BAB II TINJAUAN TEORETIS
C. Anak Usia Dini
35
Kehidupan anak tanpa kehadiran sosok seorang ibu maupun ayah itu membuat anak terpukul, hancur dan hampa akan sosoknya yang sudah tiada. Pengasuhan kedua orang tua dalam membentuk kepribadian dan karakter seorang anak untuk menjadi manusia yang bermanfaat perlu adanya dorongan dari seorang ibu dan ayah karena orang tua dan keluarga merupakan madrasah pertama dalam kehidupan anak. Penyebab kematian antara lain karena kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaan kerja, keracunan, penyakit dan lain-lain.
3. Karakteristik Orang Tua Tunggal (Single Parent)
Menurut Miftahkhuddin dan Rony karakteristik gaya pengasuhan oleh orang tua tunggal (single parent) terhadap anak yaitu memberikan kebebasan, namun juga bertanggung jawab, menyalahkan anak secara habis-habisan (seolah menjadi pelampiasan) ketika mereka melakukan kesalahan, memberikan batasan secara kaku mengenai apa saja yang boleh dan apa saja yang tidak boleh dilakukan.44Karakteristik orang tua tunggal (single parent) dalam mendidik dan mengasuh anak itu lebih mengarah adanya tekanan namun membebaskan dengan artian orang tua memberikan kebebasan kepada anak dengan cara menekankan dan adanya rasa tanggung jawab yang diberikan kepada anak.
mengembangkan berbagai potensi multi kecerdasan dimiliki anak usia dini.45 Menurut Yuliani Sujiono anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan hingga usia 0-6 tahun.
Usia yang sangat menentukan untuk kelompok yang berada pada proses pertumbuhan dan perkambangan serta pembentukan karakter, kepribadian anak dan kemampuan intelektualnya.46
Masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini ditandai dengan perilaku individu yang unik memiliki pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahap yang dilalui anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dibagi dalam 3 tahapan yaitu : masa bayi lahir 12 bulan, masa toddler usia 1-3 tahun, masa prasekolah usia 3- 6 tahun dan masa kelas awal 6-8 tahun. Tahapan ini sebagai dasar pembentukan pertumbuhan dan perkembangan anak yang utuh.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun janin yang masih berada di dalam kandungan melalui proses pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, mental, kepribadian dan intelektual yang harus dilalui untuk bisa memasuki jenjang sekolah formal ataupun nonformal di lembaga pendidiakan anak usia dini.
2. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda setiap individu antara anak yang satu dengan yang lain. Karakteristik anak usia dini secara umum memiliki karakteristik yang serupa antara satu dengan yang lain. Karakteristik tersebut sebagai berikut :
45Nurlaili,ِ“SumberِBelajarِdanِAlatِPermainanِuntukِPendidikanِAnakِUsiaِDini”ِAl Fitrah Journal Of Early Childhood Islamic Education, vol. 2 no. 1 (Juli 2018), h. 231.
46Nur Hamzah, Pengembangan Sosial Anak Usia Dini (Cet.1: Pontianak, 2016), h. 1.
37
1. Anak bersifat unik
Anak memiliki keunikan sendiri anak kembar sekalipun mereka tetap kembar identik dan berbeda karakter seperti ciri, minat, bawaan, latar belakang dan kesukaan akan berbeda.
2. Anak berada dalam masa potensial
Anakِusiaِdiniِseringِdikatakanِberadaِpadaِmasaِ“golden age” atau masa yang paling potensial dan baik untuk belajar dan perkembangan anak. Masa ini jika dilewatkan anak akan sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya.
3. Anak bersifat relatif spontan
Anak pada masa ini akan bersikap apa adanya anak tidak pandai dalam berpura- pura, karena anak leluasa menyatakan pikiran dan perasaannya tanpa mempedulikan tanggapan orang-orang di sekitarnya.
4. Anak bersifat aktif dan energik
Anak masa ini memiliki sifat yang sangat aktif yang selalu bergerak pada aktivitas dalam kegiatan berlari, bergerak dan tidak pernah bisa diam kecuali sedang tidur. Anak ini selalu menantang hal-hal yang menarik menurutnya seperti berusaha untuk berekspresi, mencoba dan melakukan serta terus menaggapi semua hal, anak ini bisaِdikatakanِ“anakِyangِtidakِbisaِmati”.
5. Anak bersifat Egosentris
Anak yang memiliki sifat ini cenderung memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri dan berdasarkan pada pemahamannya sendiri. Anak menganggap semua hal yang diinginkannya adalah miliknya. Segala sesuatu yang kurang
menyenangkan membuat dirinya tidak senang sehingga merespon dengan marah dan tindakan penolakan.
6. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat
Anak masa ini memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan sangat tinggi sehingga mereka tak bosan dalam bertanyak terus-menerusِ “bisaِ dibilangِ anakِ yangِ bersifatِ
sepertiِiniِtidakِberhentiِdalamِbicara”.ِAnakِcenderungِmemilikiِpandanganِbahwaِ
dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan sangat menakjubkan. Anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sangat baik pada pertumbuhan dan perkembangan anak karena dapat memberikan pengetahuan yang baru bagi anak dalam mengembangkan kognitif.
7. Anak memiliki jiwa petualang
Anak berusia muda memiliki rasa ingin tahu yang besar dan kuat sehingga membuat anak untuk menjelajah berbagai tempat untuk memuaskan rasa ingin tahu dengan cara mengekspor benda dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
8. Anak memiliki imajinasi dan fantasi yang tinggi
Anak usia dini memiliki dunianya sendiri, berbeda dengan orang dewasa.
Mereka tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga dunia anak kaya akan fantasi. Daya imajinasi dan fantasi anak sangat tinggi dan kuat sehingga terkadang banyak orang dewasa atau orang yang lebih dewasa menganggap bahwa itu semua hanyalah khayalan dan bohong, namun hal ini sesungguhnya karena anak suka membayangkan hal di luar logika.
39
9. Anak cenderung mudah frustasi
Anak usia dini cenderung memiliki sifat mudah putus asa dan rasa bosan yang sangat sulit baginya. Anak tipe akan segara meninggalkan kegiatan atau permainan yang bahkan belum selesai karena rasa bosannya sangat cepat apabila permainan atau kegiatan yang tidak menarik menurut anak.
10. Anak memiliki retang perhatian yang pendek
Anak memiliki rentang perhatian yang tidak terlalu panjang, sehingga anak tidak bisa diam dan sulit diajak fokus pada kegiatan yang membutuhkan ketenangan.
Anak pada umumnya sulit untuk berkonsentrasi, cepat mengalihkan perhatian dari kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain, kecuali kegatan yang menyenangkan untuk dirinya sendiri.47
Anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan terwujud karena adanya hubungan yang dinamis antara keunikan individu anak dan pengaruh lingkungan di sekitarnya. Perbedaan karakteristik anak yang terjadi di usia sangat berpengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara psikologi dan mental anak.
47Muhiyatul Huliyah, “Hakikat PendidikanِAnakِUsiaِDini”ِAs-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, vol. 1 no. 1 (Juli 2017), h. 60.
40