• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengasuhan Orang Tua Tunggal (Single Parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengasuhan Orang Tua Tunggal (Single Parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGASUHAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) PADA ANAK USIA DINI DI DESA PALAKKA KECAMATAN MAIWA KABUPATEN

ENREKANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NUR SAFIKA NIM: 20900118035

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Safika

Nim : 20900118035

Tempat Tgl/Lahir : Kalembongan, 06 Juli 2000 Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Alamat : Jl. H. M. Yasin Limpo No. Samata-Gowa

Judul : Pengasuhan Orang Tua Tunggal Single Parent pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang akan diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 12 Juni 2022

Penyusun,

Nur Safika

20900118035

(3)

iv

(4)

v

(5)

iii

(6)

vi

KATA PENGANTAR

ِِمْسِب

ِِّٰللَٱ

ِِن ٰ مْح ّرلٱ

ِِمي ِح ّرلٱ

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Pengasuhan Orang Tua Tunggal (Single Parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang”, sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Alauddin Makassar. Salam dan sholawat senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw sebagai uswatun hasanah, yang telah berjuang untuk menyempurnakan akhlak manusia di atas bumi.

Penulis memberi ucapan terima kasih dan penghargaan dengan segenap jiwa dan hormat kepada kedua orang tua tercinta. Ayahanda Sudirman dan Ibunda Ramia atas segala pengorbanan, perjuangan, dukungan, kesabaran, perhatian, bimbingan, doa, cinta dan kasih sayang yang tak pernah terputus. Terima kasih juga kepada Kakak tercinta Muh. Yusuf Sudirman, S.H, dan Adik saya Muhammad Ishak Sudirman yang memotivasi dan selalu mendukung setiap aktivitas selama di perantauan terutama detik-detik perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kemudian penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pembimbing, Ibu Dr. Besse Marjani Alwi., M.Ag., dan Bapak Ahmad Afiif, S.

Ag., M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang dengan tulus dan ikhlas

(7)

vii

memberikan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini, dan rasa terima kasih yang begitu besar kepada Ibu Dr. Hj. Dahlia Patiung, M.Pd., dan Ibu Nur Khalisah Latuconsina, S.Ag., M.Pd., selaku Dewan Penguji I dan II, yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritikan untuk perbaikan skripsi ini.

Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar dan para Wakil Rektor I,II dan III.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I.,. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Dr. M.Shabir U, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. M. Rusdi T., M.Ag., Wakil Dekan Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. Ilyas, M.Pd., M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang telah membina penulis selama proses penyelesaian studi.

3. Dr. Ulfiani Rahman., M.Si.., dan Wahyuni Ismail, M.Si., Ph.D., selaku Ketua dan Sekertaris Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Alauddin Makassar, yang telah memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian studi.

4. Para Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama penulis mengikuti kuliah di UIN Alauddin Makassar.

5. Bapak dan Ibu Staf di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan terutama Staf di Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang dengan ikhlas melayani proses urusan administrasi penyusunan skripsi ini.

6. Kepada Kak Sri Selviani, S. Si, M. Si dan Adik Ahmad Khairul Azzam yang selama menempuh pendidikan di tanah rantau menjadi sosok kakak sekaligus orang tua yang memberikan arahan dan bimbingan.

(8)

viii

7. Kepada para Orang Tua keluarga single parent yang telah memberikan izin, saran dan memberikan bantuannya dalam kelancaran penelitian.

8. Kepada rekan-rekan seperjuangan keluarga besar angkatan 2018 di Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini tanpa terkecuali, yang telah membantu dan memberikan pengalaman dan kenangan yang tidak dapat terlupakan kepada penulis selama mengemban pendidikan di UIN Alauddin Makassar.

9. Rekan-rekan di HMJ Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Lembaga Dakwah Fakultas Al-Uswah, IMM Komisariat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta HIMABIP Himpunan Mahasiswa Bidik Misi dan Kip-Kuliah yang telah memberikan banyak pengalaman dalam berorganisasi selama menempuh pendidikan di kampus peradaban UIN Alauddin Makassar.

10. Seluruh rekan-rekan pejuang di kampus peradaban dalam lingkup Pejuang Toga Mirnawati, Sri Wahyuni, Al-hafsa, Pusti Nurfadillah, Asma, Arnita Arham, Miftahul Jannah, Kasma, Jumriani, Cherriya Ayu Azizah, Wulandari Nasrul, Nurannisa, 18adah, KKN Posko Sabbang Paru, para junior dan kakanda senior kak bayu, kak tendri, kak hilda, kak icha, kak Rini Hosraini dan Sittiara yang selalu memberikan semangat selama masa perkuliahan berlangsung dan telah membantu dalam penyelesaian.

11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulis skripsi ini selesai.

12. Terakhir untuk diri saya sendiri, yang telah kooperatif dalam mengerjakan tugas akhir ini. Terima kasih sudah percaya diri dan berfikir positif untuk mampu diandalkan, bertahan dan sudah

(9)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk para pembaca terkhusus bagi penulis dan bernilai ibadah dihadapan Allah swt. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Samata-Gowa, 12 Juni 2022 Penulis,

Nur Safika

Nim. 20900118035

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERSETUJUAN UJIAN MUNAQASYAH ... Error! Bookmark not defined. PERSETUJUAN UJIAN KUALIFIKASI HASIL SKRIPSI ..Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PANDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 15

A. Pengasuhan Orang Tua ... 15

B. Orang Tua Tunggal (Single Parent) ... 30

C. Anak Usia Dini ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 40

B. Pendekatan Penelitian ... 41

C. Sumber Data ... 42

D. Metode Pengumpulan Data ... 43

(11)

xi

E. Instrumen Penelitian... 44

F. Teknik Analisis Data ... 46

G. Pengujian Keabsahan Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48

B. Hasil Penelitian ... 58

C. Pembahasan ... 72

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Implikasi Penelitian ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Fokus Penelitian

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Palakka Menurut Jenis Kelamin Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.4 Sarana Pendidikan Di Desa Palakka

Tabel 4.5 Sarana Kesehatan Di Desa Palakka Tabel 4.6 Sarana Peribadatan Di Desa Palakka

Tabel 4.7 Hasil Penelitian Pada Aspek Dan Bentuk Pengasuhan Orang Tua Tunggal Single Parent Pada Anak Usia Dini

Tabel 4.8 Hasil Penelitian Faktor Penghambat Pengasuhan Orang Tua Tunggal Single Parent Pada Anak Usia Dini

(13)

xiii ABSTRAK Nama : Nur Safika

Nim : 20900118035

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Pengasuhan Orang Tua Tunggal (Single Parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengasuhan orang tua pada anak usia dini di lingkungan keluarga single parent dan faktor penghambat pengasuhan yang dihadapi orang tua di lingkungan keluarga single parent di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu 6 (enam) keluarga single parent yang memiliki anak berusia 2-6 tahun di Desa Palakka. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi dengan instrumen pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengasuhan dua orang tua yang mengasuh anaknya dengan cara membangun komunikasi dengan anak, tidak melakukan tindakan fisik dengan anak, memberikan anak nasehat atau bimbingan dan memberikan anak motivasi atau dukungan dalam belajar, termasuk dalam pola pengasuhan demokratis yang berdampak pada perilaku anak menjadi mudah diatur, membangun komunikasi dan mengajarkan bertanggungjawab, mandiri dan percaya diri. Pola pengasuhan dua orang tua ayah yang mengasuh anaknya dengan cara memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain, membebaskana anak melakukan aktivitas yang diinginkannya, kurang diskusi atau nasehat kepada anak dan cenderung memanjakan anak, termasuk dalam pola pengasuhan permisif yang berdampak pada perilaku anak menjadi manja, kurangnya kesadaran tanggung jawab dan kurang menghargai orang lain. Sedangkan dua orang ibu mengasuh anaknya dengan cara menghukum, memarahi anak ketika melakukan kesalahan, kurang mempedulikan saat anak berpendapat, membetasi kegiatan anak diluar rumah yang hanya menuntut untuk belajar tanpa memikirkan perasaan anak dan selalu mengontrol kegiatan anak, termasuk dalam pola pengasuhan otoriter yang berdampak pada perilaku anak menjadi murung, tidak percaya diri dan anak tidak mandiri. Faktor penghambat pengasuhan orang tua tunggal (single parent) pada anak yaitu pendidikan orang tua, lingkungan tempat tinggal dan status ekonomi.

