• Tidak ada hasil yang ditemukan

40

41

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan tempat meneliti adalah di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Peneliti memilih lokasi peneliti ini agar orang tua tunggal (single parent) yang ada di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang lebih menyadari bahwa perlunya pengasuhan, pembimbingan dan perawatan anak untuk menanamkan nilai-nilai, etika dan norma kepada anak sejak usia dini untuk mempersiapkan mental dan perilaku anak menjadi manusia yang memiliki kepribadian sesuai dengan ajaran islam. Penelitian mengenai Pengasuhan Anak pada Keluarga Orang Tua Tunggal (single parent), penelitian dilakukan di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Lokasi penelitian yang berjarak 25 KM dari Kabupaten Enrekang yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan fenomenologi.

Fenomenologi adalah cara dan metode pendekatan dengan tujuan memahami sesuatu sebagaimana tampilannya menjadi kesadaran.

Menurut Moleong peneliti dengan pendekatan fenomenologis bukan hanya sekedar memahami keberadaan subjek dalam suatu situasi, melainkan juga menempatkan diri sebagai sesuatu yang dihayati dengan struktur dan makna tersendiri serta berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang diteliti, sehingga memperoleh pemahaman mengenai fenomena yang terjadi sesuai dengan pandangan subjek. Creswell fenomenologis mendeskripsikan makna umum yang terkait dengan konsep atau fenomena dari pengalaman sejumlah individu dalam hidup mereka.

Pendekatan fenomenologi digunakan peneliti sebagai sasaran utama dalam penelitian

adalah orang tua, dengan menelah, memahami bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak.2

C. Sumber Data

Berdasarkan sumber data yang ada, peneliti mengumpulkan data menggunakan sumber data primer dan data sekunder, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian memberikan data dari pengumpul data.3 Sumber data primer yang diperoleh secara langsung dilapangan, meliputi data dan informasi melalui wawancara, yaitu orang tua dan anak dengan cara mewawancarai dan mengamati agar dapat mendapatkan informasi mengenai pengasuhan orang tua tunggal (single parent) terhadap anak.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dalam pengumpulan data.4Penelitian ini memperoleh data sekunder dari dokumen dan tokoh masyarakat yang ada di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.

2Junaidin,ِ dkk.,ِ Tradisiِ “Pammaliِ Manggodo”ِ Masyarakatِ Adatِ Samboriِ dalamِ Perspektifِ

Fenomenologi (Malang: Media Nusa Creative, 2020), h. 24.

3Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.

193.

4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.

193.

43

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah strategi yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data digunakan untuk memperoleh keterangan, informasi dan kenyataan yang dapat dipercaya.5 Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid beberapa metode sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat gejala-gejala yang diteliti secara sistematik.6 Penggunaan metode observasi di atas digunakan untuk mengamati dan mempertimbangkan data dengan mengamati objek yang dikumpulkan secara efektif untuk memperoleh hasil informasi yang maksimal menggunakan pancaindra berupa penglihatan, penciuman dan pendegaran.

2. Wawancara

Wawancara adalah motode yang digunakan untuk mengumpulkan data dilakukan secara tatap muka dengaan mengajukan pertanyaan tanya jawab oleh pewawancara kepada responden yang diberikan secara lisan, dan jawabnya pun diterima secara lisan.7 Menurut sugiyono wawancara adalah pertemuan antara dua orang yang dilakukan secara tatap muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan dijawab pun dengan lisan.8 Peneliti yang terjun kelapangan menggunakan wawancara

5Sudaryono, Metode Penelitian: Kuatitatif, Kualitatif dan Mix Method (Depok: Rajawali Pers, 2019), h. 215.

6Narbuko Choliddan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Cet. VIII; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2017), h. 70.

7Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 222.

8Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D, h. 194.

terstruktur (structural interview) dimana sebelum turun ke lapangan peneliti terlebih dahulu harus menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-tertulis.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, dan foto-foto.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan dan kebijakan.9 Alat dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengasuhan yag diterapkan oleh orang tua kepada anaknya, dokumentasi berupa foto-foto yang digunakan untuk bukti pendukung penelitian dalam melakukan aktivitas wawancara dan observasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial secara terperinci. Instrumen adalah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data.10 Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Instrumen peneliti juga merupakan alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data seperti alat perekam (tape recorder) camera dan pedoman wawancara (interview guided) untuk melakukan wawancara secara langsung.11

9Sodaryono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dam Mix Method (Cet. III; Depok:

Rajawali Pers, 2019), h. 229.

