• Tidak ada hasil yang ditemukan

perlu untuk mengikhlaskan niat. Firman Allah swt.:

ﺍﻟ

sekedar bacaan al-Qur'an, jiwa dapat merasakan perubahan fisiologis yang besar, memperoleh ketenangan dan menolak berbagai macam penyakit.44

e. Macam-Macam Lagu dalam Pembelajaran Tilawatil Qur’an

Pada umumnya, sebelum terpesona dengan kemukjizatan kandungan al-Qur'an, seseorang akan lebih dahulu terpukau dengan beberapa hal yang berkaitan dengan susunan kata dan kalimat al-Qur'an, diantaranya nada dan laggamnya. Al-Qur'an bukan syair atau puisi, namun al-Qur'an terdengar mempunyai keunikan dalam irama dan ritmenya. Imam Musbikin mengutip tulisan Marmaduke Pickthall dalam“The Meaning Of Glorious Qur’an” menyatakan al- Qur'an mempunyai simponi yang tidak ada taranya dimana setiap nada-nadanya bisa menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka-cita.45

Model lagu dalam melantunkan dan memperindah bacaan al- Qur'an yang berkembang di indonesia yaitu makawi dan misri. Kata makkawi dinisbatkan kepada kota Makkah. Lagu makkawi merupakan lagu-lagu yang tumbuh dan berkembang di Makkah, diantaranya:

Banjakah, Hiraah, Maya, Rakby, Jiharka, Sika dan Dukkah. Sejak tahun 1955-1960, pemerintah Mesir gencar mengirimkan beberapa qori ternama ke Indonesia dan berbagai negara Islam lainnya dalam

44Ibid., h. 176.

45Imam Musbikin,Misteri..., h. 164.

rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan. Saat itulah, lagu-lagu misri yang dinisbahkan kepada kota Mesir menyebar dan berkembang di Indonesia hingga menjadi awal mula terjadi revolusi lagu al-Qur'an dari makkawi menjadi misri. Lagu-lagu misri yang berkembang di Indonesia yaitu: Bayyati, Hijjaz, Shaba, Rast, Nahawan, Sika dan Jiharkah.46

Hingga saat ini dalam bidang tilawah terdapat 7 (tujuh) macam maqam atau standar lagu tilawatil Qur'an yaitu:

1) Lagu Bayati

Lagu Bayati adalah adagio yaitu gerak lambat. Lagu bayati merupakan salah satu maqam lagu yang sering digunakan sebagai lagu pembuka dan penutup dalam tilawatil Qur'an. Pada umumnya, lagu bayyati digunakan sebagai lagu pembuka dan juga sebagai lagu penutup dalam tilawatil Qur'an.

2) Lagu Shaba

Lagu Shaba adalah allegro yaitu gerak ringan dengan cepat.

Lagu Shaba merupakan maqam lagu dengan karakter yang halus dan lembut sehingga mudah menggugah perasaan emosi jiwa.

46M. Husni Tamrin, “Nagham..., h. 72-76.

Lagu ini biasanya dibawakan setelah Lagu Bayyati.

3) Lagu Nahawand

Lagu Nahawand adalah allegro yaitu gerak ringan dan cepat.

Lagu nahawand merupakan maqam lagu yang memiliki karakter bernuansa sedih dan biasanya diimplementasikan pada kandungan ayat-ayat al-Qur'an tentang ancaman, siksaan dan kematian. Lagu ini biasanya ditempatkan baik setelah Lagu Shaba, Lagu Hijaz, Lagu Rost maupun Lagu Jiharkah.

4) Lagu Hijaz

Lagu Hijaz adalah grave yaitu gerak lambat dan hikmat.

Lagu hijaz memiliki karakter mendasar dan terkesan sangat indah.

Tingkatan maqamn yaitu awal maqam, hijaz kar, hijaz kar dan kur serta alwan hijaz.

5) Lagu Rost

Lagu Rost adalah allegro yaitu gerak ringan dan cepat.

Lagu rast merupakan maqam lagu dengan karakter sedikit lebih cepat, bersifat mendasar dan dominan.

6) Lagu Sika

Lagu Sika adalah grave yaitu gerak lambat dan khidmat.

Lagu sika merupakan maqam lagu dengan karakter ketimuran,

istimewa dan populer dipakai untuk melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an khususnya bagi rakyat mesir.

7) Lagu Jiharkah

Lagu Jiharkah adalah allegro yaitu gerak ringan dan cepat.