Implikasi penelitian ini adalah Orang tua harus dengan penuh kesadaran menerapkan pengasuhan pada anak sejak dini karena sangat berdampak untuk masa depan anak. Ayah atau ibu sebagai orang tua tunggal (single parent) hendaknya memaksimalkan perannya dalam mengasuh anak meskipun semua tanggung jawab keluarga ditanggung seorang diri tanpa pasangannya serta lebih bijak mengambil keputusan dalam keluarga apabila terjadi masalah atau perbedaan pendapat.

(14)

xiv

Kata kunci: Pengasuhan, Orang tua tunggal, Anak usia dini

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks meliputi komponen yang berkaitan erat satu sama lain. Pendidikan dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka faktor yang terlibat dalam pendidikan harus dipahami terlebih dahulu, baik secara mikro maupun makro, sehingga komponen-komponen dapat difungsikan dan dikembangkan guna mengoptimalkan harapan pendidikan kearah pencapaian tujuan pendidikan yang ditetapkan.1 Salah satu komponen dalam pendidikan yang tidak hanya menjadikan manusia cerdas, tetapi juga membangun kepribadian agar memiliki akhlak yang mulia dimana pendidikan memiliki nilai.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan dan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan di masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian anak sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat.2Proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di masyarakat bisa dikembangkan dengan baik secara teratur dan terencana.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu hal yang penting dilalui anak sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini di tanamkan dalam keluarga melalui jalur

1Sutrisno,“Berbagai pendekatan dalam pendidikan nilai dan pendidikan kewarganegaraan,” Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, vol. 5 no. 1 (2017), h. 29.

2 Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan (Cet. 13; Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 3.

(16)

formal yang dilaksanakana pada taman kanak-kanak atau Raudatul Athfal dan jalur non formal yang dilaksanakan melalui posyandu dan penitipan anak diarahkan untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma dan harapan masyarakat.3 Pendidikan dilaksanakan melalui pemberian pengalaman dan rangsangan terhadap lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang dilaksanakan secara efektif dengan bantuan lembaga pendidikan yang menyediakan taman pendidikan prasekolah dasar. Tujuannya untuk membentuk agar anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya sehingga anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar.

Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari pendidikan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Anak memperoleh pendidikan dalam lingkungan keluarga dilanjutkan dengan pendidikan formal yang didapatkan dalam lingkungan sekolah. Peran pendidik yang dilakukan orang tua telah digantikan oleh pendidik di sekolah yaitu guru. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat selalu diterapkan pendidikan agar anak dapat mengaplikasikannya ke lembaga masyarakat.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

.

3 Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam memberikan pendidikan kepada anak untuk perkembangan dan pertumbuhan secara fisik dan mental. Adanya hubungan interaksi dan saling

3EkaِDamayanti.,ِ“CapaianِdanِStimulasiِAspekِPerkembanganِSeniِِpadaِAnakِKembarِUsiaِ

5ِTahun”,ِNANAEKE Indonesian Journal of Early Childhood Education, vol 3 no 1 (Juni 2020), h. 313.

4Riska Dwi Novianti,ِ“Komunikasi antara Pribadi dalam Menciptakan Harmonisasi (suami- istri)ِ Keluargaِ diِ Desaِ Sageaِ Kabupatenِ Halmaheraِ Tengah,” e-journal Acta Diurna, vol. 6 no. 2 (2017), h. 8.

(17)

3

ketergantungan antara satu sama yang lain seperti dimulai dari kedua orang tua yang memulai ikatan suci melalui pernikahan yang sah menurut agama maupun negara, kemudian dari ikatan tersebut lahirlah anak yang membuat kedua orang tua menjadi suatu keluarga karena hadirnya anak diantara kedua orang tua.4Keberadaan orang tua lengkap dalam satu keluarga memberikan dampak baik kepada proses pendidikan melalui bimbingan, merawat dan mengasuh anak sejak dini hingga dewasa.

Orang tua berkewajiban mempersiapkan tubuh, jiwa, dan mental anaknya untuk menghadapi segala bentuk pergaulan yang ada di masyarakat, sehingga seorang anak dapat tumbuh dan berkembang baik dari segi psikologis maupun sosialnya. Proses untuk memberikan pendidikan yang sempurna kepada anak adalah tugas yang tidak mudah untuk orang tua, terlebih jika orang tua tersebut adalah orang tua tunggal (single parent).

Pengasuhan anak dalam suatu keluarga yang ideal dilakukan oleh kedua orang tua. Ayah dan ibu bekerja sama saling bahu membahu untuk memberikan asuhan dan didikan kepada anak, mereka menyaksikan dan memantau perkembangana anak- anaknya secara optimal. Namun dalam kenyataannya kondisi ideal tersebut tidak selamanya dapat terwujud terbukti banyak yang memiliki hanya satu orang tua saja.5

Pendidikan, pengasuhan dan pembimbingan terhadap anak akan terbengkalai jika kedua orang tua sibuk dengan berbagai kegiatan sehingga menyebabkan anak menjadi korban dalam proses pengasuhan keluarga.

4Syaiful Bahri Djamarah, Pola asuh orang tua dan komunikasi dalam keluarga upaya membangun citra membentuk pribadi anak (Jakarta: Rineka Cipta, 2020), h. 18.

5Indraِ Syuhada,ِ “Perananِ Polaِ Asuhِ Singleِ Parentِ Terhadapِ Perkembanganِ Sosialِ Anak”,ِ

Skripsi (Semarang: Fak. Ilmu Sosial UNS, 2017), h. 4.

(18)

Perceraian merupakan salah satu faktor penyebab banyaknya single parent di Indonesia. Menurut Agoes Dariyo perceraian merupakan peristiwa yang sebenarnya tidak direncanakan dan dikehendaki oleh kedua individu yang sama-sama terikat dalam perkawinan.6 Perceraian terputus disebabkan karena adanya perbedaan yang terjadi diantara kedua belah pihak yang dipicu oleh faktor di sekitarnya.

Menurut Hurlock single parent adalah orang tua yang telah menduda atau menjanda entah bapak atau ibu yang mengasumsikan tanggung jawab untuk memelihara anak karena adanya perpisahan disebabkan kematian pasangan dan terjadinya perceraian

.

7 Single parent merupakan fenomena sosial yang sudah tidak asing ditelinga masyarakat. Fenomena seperti ini adalah fenomena yang kurang baik bagi kalangan tertentu, namun tak sedikit bagi pelaku single parent itu sendiri menganggap mengambil keputusan berpisah itu adalah jalan yang terbaik kecuali mereka berpisah karena kematian.

Single parent tentu tidaklah mudah karena seorang single parent mempunyai peran ganda menjadi seorang ibu tunggal atau single mom akan mengasuh anaknya sekaligus mencari nafkah untuk menghidupi anaknya. Sebaliknya, seorang ayah tunggal atau single dad akan mengasuh anaknya melakukan pekerjaan dalam rumah yang lazimnya dilakukan oleh seorang perempuan.8Kehidupan seorang single parent membutuhkan perjuangan yang keras dalam menghidupi anaknya, memenuhi

6Ismiati,ِ“PerceraianِOrangِTuaِdanِProblematikaِPsikologiِAnak,”ِAt- Taujih Bimbingan dan Konseling Islam, vol. 1 no. 1 (Januari 2018), h. 3.

