BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
B. Analisa Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Peneliti menggunakan hasil uji Shapiro Wilk dikarenakan jumlah sampel yang kecil (n=11). Berikut adalah hasil uji normalitas data sebagai berikut :
Tabel V.4 Hasil Uji Normalitas Data MenggunakanShapiro-Wilk Shapiro-Wilk
Statistik N Sig
Puasa 8 Jam .879 11 .102
Puasa 10 Jam .875 11 .089
Sumber : Hasil Data Penelitian 2019
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas, didapatkan nilai signifikan (sig) untuk puasa 8 jam yaitu 0.102, sedangkan untuk puasa 10 jam yaitu 0.089. Hasil data di atas menunjukkan nilai signifikan pada kedua perlakuan pemeriksaan trigliserida dimana nilai data tersebut lebih dari nilai alpha (α) yaitu 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
2. Pengujian Hipotesa
Pada tahap ini dilakukan analisa data untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah disusun sebelumnya. Berdasarkan tujuan penelitian dan skala data yang digunakan dalam penelitian ini, maka analisa yang digunakan adalah ujiT-Paireddengan bantuan program SPSS 20.0. UjiT- Paired menggunakan p-value 0.05 dikarenakan mengurangi derajat kesalahan dalam penelitian. Jika nilai p-value > 0.05 maka Ho ditolak, dan apabila p-value < 0.05 maka H1 diterima.
Berikut adalah hasil analisis data menggunakanT-Paired:
Tabel V.5 Hasil UjiT-PairedPemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP
Paired Samples Test
Mean Std.
Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
t df Sig.(2-
tailed)
Lower Upper
Pair 1 Puasa 8 Jam -
Puasa 10 Jam -207.00000 66.94177 20.18370 -251.97209 -162.02791 -10.256 10 .000
Sumber : Data Hasil Penelitian 2019
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Puasa 8 Jam & Puasa 10 Jam 11 .944 .000
50
Keterangan :
df (Degree of Freedom) : Derajat kebebasan untuk ujiT-Paireddimana selalu N-1. N adalah jumlah sampel penelitian.
Correlation : Nilai korelasi antara dua variabel (puasa 8 jam dan puasa 10 jam), didapatkan hasil 0.944 yang artinya hubungan dua variabel sangat kuat dan positif.
Sig (Signifikan) : Tingkat signifikan hubungan. Hasil 0.000 artinya signifikan pada level 0.01
Sig (2-tailed) : Nilai probabilitas atau p-value uji T-Paired.
Hasil dari uji data di atas adalah 0.000, dimana hasil tersebut < 0.05. Jadi dapat diambil kesimpulan H1 diterima, artinya ada perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam terhadap hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP pada petugas kebersihan di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
51 A. Pembahasan
Perekonomian yang semakin maju memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positif adalah semakin canggih dan berkembangnya teknologi. Dampak lainnya adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang berkaitan dengan kadar trigliserida. Masyarakat yang mayoritas menyukai makanan berlemak, terlalu sering merokok, dan kurang berolah raga akan memicu meningkatnya kadar trigliserida (Arifnaldi, 2014).
Hipertrigliseridemia adalah kelainan metabolisme lemak darah akibat meningkatnya kadar trigliserida. Hipertrigliseridemia dianggap penyebab penyakit mematikan seperti jantung koroner dan stroke. Kadar trigliserida diketahui untuk memantau risiko terjadinya penyakit akibat gangguan metabolisme lemak, untuk menegakkan diagnosa penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, dan obesitas. Maka dari itu, pemeriksaan trigliserida dimasukkan ke dalam faktor risiko yang perlu diperiksa secara berkala (Sumarni, 2017).
Klasifikasi kadar trigliserida ada tiga, yaitu kadar yang diinginkan : <
200 mg/dL, batas tinggi : 200 mg/dL – 400 mg/dL, dan tinggi : > 400 mg/dL.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida, antara lain faktor genetik, jenis kelamin, usia, asupan makanan, status gizi, aktifitas fisik atau olahraga, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol. Pada bab
52
sebelumnya, responden yang diambil secara acak dari populasi petugas kebersihan di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri termasuk dalam usia produktif karena masih di bawah 65 tahun. Data yang diperoleh menunjukkan hasil yang tinggi pada tujuh responden, hal ini dikarenakan sebagian responden adalah perokok aktif. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh petugas kebersihan disaat istirahat atau bersantai. Secara kesehatan, rokok menimbulkan dampak negatif bagi yang mengkonsumsi ataupun yang menghirup asapnya (Rahayu, 2017). Bahan utama rokok adalah nikotin dan karbonmonoksida yang dapat mengganggu irama jantung dan menyebabkan suplai oksigen ke jantung berkurang. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok dapat meningkatkan lipolisis dan konsentrasi asam lemak bebas yang mempengaruhi profil lipid salah satunya trigliserida. Perokok mempunyai kadar trigliserida lebih tinggi dari pada bukan perokok (Wowor, 2013).
