• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP JIWA BU H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP JIWA BU H"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN ROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang

Ruang rawat: rawat: 23 23 Psikiatri Psikiatri Tanggal Tanggal dirawat: dirawat: 19 19 Maret Maret 20182018 I.

I. IDENTITAS KLIENIDENTITAS KLIEN  Nama (inisial)

 Nama (inisial) : Ny.H : Ny.H Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2018Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2018 Jenis

Jenis Kelamin Kelamin : : P P No. No. RM RM : : 101xxxx101xxxx Usia

Usia : : 55 55 thth Alamat

Alamat : : Sawojajar, Sawojajar, MalangMalang Pekerjaan

Pekerjaan : : Ibu Ibu Rumah Rumah TanggaTangga Informan

Informan : : Pasien, Pasien, Keluarga Keluarga pasien, pasien, Rekam Rekam medismedis

II.

II. ALASAN MASUKALASAN MASUK a.

a. Data Data primer primer ::

Pasien mengatakan dibawa ke RS karena saat itu pasien melihat anaknya yang ke 4 Pasien mengatakan dibawa ke RS karena saat itu pasien melihat anaknya yang ke 4 masuk ke RS dan dipukuli oleh a

masuk ke RS dan dipukuli oleh ayahnya.yahnya.  b.

 b. Data Data sekunder sekunder ::

Keluarga (anak perempuan dan laki- laki ) mengatakan membawake rs karena tiba

Keluarga (anak perempuan dan laki- laki ) mengatakan membawake rs karena tiba

 – 

 – 

 tiba tiba marah tidak jelas , berbicara ngelantur, menangis.pasien juga menggigit dan memukul marah tidak jelas , berbicara ngelantur, menangis.pasien juga menggigit dan memukul suami dan anaknya yang laki-laki.

suami dan anaknya yang laki-laki. c.

c. Data Data rekam rekam medis medis ::

Sejak selasa pagi (19/03/2018) pasien gelisah, ngamuk-ngamuk dan bicara ngelantur serta Sejak selasa pagi (19/03/2018) pasien gelisah, ngamuk-ngamuk dan bicara ngelantur serta sulit tidur. 5 hari sebelu

sulit tidur. 5 hari sebelumnya pada hmnya pada hari kamis ari kamis (15/03/2018) p(15/03/2018) pasien datang ke asien datang ke poli jiwapoli jiwa RSSA dengan keluhan yang sama yaitu gelisah, ngamuk-ngamuk, bicara ngelantur serta RSSA dengan keluhan yang sama yaitu gelisah, ngamuk-ngamuk, bicara ngelantur serta menggigit dan memukul suami dan anak laki

menggigit dan memukul suami dan anak laki-lakinya.-lakinya. Masalah Keperawatan : Manajemen Krisis Fase Krisis Masalah Keperawatan : Manajemen Krisis Fase Krisis

(2)
(3)

III.

III. FAKTOR PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGFAKTOR PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit

Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit karena ada yang membisikkan kalau anaknyakarena ada yang membisikkan kalau anaknya masuk ke RS dan dipukuli oleh suaminya, sebelumnya ia memang sudah memiliki penyakit masuk ke RS dan dipukuli oleh suaminya, sebelumnya ia memang sudah memiliki penyakit yang seperti itu dan sudah mengkonsumsi obat namun jika obatnya tidak rutin diminum atau yang seperti itu dan sudah mengkonsumsi obat namun jika obatnya tidak rutin diminum atau habis, amak penyakit pasien akan kambuh kembali dan pada hari senin tanggal 19 Maret habis, amak penyakit pasien akan kambuh kembali dan pada hari senin tanggal 19 Maret 2018 sekitar jam 13.00, pasien datang dengan keluhan gelisah, marah

2018 sekitar jam 13.00, pasien datang dengan keluhan gelisah, marah

 – 

 – 

  marah, lalu  marah, lalu disarankan untuk MRS di ruang 23 psikiatri untuk mendapat tindakan terapi dan perawatan disarankan untuk MRS di ruang 23 psikiatri untuk mendapat tindakan terapi dan perawatan yang lebih lanjut.

yang lebih lanjut.

IV.

IV. FAKTOR PREDISPOSISIFAKTOR PREDISPOSISI a.

a. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu 1.

1. Pernah Pernah mengalami mengalami gangguan gangguan jiwa jiwa di di masa masa lalu? lalu? ya ya tidaktidak Bila ya, jelaskan:

Bila ya, jelaskan:

Pasien mengatakan sudah memiliki gangguan jiwa sekitar umur 36 tahun pada tahun 2000 Pasien mengatakan sudah memiliki gangguan jiwa sekitar umur 36 tahun pada tahun 2000 an dan MRS di RSSA lebih dari 4 kali.

an dan MRS di RSSA lebih dari 4 kali. 2.

2. Pengobatan sebelumnyaPengobatan sebelumnya  berhasil  berhasil kurang berhasil kurang berhasil tidak berhasiltidak berhasil Jelaskan: Pasien mengatakan sudah k

Jelaskan: Pasien mengatakan sudah kontrol di RSSA dontrol di RSSA dan minum an minum obat rutin, tapi tetap tidakobat rutin, tapi tetap tidak  bisa mengontrol dirinya, marah

 bisa mengontrol dirinya, marah

 – 

 – 

 marah ,  marah , gelisah, dan menganggu lingkungan sekitarnya.gelisah, dan menganggu lingkungan sekitarnya. 3.

3. Pernah mengalami penyakit fisik? (termasuk gangguan tumbuh kembang)Pernah mengalami penyakit fisik? (termasuk gangguan tumbuh kembang) ya tidak

ya tidak

Jelaskan: pasien tidak ada riwayat penyakit fisik Jelaskan: pasien tidak ada riwayat penyakit fisik

b.

b. Riwayat PsikososialRiwayat Psikososial

 pelaku / usia

 pelaku / usia korban / usia korban / usia saksi / usiasaksi / usia 1.

1. Aniaya fisikAniaya fisik 2.

2. Aniaya seksualAniaya seksual 3.

3. PenolakanPenolakan

4.

4. Kekerasan dalam keluargaKekerasan dalam keluarga 5.

5. Tindakan kriminalTindakan kriminal

ayah dan ayah dan ibu ibu 40 & 40 & 38 38  Ny H / 6 -13 th

(4)

Jelaskan: Jelaskan:

Saat berumur 6- 13 tahun , pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, sehingga orang Saat berumur 6- 13 tahun , pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, sehingga orang tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman kemudia pasien juga tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman kemudia pasien juga  pernah

 pernah ditinggal ditinggal oleh oleh sang sang ayah ayah untuk untuk kuliah kuliah di di luar luar negeri negeri untuk untuk beberapa beberapa tahun,tahun, sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya tertekan.

sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya tertekan. 6.

6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual)Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual) Saat Ny. H masih kecil hingga remaja, pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, Saat Ny. H masih kecil hingga remaja, pasien sering sakit seperti DBD, TYPHUS, sehingga orang tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman sehingga orang tua over protektif, menyebabkan pasien jarang memiliki teman kemudia pasien juga pernah ditinggal oleh sang ayah untuk kuliah di luar negeri untuk kemudia pasien juga pernah ditinggal oleh sang ayah untuk kuliah di luar negeri untuk  beberapa tahun, sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya

 beberapa tahun, sehingga pasien merasa kesepian dan pada akhirnya tertekan.tertekan. Masalah keperawatan : HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

Masalah keperawatan : HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL 7.