7TirzaِJuwitaِLosa,ِ“PolaِKomunikasiِIbuِSingle Parent Terhadap Pembentukan Konsep Diri AnakِdiِKelurahanِTingkulu,”ِe-journal”Acta Diurna, vol. 5 no. 2 (2017), h. 2.

8AfinaِSeptiِRahayu,ِ“KehidupanِSosialِEkonomiِSingle Mother dalam Ranah Domestik dan Publik,” Jurnal Analisa Sosiologi, vol. 6 no. 1 (April 2017), h. 87.

(19)

5

kebutuhan anaknya dari segala aspek terutama dalam mengasuh anaknya, agar anak merasa cukup akan didikan dari orang tua.

Orang tua merupakan salah satu dari sekian banyak tugas manusia sebagai makhluk sosial. Keutuhan orang tua ayah dan ibu dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk mengembangkan diri. Keluarga yang utuh memberikan kesempatan yang besar untuk anak membangun kepercayaan terhadap kedua orang tua. Kesenjangan hubungan yang terjadi dalam keluarga perlu diimbangi dengan kualitas dan kuantitas hubungan sehingga ketidakadanya ayah dan ibu tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis.9

Mengenai pentingnya pemeliharaan dan didikan terhadap diri dan keluarga, Allah berfirman dalam QS At tahrim/66 : 6.

ۤلَماَهۡ يَلَع ُةَراَجِۡلۡاَو ُساَّنلا اَهُدۡوُ قَّو اًرَنَ ۡمُكۡيِلۡهَاَو ۡمُكَسُفۡ نَا ااۡوُ ق اۡوُ نَمۤا َنۡيِذَّلا اَهُّ يَاۤيٰ

َّلَّ ٌداَدِش ٌظ َلَِغ ٌةَكِٕٮ

ااَم َٰۤللّا َنۡوُصۡعَ ي اَم َنۡوُلَع ۡفَ يَو ۡمُهَرَمَا

َنۡوُرَمۡؤُ ي

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”10

Ayat tersebut menggambarkan bahwa setiap orang tua harus menjaga diri dan keluarganya dari perbuatan maksiat yang akan menjauhkannya dari siksaan api neraka, yaitu dengan mendidik anak-anaknya agar selalu taat pada Allah. Begitu juga dengan orang tua tunggal (single parent) harus mampu menjaga dan mendidik anaknya. Orang

9EmaِHartanti,ِ“PolaِAsuhِOrangِTua Single Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa JetisِKecamatanِSelopampangِKabupatenِTemanggung”ِSkripsi (Salatiga: Fak. Tarbiyah dan Keguruan IAIN, 2017), h. 2.

10Darul Sunnah, Departemen Agama Al-Quran dan Terjemahanya (Jakarta Timur: Thoha Husain, 2017), h. 561.

(20)

tua pada umumnya menjadi tempat pertama dan utama dalam hal pendidikan, membimbing dan pengasuhan anak. Proses itu dimulai dalam keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Pendidikan yang diberikan kepada anak sangat teratur dan terencana dari orang tua walaupun sering kita dapati pendidikan anak dilakukan oleh orang tua tunggal (single parent) yang kurang perhatian, tetapi tidak dipungikiri bahwa pendidikannya akan berkurang itu tergantung dari didikan, pengasuhan dan perawatan orang tua tunggal (single parent).

Zaman sekarang ini banyak konflik keluarga yang terjadi, dan berakibat keluarga menjadi keluarga single parent, baik itu mereka berpisah karena meninggal dunia maupun karena perceraian. Perceraian dalam keluarga membawa dampak yang cukup buruk terhadap keluarga terutama anak akan menjadi korban dan menimbulkan stress, tekanan fisik maupun mental secara psikologi baik seluruh anggota keluarga, setelah perceraian struktur anggota keluarga akan berubah.11 Anak akan diasuh oleh salah satu orang tua keluarga dengan orang tua tunggal akan berpengaruh pada interaksi dan komunikasi dalam keluarga maupun masyarakat. Tanggung jawab pengasuhan dan mendidik anak adalah tanggung jawab kedua orang tua.

Hasil observasi yang peneliti lakukan 23 Juli 2021 pada masyarakat di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, memang tidak banyak jika dibandingkan dengan jumlah keluarga dengan anggota lengkap. Keluarga single parent di Desa Palakka menjadi kaum minoritas dalam masyarakat serta beban hidup seorang single parent yang berat dalam mendidik anak, mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar maupun dengan keluarga utuh yang ada di masyarakat

11Ismiati,ِ“PerceraianِOrangِTuaِdanِProblemِPsikologisِAnak”ِJurnal At-Taujih Bimbingan dan Konseling Islam, vol. 1 no.1 (Januari 2018), h. 1.

(21)

7

Desa Palakka. Pola pengasuhan orang tua yang peneliti teliti memiliki karakteristik dan cara yang berbeda-beda, terdapat keluarga yang menerapkan pola pengasuhan demokrati, otoriter dan permisif untuk perawatan, pembimbingan dan pengasuhan anak. Perilaku anak yang diterapkan di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang memiliki sifat dan perilaku yang tidak sopan, pembangkang dan memukuli teman sebayanya ketika bermain bersama tanpa ada sebab apapun.

Peneliti telah mewawancarai beberapa orang tua anak yang berlatar belakang keluarga single parent yang terdapat ditiga Dusun di Desa Palakka sehingga peneliti mengumpulkan responden keluarga orang tua tunggal (single parent) yang mempunyai anak di usia 2-6 tahun. Peneliti mendapatkan bahwa di Desa Palakka memiliki keluarga single parent yang umur anaknya 2-6 tahun yang terdapat 6 (enam) keluarga single parent.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang pengasuhan anak terhadap keluarga single parent. Banyak orang tua yang belum mengetahui secara pasti dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dari pengasuhan anak yang kurang diperhatikan oleh orang tua, sehingga penulis akan mengkaji tentang Pengasuhan Orang Tua Tunggal (Single Parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti menentukan fokus penelitian sebagai berikut :

(22)

Tabel 1.1 Fokus Penelitian

Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

1. Pengasuhan orang tua tunggal single parent pada anak usia dini

2. Orang tua tunggal (single parent)

a. Aspek Pengasuhan 1. Komunikasi 2. Disiplin

3. Kelekatan Hubungan 4. Pemecahan Masalah 5. Monitoring Kegiatan Anak 6. Penggunaan Waktu Luang 7. Manajemen Emosi

b. Orang tua Ayah dan Ibu 3. Faktor penghambat pengasuhan

orang tua tunggal (single parent) pada anak usia dini

a. Pendidikan Orang Tua b. Budaya

c. Lingkungan Tempat Tinggal d. Status Ekonomi

e. Kepribadian Orang Tua C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengasuhan orang tua tunggal (single parent) pada anak usia dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang?

2. Apa faktor penghambat pengasuhan orang tua tunggal (single parent) pada anak usia dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang?