10Sitti Mania, Metodologi Penelitian dan Sosial (Cet. 1: Makassar: Alauddin Universitas Pres, 2013), h.187.

11Endang Widi Winarni, Penelitian Kuantitatif Kualitatif Pemnelitian Tindakan Kelas (RTK) Research and Development (R&D) (Cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 156.

45

Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri guna untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Hal tersebut terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Pedomen Observasi

Pedoman observasi berguna untuk penulisan, pencatatan dan mengumpulkan data tentang pengasuhan orang tua terhadap keluarga single parent di lingkungan keluarga orang tua tunggal (single parent), peneliti mengamati objek secara langsung dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti.

2. Pedoman Wawancara

Menurut Estcrberg mengemukakan beberapa macam pedoman wawancara yaitu:

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara lengkap untuk mengumpulkan data. Pedoman wawancara yang digunakana hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

b. Pedoman wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti mengetahui dengan pasti mengenai pertanyaan yang akan ditanyakan. Peneliti yang akan melakukan wawancara akan menyiapakan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Wawancara yang peneliti lakukan dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, dan lainnya yang dapat membantu memperlancar proses wawancara.12

12Umar Sidiq, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan (Cet. I; Ponorogo: Nata Karya, 2019), h. 62-64.

Pedoman wawancara yang peneliti gunakan yaitu, wawancara yang dilakukan dengan menyiapkan terlebih dahulu instrumen penelitian berupa pertanyaan- pertanyaan yang akan ditanyakan ke responden. Pedoman wawancara tersebut adalah pedoman wawancara terstruktur serta menggunakan alat tape recorder dan buku catatan.

3. Dokumentasi

Alat bantu yang dipergnakan sebagai bukti melakukan penelitian dengan mengumpulkan data, alat dokumentasi yang digunakan berupa alat perekam (tape recorder) dan camera handphone.13

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitia kualitatif dilakukan saat mengumpulkan data berlangsung dan setelah pengumpulan data selesai. Peneliti mewawancarai serta melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai. Menurut Miles dan Huberman mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai mendapatkan data yang sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan langkah dari kegiatan analisis data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara wawancara dan observasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara rinci dan teliti. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-

13Sodaryono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dam Mix Method (Cet. III; Depok:

Rajawali Pers, 2019), h. 229.

47

hal yang pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, pola dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun pada pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan sebagainya.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing Verification)

Menurut Miles dan Hubermen penarikan kesimpulan adalah langkah awal yang dikemukakan masih bersifat sementara sehingga akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten. Peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan bersifat kredibel.

G. Pengujian Keabsahan Data

Menurut Sugiyono uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transfermability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).14 Penelitian ini menggunakan pengujian keabsahan data triangulasi dalam uji kreadibilitas data atau pengecekan data dari berbagai sumber. Triangulasi Sumber pengujiam kredibilitas data yang dilakukan dengan pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan mengecek kebenaran dari data yang saling berkaitan.15

14Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kulalitatif dan R&D, h. 366.

15Endang Widi, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Research and Development (R&D) (Cet.1; Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 183.

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis Desa Palakka

Desa Palakka merupakan sebuah Desa yang terletak di kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Desa ini terdiri dari 3 (tiga) dusun yaitu : Dusun Labatu, Dusun Labale dan Dusun Laissong dengan batas wilayah desa sebagai berikut :

a. Utara berbatasan dengan kelurahan Lewaja b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pasang c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Limbung

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pundi Lemo Kecamatan Cendana

Desa ini berjarak ± 24 Km dari Ibu Kota Kecamatan, ± 11 Km dari Ibu Kota Kabupaten dan ± 248 Km dari Ibu Kota Provinsi. Berdasarkan data Bidang Pemerintah Kabupaten Enrekang, Desa Palakka memiliki luas wilayah ± 28,64 Km2.1