7. Kesan Kesan kepribadian kepribadian klien klien extrovert extrovert introvert introvert lain-lainlain-lain Jelaskan:

Jelaskan: selam ini ketika dselam ini ketika di ruamah maupun i ruamah maupun di lingkungdi lingkungan sekitar, pasien adalah tipean sekitar, pasien adalah tipe orang yang pendiam dan tertutup, tidak pernah berbagi cerita keluh kesah dengan orang yang pendiam dan tertutup, tidak pernah berbagi cerita keluh kesah dengan keluarga maupun orang lain. Jika pasien ada masalah, pasien hanya memendam keluarga maupun orang lain. Jika pasien ada masalah, pasien hanya memendam sendiri saja.

sendiri saja.

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan : KETIDAKEFEKTIFAKETIDAKEFEKTIFAN MEKANISME KOPINGN MEKANISME KOPING

c.

c. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga Adakah

Adakah anggota anggota keluarga keluarga yang yang mengalami mengalami gangguan gangguan jiwa? jiwa? ya ya tidaktidak Hubungan

Hubungan keluarga keluarga : : tidak tidak adaada Gejala

Gejala : tidak : tidak adaada Riwayat

Riwayat pengobatan pengobatan / / perawatan perawatan : : tidak tidak adaada Masalah

Masalah keperawatan keperawatan ::

Tidak ada riwayat penyakit keluarga dengan

Tidak ada riwayat penyakit keluarga dengan gangguan jiwagangguan jiwa

V.

V. STATUS MENTALSTATUS MENTAL 1.

1. PenampilanPenampilan tidak

tidak rapi rapi penggunaan penggunaan pakaian pakaian tidak tidak sesuai sesuai cara cara berpakaian berpakaian tidaktidak sesuai

sesuai Jelaskan: Jelaskan:

(5)

 FISIK FISIK : pasien tampak : pasien tampak lesu dan lesu dan murung. murung. Lingkar Lingkar mata mata pasien berwarna pasien berwarna hitamhitam

danterdapat kantung mata, kulit pasien berwarna sawo matang, bersih, tidak danterdapat kantung mata, kulit pasien berwarna sawo matang, bersih, tidak terdapat lesi, tidak mempunyai tato

terdapat lesi, tidak mempunyai tato

 PAKAIAN : Pasien tidak memakai seragam pasien yang sesuai, pasien tidakPAKAIAN : Pasien tidak memakai seragam pasien yang sesuai, pasien tidak

mengganti pakaiannya, pasien memakai kerudung. mengganti pakaiannya, pasien memakai kerudung. Masalah ke

Masalah keperawatan: perawatan: Defisit PerDefisit Perawatan Diriawatan Diri Kesadaran

Kesadaran a.

a. Kwantitatif / penurunan kesadaranKwantitatif / penurunan kesadaran compos

compos mentis mentis apatis apatis / / sedasi sedasi somnolensomnolen sopor

sopor subkoma subkoma komakoma

Jelaskan: GCS: E-V-M Jelaskan: GCS: E-V-M 4-5-6 4-5-6  b.  b. KwalitatifKwalitatif tidak

tidak berubah berubah berubah berubah meninggimeninggi hipnosa

hipnosa gangguan gangguan tidur, tidur, sebutkan: sebutkan: disosoasi, disosoasi, sebutkan:sebutkan: Jelaskan:

Jelaskan: Relasi : Relasi :

Px tampak kurang kooperatif saat diajak bicara, baik oleh keluarga maupun orang Px tampak kurang kooperatif saat diajak bicara, baik oleh keluarga maupun orang lain, termasuk tenaga medis di R. 23 E.

lain, termasuk tenaga medis di R. 23 E. Prwt

Prwt : Selamat : Selamat siang siang bu, bu, bagaimana bagaimana kabarnya kabarnya bu bu ??  Ny. H : ( diam termenung

 Ny. H : ( diam termenung )) Prwt

Prwt : Ibu, : Ibu, kok diam kok diam saja dari tadi saja dari tadi , ada , ada apa ?apa ?  Ny.H

 Ny.H : ( tiba: ( tiba

 – 

 – 

 tiba menangis ) tiba menangis ) Limitasi :

Limitasi :

Saat pengkajian , pasien membatasi pembicaraan dengan suami, anak pertama, dan Saat pengkajian , pasien membatasi pembicaraan dengan suami, anak pertama, dan Perawat

Perawat Prwt

Prwt : : Ibu, Ibu, anaknya anaknya masih masih keluar keluar beli beli makan, makan, ibu ibu sama sama saya saya saja ysaja ya a ??  Ny. H

 Ny. H : Gak mau, mbak keluar saja: Gak mau, mbak keluar saja Prwt

Prwt : : Ibu, Ibu, ini ini obatnya obatnya kok kok belum belum diminum diminum ??  Ny. H

 Ny. H : aku pingin sama anakku mb: aku pingin sama anakku mbak, mana dia ?ak, mana dia ?

Realitas: Realitas:

(6)

Terkadang pasien berbicara tidakmasuk akal, seperti ia mempunyai anak 4 padahal Terkadang pasien berbicara tidakmasuk akal, seperti ia mempunyai anak 4 padahal hanya 2 saja, sering marah2 dengan suaminya, dan anaknya yang pertam. Pasien marah2 hanya 2 saja, sering marah2 dengan suaminya, dan anaknya yang pertam. Pasien marah2 karena anak ke 4 dipukuli oleh suaminya

karena anak ke 4 dipukuli oleh suaminya Prwat

Prwat : : Ibu, Ibu, kenapa kenapa kok kok menangis menangis terus terus ??  Ny.

 Ny. : Tolong aku mbak, anakku dipukuli sama suamiku: Tolong aku mbak, anakku dipukuli sama suamiku Prwt

Prwt : : Anak Anak ibu ibu yang yang mana mana , , anak anak ibu ibu semuanya semuanya ada ada di di sini sini kokkok  Ny. H

 Ny. H : Enggak mbak, an: Enggak mbak, ankku yang lain dipukkku yang lain dipukuli terus sama suami sayauli terus sama suami saya Prwt

Prwt : : Ibu, Ibu, anak anak ibu ibu ada ada disini disini semua semua kokkok Masalah Keperawatan : Halusinasi Fase

Masalah Keperawatan : Halusinasi Fase ConqueringConquering

Pasien menunjukkan panik, resiko tinggi mencederai, pasien merasa terancam jika Pasien menunjukkan panik, resiko tinggi mencederai, pasien merasa terancam jika mengikuti perintah halusinasi.

mengikuti perintah halusinasi.

2.

2. DisorientasiDisorientasi waktu

waktu tempat tempat orangorang Jelaskan:

Jelaskan: a.

a. WaktuWaktu

P: “Ibu,sekarang pagi,sore, atau malam”

P: “Ibu,sekarang pagi,sore, atau malam”

K: “pagi mbak”

K: “pagi mbak”

P: “kalau pagi biasanya ibu ngapain ?”

P: “kalau pagi biasanya ibu ngapain ?”

K: “masak mbak”

K: “masak mbak”

 b.

 b. TempatTempat

P: “ibu apakah ibu tau sekarang bapak lagi dimana?”

P: “ibu apakah ibu tau sekarang bapak lagi dimana?”

K: “rumah sakit”

K: “rumah sakit”

P: “rumah sakit apa namanya?”

P: “rumah sakit apa namanya?”

K: “saiful anwar”

K: “saiful anwar”

P : “Sebelumnya pernah dirawat di rs ? “

P : “Sebelumnya pernah dirawat di rs ? “

K : “ Pernah “

K : “ Pernah “

c.

c. OrangOrang

P:” buk,yang kemarin kesini siapa buk?”

P:” buk,yang kemarin kesini siapa buk?”

