• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Mendapatkan Ilmu dalam Surat Al-„Alaq Ayat 1-5

Dalam dokumen KAJIAN ILMU DALAM SURAT AL-„ALAQ AYAT 1 (Halaman 51-58)

Surat Al-‗Alaq merupakan wahyu pertama yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai jawaban atas pertanyaan manusia mengenai hakikat dirinya, dari mana asal penciptaan manusia, tugas manusia di bumi, serta pengetahuan tentang hububgan manusia dengan semesta dan hubungan seluruh makluk dengan Sang Pencipta.84

Dalam pembahasan epistimologi ini mengkaji lebih dalam mengenai ―bagaimana cara atau proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan perspektif Islam dalam Q.S Al-

‗Alaq‖. Surat Al-‗Alaq memiliki keterkaitan yang erat dengan metode pendidikan dalam proses mencetak generasi-generasi intelektual, yaitu dengan cara pengulangan dan perenungan kembali materi yang telah diajarkan.85 Sebelum membahas lebih lanjut menganai hal tersebut, telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya mengenai objek pengetahuan yang dibagi menjadi dua macam, yaitu bersifat material dan nonmaterial.

Berdasarkan pembagian tersebut ditemukannya cara atau proses khusus untuk meraih ilmu pengetahuan. Allah berfirman dalam kitab Al-Qur‘an:

82 M Kholid Muslih, WORLDVIEW ISLAM: Pembahasan Tentang Konsep-Konsep Penting Dalam Islam (Ponorogo: Pusat Islamisasi Ilmu (PPI) UNIDA Gontor Press, 2018). 91

83 Biyanto, Filsafat Ilmu Dan Ilmu Keislaman (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015). 178

84 Rudwi Hantoro, ―EPISTEMOLOGI ISLAM: Kajian Terhadap Teks Al-Qur‘an Surah Al-‗Alaq.‖ 3

85 M. Afiqul Adib, ―Aktualisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Surat Al-Alaq Ayat 1-5 Dalam Pembelajaran Agama Islam,‖ Islamic Review Jurnal Riset Dan Kajian Keislaman 2, no. 1 (2022). 8

ُمَرْكلأا َكُّبَرَو ْأَرْ قا ِمَلَقْلِبِ َمَّلَع يِذَّلا .

ْمَلْعَ ي َْلَ اَم َناَسْنلإا َمَّلَع . .

Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan pena. Mengajar manusia apa yang belum diketahuinya. (QS. Al-‗Alaq 3-5)86

Ayat 3-5 diatas memerintahkan untuk membaca dengan menyampaiakn janji Allah atas manfaat membaca itu sendiri. Allah berfirman: ―Bacalah berulang-ulang dan Tuhan Pemelihara dan Pendidikmu Maha Pemurah sehingga akan melimpahkan aneka karunia‖.

Ayat ketiga ini mengulangi perintah membaca. Terdapat perbedaan pendapat para ulama mengenai tujuan pengulangan perintah membaca tersebut. Pertama, ada yang berpendapat bahwa perintah membaca tersebut ditujukan khusus kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua, berpendapat bahwa perintah membaca tersebut ditujukan kepada umatnya, atau perintah pertama membaca dalam shalat dan yang kedua membaca di luar shalat. Ketiga, menyatakan bahwa perintah pertama mmerupakan perintah untuk belajar dan yang kedua adalah perintah untuk mengajar orang lain. Keempat, menyatakan bahwa perintah kedua bertujuan untuk memngukuhkan dan menanamkan rasa percaya diri kepada Nabi Muhamad SAW tentang kemampuan beliau membaca yang sebelumnya beliau merupakan orang yang ummy (tidak pandai membaca).87

Syaikh Muhammad abduh berpendapat bahwa menurutnya kemampuan membaca dengan baik dan lancar tidak didapatkan tanpa mengulang-ulangi atau melatih diri secara teratur, akan tetapi perintah untuk berlatih dan mengulangi bacaan tersebut tidak berlaku untuk Nabi Muhammad SAW. Beliau berpendapat bahwa kata Iqra‟ merupakan perintah takwini, yang merupakan upaya untuk menciptakan kemampuan membaca atau menghimpun secara aktual bagi Nabi Muhammad SAW. akan tetapi pendapat tersebut

86 Tim Al-Qosbah, Al-Qur‟an Al -Mubayyin. 597

87 Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an. Vol. 15. 460

mengandung kelemahan dikarenakan jika kata Iqra‟ yang pertama merupakan amr taqwini setelah Nabi memiliki kemampuan membaca, kemudian menyusul adanya perintah membaca yang kedua untuk mempelancar kemampuan membaca beliau dan tidakkah perintah membaca yang pertama sudah mencangkup hal tersebut.88

