• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PUASA 8 JAM DAN 10 JAM TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA METODE GPO-PAP PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

N/A
N/A
be ta

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN PUASA 8 JAM DAN 10 JAM TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA METODE GPO-PAP PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah yaitu “Adakah perbandingan hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP dengan persiapan puasa 8 jam dan 10 jam pada petugas kebersihan di Balai Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri? Sains?".

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Trigliserida

Kadar trigliserida yang tinggi dapat membahayakan kesehatan karena beberapa lipoprotein yang memiliki kandungan trigliserida tinggi juga mengandung kolesterol. Kondisi ini menyebabkan penyempitan dinding arteri (aterosklerosis) pada orang yang memiliki kadar trigliserida tinggi. Sama halnya dengan kelebihan kolesterol, kelebihan kadar trigliserida dalam darah dapat menimbulkan berbagai masalah.

Kadar trigliserida yang tinggi juga berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya (Graha, 2010). Meski kadar trigliserida yang tinggi memiliki risiko tersendiri, namun risiko tersebut meningkat bila dibarengi dengan rendahnya kadar kolesterol HDL.

Gambar II.1 Struktur Kimia Trigliserida (Syifalia dan Abdul, 2017) Menurut Herperian (2014), lemak yang terdapat dalam trigliserida pada tubuh manusia adalah :
Gambar II.1 Struktur Kimia Trigliserida (Syifalia dan Abdul, 2017) Menurut Herperian (2014), lemak yang terdapat dalam trigliserida pada tubuh manusia adalah :

Pemeriksaan Trigliserida

Pemeriksaan ini merupakan gold standard, namun memiliki beberapa kelemahan yaitu harga yang mahal, waktu pemeriksaan yang relatif lama dan pengambilan sampel darah vena yang invasif. Prinsip kerja spektrofotometer adalah mengukur intensitas cahaya berdasarkan transmisi atau serapan cahaya masa lalu pada panjang gelombang tertentu. Proses kalibrasi yang rutin dan akurat mempunyai peran penting dalam memastikan hasil analisis tetap terjaga akurasinya, termasuk dalam hal ini.

Tingkat pemeliharaan yang rendah juga dapat menyebabkan peralatan lebih cepat rusak, sehingga berdampak buruk pada hasil pengujian laboratorium. Pemipetan manual tidak menggunakan alat otomatis, sehingga pemipetan dari satu tabung ke tabung lain dengan volume tertentu belum tentu mempunyai volume yang sama, meskipun menggunakan mikropipet yang terstandar, sehingga hal ini mempengaruhi perolehan hasil penelitian. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2010), terdapat beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari kemungkinan kesalahan dalam pemeriksaan trigliserida. Penguji harus memperhatikan langkah selanjutnya.

Posisi pengambilan sampel juga harus diperhatikan, volume darah orang dewasa saat berdiri berkurang 600 ml dibandingkan posisi terlentang. Hal ini disebabkan volume plasma yang relatif berkurang selama kondisi tersebut akibat peningkatan protein plasma, sehingga posisi pengambilan darah yang terbaik adalah duduk, kecuali pada kasus penyakit serius. Serum dipisahkan dari bekuan darah dan trigliserida diperiksa setelah prosedur. e) Mengirim sampel, sampel yang siap diperiksa ke bagian inspeksi sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diperlukan.

Sampel yang disimpan pada suhu 20-25°C dapat stabil selama 2 hari, dan jika disimpan pada suhu 2-8°C dapat stabil selama 5-7 hari a) Peralatan, penggunaan peralatan harus diperhatikan. Penentuan kadar trigliserida didasarkan pada reaksi dengan gliserol, sehingga keberadaan gliserol endogen dapat menyebabkan hasil uji enzimatik trigliserida terlalu tinggi (falsely high). Asam askorbat melebihi 30 mg/dL dapat menyebabkan gangguan pada reaksi oksidasi atau reduksi yang digunakan dalam sejumlah reaksi penentuan kadar trigliserida.

