P : “Sebelumnya pernah dirawat di rs ? “
P : “Sebelumnya pernah dirawat di rs ? “
K : “ Pernah “
K : “ Pernah “
c.c. OrangOrang
P:” buk,yang kemarin kesini siapa buk?”
P:” buk,yang kemarin kesini siapa buk?”
K: “suami,anak saya”
K: “suami,anak saya”
Masalah keperawatan: pasien tidak mengalami
3. Aktivitas Motorik / Psikomotor Kelambatan:
hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik
katalepsi flexibilitas serea
Jelaskan:
Tidak tampak pasien mengalami aktivitas yang lambat, pasien tampak hiperaktif dan gelisah
Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik tremor
TIK grimace gagap
stereotipi mannarism katalepsi
akhropaxia command automatism atomatisma
nagativisme reaksi konversi verbigerasi
berjalan kaku / rigit kompulsif lain-lain, sebutkan: 4. Afek / Emosi
adequat tumpul dangkal labil
inadequat anhedonia merasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif / sedih
panik
cemas: ringan sedang berat
Jelaskan:
Selama berinteraksi dengan perawat, emosi pasien labil. Jika pasien mood saat ditanya, pasien tampak sedikit kooperatif, namun ketika mood pasien sedang jelek pasien
marah-marah karena ingin pulang dan ingin bertemu dengan anaknya. Prwt : Ibuk, ada masalah apa
Ny. H : ( tiba- tiba menangis , menutup mukanya dengan bantal ) Prwt : Kenapa bu, kok sedih terus ?istighfar buk
Ny. H ; Saya ingin pulang mbak, gak betah ( sambil mukul mukul bantal ) Masalah Keperawatan : ANSIETAS
5. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi Macam halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu / pembauan lain-lain, sebutkan: Jelaskan:
Pasien mengatakan halusinasi muncul ketika malam hari,halusinasi muncul hanya sekali- kali jika pasien tidakminum obat, situasi penyebab pasien berhalusinasi jika di rs dan tidak minum obat . Pasien sering mendengar bisikan bisikan menyuruh beliau menangis,paisen mendengar bisikan kalau anaknya dipukuli oleh suaminya.
Prwt : Ibu kenapa menangis ?
Ny. H : Anak saya mbak, dipukuli oleh suami saya , tolong anak saya Prwt : Ibu, anak ibutidak dipukuli , anak ibu ada di sini semua
Ny. H : Itu bukan anak saya mbak
Masalah Keperawatan : Halusinasi Fase Conquering 6. Proses Pikir
a. Arus pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
flight of ideas blocking persevarasi tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi main kata-kata afasi asosiasi bunyi lain-lain,
sebutkan: Jelaskan:
Saat berkomunikasi, cara berbicara pasien ngelantur saat ditanya P : Selamat sore ibu H, bagaimana kabarnya ?
H : Baik mbak
P: Menurut ibu, ibu mengapa bisa di sini lagi ?
H: Saat itu saya mendengar bisikan ada yang bilang kalau anak saya masuk ke rs dan dipukuli oleh suami saya, terus saya marah2 dan memukul,menggigit suami dan anak saya
H :Iya mbak
P : Oh , baiklah kalau begitu buk
Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran b. Isi pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of refernces pikiran magis
alienasi isolasi sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia, sebutkan:
waham, jenisnya:
agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir kejaran dosa
Jelaskan:
Saat pengkajian, pasien mengatakan kalau ada yg membisikan kalau anaknya datang ke rs lalu dipukuli oleh suaminya sehingga pasien marah2 dan memukuli suaminya P : Selamat sore ibu H, bagaimana kabarnya ?
H : Baik mbak
P: Menurut ibu, ibu mengapa bisa di sini lagi ?
H: Saat itu ada yang memberitahukan ke saya kalau anak saya masuk ke rs dan dipukuli oleh suami saya, terus saya marah2 dan memukul,menggigit suami dan anak saya
P : Jadi ibu berpikir kalau karena itu,kalau ada seseorang yg memberitahukan ibu kalau anaknya dipukuli disini ?
H :Iya mbak
c. Bentuk pikir
realistik non realistik
autistik dereistik
Jelaskan:
Pasien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya bukan karna gangguan jiwa Masalah keperawatan: Gangguan Proses Pikir
7. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan:
paramnesia, sebutkan: hiperamnesia, sebutkan: Jelaskan:
Pasien tidak ingat kejadian dengan apa yang terjadi saat ia remaja, terkadang ia lupa ingat
Masalah keperawatan:
P : Buk , kalau boleh tau masa remaja ibu seperti apa ?dulu waktu smp sebangku sama siapa, bersahabat sama siapa saja ?
H : lupa mbak saya, gk ingat kalau masa smp n sma s aya P : Oh begitu yaa buk,
8. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi
tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan:
Dalam berbicara dengan mahasiswa, pasien fokus ketika melakukan pembicaraan P : ibu pekerjaanya apa ?
H : Ibu rumah tangga
P : kalau ibu rumah tangga, tiap pagi kan selalu belanja sayuran ya buk,biasanya kalau sama bapak dikasih uang jajan belanja berapa buk ?
