• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang

BAB III ANALISIS PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT SUBUH

A. Analisis cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang

34

35

yang muncul dilangit sebelah timur pada malam hari yaitu pada waktu subuh, cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo (bintang merah) adalah dengan melihat bintang Bombo tersebut di langit sebelah timur pada saat malam hari. Kemudian yang diutamakan adalah Bintang Bombo tersebut bisa dilihat atau disaksikan oleh pangamat di bumi pada saat subuh, dan tidak ditutupi oleh awan tebal, karena jika Bintang Bombo (bintang merah) ditutupi oleh awan tebal otomatis Bintang Bombo tidak bisa terlihat dan tidak bisa digunakan sebagai penentu waktu subuh, seperti yang dikatakan oleh H. Munawir bahwa sebagai penghalang dalam melihat Bintang Bombo (bintang merah) adalah ketika munculnya awan tebal yang menyelimuti langit di sebelah timur, sehingga dalam penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo tidak bisa ditentukan. Penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo juga melihat fenomena alam yang lain seperti kokoknya ayam jantang, karena menurut keyakinan ketika munculnya Bintang Bombo dan kokonya ayam jantang yang saling bersaut waktu subuh sudah akan mulai, hal ini seperti yang dikatakan oleh Bapak Lasi, bahwa waktu subuh pasti akan segera mulai ketika sudah muncul Bintang Bombo dan berkokoknya ayam jantang yang saling bersaut. Bintang Bombo adalah bintang yang dijadikan sebagai instrument atau penanda awal waktu subuh, cahaya Bintang Bombo hanya bisa dilihat sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, cahaya Bintang Bombo adalah cahaya di peringkat kedua dimalam hari setelah cahaya bulan, hingga bintang ini dapat diketahui oleh pengamat di bumi.

Cahaya fajar pada saat subuh di Desa Wora tidak bisa dibedakan mana cahaya fajar kazib dan mana cahaya fajar shadiq karena memang suasana Desa Wora dikelilingi oleh pegunungan tinggih, sampai tidak bisa diketahui mulai awal masuk subuh kecuali subuh benar-benar sudah bisa dibedakan disebabkan cahaya matahari yang sedikit demi sedikit menyinari dunia, sehingga secara empirisnya mulainya awal waktu subuh di desa wora tidak bisa dibedakan dengan melihat cahaya fajar karena cahaya fajar yang minim atau kurang bercahaya, dengan begitu masyarakat wora menggunakan Bintang Bombo (bintang merah) sebagai petunjuk dalam mengetahui awal masuknya waktu subuh, sebab mereka percaya ketika munculnya Bintang Bombo

36

(bintang merah) waktu subuh sudah dekat dan mereka mempersiapakan diri untuk melaksanakan salat subuh.

Lebih jelasnya terkait dengan cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo yang digunakan oleh masyarakat pada saat munculnya cahaya fajar dapat dilihat juga dari ketinggian Bintang Bombo pada saat subuh karena memang ketinggian bintang tersebut juga sesuatu yang dijadikan patokan dalam penanda waktu salat subuh, semakin tinggi bintang tersebut akan semakin mendekati waktu subuh.

sebab secara realitasnya, terbitnya fajar itu akan berpengaruh pada suatu tempat, apalagi tempat itu berada pada pertengahan pegunungan yang dataranya tinggi. Sebab secara geografis, Desa Wora termasuk Desa yang berada pada pertengahan gunung-gunung yang tinggih, ketinggian tempat akan mempengaruhi kecerhan tempat karena sinar matahari pada dataran tinggi akan lebih lama gelapnya dari pada dataran rendah. Berdasarkan kondisi alam di Desa Wora waktu subuh masih terlihat gelap sekali, karena di Desa Wora merupakan Desa yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi yang memungkinkan bintang ini dijadikan sebagai penanda atau penentu awal awal waktu subuh.

Berdasarkan penjelasan di atas dengan menganalisi cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo dari segi kriteria cahaya fajar dapat diketahui bahwa Bintang Bombo hanya bisa digunakan pada beberapa waktu yaitu mengikuti apa yang dijelaskan oleh beberapa pelaku prakte penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo dan itu tidak dilakuka setiap hari pada praktek penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo , karena melihat fenomena Bintang Bombo yang berpindah-pindah tempat atau ketinggiannya setiap hari.