Persiapan pemeriksaan dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus pada keselamatan pasien. Pedoman untuk penafsiran hasil lipid termasuk trigliserida sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler, semua berdasarkan puasa. Puasa sebelum pengambilan sampel bertujuan untuk memastikan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan terakhir sehingga dapat diinterprestasikan dengan benar, hal ini dikarenakan menghindari pengukuran kadar trigliserida dari pengaruh kilomikron setelah makan.
Dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan Puasa 8 Jam dan 10 Jam Terhadap Hasil Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP Pada Petugas
sampel 11 dengan syarat puasa 8 jam dan 11 dengan syarat puasa 10 jam.
Dari data yang diperoleh menunjukkan petugas kebersihan di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri lebih banyak laki-laki dari pada perempuan, dan usia responden berkisar antara 25-55 tahun dapat dilihat pada tabel V.1.
Hasil pemeriksaan trigliserida pada kode sampel TG11 didapatkan perbandingan yang signifikan yaitu pada puasa 8 jam didapatkan hasil 147 mg/dL dan puasa 10 jam didapatkan hasil 92 mg/dL. Hasil puasa 8 jam lebih tinggi dikarenakan pengaruh dari asupan makanan berlemak yang sebelumnya subyek konsumsi. Pada puasa 10 jam subyek mengkonsumsi makanan secara terkontrol. Faktor lain yang menyebabkan perbandingan yang signifikan, dikarenakan pada waktu pengambilan spesimen tidak dalam satu hari, sehingga hasil yang diperoleh tidak hanya karena terpengaruh dari asupan makanan melainkan ada faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut bisa terjadi karena adanya kesalahan dalam pemeriksaan, seperti sampel yang hemolisis, tidak tepat pada waktu pemipetan, alat yang tidak terkalibrasi, kurangnya pemeliharaan alat dan sebagainya. Apabila terjadi hemolisis pada sampel hendaknya dilakukan centrifuge ulang sampai didapatkan serum berwarna kuning jernih. Jika serum yang didapatkan berwarna kuning keruh, artinya mengandung banyak kilomikron yang menyebabkan hasil trigliserida tinggi.
Pada hasil uji T-paired menggunakan program SPSS 20.0, didapatkan hasil nilai sig 0.000 < α = 0.05. Uji T-Paired menggunakan p-value 0.05
54
dikarenakan untuk memperkecil derajat angka kesalahan dalam penelitian yang menyangkut pada tahap-tahap dalam pemeriksaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam terhadap hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO- PAP pada petugas kebersihan di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil puasa 8 jam lebih tinggi dibandingkan hasil puasa 10 jam, hal ini dikarenakan trigliserida terpengaruh oleh kilomikron setelah makan. Kilomikron dalam keadaan normal akan dibersihkan dari sirkulasi darah dalam jangka waktu 6-9 jam setelah makan. Selain itu subyek laki-laki mempunyai kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan peningkatan kadar trigliserida. Hasil penelitian ini sesuai dengan oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martiyus Rahayu pada tahun 2017 menunjukkan data pengerjaan pemeriksaan kadar trigliserida dengan sampel 8 jam memperoleh rata-rata 188.6 mg/dL dan sampel 12 jam dengan rata-rata 175.0 mg/dL. Berdasarkan uji statistik uji-t paired diperoleh nilai p-value 0.000 yang berarti p-value <
0.05 menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan. Pada pemeriksaan trigliserida, semakin lama berpuasa akan mempengaruhi hasil kadar trigliserida.
Dilihat dari hasil penelitian, untuk mendapatkan hasil kadar trigliserida yang akurat, subyek tidak dianjurkan puasa kurang dari 10-12 jam, hal ini bertujuan agar kilomikron tidak berada dalam darah dan tidak diharuskan untuk pemeriksaan ulang mengingat prosedur pemeriksaan trigliserida yang
memperhatikan benar-benar prosedur yang telah ditetapkan. Mulai dari tahap pra analitik, analitik, sampai paska analitik.