Pada ayat 3-5, menegaskan bahwa Allah memiliki sifat yang Maha Pemurah, yaitu mengajari kepada manusia berbagai ilmu pengetahuan yang telah diketahui dan yang belum diketahui sebelumnya.89 Kata al-akram merupakan bentuk kata sifta superlatif dan hanya terdapat satu kali dalam Al-Qur‘an. Dengan demikian memiliki makna bahwa Allah dengan sifat-Nya Yang Maha Pemuraah menganugerahkan segala puji bagi hamba-hambanya, yang berkaitan dengan perintah membaca.90 Berdasarkan wahyu pertama, dapat dipahami bahwa Allah mengajari ilmu pengetahuan kepada manusia dengan dua cara, yaitu dengan qolam dan tanpa qolam.

a. Bi Al-qolam (ِ ملقلاب)

Allah mengajarkan manusia dengan sarana pena atau tulisan yang telah diketahui manusia sebelumnya („allama bi Al-Qolam).91 Berdasarkan hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan manusia haruslah belajar dan membaca. Proses pengajaranan ini akan menghasilkan ilmu kasbi, yaitu ilmu yang didapatkan berdasarkan usaha manusia. Guna mendapatkannya Allah memberikan sarana kepada manusia berupa kemampuan indrawi, berfikir dan hati.92 Hal ini telah dijelaskan dalam firmanAllah Q.S An-Nahl ayat 78:

َةَدِئْفلأاَو َراَصْبلأاَو َعْمَّسلاُمُكَل َلَعَجَو اًئْ يَش َنوُمَلْعَ ت لا ْمُكِتاَهَّمُأ ِنوُطُب ْنِم ْمُكَجَرْخَأ َُّللّاَو َنوُرُكْشَت ْمُكَّلَعَل

88 Shihab. 460

89 Adib, ―Aktualisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Surat Al-Alaq Ayat 1-5 Dalam Pembelajaran Agama Islam.‖ 7

90 Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an. Vol. 15. 462

91 Basuki, Nisbah Filsafat Ilmu Sebagai Manhaj Al-Fikr Dalam Islamic Studies Di Pertuguruan Tinggi Islam. 39

92 Anwar Cecep and Silfi Nurmala Latifah, ―Al-Qur‘an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan‖ 8, no. 2 (2022).

398

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (An-Nahl: 78)93

Allah menjanjikan kepada hamba-Nya yang belajar (membaca) karena Allah, maka akan Allah anugerahkan baginya ilmu pengetahuan, pemahaman-pemahaman serta wawasan yang luas meskipun yang dibaca hal yang sama. Janji Allah terbukti secara nyata. Sebagaimana kegiatan membaca Al-Qur‘an yang menghasilkan banyak penafsiran dan pendapat yang berbeda-beda. Demikian pula dalam kegiatan membaca alam semesta telah menghasilkan banyak penemuan penemuan baru yang membuka rahasia alam, meskipun objek alam yang diteliti sama.94

b. Bidūni al-qolam (ِ ملقلاِنودب)

Allah mengajar manusia tanpa pena (pengajaran secara langsung) yang belum diketahuinya („allama al-insāna mā lam ya‟lam).95 Dari hal ini dapat dipahami bahwa Allah tidak hanya memberikan pengetahuan kepada manusia melalui tulisan saja, akan tetapi Allah juga mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya tanpa perantara dengan pengajaran langusung dari Allah SWT. Keistimewaan pengajaran ini hanya diberikan kepada hamba-hamba Allah yang benar-benar bertakwa sebagaimana kisah Nabi Khidir yang mendapatkan ilmu laduni96. Hal ini dikisahkan dalam Q.S Al-Kahfi ayat 65:

اًمْلِعَّنَُدَل ْنِم ُهاَنْمَّلَعَو َنَِدْنِع ْنِم ًةَْحَْر ُهاَنْ يَ تآ َنَِداَبِع ْنِم اًدْبَع اَدَجَوَ ف

97

93 Tim Al-Qosbah, Al-Qur‟an Al -Mubayyin.275

94 Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an. Vol. 15. 463

95 Basuki, Nisbah Filsafat Ilmu Sebagai Manhaj Al-Fikr Dalam Islamic Studies Di Pertuguruan Tinggi Islam. 39

96 Abdul Muid, Abdul Rouf, and Hasanuddin, ―Konsep Ilmu Ladunni Dalam Upaya Penafsiran Al-Quran,‖

Mumtaz 2, no. 2 (2018). 220

97 Tim Al-Qosbah, Al-Qur‟an Al -Mubayyin. 301

Artinya: “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Q.S Al-Kahfi 65)

Menurut ahli tafsir hamba yang dimaksud didalamnya adalah Nabi Khidir, sedangkan rahmat disini merupakan wahyu dan kenabian. Sedangkan yang dimaksud ilmu adalah ilmu tentang hal yang ghaib. 98 Kata (نلقلا ) Al-Qolam terambil dari kata kerja (نلق ) qolama yang berarti memotong ujung sesuatu. Memotong ujung kuku disebut (نيلقت) taqlīm. Tombak yang dipotong ujungnya sehingga meruncing dinamai (نلبقه ) maqālim. Anak panah yang runcing ujungnya dan yang bisa digunakan untuk mengundi dinamai pula qalam.99 Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Imran : 44.