Lagu jiharkah memiliki karakter yang terkesan manis didengar dan iramanya mudah menimbulkan perasaan yang mendalam.

Penerapan lagu-lagu tilawatil Qur'an disesuaikan dengan situasi yang digambarkan al-Qur'an. Bila ayat-ayat yang dibaca menceritakan tentang kabar gembira seperti mendapatkan nikmat Allah swt., datangnya utusan Allah swt., pahala orang-orang beriman dan janji akan surga maka lagu-lagu yang dibawakan akan bernada gembira. Sebaliknya, bila ayat-ayat yang dibaca menceritakan tentang ancaman, siksa dan azab neraka, maka lagu-lagu yang dibawakan juga bermakna sedih.47

f. Mengenal Qori’ Qori’ah Timur Tengah

Qori’ qori’ah di Indonesia sejak tahun 60-an hingga sekarang masih menjadikan Qori’ qori’ Timur Tengah khususnya Mesir sebagai sumber dalam menggali maupun mencari variasi lagu-lagu tilawatil Qur'an. Hal ini dikarenakan pada kenyataannya bacaan-bacaan mereka sempurn,

47M. Misbachul Munir,Pedoman..., h. 28.

memiliki banyak kelebihan dan daya tarik tersendiri, seperti napas, pengolahan variasi juga suara yang khas (lisanul ‘araby) yang tidak dimiliki oleh orang-orang selainnya (‘ajam). Oleh karenanya, bacaan- bacaan mereka hingga saat ini masih relevan, tidak bosan untuk didengarkan maupun untuk dipelajari.

Qori’ qori’ah senior di Indonesia sepakat mengikuti variasi lagu-lagu tilawatil Qur'an Qori’ qori’ Timur Tengah baik dengan mengambil satu Qori’ saja yang dianggap cocok dengan suaranya maupun dengan mengkombinasikan gaya lagu satu Qori dengan lainnya. Diantara nama Qori tersebut ialah: Asy-Syeh Mustofa Ismail, Asy-Syeh Shiddiq al- Minsyawi, Asy-Syeh Roqhib Musafa, Asy-Syeh Abdul Basith Abd. Somad, Asy-Syeh Mutawalli, Asy-Syeh Hasan Antar, Asy-Syeh Mahmud al- Khushori, Asy-Syeh Sya’ban as-Shoyyad, Asy-Syeh Abul ‘Ain asy-Syuaisa’, Asy-Syeh Mahmud ‘Alal Bina’ dan lainnya.

Qori’ qori’ah senior di Indonesia rata-rata memiliki koleksi kaset bacaan Qori’-Qori’ tersebut dan selalu dipelajari. Bila dirasa cocok untuk diterapkan pada bacaan ayat-ayat al-Qur`an dan bisa diterima dikalangan Qori’ yang masih dalam taraf belajar, maka dipakailah gaya-gaya tersebut dan akan menjadi sebuah variasi yang baru dan populer di masyarakat.

Adapun Qori’ Qori’ah pemula dan belum mampu menggali maupun mengambil gaya-gaya atau variasi sebagaimana yang dilakukan para Qori’

Qori’ah senior yang sudah profesional, maka cara yang paling tepat adalah dengan meniru atau belajar, baik secara langsung maupun hanya melalui

kaset-kaset bacaan para Qori’ Qori’ah senior Indonesia. Diantara para Qori Qori’ah senior (periode 1970 sampai sekarang) sebagai berikut:

Ustadz H. Muhammad Adli Nasution (Sumatra), Ustadz H. Rahmat Lubis (Sumatra), Ustadz H. Ahmad Muhajir (Medan/ PTIQ Jakarta), Ustadz H.

Muammar ZA (PTIQ Jakarta), Ustadz H. Abdul Hamid (Jawa Timur), Ustadz H. Toha Hasan (Jawa Timur), Ustadz H. Nanang Qosim (PTIQ Jakarta) dan lainnya. Dengan mengikuti serta mempelajari bacaan-bacaan mereka itulah, kita bisa mengikuti terus perkembangan lagu atau gaya variasi ke tanah air kita.48

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memandang realitas, gejala atau obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi serta bersifat utuh (holistic) karena aspek dari obyeknya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti harus melalui tiga tahapan. Pertama, tahap deskripsi (orientasi) yaitu peneliti mendeskripsikan informasi yang baru saja diperolehnya. Kedua, tahap reduksi (menentukan fokus) yaitu peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama.Ketiga, tahap seleksi yaitu mengurai