H : biasanya 100 perhari
P : kalau misalnya dengan uang 100 dibelikan ayam sekilo harganya 30 ribu, sisa berapa buk ?
H : ya sisa 70 ribu
H : sisa 60 mbak
Pasien fokus pada tema pembicaraan, tingkat konsentrasi dan berhitung dalam batas normal
Masalah keperawatan: tidak ada 9. Kemampuan Penilaian
gangguan ringan gangguan bermakna
P: “ibuk, Jika saya memberi pilihan bapak mau sehat apa sakit?”
K: “ya sehat lah mbk”
P: “kalau boleh tau alasannya kenapa?”
K: ya biar bisa mengurus rumah tangga lagi,biar bisa ikut kegiatan masyarakat lagi kayak pkk atau tahlilan
Jelaskan:
Pasien masih bisa mengambil keputusan Masalah keperawatan : tidak ada 10. Daya Tilik Diri / Insight
mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya Jelaskan: pasien mengetahui dan tidak mengingkari kalau ia memang
,mempunyai penyakit gangguan jiwa
P : bu H ,ibu tau kalau ibu mempunyai penyakit gangguan jiwa H : ya tau
P : Menurut ibu, penyakit gangguan jiwa itu apa bu ? H : ya kayak marah2 gak jelas,dengar2 suara gak jelas Masalah keperawatan: tidak ada
11. Interaksi Selama Wawancara
bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
kontak mata kurang defensif curiga
Jelaskan:
Saat diajak berbicara pasien masih tampak kurang kooperatif, karena gelisah dan tiba2 menangis
VI. FISIK
1. Keadaan umum : GCS 456 compos mentis, pasien terlihat lesu, tidak rapi, bau badan tidak enak, kuku panjang dan kotor, rambut acak-acakan.
2. Tanda vital : TD: 130/80 N: 80 x/menit S: 36,4 oC RR: 20x/menit 3. Ukur : TB: 154 Cm BB: 50 Kg
turun naik
4. Keluhan fisik:
√
tidak ya jelaskan :5. Pemeriksaan Fisik
A. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU 1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( + / - ), Jaringan parut ( + / - ) Warna Kulit : kulit berwarna putih
Palpasi : Tekstur ( halus/ kasar ), Turgor/Kelenturan ( baik /jelek ), Struktur
(keriput/tegang ), Lemak subcutan ( tebal / tipis ), nyeri tekan ( + / - ) pada daerah ..
Identifikasi luka / lesi pada kulit 1. Tipe Primer
Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - ) 2. Tipe Sekunder
Pustula ( + / - ), Ulkus ( + / - ), Crusta ( + / - ), Exsoriasi ( + / - ), Sear (+/- ), Lichenifikasi ( + / - )
Kelainan- kelainan pada kulit :
Naevus Pigmentosus ( + / - ), Hiperpigmentasi ( + / - ), Vitiligo/Hipopigmentasi (+/ - ), Tatto (+ /- ), Haemangioma (+/- ), Angioma/toh(+ /- ), Spider Naevi (+ /- ), Striae (+ /- )
2. Pemeriksaan Rambut a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran ( merata / tidak), berbau dan rontok (+/- ), warna hitam PemeriksaanKuku
a. Inspeksi dan palpasi, warna sawo matang , kuku sedikit panjang . kebersihan bersih
3. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan Px. Kulit : Tidak ada masalah
B. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER 1. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi: bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong, Brakhiocephalus/ bulat ),
kesimetrisan ( + ). Hidrochepalus ( - ), Luka ( - ), darah ( - ), Trepanasi ( - ). Palpasi : Nyeri tekan ( - )
Pemeriksaan Mata Inspeksi:
a. mata simetris
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ), peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d. Bulu mata : tidak rontok e. Konjunctiva : merah muda
f. Warna iris coklat tua , reaksi pupil terhadap cahaya ( miosis/midriasis) g. Kornea : warna hitam
h. Pemeriksaan Visus
Dengan Snellen's Cart : OD ... OS ...