2. Keadaan Topografi dan Iklim

Wilayah yang berada di Desa Palakka memiliki kondisi dataran sedang dengan ketinggian 450-500 mdpl dengan topografi datar dan sangat curam. Jenis tanah di Desa Palakka adalah podsolidk merah kuning, dengan tingkat kesuburan yang cukup baik karena berasal dari pelapukan bantuan yang terdapat pada daerah ketinggian (pegunungan). Curah hujan rata-rata 1500 mm, musim hujan biasanya terjadi pada periode November – Mei sementara musim kemarau pada terjadi bulan Agustus.2

1Sumber Data Dokumen Desa Palakka Tahun 2021

2Sumber Data Dokumen Desa Palakka Tahun 2021

49

3. Keadaan Demografi Desa Palakka

Jumlah penduduk Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, Tahun 2021 sebanyak 708 jiwa yang terdiri dari 378 laki-laki dan perempuan sebanyak 330 yang tersebar dalam 3 Dusun yaitu Dusun Labatu, Dusun Labale dan Dusun Laissong.3Adapun jumlah penduduk Desa Palakka Menurut Dusun atau Lingkungan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah penduduk Desa Palakka menurut jenis kelamin

No. Nama Dusun Jumlah Jiwa Kepala

Keluarga

L P Total

1. Dusun Labatu 204 145 349 78

2. Dusun Labale 54 57 111 27

3. Dusun Laissong 120 118 238 65

Jumlah 388 331 708 170

Sumber Data : Dokumen Desa Tahun 2021

Berdasarkan data di atas antara jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding dengan jenis kelamin perempuan di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.

Keadaan penduduk di Desa Palakka berdasarkan pertumbuhan penduduk sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah penduduk berdasarkan Pertumbuhan Penduduk No. Kelompok Umur

( Tahun )

Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase (%)

1. 0-4 16 jiwa 28 jiwa 44 jiwa 4,4 %

2. 5-9 22 jiwa 26 jiwa 46 jiwa 4,8 %

3. 10-14 30 jiwa 28 jiwa 58 jiwa 5,8 %

3Sumber Data Dokumen Desa Palakka Tahun 2021

4. 15-19 46 jiwa 33 jiwa 79 jiwa 7,9 %

5. 20-24 40 jiwa 33 jiwa 73 jiwa 7,3 %

6. 25-29 34 jiwa 26 jiwa 60 jiwa 6,0 %

7. 30-34 20 Jiwa 11 Jiwa 31 Jiwa 3,1 %

8. 35-39 24 Jiwa 18 Jiwa 42 Jiwa 4,2 %

9. 40-44 31 Jiwa 22 Jiwa 53 Jiwa 5,3 %

10. 45-49 35 Jiwa 26 Jiwa 61 Jiwa 6,1 %

11. 50-54 23 Jiwa 20 Jiwa 43 Jiwa 4,3 %

12. 55-59 14 Jiwa 9 Jiwa 23 Jiwa 2,3 %

13. 60-64 14 Jiwa 9 Jiwa 23 Jiwa 2,3 %

14. 65+ 28 Jiwa 42 Jiwa 70 Jiwa 7,0 %

Jumlah 378 Jiwa 330 Jiwa 708 Jiwa 70,8 % Sumber Data : Dokumen Desa Tahun 2021

4. Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu instrumen penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di Desa Palakka, terdapat 22 orang perempuan yang belum tamat SD dan 30 Laki-laki yang tidak tamat di pendidikan Sekolah Dasar.4Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan L P Jumlah

1. Tidak Tamat SD 30 22 52

2. Tamat SD 120 104 224

3. Tidak Tamat SLTP 100 93 193

4. Tamat SLTP 105 69 174

5. Tamat Akademik/PT 11 9 20

Jumlah 336 297 663

4Sumber Data Dokumen Desa Palakka Tahun 2021

51

5. Sarana dan Prasaran Desa Palakka

Fasilitas yang terdapat di lingkungan masyarakat menjadi sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Fasilitas ini dibuat oleh pemerintah di lingkungan perdesaan atau dibuat oleh swadaya masyarakat yang ada. Fasilitas yang terdapat di Desa Palakka, dapat dilihat melalui aspek pendidikan, aspek kesehatan, aspek keamanan dan ketertiban, aspek keagamaan dan olahraga serta kehidupan masyarakat yang masih sangat memegang kebiasaan adat setempat untuk berlangsungnya acara di desa tersebut.