(23)

9

D. Kajian Pustaka

Pembahasan mengenai permasalahan pola pengasuhan orang tua tunggal single parent pada anak usia dini telah dilakukan beberapa penelitian terdahulu yang memiiki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Berikut adalah penelitian terdahulu yang juga mengupas mengenai hal tersebut :

1. Penelitian dilakukan oleh Ainul Zalsabili tentang Pola Pengasuhan Single Parent Terhadap Perilaku Keagamaan Anak di Kelurahan Tanah Kong-Kong Kabupaten Bulukumba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua single parent dalam mendidik keagamaan anak tidak berjalan dengan baik karena orang tua sibuk dan fokus di luar bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga untuk membimbing, mengasuh dan merawat anak tidak dilakukan dengan baik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah pendekatan sosiologis dan teologis. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi.12 2. Penelitian dilakukan oleh Marlina tentang Pola Asuh Orang Tua Single Parent

dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa single parent berperan sangat penting untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi orang tua single parent dalam menjalani peran keluarga dan menumbuhkan kemandirian anak yang memfokuskan pada anak SDN.13 Sedangkan penelitian yang penulis lakukan yaitu menunjukkan bagaimana pola

12Ainul Zalsabili, dkk. "Pola Pengasuhan Single Parent terhadap Perilaku Keagamaan Anak di Kelurahan Tanah Kong-Kong Kabupaten Bulukumba." MACORA is an academic journal published by the Department of Sociology, vol. 1 no. 1 (Februari 2022),h. 1-13.

13Marlina,ِ“PolaِAsuhِOrang Tua Single Parent dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak,

EduBase : Journal of Basic Education, vol. 2 no. 1 (Januari 2021), h. 41.

(24)

pengasuhan di lingkungan keluarga single parent yang memfokuskan pada anak usia dini.

3. Penelitian dilakukan oleh Musdalifa tentang Pola Asuh Orang Tua Tunggal Terhadap Penanaman Nilai Moral Anak Remaja di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa membentuk perilaku anak mengajarkan pembentukan moral yang berlaku di masyarakat dengan cara membimbing anak sesuai bentuk pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya masing-masing yang menurutnya efektif untuk anaknya, orang tua sangat berperan dalam memberikan metode bimbingan kepada anaknya untuk membentuk perilaku yang baik. Sedangkan penelitian yang dilakukan yaitu hanya memfokuskan pada pengasuhan orang tua pada anak usia dini di lingkungan keluarga single parent.14

4. Penelitian dilakukan oleh Indra Syuhada tentang Peranan Pola Asuh Single Parent terhadap perkembangan sosial anak (Studi Kasus Keluarga Single Parent di Desa Tangkilkulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan). Hasil penelitian menunjukkan pola asuh yang di terapkan yaitu pola asuh otoriter, Pola asuh permisif, dan pola asuh tidak terlibat orang tua. Perbedaan penelitian yang dilakukan yaitu pengasuhan otoriter, demokratis dan permisif.15

5. Penelitian dilakukan oleh Hermia Anata Rahman tentang Pola Pengasuhan Anak yang dilakukan oleh Single Mother (Kajian Fenomenologi tentang Pola Pengasuhan Anak yang Dilakukan oleh Single Mother di Kelurahan Sukoharjo,

14Musdalipa,ِ “Pola Asuh Orang Tua Tunggal Terhadap Penanaman Nilai Moral Pada Anak Remaja di Kecamatan Mattirobulu KabupatenِPinrang”,ِSkripsi (Parepare: Fak. Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN, 2020), h. 39.

15Indra Syuhada,ِ “Peranan Pola Asuh Single Parent Terhadap Perkembangan Sosial Anak”,ِ

Skripsi (Semarang: Fak. Ilmu Sosial UNS, 2017), h. 32.

(25)

11

Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuhan orang tua single mother menggunakan pola pengasuhan otoriter yang dapat dilihat dari perilaku memberikan batas kepada anak untuk bermain, pola pengasuhan permisif yang dapat dilihat dari perilaku tidak meberikan peraturan kepada anak, dan pola pengasuhan demokratis yang dapat dilihat dari perilaku memberikan waktu kepada anak dan tidak terlalu menekan anak. Pola pengasuhan ini hanya memfokuskan pola asuh Ibu.16 Sedangkan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian yang memfokuskan pada pola pengasuhan kedua orang tua single parent di lingkungan keluarga.

6. Penelitian dilakukan oleh Ema Hartanti tentang Pola Asuh Orang Tua Single Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang dilakukan oleh orang tua single parent dalam perkembangan kepribadian anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung yaitu, menggunakan pola asuh otoriter yang disebabkan oleh kondisi lingkungan fisik dan sosial tempat keluarga tinggal, pola asuh permisif terjadi karena karena rendahya pendidikan, status ekonomi dan orang tua yang tellalu sibuk dengan pekerjaannya dan pola asuh demokratis terjadi saat orang tua single parent yang memiliki pendidikan tinggi, berbakat dan memiliki ideologi yang berkembang sesuai zaman. Sedangkan hasil penelitian yang peneliti teliti yaitu adanya faktor yang disebabkan orang tua single parent dalam pengasuhan otoriter, permisif dan demokratis yaitu faktor rendahnya pendidikan

16Hermia Anata Rahma, “Polaِ pengasuhanِ anakِ yangِ dilakukanِ Singleِ Mother, Skripsi (Surakarta: Fak. Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2017), h. 9.

(26)

yang dimiliki orang tua tentang cara pengasuhan anak di zaman modern, status ekonomi yang rendah sehingga orang tua tidak memperhatikan anak karena kesibukan bekerja dan lingkungan tempat tinggal yang sangat memprihatikan karena kondisi yang dapat membuat anak berperilaku yang tidak sopan dan meniru hal yang tidak baik di luar pergaulan anak.17

7. Penelitian dilakukan oleh Siti Juariatun Nuriah tentang Pola Pengasuhan Anak dalam Keluarga Single Parent Studi di Kampung Panyarang Desa Ciburayut Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan pola pengasuhan anak dalam keluarga single parent yang terjadi di Kampung Panyarang sebagian besar memiliki pola asuh yang sama, ibu sebagai orang tua tunggal kebanyakan bekerja sebagai buruh tani, pabrik, dan galian teras. Jenis pekerjaan yang dilakukan telah mengambarkan bahwa keadaan ekonomi mereka dan pendidikannya sangat minim. Salah satu faktornya adalah ekonomi, untuk itu para single parent tersebut tidak cukup jika hanya mereka sendiri yang mencari nafkah, hal ini mengakibatkan ketertinggalan dalam hal pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum.18 Sedangkan penelitian yang dilakukan yaitu pengasuhan orang tua pada anak usia dini di lingkungan keluarga single parent yang kebanyakan bekerja sebagai buruh tani, kuli bangunan dan penghasil gula merah. Faktor penghambat pengasuhan orang tua single parent yaitu ekonomi, pendidikan orang tua dan lingkungan sekitar.

17EmaِHartanti,ِ“PolaِAsuhِOrang tua Single Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung”ِSkripsi (Salatiga: Fak. Tarbiyah dan Keguruan IAIN, 2017), h. 40.

18Sitiِ Juariatunِ Nuriah,ِ “Polaِ Pengasuhanِ Anakِ dalamِ KeluargaِSingle Parent Studi di Kampung Panyarang Desa Ciburayut Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor”,ِSkripsi (Jakarta: Fak.

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2018), h. 7.

(27)

13

8. Penelitian dilakukan oleh Ade Purwati tentang Pola Pengasuhan Orang Tua Tunggal Terhadap Pengaturan Emosi Anak Usia 4-5 Tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan peneliian sebanyak tiga orang ibu sebagai orang tua tunggal disebabkan karena perceraian.19 Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan yaitu terdapat 6 keluarga single parent empat orang tua tunggal sebagai ibu di sebabkan karena perceraian dan kematian pasangannya dan dua orang ayah disebabkan karena kematian pasangannya.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas pada latar belakang di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengasuhan orang tua tunggal (single parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang?

b. Untuk mengetahui faktor penghambat pengasuhan orang tua tunggal (single parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang?