B. Keterbatasan Penelitian
Secara umum peneliti memiliki keterbatasan dalam jumlah sampel yang kurang. Keterbatasan dalam jumlah responden ini dapat mempengaruhi validasi penelitian. Pengambilan sampel tidak dilakukan pada hari yang sama.
56 BAB VII PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP pada petugas kebersihan didapatkan hasil rata-rata kadar trigliserida pada puasa 8 jam lebih tinggi (386.3 mg/dL) dibandingkan dengan hasil rata-rata kadar trigliserida pada puasa 10 jam (179.3 mg/dL).
2. Uji statistik dengan menggunakan uji T-Paired menunjukkan ada perbandingan hasil antara syarat puasa 8 jam dan syarat puasa 10 jam terhadap pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP yang ditunjukkan nilai sig 0.000 < α = 0.05.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam terhadap hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP dan telah memperoleh hasil dari penelitian tersebut, maka peneliti menyarankan : 1. Bagi Petugas Laboratorium Klinik
Untuk petugas laboratorium klinik hendaknya mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan trigliserida terutama pada tahap pra analitik persiapan pasien yang diharuskan puasa 12 jam untuk
yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, cara pemipetan yang benar;
jeda waktu pengambilan sampel; alat yang akan dipakai dan lain-lain.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu untuk menambah jumlah sampel dan untuk meneliti lebih lanjut terhadap variabel lain dengan syarat puasa 10 jam dan 12 jam terhadap pemeriksaan trigliserida apakah dapat diterima atau tidak yang artinya dapat digunakan sebagai prosedur tetap atau tidak. Sebaiknya pengambilan spesimen dilakukan dalam satu hari agar hasil yang didapatkan benar- benar akurat dan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan trigliserida.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arianda, Dedy. 2013.Buku Saku Analis Kesehatan Revisi Ketiga.Bekasi : Analis Muslim Publisher
Arifnaldi, Mochamad Syahrizal. 2014. Hubungan Kadar Trigliserida Dengan Kejadian Stroke Iskemik Di RSUD Sukoharjo. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah, Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/28323/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdf tanggal 11 Juni 2018 pukul 19.24 WIB
Damanik, Novelia Irianti. 2013. Gambaran Kadar Trigliserida Pada Remaja Obes Di Kabupaten Minahasa. Manado : Universitas Sam Ratulangi, Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/60236-ID- gambaran-kadar-trigliserida-pada-remaja.pdf tanggal 10 Juli 2018 pukul 06.08 WIB
Graha C. 2010.Questions and Answers Cholesterol.Jakarta : Gramedia Guyton, A.C. 2009.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC
Hardisari, Ratih. 2016. Gambaran Kadar Trigliserida (Metode GPO-PAP) Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA. Yogyakarta : Poltekkes Kemenkes,
Diakses dari
www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/download/73/52/ tanggal 10 Juni 2018 pukul 16.58 WIB
Herperian. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithechelloium Lobatum Benth) Terhadap Kadar Trigliserida Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley yang Diinduksi Aloksan.
Lampung : Universitas Lampung, Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/view/creators/Herperian=3A_=3A=3A.html tanggal 10 Juni 2018 pukul 17.05 WIB
Irama, Auma. 2009. Profil Trigliserida, Kolesterol Darah dan Respon Fisiologis Tikus Wistar yang Diberi Ransum Mengandung Gulai Daging Sapi dan Jeroan. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59602/1/D09air.pd f tanggal 11 Juni 2018 pukul 19.13 WIB
Istianah, Euis Tia. 2016. Perbedaan Kadar Asam Urat Pada Pasien Tidak Puasa Dengan Pasien Puasa 8, 10 dan 12 Jam. Semarang : Universitas
Muhammadiyah, Diakses dari
http://repository.unimus.ac.id/122/1/SKRIPSI.pdf tanggal 11 Juni 2018 pukul 19.28 WIB
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1792/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik
Kurniawan, Liong Boy., Suci Aprianti., Uleng Bahrun., Ruland DN Paksasi.
