Aman yang dimaksud adalah menjaga kondisi anak agar tetap aman selama di rumah. Aman di sini ditunjukkan dari terpenuhinya kebutuhan anak secara fisik maupun psikis, juga dilakukan upaya pencegahan dari terinfeksi Covid-19.
Kebutuhan anak yang harus diperoleh dari orang tua saat BDR ini tentunya tidak hanya seputar kebutuhan pangan, sandang dan papan, serta juga pencegahan Covid-19, namun juga berkaitan dengan pendampingan kegiatan pembelajaran di rumah.
Pemenuhan kebutuhan keluarga merupakan bagian dari bentuk pengasuhan positif orang tua. Peran orang tua terhadap anak adalah mengasuh yang baik, mengajari hal-hal yang baik, menjadi pemimpin yang baik, berkomunikasi secara intens, dan menyediakan kebutuhan anak secara konsisten dan tanpa syarat (Seay, Freysteinson and McFarlane, 2014). Pemenuhan kebutuhan dasar tersebut pada dasarnya merupakan salah satu
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Kebidanan di Era Pademi Covid-19
73
bagian dari upaya penerapan langkah aman untuk anak selama BDR. Adapun langkah aman secara rinci dapat dilakukan selama pendampingan anak di rumah meliputi:
a. Memenuhi Kebutuhan Fisik Anak
Kebutuhan fisik diperlukan anak untuk aktivitas sehari- hari. serta bagian penting menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Kebutuhan fisik anak meliputi makan, minum, istirahat atau tidur. Orang tua harus memastikan kebutuhan fisik anak terpenuhi.
b. Memberikan Edukasi Penerapan Hidup Bersih dan Sehat Serta Mematuhi Protokol Kesehatan
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya selalu dalam keadaan sehat, apalagi pada masa pandemi Covid-19 tentu kekhawatiran terhadap infeksi tersebut sangat besar. Salah satu yang dapat dilakukan orang tua adalah mengingatkan anaknya untuk selalu menerapkan pola hidup sehat dan bersih agar terhindar dari berbagai penyakit.
Caranya dengan mengajarkan anak untuk mengikuti protokol kesehatan seperti cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.
Edukasi ini dapat menjadi kebiasaan apabila anak berada di luar rumah. Pada dasarnya anak bisa lebih cepat belajar dengan meniru, oleh karena itu penting keteladanan dan pembiasaan yang diberikan oleh orang tua.
c. Mendampingi Anak dalam Mengerjakan Tugas Sekolah
Peran orang tua selama masa BDR ini lebih pada
membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah kepada siswa. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan BDR yang diberikan guru lebih pada pemberian tugas. Proses pendampingan orang tua terhadap anak selama melaksanakan BDR diantaranya dilakukan dengan membantu ketika ada kesulitan, mengadakan pengajaran atau bahkan melakukan eksplorasi pembelajaran via tutorial secara online dan fokus pada kognitif, afektif, psikomotorik serta optimalisasi seluruh aspek perkembangannya.
d. Menciptakan Quality Time Saat Bersama Selama di Rumah
Waktu di rumah selama masa pandemi seharusnya dapat dimanfaatkan untuk membangun keakraban dan kebersamaan antar anggota keluarga. Dalam kebersamaan itu terjalin ikatan (bonding) orang tua dan anak serta memahami perkembangan anak dan kebutuhan mereka (Harmaini, 2013). Sebelum pandemi, rutinitas harian sering menyebabkan waktu bersama menjadi terbatas. Oleh karena itu, kesempatan belajar di rumah dapat dimanfaatkan orang tua untuk melakukan kegiatan bersama dengan mengajak anak-anak dalam menentukan variasi kegiatan yang akan dilakukan bersama. Sehingga dapat menghindari kejenuhan dan kebosanan, seperti bermain bersama atau bahkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kegiatan bersama dapat mengajarkan keterampilan hidup kepada anak (Gloria, 2020).
e. Menjalin Komunikasi yang Intens dengan Anak
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Kebidanan di Era Pademi Covid-19
75
Menjalin komunikasi yang baik dengan anak sangat penting karena akan mempererat hubungan antara orang tua dan anak (Murtiningsih, 2013). Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila dalam berkomunikasi orang tua dengan anak mempunyai hubungan yang dekat, menyukai, memahami, dan terbuka satu sama lain (Jatmikowati, 2018). Anak akan semakin terbuka kepada orang tua dan sebaliknya, orang tua akan semakin terbuka kepada anaknya sehingga tercipta suasana keluarga yang hangat dan nyaman. Apabila situasi berkomunikasi yang tercipta kondusif maka akan memudahkan orang tua untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada anak.
f. Bermain Bersama Anak
Dunia anak pada hakekatnya adalah dunia bermain.
Anak dapat banyak belajar banyak hal melalui kegiatan bermain. Selama pandemi ini, tempat bermain anak adalah di rumah saja. Orang tua dapat memaksimalkan ruangan rumah baik di dalam maupun di luar ruangan. Untuk rumah yang memiliki akses luas ke luar ruangan seperti bagian halaman rumah atau belakang rumah dapat mengeksplorasi bermain bersama seperti bermain ayunan, mancing ikan, mencari cacing, ngangon entok, menanam bunga, main air, dst.
Adapun untuk kegiatan bermain di dalam rumah tentunya lebih banyak dilakukan dengan menggunakan mainan yang ada seperti pesawat, kereta, mobil-mobilan, menonton tv hingga bermain gadget bisa menjadi aktivitas bermain bersama (Widayati, Patria dan Novita, 2020).
Kegiatan bermain bersama dapat mendorong anak- anak memiliki perilaku positif sesuai dengan kebutuhan dan harapan anak. Hubungan yang terjalin saat bermain bersama secara konsisten dapat mencegah perilaku negatif anak dan mampu membangun dan mempertahankan suasana keluarga yang kondusif (Bluth and Wahler, 2011). .
g. Membimbing dan Memberi Motivasi Kepada Anak
BDR memicu kejenuhan anak dan berpengaruh terhadap semangat belajar (Nurkholis, 2020). Disinilah peran orang tua sangat diperlukan untuk membimbing dan memberikan motivasi agar anak tetap bersemangat dalam melakukan kegiatan belajar di rumah. Motivasi bagi anak merupakan dorongan positif untuk melakukan sesuatu yang lebih baik (Yulianti, 2014). Agar termotivasi belajar, orang tua diharapkan lebih banyak bersabar menghadapi anak dan tidak membentak anak (mengeluarkan suara keras ke anak).
Apabila anak merasa nyaman saat belajar didampingi oleh orang tuanya, maka hal tersebut akan memicu semangat belajar pada anak.
h. Mengontrol Anak
Penggunaan gadget bagi anak memunculkan masalah baru yang tidak boleh diabaikan. Apabila anak mengenal media sosial berarti berisiko mendapat cybercrime dan cyberporn. Selain itu, memandangi layar Handphone dalam waktu yang lama dapat mengganggu kesehatan mata. Kontrol orang tua diperlukan untuk meminimalisir kesalahan dalam pemanfaatan media sosial (Pratiwi dkk, 2020). Dalam hal
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Kebidanan di Era Pademi Covid-19
77
ini perlu dibuat peraturan untuk anak terkait batasan tentang waktu penggunaan dan apa saja yang bisa ditonton dari gadget tersebut. Dialog terkait tontonan media sosial juga perlu dilakukan sebagai bimbingan dan kontrol orang tua.