• Tidak ada hasil yang ditemukan

ديِهَش ٍءْيَش٥٣

Dalam dokumen TAFSIR TARBAWI - UIN Sunan Ampel Surabaya (Halaman 33-38)

)

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?33 a. Munasabah:

Ayat ini merupakan jawaban dari sikap dan ucapan orang-orang musyrik yang terdapat pada ayat 44. Kepada mereka disampaikan:

"Seandainya Kami menurunkan al-Qur’an kepada engkau hai Muhammad dengan salah satu bahasa selain dari bahasa Arab, tentulah orang-orang Quraisy Mekah akan berkata "Mengapa al-Qur’an tidak diturunkan dalam

31 Q.S. Al-Isra’ [17]:20

32 Abu Bakr Jabir al-Jazairy, Aysar at-Tafasir li Kalaamil 'Aliyyil Kabir , (Kairo, Dar al-Hadis, 1421 H.), 241

33Q.S. Fusshilat [41] : 53

bahasa Arab?". Sehingga kami mudah memahami hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalamnya". Padahal dulunya mereka berkata: Apakah al-Qur’an yang diturunkan itu berbahasa selain Arab, sedang Rasul yang diutus itu berbahasa Arab". Kemudian pada ayat ini Allah memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa al- Quran itu adalah benar. Dan Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.

b. Pembahasan

Di dalam Q.S. Fusshilat ayat 53 ini, diterangkan bahwa Allah akan memperlihatkan kepada mereka yaitu orang-orang musyrik tanda-tanda kekuasaan Allah di segenap penjuru berupa penaklukan-penaklukan dan kemenangan-kemenangan Islam atas semua negeri dan semua agama. Dan dalil-dalil yang terdapat di dalam diri-diri mereka sendiri seperti peristiwa atau kejadian perang Badar dan penaklukkan kota suci Mekah. Allah SWT.

telah memberikan pertolongan pada peristiwa-peristiwa itu terhadap nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya. Dan telah menghinakan juga pada peristiwa-peristiwa itu berupa kebatilan.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, mungkin saja yang dimaksud dengan firman Allah,”dan pada diri mereka sendiri” adalah materi, campuran (senyawa) dan karakteristik yang menakjubkan yang membentuk tubuh manusia, sebagaimana dijelaskan di dalam ilmu anatomi yang menunjukkan tentang hikmah Sang Pencipta. Termasuk tanda kekuasaan Allah yang ada dalam diri (karakter) manusia berupa perilaku yang berbeda-beda, ada yang baik dan jelek. Apakah mereka tidak menggunakan pikiran mereka untuk memahami bukti-bukti yang terdapat dalam al-Qur’an sendiri dan apakah belum cukup bagi mereka bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu, yakni atas perbuatan dan ucapan hamba-hamba-Nya.34

Ayat ini merupakan hiburan dari Allah SWT. bagi Nabi SAW. yang telah disedihkan hatinya oleh sikap dan perbuatan orang-orang musyrik

34 Abu Al-Fida Ibn Umar Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al –Adzim, (Madinah, Dar at- Thoyyibah Linasyri Wa Tawji’, 1420 H), juz IV, 732.

terhadap al-Quran yang disampaikan Rasulullah kepada mereka dengan firmanNya: "Sesungguhnya sikap, tindakan dan ucapan-ucapan yang dilakukan orang-orang musyrik yang mendustakan ayat-ayat Allah itu, sama dengan tindakan dan ucapan-ucapan yang disampaikan oleh umat- umat terdahulu kepada Rasul-rasul mereka. Bahkan sikap dan tindakan Allah lebih keras dari yang dilakukan oleh orang-orang musyrik".

Walaupun demikian mereka tetap bersabar dan tabah dalam menyampaikan risalahnya. Karena itu hendaklah engkau wahai Muhammad bersabarlah dan tabahlah, sebagaimana Rasul-rasul sebelum engkau bersabar dan tabah.