2013. Hipertrigliseridemia Sangat Berat Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.Makassar : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/
RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, Diakses dari http://researchgate.net/publication/ tanggal 10 Juli 2018 pukul 05. 48 WIB
Kurniawati, Fauziah Khusnul. 2015. Hubungan Konsumsi Lemak dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Drah dan Kadar Low Density Lipoprotein Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah, Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/39755/18/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf tanggal 11 Juni 2018 pukul 19.37 WIB
Kosasih, N.E. 2012. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik Edisi Kedua.Tangerang : Karisma Publising
Maulidina, F.A. 2014. Pengaruh Vitain C Terhadap Kadar trigliserida Lanjut Usia Setelah Pemberian Jus Lidah Buaya. Semarang : Universitas Muhammadiyah, Diakses dari Unimus repository.unimus.ac.id/1150/7/
tanggal 10 Juni 2018 pukul 17.12 WIB
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Rahayu, Martiyus. 2017. Pengaruh Puasa 8 Jam dan 12 Jam Terhadap Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Semarang :
Universitas Muhammadiyah, Diakses dari
http://repository.unimus.ac.id/1539/ tanggal 02 Juli 2018 pukul 19.13 WIB
Rahayu, Purni. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta : Universitas Muhammadiyah, Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/55046/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf tanggal 13 Februari 2019 pukul18.04 WIB
Ramadhani, Azhoranezar. 2014. Perbedaan Kadar Trigliserida Sebelum dan Setelah Pemberian Sari Bengkuang (Pachyrrhizus Erosus) Pada Wanita.
Semarang : Universitas Diponegoro, Volume 3, Nomor 4 Hal. 573-579,
60
Diakses dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc tanggal 11 Juni 2018 pukul 19.44 WIB
Rembang, Ashael A. 2015. Pengaruh Sena Zumba Terhadap Kadar Trigliserida Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado : Universitas Sam Ratulangi, Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/67940-ID-pengaruh-senam- zumba-terhadap-kadar-trig.pdftanggal 25 Juni 2018 pukul 12.13 WIB Santika, Virga Eka. 2013. Hubungan Kadar HbA1c Dengan Kadar Trigliserida
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri. Kediri : Jurnal Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Soediaoetama, Djaeni. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian Rakyat
Soeharto I., 2001. Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak Baik, dan Proses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama
Sudoyono, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Ke 5. Jakarta : Interna Publising
Sumarni, Titi. 2017.Perbandingan Kadar Trigliserida Menggunakan Alat POCT (Point of Care Test) dan Spektrofotometer. Semarang : Universitas Muhammadiyah, Diakses dari http://repository.unimus.ac.id/1147/
tanggal 10 Juli 2018 pukul 06.00 WIB
Syifalia, Lalitya., Abdul Karim Amarullah. 2017. Pemurnian Senyawa Trigliserida Dari Minyak Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) Dengan Proses Continuous Countercurrent Extraction. Surabaya : Institut
Teknologi Sepuluh November, Diakses dari
http://repository.its.ac.id/43355/1/2313100027_2313100171Undergradu ate_Theses.pdf tanggal 25 Juni 2018 pukul 12.38 WIB
Tahir, Iqmal. 2008. Arti Penting Kalibrasi Pada Proses Pengukuran Analitik : Aplikasi Pada Penggunaan pH Meter Dan Spektrofotometer Uv-Vis.
Diakses dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&c d=8&cad=r=0CEMQFjAH&url=http%3A%2F%2Fiqmal.staff.ugm.ac.i d%2Fwp-content%2Fiqmal-2008-kalibrasi.pdf&ei=8yiHVffdD4bauQT9- Etanggal 13 Februari 2019 pukul 21.01 WIB
Tjiphanata, Mellisa Giovani. 2017. Peran Kolesterol Total dan Trigliserida Dalam Terjadinya Akne Vulgris. Surabaya : Universitas Katolik Widya
Mandala, Diakses dari
http://repository.wima.ac.id/13325/3/ABSTRAK.pdf tanggal 25 Juni 2018 pukul 12.48 WIB
Uga, Mirani A. 2015. Pengaruh Latihan Bebas Terhadap Kadar Trigliserida Lansia Di Panti Wredha Lembean. Manado : Universitas Sam Ratulangi, Diakses dari http://media.neliti.com/media/publications.pdf tanggal 25 Juni pukul 12.07 WIB
Wowor, Fandry Johnkun. 2013. Perbandingan Kadar Trigliserida Darah Pada Pria Perokok Dan Bukan Perokok.Manado : Universitas Sam Ratulangi,
Volume 1 Nomor 2, Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/64635-ID-perbandingan- kadar-trigliserida-darah-pa.pdf tanggal 22 Februari 2019 pukul 20.24 WIB
Yulissa, Fitria. 2013. Pengaruh Pemberian Daging Buah Durian (Durio Zibethinus L) Terhadap Kadar Profil Lipid Darah Sukarelawan Sehat.
