BAB III METODE PENELITIAN
3.7 Analisis Data dan Pembahasan
cara pengoperasiannya. Dengan menggunakan program ini uji validitas dan uji reliabilitas dapat lebih mudah dilakukan selain menggunakan cara hitung manual.
Uji validitas merupakan pengujian untuk menentukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Perhitungan uji validitas menggunakan rumus korelasi, dimana akan dicari korelasi tiap pertanyaan dengan cara r hitung dibandingkan dengan r Tabel.
Apabila r hitung > r Tabel maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam melakukan pengukuran. Sebuah kuesioner dinyatakan reliabel jika memberikan sebuah hasil yang konsisten pada setiap pengukuran. Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach dengan nilai Alpha Cronbach (a) minimal 0,7 agar dinyatakan reliabel (Nunnally, 1978).
Dalam uji reliabilitas ada beberapa hal penting yang didapat dari suatu kuesioner yang diuji seperti :
a. Mengetahui bagaimana tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner saling berhubungan.
b. Mendapatkan nilai Alpha Cronbach yang merupakan indeks internal consistency dari skala pengukuran secara keseluruhan.
c. Mengidentifikasi butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang harus direvisi atau dihilangkan.
mengetahui modus frekuensi serta dampak risiko. Selanjutnya dihitung nilai risiko (risk index) yang merupakan hasil perkalian antara modus frekuensi dengan modus dampak dari risiko tersebut, dijelaskan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Matriks Frekuensi dan Konsekuensi Risiko K3
Frekuensi Risiko
Konsekuensi Risiko
1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H H E E
3 L M H E E
2 L L M H E
1 L L M H H
Sumber : (AS/NZS 4360, 2004) Dengan maksud sebagai berikut :
E : Extreme Risk – Tidak dapat ditoleransi sehingga perlu penanganan dengan segera.
H : High Risk – Risiko yang tidak diinginkan, hanya dapat diterima jika pengurangan risiko tidak dapat dilaksanakan sehingga perlu perhatian khusus dari pihak manajemen.
M : Moderate Risk – Risiko yang dapat diterima namun memerlukan tanggung jawab yang jelas dari manajemen.
L : Low Risk – Risiko yang dapat diterima dan dapat diatasi dengan prosedur yang rutin.
Setelah diperoleh nilai risiko untuk masing-masing risiko, maka dilakukan analisis tingkat risiko. Tingkat risiko dapat dibagi menjadi 4, yaitu risiko sangat tinggi (extreme risk), risiko tinggi (high risk) ,risiko sedang (moderate risk), dan
risiko rendah (low risk). Dari tingkat risiko dan dengan mempertimbangkan nilai risiko, dapat disusun skala tingkat risiko, dapat dilihat pada Tabel 3.5. Risiko- risiko yang risiko sangat tinggi dan risiko tinggi merupakan risiko yang masuk dalam kategori risiko dominan (major risk).
Tabel 3.5 Tingkat Risiko K3 RISIKO
SANGAT TINGGI 15- 25
Risiko tidak dapat diterima, kegiatan tidak boleh dilanjutkan sampai keadaan tertentu/upaya mereduksi risiko.
RISIKO TINGGI 8- 12
Risiko tidak diharapkan, perlu pertimbangan untuk direduksi, kegiatan tidak boleh dilanjutkan, jika dilanjutkan perlu tindakan segera.
RISIKO SEDANG 4-6
Risiko dapat diterima, perlu tindakan untuk mengurangi risiko disesuaikan dengan perhitungan biaya pencegahan dan waktu yang diperlukan.
RISIKO RENDAH 1-3
Risiko dapat diabaikan, mitigasi tambahan tidak diperlukan
Sumber : (AS/NZS 4360, 2004)
3.7.2 Mitigasi dan Kepemilikan Risiko K3
Berdasarkan tingkat risiko, diadakan mitigasi terhadap risiko K3 dominan pada proyek konstruksi dengan kategori risiko sangat tinggi (extreme risk) dan risiko tinggi (high risk). Risiko dengan kategori risiko dominan (major risk) perlu mendapat perhatian khusus, karena risiko-risiko ini akan mempunyai dampak signifikan terhadap pelaksanaan proyek. Tindakan mitigasi dapat berupa menahan risiko, mengurangi risiko, memindahkan risiko, dan menghindari risiko.