K: “suami,anak saya”

K: “suami,anak saya”

Masalah keperawatan: pasien tidak mengalami

(7)

3. Aktivitas Motorik / Psikomotor Kelambatan:

hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik

katalepsi flexibilitas serea

Jelaskan:

Tidak tampak pasien mengalami aktivitas yang lambat, pasien tampak hiperaktif dan gelisah

Peningkatan:

hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik tremor

TIK grimace gagap

stereotipi mannarism katalepsi

akhropaxia command automatism atomatisma

nagativisme reaksi konversi verbigerasi

 berjalan kaku / rigit kompulsif lain-lain, sebutkan: 4. Afek / Emosi

adequat tumpul dangkal labil

inadequat anhedonia merasa kesepian eforia

ambivalen apati marah depresif / sedih

 panik

cemas: ringan sedang berat

Jelaskan:

Selama berinteraksi dengan perawat, emosi pasien labil. Jika pasien mood saat ditanya,  pasien tampak sedikit kooperatif, namun ketika mood pasien sedang jelek pasien

marah-marah karena ingin pulang dan ingin bertemu dengan anaknya. Prwt : Ibuk, ada masalah apa

 Ny. H : ( tiba- tiba menangis , menutup mukanya dengan bantal ) Prwt : Kenapa bu, kok sedih terus ?istighfar buk

 Ny. H ; Saya ingin pulang mbak, gak betah ( sambil mukul mukul bantal ) Masalah Keperawatan : ANSIETAS

(8)

5. Persepsi

halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi Macam halusinasi

 pendengaran penglihatan perabaan

 pengecapan penghidu / pembauan lain-lain, sebutkan: Jelaskan:

Pasien mengatakan halusinasi muncul ketika malam hari,halusinasi muncul hanya sekali- kali jika pasien tidakminum obat, situasi penyebab pasien berhalusinasi jika di rs dan tidak minum obat . Pasien sering mendengar bisikan bisikan menyuruh beliau menangis,paisen mendengar bisikan kalau anaknya dipukuli oleh suaminya.

Prwt : Ibu kenapa menangis ?

 Ny. H : Anak saya mbak, dipukuli oleh suami saya , tolong anak saya Prwt : Ibu, anak ibutidak dipukuli , anak ibu ada di sini semua

 Ny. H : Itu bukan anak saya mbak

Masalah Keperawatan : Halusinasi Fase Conquering 6. Proses Pikir

a. Arus pikir

koheren inkoheren asosiasi longgar

flight of ideas blocking persevarasi tangansial sirkumstansiality logorea

neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi main kata-kata afasi asosiasi bunyi lain-lain,

sebutkan: Jelaskan:

Saat berkomunikasi, cara berbicara pasien ngelantur saat ditanya P : Selamat sore ibu H, bagaimana kabarnya ?

H : Baik mbak

P: Menurut ibu, ibu mengapa bisa di sini lagi ?

H: Saat itu saya mendengar bisikan ada yang bilang kalau anak saya masuk ke rs dan dipukuli oleh suami saya, terus saya marah2 dan memukul,menggigit suami dan anak saya

(9)

H :Iya mbak

P : Oh , baiklah kalau begitu buk

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran  b. Isi pikir

obsesif ekstasi fantasi

 bunuh diri ideas of refernces pikiran magis

alienasi isolasi sosial rendah diri

 preokupasi pesimisme fobia, sebutkan:

waham, jenisnya:

agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga

nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir kejaran dosa

Jelaskan:

Saat pengkajian, pasien mengatakan kalau ada yg membisikan kalau anaknya datang ke rs lalu dipukuli oleh suaminya sehingga pasien marah2 dan memukuli suaminya P : Selamat sore ibu H, bagaimana kabarnya ?

H : Baik mbak

P: Menurut ibu, ibu mengapa bisa di sini lagi ?

H: Saat itu ada yang memberitahukan ke saya kalau anak saya masuk ke rs dan dipukuli oleh suami saya, terus saya marah2 dan memukul,menggigit suami dan anak saya

P : Jadi ibu berpikir kalau karena itu,kalau ada seseorang yg memberitahukan ibu kalau anaknya dipukuli disini ?

H :Iya mbak

(10)

c. Bentuk pikir

realistik non realistik

autistik dereistik

Jelaskan:

Pasien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya bukan karna gangguan jiwa Masalah keperawatan: Gangguan Proses Pikir

7. Memori

gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan:

 paramnesia, sebutkan: hiperamnesia, sebutkan: Jelaskan:

Pasien tidak ingat kejadian dengan apa yang terjadi saat ia remaja, terkadang ia lupa ingat

Masalah keperawatan:

P : Buk , kalau boleh tau masa remaja ibu seperti apa ?dulu waktu smp sebangku sama siapa, bersahabat sama siapa saja ?

H : lupa mbak saya, gk ingat kalau masa smp n sma s aya P : Oh begitu yaa buk,

8. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi

tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan:

Dalam berbicara dengan mahasiswa, pasien fokus ketika melakukan pembicaraan P : ibu pekerjaanya apa ?

H : Ibu rumah tangga

P : kalau ibu rumah tangga, tiap pagi kan selalu belanja sayuran ya buk,biasanya kalau sama bapak dikasih uang jajan belanja berapa buk ?

H : biasanya 100 perhari

P : kalau misalnya dengan uang 100 dibelikan ayam sekilo harganya 30 ribu, sisa berapa  buk ?

H : ya sisa 70 ribu

(11)

H : sisa 60 mbak

Pasien fokus pada tema pembicaraan, tingkat konsentrasi dan berhitung dalam batas normal

Masalah keperawatan: tidak ada 9. Kemampuan Penilaian

gangguan ringan gangguan bermakna

P: “ibuk, Jika saya memberi pilihan bapak mau sehat apa sakit?”

K: “ya sehat lah mbk”

P: “kalau boleh tau alasannya kenapa?”

K: ya biar bisa mengurus rumah tangga lagi,biar bisa ikut kegiatan masyarakat lagi kayak pkk atau tahlilan

Jelaskan:

Pasien masih bisa mengambil keputusan Masalah keperawatan : tidak ada 10. Daya Tilik Diri / Insight

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya Jelaskan: pasien mengetahui dan tidak mengingkari kalau ia memang

,mempunyai penyakit gangguan jiwa

P : bu H ,ibu tau kalau ibu mempunyai penyakit gangguan jiwa H : ya tau

P : Menurut ibu, penyakit gangguan jiwa itu apa bu ? H : ya kayak marah2 gak jelas,dengar2 suara gak jelas Masalah keperawatan: tidak ada

11. Interaksi Selama Wawancara

 bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung

kontak mata kurang defensif curiga

Jelaskan:

Saat diajak berbicara pasien masih tampak kurang kooperatif, karena gelisah dan tiba2 menangis

(12)

VI. FISIK

1. Keadaan umum : GCS 456 compos mentis, pasien terlihat lesu, tidak rapi, bau badan tidak enak, kuku panjang dan kotor, rambut acak-acakan.

2. Tanda vital : TD: 130/80 N: 80 x/menit S: 36,4 oC RR: 20x/menit 3. Ukur : TB: 154 Cm BB: 50 Kg

turun naik

4. Keluhan fisik:

tidak ya jelaskan :

5. Pemeriksaan Fisik

 A. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU 1. Integument

Inspeksi : Adakah lesi ( + / - ), Jaringan parut ( + / - )  Warna Kulit : kulit berwarna putih

Palpasi : Tekstur ( halus/ kasar ), Turgor/Kelenturan ( baik /jelek ), Struktur

(keriput/tegang ), Lemak subcutan ( tebal / tipis ), nyeri tekan ( + / - ) pada daerah ..

