• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aksiologi Ilmu

Dalam dokumen KAJIAN ILMU DALAM SURAT AL-„ALAQ AYAT 1 (Halaman 32-37)

H. Kajian Teori

4. Aksiologi Ilmu

a. Pengertian Aksiologi

Secara etimologi kata ―aksiologi‖ berasal dari bahasa Yunani, yaitu:

axion (nilai) dan logos (teori) yang berarti teori tentang nilai. Sedangkan secara terminologi aksiologi merupakan salah satu cabang kajian filsafat ilmu yang membahas tentang nilai.42Atau dengan kata lain aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi atau nilai suatu kehidupan.

Aksiologi disebut juga teori nilai karena ia dapat menjadi sarana orientasi manusia dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, yakni bagaimana manusia harus hidup dan bertindak? Yang pada akhirnya teori nilai ini melahirkan etika dan estetika. Secara moral aksiologi dapat dilihat dari adanya peningkatan kualitas kesejahteraan dan kemaslahatan umat pada perkembangan keilmuan. Nilai-nilai bertalian dengan apa yang memuaskan keinginan atau kebutuhan seseorang, kualitas dan harga sesuatu.43 Lorens Bagus memberikan devinisi tentang aksiologi sebagai berikut:

1. Aksiologi adalah analisis nilai-nilai. Maksud dari analisis ini adalah membatasi arti, ciri-ciri, asal, tipe, kriteria dan standar epistimologis dari nilai-nilai itu.

2. Aksiologi merupakan studi mengenai hakikat nilai-nilai. Pertanyaan mengenai hakikat nilai dapat dijawab dengan tiga cara yaitu:

41 Parida Parida et al., ―Kontruksi Epistimologi Ilmu Pengetahuan,‖ Jurnal Filsafat Indonesia 4, no. 3 (2021): 278-279

42 H Jalaludin and H Abdullah, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, Dan Pendidikan, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017). 78

43 Sanprayogi and Chaer, ―Aksiologi Filsafat Ilmudalam Pengembangan Keilmuan.‖ 117

a. Nilai sepenuhnya berhakikat subjektif. Dilihat dari sudut pandang ini, nilali merupakan hasil reaksi dari yang diberikan manusia sebagai pelaku.

b. Nilai merupakan kenyyataan, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal.

c. Nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan.44 Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membahas menganai tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan ilmu tersebut. Jadi hakikat yang ingin dicapai aksiologi adalah hakikat manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Objek kajian aksiologi adalah meliputi masalah nilai kegunaan ilmu, karena ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral sehingga nilai kegunaan ilmu itu dapat dirasakan oleh masyarakat. Aksiologi disebut teori tentang nilai yang menaruh perhatian baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tata cara dan tujuan (mean and end).45

Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau keyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti, kawasan sosial, simbolik, atau fisik-material. Lebih Dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi sebagai suatu “condition sine quanon” yang wajib dipatuhi dalam kegiatan manusia, baik dalam melakukan penelitian maupun dalam penerapan ilmu.

Sementara itu objek material dari filsafat ilmu adalah segala ilmu pengetahuan. 46 Terdapat dua komponen dasar dalam aksiologi, yaitu:

44 A Heris Hermawan, Filsafat Ilmu (Bandung: CV Insan Mandiri, 2011). 82

45 Firdaus Nuzulah, M Yadri, and Lailatul Fitria, ―Aksiologi Pendidikan Menurut Macam-Macam Filsafat Dunia (Idealisme, Realismme, Pragmatisme, Eksistensialisme),‖ Remaja Rosdakarya 1, no. 2008 (2008): 1–15,

46 M Nafiur Rofiq, ―Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan,‖ FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman 9, no. 1 (2018): 165

1. Etika

Istilah etika berasal dari bahasa yunani ―ethos” yang berarti adat kebiasaan.

Dalam istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin “mores”, kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas masalah-masalah moral, perilaku, norma, dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas tertentu.

2. Estetika

Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam suatu hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.47 Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani, aesthesis yang berarti pencerapan inderawi, pemahaman intelektual atau pengamatan spiritual.48

Wacana aksiologi merupakan salah satu bagian penting dari filsafat yang membahas dan menerangkan terkait persoalan nilai, mengapa sesuatu itu dinilai baik atau buruk, dan dinilai indah atau tidak indah serta berhubungan dengan nilai-nilai, etika dan estetika. Jadi ilmu pengetahuan bukan hanya bersifat teoritis semata melainkan juga berdampak praktis secara fungsional dalam kehidupan umat manusia.

Dalam wacana aksiologi, terdapat tiga macam teori mengenai nilai, yaitu:49 1. Teori objektivitas nilai. Teori ini adalah teori sudut pandang, yang

menunjukkan bahwa nilai adalah objektif dalam arti nilai. Nilai ini dapat

47 B Salim, Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).

48 Rosnawati and Ahmad Syukri, ―Aksiologi Ilmu Pengetahuan Dan Manfaatnya Bagi Manusia,‖ Jurnal Filsafat Indonesia 4, no. 2 (2021). 188

49 Rosnawati and Syukri. 188-189

secara konsisten didukung oleh argumentasi yang cermat dan rasional karena merupakan yang terbaik. Nilai, norma, dan cita-cita adalah elemen yang ada dalam objek, atau ada dalam realitas objektif, atau diberikan kepada objek melalui daya tarik.

2. Teori subjektivitas nilai, yaitu pandangan bahwa nilai-nilai seperti kebaikan, kebenaran, keindahan, tidak ada dalam dunia real objektif tetapi merupakan perasaan-perasaan, sikap-sikap pribadi dan merupakan penafsiran atas kenyataan. Pandangan ini mereduksi penentuan nilai ke dalam statemen yang berkaitan dengan suikap mental terhadap suatu objek atau situasi. Nilai memiliki realitas hanya sebagai suatu keadaan pikiran terhadap suatu objek.

Subjektivisme aksiologi cenderung mengabsahkan teori etika sebagai hedonisme, naturalisme. Hedonisme yaitu sebuah teori yang menyatakan kebahagiaan sebagai kriteria nilai. Sedangkan naturalism, meyakini bahwa suatu nilai dapat direduksi ke dalam sebuah pernyataan psikologis. Nilai tergantung pada dan hubungan dengan pengalaman manusia tentangnya, nilai tidak memiliki realitas yang independent.

3. Relativisme nilai. Relativisme nilai adalah pandangan yang memiliki beberapa prinsip sebagai berikut: a). bahwa nilai-nilai bersifat relatif karena berhubungan dengan preferensi (sikap, keinginan, ketidaksukaan, perasaan, selera, kecenderungan dan sebagainya), baik secara social maupun pribadi yang dikondisikan oleh lingkungan, kebudayaan, kebudayaan, atau keturunan; b) bahwa nilai-nilai berbeda secara radikal dalam banyak hal dari suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya; c) bahwa pernilaian-penilaian seperti benar atau salah, baik atau buruk, tepat atau tidak tepat, tidak dapat diterapkan padanya; dan d) bahwa tidak ada, dan tidak dapat ada nilai-nilai

universal, mutlak, dan objektif manapun yang diterapkan pada semua orang pada segala waktu.

Dalam bukunya Jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa aksiologi merupakan sebuah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh.50 Ilmu akan bermanfaat bagi perkembangan peradaban manusia. Di dalam kehidupan, ilmu akan saling berkaitan dengan moral. Masalah moral tidak bisa dilepaskan dengan tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih-lebih lagi untuk mempertahankan kebenaran, diperlukan keberanian moral.51 Terdapat 3 aspek dasar dalam aksiologi, yaitu:

1) Moral Conduct (tindakan moral), yang melahirkan disiplin khusus yakni etika.

Etika secara etimologi brasal dari bahasa Yunani, yaitu ethikos atau ethos yang berarti ada, kebiasaan dan praktik. Secara umum etika merupakan salah satu cabang kajian filsafat aksiologi yang membahas mengenai tingkah laku dan perbuatan manusia yang dipandang dari aspek nilai baik dan buruknya serta masalah-masalah moral.

2) Esthetic Expression (ekspresi keindahan), yang melahirkan estetika. Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu aesthesis yang berarti pencerapan inderawi, pemahaman intelektual atau pengalaman spiritual. Secara terminology estetika merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana dapat merasakannya.

3) Sociol Political Life (kehidupan sosial politik), yang melahirkan ilmu filsafat sosial politik. 52

50 Basuki, Nisbah Filsafat Ilmu Sebagai Manhaj Al-Fikr Dalam Islamic Studies Di Pertuguruan Tinggi Islam. 32

51 SuriasumantrI Jujun S, Filsafat Ilmu (2007: Pustaka Sinar Harapan, 2007). 14

52 Rosnawati and Syukri, ―Aksiologi Ilmu Pengetahuan Dan Manfaatnya Bagi Manusia.‖ 188

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aksiologi adalah studi yang membahas tentang teori yang berkaitan dengan nilai atau studi yang mengakaji segala sesuatu yang bernilai dan memberi manfaat.

Dalam dokumen KAJIAN ILMU DALAM SURAT AL-„ALAQ AYAT 1 (Halaman 32-37)

Dokumen terkait