48Ibid., h. 11-16.

fokus menjadi komponen yang lebih rinci.49

Biklen, Lincoln dan Guma dalam J. Muleong, Nana Sudjana dan Ibrahim, H.B. Sutopo mengemukakan karakteristik penelitian kualitatif meliputi:

a. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

b. Peneliti sebagai alat utama (instrument key) pengumpul data c. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif d. Analisis data dilakukan secara induktif

e. Bersifat deskriptif analitik

f. Fokus penelitian berada pada proses g. Batasan penelitian berdasarkan fokus h. Perencanaan bersifat terbuka

i. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama j. Pembentukan teori berasal dari dasar

k. Teknik sampling cenderung bersifat purposif l. Penelitian bersifat holistic

m. Makna sebagai bagian perhatian utama penelitian.50

Dengan demikian, penelitian ini selanjutnya akan dikaji menggunakan metode/teknik pengolahan data deskriptif-analitik, yaitu dengan cara menampilkan (mendeskripsikan) subjek penelitian berdasarkan data yang diperoleh.51 Sehingga temuan peneliti di lapangan akan lebih banyak berupa paparan atau gambaran yang memetakan fakta-fakta atau situasi dan peristiwa serta tidak untuk mencari atau menjelaskan hubungan.52

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian berperan sebagai instrumen

49Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

17. 50Margono,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 37-42.

51Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), h. 1-3.

52Hariwijaya, Metode dan Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi untuk Ilmu Sosial dan Humaniora, (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2007), h. 85-86.

kunci. Peneliti sebagai human instrumen harus membangun hubungan interaktif atau saling mempengaruhi (reciprocal) dengan sumber data untuk mendapatkan data/informasi yang akurat, aktual dan apa adanya.

Tilawatil Qur'an membutuhkan kemampuan khusus yang diperoleh dengan latihan, pembiasaan dan waktu yang lama. Oleh karena itu, khusus dalam hal observasi terhadap pelaksanaan lagu-lagu dalam tilawatil Qur'an, peneliti didampingi teman yang sudah menguasai lagu- lagu dalam tilawatil Qur'an atau ahli dalam bidang tersebut.

Tujuan utama kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah sebagai pengamat yang berperan untuk mencari dan mengkaji data yang berhubungan dengan efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al- Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi. Berkenaan dengan kehadiran peneliti di lapangan, peneliti sudah melalui beberapa alur penelitian sesuai dengan prosedur yang berlaku, yaitu dengan terlebih dahulu melakukan observasi awal hingga pengajuan izin penelitian kepada pihak-pihak penanggung jawab TPQ al-Ikhlas.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah TPQ al-Ikhlas yang berada di Dusun Paokkambut Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi Lombok Barat. TPQ al-Ikhlas merupakan salah satu tempat belajar al-

Qur'an dengan program unggulannya Tilawatil Qur'an. Program tilawatil Qur'an menjadi wadah untuk menyalurkan bakat dan minat anak-anak agar mampu membaca al-Qur'an dengan lagu-lagu dan irama yang baik serta sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.

4. Sumber data

Untuk memperoleh data dan informasi yang valid, spesifik dan mendalam terkait efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al- Ikhlas Desa Telagawaru kecamatan Labuapi, maka data nantinya dapat diperoleh dari:

 Ketua sekaligus pengajar TPQ al-Ikhlas

 Ustadz/Ustadzah TPQ al-Ikhlas

 Anak-anak yang mengikuti pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al- Ikhlas.

Berdasarkan sumber datanya, data dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan dari sumber asli sehingga sering disebut data asli. Data ini merupakan data yang dikumpulkan langsung dari ketua sekaligus pengajar tilawatil Qur'an, Ustadz/Ustadzah di TPQ al-Ikhlas dan

anak yang mengikuti program pembelajaran tilawatil Qur'an yang dilakukan baik melalui wawancara dan observasi.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang telah ada yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Sumber data sekunder umumnya berbentuk data tertulis misalnya, berbentuk dokumentasi. Dokumentasi merupakan kumpulan berkas-berkas dan berbentuk suatu catatan yang berisi peristiwa atau kejadian yang disimpan dalam berbagai bentuk, misalnya buku, arsip, majalah, agenda dan sebagainya yang memiliki keterkaitan langsung dengan objek penelitian.53

5. Teknik pengumpulan data

Tujuan utama suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data, maka mengetahui prosedur atau teknik pengumpulan data menjadi hal yang sangat penting. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data:

a. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui observasi, peneliti akan

53Sugiyono,Metode..., h. 24-25.

memperoleh data dan informasi dari gejala atau fenomena secara sistematis.54

Teknik observasi dapat dilaksanakan dengan dua cara:

1) Observasi partisipan

Observasi partisipan adalah observasi yang apabila peneliti mengamati, mendengarkan dan terlibat atau turut mengambil bagian dalam kegiatan orang yang sedang diamati.

2) Observasi non partisipan

Observasi non partisipan adalah observasi yang apabila peneliti tidak turut dalam aktivitas orang yang sedang diamati.55

Penelitian ini menggunakan jenis observasi Nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dalam kehidupan yang diobservasi dan hanya sebagai pengamat independen. Alasan peneliti menggunakan metode observasi ialah untuk mencari data tentang situasi dan kondisi dari tempat penelitian serta melihat derajat efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Labuapi.

Data-data yang diperoleh dengan teknik observasi ini adalah:

a) Data tentang pelaksanaan pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al

54Ibid., h. 106-107.

55Margono,Metodologi ..., h.37-42.

-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi.

b) Data tentang efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al- Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi.

b. Teknik Wawancara

Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden, mencatat dan merekam jawaban-jawaban responden. Jadi dengan wawancara, penelitiakan mengetahui lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak dapat ditemukan melalui observasi.56

Teknik wawancara dapat dilakukan melalui tiga cara:

1) Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Dalam wawancara terstruktur, pewawancara telah menyiapkan terlebih dahulu instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.

2) Wawancara Semi Terstruktur (Semistructure Interview)

Wawancara semi tersetruktur merupakan wawancara yang pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan

56Sugiyono,Metode..., h. 114.

wawancara terstruktur. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.

3) Wawancara Tidak Tersturktur (Unstructured Interview)

Dalam wawancara tidak terstruktur, pertanyaan yang diajukan kepada narasumber tidak ditentukan terlebih dahulu.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.57

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti harus lebih banyak mendengarkan apa yang dibicarakan responden untuk mendapatkan informasi lebih mendalam.

Data-data yang diperoleh dengan wawancara ini adalah:

a) Data tentang pelaksanaan pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi.

b) Data tentang efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi.

c. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa

57Ibid., h. 115-117.

berbentuk tulisan, gambar ataupun karya-karya monumental seseorang sebagai pelengkap dari penggunaan metode obserasi dan wawancara. Melalui metode dokumentasi, peneliti akan mendapatkan informasi yang relevan dengan penelitian ini, berupa catatan program kegiatan pembelajaran, data anak tilawatil Qur'an, data pengajar, data TPQ, foto-foto kegiatan pembelajaran dan lain sebagainya.58

6. Analisis data

Menurut Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono menyatakan bahwa analisis data merupakan:

Pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis data memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi.

Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk melakukan analisis data, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasa cocok dengan sifat penelitiannya.59

Dalam penelitian kualitatif, Bogdan sebagaimana dikutip Sugiyono menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemastis data hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lainnya sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data kualitatif dilakukan dengan mengorganisasi data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diinformasikan

58Margono,Metodologi..., h. 181.

59Ibid., h. 334.

kepada orang lain.60

Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menganalisis data dengan menggunakan Model Miles and Huberman dengan aktivitas analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data/merangkum data, display data/menyajikan data hingga mendapatkan kesimpulan/verifikasi.

Model ini dipilih peneliti karena model tersebut mudah diterapkan untuk memahami situasi sosial/obyek penelitian yang terkait.

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data artinya merangkum, mengambil hal-hal yang pokok dan fokus pada mencari tema dan polanya. Data yang direduksi akan memberikan data yang jelas sehingga akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.61 Dalam penelitian ini peneliti akan mereduksi data mengenai efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

b. Penyajian Data (Data Display)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah mendisplay data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat berbentuk

60Sugiyono,Metode..., h. 88.

61Ibid., h. 92.

uraian singkat, hubungan antar kategori dan yang paling sering digunakan untuk penyajian data penelitian kualitatif adalah dengan teks narasi.62 Dalam penelitian ini peneliti berusaha menyusun dan menyajikan data mengenai efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

c. Kesimpulan (Verification)

Langkah selanjutnya setelah data didisplay adalah melakukan penarikan kesimpulan/Verification. Dalam analisis data penelitian kualitatif pada tahap ini, bila kesimpulan awal yang dikemukakan di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan data di lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel demikian sebaliknya. Dalam hal ini, peneliti harus menyimpulkan mengenai efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi.

7. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif kriteria utama data hasil penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif. Dalam upaya memperoleh data dengan kriteria tersebut, maka peneliti dalam hal ini menggunakan cara-cara

62Ibid., h. 95.

sebagai berikut:63

a. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan dapat dilakukan dengan pengamatan lebih cermat, intensif dan berkesinambungan. Dengan demikian, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis terhadap obyek/situasi sosial penelitian.

b. Triangulasi

Triangulasi dalam teknik pengumpulan data merupakan pendekatan multimetode dalam pengumppulan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.64

Dalam penelitian kualitatif, triangulasi dapat dibedakan menjadi:

(1)Triangulasi sumber (data triangulation), yaitu membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi melalui sumber yang berbeda;

(2)Triangulasi teori(theoritical triangulation), yaitu membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi dengan memanfaatkan dua teori atau lebih; (3)Triangulasi peneliti (investigator triangulation), yaitu membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi dengan menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengamati suatu fenomena yang sama; (4)Triangulasi teknik (technical triangulation),

63Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1989), h.103.

64Sugiyono,Metode..., h. 125.

yaitu usaha mengecek kebasahan data dengan menggunakan lebih dari satu tekni pengumpulan data.65

Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui berbagai sumber.

Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Menggunakan Bahan Referensi

Referensi dalam penelitian berfungsi sebagai alat pendukung untuk membuktikan keabsahan data yang diperoleh peneliti.

Referensi yang lengkap merupakan bahan pembanding terhadap cara dan temuan dalam suatu penelitian.

H. Sistematika Pembahasan

Secara umum, penulisan skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab.

Demi mempermudah penulisan dan pengkajian penelitian ini, peneliti menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bagian awal dari skripsi ini berisi halaman sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, nota dinas pembimbing, pernyataan keaslian

65Bactiar S. Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi pada Penelitian Kualitatif”,Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No. 1, April 2010, h. 56-57.

skripsi, pengesahan dewan penguji, halaman moto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan abstrak. Sementara itu, penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu:

Bab pertama, pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab yang diawali dengan latar belakang masalah untuk memberikan penjelasan secara akademik tentang hal yang melatar belakangi penelitian ini. Kemudian rumusan masalah untuk mempertegas masalah yang akan diteliti.

Dilanjutkan dengan tujuan penelitian yaitu untuk apa penelitian ini dilakukan serta manfaat penelitian yaitu meliputi apa saja kemanfaatan yang diperoleh dengan penelitian ini. Selanjutnya kajian pustaka, terkait penelitian- penelitian sebelumnya yang terkait dengan pembahasan penelitian ini.

Kerangka teori, meliputi sub bab pertama berupa pemaparan mengenai efektivitas pembelajaran meliputi konsep efektivitas dan efektivitas pembelajaran dan sub bab kedua mengenai pembelajaran tilawatil Qur’an meliputi pengertian pembelajaran tilawatil Qur’an, tujuan pembelajaran tilawatil Qur’an, metode pembelajaran tilawatil Qur’an, adab-adab anak dalam pembelajaran tilawatil Qur’an, macam-macam lagu dalam pembelajaran tilawatil Qur’an serta mengenal Qori’ Qori’ah Timur Tengah.

Selanjutnya, metode penelitian yaitu cara yang akan dilakukan dalam meneliti, dan yang terakhir sistematika pembahasan yang isinya berupa deskrisi dari bab dan sub bab yang ada.

Bab kedua paparan data dan temuan, dalam bab ini peneliti akan memjelaskan gambaran umum TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru, bagaimana

pelaksanaan pembelajaran tilawatil Qur’an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi dan gambaran efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Kecamatan Labuapi.

Bab ketiga pembahasan atau analisis hasil temuan, pada bab ini peneliti akan mencoba menganalisis data yang telah dikumpulkan dengan mengolah hasil penelitian dengan berdasarkan pada teori yang ada. Dalam hal ini yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran tilawatil Qur’an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi dan efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Kecamatan Labuapi.

Bab empat penutup, merupakan akhir dari proses penulisan yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang relevan dengan masalah dalam penelitian yaitu mengenai efektivitas pembelajaran tilawatil Qur’an di TPQ al-Ikhlas Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi dan gambaran efektivitas pembelajaran tilawatil Qur'an di TPQ al-Ikhlas Kecamatan Labuapi.

Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, daftar lampiran dan riwayat hidup.

Dokumen terkait