Tanpa Snelen Cart : Ketajaman Penglihatan ( Baik / Kurang ) i. Pemeriksaan lapang pandang
Normal / Haemi anoxia / Haemoxia 2. Pemeriksaan Telinga
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk simetris , Warna sesuai lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - )
4. Pemeriksaan Hidung a. Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah pembengkokan atau tidak ). Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ), pembesaran / polip ( - )
3. Pemeriksaan Mulut dan Faring a. Inspeksi dan Palpasi
Amati bibir : Kelainan konginetal ( labioscisis, palatoscisis, atau
labiopalatoscisis), warna bibir merah muda ., lesi ( tidak ada), Bibir pecah (tidak ada ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( tidak ada), Kotoran (tidak ada), Gigi palsu (tidak ada), Warna lidah : merah mudah Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak bau mulut
4. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna dan kondisi wajah klien : simetris ., Kelumpuhan otot-otot fasialis ( tidak ada )
5. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( tidak ada ), jaringan parut ( tidak ada), perubahan warna ( tidak terjadi perubahan ), massa ( tidak ada)
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( negatif ) c. Vena jugularis, pembesaran ( negatif )
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( negatif ), kelenjar tiroid ( negatif ), posisi trakea (simetris)
6. Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah, leher : Tidak ada keluhan
C. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU a. Inspeksi
Bentuk torak ( Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel chest), susunan ruas tulang belakang (normal ), bentuk dada (simetri ),
Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( negatif ), retraksi suprasternal ( negatif), Sternomastoid ( negatif), pernafasan cuping hidung ( negatif)
Pola nafas :
Amati : cianosis ( negatif ) b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba c. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes ) d. Auskultasi
1. Suara nafas
2. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( negatif), Ronchi ( negatif ), Wheezing (negatif ), Pleural fricion rub ( negatif ),
4. Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : Tidak ada keluhan
D. PEMERIKSAAN ABDOMEN a. Inspeksi
Bentuk abdomen : (datar )
Massa/Benjolan ( negatif ), Kesimetrisan ( positif ), Bayangan pembuluh darah vena (negatif)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 14 x/menit ( N = 5 – 35 x/menit
c. Palpasi
Palpasi Hepar :
diskripsikan :Nyeri tekan ( negatif ), pembesaran ( negatif ), perabaan (lunak), permukaan (halus ), tepi hepar (tidak teraba) . ( N = hepar tidak teraba). Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney. nyeri tekan ( negatif ), nyeri lepas ( negatif), nyeri menjalar kontralateral ( negatif ).
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( negatif ), Undulasi ( negatif)
Palpasi Ginjal :
Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( negatif ), pembesaran ( negatif). (N = ginjal tidak teraba).
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Tidak ada keluhan E. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )
a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas( negatif), fraktur (negatif) lokasi b. Palpasi
Oedem : tidak ada
Lingkar lengan : ……….
F. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale ) 1. Menilai respon membuka mata : 4
2. Menilai respon Verbal : 5 3. Menilai respon motorik : 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis )
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( negatif ), nyeri kepala ( negatif), kaku kuduk ( negatif), mual
– muntah ( negatif) kejang ( negatif) penurunan tingkat kesadaran ( negatif)
c. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) normal Nervus II, Opticus ( penglihatan ) normal Nervus III, Ocumulatorius normal
Nervus IV, Throclearis normal
Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : normal Cabang Mandibularis : normal
Nervus VI, Abdusen ; Normal Nervus VII, Facialis : Normal Nervus VIII, Auditorius : Normal Nervus IX, Glosopharingeal : Normal Nervus X, Vagus : Normal
Nervus XI, Accessorius : Normal Nervus XII, Hypoglosal : Normal d. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris ), atropi ( negatif) gerakan-gerakan yang tidak disadari oleh klien ( negatif)
e. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul POSITIF , benda tajam POSITIF Menguji sensai panas / dingin POSITIF kapas halus POSITIF minyak wangi POSITIF f. Memeriksa reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis
1 Reflek bisep + 2 Reflek trisep + 3 Reflek brachiradialis + 4 Reflek patella + 5 Reflek achiles + 2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu. No Reflek Pathologis Positif Negatif
1 Reflek babinski + 2 Reflek chaddok + 3 Reflek schaeffer + 4 Reflek oppenheim + 5 Reflek Gordon + 6 Reflek bing + 7 Reflek gonda +
I. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
1. K onsep Diri
2. Konsep Diri (19/03/18)
a. Citra tubuh : Sulit di evaluasi b. Identitas : Sulit di evaluasi c. Peran : Sulit di evaluasi d. Ideal diri : Sulit di evaluasi e. Harga diri : Sulit di evaluasi
Jelaskan : Karena pasien bicara ngelantur. Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Genogram
Keterangan :
: perempuan : perempuan sudah meninggal
: laki
–
laki : tinggal serumah : laki–
laki sudah meninggal : perkawinan : pasienJelaskan :
Pola asuh : pola asuh dengan karakteristik orang tua
dengan otoriter anak-anaknya harus menuruti apa yang diperintahkannya, pada saat Tn J berumur 6 th sampai 13 th ia dituntut untuk menjadi jenius dan menjadi siswa trpintar di sekolahnya.
Pola komunikasi : Proses penyampaian pesan melalui tatap
muka langsung tetapi pasien cenderung tidak mau bercerita ke orang tua, apalagi kepada ayahnya. Ia mengatakan jarang bertemu ayahnya kerja.
Orang yang terdekat : Pasien adalah anak ke 1 dari 2
bersaudara, Pasien cenderung diam. Namun Ny. H mengatakan yang paling dekat dengan dia adalah ibu.
Penentu kebijakan : Pasien sebagai seorang anak, sehingga
keputusan diambil oleh bapaknya
stressor dalam keluarga : keluarga mengatakan Ny. H dulu orang
ditinggal ayahnya untuk kuliah di luar negeri, sehingga ia merasa kesepian dan merasa tertekan
Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping Keluarga
4. H ubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
pasien mengatakan hubungan terdekat dengan tidak ada tetapi kadang-kadang cerita kepada ibunya, namun ia lebih suka menyimpan ceritanya s endiri jika ada masalah.
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
Untuk kegiatan kelompok , pasien sering melakukan kegiatan pkk tetapi
semenjak penyakitnya kambuh, pasien jarang berinteraksi dengan teman-temannya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Ketika di rumah, Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga dekat karena lingkungan rumahnya bersifat tertutup, begitupun ketika di rumah sakit pasien lebih cenderung tidak kooperatif ketika berinteraksi dengan perawat.