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian dapat diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengasuhan dan anak usia dini.

19AdeِPurwanti,ِ“tentang Pola Pengasuhan Orang Tua Tunggal Terhadap Pengaturan Emosi Anak Usia 4-5 Tahun, Jurnal Kumara Cendekia, vol. 8 no. 2 (Juni 2020), h. 116.

(28)

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat diharapkan menjadi referensi baru terhadap masyarakat yang ada di lingkungan Desa Palakka Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang tentang pola pengasuhan bagi orang tua untuk mengasuh anak.

2) Bagi Orang Tua

Hasil Penelitian diharapkan memberikan bermanfaat bagi para pendidik secara praktis khususnya orang tua anak yang paling utama memberikan pendidikan dan arahan yang menjadi rujukan serta melalui hasil penelitian ini sebagai bahan untuk memberikan arahan tentang pengasuhan orang tua terhadap keluarga orang tua tunggal (single parent).

3) Bagi Anak

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak terhadap pola pengasuhan yang diterapkan orang tua.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal dan sumber referensi bagi peneliti yang akan mengkaji tentang pengasuhan khususnya di keluarga orang tua tunggal (single parent).

(29)

15 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Pengasuhan Orang Tua

1. Pengertian Pengasuhan

Secara etimologi pengasuhanِ berasalِ dariِ kataِ “asuh”ِ yangِ artinyaِِ

membimbing, merawat dan mengelola. Menurut Darajat mengasuh anak artinya mendidik, memelihara, membimbing, mengurusi (makanan, minuman, pakaian dan sebagainya) dan keberhasilannya dalam periode pertama sampai dewasa.1Pengasuhan (parenting) adalah proses mendidik anak dari kelahiran hingga anak memasuki usia dewasa. Tugas ini umumnya dilakukan oleh kedua orang tua yaitu ayah atau pun ibu.

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang pengasuhan anak merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, keselamatan, keintiman serta kesejahteraan yang permanen dan berkelanjutan untuk kepentingan terbaik anak dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak agar anak menjadi pribadi yang mandiri dan bisa menumbuhkan percaya diri yang baik dan kuat.2 Pengasuhan mencakup beragam aktivitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik, bisa menerima dan diterima di lingkungan.

Menurut Woo dan Zoo pengasuhan merupakan interaksi antara orang tua dan anak tentang bagaimana cara, sikap dan perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai dan norma, memberikan

1Istina Rakhmawati,ِ “Perananِ Keluargaِ dalamِ Pengasuhanِ Anak,”ِKonseling Religi:Jurnal Bimbingan Konseling Islam, vol. 6 no. 1 (juni 2017), h. 4.

2Khoirunnisa,ِ “Perlindungan Hukum Anak Terlantar atas Hak Anak Mendapatkan Jaminan Kesehatan,” NOTARIUS, vol. 13 no. 2 (2020), h. 553.

(30)

perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik, sehingga dijadikan panutan bagi anak.3 Pengasuhan anak erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga atau komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu, dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut Baumrid pengasuhan merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak, sehingga dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan kepribadian anak. Kolaborasi yang dilakukan orang tua dalam memberikan anak suatu pembelajaran untuk menentukan karakter anak nantinya.4 Senada dengan hal tersebut Rasulullah SAW pernah menaruh perhatian yang besar terhadap proses pertumbuhan anak semasa masih kecil, terkhusus untuk memberikan bimbingan dan pendampingan dalam setiap harinya, misalnya dengan memberi bimbingan tentang akhlak, etika, budi pekerti serta teladan agar anak mewarisi sikap terpuji dan santun.

Mengasuh anak adalah pendekatan untuk mendidik anak agar karakter anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, ketika anak sudah dewasa sudah mampu untuk bertanggung jawab atas apa yang anak lakukan. Pengasuhan yang baik menjadikan anak berkepribadian yang kuat, tidak mudah putus asa dan tangguh menghadapi tekanan hidup.5 Sebaliknya pengasuhan yang salah akan membuat anak menjadi rentan stress, pembangkang dan mudah terjerumus hal-hal yang negatif.

3DesiِKurniaِSari,ِ“PolaِAsuhِOrangِTuaِyangِBerperilakuِAgresifِ(StudiِdeskriptifِKuantitatifِ

diِTKِTunasِHarapanِSawahِLebarِKotaِBengkulu),”ِJurnal Ilmiah Potensia, vol. 3 no. 1 (2018), h. 3.

4Istina Rakhmawati, “Perananِ Keluargaِ dalamِ Pengasuhanِ Anak”ِKonseling Religi:Jurnal Bimbingan Konseling Islam, vol. 6 no . 1 (juni 2017), h. 5.

5Indraِ Syuhada,ِ “Peranan Pola Asuh Single Parent Terhadapِ Perkembanganِ Sosialِ Anak”,ِ

Skripsi (Semarang: Fak. Ilmu Sosial UNS, 2017), h. 13.

(31)

17

Proses pengasuhan anak sangat penting dalam pembentukan karakter, moralitas, pengetahuan, keterampilan dan life skill yang dibutuhkan anak. Kolaboraasi antara agen sosialisasi baik keluarga, sekolah dan masyarakat menjadi solusi terbaik demi kesuksesan anak.

Khusus keluarga tugas dan tanggung jawab dalam menyukseskan pengasuhan anak sejak dini sangat besar, mengigat dari keluargalah seorang anak lahir dan berkembang. Pengasuhan di lingkungan keluarga sangat menentukan pola fikir, kebiasaan, dan kemampuan memotret kehidupan dunia yang penuh kompetisi, aktualisasi dan dinamika.6 Pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial. Proses interaksi dan sosialisasi perlu diingat bahwa sangat berpengaruh dan tidak lepas dari settingan sosial budaya tempat anak dibesarkan dalam lingkungan keluarga.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang pengertian pengasuhan orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa pengasuhan orang tua adalah cara orang tua mengasuh, merawat dan membimbing anak untuk bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri yang ditanamkan sejak dini hingga dapat diterapkan kelak oleh anak diwaktu dewasa agar anak tidak bergantung pada orang lain dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri serta dapat mencapai kesuksesan dengan usaha mereka sendiri.

2. Jenis-Jenis Pengasuhan Orang Tua

Pengasuhan orang tua yang dilakukan secara umum terhadap anak memiliki perbedaan setiap pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua dalam membimbing dan mengasuh anak. Pengasuhan yang dilakukan orang tua untuk mendidik dan

6Istinaِ Rakhmawati,ِ “Perananِ Keluargaِ dalamِ Pengasuhanِ Anak”ِKonseling Religi:Jurnal Bimbingan Konseling Islam, vol. 6 no . 1 (juni 2017), h. 5.

(32)

membimbing anak dalam menciptakan generasi yang memiliki perilaku yang mandiri dan kelak bisa melakukan pekerjaan secara mandiri tanpa bantuan orang lain atau pun orang tua. Menurut Harlock membagi pola asuh orang tua dalam tiga macam yaitu : 1. Pengasuhan Permisif

Pengasuhan permisif adalah pengasuhan perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak, yang membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa mempertanyakannya dengan orang tua mereka. Pengasuhan ini tidak menggunakan aturan-aturan yang ketat atau larangan bahkan bimbingan pun kurang diberikan oleh orang tua kepada anak sehingga tidak ada pengendalian atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak diizinkan untuk membuat keputusan untuk dirinya sendiri, tanpa ada pertimbangan terlebih dahulu dari orang tua dan berperilaku menurut apa yang diinginkan anak tanpa ada pengontrolan atau pendampingan dari orang tua.7

Gunarsa mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pengasuhan permisif memberikan kekuasaan penuh pada anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab, kurangnya pengontrolan terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas(sarana), serta kurang komunikasi yang dilakukan dengan anak. Pengasuhan ini akan berdampak terhadap perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah dan mudah mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan- larangan yang ada di lingkungannya.8 Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingati anak apabila anak dalam keadaan berbahaya, dan sangat sedikit

7Santosa Raharjo, ”PolaِAsuhِOrangِTuaِdanِKenakalanِRemaja,“ِJurnal Pekerjaan Sosial, vol. 2 no. 1 ( Juli 2019), h. 157.