Identifikasi luka / lesi pada kulit 1. Tipe Primer

Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - ) 2. Tipe Sekunder

Pustula ( + / - ), Ulkus ( + / - ), Crusta ( + / - ), Exsoriasi ( + / - ), Sear (+/- ), Lichenifikasi ( + / - )

Kelainan- kelainan pada kulit :

Naevus Pigmentosus ( + / - ), Hiperpigmentasi ( + / - ), Vitiligo/Hipopigmentasi (+/ - ), Tatto (+ /- ), Haemangioma (+/- ), Angioma/toh(+ /- ), Spider Naevi (+ /- ), Striae (+ /- )

2. Pemeriksaan Rambut a. Ispeksi dan Palpasi :

Penyebaran ( merata / tidak), berbau dan rontok (+/- ), warna hitam PemeriksaanKuku

a. Inspeksi dan palpasi, warna sawo matang , kuku sedikit panjang . kebersihan bersih

3. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan Px. Kulit :  Tidak ada masalah

(13)

B. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER 1. Pemeriksaan Kepala

Inspeksi: bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong, Brakhiocephalus/ bulat ),

kesimetrisan ( +  ). Hidrochepalus ( - ), Luka (  - ), darah ( - ), Trepanasi ( - ). Palpasi : Nyeri tekan ( - )

Pemeriksaan Mata Inspeksi:

a. mata simetris

b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )

c. Kelopak mata / palpebra : oedem (  - ), ptosis ( - ), peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )

d. Bulu mata : tidak rontok e. Konjunctiva : merah muda

f.  Warna iris coklat tua , reaksi pupil terhadap cahaya ( miosis/midriasis) g. Kornea : warna hitam

h. Pemeriksaan Visus

Dengan Snellen's Cart : OD ... OS ...

 Tanpa Snelen Cart : Ketajaman Penglihatan ( Baik / Kurang ) i. Pemeriksaan lapang pandang

Normal / Haemi anoxia / Haemoxia 2. Pemeriksaan Telinga

a. Inspeksi dan palpasi

 Amati bagian telinga luar: bentuk simetris , Warna sesuai lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - )

4. Pemeriksaan Hidung a. Inspeksi dan palpasi

 Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah pembengkokan atau tidak  ). Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ), pembesaran / polip ( - )

3. Pemeriksaan Mulut dan Faring a. Inspeksi dan Palpasi

(14)

 Amati bibir : Kelainan konginetal ( labioscisis, palatoscisis, atau

labiopalatoscisis), warna bibir merah muda ., lesi ( tidak ada), Bibir pecah (tidak ada ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( tidak ada), Kotoran (tidak ada), Gigi palsu (tidak ada), Warna lidah : merah mudah Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak bau mulut

4. Pemeriksaan Wajah

Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna dan kondisi  wajah klien : simetris ., Kelumpuhan otot-otot fasialis ( tidak ada )

5. Pemeriksaan Leher

Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :

a. Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( tidak ada ), jaringan parut ( tidak ada), perubahan warna ( tidak terjadi perubahan ), massa ( tidak ada)

b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( negatif ) c.  Vena jugularis, pembesaran ( negatif )

Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( negatif ), kelenjar tiroid ( negatif ), posisi trakea (simetris)

6. Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah, leher :  Tidak ada keluhan

C. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU a. Inspeksi

Bentuk torak ( Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel chest), susunan ruas tulang belakang (normal ), bentuk dada (simetri ),

Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( negatif ), retraksi suprasternal ( negatif), Sternomastoid ( negatif), pernafasan cuping hidung ( negatif)

Pola nafas :

 Amati : cianosis ( negatif ) b. Palpasi

Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba c. Perkusi

 Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes ) d.  Auskultasi

1. Suara nafas

(15)

2. Suara tambahan

 Terdengar : Rales ( negatif), Ronchi ( negatif ), Wheezing (negatif ), Pleural fricion rub ( negatif ),

4. Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru :  Tidak ada keluhan

D. PEMERIKSAAN ABDOMEN a. Inspeksi

Bentuk abdomen : (datar )

Massa/Benjolan ( negatif ), Kesimetrisan ( positif ), Bayangan pembuluh darah vena (negatif)

b.  Auskultasi

Frekuensi peristaltic usus 14 x/menit ( N = 5  –  35 x/menit

c. Palpasi

Palpasi Hepar :

diskripsikan :Nyeri tekan ( negatif ), pembesaran ( negatif ), perabaan (lunak), permukaan (halus ), tepi hepar (tidak teraba) . ( N = hepar tidak teraba). Palpasi Appendik :

Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney. nyeri tekan ( negatif ), nyeri lepas ( negatif), nyeri menjalar kontralateral ( negatif ).

Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( negatif ), Undulasi ( negatif)

Palpasi Ginjal :

Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( negatif ), pembesaran ( negatif). (N = ginjal tidak teraba).

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Tidak ada keluhan E. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )

a. Inspeksi

Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas( negatif), fraktur (negatif) lokasi b. Palpasi

Oedem : tidak ada

Lingkar lengan : ……….

(16)

F. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale ) 1. Menilai respon membuka mata : 4

2. Menilai respon Verbal : 5 3. Menilai respon motorik : 6

Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis )

b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak

Penigkatan suhu tubuh ( negatif ), nyeri kepala ( negatif), kaku kuduk ( negatif), mual

 – muntah ( negatif) kejang ( negatif) penurunan tingkat kesadaran ( negatif)

c. Memeriksa nervus cranialis

Nervus I , Olfaktorius (pembau ) normal Nervus II, Opticus ( penglihatan ) normal Nervus III, Ocumulatorius normal

Nervus IV, Throclearis normal

Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : normal Cabang Mandibularis : normal

Nervus VI, Abdusen ; Normal Nervus VII, Facialis : Normal Nervus VIII, Auditorius : Normal Nervus IX, Glosopharingeal : Normal Nervus X, Vagus : Normal

Nervus XI, Accessorius : Normal Nervus XII, Hypoglosal : Normal d. Memeriksa fungsi motorik

Ukuran otot (simetris ), atropi ( negatif) gerakan-gerakan yang tidak disadari oleh klien ( negatif)

e. Memeriksa fungsi sensorik

Kepekaan saraf perifer : benda tumpul POSITIF , benda tajam POSITIF Menguji sensai panas / dingin POSITIF kapas halus POSITIF minyak wangi POSITIF f. Memeriksa reflek kedalaman tendon

1. Reflek fisiologis

(17)

1 Reflek bisep + 2 Reflek trisep + 3 Reflek brachiradialis + 4 Reflek patella + 5 Reflek achiles + 2. Reflek Pathologis

Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu. No Reflek Pathologis Positif Negatif

1 Reflek babinski + 2 Reflek chaddok + 3 Reflek schaeffer + 4 Reflek oppenheim + 5 Reflek Gordon + 6 Reflek bing + 7 Reflek gonda +

I. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)

1. K onsep Diri

2. Konsep Diri (19/03/18)

a. Citra tubuh : Sulit di evaluasi  b. Identitas : Sulit di evaluasi c. Peran : Sulit di evaluasi d. Ideal diri : Sulit di evaluasi e. Harga diri : Sulit di evaluasi

Jelaskan : Karena pasien bicara ngelantur. Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah

(18)

3. Genogram

(19)

Keterangan :

: perempuan : perempuan sudah meninggal

: laki

 – 

laki : tinggal serumah : laki

 – 

laki sudah meninggal : perkawinan : pasien

Jelaskan :

Pola asuh : pola asuh dengan karakteristik orang tua

dengan otoriter anak-anaknya harus menuruti apa yang diperintahkannya, pada saat Tn J berumur 6 th sampai 13 th ia dituntut untuk menjadi jenius dan menjadi siswa trpintar di sekolahnya.