Sarana yang ada di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang dari sisi aspek pendidikan sebagai berikut:

Tabel 4.4

Sarana Pendidikan di Desa Palakka Dusun TK/ RA SD/MI SMP/MTS SMA/SMK

/MA

Taman Baca

Labatu 1 1 - - -

Labale - - - - -

Laissong 1 1 - - -

Total 2 2 - - -

Sumber Data : Dokumen Desa Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan yang terdapat di Desa Palakka yaitu 4 buah. Sarana pendidikan ini berfungsi sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SD dan selanjutnya untuk melanjutkan pendidikan ke SMP penduduk harus berjalan dengan jarak yang harus ditempuh untuk menuju ke sekolah SMP terdekat ± 7 Km sedangkan ke sekolah SMA ± 12 Km.

Keadaan sarana kesehatan Desa Palakka dapat digambarkan berdasarkan sarana, tenaga dan pelayanan kesehatan masyarakat di Desa Palakka.5

Tabel 4.5

Sarana Kesehatan di Desa Palakka

Dusun Puskesmas Pustu Polindes Posyandu

Labatu 1 1 - 1

Labale - - - -

Laissong - - - 1

Total 1 1 - 2

Sumber Data :Dokumen Desa Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana kesehatan yang ada di Desa Palakka berjumlah 4 sarana, 1 puskesmas, 1 Pustu dan 2 posyandu. Fasilitas yang ada menunjukkan bahwa masih kurangnya pelayanan pemerintah terhadap masyarakat mengenai pelayanan kesehatan.

Kondisi aspek peribadatan Desa Palakka dapat digambarkan berdasarkan ketersediaanya sarana dan prasarana peribadatan yang dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.6

Sarana Peribadatan di Desa Palakka

Dusun Mesjid

Labatu 1

Labale 1

Laissong 1

Total 3

Sumber Data : Dokumen Desa Tahun 2021

5Sumber Data Dokumen Desa Palakka Tahun 2021

53

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan diketahui sarana peribadatan yang ada di Desa Palakka berjumlah 3 unit bangunan Mesjid di setiap dusun di Desa Palakka.

Sarana ini menunjukkan bahwa untuk memberikan tempat ibadah yang bisa digunakan di setiap dusun. Penduduk Desa Palakka seluruhnya beragama islam. Perayaan kegiatan keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan peringatan hari-hari besar agama islam seperti Maulid Nabi Muhammad saw. Isra’ِMi’rajِsertaِibadahِbulanِ

Ramadhan yang dilakukan oleh umat beragama Islam di setiap penjuru dunia. Kegiatan tersebut didukung dengan adanya bentuk kerja sama yang baik antara masyarakat dan lembaga-lembaga keagamaan seperti Karang Taruna, Remaja Mesjid dan Tokoh Mayarakat.

Keadaan fasilitas olahraga yang ada di Desa Palakka dapat dilihat berdasarkan jumlah lapangan olahraga yang ada di setiap Dusun Labatu, Dusun Labale dan Dusun Laissong. Kondisi lapangan di Dusun Labale masih kurang memadai karena keadaan lapangan yang belum di semen sehingga mengurangi kapasitas fasilitas yang keadaannya selalu menjadi becek di musim hujan dan keadaan tanah yang liat.

Lapangan di Dusun Labatu dan Laissong menjadi pusat pertandingan di Desa Palakka yang sering mengundang tamu persahabatan dari luar karena memang keadaan lapangan yang sangat bagus.