Ayat yang lain yang sama isinya dengan ayat ini ialah firman Nya

dalam

QS. Az-zhariyat [51]:52

( ٌنوُنْجَم ْوَأ ٌر ِحاَس اوُلاَق لاِإ ٍلوُس َر ْنِم ْمِهِلْبَق ْنِم َنيِذَّلا ىَتَأ اَم َكِلَذَك ٥٢

)

Demikianlah tidak seorangpun Rasul yang datang kepada orang- orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia adalah tukang-tukang sihir atau orang gila 35

Sebagian ahli tafsir ada yang menafsirkan ayat ini dengan:

"Sesungguhnya yang disampaikan kepada engkau, hai Muhammad. seperti ajaran keesaan Allah, memurnikan ketaatan dan ketundukan hanya kepada Allah SWT. saja. adalah seperti yang pernah disampaikan kepada para Rasul yang diutus sebelum kamu. Hal ini adalah wajar, karena agama Allah itu mempunyai azas-azas dan prinsip-prinsip yang sama, sama-sama menentukan dan memerintahkan menghambakan diri hanya kepada Allah saja, sama-sama percaya kepada adanya hari kebangkitan dan sebagainya.

Seandainya ada perbedaan, maka perbedaan itu bukanlah berhubungan dengan prinsip. tetapi hanyalah yang berhubungan dengan furu' atau yang bukan prinsip. Hal ini perlu karena perbedaan keadaan, masa dan tempat.36

Sedang menurut Fakhr ad-Din ar-Razi, yang dimaksud dengan Ayat al-Afaq ialah tanda-tanda kekuasaan Allah yang terdapat dalam cakrawala, astronomi dan unsur-unsur alam yang ada. Adapun wa fi Anfusihim yakni kejadian-kejadian yang berhubungan diri manusia, sejak direncanakan

35 Q.S. Az-zhariyat [51]:52

36 Wahbah Al-Zuhaeli, at-Tafsir al-Munir. (Damasqus : Darul Fikri, 1991), Juz 25, 223

qada’ di lauh mahfudz, proses terjadinya janin di rahim ibu, hingga susunan dan fungsi tiap organ tubuh yang sangat mengagumkan, penuh dengan sensor dan keotomatisan.37

c. Kesimpulan

Dari beberapa penafsiran tersebut dapat dipahami bahwa fungsi pendidikan Islam adalah melalui pengamatan ayat al-Afaq bisa diperoleh kesempurnaan ruh (jiwa) manusia yang pada hakikatnya menjadi inti keberadaan manusia dalam perjuangan hidupnya mencari keridhaan Allah.

Dapat pula dikatakan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah membentuk pribadi muslim seutuhnya adalah pribadi yang ideal menurut ajaran Islam yakni, meliputi kecerdasan spiritual, emosional, sosial, dan intelektual.

Semua aspek itu adalah sesuai dengan hakikatnya sebagai seorang muslim yang mengabdikan seluruh hidupnya kepada Allah SWT.. sesuai tuntunan AlQur’an.

Rangkuman

1. Manusia yang beriman dan bertakwa terbentuk melalui proses kehidupan dan terutama melalui proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama.

2. Adapun fungsi pendidikan agama Islam, adalah sebagai pengembangan pendidikan agama Islam dan ketakwaan kepada Allah SWT. serta akhlak mulia

3.

Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati, rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku.

4.

Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa.

Daftar Pustaka

37 Muhammad ar-Razi Fakhr ad-Din, Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghayb, (Beirut, Dar al-Fikr, tt), juz 27, 140

Abduh, Muhammad, Tafsir al-Manar, Beirut : Darul Ma'arif, tt. Juz III Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005 Ibn Katsir, Abu Al-Fida Ibn Umar, Tafsir Al-Qur’an Al –Adzim, Madinah,

Dar at-Thoyyibah Linasyri Wa Tawzi’, 1420 H.

Al-Jazairy, Abu Bakr Jabir, Aysar at-Tafasir li Kalaamil 'Aliyyil Kabir , Kairo, Dar al-Hadis, 1421 H.

Al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farah, Tafsir Al- Qurthubi, Kairo, Dâr Sya’b, , 1373 H.

Ar-Razi, Muhammad Fakhr ad-Din, Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghayb, Beirut, Dar al-Fikr, tt., juz 27

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

At-Tirmidzi , Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Surah, Sunan at-Tirmidzi, Semarang, Toha Putra, tt., juz IV

Al-Zuhayli, Wahbah, At-Tafsir al-Munir. Damasqus : Darul Fikri, 1991, Juz 25

BAB 3

MACAM KONFLIK KENDALI DORONGAN FISIOLOGIS DAN

Dalam dokumen TAFSIR TARBAWI - UIN Sunan Ampel Surabaya (Halaman 33-38)