Sedangkan cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo dengan menggunakan kriteria ketinggian matahari pada saat subuh, dalam hal ini penulis menggunakan ketetapan kemenag RI yang menetapkan ketinggian matahari berada pada ketinggian -20˚ di bawah ufuk dan berakhirnya waktu subuh berada pada ketinggian matahari - 50’ di bawah ufuk, kriteria ketinggian matahari pada waktu subuh yang sesuai dengan awal waktu subuh adalah Fajar astronomi (astronomical twilight), fajar ini juga disebut akhir malam yaitu masuknya waktu subuh yang secara astronominya ketinggian matahari

37

berada pada ketinggian -18˚ di bawah ufuk, akan tetapi berdasarkan ketetapan ormas NU di tambah 2˚ yaitu untuk mengantisipasi kesalahan atas ketentuan awal waktu subuh, hal ini oleh Ormas NU disebut ikhiar atau kesungguhan dalam menentukan waktu subuh.

Berdasarkan analisis kriteria ketinggian matahari pada saat subuh -20˚ di bawah ufuk dengan ketentuan cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo dari segi ketepatanya hanya bisa digunakan pada beberapa waktu, karena berdasarkan observasi peneliti ketinggian Bintang Bombo pada waktu subuh mempunyai ketinggian yang berbeda-beda, walaupun dengan melihat Suasana alam, akan tetapi ketika Bintang Bombo tidak terlihat akan tidak bisa digunakan sebagai penentu waktu subuh dengan fenomena Bintang Bombo . Ketentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo tidak mengetahui akan ketinggian matahari seperti ketinggian matahari -18˚

atau -20˚ seperti ketepatan yang ditentukan secara astronomi maupun dari berbagai ormas seperti NU dan kemenag RI dan lain-lain, karena memang hanya berpatokan pada fenomena Bintang Bombo , seperti kemunculan Bintang Bombo tersebut pada saat subuh dan berkokoknya ayam jantang yang saling bersaut pada saat subuh. akan tetapi berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa pada saat ketinggian matahari -20˚ di bawah ufuk Bintang Bombo sudah naik di atas ufuk pada ketinggian yang sangat cukup jauh dan memiliki ketinggian yang berbeda-beda dan bahkan bintang ini akan muncul di langit sebelah barat setelah matahari terbit, yang berarti Bintang Bombo tidak akan terlihat oleh pengamat di langit sebelah timur pada saat subuh dikarenakan Kalah dengan cahaya matahari dan akan mengakibatkan ketidak berlakunya Bintang Bombo sebagai penentu waktu subuh karena waktu subuh lebih awal muncul dari pada munculnya Bintang Bombo, sehingga cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo yang digunakan oleh masyarakat wora tidak berlaku pada saat tidak terlihatnya Bintang Bombo. Ketinggian matahari pada saat subuh dengan fenomena Bintang Bombo yang dijadikan sebagai penentu waktu subuh.

Jadi secara kriteria ketinggian matahari pada waktu subuh dengan cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo yang digunakan oleh masyarakat wora itu hanya bisa digunakan pada

38

waktu tertentu, karena seperti kriteria yang dijelaskan oleh pelaku, dalam menjelaskan cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo, sebagaimana penjelasan hasil analisi penulis dari berbagai penjelasan pelaku praktek penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo adalah sebagai berikut.

1. Disaksikan pada malam hari di langit sebelah timur 2. Melihat ketinggian Bintang Bombo

3. Melihat perubahan suasan alam (seperti kecerahan langit)

Dari hasil analisis penulis di atas dapat diketahui bahwa cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo adalah sesuatu yang mudah dilakukan, karena caranya cukup muda di aplikasikan dalam sehari-hari.

Sehingga dapat diketahui bahwa cara penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo bukan hanya sebagai penentu waktu subuh akan tetapi juga sebagai penentu salat malam juga, karena salat subuh tidak dimulai pada waktu 03:06 (hasil observasi bintang Bombo) akan tetapi waktu subuh dimulai pada pukul 04:54 WITA waktu salat subuh di kecamatan wera pada tanggal 09 maret 2022. Oleh karena itu bintang Bombo hanya bisa digunakan pada waktu-waktu tertentu, sebaliknya Bintang Bombo hanya bisa digunakan pada beberapa waktu sebagai penentu waktu subuh, karena memang Bintang Bombo ini muncul pada saat subuh.

B. Tinjaun Fiqh dan Astronomi Terhadap Penentuan Waktu Subuh dengan Melihat Bintang Bombo.

1. Tinjuan Fiqh Terhadap Penentuan Waktu Subuh Dengan Melihat Bintang Bombo

Secara fiqh waktu subuh dimulai ketika terbitnya fajar shadiq dan berakhir ketika terbitnya matahari, fajar shadiq adalah fajar terlihat cahaya menjulang tinggi yang menyebar sedikit demi sedikit cahayanya itu akan terang menyinari dunia, cahaya yang kedua muncul di langit timur itu oleh para ahli fiqh sebagai patokan dalam penentuan waktu subuh. Sedangkan penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo (bintang merah) adalah hasil budaya yang sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat wora, istilah bintang yang disebut sebagai Bintang Bombo (bintang

39

merah) adalah bintang yang tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri seperti matahari adalah bintang yang memancarkan cahayanya sendiri. Bintang Bombo (bintang merah) adalah bintang yang tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri tetapi cahaya Bintang Bombo (bintang merah) adalah hasil pantulan dari cahaya matahari. Untuk lebih jelasnya terkait dengan sebutan bintang dapat dilihat dari pendapatnya Maurice Bucaile bahwa istilah bintang (planet) dalam bahasa Al-Qur’an disebut “kaukab” jamaknya

kawakib”, sebagaimana Allah berfirman adalah sebagai berikut.

ِبِكا َوَكْلاِ ِةَنْي ِزِب اَيْنُّدلا َءۤاَمَّسلا اَّنَّي َز اَّنِا

Artinya: “sesungguhnya kami telah menghiasi langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan Bintang-Bintang”.39

Ayat di atas menjelaskan bahwa allah telah menghiasi langit dekat dengan hiasan bintang-bintang, istilah bintang-bintang dalam ayat ini bermakna bintang yang muncul di langit malam hari yaitu terlihat titik-titik terang yang berbentuk seperti benda-benda atau alat-alat tertentu. Salah satunya adalah Bintang Bombo (bintang merah) yang muncul di langit sebelah timur pada waktu sepertiga malam hari atau pada waktu subuh, Planet tersebut beredar menurut ketetapan yang sudah ditentukan sehingga mengorbit dari timur ke barat sampai ketimur lagi, sehingga setiap tahun pada bulan tententu manusia akan menyaksikan Bintang Bombo (bintang merah) yang terlihat di langit pada saat malam hari, yaitu kadang terbitnya di sepertiga malam dan atau pada saat subuh. Berdasarkan kepercayaan masyarakat terhadap fenomena Bintang Bombo (bintang merah) yang muncul pada saat subuh memungkina bintang ini dapat perhatian dari sudut fiqhnya, baik itu dari segi kriteria cahaya fajar mauapun dari segi ketinggian matahari pada saat subuh.

Menurut Susikna Azhari cahaya fajar adalah cahaya kemerahan di langit timur, sebelum matahari terbit, dan berakhir

39Departemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahan”, Q.S AS-SAFFAT (37):6, VC Darus Sunnah, (Jakarta Timur: 2022), hlm. 447

40

ketika matahari terbit.40 Secara fiqh cahaya fajar itu dibagi menjadi dua yaitu cahaya fajar yang diharamkan untuk melaksanakan salat dan cahaya fajar yang diperbolehkan untuk melaksanakan salat.

cahaya fajar tersebut di istilahkan dengan fajar kazib yaitu cahaya fajar yang membentang di langit sebelah timur seperti ekor serigala, kemudia langit menjadi gelap kembali beberapa menit. Sedangkan cahaya fajar yang kedua disebut fajar shadiq yaitu cahaya fajar setelah langit kembali terang, yaitu cahaya yang membentang dan menyebar di langit sebelah timur sampai terbitnya matahari. Awal waktu salat subuh dimulai ketika terbitnya fajar shadiq dan berakhir ketika matahari terbit. Hal ini dapat kita temukan dalam firman Allah SWT sebagaimana ayat berikut:

اَذِا ِحۡبُّصلا َو َسَّفَنَت

Artinya:“Dan demi subuh apabilah fajar telah menyingsir”

(QS at-takwir ayat 18)41

Ayat di atas menjelaskan bahwa waktu subuh apabila fajar telah menyingsir, maksud dari kata fajar telah menyingsir pada ayat di atas ialah munculnya fajar shadiq dan berakhirnya waktu subuh ketika sudah terbitnya matahari.

Berdasarkan analisis penulis terkait cahaya fajar dengan munculnya Bintang Bombo itu tidak selalu pada posisi yang sama pada waktu subuh, ada perbedaan beberapa menit dan bahkan sampai beberapa jam jaraknya dengan terbitnya fajar shadiq. Hal ini peneliti menggunakan aplikasi planetarium stellarium yang digunakan untuk mengetahui peredaran pada waktu terbitnya cahaya fajar, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap harinya Bintang Bombo memiliki ketinggian yang berbeda pada saat terbitnya fajar shadiq.

Sedangkan Berdasarkan ketinggian matahari42 pada saat subuh dengan ketinggian Bintang Bombo (bintang merah) pada

40Unggul Suriyo Ardi, “Problematikan Antara Fiqh Dan Astronomi”, Al-Afaq, Vol 2, Nomor 2 Desember 2020, hlm.90

41Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahan, QS. At-takwir (81): 18.

CV Darus Sunnah,(Jakarta timur: 2002), hlm.587

41

waktu subuh memiliki jarak yang berbeda jauh dan bahkan jaraknya beberapa jam dari waktu peredaran matahari untuk mencapai jarak yang ditempuh oleh Bintang Bombo ¸ jaraknya tersebut memiliki jarak yang berbeda-beda seperti hasil penelitian yang menunjukkan sampai satu jama empat pulu delepan menit jaraknya dengan jarak yang ditempuh oleh matahari, ketinggian matahari pada saat subuh menurut Sa’addoedin Djambek, Abdur Rachim, Noor Ahmad SS, dan Muhyiddin Khazin bahwa waktu subuh dimulai ketika matahari -20˚ di bawah ufuk.43

Sehingga penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo dalam tinjauan fiqh hanya bisa digunakan pada beberapa waktu atau bulan-bulan tertentu, Karena memang secara fiqh waktu subuh dimulai ketika terbitnya fajar shadiq, sejalan dengan itu semua ulama fiqh sepakat bahwa waktu subuh dimulai ketika terbitnya fajar shadiq dan berakhir ketika terbitnya matahari, hal ini berdasarkan hasil dari ijtihadnya para ulama fiqh, yang bersumber dari al-qur’an dan al-hadist sebagai patokan dalam memahami waktu salat subuh.44 Jadi secara tinjauan fiqh jelas bahwa penentuan waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo tidak sesuai dengan waktu subuh yang ditentukan secara fiqh, melihat dari fenomena dari fenomena ketinggian dan posisi bintang Bimbo pada saat terbitnya fajar shadiq.

2. Tinjauan Astronomi Terhadap Penentuan Waktu Subuh Dengan Melihat Bintang Bombo.

Secara astronomi awal waktu subuh dimulai ketika munculnya cahaya fajar pada ketinggian h=-20˚ atau jarak zenit matahari sebesar z=110˚. Sedangkan berakhirnya waktu subuh ketika matahari berada pada posisi 50’ di bawah ufuk (harga pada

42ketinggian matahari merupakan jarak busur sepanjang lingkaran vertikal dihitung dari ufuk sampai matahari berada, ketinggian matahari disimbolkan dengan ho sebagai singkatan dari hight of sun.

43Ahmad Fauzan Najmi,“Studi Analisis Jadwal Waktu Salat Abadi Di Lampung”, (Skripsi: FS Dan Hukum UIN Walisongo, Semarang 2019),hlm.32

44Ahmad Fadholi, “Ilmu Falak Dasar”, (El-wafat,2017), hlm. 142

42

kisaran untuk setiap harinya berbeda-beda).45 Secara astronomi fajar itu terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu sebagai berikut:

a. Fajar astronomi (astronomical twilight), disebut juga sebagai akhir malam, pada fajar ini matahari sudah berada pada ketinggian 18˚ di bawah ufuk sehingga hamburan cahaya bintang mulai redup.

b. Fajar nautika (nautical twilight), ialah ketika matahari berada pada ketinggian 12˚ di bawah ufuk. ditandai dengan mulai terlihatnya garis batas di ufuk timur secara jelas.

c. Fajar sipil (civil twilight), yaitu ketika ketinggian matahari 6˚ di bawah ufuk ialah semakin terlihatnya benda-benda di sekitar karena matahari semakin mendekat dengan ufuk.

Dari ketiga macam kriteria fajar di atas dapat dibedakan dengan ketinggian matahari yang semakin lama akan semakin terang sampai terlihatnya benda-benda di sekitar oleh cahaya matahari. akan tetapi waktu subuh yang sesuai dengan kondisi masuknya awal waktu salat subuh adalah fajar astronomi (astronomical twilight), yaitu saat matahari pada ketinggian -18˚ di bawah ufuk.46 Sedangkan awal waktu subuh dengan melihat Bintang Bombo secara astronominya dimulai ketika Bintang Bombo tersebut sudah naik di atas ufuk dengan ketinggian yang berbeda-beda untuk setiap harinya. Dengan ketinggian yang berbeda-beda bintang ini tetap dijadikan sebagai penentu waktu subuh, dan bintang ini dapat diketahui oleh pengamat yang ada di bumi, karena bintan ini mempunyai kecerahan yang lebih besar dari pada kecerahan bintang-bintang yang lain. oleh karena itu bintang ini digunakan sebagai penentu waktu subuh atau penanda masuknya waktu subuh.

Untuk lebih jelasnya terkait dengan analisis secara astronomi terkait dengan Bintang Bombo sebagai penentu waktu subuh dapat dilihat dari hasil penelitian, perlu dilihat istilah Bintang Bombo terlebih dahulu dalam istilah astronominya, bahwa Bintang Bombo

45Ahmad Fauzan Najmi,“Studi Analisis Jadwal Waktu Salat Abadi Di Lampung”, (Skripsi: FS Dan Hukum UIN Walisongo, Semarang 2019),hlm.32

46Abu Sabda,”Ilmu Falak Rumusan Syar’i Dan Astronomi”, (Persis Pers, 2020), hlm.77

43

yang di istilahkan oleh masyarakat wora adalah adalah planet venus sebagaimana hasil pengamatan peneliti dengan menggunakan aplikasi star tracket, hal ini dapat di lihat sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar 2.2. Bintang Bombo (Planet venus)

Pada gambar di atas jelas bahwa yang dimaksud dengan Bintang Bombo adalah planet venus, yang dijadikan oleh masyarakat Wora sebagai petunjuk dalam penentu awal waktu salat subuh. Venus (Bintang Bombo) tersebut adalah planet yang muncul di langit sebelah timur pada malam hari sebelum terbitnya fajar shadiq, dan akan hilang ketika terbitnya matahari, karena Kalah dengan cahaya matahari, demikian venus (Bintang Bombo) dijadikan sebagai petunjuk dalam penentuan waktu salat subuh.

Fenomena planet venus merupakan planet yang muncul di langit timur pada saat subuh, sehingga dinamakan juga bintang fajar.47 Pergerakan bumi mengelilingi matahari membuat planet

47Moh.Arif Amrulloh, “Penentuan Awal Waktu Sholat Shubuh Menurut Departemen Agama dan Aliran Salafi”, (FS UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, 2010 ), hlm. 24

44

venus muncul pada saat subuh yang disebut sebagai bintang fajar dan mempunyai kecerahan yang maksimal lebih besar dengan bintang-bintang yang lain, kemudian akan hilang ketika matahari terbit. Adapun ciri-ciri planet venus (bintang Bombo) adalah sebagai berikut.

a. Planet venus suhunya sangat panas.

b. Cahaya planet venus adalah pantulan dari cahaya matahari.

c. Orbit planet venus membutuhkan 243 hari di bumi

d. Venus berotasi ke arah yang berlawanan dan berotasi pada porosnya.48

Berdasarkan ciri khas yang demikian, venus dapat dijumpai dari kurun waktu yang cukup lama, hal ini dapat dilihat dari catatan tertua di Mesopotamia, tepatnya pada tabel tanah liat Ammisaduqa dari masa Babilonia, berangkat pada tahun 1581, saat itu venus dikenal sebagai dewi Ishtar dalam mitologi babilonia, sedangkan bagi bangsa sumaria venus merupakan dewi inanna, bangsa mesir memelopori dua nama yang berbeda dalam mempersonifikasi venus, yaitu tiomoutiri (bintang fajar), dan Ouaiti (bintang senja), hal ini diikuti oleh bangsa yunani dan romawi, bagi yunani phosphorus (bintang fajar) dan Hesperus (bintang senja). Sementara bagi bangsa romawi, venus merupakan luciver (bintang fajar) danvesper (bintang senja).49

Sepanjang bulan maret dan april yang bertepatan pada bulan ramadhan tahun 1443 H, venus alias Bintang Bombo muncul setiap hari pada saat subuh. Umat muslim yang ingin makan sahur di DesaWora akan menyaksikan venus yang bersinar terang, dengan demikian mereka juga akan melaksanakan salat subuh. Cahaya venus akan tampak putih dengan magnitude -4.23 menurut aplikasi astronomi stellarium, magnitude mengatakan, kecerlangan benda langit semakin kecil nialainya akan semakin terang cahayanya50

48Mochammad Erewin Maulana, “Modul Tata Surya” dalam https://staffnew.uny.ac.id , di akses pada tangga 11 juni 2022, pukul 23.10.

49Moh.Arif Amrulloh, “Penentuan Awal Waktu Sholat Shubuh Menurut Departemen Agama dan Aliran Salafi”, hlm. 7.

50Ibid

45

Planet venus adalah benda langit yang terang setelah matahari dan bulan, orbit venus mendekati lingkaran dengan eksentrisitasnya 0,007. Periode revolusinya 225 hari. Jarak venus dengan matahari 0,72 SA 108 juta kilometer, diameter venus sekitar 0,91 kali diameter bumi, karena jaraknya yang cukup dekat dengan bumi, maka venus dapat dilihat dengan jelas oleh pengamat di bumi.51

Munculnya (terbitnya) venus (Bintang Bombo) di garis horizon berdasarkan hasil observasi pada bulan maret oleh peneliti jaraknya sangat jauh dengan masuknya awal waktu salat subuh yaitu pada pukul 03:06 WITA, Sebagaimana hasil pengamatan dengan menggunakan aplikasih stellarium di bawah ini:

Gambar 2.3.Terbitnya Planet Venus

Dari hasil pengamatan tersebut di atas jelas bahwa kemunculan planet venus (Bintang Bombo) dengan masuknya awal waktu salat subuh itu jaraknya sangat jauh, dalam artian matahari masih jauh di bawah ufuk. Karena pada jam 03:06 itu masih gelap

51Ibid, hlm. 21

46

gulita atau di sebut spertiga malam tepatnya untuk melaksanakan salat tahajjut dan makan sahur. Tetapi berdasarkan kondisi pegunungan tinggi yang ada di Desa Wora, maka venus akan muncul dan terlihat oleh pengamat di bumi tepatnya di Desa Wora pada pukul 03:37 WITA, dengan ketinggian matahari di bawah ufuk -39˚ 13’ 45.2”. Sebagaimana hasil pengamatan pada gambar di bawah ini.

Gambar2.4. Planet venus (Bintang Bombo)

Berdasarkan hasil pengamatan di atas bahwa pada pukul 03:37 WITA, dengan ketinggian venus (Bintang Bombo) berada pada ketinggian +07˚ 13’ 41.4”. Planet venus (Bintang Bombo) akan mulai terlihat oleh pengamat yang ada di DesaWora, hal ini disebabkan karena di Desa Wora merupakan Desa yang di kelilingi oleh pegunungan tinggi, sehingga memungkinkan Bintang Bombo akan terlihat lambat dari pada Desa-Desa yang lain yang dataranya rendah. Ketinggian gunung-gunung yang ada di DesaWora mencapai ketinggian tertinggi (highest altitude) 257 m AMSL,dan ketinggian terendah (lowest altitude) 187 m AMSL.

Dokumen terkait