Keperawatan : Ketidakefektifan Hubungan
5. Spiri tual dan kultural
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan ia menaganut agama islama dan sangat yakin jika Alloh SWT akan menyembuhkan beliau, tetapi keluarga pasien mengatakan kalau pasien memang jarang sholat ketika di rumah
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya Tidak ada konflik dalam keyakinan c. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan selama di rumah terkadang melaksanakan sholat 5 waktu tetapi ketika di rs juga jarang melaksanakan sholat .
Masalah Keperawatan : Resiko distress spiritual
II. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL) 1. Makan
√ Bantuan minimal
Sebagian Bantuan total2. BAB/BAK
√ Bantuan minima
l Sebagian Bantuan total3. Mandi
√ Bantuan minimal
Sebagian Bantuan total4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan minimal
Sebagian Bantuan total5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : kadang jam -Tidur malam lama : 24.00/02.00 s/d 05.00
Aktivitas sebelum / sedudah tidur : tidak ada s/d tidak ada 6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal
Sebagian Bantuan total7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan
√
Ya TidakSistem pendukung
√
Ya Tidak8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan
√
Ya TidakMenjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian
√
Ya Tidak9. Aktivitas di luar rumah
Belanja Ya
√
TidakTransportasi Ya
√
TidakLain-lain Ya
√ Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan dalam pemenuhan ADL
III. MEKANISME KOPING
Adatif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ... Lainnya : Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Kontrol Impuls X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Pasien memiliki orang terdekat untuk dijadikan teman berbagi cerita yaitu anak ke 2 , selain anak ke 2 memiliki teman terdekat yaitu ibunya. Untuk kegiatan kelompok , pasien sering melakukan kegiatan pkk tetapi semenjak penyakitnya kambuh, pasien jarang berinteraksi dengan teman- temannya
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Saat penyakit Pasien belum kambuh, pasien mengikuti kegiatan di lingkungan rumah seperti pkk,tahlilan tetapi di rumah pasien jarang berinteraksi dengan tetangga sebelahnya karena lingkungannya bersifat tertutup dan pasien merasa ketika mempunyai penyakit gangguan jiwa,pasien merasa digunjing oleh tetangga sehingga pasien lebih senang berada di rumah
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Pasien lulusan sarjana PPKN di salah satu UM, sebagai mahasiswa dulu, ia mengatakan dulu ia merupakan mahasiswa yang rajin dan pintar.
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pasien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga, tidak ada masalah dalam hal pekerjaan
Masalah dengan perumahan, uraikan
Pasien tinggal bersama suami dan anaknya . setahun yang lalu pasien tinggal bersama dengan kedua anaknya, tetapi setelah itu, anak perempuannya menikah dan tidak tinggal dengan pasien lagi,menyebabkan pasien merasa memiliki ketakutan kalau anak pertama laki2 yang nantinya akan menikah,sehingga pasien merasa kesepian
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Pasien mengatakan ada masalah dalam hal ekonomi, jika pasien kurang bisa mencukupi kebutuhan keluarga , karena biaya dihabiskan untuk biaya pengobatan
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Pasien mengatakan masih mau sembuh dan meminum obat, namun terkadang tidak mau minum obat karena merasa bosan
Masalah lainnya, uraikan
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping Individu IV. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
√
Penyakit jiwa Sistem pendukungFaktor presiptasi Penyakit fisik
√
Koping√
Obat-obatanLainnya...
Masalah Keperawatan : Defisiensi Pengetahuan V. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : (F.20. 3) TERAPI MEDIK
Tanggal Terapi Dosis (Sehari berapa hari )
Keterangan 19 Maret
2018
Chlorpromozine 3x25 mg Salah satu obat psikiatri, obat yang biasanya digunakan untuk mengobati gangguan jiwa, ia bekerja dengan
membantu mengembalikan
keseimbangan zat alami dalam otak
trihexyphenidyl 2x 2 mg salah satu jenis obat antiklonergik yang bekerja dengan menghalangi zat alami tertentu.obat ini berfungsi sebagai mengobati gejala penyakit parkinson atau gerakan yang tidak bisa dikendalikan , yang disebabkan oleh
efek samping dari obat psikiatri
abilivi 1 x 15 mg obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mentalatau suasana hati tertentu ,ia bekerja dengan membantu mengembalikan keseimbangan bahan kimia tertentu di otak.
Zyprexa IM 5 mg Obat ini digunakan dalam
perawatan,kontrol,pencegahan dan perbaikan penyakit, kondisi dan gejala penyakit kejiwaan. 20 Maret 2018 Chlorpromozine 3x25 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 21 maret 2018 Chlorpromozine 3x25 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 22 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 23 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 24 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 25 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg
abilivi 1 x 25 mg 26 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 27 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 28 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg
VI.