Medan : Universitas Sumatera Utara, Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41069/Cover.pdf
;jsessionid=325AE9551B08CA5E990507E963A8B280?sequence=7 tanggal 10 Juli 2018 pukul 06.15 WIB
62
Lampiran 1
ETIKA PENELITIAN
Penelitian kesehatan pada umumnya dan penelitian kesehatan masyarakat pada khususnya menggunakan manusia sebagai objek yang diteliti, hal ini mengartikan bahwa ada hubungan timbal balik antara peneliti dengan manusia sebagai objek penelitian (Notoatmodjo, 2012). Kewajiban peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Persetujuan (Inform Concent)
Bagi subyek yang memenuhi kriteria diberikan lembar pertanyaan penelitian untuk bersedia menjadi responden disertai penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian dan manfaatnya. Apabila subyek menolak maka peneliti tidak boleh memaksakan hak-hak subyek.
2. Tanpa nama (Anominity)
Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden tetapi mencantumkan kode untuk menjaga kerahasiaan subyek.
3. Rahasia (Confidentialy)
Kerahasiaan informasi yang berasal dari responden dijamin oleh
peneliti, data hanya untuk kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan
dengan penelitian ini.
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
64
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Lampiran 4
SURAT IJIN PENELITIAN
66
Lampiran 5
KIT INSERT PROSEDUR TRIGLISERIDA MENURUT REAGEN
“DIASYS”
68
Lampiran 6
INSTRUKSI KERJA FOTOMETER SINNOWA BS 3000M
Lampiran 7
HASIL PENELITIAN PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
70
Lampiran 8
SPSS EXPLORE
DATA DISTRIBUSI NORMAL
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Puasa 8 Jam 11 100.0% 0 .0% 11 100.0%
Puasa 10 Jam 11 100.0% 0 .0% 11 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Puasa 8 Jam .258 11 .172 .879 11 .102
Puasa 10 Jam .214 11 .040 .875 11 .089
a. Lilliefors Significance Correction
Interpretasi Hasil :
Nilai signifikan (sig) untuk puasa 8 jam adalah 0.102 dan nilai signifikan
untuk puasa 10 jam adalah 0.089. Hasil menunjukkan bahwa nilai signifikan
pada kedua perlakuan pemeriksan trigliserida lebih dari nilai alpha (α) yaitu
0.05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Lampiran 9
SPSS T-PAIRED TEST
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Puasa 8 Jam 386.2727 11 114.01061 34.37549
Puasa 10 Jam 179.2727 11 52.24766 15.75326
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Puasa 8 Jam & Puasa 10 Jam 11 .944 .000 Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2- tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper Pair 1 Puasa 8 Jam -
Puasa 10 Jam -207.00000 66.94177 20.18370 -251.97209 -162.02791 -10.256 10 .000
Interpretasi Hasil :
Nilai signifikan 0.000 < 0.05 artinya ada perbandingan puasa 8 jam dan 10
jam terhadap hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP pada petugas
kebersihan.
72
Lampiran 10
UJI STATISTIK SPSS
Statistics
Puasa 8 Jam Puasa 10 Jam
N Valid 11 11
Missing 0 0
Mean 386.2727 179.2727
Median 429.0000 202.0000
Mode 147.00a 92.00a
Std. Deviation 114.01061 52.24766
Variance 12998.418 2729.818
Skewness -1.161 -.744
Std. Error of Skewness .661 .661
Kurtosis .654 -1.045
Std. Error of Kurtosis 1.279 1.279
Range 368.00 146.00
Minimum 147.00 92.00
Maximum 515.00 238.00
Sum 4249.00 1972.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Interpretasi Hasil :
Ada perbandingan antara pemeriksaan trigliserida pada petugas kebersihan
dengan syarat puasa 8 jam lebih tinggi dibandingkan dengan syarat puasa 10
jam yang dapat dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum,
dan nilai minimum.
Lampiran 11
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
74
Lampiran 12
DOKUMENTASI PENELITIAN