Definisi Puasa

Kebanyakan orang lebih menyukai makanan yang cenderung mengandung lebih banyak lemak, sehingga akan meningkatkan kadar trigliserida darah. Beberapa makanan yang dapat meningkatkan kadar trigliserida antara lain makanan berlemak, junk food, fast food, daging olahan (sosis), susu, mentega, roti, dan oatmeal. Pada jalur endogen terjadi sintesis trigliserida dari asam lemak oleh hati, disertai dengan sekresi partikel VLDL yang mengandung apolipoprotein.

Peneliti memilih penelitian trigliserida karena penelitian ini mempengaruhi fase pra analitis yaitu persiapan pasien, dimana pasien harus berpuasa sebelum dilakukan tes. Ada tiga metode untuk memeriksa trigliserida, yaitu secara elektrokimia menggunakan instrumen POCT, spektrofotometer dan GPO-PAP enzimatik. Peneliti memilih menggunakan metode enzimatik GPO-PAP karena metode ini digunakan sebagai standar penelitian di laboratorium klinik dan memiliki tingkat kesalahan yang lebih rendah.

Pada fase pra-analisis, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum penelitian, antara lain persiapan pasien, pengumpulan sampel, penerimaan sampel, penanganan sampel, pengiriman sampel, dan penyimpanan sampel. Persiapan pasien mengharuskan pasien berpuasa selama 8-10 jam sebelum pemeriksaan dan hanya minum air putih. Pemeriksaan trigliserida dilakukan dengan dua prosedur berbeda pada fase pra-analitis, yaitu dengan mempersiapkan pasien untuk puasa 8 jam dan 10 jam.

Setelah penelitian, hasilnya dianalisis dan dibandingkan dengan pengaruh durasi puasa sebelum penelitian. Ho: Tidak ada perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam berdasarkan hasil uji trigliserida dengan metode GPO-PAP pada petugas kebersihan. H1 : Terdapat perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam berdasarkan hasil uji trigliserida metode GPO-PAP pada petugas kebersihan.

Gambar III.1 Kerangka Konsep Perbandingan Puasa 8 jam dan 10 Jam Terhadap Hasil Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP
Gambar III.1 Kerangka Konsep Perbandingan Puasa 8 jam dan 10 Jam Terhadap Hasil Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP

Desain Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Instrumen Penelitian dan Pemeriksaan

Data hasil penelitian trigliserida diuji normalitas datanya menggunakan Shapiro Wilk, dan untuk mengetahui perbandingan hasil penelitian trigliserida dengan kondisi puasa 8 jam dan 10 jam dianalisis menggunakan uji T berpasangan. Alat yang digunakan untuk pengambilan darah vena adalah spuit steril, tourniquet, swab alkohol 70% dan plester.

Prosedur Pengumpulan Data

Jika jarum sudah masuk ke dalam vena maka akan terlihat darah masuk ke dalam spuit, hal ini disebut flash. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali lipat dari jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan. Tekan enter yes untuk standar, lalu tekan tombol push dan tunggu sampai muncul OD, tekan enter. . j) Masukkan sampel, tekan tombol tekan dan tunggu hingga OD terbaca. k) Masukkan air suling ke dalam mangkuk dorong lalu tekan tombol cuci setelah analisis selesai. l) Tekan tombol ESC untuk kembali ke menu program.

Setelah dilakukan pemeriksaan, untuk mengetahui kadar trigliserida perlu dilakukan perhitungan serapan sampel dan standar serapan yang tertera pada monitor fotometer.