Pola komunikasi : Proses penyampaian pesan melalui tatap

muka langsung tetapi pasien cenderung tidak mau bercerita ke orang tua, apalagi kepada ayahnya. Ia mengatakan jarang bertemu ayahnya kerja.

Orang yang terdekat : Pasien adalah anak ke 1 dari 2

 bersaudara, Pasien cenderung diam. Namun Ny. H mengatakan yang  paling dekat dengan dia adalah ibu.

Penentu kebijakan : Pasien sebagai seorang anak, sehingga

keputusan diambil oleh bapaknya

stressor dalam keluarga : keluarga mengatakan Ny. H dulu orang

ditinggal ayahnya untuk kuliah di luar negeri, sehingga ia merasa kesepian dan merasa tertekan

Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping Keluarga

4. H ubungan Sosial

a. Hubungan terdekat :

  pasien mengatakan hubungan terdekat dengan tidak ada tetapi kadang-kadang cerita kepada ibunya, namun ia lebih suka menyimpan ceritanya s endiri  jika ada masalah.

b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat

Untuk kegiatan kelompok , pasien sering melakukan kegiatan pkk tetapi

semenjak penyakitnya kambuh, pasien jarang berinteraksi dengan teman-temannya

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Ketika di rumah, Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga dekat karena lingkungan rumahnya bersifat tertutup, begitupun ketika di rumah sakit pasien lebih cenderung tidak kooperatif ketika berinteraksi dengan perawat.

(20)

 Keperawatan : Ketidakefektifan Hubungan

 5.  Spiri tual dan kultural

a.  Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan ia menaganut agama islama dan sangat yakin jika Alloh SWT akan menyembuhkan beliau, tetapi keluarga pasien mengatakan kalau  pasien memang jarang sholat ketika di rumah

 b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya Tidak ada konflik dalam keyakinan c. Kegiatan ibadah

Pasien mengatakan selama di rumah terkadang melaksanakan sholat 5 waktu tetapi ketika di rs juga jarang melaksanakan sholat .

Masalah Keperawatan : Resiko distress spiritual

II. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL) 1. Makan

√ Bantuan minimal

Sebagian Bantuan total

2. BAB/BAK

√ Bantuan minima

l Sebagian Bantuan total

3. Mandi

√ Bantuan minimal

Sebagian Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

√ Bantuan minimal

Sebagian Bantuan total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : kadang jam -Tidur malam lama : 24.00/02.00 s/d 05.00

Aktivitas sebelum / sedudah tidur : tidak ada s/d tidak ada 6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal

Sebagian Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan Lanjutan

Ya Tidak

Sistem pendukung

Ya Tidak

8. Aktivitas di dalam rumah

Mempersiapkan makanan

Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian

Ya Tidak

(21)

 9. Aktivitas di luar rumah

Belanja Ya

Tidak

Transportasi Ya

Tidak

Lain-lain Ya

√ Tidak 

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan dalam pemenuhan ADL

III. MEKANISME KOPING

Adatif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum Alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih

Teknik relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya ... Lainnya : Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Kontrol Impuls X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan

Pasien memiliki orang terdekat untuk dijadikan teman berbagi cerita yaitu anak ke 2 , selain anak ke 2 memiliki teman terdekat yaitu ibunya. Untuk kegiatan kelompok , pasien sering melakukan kegiatan pkk tetapi semenjak penyakitnya kambuh, pasien jarang berinteraksi dengan teman- temannya

Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan

Saat penyakit Pasien belum kambuh, pasien mengikuti kegiatan di lingkungan rumah seperti pkk,tahlilan tetapi di rumah pasien jarang  berinteraksi dengan tetangga sebelahnya karena lingkungannya bersifat tertutup dan pasien merasa ketika mempunyai penyakit gangguan jiwa,pasien merasa digunjing oleh tetangga sehingga pasien lebih senang berada di rumah

Masalah dengan pendidikan, uraikan

Pasien lulusan sarjana PPKN di salah satu UM, sebagai mahasiswa dulu, ia mengatakan dulu ia merupakan mahasiswa yang rajin dan pintar.

Masalah dengan pekerjaan, uraikan

Pasien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga, tidak ada masalah dalam hal pekerjaan

(22)

Masalah dengan perumahan, uraikan

Pasien tinggal bersama suami dan anaknya . setahun yang lalu pasien tinggal  bersama dengan kedua anaknya, tetapi setelah itu, anak perempuannya menikah dan tidak tinggal dengan pasien lagi,menyebabkan pasien merasa memiliki ketakutan kalau anak pertama laki2 yang nantinya akan menikah,sehingga pasien merasa kesepian

Masalah dengan ekonomi, uraikan

Pasien mengatakan ada masalah dalam hal ekonomi, jika pasien kurang bisa mencukupi kebutuhan keluarga , karena biaya dihabiskan untuk biaya  pengobatan

Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan

Pasien mengatakan masih mau sembuh dan meminum obat, namun terkadang tidak mau minum obat karena merasa bosan

Masalah lainnya, uraikan

Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping Individu IV. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presiptasiPenyakit fisik

Koping

  Obat-obatan

Lainnya...

Masalah Keperawatan : Defisiensi Pengetahuan V. ASPEK MEDIK

Diagnosa medik : (F.20. 3) TERAPI MEDIK

Tanggal Terapi Dosis (Sehari berapa hari )

Keterangan 19 Maret

2018

Chlorpromozine 3x25 mg Salah satu obat psikiatri, obat yang  biasanya digunakan untuk mengobati gangguan jiwa, ia bekerja dengan

membantu mengembalikan

keseimbangan zat alami dalam otak

trihexyphenidyl 2x 2 mg salah satu jenis obat antiklonergik yang  bekerja dengan menghalangi zat alami tertentu.obat ini berfungsi sebagai mengobati gejala penyakit parkinson atau gerakan yang tidak bisa dikendalikan , yang disebabkan oleh

(23)

efek samping dari obat psikiatri

abilivi 1 x 15 mg obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mentalatau suasana hati tertentu ,ia bekerja dengan membantu mengembalikan keseimbangan bahan kimia tertentu di otak.

Zyprexa IM 5 mg Obat ini digunakan dalam

 perawatan,kontrol,pencegahan dan  perbaikan penyakit, kondisi dan gejala  penyakit kejiwaan. 20 Maret 2018 Chlorpromozine 3x25 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 21 maret 2018 Chlorpromozine 3x25 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 22 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 23 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 24 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 25 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg

(24)

abilivi 1 x 25 mg 26 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 27 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg 28 maret 2018 Chlorpromozine 3x50 mg trihexyphenidyl 2x 2 mg abilivi 1 x 25 mg

(25)

VI.

ANALISA DATA

No DATA MASALAH

1 DS:

Pasien mengatakan dibawa ke rs

karena mendengar anaknya yang ke 4 masuk ke rs karena dipukuli oleh suami dan keluarga pasien membawa Ny. H karena marah2 tidak jelas, berbicara ngelantur dan gelisah ,pasien juga menggigit dan memukul suami

DO:

- Pasien datang dengan keluhan 5 hari gelisah, marah, sulit tidur. Pasien juga menggigit dan memukul suami

Manajemen Krisis

2

3

Ds : pasien mengatakan saat masih kecil sering sakit, sehingga orang tua over  protektif terhadap pasien , menyebabkan pasien jarang memiliki teman

Do :

Pasien terlihat sedih, murung, saat  berkomunikasi, terkadang terlihat seperti berpikir di tengah

 – 

  tengah  pembicara

DS:

- pasien mengatakan jarang bercerita dengan orang lain karena ia tidak mudah berinteraksi sosial dengan orang yang baru kenal

Harga diri rendah situasional

(26)

3

DO:

Ketika berkomunikasi , pasien hanya sedikit berbicara dan menundukkan kepala tanpa ada kontak mata

DS:

-Pasien mengatakan halusinasi muncul ketika malam hari, halusinasi muncul hanya sekali

 – 

  kali jika pasien tidak minum obat,situasi penyebab pasien  berhalusinasi jika di rs dan tidak rutin minum obat, pasien sering mendengar  bisikan kalau anaknya dipukuli oleh suaminya. Pasien mengalihkan suara2 tersebut dengan cara mengajak ngobrol dengan anggota keluarganya yg di dekat  pasien.