6. Gambaran Masyarakat Desa Palakka

Masyarakat Desa Palakka pada umumnya memiliki hubungan sosial yang sangat erat antara yang satu dengan yang lain. Jiwa kebersamaan yang dimiliki sangat tinggi, contohnya dalam kegiatan di salah satu warga masyarakat Desa Palakka memiliki hajatan seperti acara sunatan masing-masing warga mempersiapkan diri untuk kelangsungan dengan kelancaran acara tersebut, laki-laki dan perempuan

memiliki tugas masing-masing. Laki-laki tugasnya membangun tenda, mempersiapkan kursi dan alat-alat yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan kelancaran acara tersebut dan perempuan tugasnya memasak, menerima dan melayani tamu hingga acara selesai.

Dusun Labatu merupakan dusun pertama yang di jumpai ketika di Desa Palakka.

Penghasilan yang digunakan masyarakat di Desa Palakka rata-rata bekerja sebagai buru ternak dan buruh tani. Masyarakat sebagian bekerja sebagai pedagang, guru, PNS dan beberapa ada yang membuka usaha sendiri di rumah (Wiraswasta).6

Masyarakat Desa Palakka telah memahami bahwa pentingnya penerapan pendidikan dimulai sejak dini, orang tua telah memberikan anak kesempatan untuk memasukkan mereka ke pendidikan formal seperti TK, KB dan penitipan anak.

7. Profil Subjek Penelitian

Penelitian di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang mendapatkan 6 (enam) keluarga yang berlatar belakang keluarga single parent dengan pola pengasuhan yang berbeda sebagai berikut :

a. Ibu Sittiara

Ibu Sittiara beliau tinggal di Dusun Labatu Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Ibu Sittiara berusia 48 tahun memiliki 6 orang anak, 4 laki-laki dan 2 perempuan, anak pertama bernama Trisnawati (perempuan) berusia 18 tahun sekarang dia tidak melanjutkan ke bangku kuliah karena masalah perekonomian keluarga, anak kedua bernama Muhlis (laki-laki) berusia 16 tahun sekarang masih duduk di kelas 2 SMA Negeri 2 Enrekang, anak ketiga bernama Maslan (Laki-laki) berusia 13 tahun sekarang masih duduk di kelas 1 SMP Negeri 5 Maiwa, anak keempat bernama Ainun (perempuan) berusia 10 tahun sekarang masih duduk di kelas 6 SD

6Sumber Data Dokumen Desa Palakka Tahun 2021

55

Negeri 6 Labatu, anak kelima bernama Mursin (laki-laki) berusia 6 tahun sekarang masih duduk di kelas 1 SD Negeri 6 Labatu dan anak terakhir bernama Marzuki (laki- laki) berusia 4 tahun sekarang baru memasuki sekolah taman kanak-kanak (TK) di TK PGRI Labatu.7 Beliau menjadi orang tua tunggal (single parent) karena kematian suaminya pada tahun 2017. Ibu Sittiara sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai buruh tani untuk menghidupi anak-anaknya.

b. Bapak Suparman

Bapak Suparman adalah subjek kedua penelitian, beliau menjadi orang tua singel parent dikarenakan istrinya meninggal dunia. Mempunyai 4 orang anak laki- laki, anak pertama bernama Rizwan berusia 18 tahun yang harus putus sekolah dari SMP kini bekerja sebagai kuli bangunan membantu orang tuanya membiayai adik- adiknya, anak kedua bernama Rizal berusia 16 tahun sekarang sekolah di SMK PGRI Enrekang kelas 2 SMK, anak ketiga bernama Rizmal yang berusia 12 tahun yang kini duduk di bangku SD Negeri 6 Labatu kelas 5 dan anak bungsu bernama Rifki yang masih berusia 4 tahun yang sekolah di TK PGRI Labatu. Pak suparman tinggal di dusun Labatu Desa Palakka yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani sekaligus kuli bangunan untuk menghidupi anak-anaknya. Istrinya meninggal dunia karena kecelakaan pada tahun 2018.8

c. Ibu Rahmawati

Ibu Rahmawati adalah subjek ketiga penelitian, beliau tinggal di Dusun Labale Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Ibu Rahmawati berusia 30 tahun, memiliki 4 orang anak 2 laki-laki dan 2 anak perempuan. Anak pertama bernama

7Sittiara (48 Tahun), Wawancara, Dusun Labatu 17 Januari 2022.