8Rabiatulِ Adawiah,ِ “ِ Polaِ Asuhِ Orangِ Tuaِ danِ Implikasinyaِ terhadapِ Pendidikanِ Anak,”ِ

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, vol. 7 no. 1 (Mei 2017), h. 35.

(33)

19

bimbingan yang diberikan oleh anak, namun tipe orang tua tersebut biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disegani oleh anak.

Menurut Harlock pengasuhan permisif adalah perilaku orang tua yang membebaskan anak untuk melakukan yang anak inginkan. Orang tua tidak memberikan anak tekanan dan tuntutan seperti aturan yang harus dilakukan anak, namun orang tua memberikan bimbingan dan pengontrolan kepada anak jarang dilakukan oleh orang tua, sehingga anak diberikan kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri tanpa bantuan orang disekitarnya.9

Menurut Stewart dan Koch pengasuhan permisif adalah orang tua yang memberikan pengawasan yang sangat longgar kepada anak. Memberikan anak peluang dan kesempatan untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup dari orang tua. Orang tua cenderung tidak menegur dan memperingatkan anak bahwa apa yang dilakukan terkadang bahaya dan kurangnya bimbingan yang diberikan anak.10

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengasuhan permisif adalah pola pengasuhan yang dilakukan orang tua yang cenderung mengarah ke perilaku kurang tegas kepada anak, anak cenderung sendiri melakukan apa yang harus diinginkan, orang tua memberikan kebebasan terhadap anak, dan kurangnya pengontrolan dan bimbingan bagi anak. Dampak yang ditimbulkan dari pengasuhan permisif, menjadikan anak pribadi yang manja, kurangnya kesadaran tanggung jawab dan kurangnya kepatuhan dan menghargai orang lain.

9HusnulِHidayah,ِ“ImplementasiِPolaِAsuhِOrangِTuaِdalamِMenanamkanِNilaiِMoralِAnakِ

Usia (2-6ِTahun)ِdalamِKeluargaِdiِDesaِKindangِKabupatenِBulukumba”,ِSkripsi (Makassar: Fak.

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin, 2020), h. 26.

10Dian Novita dan Muman Hendra Budiman, “Pengaruh Pola Pengasuhan Orang tua dan Proses Pembelajaran di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah 4- 5 Tahun”, Jurnal Pendidikan, vol. 16 no. 2 (September 2016), h. 103.

(34)

2. Pengasuhan Demokratis

Pengasuhan demokratis atau pola asuh demokratis adalah salah satu bentuk perlakuan yang dapat diterapkan orang tua pada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara memproritaskan kepentingan anak yang bersikap rasional atau demokratis.11kebutuhan anak sangat diperhatikan oleh orang tua dengan mencukupi kebutuhan dan mempertimbangkan faktor kepentingan serta kebutuhan yang realitas. Pada perlakuan ini tidak semata-mata menuruti kemauan anak, tetapi sekaligus mengajarkan kepada anak bagaimana menghargai kebutuhan yang penting bagi kehidupan.

Menurut Gunarsa dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang menerapkan pengasuhan demokratis memperlihatkan dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian kepada anak dan orang tua, memberikan penjelasan secara rasional dan objektif jika keinginan dan pendapat anak tidak sesuai.12 Pengasuhan yang dilakukan pada diri anak akan tumbuh rasa tanggung jawab, mandiri, minat terhadap hal-hal baru dan mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada.

Harlock berpendapat bahwa pengasuhan demokratis menekankan anak kepada aspek edukatif atau pendidikan dalam bimbing anak sehingga orang tua lebih sering memberikan pengertian, penjelasan dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tersebut diharapkan.13

11Muslima,ِ “Polaِ Asuhِ Orangِ tuaِ Terhadapِ Kecerdasanِ Finansialِ Anak,”ِGender Equality:

Internasioanl Journal Of Child and Gender Studies, vol. 1 no. 1 (Maret 2017), h. 90.

12Rabiatulِ Adawiah,ِ “ِ Polaِ Asuhِ OrangِTuaِ danِImplikasinyaِ terhadapِ Pendidikanِ Anak,”ِ

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, vol. 7 no. 1 (Mei 2017), h. 35.

13HarbengِMasni,ِ“PeranِPolaِAsuhِDemokratisِOrangِTuaِTerhadapِPengembanganِPotensiِ

DiriِdanِKreativitasِSiswa”,ِJunal Ilmiah Dikdaya, vol 1 no.2 ( Juni 2017), h. 66.

(35)

21

Menurut Stewart dan Koch pengasuhan demokratis adalah pengasuhan yang memprioritaskan kepentingan anak dengan tidak adanya ragu-ragu mengendalikan anak. Orang tua ini memiliki sikap rasional, memikirkan terlebih dahulu tindakan untuk anak, bersikap realistis dan tidak berharap lebih yang melampaui kemampuan anak.

Orang tua ini memberikan anak kebebasan untuk memilih dan melakukan suatu tindakan yang menggunakan pendekatan anak bersikap hangat.14

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengasuhan demokratis adalah pengasuhan yang dilakukan orang tua kepada anak untuk memberikan dorongan dan dukungan secara penuh dalam meningkatkan motivasi belajar bertanggung jawab, mandiri dan menghargai orang lain. Dampak yang dihasilkan pengasuhan demokratis ini, memiliki sifat patuh, menghargai orang lain, belajar untuk tanggung jawab, memiliki rasa percaya diri dan mandiri yang ditanamkan sejak dini, memiliki keberanian yang kreatif dan berinisiatif dalam bertindak.

3. Pengasuhan Otoriter

Pengasuhan otoriter adalah perilaku orang tua yang mengontrol dan menuntut tetapi dengan sikap yang hangat, komunikasi dua arah antara orang tua dan anak yang dilakukan secara rasional dan dikontrol dengan positif. Dampak kepada anak memperlihatkan perilaku yang berani, giat, mandiri, dapat mengontrol diri, memiliki hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi masalah dengan mencari solusinya, pantang menyerah, dan aktif.15

14Dian Novita dan MumanِHendraِBudiman,ِ“PengaruhِPolaِPengasuhanِOrangِtuaِdanِProsesِ

Pembelajaran di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah 4- 5ِ Tahun”, Jurnal Pendidikan, vol. 16 no. 2 (September 2016), h. 103.

15KustiahِSunarty,ِ“HubunganِPolaِAsuhِOrangِtuaِdanِKemandirianِAnak,”ِJournal Of EST, vol. 2 no. 3 (Desember 2017), h. 154.

(36)

Baumrind mengungkapkan bahwa pengasuhan otoriter adalah usaha orang tua untuk membentuk, mengontrol dan mengevaluasi perilaku anak tanpa mempertimbangkan perasaan anak. Pengasuhan orang tua yang bersikap otoriter adalah orang tua yang bersikap dengan cara membatasi dan menghukum yang menuntun anak untuk mengikuti perintah orang tua. Pengasuhan otoriter juga menetapkan batasan-batasan yang tegas dan tidak memberi peluang besar kepada anak- anak untuk mengajukan pendapat.16

Pengasuhan otoriter yang dilakukan orang tua cenderung mengarah dengan memaksa, mengatur dan bersifat keras pada anak. Orang tua menuntun anak agar mengikuti semua keamauan dan perintahnya sehingga berdampak pada hukuman atau sanksi yang akan diberikan pada anak. Dampak yang akan ditimbulkan pada pengasuhan otoriter yang dilakukan orang tua terhadap anak mengarah keperkembangan psikologi anak. Anak akan cenderung tidak dapat mengendalikan diri dan emosi jika anak berinteraksi dengan orang lain. Jiwa anak akan terganggu dengan adanya perlakuan orang tua yang bersifat otoriter seperti kurangnya percaya diri, tidak mandiri dan anak tidak kreatif.