DO:

-pasien saat diajak bicara masih ngelantur dan tidak masuk akal

Ketika diajak komunikasi masih sulit untuk berinteraksi

Kontak mata kurang

- terkadang terlihat seperti berfikir di tengah-tengah pembicaraan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

DS:

Pasien mengatakan kalau anaknya datang ke rs lalu dipukuli oleh suaminya sehingga pasien marah2 dan memukuli suaminya

(27)

VII. POHON MASALAH

Manjemen Krisis

Gangguan Proses Pikir

Halusinasi Pendengaran

Kekacauan neurotransmitter Isolasi sosial

Harga diri rendah situasional

Ketidakefektifan mekanisme koping

Faktor Predisposisi

Kepribadian

Introvet

Pengalaman masa

lalu ayah dan ibu over protektif karena dilarang  berterman karena

sering sakit

Riwayat gangguan

 jiwa ketika usia 36 tahun

Faktor Presipitasi

Mendengar suara2

kalau anaknya yang ke 4 masuk rs dan

dipukuli oleh suaminya

Pasien gelisah, marah2

dan menggigit suami

Karena obatnya habis

(28)

 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny.S Ruangan : 23 Empati RM No. : 1137xxxx

NO Dx

Tanggal

& Jam IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI

1. 22/02/18 10.00 Sp 1 halusinasi pendengaran :  Melakukan BHSP ( mengucapkan salam,meperkenalkan diri,menjelaskan kontrak topik,waktu dan tempat)

Membenatu pasien mengenal tentang halusinasi (  pengertian,tanda gejala)  Mengidentifikasi halusinasi meliputi isi,waktu,frekuensi,dan respon pasien terhadap halusinasi tersebut.

Mengajarkan cara-cara

mengontrol halusinasi

Mengajarkan pasien

mengontol halusinasi dengan cara menghardik

Menganjurkan pasien

memaksukan kedalam  jadwal kegiatan harian

S : pasien mengatakan lumayan lebih baik setelah diajak

 berdiskusi dan diajarkan cara mengontrol halusinasi.

Pasien mengatakan paham tetang pengertian halusinasi dan gejala nya apa saja

Pasien tidak dapat mengulangi 4 cara mengontrol halusinasi Pasien mengatakan bersedia memaksukan cara pertama ke dalam jadwal kegiatan

hariannya. O:

 pasien siap dan tenang saat diajak untuk berdiskusi.

Pasien terihat rapi dan bersih. Kontak mata pasien kurang A :

kognitif : pasien dapat

menjelaskan kembali  pengertian dan tanda

gejalan halusinasi  pasien tidak dapat

mengulangi 4 cara untuk mengontrol halusinasi

afektif : pasien

mendengarkan saat di  jelaskan,menjawab saat

di tanya dan mampu membina hubungan saling percaya pada mahasiswa perawat

 psikomotor : pasien

dapat menirukan cara menghardik sesuai yang di ajarkan oleh perawat yaitu : bisa dg tutup telinga dan fokus

(29)

2. 22/03/18 12.00 Sp 2 halusinasi pendengaran :  melakukan BHSP ( mengucapkan salam,memperkenalkan diri.menjelaskan kontrak,topik,waktu dan tempat)  melakukan evaluasi

validasi kemampuan pasien kemarin dalam mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

mengajakan pasien cara

yang ke dua yaitu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain  memberi reifocement positif

menganjurkan pasien memaksukan cara yang ke dua ke dalam jadwal

kegiatan harian yang sudah di buat

 berkonsentrasi dengan  berkata

“ pergi kamu

suara palsu,kamu tidak

nyata”

 atau

mengucapkan istighfar P : untuk pasien : memberikan  jadwal harian untuk cara 1 yaitu

mengahrdik halusinasi

Mengevaluasi cara mengontrol halusinasi cara yang pertama. Untuk perawat : mengajarkan cara yang ke dua yaitu minum obat secara rutin.

S : pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan cara ke dua yaitu mengontol halusinasi dengan cara bercakap cakap dengan orang lain

Pasien merasa lebih tenang setelah berdiskusi dengan mahasiswa perawat

Pasien mengatakan suara nya masih muncul terdengar

Pasien tidak mampu menjawab dan mempraktekan cara

mengontrol halusinasi cara 1 kemarin dengan menghardik. O : pasien terlihat segar dan  berpakaian rapi

 pasien pasif berbicara kontak mata pasien kurang

 kognitif : pasien dapat menyebutkan dan menjelaskan cara yang ke dua dan tidak dapat menyebutkan cara yang  pertama kemarin untuk

mengontrol halusinasi.

 Afektif : pasien duduk tenang mendengarkan dan kooperatif saat di ajak berdiskusi dengan

(30)

3. 23/02/18 10.00 Sp 3 halusinasi pendengaran :  melakukan BHSP( mengucapkan salam,memperkenalkan diri.menjelaskan kontrak,topik,waktu dan tempat)  melakukan evaluasi

validasi kemampuan pasien mengontrol halusinasi dengan cara yang pertama dan yang kedua.

mengajakrkan pasien cara

mengontrol halusinasi yang ke tiga yaitu dengan cara melakukan aktivitas yang  positif dan terjadwal

memberi reifocement

 postotif

menganjurkan pasien memaksukan aktivitas yang dipilih ke dalam  jadwal kegiatan harian

yang sudah di buat

mahasiswa perawat

 Psikomotor : pasien dapat mempraktekan cara mengontol halusinasi dengan  bercakap cakap dengan orang

lain

 P : untuk pasien : memasukan cara ke 2 ke dalam jadwal harisan pasien Mengevaluasi pelaksaan cara

mengontrol halusinasi dengan cara I dan II

Untuk perawat : melanjutkan kontrak waktu tempat dan topik untuk SP 3 yaitu cara

mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas yang positif dan terjadwal.

S : pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan cara ke tiga yaitu mengontol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas yang positif dan terjadwal

Pasien merasa lebih tenang setelah berdiskusi dengan mahasiswa perawat

Pasien mengatakan suara nya masih muncul terdengar

Pasien tidak mampu menjawab dan mempraktekan cara

mengontrol halusinasi cara 1 kemarin dengan menghardik, dan mampu melakukan cara mengontrol halusinasi cara 2. O : pasien terlihat segar dan  berpakaian rapi

 pasien pasif berbicara kontak mata pasien kurang

 kognitif : pasien dapat menyebutkan dan menjelaskan cara yang ke tiga dan kedua dan

(31)

4. 24/03/18 12.00 Sp 4 halusinasi pendengaran :  melakukan BHSP ( mengucapkan salam,memperkenalkan diri.menjelaskan kontrak,topik,waktu dan tempat)  melakukan evaluasi

validasi kemampuan pasien kemarin dalam mengontrol halusinasi dengan caera menghardik,bercakap-cakap dengan orang lain dan aktivitas yang positif.

Mengevaluasi kegiatan

harian pasien

tidak dapat

menyebutkan cara yang  pertama kemarin untuk

mengontrol halusinasi.