َنوُقْلُ ي ْذِإ ْمِهْيَدَل َتْنُك اَمَو َكْيَلِإ ِويِحوُن ِبْيَغْلا ِءاَبْ نَأ ْنِم َكِلَذ ِإ ْمِهْيَدَل َتْنُك اَمَو ََيَْرَم ُلُفْكَي ْمُهُّ يَأ ْمُهَملاْقَأ

َنوُمِصَتَْيَ ْذ

Artinya: Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (QS. Ali-Imran: 44)100

Alat yang digunakan untuk menulis juga disebut dengan qolam karena pada mulanya alat tersebut dibuat dari suatu bahan yang dipotong dan diruncingkan ujungnya.

Kata qolam di sini dapat berarti hasil dari penggunaan alat tersebut, yakni tertulis. Ini karena bahasa, sering kali menggunakan kaya yang berarti ―alat‖ atau ―penyebab‖

untuk menunjuk ―akibat‖ ayau ―hasil‖ dari penyebab atau penggunaan alat tersebut.

misalnya, jika seseorang berkata, ―saya khawatir hujan‖, maka yang dimaksud dengan

98 Baidawi and Lataif Ihwan, ―KONSEP ILMU LADUNÎ DALAM AL-QUR‘AN (Studi Atas Tafsir Sufi Al-Qusyairî Dalam Laṭâif Al-Isyârât,‖ EL-WAROQOH 4, no. 2 (2020). 186

99 Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an. Vol. 15. 486

100 Tim Al-Qosbah, Al-Qur‟an Al -Mubayyin. 55

kata ―hujan‖ adalah basah atau sakit, hujan adalah penyebab semata.101 Makna di atas dikuatkan oleh firman Allah dalam QS. Al-Qalam ayat 1:

اَمَو ِمَلَقْلاَو ن َنوُرُطْسَي

Artinya: “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis”. (Al-Qolam: 1)102

Bebrapa riwayat berpendapat bahwa awal surah Al-Qalam diturunkan setelah akhir ayat kelima surah Al-‗alaq. Hal ini berarti dari segi masa diturunkannya kedua kata qolam tersebut memiliki keterkaitan yang signifikan, bahkan bersambung meskipun dalam urutan penulisan dalam mushaf tidak berurutan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa Allah memberikan dua cara kepada manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pertama, Allah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada manusia dengan perantara qolam atau tulisan. Hal tersebut menghasilkan ilmu kasbi, yaitu ilmu yang diperoleh dengan proses belajar dan usaha manusia. Sebagaimana Allah mengajarkan dan memberikan pengetahuan kepada manusia sejak lahir di dunia melalui pancaindera yang dianugerahkannya. Al-Qur‘an mengisyaratkan terdapat 4 sarana untuk memendapatkan ilmu yaitu: pendengaran (al- sam‟), penglihatan (al-abshār), akaldan hati (al-af‟idah).

Kedua, Allah mengajarkan kepada manusia pengetahuan yang tidak mereka ketahui sebelumnya secara langsung yang mana proses pengajaran ini disebut sebagai ilmu laduni. Ilmu laduni merupakan ilmu yang Allah ajarkan kepada hamba-hambanya yang terpilih

Dari pembahasan di atas menjalaskn peran penting pengajaran dan pendidikan bagi manusia guna mengembangkan potensi yang dimilikinya. Allah memberi kelebihan kepada manusia dengan menganugerahkan akal untuk membedakan hal yang baik dan

101 Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an. Vol. 15. 464

102 Tim Al-Qosbah, Al-Qur‟an Al -Mubayyin. 564

buruk. Karena pendidikan berperan untuk mengarahkan manusia ke jalan yang baik dan benar untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

52 BAB IV

KONSEP ILMU PERSPEKTIF AKSIOLOGIS

DALAM SURAT AL-„ALAQ AYAT 1-5

Dalam dokumen KAJIAN ILMU DALAM SURAT AL-„ALAQ AYAT 1 (Halaman 51-58)

Dokumen terkait