Menurut Stewart dan Koch pengasuhan otoriter adalah pengasuhan yang cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti dan disertai dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini tidak mengenal kompromi dan komunikasi biasanya bersifat satu arah sehingga anak yang tidak mau melakukan apa yang

16DwiِK.ِSaputri,ِ“PolaِAsuhِOtoriterِOrangِTuaِdanِAgresivitasِPadaِRemajaِPertengahanِDiِ

SMKِHidayahِSemarang,”ِJurnal Empati, vol. 4 no. 4 (Oktober 2017), h. 321.

(37)

23

dikatakan orang tua tidak segan menghukum anak. Orang tua ini tipe otoriter yang tidak memerlukan umpan balik untuk mengerti keadaan anaknya.17

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengasuhan otoriter adalah pegasuhan yang bersifat keras, memaksakan kehendak anak untuk mematuhi dan mengikuti keinginan orang tua dan adanya tekanan terhadap anak. Dampak yang ditimbulkan dari pengasuhan otoriter kepada anak, anak memiliki sifat pemurung, tidak percaya diri, tidak berani, mudah terpengaruh oleh orang lain, cenderung sendiri dan tidak memiliki semangat yang cerah untuk masa depan dan tujuannya.

3. Komponen Pengasuhan Orang Tua

Menurut Afiif dkk, pengasuhan orang tua yang dilakukan terhadap anak melibatkan akademisi dan pakar dalam bidang psikologi, pendidikan, evaluasi dan pengukuran, serta praktisi dalam bidang pengasuhan anak. Komponen pengasuhan ini mengukur 7 domain pengasuhan yaitu: disiplin, komunikasi, membangun kelekatan, manajemen emosi, menggunakan waktu luang, monitoring dan pemecahan masalah.

a. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan, memberikan pesan yang seimbang antara pengirim pesan, pesan yang disampaikan dan penerima pesan.18 Komunikasi memungkinkan manusia saling menyampaikan dan mengetahui pesan dari orang yang satu dengan orang yang lain.

Keterampilan komunikasi termasuk membincang, mendengar, memberi respon,

17Dian NovitaِdanِMumanِHendraِBudiman,ِ“PengaruhِPolaِPengasuhanِOrangِtuaِdanِProsesِ

Pembelajaran di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah 4- 5ِ Tahun”, Jurnal Pendidikan, vol. 16 no. 2 (September 2016), h. 103.

18Karmanِ Lanani,ِ “Belajarِ Berkomunikasiِ danِ Komunikasiِ Untukِ Belajarِ Dalamِ

PembelajaranِMatematika”,ِInfinity Jurnal Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, vol.

2 no.1 (Februari 2003), h. 16.

(38)

membaca emosi dan mengatasi hambatan komunikasi harus dimiliki setiap orang untuk bisa mengunakan komunikasi sebaik mungkin.19

b. Disiplin

Disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.20 Disiplin tidak dibangun secara instan, dibutuhkan proses yang panjang agar bisa menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam diri seorang anak.

Penanaman kedisiplinan harus dilakukan sejak dini untuk mengarahkan anak agar belajar mengenai hal-hal yang baik untuk menuju kedewasaan di lingkungan masyarakat maupun keluarga. Disiplin sangat berkaitan dengan kecenderungan pengasuhan anak untuk mengaktualisasikan peraturan yang jelas dan konsisten.21 c. Kelekatan Hubungan

Kelekatan merupakan hubungan emosional yang kuat dan dikembangkan untuk anak melalui interaksi dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya.

Menurut Bowlby kelekatan adalah suatu hubungan kasih sayang yang kuat dan mengikat individu dalam hubungan yang intim. Kelekatan merupakan suatu sistem perilaku yang dapat mempengaruhi manusia dalam mengatur tekanan emosional saat

19Rosmini, dkk,ِ “Pedomanِ Penggunaanِ Alatِ Untukِ Mengukurِ Pengasuhan”ِPusat Studi Gender dan Anak UIN Alauddin Makassar (PSGA UIN Alauddin Makassar: Romangpolong, 15 November 2019), h. 3.

20Mawarِ Desiِ Ainun,ِ “Pengaruhِ Perhatianِ Orangِ Tuaِ Terhadapِ Disiplinِ Siswaِ Kelasِ VIIِ

MTsNِ Ngunutِ Ponorogoِ Tahunِ Ajaranِ 2016/2017”,ِSkripsi (Ponorogo: Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN, 2017), h. 4.

21Mawarِ Desiِ Ainun,ِ “Pengaruhِ Perhatianِ Orangِ Tuaِ TerhadapِDisiplin Siswa Kelas VII MTsNِ Ngunutِ Ponorogoِ Tahunِ Ajaranِ 2016/2017”,ِSkripsi (Ponorogo: Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN, 2017), h. 4.

(39)

25

berada di bawah ancaman dan mencari keamanan dengan mencari kedekatan dengan orang lain.22

Hubungan yang terjalin antara anak dan kedua orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak. Kelekatan hubungan yang berkaitan dengan pengasuhan orang tua dan anak secara positif mendiskusikan masalah dalam keluarga, terlibat satu sama lain sehingga melakukan kegiatan bersama, saling membantu dan menunjukkan kasih sayang antar sesama.

d. Pemacahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan suatu proses yang harus dihadapi pada persoalan yang terjadi dan mendesak sehingga perlu dilakukan pemecahan atau mencari solusi dengan berfikir logis. Pemecahan masalah adalah suatu proses berfikir, belajar, mengigat serta menjawab atau merespon dalam bentuk pengambilan keputusan. Pemecahan suatu masalah dapat dilakukan dengan pemahaman yang cukup dalam memecahkan masalah dengan berfikiran yang mutlak dan sinkron.23Pemecahan masalah sangat berkaitan dengan keterampilan pengasuhan anak oleh orang tua dalam memecahkan masalah konflik atau masalah keluarga secara aktif dalam lingkup pendidikan, lingkungan sosial dan masalah pribadi yang di hadapi.

e. Monitoring kegiatan anak

Monitoring anak adalah suatu kegiatan orang tua yang diterapkan untuk penguatan yang tepat dan hukuman serta untuk melindungi anak dari pengaruh negatif dari kelompok sebaya yang menyimpang. Menurut Bornstein monitoring adalah

22NurhayatiِIsti’anahِLarasati,ِ“HubunganِAntaraِKelekatanِAmanِdenganِIbuِdanِRegulasiِ

Emosi Siswa Kelas X SMA Negeriِ3ِSalatiga,”ِJurnal Empati, vol. 7 no. 3 (Agustus 2017), h. 131.

23Rosmini,ِ dkk,ِ “Pedomanِ Penggunaanِ Alatِ Untukِ Mengukurِ Pengasuhan”ِPusat Studi Gender dan Anak UIN Alauddin Makassar (PSGA UIN Alauddin Makassar: Romangpolong, 15 November 2019), h. 4.