Tabel IV. 2 Prosedur  Kerja  Pemeriksaan  trigliserida Metode GPO-PAP
Tabel IV. 2 Prosedur Kerja Pemeriksaan trigliserida Metode GPO-PAP

Analisis Data dan Pengolahan

  • Kerangka Kerja

Hasil Gambar V.2 di atas menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan trigliserida pada petugas kebersihan dengan syarat puasa 8 jam lebih tinggi dibandingkan dengan syarat puasa 10 jam. Deskripsi Hasil Pemeriksaan Trigliserida Dengan Puasa 8 Jam Dan 10 Jam Pada Petugas Kebersihan Lembaga Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri Tabel V.3 Data Statistik Hasil Pemeriksaan Trigliserida Dengan Metode GPO-PAP. Dengan demikian dapat disimpulkan H1 diterima yang berarti terdapat perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam dengan hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP pada petugas kebersihan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. .

Mayoritas masyarakat menyukai makanan berlemak, terlalu sering merokok dan kurang berolahraga akan menyebabkan peningkatan kadar trigliserida (Arifnaldi, 2014). Puasa sebelum pengambilan sampel bertujuan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh makanan terakhir yang dimakan, sehingga dapat diinterpretasikan dengan benar, hal ini karena menghindari pengukuran kadar trigliserida dari pengaruh kilomikron setelah makan. Dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan Puasa 8 Jam dan 10 Jam Terhadap Hasil Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP Pada Petugas.

Hasil tersebut menunjukkan Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam dengan hasil pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP pada petugas kebersihan Lembaga Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata. untuk digunakan, Kediri. Dilihat dari hasil penelitian, untuk mendapatkan hasil kadar trigliserida yang akurat, subjek tidak dianjurkan berpuasa kurang dari 10-12 jam, hal ini bertujuan agar kilomikron tidak ada dalam darah dan tidak diperlukan pemeriksaan ulang jika pemeriksaan trigliserida. prosedur diperhitungkan tidak. Hasil pemeriksaan trigliserida dengan metode GPO-PAP pada petugas kebersihan menunjukkan rata-rata kadar trigliserida pada puasa 8 jam lebih tinggi (386,3 mg/dL) dibandingkan rata-rata kadar trigliserida pada puasa 10 jam (179,3 mg). ) /dL).

Manado: Universitas Sam Ratulangi, Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/60236-ID-gambar-kadar-trigliserida-pada-Teen.pdf pada tanggal 10 Juli 2018 pukul 06.08 WIB. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Jengkol (Pithechelloium Lobatum Benth) terhadap Kadar Trigliserida pada Tikus Putih Jantan Sprague Dawley yang Diinduksi Aloksan. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 berarti terdapat perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam pada hasil skrining trigliserida menggunakan metode GPO-PAP pada petugas kebersihan.

Gambar  IV.1 Kerangka  Kerja  Perbandingan Puasa  8  jam  dan  10  jam  Terhadap Hasil  Pemeriksaan  Trigliserida Metode  GPO-PAP Pada  Petugas Kebersihan
Gambar IV.1 Kerangka Kerja Perbandingan Puasa 8 jam dan 10 jam Terhadap Hasil Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP Pada Petugas Kebersihan

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Analisa Data

Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas, nilai signifikansi (sig) yang diperoleh untuk puasa 8 jam adalah 0,102, sedangkan untuk puasa 10 jam adalah 0,089. Hasil data diatas menunjukkan nilai signifikansi pada kedua perlakuan penelitian trigliserida dimana nilai data tersebut lebih tinggi dari nilai alpha (α) yaitu sebesar 0,05. Kadar trigliserida diketahui dapat memantau risiko penyakit akibat gangguan metabolisme lipid, serta mendiagnosis penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, tekanan darah tinggi, dan obesitas.

Oleh karena itu pemeriksaan trigliserida termasuk salah satu faktor risiko yang harus dikontrol secara berkala (Sumarni, 2017). Hasil uji trigliserida pada kode sampel TG11 menunjukkan perbandingan yang signifikan yaitu hasil puasa 8 jam sebesar 147 mg/dL dan hasil puasa 10 jam sebesar 92 mg/dL. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martiyus Rahayu pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa data penelitian kadar trigliserida dengan sampel 8 jam mencapai rata-rata 188,6 mg/dl dan sampel 12 jam dengan rata-rata 188,6 mg/dl. rata-rata 175,0 mg/dL.