 Afektif : pasien duduk tenang mendengarkan dan kooperatif saat di ajak berdiskusi dengan mahasiswa perawat

 Psikomotor : pasien dapat mempraktekan cara mengontol halusinasi melakukan aktivitas yang  positif dan terjadwal (bersih- bersih)

P :

untuk pasien : memasukan cara ke 3 ke dalam jadwal harian  pasien

Mengevaluasi pelaksaan cara mengontrol halusinasi dengan cara I, II, III

Untuk perawat : melanjutkan kontrak waktu tempat dan topik untuk SP 4 yaitu cara

mengontrol halusinasi dengan minum obat secara teratur.

S : pasien mengatakan bersedia untuk di ajarkan cara ke empat yaitu mengontol halusinasi dengan minum obat secara teratur.

Pasien merasa lebih tenang setelah berdiskusi dengan mahasiswa perawat

Pasien mengatakan suara nya sudah berkurang

Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi dengan cara I,II,dan III

Pasien mengatakan sudah melaksanakan aktivitas yang

(32)

menjelaskan pasien cara

yang ke empat yaitu mengontrol halusinasi dengan cara minum obat secara teratur.

Menjelaskan pasien

manfaat minum obat secara teratur

Menjelaskan pasien dan

keluarga tentang obat yang di konsumsi pasien

menganjurkan pasien

memaksukan cara yang ke empat ke dalam jadwal kegiatan harian yang sudah di buat

sudah di jadwalkan kemarin Pasien mengatakan sudah

 paham akan pentingnya minum obat secara teratur

Pasien bersedia memasukan aktivitas minum obat ke dalam  jadwal hariannya.

O : pasien terlihat bersih segar Pasien berpakian rapi

 pasien pasif berbicara kontak mata pasien kurang

 kognitif : pasien dapat menyebutkan dan

menjelaskan 4 cara yang sudah di ajarkan oleh mahasiswa perawat untuk mengontrol halusinasi

 Afektif : pasien duduk tenang mendengarkan dan kooperatif saat di ajak berdiskusi dengan mahasiswa perawat  Psikomotor : pasien dapat mempraktekan cara mengontol halusinasi dengan menghardik,bercakap-cakap dengan orang lain. Pasien sudah melakukan aktivitas yang kemarin(  bersih-bersih) sudah di  jadwal kan oleh

mahasiswa perawat. P : untuk pasien : memasukan

cara ke empat ke dalam jadwal harisan pasien

Untuk keluarga : mengontrol kerutinan minum obat untuk  pasien.

Untuk perawat : melanjutkan sp 1,dan keluarga

(33)

SP 1 Keluarga

Membina hubungan saling

 percaya dengan pasien dan keluarga (menanyakan nama keluarga pasien yang mendampingi pasien dan asal)

Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat

memberikan pendidikan tentang pengertian

halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda gejala halusinasi, dan cara2 merawat pasien halusinasi  Melatih keluarga praktik

merawat pasien langsung di hadapan pasien. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.

Mengevaluasi kemampuan

keluarga pasien baik

subyektif maupun obyektif

Memasukkan kegiatan ke

dalam jadwal

Membuat perencanaan

pulang bersama keluarga

S :

Keluarga pasien

mengatakan namanya Ny. S dan asalnya dari malang

Keluarga pasien

mengatakan bersedia untuk diajak berdiskusi

Keluarga pasien

mengatakan kalau pasien sering mendengar suara2 seperti anaknya dipukuli,  pasien digunjing oleh

tetangga

Keluarga pasien

mengatakan kalau dirumah  pasien sering marah-marah,  bicara ngelantur.

Keluarga pasien

mengatakan senang bisa mengetahui cara mengontrol marah pasien terutama jika kambuh saat dirumah

Keluarga pasien

mengatakan akan selalu memotivasi pasien untuk mengontrol halusinasi secara teratur terutama saat minum obat

Keluarga pasien juga

mengatakan siap mendengar keluh kesah pasien

(34)

O :

Pasien tampak lebih tenangKeluarga pasien tampak

sangat kooperatif dengan kondisi pasien

Tampak tanda-tanda

Halusinasi pasien sudah mulai berkurang

tampak pasien belum ada

kontak mata saat diajak  bicara

Tampak keluarga pasien

antusias saat diajak  berdiskusi

A:

Kognitif:

Pasien dan keluarga mengerti

dan memahami topik yang akan didiskusikan

Keluarga pasien mampu

menyampaikan pendapatnya sesuai topik yang dibahas

Keluarga pasien mampu

diajak berdiskusi mengenai halusinasi pasien

Keluarga pasien mampu

menjelaskan ulang cara

mengontrol halusinasi pasien  beserta cara perawatan

(35)

Keluarga pasien mengerti

dan memahami kegiatan selanjutnya akan dimasukkan ke dalam jadwal yang telah dibuat bersama

Afektif:

Pasien dan keluarga bersedia

untuk diajak berdiskusi

Pasien dan keluarga bersedia

untuk diajak berlatih cara mengontrol halusinasi pasien

Pasien dan keluarga bersedia

untuk memasukkan

kegiatannya ke dalam jadwal kegiatan yang sudah dibuat

Pasien dan keluarga tampak

kooperatif dan ada kontak mata dengan perawat Psikomotor:

 pasien dan keluarga mampu

menyebutkan nama dan asal

 pasien dan keluarga mampu

diajak berdiskusi

 pasien dan keluarga mampu

melakukan cara-cara

mengontrol halusinasi mulai dari cara 1-4

keluarga pasien tampak

(36)

P:

Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi pasien latihan selama dirumah dan melanjutkan jadwal sesuai dengan yang sudah dibuat  bersama

(37)

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : ke 3

SP : 2

A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien :

Ds :  pasien mengatakan sering mendengar suara kalau anaknya dipukul oleh suaminya

Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas

1. Diagnosa Keperawatan :

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran 2. Tujuan khusus :

Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi , situasi pencetus,

 perasaan

Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan

menghardik

3. Tindakan Keperawatan : a. Untuk pasien

1) Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar  pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:

a) Mengucapkan salam terapeutik  b) Berjabat tangan

c) Menjelaskan tujuan interaksi

d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu  pasien

(38)

2) Evaluasi pasien dalam mengenal halusinasi : - Isi

- Waktu - Frekuensi - Situasi

- Respon terhadap halusinasi

b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

B. Proses Pelaksanaan Tindakan 1. Orientasi

a. Salam terapautik :

assalamualaikum Ny. H , apa kabar  - Memperkenalkan diri

Ny. H masih ingat dengan saya ? Ayo,siapa nama saya ? Iya betul sekali, nama saya revita buk

- Membuka pembicaraan

“ Bagaimana perasaaan Ny. H hari ini ? sudah mandi ? sudah makan ?

- Evaluasi Validasi

“ Ny. H masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin?

Hari ini kita mau berbincang2 tentang apa ? Hari ini kita bercakap2 tentang suara  –  suara yang Ny. H dengar dan cara mengontrolnya dengan menghardik”.

-b. Kontrak

Topik :

 Ny. H masih ingat kemarin kita mau bicara tentang apa? Waktu :

masih ingat mau bicara berapa lama ?

Tempat :

Hari ini ,kita akan berbincang2 di kamar, waktunya5 menit saja. Bagaiman Ny. H sudah siap ?

(39)

2. Kerja (Langkah –  langkah tindakan keperawatan)

”Apakah

ibu mendengar suara tanpa ada w

ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”

” Apakah terus

-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering ibu dengar suara? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?

Apakah pada waktu sendiri?”

” Apa yang

ibu

rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang

ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?

ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat

dengan teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara

-suara itu muncul, langsung ibu bilang dalam hati

, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu

diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi dan sambil mengucapkan istighfar. Coba ibu

 peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus

ibu

sudah bisa”

TERMINASI:

”Bagaimana perasaan

ibu

setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara

-suara itu

muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (me masukkan kegiatan latihan menghardik

(40)

 Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa bu?Bagaimana kalau dua jam la gi? Berapa

lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”

”Baiklah, sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : ke 3

SP : 2

C. Proses Keperawatan 2. Kondisi klien :

Ds :  pasien mengatakan sering mendengar suara kalau anaknya dipukul oleh suaminya

Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas

4. Diagnosa Keperawatan :

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran 5. Tujuan khusus :

pasien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan

Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap dengan orang lain 6. Tindakan Keperawatan :

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Melatih pasienmengendalikan halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan orang lain ( kegiatan yang biasa dilakukan pasien )

c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Orientasi:

1. Salam terapeutik

“Selamat pagi

ibu H Bagaimana perasaan ibu hari ini?

2. Memperkenalkan diri

Ny. H masih ingat dengan saya ? Ayo,siapa nama saya ? Iya betul sekali, nama saya revita buk

(41)

3. Topik umum

Bu H, sepertinya tadi say a lihat ibu sedang bercakap – cakap sendiri. Bagaimana kalau kita berbincang – bincang disini

4. Evaluasi / validasi

Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus !

5. Kontrak

Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:

“Cara

 kedua untuk mencegah halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya

 begini; … tolong, saya mulai dengar suara

-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau

kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak ibu katakan:pak , ayo ngobrol dengan saya ,soalnya saya mendengar suara-suara. Begitu ibu.

Coba ibu lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya ibu

!”

Terminasi:

“B

agaimana perasaan ibu setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang ibu  pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari l agi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas te rjadwal? Mau jam

 berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya.

Selamat pagi”

(42)

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : ke 3

SP : 3

A. Proses keperawatan

Kondisi klien :

Ds : pasien mengatakan mendengar suara2 tidak jelas mulaiberkurang

Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Tujuan khusus :

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan car melakukan k egiatan – kegiatanklien

secara terjadwal

Menagnjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Tindakan Keperawatan :

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Melatihpasien mengendalikan halusinasi dengan membuat kegiatan  – kegiatan klien

secara terjadwal

Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Orientasi:

(43)

Salam terapeutik

“Selamat pagi

ibu Bagaimana perasaan ibu hari ini?

1. Memperkenalkan diri

Ny. H masih ingat dengan saya ? Ayo,siapa nama saya ? Iya betul sekali, nama saya revita buk

2. Topik umum

Bu H, sepertinya sudah mulai baik keadaanya, mulai sehat, bu h tadi pagi kegiatannya ngapain ?bagaimana kalau kita berbincang2 lagi

3. Evaluasi /validasi

Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus !

4. Kontrak

Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di teras saja

. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

5. Kerja

: “Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi

-pagi apa kegiatannya, terus jam

 berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi a gar dari pagi sampai malam ada kegiatan.

6. Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 c ara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu. Coba lakukan sesuai jadwal ya! ( melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam)

(44)

Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00 siang ?Di kamar ibu saja yaa! Sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN Masalah keperawatan : Halusinasi Penglihatan

Pertemuan : Ke 5

SP : 4

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien DS :

a. Klien mengatakan kalau sudah mulai berkurang mendengar suara2 yang tidak  jelas

Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat hipoaktivitas

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan 3. Tujuan Khusus

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

 b. Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan minum obat secara teratur.

c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 4. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

 b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan minum obat secara teratur c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunnaan obat secara teratur d. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

(45)

1. Salam terapeutik 

“ Assalamualaikum

 bu H. Apa kabar hari ini? 2. Memperkenalkan Diri

Bu masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar  biasa.

3. Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum

Bagaimana perasaannya siang ini? Udah makan ? sudah minum obat ?

4. Evaluasi / validasi

Bagaimana bu masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah suara

 – 

 suara masih muncul? Apakah ibu sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita buat kemarin? Berkurangkan suara2 nya. Bagus

5. Kontrak 

siang ini saya akan menjelaskan kepada bapak obat

 – 

 obat yang bapak minum.

Bagaimana kalau kita sekarang berbincang

 – 

 bincang di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya bu !

6. Kerja:

“b

u adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara

 berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang ibu dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari ja m 7  pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini

yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang ada kemasannya (Abilivy) 1 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis ibu bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat

(46)

menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya ibu harus memastikan  bahwa itu obat yang benar-benar punya ibu Jangan keliru dengan obat milik orang

lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya ibu juga harus

 perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per

hari”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan

ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban  benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan ibu . Jangan

lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara

mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam

10.00. sampai jumpa.”

(47)

Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga

Tujuan:

1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun di rumah

2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien. b. Tindakan Keperawatan

Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan

keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.

(48)

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.

3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien

4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.

Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara. ORIENTASI:

“Selamat pagi

mbak 

 masih ingat saya ? benar, Saya revita mahasiswa perawat yang merawat ibu

“Bagaimana perasaan

mbak hari ini? Apa pendapat mbak tentang ibu

?”

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang

ibu alami dan bantuan apa yang mbak

 bisa berikan.”

“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di

teras ? Berapa lama waktu mbak?

Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA:

“Apa yang

mbak rasakan menjadi masalah dalam merawat ibu Apa yang Ibu

lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh

ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.

”Tanda

-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-

marah tanpa sebab”

“Jadi kalau

ibunya mbak mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu ti

dak ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa

cara untuk membantu mbak agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan ibu, jangan membantah halusinasi atau

(49)

mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi mbak sendiri tidak mendengar atau

melihatnya”.

”Kedua, jangan biarkan

ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong mbak pantau

 pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia l

akukan!”

”Ketiga, bantu

ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih ibu untuk minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau ba yangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang ada kemasannya namanya abilivy gunanya mengurangi gejala halusinasi , jam

minumnya 1 kali sehari

. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda

-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi ibu dengan cara menepuk punggung ibu. Kemudian suruhlah ibu menghardik suara ters ebut. ibu

sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi

ibu . Sambil menepuk punggung ibu, katakan: ibu, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara-suara itu, ibu Tutup telinga kamu dan katakan pada suara-suara

itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang

-ulang, bu sambil mengucapkan istighfar 

”Sekarang coba

mbak

 praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”

”Bagus

mbak 

TERMINASI:

“Bagaima

na perasaan mbak setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi ibu

?”

“Sekarang coba

mbak sebutkan kembali tiga cara merawat ibu

?”

”Bagus sekali

mbak. Bagaimana kalau besok kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan mbak 

?”

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kemudian yang menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan pembangunan desa adalah sumber dana (sarana dan prasarana) serta rendahnya kualitas (SDM) dan tekhnologi yang

PHN berorientasi kepada individu, keluarga, masyarakat / kelompok pembinaan keluarga / kelompok khusus. Pelaksanaan program merupakan tugas pokok dan tanggung

Dari  uraian  di  atas  pendekatan  pembelajaran  adalah  upaya  penyederhanaan  yang  digunakan  oleh  pendidik  secara  terprogram  dalam  desain  intruksional 

Penelitian ini bertujuan untuk (1) design program deteksi kemiripin citra tanaman anggrek, (2) implementasi metode Support Vector Machine kernel Linear dengan

Oleh karena itu Balai Pemasyarakatan, khususnya pembimbing kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Kelas II Palopo, dituntut untuk melakukan tugas dan fungsinya secara

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUB TEMA HEWAN DAN TUMBUHAN DI

Sedang metode pengembangan dakwah di pedesaan adalah menggunakan bahasa yang mudah dan sederhana serta kultur yang disesuaikan dengan masyarakat pedesaan, kerjasama dengan tokoh