8Suparman (56 Tahun), Wawancara, Dusun Labatu 18 Januari 2022.

Asri jaya (laki-laki) berusia 16 tahun sekarang sekolah di SMA Neg. 2 Enrekang kelas 11, anak kedua bernama Dedi Jaya (laki-laki) yang berusia 14 tahun sekarang duduk di kelas 8 SMP Negeri 5 Maiwa, anak ketiga bernama Fuji jaya (perempuan) yang berusia 12 tahun sekarang duduk di kelas 6 SD Negeri 6 Labatu dan anak terakhir yang bernama Nuratasya Jaya (perempuan) yang berusia 3 tahun. Ibu Rahmawati menjadi orang tua tunggal single parent karena kematian suaminya yang menderita sakit di saat anak bungsunya baru berusia 1 tahun. Beliau adalah orang tua tunggal (single parent) yang sangat luar biasa, beliau mampu menyekolahkan anak-anaknya seorang diri.

Pekerjaan Ibu Rahmawati adalah menjual sepatu bekas di pasar Sentra Enrekang.9 d. Ibu Hadizah

Ibu Hadizah adalah subjek penelitian yang keempat, beliau tinggal di Dusun Labale Desa Palakka. Ibu Hadizah mejadi orang tua tunggal (single parent) disebabkan kematian suaminya pada tahun 2017 karena sakit yang sudah lama diderita oleh suaminya. Beliau memiliki 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Anak pertama bernama Sulistiono yang berusia 20 tahun sekarang bekerja sebagai penjual voucher WIFI di kampung dan tidak melanjutkan pendidikannya, anak kedua bernama Sinta Amelia yang berusia 18 tahun (perempuan) yang kini kuliah di Universitas Muhammadiyah Enrekang semester IV sedangkan anak terakhir bernama Firmansyah berusia 3 tahun (laki-laki). Ibu Hadizah bekerja sebagai pelayan warung di pasar sentral Enrekang yang dilakukan setiap hari senin dan kamis untuk bisa menghidupi dan membiayai anak-anaknya.10

9Rahmawati (30 Tahun), Wawancara, Dusun Labale 19 Januari 2022.

10Hadizah (40 Tahun), Wawancara, Dusun Labale 20 Januari 2022.

57

d. Bapak Zulkarnain

Bapak Zulkarnain adalah subjek penelitian yang kelima, beliau tinggal di Dusun Laissong Desa Palakka. Bapak Zulkarnain menjadi orang tua tunggal (single parent) dikarenakan kematian istrinya yang disebabkan karena menderita penyakit kanker payudara pada tahun 2016. Beliau memiliki 4 orang anak 1 anak perempuan dan 3 orang anak laki-laki. Anak pertama bernama Nurul (perempuan) yang berusia 22 tahun yang kini bekerja untuk membantu membiayai adek-adiknya, anak kedua bernama Rizwandi (laki-laki) yang berusia 21 Tahun yang bekerja sebagai petani membantu orang tuanya, anak ketiga bernama jumardi (laki-laki) yang berusia 18 tahun yang sekarang kuliah di Universitas Muhammadiyah Enrekang dan anak terakhir bernama Wawan (laki-laki) yang masih berusia 3 tahun. Pak Zulkarnain bekerja sebagai petani dan pembuat gula merah demi menyekolahkan anak-anaknya.11

e. Ibu Satriani

Ibu Satriani adalah subjek penelitian yang keenam, beliau tinggal di dusun Laissong Desa Palakka. Ibu Satriani menjadi orang tua tunggal (single parent) dikarenakan perceraian pada tahun 2019. Beliau mempunyai anak laki-laki yang kini sekarang berusia 4 tahun dari pernikahannya dan bekerja sebagai pelayan rumah makan di salah satu di kota Enrekang dengan upah yang tidak seberapa. Bekerja salah satu cara untuk bisa membiayai putra semata wayangnya yang di titip ke orang tuanya ketika ibu Satriani bekerja.12

11Zulkarnain (48 Tahun), Wawancara, Dusun Laissong 21 Januari 2022.

12Satriani (38 Tahun), Wawancara, Dusun Laissong 22 Januari 2022.

Dokumen terkait