Uji statistik dengan menggunakan uji T-paired menunjukkan terdapat perbandingan hasil antara syarat puasa 8 jam dengan syarat puasa 10 jam pada pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP yang ditunjukkan dengan nilai sig sebesar 0,000 < α = 0,05 . Setelah meneliti perbandingan puasa 8 jam dan 10 jam terhadap hasil pemeriksaan trigliserida dengan metode GPO-PAP dan memperoleh hasil penelitian tersebut, maka peneliti menyarankan : 1. Petugas laboratorium klinik harus mematuhi Standar Operasional Prosedur ( SOP) untuk pemeriksaan trigliserida terutama pada tahap persiapan pra analitis pasien yang diwajibkan berpuasa selama 12 jam selama.

Perlu dilakukan penambahan jumlah sampel dan diteliti lebih lanjut variabel lain dengan syarat puasa 10 jam dan 12 jam untuk pemeriksaan trigliserida apakah dapat diterima atau tidak, artinya dapat dijadikan prosedur permanen atau tidak. Sebaiknya pengambilan sampel dilakukan dalam waktu sehari agar hasil yang diperoleh benar-benar akurat dan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan trigliserida. Terdapat perbandingan antara pemeriksaan trigliserida petugas kebersihan dengan syarat puasa 8 jam lebih tinggi dibandingkan dengan syarat puasa 10 jam yang dilihat dari nilai mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

Tabel V.5 Hasil Uji T-Paired Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP
Tabel V.5 Hasil Uji T-Paired Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP

PEMBAHASAN

Keterbatasan Penelitian

PENUTUP

Saran

Lampung: Universitas Lampung, diakses dari http://digilib.unila.ac.id/view/creators/Herperian=3A_=3A=3A.html pada 10 Juni 2018 pukul 17:05 WIB. Hubungan konsumsi lemak dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah dan kadar low-density lipoprotein pada pasien penyakit jantung koroner di poliklinik rawat jalan RSUD Dr. Manado: Universitas Sam Ratulangi, diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/67940-ID-Influence-senam-zumba-terhadap-kadar-trig.pdf pada tanggal 25 Juni 2018 pukul 12:13 WIB Santika, Virgo Eka.

Manado: Universitas Sam Ratulangi, diakses dari http://media.neliti.com/media/publications.pdf pada tanggal 25 Juni pukul 12.07 WIB. Medan: Universitas Sumatera Utara, diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle Cover.pdf. Penelitian kesehatan pada umumnya dan penelitian kesehatan masyarakat pada khususnya menggunakan masyarakat sebagai objek penelitian, hal ini berarti terdapat hubungan timbal balik antara peneliti dengan masyarakat sebagai objek penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Gambar

Gambar II.1 Struktur Kimia Trigliserida (Syifalia dan Abdul, 2017) Menurut Herperian (2014), lemak yang terdapat dalam trigliserida pada tubuh manusia adalah :
Gambar III.1 Kerangka Konsep Perbandingan Puasa 8 jam dan 10 Jam Terhadap Hasil Pemeriksaan Trigliserida Metode GPO-PAP
Tabel IV.1 Definisi  Operasional  Perbandingan Puasa  8  Jam  dan  10  Jam Terhadap  Hasil  Pemeriksaan  Trigliserida Metode GPO-PAP Pada Petugas Kebersihan
Tabel IV. 2 Prosedur  Kerja  Pemeriksaan  trigliserida Metode GPO-PAP
+7

Referensi

Dokumen terkait

2 Pada penelitian ini variable dependen adalah indikator titrasi iodimetri 3.5 Definisi Operasional Variabel Tabel 3 1 Definisi Operasional Variabel 3.6 Metode Penelitian 3.6.1