ANALISA DATA
No DATA MASALAH
1 DS:
Pasien mengatakan dibawa ke rs
karena mendengar anaknya yang ke 4 masuk ke rs karena dipukuli oleh suami dan keluarga pasien membawa Ny. H karena marah2 tidak jelas, berbicara ngelantur dan gelisah ,pasien juga menggigit dan memukul suami
DO:
- Pasien datang dengan keluhan 5 hari gelisah, marah, sulit tidur. Pasien juga menggigit dan memukul suami
Manajemen Krisis
2
3
Ds : pasien mengatakan saat masih kecil sering sakit, sehingga orang tua over protektif terhadap pasien , menyebabkan pasien jarang memiliki teman
Do :
Pasien terlihat sedih, murung, saat berkomunikasi, terkadang terlihat seperti berpikir di tengah
–
tengah pembicaraDS:
- pasien mengatakan jarang bercerita dengan orang lain karena ia tidak mudah berinteraksi sosial dengan orang yang baru kenal
Harga diri rendah situasional
3
DO:
Ketika berkomunikasi , pasien hanya sedikit berbicara dan menundukkan kepala tanpa ada kontak mata
DS:
-Pasien mengatakan halusinasi muncul ketika malam hari, halusinasi muncul hanya sekali
–
kali jika pasien tidak minum obat,situasi penyebab pasien berhalusinasi jika di rs dan tidak rutin minum obat, pasien sering mendengar bisikan kalau anaknya dipukuli oleh suaminya. Pasien mengalihkan suara2 tersebut dengan cara mengajak ngobrol dengan anggota keluarganya yg di dekat pasien.DO:
-pasien saat diajak bicara masih ngelantur dan tidak masuk akal
Ketika diajak komunikasi masih sulit untuk berinteraksi
Kontak mata kurang
- terkadang terlihat seperti berfikir di tengah-tengah pembicaraan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
DS:
Pasien mengatakan kalau anaknya datang ke rs lalu dipukuli oleh suaminya sehingga pasien marah2 dan memukuli suaminya
VII. POHON MASALAH
Manjemen Krisis
Gangguan Proses Pikir
Halusinasi Pendengaran
Kekacauan neurotransmitter Isolasi sosial
Harga diri rendah situasional
Ketidakefektifan mekanisme koping
Faktor Predisposisi
Kepribadian
Introvet
Pengalaman masa
lalu ayah dan ibu over protektif karena dilarang berterman karena
sering sakit
Riwayat gangguan
jiwa ketika usia 36 tahun
Faktor Presipitasi
Mendengar suara2
kalau anaknya yang ke 4 masuk rs dan
dipukuli oleh suaminya
Pasien gelisah, marah2
dan menggigit suami
Karena obatnya habis
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama : Ny.S Ruangan : 23 Empati RM No. : 1137xxxx
NO Dx
Tanggal
& Jam IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
1. 22/02/18 10.00 Sp 1 halusinasi pendengaran : Melakukan BHSP ( mengucapkan salam,meperkenalkan diri,menjelaskan kontrak topik,waktu dan tempat)
Membenatu pasien mengenal tentang halusinasi ( pengertian,tanda gejala) Mengidentifikasi halusinasi meliputi isi,waktu,frekuensi,dan respon pasien terhadap halusinasi tersebut.
Mengajarkan cara-cara
mengontrol halusinasi
Mengajarkan pasien
mengontol halusinasi dengan cara menghardik
Menganjurkan pasien
memaksukan kedalam jadwal kegiatan harian
S : pasien mengatakan lumayan lebih baik setelah diajak
berdiskusi dan diajarkan cara mengontrol halusinasi.
Pasien mengatakan paham tetang pengertian halusinasi dan gejala nya apa saja
Pasien tidak dapat mengulangi 4 cara mengontrol halusinasi Pasien mengatakan bersedia memaksukan cara pertama ke dalam jadwal kegiatan
hariannya. O:
pasien siap dan tenang saat diajak untuk berdiskusi.
Pasien terihat rapi dan bersih. Kontak mata pasien kurang A :
kognitif : pasien dapat
menjelaskan kembali pengertian dan tanda
gejalan halusinasi pasien tidak dapat
mengulangi 4 cara untuk mengontrol halusinasi
afektif : pasien
mendengarkan saat di jelaskan,menjawab saat
di tanya dan mampu membina hubungan saling percaya pada mahasiswa perawat
psikomotor : pasien
dapat menirukan cara menghardik sesuai yang di ajarkan oleh perawat yaitu : bisa dg tutup telinga dan fokus
2. 22/03/18 12.00 Sp 2 halusinasi pendengaran : melakukan BHSP ( mengucapkan salam,memperkenalkan diri.menjelaskan kontrak,topik,waktu dan tempat) melakukan evaluasi
validasi kemampuan pasien kemarin dalam mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
mengajakan pasien cara
yang ke dua yaitu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain memberi reifocement positif
menganjurkan pasien memaksukan cara yang ke dua ke dalam jadwal
kegiatan harian yang sudah di buat
berkonsentrasi dengan berkata
“ pergi kamu
suara palsu,kamu tidak
nyata”
ataumengucapkan istighfar P : untuk pasien : memberikan jadwal harian untuk cara 1 yaitu
mengahrdik halusinasi
Mengevaluasi cara mengontrol halusinasi cara yang pertama. Untuk perawat : mengajarkan cara yang ke dua yaitu minum obat secara rutin.
S : pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan cara ke dua yaitu mengontol halusinasi dengan cara bercakap cakap dengan orang lain
Pasien merasa lebih tenang setelah berdiskusi dengan mahasiswa perawat
Pasien mengatakan suara nya masih muncul terdengar
Pasien tidak mampu menjawab dan mempraktekan cara
mengontrol halusinasi cara 1 kemarin dengan menghardik. O : pasien terlihat segar dan berpakaian rapi
pasien pasif berbicara kontak mata pasien kurang
kognitif : pasien dapat menyebutkan dan menjelaskan cara yang ke dua dan tidak dapat menyebutkan cara yang pertama kemarin untuk
mengontrol halusinasi.
Afektif : pasien duduk tenang mendengarkan dan kooperatif saat di ajak berdiskusi dengan
3. 23/02/18 10.00 Sp 3 halusinasi pendengaran : melakukan BHSP ( mengucapkan salam,memperkenalkan diri.menjelaskan kontrak,topik,waktu dan tempat) melakukan evaluasi
validasi kemampuan pasien mengontrol halusinasi dengan cara yang pertama dan yang kedua.
mengajakrkan pasien cara
mengontrol halusinasi yang ke tiga yaitu dengan cara melakukan aktivitas yang positif dan terjadwal
memberi reifocement
postotif
menganjurkan pasien memaksukan aktivitas yang dipilih ke dalam jadwal kegiatan harian
yang sudah di buat
mahasiswa perawat
Psikomotor : pasien dapat mempraktekan cara mengontol halusinasi dengan bercakap cakap dengan orang
lain
P : untuk pasien : memasukan cara ke 2 ke dalam jadwal harisan pasien Mengevaluasi pelaksaan cara
mengontrol halusinasi dengan cara I dan II
Untuk perawat : melanjutkan kontrak waktu tempat dan topik untuk SP 3 yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas yang positif dan terjadwal.
S : pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan cara ke tiga yaitu mengontol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas yang positif dan terjadwal
Pasien merasa lebih tenang setelah berdiskusi dengan mahasiswa perawat
Pasien mengatakan suara nya masih muncul terdengar
Pasien tidak mampu menjawab dan mempraktekan cara
mengontrol halusinasi cara 1 kemarin dengan menghardik, dan mampu melakukan cara mengontrol halusinasi cara 2. O : pasien terlihat segar dan berpakaian rapi
pasien pasif berbicara kontak mata pasien kurang
kognitif : pasien dapat menyebutkan dan menjelaskan cara yang ke tiga dan kedua dan
4. 24/03/18 12.00 Sp 4 halusinasi pendengaran : melakukan BHSP ( mengucapkan salam,memperkenalkan diri.menjelaskan kontrak,topik,waktu dan tempat) melakukan evaluasi
validasi kemampuan pasien kemarin dalam mengontrol halusinasi dengan caera menghardik,bercakap-cakap dengan orang lain dan aktivitas yang positif.
Mengevaluasi kegiatan
harian pasien
tidak dapat
menyebutkan cara yang pertama kemarin untuk
mengontrol halusinasi.
Afektif : pasien duduk tenang mendengarkan dan kooperatif saat di ajak berdiskusi dengan mahasiswa perawat
Psikomotor : pasien dapat mempraktekan cara mengontol halusinasi melakukan aktivitas yang positif dan terjadwal (bersih- bersih)
P :
untuk pasien : memasukan cara ke 3 ke dalam jadwal harian pasien
Mengevaluasi pelaksaan cara mengontrol halusinasi dengan cara I, II, III
Untuk perawat : melanjutkan kontrak waktu tempat dan topik untuk SP 4 yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan minum obat secara teratur.
S : pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan cara ke empat yaitu mengontol halusinasi dengan minum obat secara teratur.
Pasien merasa lebih tenang setelah berdiskusi dengan mahasiswa perawat
Pasien mengatakan suara nya sudah berkurang
Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi dengan cara I,II,dan III
Pasien mengatakan sudah melaksanakan aktivitas yang
menjelaskan pasien cara
yang ke empat yaitu mengontrol halusinasi dengan cara minum obat secara teratur.
Menjelaskan pasien
manfaat minum obat secara teratur
Menjelaskan pasien dan
keluarga tentang obat yang di konsumsi pasien
menganjurkan pasien
memaksukan cara yang ke empat ke dalam jadwal kegiatan harian yang sudah di buat
sudah di jadwalkan kemarin Pasien mengatakan sudah
paham akan pentingnya minum obat secara teratur
Pasien bersedia memasukan aktivitas minum obat ke dalam jadwal hariannya.
O : pasien terlihat bersih segar Pasien berpakian rapi
pasien pasif berbicara kontak mata pasien kurang
kognitif : pasien dapat menyebutkan dan
menjelaskan 4 cara yang sudah di ajarkan oleh mahasiswa perawat untuk mengontrol halusinasi
Afektif : pasien duduk tenang mendengarkan dan kooperatif saat di ajak berdiskusi dengan mahasiswa perawat Psikomotor : pasien dapat mempraktekan cara mengontol halusinasi dengan menghardik,bercakap-cakap dengan orang lain. Pasien sudah melakukan aktivitas yang kemarin( bersih-bersih) sudah di jadwal kan oleh
mahasiswa perawat. P : untuk pasien : memasukan
cara ke empat ke dalam jadwal harisan pasien
Untuk keluarga : mengontrol kerutinan minum obat untuk pasien.
Untuk perawat : melanjutkan sp 1,dan keluarga
SP 1 Keluarga
Membina hubungan saling
percaya dengan pasien dan keluarga (menanyakan nama keluarga pasien yang mendampingi pasien dan asal)
Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat
memberikan pendidikan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda gejala halusinasi, dan cara2 merawat pasien halusinasi Melatih keluarga praktik
merawat pasien langsung di hadapan pasien. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.
Mengevaluasi kemampuan
keluarga pasien baik
subyektif maupun obyektif
Memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal
Membuat perencanaan
pulang bersama keluarga
S :
Keluarga pasien
mengatakan namanya Ny. S dan asalnya dari malang
Keluarga pasien
mengatakan bersedia untuk diajak berdiskusi
Keluarga pasien
mengatakan kalau pasien sering mendengar suara2 seperti anaknya dipukuli, pasien digunjing oleh
tetangga
Keluarga pasien
mengatakan kalau dirumah pasien sering marah-marah, bicara ngelantur.
Keluarga pasien
mengatakan senang bisa mengetahui cara mengontrol marah pasien terutama jika kambuh saat dirumah
Keluarga pasien
mengatakan akan selalu memotivasi pasien untuk mengontrol halusinasi secara teratur terutama saat minum obat
Keluarga pasien juga
mengatakan siap mendengar keluh kesah pasien
O :
Pasien tampak lebih tenang Keluarga pasien tampak
sangat kooperatif dengan kondisi pasien
Tampak tanda-tanda
Halusinasi pasien sudah mulai berkurang
tampak pasien belum ada
kontak mata saat diajak bicara
Tampak keluarga pasien
antusias saat diajak berdiskusi
A:
Kognitif:
Pasien dan keluarga mengerti
dan memahami topik yang akan didiskusikan
Keluarga pasien mampu
menyampaikan pendapatnya sesuai topik yang dibahas
Keluarga pasien mampu
diajak berdiskusi mengenai halusinasi pasien
Keluarga pasien mampu
menjelaskan ulang cara
mengontrol halusinasi pasien beserta cara perawatan
Keluarga pasien mengerti
dan memahami kegiatan selanjutnya akan dimasukkan ke dalam jadwal yang telah dibuat bersama
Afektif:
Pasien dan keluarga bersedia
untuk diajak berdiskusi
Pasien dan keluarga bersedia
untuk diajak berlatih cara mengontrol halusinasi pasien
Pasien dan keluarga bersedia
untuk memasukkan
kegiatannya ke dalam jadwal kegiatan yang sudah dibuat
Pasien dan keluarga tampak
kooperatif dan ada kontak mata dengan perawat Psikomotor:
pasien dan keluarga mampu
menyebutkan nama dan asal
pasien dan keluarga mampu
diajak berdiskusi
pasien dan keluarga mampu
melakukan cara-cara
mengontrol halusinasi mulai dari cara 1-4
keluarga pasien tampak
P:
Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi pasien latihan selama dirumah dan melanjutkan jadwal sesuai dengan yang sudah dibuat bersama
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Pertemuan : ke 3
SP : 2
A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien :
Ds : pasien mengatakan sering mendengar suara kalau anaknya dipukul oleh suaminya
Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas
1. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran 2. Tujuan khusus :
Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi , situasi pencetus,
perasaan
Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan
menghardik
3. Tindakan Keperawatan : a. Untuk pasien
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Evaluasi pasien dalam mengenal halusinasi : - Isi
- Waktu - Frekuensi - Situasi
- Respon terhadap halusinasi
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
B. Proses Pelaksanaan Tindakan 1. Orientasi
a. Salam terapautik :
“
assalamualaikum Ny. H , apa kabar - Memperkenalkan diriNy. H masih ingat dengan saya ? Ayo,siapa nama saya ? Iya betul sekali, nama saya revita buk
- Membuka pembicaraan
“ Bagaimana perasaaan Ny. H hari ini ? sudah mandi ? sudah makan ?
- Evaluasi Validasi
“ Ny. H masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin?
Hari ini kita mau berbincang2 tentang apa ? Hari ini kita bercakap2 tentang suara – suara yang Ny. H dengar dan cara mengontrolnya dengan menghardik”.
