BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.6 Analisis Data dan Perhitungan
III-39
Gambar 3. 4 Diagram Alur Kegiatan Penelitian
III-40
Instrumen analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan bantuan software Expert Choice. Pada implementasi menggunakan Expert Choice (Alat bantu dalam metode AHP), sering disebut dengan proses assessment. Proses ini dimulai dengan membandingkan secara berpasangan yang dimulai dari semua kriteria yang telah ditentukan kemudian dilanjutkan dengan membandingkan antara alternatif yang satu dengan alternatif yang lain sesuai dengan hasil penilaian responden pada lembar/berkas kuesioner.
Langkah pertama pembuatan AHP adalah mengimplementasikan prinsip dekomposisi, yaitu memecah (to compose) permasalahan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hierarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan (Saaty L, 1980 dalam Haradongan (2018).
Langkah kedua adalah Pairwise Comparison, yaitu penilaian secara komparatif berpasangan. Setiap faktor baik berupa aspek/kriteria, dan alternatif keputusan ditentukan bobotnya dengan mengadakan pembandingan sepasang-sepasang. Proses yang dimaksud adalah elemen-elemen dalam satu level dibandingkan berpasangan terhadap satu dengan yang lainnya.
Perbandingan berpasangan yang dapat dinyatakan sebagai berikut
III-41
[ ] [ ] [ ]………. (6)
Nilai-nilai wi/wj dimana I,j € R, Dijajaki dari penilai penilai yang berkompeten dalam masalah yang dihadapi. bila matriks A dikalikan dengan vektor kolom W maka akan diperoleh:
AW=nW ... (7) Rumus tersebut menunjukkan bahwa W adalah eigenvector dari matriks A dengan eigenvaluen. Jika A tidak didasari Pada ukuran pasti, seperti W1, W2, …, Wn Wn tetapi pada penilaian subjektif, maka aij akan menyimpang dari rasio wi/wj yang sesungguhnya dan akibatnya AW = NW tidak terpenuhi.
Indeks konsistensi dari matriks berordo n dapat diperoleh dengan rumus: (Saragih, 2013 dalam Sumarsono, 2016).
...
(8) Dimana CI adalah Indek konsistensi (Consistency Index) dan λ maksimum adalah Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n.Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Prinsip transivitas atau konsistensi 100%
tidak menjadi syarat dalam AHP, karena perhitungan elemen menurut pengambil keputusan kadang-kadang berubah. Syarat konsistensinya ialah nilai CR ≤ 0,1, jika lebih maka penilaian
III-42
pairwase comparison perlu diulangi. Adapun rumus pengecekan nilai konsistensi sebagai berikut:
... (9) Dimana RI adalah Random Index, yang besarnya berdasarkan orde matriks yang diaplikasikan. Besarnya nilai CR inilah yang menunjukkan penilaian kekonsistenan.
3.6.2 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil dari analis data yang telah diuji. Adapun hal yang ingin dipaparkan selanjutnya adalah:
1. Bobot kepentingan berdasarkan kriteria dalam pemilihan moda transportasi barang
2. Bobot penilaian alternatif terhadap kriteria biaya
3. Bobot penilaian alternatif terhadap kriteria jarak jangkau 4. Bobot penilaian alternatif terhadap kriteria volume angkut 5. Bobot penilaian alternatif terhadap kriteria waktu tempuh 6. Bobot penilaian alternatif terhadap tujuan global
IV-43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengisian Kuesioner
4.1.1 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Jarak Jangkau
Jarak jangkau yang dimaksud pada penelitian ini adalah jumlah perjalanan moda transportasi yang dapat ditempuh dengan sekali mengisi bahan bakar dengan penuh. Tingkat penilaian pada kriteria ini adalah semakin banyak jumlah perjalanan maka semakin tinggi bobot nilai. Adapun keterangan penilaian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1.
Penilaian Moda Berdasarkan Jarak Jangkau
Jumlah Perjalanan Nilai
1 kali 1
2 kali 2
3 kali 3
4 kali 4
Adapun distribusi responden berdasarkan hasil pengisian kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Responden Pemilihan Alternatif Berdasarkan Jarak Jangkau
No. Alternatif Keterangan Jumlah
1 Pick-up 1 perjalanan 4
2 perjalanan 62 2 Truk 2 As
2 perjalanan 4
3 perjalanan 48 4 perjalanan 14 3 Truk 3-4-5 As 3 perjalanan 34 4 perjalanan 32
IV-44
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jarak jangkau perjalanan setiap alternatif moda dari Kabupaten Bulukumba menuju Kota Makassar setiap pengisian bahan bakar adalah dimana pick-up rata-rata 2 kali perjalanan, Truk 2 As rata- rata 3 kali perjalanan serta Truk 3-4-5 As yaitu rata-rata 3-4 kali perjalanan.
4.1.2 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Operasional Biaya operasional yang dimaksud pada penelitian ini adalah merupakan besarnya estimasi biaya yang dikeluarkan tiap perjalanan mulai dari bahan bakar dan estimasi biaya perbaikan kendaraan. Tingkat pemilihan pada kriteria ini adalah semakin tinggi estimasi biaya maka penilaiannya juga akan semakin rendah.
Adapun keterangan penilaian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 3
Penilaian Moda Berdasarkan Biaya Operasional Estimasi Biaya Nilai
Rp. 300.000 9
Rp. 400.000 8
Rp. 500.000 7
Rp. 600.000 6
Rp. 700.000 5
Rp. 800.000 4
Rp. 900.000 3
Rp. 1.000.000 2
> Rp. 1.000.000 1
Adapun distribusi responden berdasarkan hasil pengisian kuesioner adalah sebagai berikut:
IV-45
Tabel 4. 4
Distribusi Responden Pemilihan Alternatif Berdasarkan Biaya Operasional
No. Alternatif Keterangan Nilai Jumlah
1 Pick-up Rp. 400.000 8 23
Rp. 500.000 7 43
2 Truk 2 As
Rp. 500.000 7 26
Rp. 600.000 6 43
Rp. 700.000 5 5
Rp. 800.000 4 2
3 Truk 3-4-5 As
Rp. 600.000 6 7
Rp. 700.000 5 35
Rp. 800.000 4 18
Rp. 900.000 3 6
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata estimasi biaya operasional setiap alternatif moda dari Kabupaten Bulukumba menuju Kota Makassar setiap perjalanan adalah dimana pick-up rata-rata estimasi biaya yang dikeluarkan Rp.
400.000 sampai Rp. 500.000 setiap perjalanan, Truk 2 As rata-rata estimasi biaya yang dikeluarkan Rp. 500.000 sampai dengan Rp.
600.000 setiap perjalanan serta Truk 3-4-5 As yaitu rata-rata estimasi biaya yang dikeluarkan Rp. 700.000 sampai Rp. 800.000 setiap perjalanan.
4.1.3 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Volume Angkut
Volume angkut yang dimaksud pada penelitian ini adalah merupakan berat muatan maksimal yang dapat diangkut setiap perjalanan. Tingkat penilaian pada kriteria ini adalah semakin berat muatan maka penilaiannya juga akan semakin tinggi. Adapun keterangan penilaian dapat dilihat pada tabel berikut:
IV-46
Tabel 4. 5
Penilaian Moda Berdasarkan Volume Angkutan Berat Muatan Nilai
>9 Ton 9
8 Ton 8
7 Ton 7
6 Ton 6
5 Ton 5
4 Ton 4
3 Ton 3
2 Ton 2
1 Ton 1
Adapun distribusi responden berdasarkan hasil pengisian kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 6
Distribusi Responden Pemilihan Alternatif Berdasarkan Biaya Operasional
No. Alternatif Keterangan Nilai Jumlah 1 Pick-up
1 Ton 1 1
2 Ton 2 41
3 Ton 3 24
2 Truk 2 As
7 Ton 7 17
8 Ton 8 46
9 Ton 9 3
3 Truk 3-4-5 As >9 Ton 9 66
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata berat muatan setiap alternatif moda dari Kabupaten Bulukumba menuju Kota Makassar adalah dimana pick-up rata-rata 2-3 Ton, Truk 2 As rata-rata 7-8 Ton serta Truk 3-4-5 As yaitu lebih dari 9 Ton.
IV-47
4.1.4 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Waktu Tempuh
Volume angkut yang dimaksud pada penelitian ini adalah seberapa cepat alternatif moda yang digunakan dalam satu kali angkut dari Kabupaten Bulukumba Ke Kota Makassar. Tingkat penilaian pada kriteria ini adalah semakin cepat waktu tempuh maka penilaiannya juga akan semakin tinggi. Adapun keterangan penilaian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 7
Penilaian Moda Berdasarkan Waktu Tempuh Waktu Tempuh Nilai
4 Jam 9
5 Jam 8
6 Jam 7
7 Jam 6
8 Jam 5
9 Jam 4
10 Jam 3
11 Jam 2
>12 Jam 1
Adapun distribusi responden berdasarkan hasil pengisian kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 8
Distribusi Responden Pemilihan Alternatif Berdasarkan Biaya Operasional
No. Alternatif Keterangan Nilai Jumlah 1 Pick-up
9 Jam 4 21
8 Jam 5 40
7 Jam 6 5
2 Truk 2 As
10 Jam 3 4
9 Jam 4 39
8 Jam 5 23
3 Truk 3-4-5 As 10 Jam 2 50
9 Jam 3 15
IV-48
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata responden menyatakan waktu tempuh setiap alternatif moda dari Kabupaten Bulukumba menuju Kota Makassar adalah dimana pick-up rata-rata 8 jam, Truk 2 As rata-rata 9 jam serta Truk 3-4-5 As yaitu 10 jam.
Tabulasi hasil dari rata-rata pengukuran alternatif moda dan kriteria pemilihan berdasarkan lembar penilaian peneliti dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 9 Tabulasi Hasil Rata-Rata Penilaian Penelitian
Biaya Operasional
Volume Angkut
Waktu Tempuh
Jarak Jangkau
PICK-UP 8 2 5 2
T.2 AS 6 8 4 3
T 3-4-5 As 5 9 2 3
Sumber: Diolah Peneliti 2023 4.2 Analisis Multi Kriteria
Analisis multi kriteria dengan penggunaan metode (AHP).
Hierarki permasalahan pada penelitian ini adalah penentuan jenis moda transportasi optimal berupa pick-up, Truk 2 As, dan Truk 3-4-5 As yang sebagai alternatif dalam pemodelan. Kriteria yang ditinjau dalam pemodelan ini adalah:
1. Jarak jangkau, merupakan jumlah perjalanan moda transportasi yang dapat ditempuh dengan sekali mengisi bahan bakar dengan penuh.
2. Biaya operasional, merupakan besarnya estimasi biaya yang dikeluarkan tiap perjalanan.
IV-49
3. Volume angkut, merupakan seberapa banyak muatan maksimal yang dapat diangkut.
4. Waktu tempuh dinilai seberapa cepat alternatif moda yang digunakan dalam satu kali angkut menuju tempat tujuan
Adapun penggambaran hirarki pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4. 1 Struktur Hirarki Permodelan AHP 4.2.1 Analisis Output Level 1 (Kriteria)
Hamzah (2016) mengemukakan bahwa terdapat 4 hal yang dapat menjadi variabel bagi seseorang untuk menentukan alternatif terbaik dalam pemilihan moda angkutan barang dan saling berkaitan satu sama lain yaitu Kapasitas muatan, jarak perjalanan, waktu tempuh dan biayaAnalisis pada bagian ini merupakan upaya untuk mengetahui kriteria/aspek mana yang paling mempengaruhi dalam melakukan pemilihan moda angkutan barang perjalanan dari
Moda Transportasi Barang Optimal
Biaya Operasional
Volume Angkut
Waktu Perjalanan Jarak
Jangkau
Truk 3-4-5 As Truk 2 As
Pick-Up
TujuanKriteriaAlternatif
IV-50
Bulukumba ke Makassar dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice dan dengan perhitungan manual. Langkah awal untuk menentukan kriteria optimal dengan menggunakan metode AHP adalah dengan membuat matriks perbandingan antar kriteria untuk mengetahui apakah data konsisten atau tidak. Jika nilai CR ≤ 0,1 maka dapat dikatakan matrix perbandingan konsisten. Sebelum membuat matrix perbandingan berpasangan antar kriteria maka terlebih dahulu menentukan nilai bobot tiap kriteria sesuai dengan hasil pengisian kuesioner seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 10
Rata-Rata Nilai Kriteria Berdasarkan Pengisian Kuesioner
Biaya Operasional
Volume Angkut
Waktu Tempuh
Jarak Jangkau
PICK-UP 8 2 5 2
T.2 AS 6 8 4 3
T 3-4-5
As 5 9 2 3
Rata-rata 6 6 4 3
Sumber: Diolah Peneliti 2023
Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan asumsi tingkat kepentingan antar kriteria dengan ketentuan seperti pada tabel berikut:
IV-51
Tabel 4. 11
Pedoman Penilaian Perbandingan Tingkat Kepentingan Intensitas
Kepentingan Definisi Variabel Penjelasan
1 Sama
pentingnya
Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 Sedikit lebih
penting
Penilaian sedikit memihak pada salah satu elemen dibandingkan
pasangannya 5 Lebih penting
Penilaian sangat memihak pada salah satu elemen dibandingkan
pasangannya 7 Sangat penting
Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya
tampak secara nyata 9 Mutlak lebih
penting
Bukti bahwa salah satu elemen lebih Penting penting dari pasangannya sangat jelas 2,4,6,8 Nilai tengah dari
penilaian diatas
Nilai yang diberikan jika terdapat keraguan diantara dua penilaian Tabel 4.10 dan 4.11 merupakan acuan peneliti untuk memberikan asumsi tingkat kepentingan antar kriteria. Adapun langkah pengisian nilai perbandingan berpasangan dapat dilakukan dengan seperti pada satu contoh yaitu perbandingan berpasangan antara kriteria biaya operasional dan waktu tempuh dimana nilai yang lebih penting ditempatkan pada baris kriteria nilai perbandingan ditempatkan pada kolom kriteria. Misalnya diasumsikan biaya operasional sedikit lebih penting dibandingkan waktu tempuh dan jika dilihat sesuai pedoman penilaian maka tingkat kepentingan yaitu bernilai 3. Jadi nilai 3 di isi pada baris kriteria biaya operasional dan kolom waktu tempuh diberi nilai 1/3
IV-52
sehingga diperoleh nilai 0,33. Adapun matriks perbandingan tiap kriteria dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 12. Tabulasi Perbandingan Kriteria Kriteria Biaya
Operasional
Volume Angkut
Waktu Tempuh
Jarak Jangkau Biaya
Operasional 1 2 3 3
Volume
Angkut 0,5 1 3 3
Waktu
Tempuh 0,33 0,33 1 2
Jarak
Jangkau 0,3 0,3 0,5 1,0
Jumlah 2,2 3,7 7,5 9,0
Sumber: Diolah Peneliti 2023
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dipaparkan tingkat kepentingan setiap kriteria sebagai berikut:
1. Biaya operasional hampir sama pentingnya dengan volume angkut
2. Biaya operasional sedikit lebih penting daripada waktu tempuh 3. Biaya operasional lebih penting daripada jarak jangkau
4. Volume angkut sedikit lebih penting daripada waktu tempuh 5. Volume angkut lebih penting daripada jarak jangkau
6. Waktu tempuh lebih penting daripada jarak jangkau
IV-53
Berdasarkan tabel diatas, adapun matriks perbandingan kriteria dapat dilihat sebagai berikut:
[
]
[
]
[
]
Adapun jumlah dan rata-rata pada nilai Eigen Matrik berpasangan tersebut adalah:
Tabel 5. 1 Tabulasi Data Nilai Perbandingan BO VA WT JJ Matriks Perbandingan
Prioritas Vektor (Jumlah) BO 1 2 3 3 0,46 0,55 0,40 0,33 1,24
VA 0,5 1 3 3 0,23 0,27 0,40 0,33 1,74 WT 0,33 0,33 1 2 0,15 0,09 0,13 0,22 0,60 JJ 0,3 0,3 0,5 1,0 0,15 0,09 0,07 0,11 0,42 Tot 2,2 3,7 7,5 9,0
Sumber: Diolah Peneliti 2023
Adapun bobot kepentingan kriteria pada penelitian ini dapat dihitung dengan rumus:
Contoh untuk nilai Eigen kriteria biaya operasional adalah 1,24/4 = 0,39. Adapun hasil perhitungan setiap kriteria dapat dilihat pada tabel berikut:
IV-54
Tabel 4.13. Bobot Berdasarkan Kriteria No. Kriteria Nilai Eigen
1 Biaya Operasional 0,309
2 Volume Angkut 0,435
3 Waktu Tempuh 0,150
4 Jarak Jangkau 0,106
Sumber: diolah peneliti 2023
Indeks konsistensi dari matriks berordo n dapat diperoleh dengan rumus:
Dimana:
∑
( ) ( ) ( ) ( )
Jadi:
Uji konsistensi dari pertimbangan yang telah dilakukan, yang dilakukan berdasarkan nilai Consistency Ratio (CR). Agar penilaian dianggap konsisten, nilai CR harus kurang dari 0,1 (10%
inkonsistensi). Jika nilai CR lebih besar dari 0,1, maka diperlukan penilaian ulang atau pemeriksaan terhadap pertimbangan yang telah dibuat. Adapun hasil pengukuran nilai CR berdasarkan nilai kriteria pada penelitian ini adalah:
IV-55
Nilai RI dapat dilihat dengan ketentuan jika banyaknya kriteria adalah 4 maka nilai RI = 0,90. Dari hasil pengukuran tersebut terlihat bahwa nilai CR adalah 0,06 < 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa perbandingan matriks berpasangan berdasarkan kriteria konsisten.
Adapun hasil analisis pemilihan kriteria kepentingan pada penelitian ini dengan bantuan software Expert Choice adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 2 Output Penilaian Tingkat Kepentingan Kriteria
Adapun perbandingan pengolahan data manual dan dengan software Expert Choice dengan bobot kriteria kepentingan dalam pemilihan moda adalah sebagai berikut:
IV-56
Tabel 4. 14.
Kriteria Perbandingan Kepentingan Pemilihan Moda dengan Expert Choice dan Perhitungan Manual
Kriteria Bobot Kriteria (%)
Persentase Expert
Choice
Manual
Biaya Operasional 0,311 0,309 31%
Volume angkut 0,439 0,435 43%
Waktu Tempuh 0,146 0,150 15%
Jarak Jangkau 0,104 0,106 11%
Sumber: Diolah Peneliti 2023
Perbandingan kepentingan pemilihan kriteria terpenting pada pemilihan moda angkutan barang dari Kabupaten Bulukumba menuju Kota Makassar dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 3 Tingkat Kepentingan Kriteria Pemilihan Moda Angkutan Barang
Hasil pengolahan data pada penelitian ini terlihat bahwa penilaian terhadap kepentingan kriteria/aspek yang diprioritaskan dalam melakukan pemilihan moda angkutan barang perjalanan dari
IV-57
Bulukumba ke Makassar adalah kriteria volume angkut dengan bobot prioritas mencapai 43%, kemudian menyusul kriteria selanjutnya adalah biaya operasional dengan dengan bobot prioritas mencapai 31%, selanjutnya adalah kriteria waktu tempuh dengan bobot prioritas mencapai 15% dan terakhir adalah kriteria jarak jangkau dengan bobot prioritas 11%.
4.2.2 Analisis Output Level 2 (Alternatif Moda)
Menurut Tumewu (Haradongan, 2018) tahap pemilihan moda merupakan bagian dari proses yang bertujuan untuk memutuskan bagaimana barang dan orang akan melakukan perjalanan dari titik asal ke tujuan yang ditentukan. Dalam hal ini, seseorang harus memilih salah satu dari berbagai jenis moda transportasi yang tersedia untuk perjalanan dari asal "X" menuju tujuan "Y". Contohnya, orang tersebut harus memilih jenis alat angkut yang akan digunakan untuk melayani perjalanan tersebut.
Hakzah (2016) juga mengemukakan bahwa terdapat 4 hal yang dapat menjadi variabel bagi seseorang untuk menentukan alternatif terbaik dalam pemilihan moda angkutan barang dan saling berkaitan satu sama lain yaitu Kapasitas muatan, jarak perjalanan, waktu tempuh dan biaya. Analisis pada bagian ini merupakan upaya untuk mengetahui alternatif mana yang paling dominan dalam melakukan pemilihan moda angkutan barang perjalanan dari
IV-58
Bulukumba ke Makassar dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice dan dengan perhitungan manual dengan bantuan Excel.
1. Analisis Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Operasional
Prioritas alternatif moda yang terpilih berdasarkan kriteria biaya operasional dimana merupakan besarnya estimasi biaya yang dikeluarkan tiap perjalanan. Berikut adalah input untuk perbandingan tingkat kepentingan alternatif berdasarkan kriteria biaya operasional:
Tabel 4. 15.
Tabulasi Nilai Berpasangan Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Operasional
Alternatif Pick-up Truk 2 As Truk 3-4-5 As
Pick-up 1 2 5
Truk 2 As 0,5 1 2
Truk 3-4-5 As 0,2 0,5 1
Jumlah 1,7 3,5 8
Sumber: Diolah Peneliti 2023
Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan tingkat kepentingan alternatif moda transportasi yang optimal dari segi biaya operasional adalah sebagai berikut:
a. Pick-up hampir sama pentingnya dengan Truk 2 As namun Pick-up sedikit lebih penting.
b. Pick-up lebih penting daripada Truk 3-4-5 As
c. Truk 2 As hampir sama pentingnya dengan Truk 3-4-5 As namun Truk 2 As sedikit lebih penting.
IV-59
Adapun matriks perbandingan berpasangan pada alternatif pemilihan moda berdasarkan kriteria biaya operasional adalah sebagai berikut:
[ ]
[
]
[
] [
]
Selanjutnya adalah nilai kepentingan pemilihan alternatif moda berdasarkan kriteria biaya operasional dapat dilihat sebagai berikut:
( )
[
]
[ ]
Berdasarkan matriks tersebut, maka dapat diuraikan seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 16.
Bobot Kepentingan Alternatif Moda Berdasarkan Biaya Operasional
No. Alternatif Bobot (%)
1 Pick-up 0,595
2 Truk 2 As 0,277
3 Truk 3-4-5 As 0,129
Sumber: diolah Peneliti 2023
IV-60
Uji konsistensi dari pertimbangan yang telah dilakukan, yang dilakukan berdasarkan nilai Consistency Ratio (CR). Agar penilaian dianggap konsisten, nilai CR harus kurang dari 0,1 (10% inkonsistensi). Jika nilai CR lebih besar dari 0,1, maka diperlukan penilaian ulang atau pemeriksaan terhadap pertimbangan yang telah dibuat. Adapun hasil pengukuran nilai CR berdasarkan nilai kriteria pada penelitian ini adalah:
Dimana:
Dengan:
∑
( ) ( ) ( )
Maka nilai CR adalah 0,004/0,58 = 0,01. Dari hasil pengukuran tersebut terlihat bahwa nilai CR adalah 0,01 < 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa perbandingan matriks berpasangan berdasarkan alternatif moda dan kriteria biaya
IV-61
operasional konsisten. Adapun input data menggunakan software Expert Choice dari hasil rata-rata penilaian hasil kuesioner
Gambar 4.4. Input penilaian tingkat kepentingan alternatif berdasarkan biaya operasional
Sumber: hasil olah data peneliti (Expert Choice)
Adapun hasil analisis pemilihan alternatif moda transportasi dengan bantuan Expert Choice dapat lihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 5 Output Penilaian Tingkat Kepentingan Alternatif Berdasarkan Biaya Operasional
Dari hasil pengukuran dengan Expert Choice tersebut terlihat bahwa nilai consistency adalah 0,01 maka nilai CR adalah 0,01 < 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa perbandingan matriks berpasangan berdasarkan alternatif moda dan kriteria biaya operasional konsisten.
IV-62
Adapun perbandingan pengolahan data manual dan dengan software Expert Choice dengan bobot kepentingan alternatif moda berdasarkan kriteria biaya operasional adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17
Persentase Kepentingan Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Operasional
Kriteria Bobot Kriteria
Tingkat persentase Expert Choice Manual
Pick-up 0,595 0,595 59%
Truk 2 As 0,276 0,277 28%
Truk 3-4-5 As 0,128 0,129 13%
Sumber: Diolah Peneliti 2023
Perbandingan kepentingan pemilihan alternatif berdasarkan kriteria biaya operasional dapat dilihat pada gambar berikut:
IV-63
Gambar 4. 6 Tingkat Kepentingan Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Operasional
Grafik perbandingan seperti yang terlihat pada gambar 4.6. dilakukan dengan bantuan MS. Excel, berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa alternatif moda transportasi yang paling optimal dari Kabupaten Bulukumba menuju Kota Makassar dilihat dari segi biaya operasional adalah pick-up yaitu dengan bobot 59% kemudian disusul dengan alternatif Truk 2 As dengan bobot 28% dan alternatif terakhir adalah Truk 3-4-5 As dengan bobot 13%.
Sesuai dengan hasil survey bahwa pick-up merupakan moda transportasi angkutan barang dengan biaya operasional seperti pengisian bahan bakar dan perbaikan kendaraan jika terjadi kendala di jalan kemudian disusul Truk 2 As dan Truk 3- 4-5 As dari segi biaya operasional. Hasil survei memperlihatkan
IV-64
bahwa rata-rata estimasi biaya operasional setiap alternatif moda dari Kabupaten Bulukumba menuju Kota Makassar setiap perjalanan adalah dimana pick-up rata-rata estimasi biaya yang dikeluarkan Rp. 400.000 sampai Rp. 500.000 setiap perjalanan, Truk 2 As rata-rata estimasi biaya yang dikeluarkan Rp.
500.000 sampai dengan Rp. 600.000 setiap perjalanan serta Truk 3-4-5 As yaitu rata-rata estimasi biaya yang dikeluarkan lebih dari Rp. 700.000 setiap perjalanan.
2. Analisis Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kriteria Jarak Jangkau
Prioritas alternatif moda yang terpilih berdasarkan kriteria jarak jangkau dimana merupakan jumlah perjalanan yang dapat ditempuh tiap alternatif moda setiap pengisian bahan bakar full.
Berikut adalah input untuk perbandingan tingkat kepentingan alternatif berdasarkan kriteria jarak jangkau:
Tabel 4. 18
Tabulasi Nilai Berpasangan Alternatif Berdasarkan Kriteria Jarak Jangkau
Alternatif Pick-up Truk 2 As Truk 3-4-5 As
Pick-up 1 0,2 0,14
Truk 2 As 5 1 0,5
Truk 3-4-5
As 7 2 1
Jumlah 13 3,2 1,64
IV-65
Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan tingkat kepentingan alternatif moda transportasi yang optimal dari segi jarak jangkau adalah sebagai berikut:
a. Truk 2 As lebih penting dari pada pick-up
b. Truk 3-4-5 As sangat lebih penting daripada pick-up
c. Truk 3-4-5- AS hampir sama pentingnya dengan Truk 2 As namun Truk 3-4-5- AS sedikit lebih penting
Adapun matriks perbandingan berpasangan pada alternatif pemilihan moda berdasarkan kriteria jarak jangkau adalah sebagai berikut:
[ ]
[
]
[
] [
]
Selanjutnya adalah nilai kepentingan pemilihan alternatif moda berdasarkan kriteria jarak jangkau dapat dilihat sebagai berikut:
( )
[
]
[ ]
IV-66
Berdasarkan matriks tersebut, maka dapat diuraikan seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 19.
Bobot Kepentingan Alternatif Moda Berdasarkan Jarak Jangkau
No. Alternatif Bobot
1 Pick-up 0,075
2 Truk 2 As 0,334
3 Truk 3-4-5 As 0,591
Sumber: diolah Peneliti 2023
Uji konsistensi dari pertimbangan yang telah dilakukan, yang dilakukan berdasarkan nilai Consistency Ratio (CR). Agar penilaian dianggap konsisten, nilai CR harus kurang dari 0,1 (10% inkonsistensi). Jika nilai CR lebih besar dari 0,1, maka diperlukan penilaian ulang atau pemeriksaan terhadap pertimbangan yang telah dibuat. Adapun hasil pengukuran nilai CR berdasarkan nilai kriteria pada penelitian ini adalah:
Dimana:
Dengan:
∑
( ) ( ) ( )
IV-67
Maka nilai CR adalah 0,01/0,58 = 0,02. Dari hasil pengukuran tersebut terlihat bahwa nilai CR adalah 0,02 < 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa perbandingan matriks berpasangan berdasarkan alternatif moda dan kriteria jarak jangkau konsisten.
Adapun input data menggunakan software Expert Choice dari hasil rata-rata penilaian hasil kuesioner:
Gambar 4.7. Input Penilaian Tingkat Kepentingan Alternatif Berdasarkan Jarak Jangkau
Sumber: hasil olah data peneliti (Expert Choice)
Adapun hasil analisis pemilihan alternatif moda transportasi dengan bantuan Expert Choice dapat lihat pada gambar berikut: