• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS ................................................................ 17-31

B. Akhlakul Karimah

1. Pengertian Akhlakul Karimah

Secara bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat dan muru’ah. Dengan demikian akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak,

17Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer, h. 15-16.

dan tabiat. Dalam bahasa inggris istilah aklak disebut character.18 Akhlak disamakan dengan kesusilan, sopan santun. Khuluq ialah cerminan watak batin manusia, cerminan wujud lahiriah manusia, semacam raut wajah, gerak anggota tubuh serta anggota badan. Dalam bahasa Yunani penafsiran khuluq disamakan dengan kata ethicos ataupun ethos, maksudnya adalah adat kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati buat melaksanakan perbuatan. Ethicos setelah itu berganti dengan menjadi etika. Sedangkan secara istilah akhlak adalah suatu sifat yang melekat pada jiwa seseorang, yang darinya akan lahir perbuatan-perbuatan yang secara spontan tanpa melalui proses pemikir an dan pertimbangan.19

Menurut imam Al-Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam diri manusia yang daripadanya menimbulkan perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa perlu pertimbangan dan pemikiran.20 Maka jika sifat itu melahirkan tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama itu dinamakan dengan akhlak yang baik. Namun jika menimbulkan tindakan yang jahat maka itu dinamakan dengan akhlak yang buruk.

Menurut Muhammad Daud Ali, suatu perbuatan baru disebut akhlak jika memenuhi beberapa syarat antara lain:

a. Dilakukan berulang-ulang. Jika dilakukan sekali saja atau jarang-jarang, tidak dapat dikatan akhlak.

b. Timbul dengan sendirinya. Tanpa difikir atau tanpa ditimbang berulang-ulang kali karena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya. Jika perbuatan

18Abbudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Cet. XIV; Jakarta: Rajawali Press, 2017), h. 135.

19Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2016), h. 1-6.

20Imam Al-Ghazali, Ringkasan Ihya ‘Ulumuddin (Ihya’ Ulumuddin), terj. Muhammad Ahsan bin Usman (Cet. I; Yogyakarta: Lontar Mediatama, 2017), h. 52.

27

dilakukan setelah dipikir-pikir dan di timbang-timbang, apabila karena terpaksa, perbuatan tersebut bukanlah cerminan akhlak.21

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu perbuatan seseorang yang tanpa perlu pertimbangan untuk melakukannya, sehingga jika tindakan tersebut melahirkan perbuatan yang terpuji maka dinamakan dengan akhlak yang baik dan begitupun sebaliknya jika tindakan tersebut melahirkan perbutatan yang buruk maka dinamakan dengan akhlak yang buruk.

Akhlakul karimah atau akhlak mahmudah yaitu akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat seperti sikap sabar, tawadhu (rendah hati), dan segala yang bersifat baik.22

2. Dasar- dasar Akhlak

Dasar-dasar akhlak adalah al-Qur’an dan hadist, al-Qur’an dijadikan sebagai sumber yang paling utama dalam pendidikan akhlak, karena al-Qur’an adalah kitab yang dijadikan pedoman dan petunjuk bagi manusia dari kegelapan menuju penerangan.23

Di dalam Islam, yang menjadi dasar atau alat ukur yang dapat menyatakan bahwa sifat seseorang baik atau buruknya adalah al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw. contoh yang tepat yang dapat dijadikan teladan dalam membentuk pribadi yang akhlakul karimah adalah pribadi Rasulullah saw.24

Sebagaimana dalam firman Allah swt QS al-Ahza>b/33:21.

21Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Cet. 15; Depok: Rajawali Press, 2018), h. 348.

22Muhammad Abdurrahman, Akhlak Menjadi Seorang Muslimah Berakhlak Mulia (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), h. 34.

23Nur Hidayat, “ Konsep Pendidikan Akhlak Bagi Peserta Didik Menurut Pemikiran Prof.

Dr. Hamka”,Skripsi (Lampung: Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan, 2017), h. 45.

24Muhammad Amri, Akidah Akhlak (Cet. I; Makassar: Syahadah, 2016), h. 71.

ََّللَّٱ َشَكَر َٔ َش ِخَٰٓ ۡلّٱ َو َٕۡٛۡنٱ َٔ َ َّللَّٱ ْإُج ۡشَٚ ٌَاَك ًٍَِّن تََُسَح ة َٕ ۡسُأ ِ َّللَّٱ ِلُٕس َس ِٙف ۡىُكَن ٌَاَك ۡذَمَّن ا ٗشِٛثَك ٦٣

Terjemahnya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Berdasarkan pada ayat diatas dijelaskan bahwa tingkah laku atau akhlak Nabi Muhammad saw, adalah contoh suri teladan bagi umat manusia dan hadist Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau dan merupakan sumber akhlak yang kedua setelah al-Qur’an.

Mengingat kebenaran al-Qur’an dan hadis adalah mutlak, sehingga setiap ajaran yang seseuai dengan al-Qur’an, dan hadis harus dilaksanakan dan apabila bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis maka harus ditinggalkan.

Adapun dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Malik, yang berbunyi:

ُجْثِعُب اًَََِّإ ِقلَْخَلّا َو ِساَكَي َىًَِّحُلّ

Artinya:

“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Malik)

Bersadarkan hadis tersebut menunjukkan, bahwa akhlak menempati posisi kunci dalam kehidupan umat manusia, maka inti dari misi Rasulullah saw, adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia.

3. Macam-macam Akhlak

Akhlak dibagi berdasarkan sifat dan objeknya. Berdasarkan sifatnya akhlak Ada dua yaitu atau akhlakul karimah (akhlak terpuji), dan akhlakul madzmumah (akhlak tercela) yaitu:

a. Akhlakul karimah (akhlak terpuji)

29

Akhlakul karimah adalah akhlak yang baik dan benar menurut syariat Islam. Sehingga akhlakul karimah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Berakhlakul karimah adalah menjauhkan dirinya dari perbuatan tercela kemudian membiasakan diri untuk melakukan perbuatan baik. Sehingga, akhlak terpuji merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seseorang atas dasar ketaatan kepada allah.25

Adapun bentuk-bentuk akhlakul karimah (akhlak terpuji) adalah sebagai berikut:

1) Bersifat benar (Ash- shiddiq) 2) Sifat sabar

3) Berlaku jujur 4) Sifat amanah 5) Bersifat adil

6) Berlaku kasih sayang 7) Sifat malu (Al-Haya )

8) Memelihara kesucian diri (Al-‘iffah) 9) Menepati janji26

b. Akhlakul madzmumah (akhlak tercela)

Akhlakul madzmumah adalah adalah akhlak tercela, akhlak yang buruk.

Sehingga akhlak madzmumah adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh Islam.

Sifat yang termasuk dari akhlakul madzmumah adalah sifat yang bertentangan dengan akhlakul karimah.

Adapun jenis-jenis akhlakul madzumah (akhlak tercela) adalah sebagai berikut:

1) Ananiyah (Sifat egois)

2) Al-baghyu ( zalim, melampaui batas, dengki, durhaka, zina) 3) Al-bukhlu (Sifat bakhil, kikir, kedekut (terlalu cinta harta)) 4) Al-kadzhab (Sifat pendusta atau pembohong)

5) Al-khiyanah (Sifat penghianat) 6) Azh-zhulmun (Sifat aniaya) 7) Al-jubnu (sifat pengecut)27

25Nur Alisya Kaune, “Pengaruh Berbusana Muslimah terhadap Akhlakul Karimah Peserta Didik di MTs Negeri 1 Kota Makassar”, h. 23.

26Muhammad Amri, dkk, Aqidah Akhlak (Cet. I; Yogyakarta: Semesta Aksara, 2019), h.

100-102.

27M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, h. 12.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya akhlakul al-karimah ialah perbuatan atau tingkah laku yang bisa menyenangkan orang lain sebab perangainya yang baik. Sebaliknya akhlakul madzmumah merupakan watak yang bisa membuat orang lain tidak bahagia, disebabkan perangainya yang bisa merugikan orang lain.

Berdasarkan objeknya akhlak dibagi menjadi dua yaitu:

a. Akhlak kepada Allah, seperti beribada kepada Allah swt, berzikir kepada Allah swt, berdoa kepada allah swt, tawakkal kepada Allah swt yaitu berserah diri kepada Allah swt dan menyerahkan segala keputusan dari Allah swt.

b. Akhlak kepada manusia, meliputi akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga, akhlak kepada sesama manusia, akhlak terhadap lingkungan alam.28

4. Tujuan Akhlak

Pada dasarnya semua perbuatan manusia pasti mempunyai tujuan.

Begitupula dengan berakhlak, sebab ketinggian budi pekerti yang ada pada seseorang menjadikan seseorang dapat melaksanakan kewajiban dan pekerjaan dengan baik. Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna dan membedakknya dari makhluk-makhluk yang lain.

Akhlak hendak menjadikan manusia orang yang berkelakuan baik, bertindak baik terhadap sesama manusia, sesama makhluk, dan terhadap Allah swt.

Tujuan akhlak secara umum agar tercipta kehidupan masyarat yang tertib, damai, harmonis, tolong-menolong, dan tertib. Orang yang berakhlak akan disukai

28Nova Mutiara Dewi, “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa di SMK Widya Yahya Gading Rejo Kabupaten Pringsewu,” Skripsi (Lampung: Fak.

Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan, 2018), h.30.

31

oleh Allah swt. oleh Rasul-nya, oleh sesama masyarakat dan makhluk tuhan lainnya. 29

Ali Abdul Halim berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah swt. Dan inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia akhirat. Akhlak mulia adalah tujuan pokok pendidikan akhlak. Akhlak seseorang akan dianggap mulia ketika perbuatannya mencerminkan nila-nilai yang terkandung di dalam al-qur’an.30

Dengan demikian tujuan berakhlak sebenarnya adalah untuk kebahagian manusia itu sendiri. Perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang akan berdampak baik untuk dirinya sendiri bukan untuk orang lain. Seperti dicintai oleh Allah swt, oleh Rasul-nya dan sesama manusia dengan berkelakuan baik dan senantiasa berada di jalan kebenaran.

29Nur khalisah latuconsina, Aqidah Akhlak Kontemporer (cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 118.

30Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia (Cet. I; Jakarta: Gema Insani Press, 2016), h.159.

32

Dokumen terkait