-b. Kontrak
Topik :
“
Ny. H masih ingat kemarin kita mau bicara tentang apa? Waktu :“
masih ingat mau bicara berapa lama ?Tempat :
“
Hari ini ,kita akan berbincang2 di kamar, waktunya5 menit saja. Bagaiman Ny. H sudah siap ?2. Kerja (Langkah – langkah tindakan keperawatan)
”Apakah
ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus
-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering ibu dengar suara? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang
iburasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang
ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obatdengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara
-suara itu muncul, langsung ibu bilang dalam hati, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi dan sambil mengucapkan istighfar. Coba ibuperagakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus
ibusudah bisa”
TERMINASI:
”Bagaimana perasaan
ibusetelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara
-suara itumuncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (me masukkan kegiatan latihan menghardik
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa bu?Bagaimana kalau dua jam la gi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Pertemuan : ke 3
SP : 2
C. Proses Keperawatan 2. Kondisi klien :
Ds : pasien mengatakan sering mendengar suara kalau anaknya dipukul oleh suaminya
Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas
4. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran 5. Tujuan khusus :
pasien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap dengan orang lain 6. Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasienmengendalikan halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan orang lain ( kegiatan yang biasa dilakukan pasien )
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi
ibu H Bagaimana perasaan ibu hari ini?2. Memperkenalkan diri
Ny. H masih ingat dengan saya ? Ayo,siapa nama saya ? Iya betul sekali, nama saya revita buk
3. Topik umum
Bu H, sepertinya tadi say a lihat ibu sedang bercakap – cakap sendiri. Bagaimana kalau kita berbincang – bincang disini
4. Evaluasi / validasi
Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus !
5. Kontrak
Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Kerja:
“Cara
kedua untuk mencegah halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnyabegini; … tolong, saya mulai dengar suara
-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Ataukalau ada orang dirumah misalnya istri,anak ibu katakan:pak , ayo ngobrol dengan saya ,soalnya saya mendengar suara-suara. Begitu ibu.
Coba ibu lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya ibu
!”
Terminasi:
“B
agaimana perasaan ibu setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari l agi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas te rjadwal? Mau jamberapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya.
Selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Pertemuan : ke 3
SP : 3
A. Proses keperawatan
Kondisi klien :
Ds : pasien mengatakan mendengar suara2 tidak jelas mulaiberkurang
Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Tujuan khusus :
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan car melakukan k egiatan – kegiatanklien
secara terjadwal
Menagnjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Tindakan Keperawatan :
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Melatihpasien mengendalikan halusinasi dengan membuat kegiatan – kegiatan klien
secara terjadwal
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi
ibu Bagaimana perasaan ibu hari ini?1. Memperkenalkan diri
Ny. H masih ingat dengan saya ? Ayo,siapa nama saya ? Iya betul sekali, nama saya revita buk
2. Topik umum
Bu H, sepertinya sudah mulai baik keadaanya, mulai sehat, bu h tadi pagi kegiatannya ngapain ?bagaimana kalau kita berbincang2 lagi
3. Evaluasi /validasi
Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus !
4. Kontrak
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di teras saja
. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
5. Kerja
: “Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi
-pagi apa kegiatannya, terus jamberikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi a gar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
6. Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 c ara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu. Coba lakukan sesuai jadwal ya! ( melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam)
Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00 siang ?Di kamar ibu saja yaa! Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN Masalah keperawatan : Halusinasi Penglihatan
Pertemuan : Ke 5
SP : 4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien DS :
a. Klien mengatakan kalau sudah mulai berkurang mendengar suara2 yang tidak jelas
Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan 3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan minum obat secara teratur.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan minum obat secara teratur c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunnaan obat secara teratur d. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum
bu H. Apa kabar hari ini? 2. Memperkenalkan DiriBu masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.
3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum
Bagaimana perasaannya siang ini? Udah makan ? sudah minum obat ?
4. Evaluasi / validasi
Bagaimana bu masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah suara
–
suara masih muncul? Apakah ibu sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita buat kemarin? Berkurangkan suara2 nya. Bagus5. Kontrak
siang ini saya akan menjelaskan kepada bapak obat
–
obat yang bapak minum.Bagaimana kalau kita sekarang berbincang
–
bincang di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya bu !6. Kerja:
“b
u adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suaraberkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang ibu dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari ja m 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini
yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang ada kemasannya (Abilivy) 1 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis ibu bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya ibu harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya ibu Jangan keliru dengan obat milik orang
lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya ibu juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per
hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan
ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan ibu . Janganlupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara
mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00. sampai jumpa.”
Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun di rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien. b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara. ORIENTASI:
“Selamat pagi
mbak”
masih ingat saya ? benar, Saya revita mahasiswa perawat yang merawat ibu”
“Bagaimana perasaan
mbak hari ini? Apa pendapat mbak tentang ibu?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang
ibu alami dan bantuan apa yang mbakbisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di
teras ? Berapa lama waktu mbak?Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang
mbak rasakan menjadi masalah dalam merawat ibu Apa yang Ibulakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh
ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.”Tanda
-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau
ibunya mbak mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa
cara untuk membantu mbak agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan ibu, jangan membantah halusinasi ataumendengar suara atau melihat bayangan, tetapi mbak sendiri tidak mendengar atau
melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan
ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong mbak pantaupelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia l
akukan!”
”Ketiga, bantu
ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih ibu untuk minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau ba yangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang ada kemasannya namanya abilivy gunanya mengurangi gejala halusinasi , jamminumnya 1 kali sehari
. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda
-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi ibu dengan cara menepuk punggung ibu. Kemudian suruhlah ibu menghardik suara ters ebut. ibusudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi
ibu . Sambil menepuk punggung ibu, katakan: ibu, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara-suara itu, ibu Tutup telinga kamu dan katakan pada suara-suaraitu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang
-ulang, bu sambil mengucapkan istighfar”
”Sekarang coba
mbakpraktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus
mbak”
TERMINASI: