• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis data

1. Gambaran umum MAN I Dompu

Madrasah Aliyah Negeri kandai II yang sekarang sudah menjadi MAN 1 DOMPU awalnya bernama Madrasah Aliyah Arahman (MAA) di bawah yayasan Ar-Rahman yang berdiri pada tahun 1977. Perkembangan sekolah ini cukup membuat pemerintah melirik dan akhirnya sekolah ini menjadi sekolah negri semuanya karna perjuangan dalam hal terus memperbaiki mutu pendidikan di sekolah tersebut, dengan harapan yang sangat besar untuk beralih dari status suasta ke negri H. Djamaluddin, sebagai kepala MMA pertama terus berusaha untuk tetap eksis guna mempertahankan mutu pendidikan yang baik. Dari adanya negosisasi dengan masyarakat setempat serta tokoh agama di kabupateb dompu akhirnya status MAA berubah menjadi MAN. Dan sekarang sudah menjadi MAN I Dompu, dari perubahan tersebut MAN I Dompu terus mempertahankan eksistensinya agar menjadi sekolah yang memilki mutu yang tinggu guna untuk mencetak generasi indonesia yang islami dan cerdas dalam bidang sains.

a. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah

1) Berakhlak mulia, unggul dan berprestasi indkator visi dan misi (1) meningkatnya perilaku sumber daya manusia yang islam, (2)

89

terwujudnya lingkungan madrasah yang islami, (3) terwujudnya penguasaan bahasa arab dan bahasa inggris. (4) terlaksananya prosws belajar mengajar dalam bahasa arab dan inggris (5)terwujudnya rencana induk pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, (6) terimplementasinya penguasaan teknologi dan komunikasih. (7) meningkatnya prestasi akademik dan non akademik (8) meningkatnya pengembangan kurikulum (9) terwujudnya pelaksanaan menejemen berbasis madrasah dan peningkatan mutu kelembagaan

b. Tujuan

Menciptakan civitas akademika yang berakhlak mulia, unggul dan berprestasi. Tujuan madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah mengkatkan kecedasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

MAN 1 DOMPU merupakan salah satu sekolah menengah di dompu yang berada di provinsi nusa tenggara barat (NTB). Sekolah ini banyak menyiapkan fasilitas untuk menunjang kemajuan pembelajaran untuk siswa – siswinya. Seperti ekstrakuliler (ekskul) organisasi siswa, komunitas belajar, olahraga, serta perpustakaan yang lengkap dengan adanya fasilitas ini siswa dapat dengan nyaman dalam belajar.

2. Pengumpulan dan penyajian data a) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data-data yang di perlukan untuk kemudian dianaliss menggunakan rumus-rumus tertentu agar dapat mengetahu pengaruh dari gaya belajar terhadap hasil belajar siswa, adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah angket gaya belajar dan soal pilihan ganda dan metode dokumentasi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar yang dimiliki siswa terhadap hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X ipa 3, dan siswa kelas X ipa 2 disekolah MAN I Dompu, yang menjadi kelas kontrol adalah siswa kelas X ipa 2, dan kelas eksperimen adalah kelas X ipa 3. Penelitian ini menggunakan banyak instrumen penelitian seperti anggket gaya belajar, soal yang terdiri dari pilihan ganda, dan praktikum sederhana, instrumen ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar jika di imbangi pengetahuan gaya belajar siswa dan model yang di gunakan oleh guru.

a. Metode angket gaya belajar

Kegiatan peneliti ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa pada hasil belajar siswa khususnya materi suhu dan

kalor, untuk mengetahui gaya belajar peneliti menggunakan angket gaya belajar dimana dalam angket tersebut terdapat tiga kategori pertama visual, kedua auditorial, dan yang ketiga kinestetik. Angket tersebut dibagikan kepada siswa yang menjadi obyek penelitian pada tanggal 09 april 2020 jam 8:00 WITA.

Setelah melakukan tes kemampuan siswa mengguankan soal peneliti mengolah data untuk mengetahui adanya pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. metode tes ini dilakuan untuk mengetahui kemampuan siswa serta hasil belajar siswa, dalam metode tes ini peneliti memberikan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). tes digunakan berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 20 item, tentang suhu dan kalor, untuk test awal (pretest) dilakukan pada tanggal 13 april 2020. sedangkan untuk tes akhir (posttest) dilaksanakan pada tanggal 30 april 2020.

b. Dokumentasi

dilakukan di MAN I DOMPU tahun pelajaran 2019/2020 selama satu minggu untuk memperoleh data sekunder dan mengetahui keadaan siswa dan sekolah selama penelitian dilakukan.

3. Penyajian Data

penyajian data dilakukan sebagai bukti bahwa kita sudah melakukan penelitian terhadap sekolah yang kita tuju, serta untuk mengetahui berhasil

atau tidaknya kita dalam melakukan penelitian. Dalam data yang disajikan terdapat 2 variabel yaitu variabel (x) merupakan kelas eksperimen dan variabel (y) merupakan kelas kontrol88

a) penyajian data angket gaya belajar

pengumpulan data dilakukan oleh peneliti menggunakan angket gaya belajar. Dalam angket tersebut terdiri dari 26 pernyataan yang akan diisi oleh siswa jika pernyataan tersebut sesuai dengan kedaan gaya belajar yang mereka miliki, dalam mengisi gaya belajar sangat mudah yaitu mencontreng saja jika menurut siswa itu sesuai. Dalam angket terdapat lima kolom kategori dimana kolom pertama sangat setuju (SS) diberi nilai 5, kedua setuju (S) diberi nilai 4, ketiga ragu- ragu (RR), keempat tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan yang terakhir sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. Adapun data-data angket yang di peroleh dan di sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel : 4.1

gaya belajar yang dominan pada siswa

No Gaya belajar siswa Jumlah siswa Presentase %

1 Visual 19 50%

2 Auditorial 13 34%

3 Kinestetik 6 16%

Jml VAK 39 100%

88 “ugiyo o, metode penelitian pendidikan , a du g:alfa eta, 9 , edisi ke-tiga, hlm . 438

Berdasarkan tabel gaya belajar diatas dapat diketahui, bahwa tipe gaya belajar yang dominan pada siswa yang menjadi kelas eksperimen dan kontrol adalah gaya belajar visual yang, yang kedua auditorial, dan yang ketiga adalah kinestetik. Hasil diatas didapatkan dari hasil skor setiap jawaban siswa sehingga kita bisa mengetahui persen dari setiap gaya belajar si swa, dimana untuk gaya belajat Visual adalah 50%, untuk gaya belajar Auditorial adalah 34%, dan untuk gaya belajar kinestetik adalah 16%.

berdasarkan hasil di atas maka gaya belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dikategorikan dalam bentuk tabel.

a) kelas eksperimen

Hasil presentasi gaya belajar kelas eksperimen dapat di sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel: 4.2 kelas eksperimen No Gaya belajar Jumlah

siswa

Presentase

1 Visual 9 45%

2 Auditorial 9 45%

3 Kinestetik 2 10%

jml VAK 20 100%

Berdasarkan hasil gaya belajar siswa eksperimen dapat juga disajikan dalam bentuk grafik.

grafik: 4.1 kelas eksperimen

Berdasarkan hasil pengisian angket gaya belajar oleh siswa kelas X ipa3 yang menjadi kelas eksperimen menunjukan bahwa dari 20 siswa tersebut yang memilki gaya belajar visual ada 9 orang, kemudian auditorial ada 9 orang, dan 2 orang memilki gaya belajar kinestetik.

b) kelas kontrol

presentase gaya belajar yang dimili kelas kontrol dapat di sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel: 4.3 kelas kontrol No Gaya belajar Jumlah

siswa

Presentase

1 Visual 10 56%

2 Auditorial 4 22%

0 5 10 15

20 9

45%

9

45% 2

10%

20 100%

jml siswa

jml siswa

3 kinestetik 4 22%

Jml VAK 18 100%

selain dapat dilihat dari bentuk tabel presentasi gaya belajar kelas kontrol dapat di sajikan dalam bentuk grafik.

grafik : 4.2 grafik kelas kontrol

Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa sangat banyak siswa yang memiliki gaya belajar visual dibandikan dengan gaya belaja auditorial dan kinestetik.

4. Penyajian Data Tes

penyajian data tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam serta untuk melihat hasil belajar siswa, dalam tes ini ada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dan data statistiknya dapat disajikan dalam bentuk tabel.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

10 56%

4 22%

4 22%

18 100%

jumlah siswa

jumlah siswa

a. Data statistik hasil pree-test

Data hasil statistic pree test di gunakan untuk mentahui kemampuan awal dari siswa yang akan di teliti baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah dilakukan tes awal maka bisa dihasilkan data statistiknya dan disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini.

Tabel: 4.4

Data statistik kelas eksperimen dan kelas kontrol No Statistik Kelas eksperimen Kelas kontrol

1 Banyak data 20 18

2 Mean 44 42

3 Standar deviasi 8,188 6,183

4 Varians 67,039 38,235

5 Minimal 35 25

6 Maxsimal 65 50

7 Skor ideal terendah 0 0

8 Skor ideal tertinggi 100 100

Pada tabel diatas kita dapat mengertahui hasil pree-test data statistic untuk kelas eksperimen dan kontrol, untuk kelas eksperimen banyak data yang digunakan adalah 20 siswa, dan kelas kontrol sebanyak 18 siswa. Meannya untuk kelas eksperimen sebesar 44, kelas kontrol 42. Standar deviasi untuk kelas eksperimen yaitu 8,188, kelas kontrol 6,183. Data variansnya untuk kelas eksperimen 67, 039, kelas kontrol 38,235. Data minimalnya untuk kelas eksperimen sebesar 35, kelas

kontrol 25. Dan untuk data maksimal kelas eksperimen 65 dan kelas kontrol 50.

Untuk skor ideal terendah sama-sama 0, dan untuk skor idealtertinggisama-sama100.

b. Data statistik post test

Data hasil akhir bertujuan untuk menegtahui pengetahuan akhir atau hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan mengetahui gaya belajar dan pembelajarn inkuiri terbimbing. Selah dilakukan tes akhir maka data yang di dapatkan dijasikan dalam bentuk table. Seperti yang ada dibawah ini.

Tabel: 4.5

Data statistik kelas eksperimen dan kelas kontrol No Statistik Kelas eksperimen Kelas kontrol

1 Banyak data 20 18

2 Mean 69 51

3 Standar deviasi 8,472 6,424

4 Varians 71,776 38,970

5 Minimal 55 40

6 Maxsimal 80 65

7 Skor ideal terendah 0 0

8 Skor ideal tertinggi 100 100

Pada tabel diatas kita dapat mengetahui nilai statistik deskriptif, dengan kelas eksperimen sebanyak 20 siswa dan kelas kontrol sebanyak 18 siswa. Dengan mean kelas eksperimen sebesar 69, di kelas kontrol 51.

kemudian untuk nilai standar deviasi di kelas eksperimen yaitu 8,472 dan kelas kontrol 6,424, nilai variansnya di kelas eksperimen sebesar 71,776 dan

kelas kontrol 38,970, nilai minimal kelas eksperimen yaitu 55, kelas kontrol 40. kemudian nilai maksimalnya di kelas eksperimen yaitu 100 dan kelas kontrol 61. Skor ideal di kelas eksperimen 0 begitu juga dengan kelas kontrol, untuk skor ideal tertinggi kelas ekperimen yaitu 100 dan kelas kontrol juga 100.

1) kelas eksperimen

Data kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk tabel.

a) Data pree tes

Data pree test Bertujuan untuk menegetahui kategori dan frekuensi awal yang di peroleh setiap siswa, setelah dilakuakn tes di dapatkan data seperti nilai yang sangat rendah samapi sangat tinggi, data tersebut disajikan dalam benruk tabel dan grafik. Seperti tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel : 4.6 Kelas eksperimen

No Nilai Kategori Frekuensi

1 0-19 Sangat rendah 0

2 20-39 Rendah 0

3 40-59 Sedang 18

4 60-79 Tinggi 2

5 80-100 Sangat tinggi 0

Jumlah 20

Berdasarkan data diatas dapat disajikan dalam bentuk table

grafik: 4.3 kelas eksperimen

b. Data post test

Data post test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakuakan penelitian, apakah hasil belajarnya meningkat atau menurun, data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik se[erti dibawah ini.

Tabel : 4.7 Kelas eksperimen

No Nilai Kategori Frekuensi

1 0-19 Sangat rendah 0

2 20-39 Rendah 0

3 40-59 Sedang 3

4 60-79 Tinggi 13

5 80-100 Sangat tinggi 4

Jumlah 20

0 5 10 15 20

sangat rendah

rendahsedang tinggi sangat tinggi 0-19 20-39 40-59 60-79 80-100

frekuensi

frekuensi

grafik: 4.4 kelas eksperimen

Dari diagram diatas dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai sangat rendah tidak ada, sama dengan nilai rendah, sedangkan nilai sedang sebanyak 3 siswa, dan yang mendapatkan nilai tinggi sebanyak 13 siswa. dan yang mendapatkan nilai paling tinggi adalah 4 siswa.

2) Kelas kontrol

Data gabungan pada tabel hasil belajar siswa dapat juga di sajikan dengan tabel untuk kelas kontrol.

a. Data pree test

Data pree test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas kontrol, datanya dapat di sajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

0 10 20

sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi

0-19 20-39 40-59 60-7980-100

frekuensi

frekuensi

Tabel: 4.8 kategori kelas kontrol

No Nilai kategori Frekuensi

1 0-19 Sangat rendah 0

2 20-39 Rendah 2

3 40-59 Sedang 16

4 60-79 Tinggi 0

5 80-100 Sangat tinggi 0

Jumlah 18

Grafik: 4.5 Kelas eksperimen b. Data post test

Data post test digunakan sebagai alat pembanding untuk kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelas kontrol yang

0 5 10 15 20

sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi 0-19 20-39 40-59 60-79 80-100

frekuensi

frekuensi

tidak diberikan perlakuan. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Tabel: 4.9 kategori kelas kontrol

No Nilai Kategori Frekuensi

1 0-19 Sangat rendah 0

2 20-39 Rendah 0

3 40-59 Sedang 16

4 60-79 Tinggi 2

5 80-100 Sangat tinggi 0

Jumlah 18

Hasil belajar siswa kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk grafik.

Grafik: 4.6 kelas kontrol

Dari hasil diagram di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas kontrol mendapatkan nilai sangat rendah dan rendah tidak ada, sedangkan yang mendapatkan nilai sedang sebanyak 16 orang, dan mendapatkan nilai tinggi 2 orang dan yang mendapatkan nilai sanagt tinggi tidak ada.

5. Analisi Deskriptif

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen, sunbyek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA3 dan XIPA2, MAN I Dompu dengan jumlah siswa 38 orang, dengan kelas X IPA3 sebagai kelas eksperimen, dan kelas X IPA2 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data mengynakan instrumen angket gaya belajar dan tes hasil belajar siswa, untuk melihat gaya belajar siswa, peneliti membagikan

0 5 10 15

sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi 0-19 20-39 40-59 60-79 80-100

frekuensi

frekuensi

angket gaya belajar. Dalam angket tersebut terdapat 26 pernyataan yang sesuai dengan pembagian ciri-ciri dari setiap gaya belajar, seperti gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

Pada tanggal 9 april 2020 peneliti masuk ke dalam kelas X IPA3 untuk pertama kalinya, siswa menyambut peneliti dengan baik menjawab salam dengan serentak, setelah melakukan proses perkenalan peneliti langsung menjelaskan tujuannya, yaitu untuk mengetahui gaya belajar siswa dengan cara memberikan angket, lalu peneliti menjelaskan secara singkat cara untuk mengisi angket tersebut, setalah pengumpulan data selesai di kelas X IPA3, peneliti diarahkan oleh guru untuk menuju kelas X IPA2 yang menjaddi kelas kontrol, sama seperti yang dilakukan oleh peneliti di kelas sebelumnya, memperkenalkan diri, lalu menyampaikan maksud dan tujuan setelah itu peneliti menjelaskan cara untuk mengisi data sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki. Hari berikutnya peneliti kembali mendartangi kedua kelas yang sudah sebulumnya saya datangi dengan tujuan memberikan soal prre tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pengisian soal-soal tersebut saya mengawasi dan mengamati mereka, banyak dari mereka yang terlihat bingung dalam mengerjakan sooal test. Setelah hari kedua peneliti mendapatkan data gaya belajar untuk hari kedua peneliti masuk ke kelas X IPA3 untuk melakukan pengajaran yang sesuai dengan model yang digunakan yaitu inkuiri terbimbing, dalam pembelajar pertama peneliti memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai, kemudian yang kedua peneliti menjelaskan indicator dari pembelajaran, yang ketiga peneliti peneliti mencoba memberika pertanyaan tentang apa itu suhu, lalu beberapa dari siswa menjawabnya ada yang tepat da nada yang tidak tepat setelah itu penelti mencoba menjelaskan pengertian suhu, mengenali sifat- sifat termometrik zat, menentukan suhu pada skala Celsius, skala rearmur, skala Fahrenheit dan kelvin, selanjutnya peneliti memberikan penjelasan tentang perbedaan anatar suhu dan kalo. Setelah semua teori dan penjelasan tentang suhu di berikan kepada siswa. Peneliti mengarahkan kepada siswa untuk membuat kelompok sebanyak 5 siswa setiap kelompok untuk melakukan percobaan agar mereka dapat mengetahui perpindahan kalor, peneliti membagikan LKS 01 sambil menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Saat siswa melakukan percobaan meneliti keaktifan mereka, kerjasama, tanggung jawab, serta keahati-hatian dalam melakukan percobaan. Dapat di sadari oleh peneliti sendiri waktu pembelajaranpun berakhir semua siswa sudah selsai melakukan percoban, tapi karena waktu tidak cukup maka presentasi hasil percobaannya dilakukan pada pertemuan selanjutnya.

Setelah hari kedua peneliti kembali ke kelas X IPA3 untuk melanjutkan pembelajarn kemarin dan masuk pada materi baru dan percobaan baru.

Sama seperti pertemuan pertama sebelum memulai pemenlajaran guru memmberikan kesempatan kepada siswa untuk berdoa, setelah itu peneliti

kembali bertanya kepada siswa apakah hasil percobaan kemarin sudah siap di presentasikan berdasarkan perwakilan kelompok, dengan serentak siswa menjawab siap. Setelah selesai mempresentasikan hasil percobaan kemarin peneliti kembali mengarahkan siswa untuk memperhatikan materi selanjutnya yaitu tentang kalor. Peneliti menanyakan peristiwa kalor itu seperti apa dan siswa memberikan hipotesis awal tentang peristiwa kalor, kemudian peneliti kembali menjelaskan kalor itu apa dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari apa, agar mereka bisa mengambil kesimpulan atas setiap hipotesis yang mereka jawab. Setelah semua teori dijelaskan peneliti kembali menyarankan siswa untuk duduk disetiap kelompok yang sudah dibuat kemarin, untuk melakukan percobaan yang kedua dalam materi suhu dan kalor yaitu mennentukan suhu campuran dari dua zat.

Sebelum dilakukan percobaan minggu ini, minggu kemarin peneliti menyarankan kepada siswa untuk membawa air dingin dan air panas dan alat-alat yang lain dibutuhkan. Jalanya percobaan ini sama seperti percoban kemarin. Yaitu siswa yang memilki gaya belajar kinestetik lebih aktif dalam melakukan percobaaan begitu juga dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan auditorial, setelah pembelajaran selesai peneliti menutup pembelajarn dan langsung meminta sedikit waktu kepada siswa untuk mengisi tes soal agar peneliti dapat mengetahui hasil belajar siswa, dan merekapun kembali duduk ditempatnya masing-masing untuk mengisi instrument tes. Untuk kelas kontrol peneliti langsung

memberikan soal tes selesai dari kelas IPA3 dan merekapun memberikan peneliti waktu untuk melakukan penelitian.

6. Hasil Analisi Data

a. Data perbandingan gaya belajar

Data ini untuk melihat pengaruh model pembelajaran terhadap setiap hasil belajar pada gaya belajar siswa di sajikan dalm bentuk table dan grafik.

1) Data perbandingan kelas eksperimen untuk pree-test Table: 4.10

Data perbandingan gaya belajar

NO GAYA BELAJAR NILAI

1 VISUAL 45

2 AUDITORIAL 43,889

3 KINESTETIK 42,5

Data diatas dapat disajikan secara grafik. Seperti dibawah ini:

Grafik: 4.7

Data perbandingan gaya belajar

40 42 44 46

VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK 45

43.889

42.5

NILAI

NILAI

Dari data yang disajikan diatas kita dapat mengetahui bahwa sebelum diberikan perlakuan seperti pembelajaran inkuiri tebimbing terlihat hasil belajar siswa lebih tinggi pada gaya belajar visual karena pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah yang dimana siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru.

2) Data perbandingan kelas eksperimen untuk post-test

Data ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada setiap gaya belajar siswa dengan metode inkuiri terbimbing dan disajikan dalam bentuk table dan grafik seperti dibawah ini.

Table: 4.11

Data perbandingan gaya belajar

NO GAYA BELAJAR NILAI

1 VISUAL 67,778

2 AUDITORIAL 70,556

3 KINESTETIK 70

data diatas dapat disajikan secara grafik. Seperti dibawah ini

Grafik: 4.8

Data perbandingan gaya belajar

Berdasarkan data diatas kita dapat melihat bahwa hasil belajar siswa yang lebih tinggi terdapat pada siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, kedua kinestetik, dan ketiga visual.

3) Data perbandingan pencapaian hasil belajar

penyajian data pengaruh gaya belajar visual auditorial, dan kinestetik pada model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa dapat disajikan dengan tabel

66 67 68 69 70 71

VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK

NILAI

NILAI

Tabel: 4.12

gaya belajar terhadap pencapaian hasil belajar di kelas X ipa2 dan X ipa3

No Kelas Gaya bejar jumlah Ketuntasan kkm (65)

Presentasi ketuntasan

(kkm) tuntas Tidak

tuntas

tuntas Tidak tuntas

1 X ipa3 Visual 9 9 0 45% 0%

Auditorial 9 9 0 45% 0%

Kinestetik 2 2 0 10% 0%

Jumlah 20 20 0 100% 0%

2 X ipa2 Visual 10 3 6 17% 33%

Auditorial 4 2 2 11% 11%

Kinestetik 4 2 3 11% 17%

Jumlah 18 7 11 39% 61%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa adanya pengaruh gaya belajar dan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari setiap presentasi hasil belajar, dimana pada kelas eksperimen terdapat 100% tuntas dengan gaya belajar yang berbeda dan pembelajaran dilakukan sesuai dengan gaya belajar yang siswa miliki.

Sedangkan pada kelas kontrol hanya 39% yang tuntas dan 61% tidak tuntas hal ini disebabkan tidak diberlakukannya pembelajarn yang sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki, salah satu cara kita melihat adanya pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa yaitu banyaknya siswa yang memilki gaya

belajar visual yang nilainya tuntas, begitupun gaya belajar auditorial dan kinestetik.

Berdasarkan hasil diatas dapat disajikan dengan grafik.

grafik: 4.9

Hubungan gaya belajar VAK siswa dengan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

grafik: 4.10

82

80

76

70 72 74 76 78 80 82 84 86 88

58

78 76 72

0 20 40 60 80 100

RATA-RATA NILAI

VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK Series1

Hubungan gaya belajar VAK siswa dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol.

Dari kedua diagram diatas kita dapat mengetahui bahwa tejadi perbedaan hasil tes di kelas eksperimen dan kelas kontrol. dimana kelas eksperimen terjadi kenaikan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, sedangkan pada kelas kontrol tidak.

6. Analisis uji prasyarat a. Uji validitas

Dilakukan Untuk mengetahui soal yang valid, peneliti mengukur ketepatan dan kecermatan soal tes kemampuan siswa dengan menggunakan validitas butir soal atau validitas item dengan menggunakan rumus korelasi product moment validitas, setelah di hitung dengan menggunakan rumus product moment di excel, terdapat 20 soal yang valid dari 25 soal dan yang tidak valid 5 soal, soal dapat dikatakan valid a pabila �ℎ� � > � .

b. Uji reabilitas

Reabilitas ini untuk mengukur apakah soal yang dibuat mempunyai hasil yang relatif sama apabila dilaksanakan beberapa kali pengukuran pada subjek yang sama maka dilakukan uji reabilitas. Dalam hal reliabilitas, susan stainback (1988) menyatakan bahwa realibilitas merupakan yang berkaitan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data

yang ditemukan dalam penelitian.89setelah melakukan perhitungan dengan rumus K-R.21 di excel peneliti mendapatkan hasil reabilitas yaitu 0,9141.

jika kita lihat tabel 3.6 kriteria koefisien reabilitas, nilai yang didapat masui dalam kriteria sangat tinggi, itu artinya jika soal itu digunakan untuk menguji kemampuan siswa pada subyek yang sama maka hasilnya kemungkinan sama.

c. Uji taraf kesukaran

Taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang berada pada tingkatan sukar, mudah, dan sedang.90 setelah dilakukan uji kesukaran pada soal didapatkan bahwa sebanyak 9 soal masuk dalam kategori sedang, dan yang berada dalam kategori sukar 11 soal kategori ini dapat kita lihat pada tabel indeks taraf kesukaran jika rentang nilai 0.00≤ � ≤ . . ini termasuk kategori sukar sedangkan 0.31≤ �� ≤ .7 masuk dalam kategori sedang dan yang terakhir jika rentang nilai 0.71≤ �� ≤ . masuk dalam kategori mudah. Dari data di atas dapat membuktikan bahwa soal yang digunakan untuk hasil belajar siswa bervariasi dalam kategori kesukaran.

d. Uji daya bedah

89“ugiyo o, etode pe elitia kua titatif, kualitatif, da R & D”. (alfabeta: bandung 2016) hlm. 268

90 Suharsimi Arikunto, hlm.117

Dokumen terkait