(40)

kegiatan yang dikonseptualisasikan oleh orang tua terhadap anak sebagai pelacakan dan pengawasan, serta dioperasikan sebagai pengetahuan kegiatan hari untuk anak.24

Monitoring atau pemantauan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak karena ingin memantau keberadaan dan kegiatan anak sehingga memungkinkan orang tua untuk melakukan pelacakan, hukuman serta untuk melindungi anak dari pengaruh yang negatif dari perkumpulan kelompok sebayanya yang kurang baik. Teknik pengasuhan ini bertujuan untuk membentuk penalaran dan pengetahuan serta mengarahkan anak memiliki perilaku dan etika yang berkesan kepada orang lain.

f. Penggunaan Waktu Luang

Waktu luang tidak terlepas dari pada aktivitas yang bersifat rekreatif ataupun melakukan aktivitas lain yang dapat menambah wawasan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan diri.25

Menurut Afiif, dkk waktu luang yang digunakan berkaitan dengan kemampuan melakukan perencanaan dan menggunakan waktu secara efektif dalam pengasuhan anak.26Berdasarkan pemaparan tersebut bahwa waktu luang harus digunakan sebaik mungkin secara efektif dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan perencanaan dalam melakukan pengasuhan anak seperti memberikan bimbingan, pendidikan dan perawatan sehingga komunikasi anak dengan orang tua terus terjalin.

24Nandangِ Mulyana,ِ “Pengasuhanِ denganِ Metodeِ Menanggapiِ Tindakanِ Anakِ (Teknikِ

Parenting),”ِSocial Work Jurnal, vol. 8 no. 2 (15 November 2019), h. 180.

25DesianaِHidayanti,ِ“AktivitasِWaktuِLuangِ(Leisure)ِAnakِJalananِdiِSekitarِSimpangِLimaِ

Kota Semarang (StudiِAnakِJalananِBinaanِYayasanِSetara),”ِJournal Of Non Formal Education and Community Empowerment, vol. 1 no.2 (Agustus 2012), h. 8.

26Rosmini,ِ dkk,ِ “Pedomanِ Penggunaanِ Alatِ Untukِ Mengukurِ Pengasuhan”ِPusat Studi Gender dan Anak UIN Alauddin Makassar (PSGA UIN Alauddin Makassar: Romangpolong, 15 November 2019), h. 5.

(41)

27

g. Manajemen Emosi

Manajemen Emosi adalah kemampuan menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan tepat sehingga menimbulkan kesadaran diri. Orang yang menguasai kemampuan ini dapat lebih cepat kembali dari kesedihan, kemerosotan dan perasaan yang membuat putus asa dalam menjalin kehidupan.27Menurut Afiif, dkk manajemen emosi, berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengenal dan mengolah emosi atau perasaan diri sendiri untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan anak.28 Berdasarkan pemaparan di atas bahwa manajemen emosi adalah kemampuan yang digunakan untuk mengatur, mengelolah dan mengenal emosi atau perasaan diri sendiri maupun perasaan orang lain agar terjalinnya hubungan yang lebih baik.

4. Faktor Penghambat Pengasuhan Orang Tua

Pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anak terdapat beberapa faktor yang menghambat orang tua dalam menerapkan pengasuhan. Pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak itu berbeda-beda dan pengasuhan anak perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan orang tua terhadap anak sebagao berikut:

a. Pendidikan Orang Tua

Pendidikan orang tua dan pengalaman tentang pendidikan menjadi penghambat terhadap pengasuhan anak karena pengetahuan dan teori orang tua masih sangat rendah

27ShintaِPuspita,ِ“KemampuanِMengeolaِEmosiِsebagaiِDasarِKesehatanِMentalِAnakِUsiaِ

Dini,”ِSELING Jurnal Program Studi PGRA, vol. 5 no. 1 (Januari 2019), h. 87.

28Rosmini, dkk, “Pedomanِ Penggunaanِ Alatِ Untukِ Mengukurِ Pengasuhan”ِPusat Studi Gender dan Anak UIN Alauddin Makassar (PSGA UIN Alauddin Makassar: Romangpolong, 15 November 2019), h. 5.

(42)

sehingga orang tua mengandalkan kebiasaan pengasuhan terdahulu kepada anak.29 Cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan seperti, terlibat aktif dalam setiap kegiatan pendidikan anak, mengamati secara langsung segala sesuatu dengan beriorentasi pada masalah anak, selalu berupaya menyediakan waktu untuk anak dan menilai perkembangan dan pertumbuhan serta adanya kepercayaan anak.

Menurut Sir Godfrey Thomson menunjukkan bahwa pendidikan diartikan sebagai pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanan dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap. Orang tua yang sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak akan lebih terbisa menjalanka peran pola pengasuhan, selain itu orang tua akan lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.30Orang tua yang telah mendapatkan pengetahuan luas untuk mengasuh anak akan mengerti dan mudah memahami kebutuhan anak. Sedangkan pendidikan orang tua yang kurang cenderung pemahamannya terbatas mengenai pemenuhan kebutuhan dan perkembangan anak, sehingga perilaku terhadap anak akan cenderung mendapatkan tekanan bahkan menjadi pengasuhan yang keras.

b. Budaya

Budaya merupakan warisan turun temurun yang diajarkan dari generasi kegenerasi. Orang tua sering kali mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak melalui pengalaman mereka dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

29Rabiatulِ Adawiah,ِ “Polaِ Asuhِ Orangِ Tuaِ danِ Implikasinyaِ terhadapِ Pendidikanِ Anak,”ِ

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, vol. 7 no. 1 (Mei 2017), h. 36.

30Muh.ِSyafei,ِ“PolaِPengasuhanِAnakِPadaِKeluargaِOrangِTuaِTunggalِIbuِ(StudiِKasusِdiِ

DesaِNantiِAgungِKecamatanِTebatِKaraiِKabupatenِKapahiang)”,ِSkripsi (Curup: Fak: Tarbiyah Dan Keguruan IAIN, 2018), h. 26.

Gambar

Tabel   4.1    Jumlah Penduduk Desa Palakka Menurut Jenis Kelamin   Tabel   4. 2   Jumlah Penduduk Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk  Tabel   4.3    Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan  Tabel   4.4     Sarana Pendidikan Di Desa Palakka
Tabel  1.1  Fokus Penelitian
Tabel 4.7 Hasil Penelitian pada Aspek danBentuk Pengasuhan Orang        Tua Tunggal (Single  Parent) pada Anak Usia Dini di Desa Palakka
Tabel 4.8 Hasil Penelitian faktor penghambat pengasuhan Orang Tua  Tunggal (Single Parent) pada anak usia dini di Desa Palakka Kecamatan Maiwa

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan sekitar rumah dan sekolah yang peduli dan memberikan perhatian yang baik terhadap anak dari keluarga single parent dapat membantu perkembangan sosial

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis pada orang tua tunggal (single parent) dengan perilaku agresi siswa.Teknik sampling

Penelitian ini membahas mengenai kesinambungan pengasuhan anak usia dini antara pendidik dan orang tua melalui buku penghubung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

keluarga atau orang tua yang tunggal ( single parent ), prestasinya cukup baik. Karena peran keluarga sangat penting dalam

Keterampilan pengasuhan dalam penelitian ini menekankan pada kemampuan orang tua dalam menjalin interaksi positif dengan anak, mengembangkan komunikasi empati, melakukan

single parent dalam perkembangan kepribadian anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung yaitu: 1) Pola asuh otoriter terjadi pada orang tua

Dampak pengasuhan oleh orang tua yang melakukan pernikahan dini terhadap perkembangan anak Keluarga adalah suatu pranata sosial yang sangat penting fungsinya dalam setiap

HASIL PENELITIAN Dari penelitian fenomenologi pengalaman single parent dalam mengasuh anak usia pra-sekolah di wilayah kecamatan buleleng yaitu; 1 Penyebab dari terjadinya single