Setelah mitigasi risiko, dilakukan penilaian kepemilikan tanggung jawab
risiko (ownership risk), dialokasikan sesuai risiko dominan yang diperoleh dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Flanagan dan Norman, 1993):
Pihak-pihak mana yang mempunyai kontrol terbaik terhadap kejadian yang menimbulkan risiko. Pihak mana yang dapat menangani apabila risiko tersebut muncul. Pihak mana yang mengambil tanggung jawab jika risiko tidak terkontrol.
Jika risiko di luar kontrol semua pihak, maka diasumsikan sebagai risiko bersama. Mitigasi dan kepemilikan risiko pada penelitian ini, dilakukan dengan wawancara pada staf proyek yang memang ahli dalam bidang K3, dan brainstorming dengan memperhatikan referensi-referensi yang ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Penelitian risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam proyek konstruksi ini menggunakan survey dengan kuesioner dan wawancara dengan staf proyek. Jawaban yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan program SPSS versi 23 untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas jawaban responden.
Berdasarkan nilai validitas dan reliabilitas tersebut, penilaian risiko dan analisis tingkat penerimaan risiko dilakukan, kemudian dirumuskan tindakan mitigasi risiko.
Analisis tingkat penerimaan risiko digunakan untuk melakukan penilaian terhadap akibat (effect) dari risiko yang teridentifikasi, mana yang merupakan risiko dengan tingkat utama (major risk), serta mana yang termasuk risiko dengan tingkat ringan (minor risk) yang mempengaruhi terjadi risiko K3 pada proyek kontruksi. Risiko K3 dengan kategori risiko yang dominan (major risk) akan membawa dampak signifikan terhadap personel proyek. Oleh karena itu, untuk kategori dominan (major risk) perlu dilakukan identifikasi tindakan mitigasi untuk mengurangi terjadinya risiko K3 pada pelaksanaan proyek kontruksi.
Proyek konstruksi merupakan skala dengan aktifitas cukup besar pada lingkup area proyek secara umum. Pembangunan proyek konstruksi pada penelitian ini menggunakan beragam peralatan (equipment) alat ringan (handtool) maupun alat-alat berat seperti Excavator, Tower Crane, Mobile Crane, menggunakan berbagai bahan (material), tenaga kerja (people) dengan bermacam keterampilan, budaya, dan kebiasaan yang digunakan untuk bekerja serta lingkungan kerja (environment). Peralatan (equipment), bahan (material), tenaga kerja (people) maupun lingkungan kerja (environment) merupakan sumber risiko yang saling berinteraksi membuat keterkaitan akan potensi risiko yang dapat terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi.
4.2 Data Responden
Data responden merupakan data identitas responden yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan. Data identitas diri responden berupa nama lengkap responden, jabatan responden, pengalaman kerja responden, kontak serta tanda tangan responden sebagai bukti tambahan.
4.2.1 Jabatan Responden
Dari jawaban responden yang terkumpul, didapatkan data jabatan responden yang mengisi kuesioner, dapat dilihat pada Lampiran C. Rangkuman jabatan responden dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jabatan Responden
Jabatan Tugas-Tugas Jumlah
Responden
Persentase (%)
Project Manager
Memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin, mengatur, mengawasi serta membuat keputusan yang terbaik dalam pelaksanaan proyek secara
keseluruhan.
1 5,88
Site Manager
Bertanggung jawab kepada manager proyek untuk membantu kelancaran pekerjaan di lapangan sesuai persyaratan biaya, mutu, dan waktu.
2 11,76
Chief Engineering
Bertanggung jawab dalam membuat, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan engineering, fokus pada perhitungan construction engineering, value engineering, pembuatan shop
drawing, time control dan pengawasan
1 5,88
pelaksanaan engineering proyek.
Site Engineer
Bertanggung jawab atas perencanaan proyek dari menjabarkan shop drawing untuk kemudian direalisasikan dengan kondisi lapangan, menentukan detail- detail pekerjaan berdasarkan gambar tender sesuai arahan chief engineer.
1 5,88
Quality Control
Bertanggung jawab atas mutu pekerjaan lapangan, prosedur serta kualitas material yang baik.
3 17,65
Quantity Surveyor
Bertanggung jawab atas alur administrasi proyek mengurus keuangan proyek, perhitungan volume pekerjaan, schedule, menghitung kebutuhan material, opname pekerjaan.
2 11,76
Supervisor
Bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kemajuan fisik dan keuangan proyek melalui laporan harian maupun bulanan serta membuat rekomendasi kepada manager proyek untuk menerima atau menolak pekerjaan dan material yang mutunya diragukan.
4 23,53
Safety Manager
Bertanggung jawab atas keselamatan staff dan pekerja di lingkungan proyek agar tidak terjadi kecelakaan dalam bekerja, membuat antisipasi maupun
3 17,65
mengawasi langsung para pekerja di lapangan.
Total 17 100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden dengan jabatan terbanyak diisi oleh Supervisor yaitu sebanyak 4 responden atau 23,53% dan yang terendah adalah jabatan sebagai Project Manager, Chief Engineering dan Site Engineering yaitu 1 responden atau sebesar 5,88 %. Rangkuman jabatan responden ini merupakan responden yang memiliki tugas-tugas sesuai ahli bidang Manajemen Konstruksi (MK) dan K3.
4.2.2 Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman kerja responden dalam bidang kontruksi diukur berdasarkan lamanya responden bekerja dalam bidang kontruksi, pengalaman kerja responden dapat dilihat pada Lampiran C. Rangkuman pengalaman kerja responden dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja (Tahun)
Jumlah Responden
Persentase (%)
1-5 8 47,06
5-10 4 23,53
>10 5 29,41
Total 17 100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden dengan pengalaman kerja 1-5 tahun merupakan paling banyak yaitu 8 responden atau 47,06 % dan yang paling sedikit adalah 5-10 tahun yaitu 4 responden atau 23,53 %. Hal ini menunjukkan bahwa
4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden
Pengetahuan responden dalam bidang kontruksi diukur berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada Lampiran C. Rangkuman pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden
Persentase (%)
SMA/SMK 3 17,65
Diploma 2 11,76
Strata 1 (S1) 11 64,71
Strata 2 (S2) 1 5,88
Total 17 100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan terbanyak pada lulusan S1 sebanyak 11 responden atau 64,71%. Untuk tingkat pendidikan terendah adalah S2, yaitu 1 responden atau 5,88%. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada proyek kontruksi didominasi lulusan S1.
4.3 Tinjauan Proyek
Berdasarkan pengamatan di lapangan proyek konstruksi yang ditinjau yaitu pada pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur baja, dan pekerjaan pemasangan modul kulit dijelaskan sebagai berikut.
4.3.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang dilakukan seperti mobilisasi alat, material maupun SDM. Sebelum memulai pekerjaan perlu pendataan dan persiapan untuk mengecek hal-hal yang diperlukan sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam rencana kerja sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar. Adapun hal-hal yang perlu didata dan dipersiapkan: persiapan material serta penyimpanannya, pendataan dan
4.3.2 Pekerjaan Stuktur Baja
Pekerjaan struktur baja pada proyek konstruksi sacara umum dilakukan dengan membawa material baja ke workshop proyek dan kemudian dirakit sesuai rencana kerja proyek. Pekerjaan struktur baja biasanya diawali dengan fabrikasi baja terlebih dahulu meliputi pola pengukuran, pelurusan pelat, pemotongan, maupun pekerjaan las. Material baja yang dibawa ke workshop sesuai urutan rencana pemasangan/erection, diberikan kode penomoran komponen utama sesuai kode shop drawing agar lebih mudah saat pelaksanaan. Pelaksanaan struktur baja ini dimulai dengan pemasangan angkur dengan bantuan plat mal/template sesuai denah angkur. Pekerjaan selanjutnya erection tie beam/balok, balok kantilever, dan pegaku/bracing. Setiap frame (kolom dan balok) tersebut dilot sesuai as bangunan dan dilakukan pengencangan baut. Setelah dilakukan pengencangan baut, dilakukan pengelasan baja sesuai urutan las.
4.3.3 Pekerjaan Modul Kulit Patung
Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemasangan modul kulit patung yang terbuat dari bahan tembaga. Pemasangan modul kulit patung dimulai terlebih dahulu dengan perapian modul di workshop yang sebelumnya telah difabrikasi.
Pemasangan modul kulit patung dilakukan dengan membawa material dari workshop ke areal proyek menggunakan mobile crane. Pemasangan modul kulit patung biasanya dilakukan setelah erection baja dilakukan, kemudian dilakukan pengangkatan modul kulit dengan tower crane dan dilakukan pengelasan komponen modul kulit tersebut. Untuk bagian kulit patung yang terbuat dari bahan tembaga.
4.4 Identifikasi dan Sumber Risiko K3
Proses identifikasi risiko dapat dibedakan menurut sumber risiko yang ada, berikut adalah proses pengidentifikasian risiko K3 berdasarkan dari sumber penyebab kecelakaan pada tahapan pekerjaan kontruksi yaitu seperti Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Identifikasi Risiko K3 Berdasarkan Sumber Risiko K3
Jenis Pekerjaan
No. Identifikasi Risiko
Sumber Risiko
People Equipment Material Environme nt
I. Pekerjaan Persiapan Pembersihan
lokasi
1 Terkena benda tajam
√
2 Terkena alat kerja
√
3 Paparan debu tanah
√
Mobilisasi/
Demobilisasi Alat Berat
4 Terkena manuver alat
berat
√
5 Tertabrak alat berat
√
6 Paparan debu tanah
√
Penyimpanan Bahan Kimia
Cat
7 Terbakar √
8 Iritasi Kulit √
9 Menghirup racun
√
Penyimpanan bahan kimia
semen
10 Iritasi √
11 Menghirup debu
√
12 Tertimpa
tumpukan √
semen Penyimpanan
bahan bakar
13 Terbakar √
14 Iritasi pada kulit
√
15 Menghirup racun
√
Penyimpanan Tabung Gas
16 Terbakar √
17 Menghirup Racun
√
Penyimpanan Spare part
mesin
18 Tersandung √
19 Terbentur √
20 Tertimpa √
Pengadaan instalasi kabel listrik, genset, dan elektrik
lainnya
21 Tersengat listrik
√
22 Terbakar √
23 Jatuh dari ketinggian
√
24 Kejatuhan material
√
Erection Tower Crane
25 Jatuh tergelincir
√
26 Jatuh dari √
27 Tersengat listrik
√
28 Terjepit √
Erection Passenger
Hoist
29 Jatuh tergelincir
√
30 Terjepit √
31 Jatuh rem otomatis rusak
√
32 Kejatuhan √ Pengoprasian
Tower Crane
33 Jatuh Dari Ketinggian
√
34 Muatan jatuh/lepas
√
35 Terbentur muatan TC
√
36 Tersambar petir
√
37 Tali sling putus
√
Oprasional Passenger
Hoist
38 Jatuh dari ketinggian
√
39 Muatan jatuh/lepas
√
40 Tali sling putus
√
41 Terjepit √
Pemasangan 42 Scaffolding √
Scaffolding roboh 43 Jatuh dari
ketinggian
√
44 Kepala terbentur
√
45 Tergores √
46 Tergelincir √ 47 Kejatuhan
material
√
Pemasangan Safety Net dan
Reiling Pengaman
48 Tergores √
49 Kejatuhan material
√
50 Jatuh dari ketinggian
√
51 Tersengat listrik
√
II. Pekerjaan Struktur Baja
Penempatan Material Baja
di Worksop
52 Tergores √
53 Tertimpa tumpukan baja
√
54 Kepala terbentur
√
55 Tertabrak √
Pemasangan angkur
56 Kejatuhan
material √
57 Tergelincir √
58 Tergores √
59 Jatuh dari ketinggian
√
Pemasangan kolom, balok/tie beam,
balok kantilever, dan pengaku/bracin
g
60 Tergelincir √
61 Tertimpa √
62 Terjepit/
terbentur
√
63 Jatuh dari ketinggian
√
Pemasangan Rangka GRC
64 Tergelincir √
65 Jatuh dari ketinggian
√
66 Kejatuhan material
√
Pengencangan Baut
67 Tergelincir √
68 Jatuh dari ketinggian
√
69 Tangan terluka
√
70 Kejatuhan material
√
71 Tersambar petir
√
72 Terkena benda tajam
√
Menggerinda 73 Tersengat listrik
√
74 Kebisingan √
75 Terpotong √
76 Serpihan masuk ke
mata
√
Pengelasan 77 Terbakar √
78 Iritasi Mata √
79 Terkena percikan api
√
80 Terkena asap las
√
Cutting Weld 81 Terbakar √
82 Iritasi Mata √
83 Terkena percikan api
√
Pemotongan dengan menggunakan Cutting Torch
(LPG &
Oksigen)
84 Kebakaran √
85 Iritasi Mata √ 86 Terkena
percikan api √
III. Pekerjaan Modul Kulit
Patung Penempatan
modul
87 Tergores √
88 Tertimpa modul
√
89 Kepala terbentur
modul
√
90 Tertabrak truck
√
Perapian modul dengan
palu
91 Tangan terpukul
√
92 Tergelincir √
Pengelasan Modul
93 Terbakar √
94 Mata
terkena percikan
√
95 Tangan terkena semburan api
√
96 Jatuh dari ketinggian
√
Pemasangan 97 Kepala √
Modul terbentur modul 98 Jatuh dari
ketinggian
√
99 Tertimpa modul
√
100 Tangan tergores
√
101 Tertusuk material baja
√
Tabel 4.4 menunjukkan 101 jumlah risiko yang diidentifikasi, menurut sumber risiko yang ada sebanyak 33 risiko bersumber pada manusia (people), 24 risiko bersumber pada peralatan (equipment), 20 risiko bersumber pada bahan (material), dan 24 risiko bersumber dari lingkungan (environment). Adapun persentase ditampilkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Persentase jumlah risiko berdasarkan sumber risiko
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa identifikasi risiko paling banyak muncul adalah sumber risiko pada manusia (people) sebesar 32,67%. Sumber risiko pada manusia paling banyak muncul saat identifikasi, sehingga sumber risiko ini harus mendapat penanganan yang khusus. Sumber risiko dari manusia ini biasanya akibat dari kelelahan saat bekerja, faktor
pekerja malas memakai peralatan keselamatan, kurangnya latar belakang pendidikan, kurangnya pengalaman dan keahlian dalam bekerja.
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.1 Uji Validitas
Pada uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r Tabel. Berdasarkan distribusi nilai r Tabel dengan taraf signifikan 0.05 untuk 17 responden, maka diperoleh nilai r Tabel yaitu 0,482 dapat dilihat pada Lampiran B.1 (Sugiono,2008). Uji validitas menggunakan program SPSS versi 23 menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi masing-masing instrumen pertanyaan lebih besar dari 0,482, hal ini menunjukan instrumen penelitian dinyatakan valid dapat dilihat pada Lampiran B.2. Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan dinilai berdasarkan kedekatan jawaban responden pada pernyataan tersebut dengan jawaban responden pada pernyataan lainnya. Nilai kedekatan jawaban responden diukur menggunakan koefisien korelasi, yaitu melalui nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan total butir pernyataan lainnya.
4.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach dengan nilai Alpha Cronbach (a) minimal 0.7 agar dinyatakan reliabel (Nunnally,1978). Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS versi 23 untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran B.3, dari item pertanyaan dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas seluruh item pada Tabel Kemungkinan (Likelihood) adalah 0.752 > 0,7 dan untuk Tabel Konsekuensi (Concequences) adalah 0,751 > 0,7 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel.
4.6 Analisis Risiko K3
Hasil jawaban responden mengenai frekuensi risiko dan konsekuensi risiko yang ditabulasikan dengan excel selanjutnya dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23.
melalui Tabel distribusi frekuensi risiko K3 dan konsekuensi risiko K3 dari jawaban responden risiko K3 dapat dilihat pada Lampiran B.4, menjelaskan nilai modus dari frekuensi risiko K3 dan konsekuensi risiko K3.
Setelah diperoleh nilai modus masing-masing sumber risiko tersebut, kemudian pada kolom frekuensi risiko K3 akan dikalikan dengan kolom konsekuensi risiko K3 untuk mendapatkan nilai Risk Index (RI) untuk masing- masing risiko. Risk Index yang dicari dengan Persamaan 2.1. Dari hasil perhitungan Risk Index yang dilakukan maka nilai Risk Index dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan penerimaan masing-masing risiko sesuai dengan Tabel 2.4 dengan skala yang telah ditentukan sesuai dengan Tabel 2.5.
Perhitungan analisis risiko K3 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Analisis Risiko K3
Jenis Pekerjaan
No Identifikasi Risiko
Frekuensi (f)
Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko I. Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lokasi
1 Terkena benda tajam
3 2 6 Sedang
2 Terkena alat kerja
2 3 6 Sedang
3 Paparan debu tanah
5 1 5 Sedang
Mobilisasi/
Demobilisasi Alat Berat
4 Terkena manuver alat
berat
2 4 8 Tinggi
5 Tertabrak alat berat
2 5 10 Tinggi
6 Paparan debu tanah
5 1 5 Sedang
Penyimpanan Bahan Kimia Cat
7 Terbakar 2 3 6 Sedang
8 Iritasi Kulit 2 1 2 Rendah
9 Menghirup racun
2 3 6 Sedang
Penyimpanan bahan kimia semen
10 Iritasi 2 1 2 Rendah
11 Menghirup debu
5 1 5 Sedang
12 Tertimpa tumpukan
semen
2 2 4 Sedang
Penyimpanan bahan bakar
13 Terbakar 2 3 6 Sedang
14 Iritasi pada kulit
2 3 6 Sedang
15 Menghirup racun
2 3 6 Sedang
Penyimpanan Tabung Gas
16 Terbakar 2 3 6 Sedang
17 Menghirup Racun
1 4 4 Sedang
Penyimpanan Spare part mesin
18 Tersandung 3 1 3 Rendah
19 Terbentur 2 1 2 Rendah
20 Tertimpa 2 3 6 Sedang
Jenis Pekerjaan
No Identifikasi Risiko
Frekuensi (f)
Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko Pengadaan
instalasi kabel listrik, genset, dan elektrik lainnya
21 Tersengat listrik
2 4 8 Tinggi
22 Terbakar 2 4 8 Tinggi
23 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi 24 Kejatuhan
material
2 4 8 Tinggi
Erection Tower Crane
25 Jatuh tergelincir
2 5 10 Tinggi
26 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi 27 Tersengat
listrik
2 5 10 Tinggi
28 Terjepit 2 3 6 Sedang
Erection Passenger Hoist
29 Jatuh tergelincir
2 5 10 Tinggi
30 Terjepit 3 3 9 Tinggi
Jenis Pekerjaan
No Identifikasi Risiko
Frekuensi (f)
Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko 31 Jatuh rem
otomatis rusak
2 4 8 Tinggi
32 Kejatuhan 3 4 12 Tinggi
Pengoprasian Tower Crane
33 Jatuh Dari Ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi 34 Muatan
jatuh/lepas
2 5 10 Tinggi
35 Terbentur muatan TC
2 4 8 Tinggi
36 Tersambar petir
2 5 10 Tinggi
37 Tali sling putus
2 4 8 Tinggi
Oprasional Passenger Hoist
38 Jatuh dari ketinggian
2 5 10 Tinggi
39 Muatan jatuh/lepas
2 4 8 Tinggi
40 Tali sling putus
2 4 8 Tinggi
41 Terjepit 3 3 9 Tinggi
Jenis Pekerjaan
No Identifikasi Risiko
Frekuensi (f)
Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko Pemasangan
Scaffolding
42 Scaffolding roboh
2 5 10 Tinggi
43 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi 44 Kepala
terbentur
3 1 3 Rendah
45 Tergores 3 1 3 Rendah
46 Tergelincir 2 3 6 Sedang
47 Kejatuhan material
2 4 8 Tinggi
Pemasangan Safety Net dan Reiling
Pengaman
48 Tergores 3 1 3 Rendah
49 Kejatuhan material
2 4 8 Tinggi
50 Jatuh dari ketinggian
2 5 10 Tinggi
51 Tersengat listrik
1 4 4 Sedang
II. Pekerjaan Struktur Baja Penempatan
Material Baja di Worksop
52 Tergores 2 2 4 Sedang
53 Tertimpa tumpukan
baja
2 4 8 Tinggi
54 Kepala terbentur
2 3 6 Sedang
55 Tertabrak truck
2 5 10 Tinggi
Jenis
Pekerjaan No Identifikasi
Risiko Frekuensi
(f) Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko Pemasangan
angkur
56 Kejatuhan material
2 4 8 Tinggi
57 Tergelincir 2 3 6 Sedang
58 Tergores 2 2 4 Sedang
59 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi Pemasangan
kolom,
balok/tie beam, balok
kantilever, dan pengaku/bracin g
60 Tergelincir 2 3 6 Sedang
61 Tertimpa 2 4 8 Tinggi
62 Terjepit/
terbentur
3 3 9 Tinggi
63 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi
Pemasangan Rangka GRC
64 Tergelincir 2 3 6 Sedang
65 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi 66 Kejatuhan
material
2 4 8 Tinggi
Pengencangan Baut
67 Tergelincir 2 3 6 Sedang
68 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi
Jenis
Pekerjaan No Identifikasi
Risiko Frekuensi
(f) Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko 69 Tangan
terluka
2 3 6 Sedang
70 Kejatuhan material
3 4 12 Tinggi
71 Tersambar petir
2 5 10 Tinggi
72 Terkena benda tajam
2 1 2 Rendah
Menggerinda 73 Tersengat listrik
2 4 8 Tinggi
74 Kebisingan 4 1 4 Sedang
75 Terpotong 3 3 9 Tinggi
76 Serpihan masuk ke mata
2 3 6 Sedang
Pengelasan 77 Terbakar 2 3 6 Sedang
78 Iritasi Mata 3 2 6 Sedang
79 Terkena percikan api
3 2 6 Sedang
80 Terkena asap las
3 2 6 Sedang
Cutting Weld 81 Terbakar 2 3 6 Sedang
82 Iritasi Mata 2 3 6 Sedang
83 Terkena percikan api
2 3 6 Sedang
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Frekuensi (f)
Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko Pemotongan
dengan menggunakan Cutting Torch
(LPG &
Oksigen)
84 Kebakaran 3 3 9 Tinggi
85 Iritasi Mata 2 3 6 Sedang
86 Terkena percikan api
3 2 6 Sedang
III. Pekerjaan Modul Kulit Patung Penempatan
modul
87 Tergores 2 1 2 Rendah
88 Tertimpa modul
2 4 8 Tinggi
89 Kepala terbentur
modul
2 3 6 Sedang
90 Tertabrak truck
2 4 8 Tinggi
Perapian modul dengan
palu
91 Tangan terpukul
3 1 3 Rendah
92 Tergelincir 2 3 6 Sedang
Pengelasan Modul
93 Terbakar 2 3 6 Sedang
94 Mata terkena
percikan 2 3 6 Sedang
95 Tangan terkena semburan
api
3 2 6 Sedang
Jenis
Pekerjaan No Identifikasi
Risiko Frekuensi
(f) Konsekuensi (k)
Risiko (r
= f x k) Peringkat Risiko 96 Jatuh dari
ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi Pemasangan
Modul
97 Kepala terbentur
modul
2 3 6 Sedang
98 Jatuh dari ketinggian
3 5 15 Sangat
tinggi 99 Tertimpa
modul
3 5 15 Sangat
tinggi 100 Tangan
tergores
3 1 3 Rendah
101 Tertusuk material baja
2 4 8 Tinggi
Tabel 4.5 menunjukkan 11 jenis risiko tergolong risiko rendah (low risk), 42 jenis risiko tergolong sedang (medium risk), 37 jenis risiko tergolong risiko tinggi (high risk) dan 11 jenis risiko tergolong risiko sangat tinggi (extreme risk). Persentase tingkat risiko dapat dilihat seperti Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Persentase tingkat risiko
4.7 Penentuan Risiko K3 Dominan
Risiko K3 dengan kategori risiko K3 dominan (major risk) yaitu risiko pada tingkat risiko tinggi (high risk) dan risiko sangat tinggi (extreme) perlu mendapat perhatian khusus, karena risiko-risiko ini akan mempunyai dampak signifikan terhadap pelaksanaan proyek. Risiko-risiko K3 dominan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Risiko K3 Dominan Berdasarkan Sumber Risiko Jenis Pekerjaan
No.
Identifikasi Risiko
Peringkat Risiko Sumber Risiko
I. Pekerjaan Persiapan Mobilisasi/Demobili
sasi Alat Berat
4 Terkena
manuver alat berat
Tinggi People
5 Tertabrak alat berat
Tinggi People
Pengadaan instalasi kabel listrik, genset, dan elektrik lainnya
21 Tersengat listrik Tinggi Equipment
22 Terbakar Tinggi Equipment
23 Jatuh dari ketinggian
Sangat tinggi Environment
24 Kejatuhan material
Tinggi People
Erection Tower Crane
25 Jatuh tergelincir Tinggi Environment 26 Jatuh dari
ketinggian
Sangat tinggi Environment
27 Tersengat listrik
Tinggi Equipment
Erection Passenger Hoist
29 Jatuh tergelincir Tinggi Environment
30 Terjepit Tinggi People
31 Jatuh rem otomatis rusak
Tinggi Equipment
32 Kejatuhan Tinggi People
Pengoprasian Tower Crane
33 Jatuh Dari Ketinggian
Sangat tinggi Environment
34 Muatan
jatuh/lepas
Tinggi People