• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data dan Refleksi

BAB III METODE PENELITIAN

G. Analisis Data dan Refleksi

Pengamatan dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan beberapa guru yang mengajar di kelas XI IPS-2 MA Annajah. Hal ini dilakukan untuk membantu peneliti mengamati aktivitas yang dilakukan oleh siswa, mengingat aspek atau indikator yang diamati cukup banyak.

G. Analisis Data dan Refleksi

Adapun data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Ketuntasan Individu

Setiap siswa dikatakan tuntas dalam proses pembelajaran terhadap materi pelajaran yang diberikan, apabila siswa tersebut memperoleh nilai > 75, hal ini sesuai dengan kriteria ketuntasan yang diterapkan oleh Madrasah tempat penelitian. Rumus untuk mencari ketuntasan individu adalah:

�� = � � �� � � �� �ℎ � �

2) Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan telah tercapai apabila target pencapaian ideal > 85% dari jumlah siswa dalam kelas. Rumusnya yaitu:

�� = �

� � %

Keterangan :

KK : Ketuntasan klasikal

X : Jumlah siswa yang memperoleh nilai > 75

Z : Jumlah siswa

Untuk mencari nilai rata-rata siswa, dapat digunakan rumus sebagai berikut:50

=∑ �

Keterangan:

M : Mean (nilai rata-rata)

∑X : Jumlah Skor

N : Banyaknya siswa 2. Refleksi

Refleksi dilakukan pada tiap akhir siklus.Dalam hal ini guru pelaksana menceritakan/mendiskusikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan setiap siklus.Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan dengan baik, dan bagian mana yang belum terlaksana dengan baik, sehingga itulah yang menjadi dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

50Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alvabeta, 2013), h. 49.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Setting Penelitian

1. Profil Madrasah

Nama Madrasah : MA Annajah

Status Madrasah : Swasta

NSM : 131252010021

NPSN : 50222408

Waktu Belajar : Pagi dan Siang Jurusan/Program : IPA dan IPS

Kategori Madrasah : Madrasah Akademik

NPWP : 02-924-802-8-915-000

Lokasi Madrasah : Jl. Raya Sesela, Sesela Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat

Alamat Website Madrasah : http://MAAnnajah Ponpes Al- Halimysesela.Blogspot.Com

Alamat Email Madrasah : [email protected] No.SK Pendirian : Wx. 83.023A/1/88 Tanggal SK Pendirian : 12/07/1983

Tanggal SK Ijin Operasional : 10/10/1988

Status Akreditasi Terakhir : B 51 2. Keadaan Siswa MA Annajah Sesela

Siswa menduduki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena siswa yang menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Tanpa adanya siswa dalam proses pembelajaran, maka tidak aka pernah terjadi proses pembelajaran, oleh karena itu siswa muthlak diperlukan dalam proses pembelajaran.

Tabel 4.2

Data Siswa MA Annajah Sesela Tahun Pelajaran 2016/201752

No. Tingkat kelas

Jenis kelamin

Jumlah

L P

1 X 59 61 120

2 XI 58 76 134

3 XII 54 39 93

Jumlah 171 176 347

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa untuk kelas X ialah sebanyak 120 siswa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Untuk kelas XI berjumlah 134 siswa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan

51Data profil MA Annajah Sesela, Dokumentasi, dikutip pada tanggal 04 April 2017.

52Data jumlah siswa MA Annajah Sesela. Dokumentasi, dikutip pada tanggal 11 April 2017.

untuk kelas XII berjumlah 93 siswa laki-laki dan perempuan. Sehingga, jumlah semua siswa MA Annajah dari kelas X-XII berjumlah 347 siswa.

3. Keadaan Guru MA Annajah Sesela

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Guru berkewajiban dalam menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan dengan arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Tabel 4.3

Data Guru MA Annajah Sesela53

No. Uraian

PNS Non PNS

L P L P

1 Jumlah Kepala Madrasah 1

2 Jumlah Wakil Kepala Madrasah 2 2

3 Jumlah Pendidik 1) 3 7 20 16

4

Jumlah Pendidik Sudah Sertifikasi 2)

1 7 8

5

Jumlah Pendidik Ikut Bimtek K- 13 2)

1 4 4

6 Jumlah Tenaga Kependidikan 2

Keterangan: 1) Diluar kepala dan wakil kepala Madrasah, 2) Termasuk kepala dan wakil kepala Madrasah

53Dokumentasi Guru MA Annajah. Dikutip tanggal 11 April 2017.

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah pendidik yang adadi MA Annajah Sesela terdiri dari kepala Madrasah 1 orang, wakil kepala Madrasah terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Sedangkan untuk jumlah pendidik di luar jabatan sebagai kepala dan wakil Madrasah ialah terdiri dari 10 orang yang berstatus PNS dan 36 orang berstatus Non PNS sehingga berjumlah 46 orang.Adapun jumlah tenaga kependidikannya ialah 2 orang.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Ma Annajah Sesela Tabel 4.4

Data Jumlah Kondisi Bangunan

No. Jenis Bangunan

Kondisi

Status Kepemilikan B RR RS RB 1)

1 Ruang Kelas 7 1 1

2 Ruang Kepala Madrasah 1 1

3 Ruang Guru 1 1

4 Ruang Tata Usaha 1 1

8 Laboratorium Komputer 1 1

11 Ruang Perpustakaan 1 1

12 Ruang UKS 1 1

13 Ruang Keterampilan 1 1

15 Toilet Guru 1 2 1

16 Toilet Siswa 1 2 2 2

17 Ruang Bimbingan Konseling 1 1

18 Gedung Serba Guna (Aula) 1 2

19 Ruang Osis 1 1

21 Masjid/Musholla 1 1

24 Kamar Asrama Siswa (Putra) 1 2

25 Kamar Asrama Siswi (Putri) 1 2

26 Pos Satpam 1 2

1)1.Milik Sendiri, 2. Bukan Milik Sendiri

Keterangan Kondisi: B : Baik RS: Rusak Sedang RR: Rusak Ringan RB: Rusak Berat Berdasarkan data tentang jumlah kondisi bangunan yang ada di MA Annajah Sesela di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi bangunannya lebih banyak yang sedang dalam keadaan rusak ringan. Seperti ruang kelas yang terdiri dari 8 kelas tersebut, 7 yang rusak ringan dan 1 yang rusak sedang.

Bahkan yang kondisinya masih tergolong kondisi baik hanya satu, yaitu toilet guru. Selain itu ruangan yang lainnya tergolong ada kerusakan. Namun, walaupun dalam keadaan seperti itu, semuanya masih layak pakai dan masih dapat membuat siswa nyaman untuk menggunakannya.

Tabel 4.5

Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran No.

Jenis Sarana dan Prasarana

Kondisi Jumlah

Ideal

Baik Rusak

1 Kursi Siswa 150 22 210

2 Meja Siswa 150 22 210

3 Kursi Guru Di Ruang Kelas 7 1 8

4 Meja Guru Di Ruang Kelas 7 1 8

5 Papan Tulis 7 1 8

6 Lemari Di Ruang Kelas 2 7 8

7 Komputer/Laptop Di Lab.Kom. 4 5 35

8 Alat Peraga Biologi 4 1 35

9 Alat Peraga Kimia 1 - 35

10 Bola Sepak 3 2 14

11 Bola Voli 1 14

12 Bola Basket 1 1 14

13 Meja Pimpong/Tenis Meja 1 1 7

14 Lapangan Bulu Tangkis 1 1

Berdasarkan tabel di atas, MA Annajah Sesela memiliki sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang kondisinya dapat

digambarkan,bahwa jumlahsarana dan prasarana yang dimiliki tidak semuanya berkondisi baik. Namun ada beberapa sarana yang masih berkondisi rusak dan tidak layak pakai. Seperti, kursi dan meja yang berjumlah 150 kondisi baik, dan 22 kondisi rusak. Kursi dan meja guru yang ada di ruang kelas sebanyak 8, dan satu di anataranya rusak. Walaupun begitu, namum kondisi sarana dan prasarananya masih tergolong lebih banyak yang masih berkondisi baik dari pada yang rusak. Jika dibandingkan dengan kondisi bangunan yang ada pada tabel 4.4 di atas.

Tabel 4.6

Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya54

No. Jenis Sarana dan Prasarana

Kondisi

Baik Rusak

1 Laptop (Selain Di Lab. Komputer) 4 2 Komputer (Selain Di Lab. Komputer) 3

3 Printer 3 4

4 Televisi 1

5 LCD Proyektor 3 2

6 Layar (Screen) 2

7 Meja Guru Dan Pegawai 16 2

54 Data keadaan sarana dan prasarana MA Annajah. Dokumentasi, dikutip pada tanggal 11 April 2017.

8 Kursi Guru Dan Pegawai 26 6

9 Lemari Arsip 8 1

10 Kotak Obat (P3K) 2 1

11 Brankas 1

12 Pengeras Suara 3 1

Selain sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di atas, dapat dilihat juga bahwa terdapat sarana dan prasarana pendukung lainnya yang ada di MA Annajah Sesela, seperti Laptop, Komputer, Printer, Lemari Arsip, Kotak Obat,Brankas, Pengeras Suara dan lain-lain. Sarana tersebut masih lebih banyak yang berkondisi masih baik dari pada yang rusak.

2. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Prasiklus

Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa persiapan sebagai berikut:

a. Membicarakan rencana tindakan dengan guru mata pelajaran Al-qur’an hadis kelas XI IPS-2

b. Berdiskusi dengan guru mata pelajaran Al-qur’an hadis kelas XI IPS-2 mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

c. Mempersiapkan lembar observasi prasiklus

d. Mempersiapkan lembar observasi siklus I, dan lembar observasi siklusII untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan mengukurketerampilan sosial siswa.

e. Mempersiapkan RPP, dan mempersiapkan tes evaluasi bagi siswa pada setiap akhir pelaksanaan siklus.

f. Mempersiapkan foto copy sub materi dari materi tentang “Pola Hidup Sederhana dan Perintah Menyantuni Para Dhu’afa” sebanyak 25 eksemplar.

g. Melaksanakan observasi prasiklus untuk mengukur keterampilan sosial siswa sebelum diberikan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang dilaksanakanpada Tanggal 04 April 2017.

Berdasarkan hasil Observasi Prasiklus, maka jumlah skor dan kriteria keterampilan sosial siswa dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Prasiklus

No. Nama Siswa Jumlah Skor Keterangan

1 Baiturrohainiyah 75 Tuntas

2 Evi Fathuriani 77 Tuntas

3 Hurul Alfina 48 Tidak Tuntas

4 Ismiani 74 Tidak Tuntas

5 Laelatul Hudriyah 45 Tidak Tuntas

6 Mutia Debby 42 Tidak Tuntas

7 Nia Ika Ningsih 48 Tidak Tuntas

8 Nia Zuliatin 45 Tidak Tuntas

9 Nian Hilma Syafitri 50 Tidak Tuntas

10 Nuroyani 79 Tuntas

11 Nurul Hidayah 42 Tidak Tuntas

12 Rapikoh 41 Tidak Tuntas

13 Rosanti 50 Tidak Tuntas

14 Rozanul Wardati 46 Tidak Tuntas

15 Sakhuwatul Agnia 47 Tidak Tuntas

16 Siti Hafazah Hayati 45 Tidak Tuntas

17 Sri Wahyuni 70 Tidak Tuntas

18 Sulistiawati 47 Tidak Tuntas

19 Tutik Alawiah 36 Tidak Tuntas

20 Uswatun Hasanah 41 Tidak Tuntas

Nilai Rata-Rata 52,4

Nilai Terendah 41

Nilai Tertinggi 79

Ketuntasan Individual 3

Ketuntasan Klasikal 15% Tidak Tuntas

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas secara individual hanya 3 siswa, sedangkan secara klasikal, nilainya hanya 15% yang dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan tindakan, keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa masih tergolong tidak tuntas.

2. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus I a. Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I disesuaikan dengan tahapan yang telah direncanakan yaitu:

1) Materi yang akan diberikan disesuaikan dengan melihat tujuan pembelajaran yang tercantum dalam silabus.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Tentunya ini dilakukan peneliti dengan guru secara berdiskusi agar penyusunan disesuaikan dengan silabus mata pelajaran Al-Qur’an Hadis.

3) Berdiskusi dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadis tentang operasional penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada setiap pertemuan.

4) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru 5) Melakukan evaluasi di akhir siklus I.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan berisi pokok bahasan yang berhubungan dengan materi “Pola Hidup Sederhana dan Perintah Menyantuni Para Dhu’afa”.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1) Pertemuan Pertama

Tindakan siklus I mulai dilaksanakan pada tanggal 11 April2017.

Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan siswa berdoa, dan dilanjutkan dengan guru mengabsen siswa. Sebelum masuk pada kegiatan inti, guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhu’fa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi tersebut.

Setelah siswa tergambar dengan materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru mensosialisasikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan digunakan pada pembelajaran ini, agar siswa mengetahui alur pembelajaran dan mengetahui bagaimana peran mereka dalam model pembelajaran yang akan diterapkan tersebut.

Pada pertemuan pertama ini, guru membagi 20 siswa menjadi 4 kelompok. Karena pada model ini terdapat 2 macam kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, maka pembentukan 4 kelompok tersebut menjadi kelompok asal. Selanjutnya, guru dan siswa mengatur kursi dan meja untuk ditempati oleh masing-masing kelompok asal yang telah terbentuk tersebut.

Tahap selanjutnya ialah guru membagikan foto copy sub materi tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhu’afa kepada masing-masing kelompok asal sebanyak 5 eksemplar sub materi.

Karena jumlah sub materi pada pokok bahasan ini ialah 5, sehingga siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk membagi sub-sub materi yang berbeda tersebut kepada masing-masing anggota kelompok. Sehingga menjadi masing-masing siswa memegang satu sub materi yang berbeda.

Pada tahap ini siswa dibatasi dengan waktu 3 menit untuk membaca bagian sub materi yang didapatkan. Adapun yang menjadi sub materi pada materi pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhu’afa ini ialah sebagai berikut: (1) Surah Al-Qasas ayat 79-82, (2) surah Al-Isra’

ayat 26-27, (3) surah Al-Isra’ ayat 29-30, (4) surah Al-Baqarah ayat 177, dan (5) Hadis tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhu’afa. Setelah para siswa memegang bagiannya masing-masing, maka guru meminta mereka untuk bergabung bersama siswa dari kelompok asal yang lain sesuai dengan kesamaan sub materi, sehingga terbentuklah 5 kelompok ahli. Setelah kelompok ahli terbentuk, maka di sana guru menyampaikan hal-hal yang harus dikerjakan oleh siswa kelompok ahli.

Sehingga pada tahap ini, kegiatan inti mulai diterapkan, yaitu siswa berdiskusi tentang bagian sub materi yang didapatkan. Dalam hal ini guru memberikan waktu sebanyak 30 menit kepada siswa kelompok ahli untuk berdiskusi.

Setelah siswa kelompok ahli selesai berdiskusi, maka mereka kembali kepada kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya dari kelompok ahli dan dilakukan secara bergiliran dari masing-masing 5 anggota kelompok ahli sesuai dengan urutan sub materi. Pada tahap ini juga inti dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdilakukan.

Kegiatan akhir pembelajaran adalah guru memberikan evaluasi kepada siswa terkait dengan materi pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhu’afa, yang mana kegiatan ini adalah tahap akhir dari langkah- langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Selanjutnya guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan pertama dalam materi ini kemudian menutup pembelajaran.

2) Pertemuan Kedua

Siklus I pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua sama dengan kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama.

Yaitu diawali dengan siswa berdo’a. Setelah itu, guru menyampaikan

muqaddimah kemudian mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi terkait dengan materi pembelajaran yang didiskusikan pada pertemuan sebelumnya.

Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergabung bersama masing-masing kelompok asal yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, kegiatan inti langsung dilaksanakan, yaitu setiap anggota dari kelompok ahli melakukan diskusi tentang bagian sub materi yang didapatkan. Kegiatan ini dilakukan selama 25 menit. Setelah diskusi kelompok ahli, maka mereka kembali kepada kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan urutan sub materi.

Setelah kegiatan inti selesai, maka guru memberikan evaluasi kepada siswa sebagai langkah akhir dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan sebagai kegiatan akhir dari pada setiap siklus.

Kegiatan yang sama dilakukan untuk menjadikan siswa lebih paham dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru dan untuk memudahkan peneliti atau observer untuk mengamati indikator-indikator

keterampilan sosial siswa. Pada masing-masing pertemuan dalam siklus I, waktu yang digunakan ialah disesuaikan dengan jadwal pembelajaran yang biasa digunakan, yaitu 2x45 menit dalam satu kali pertemuan.

c. Observasi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan pertama dan kedua menunjukkan keterampilan sosial siswa sudah lebih baik dibandingkan prasiklus.

Keterampilan sosial siswa sudah terlihat meningkat jika dipandang dari sudut kriteria skor yang diperoleh siswa. Pembelajaran siklus I pertemuan ke 1 dan 2 masih ada beberapa siswa yang masih memiliki keterampilan sosial yang tergolong kurang baik.

Adapun hasil observasi keterampilan sosial siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Siklus I

No. Nama Siswa Jumlah Skor Keterangan

1 Baiturrohainiyah 81 Tuntas

2 Evi Fathuriani 83 Tuntas

3 Hurul Alfina 72 Tidak Tuntas

4 Ismiani 91 Tuntas

5 Laelatul Hudriyah 67 Tidak Tuntas

6 Mutia Debby 92 Tuntas

7 Nia Ika Ningsih 76 Tuntas

8 Nia Zuliatin 71 Tidak Tuntas

9 Nian Hilma Syafitri 69 Tidak Tuntas

10 Nuroyani 84 Tuntas

11 Nurul Hidayah 90 Tuntas

12 Rapikoh 63 Tidak Tuntas

13 Rosanti 71 Tidak Tuntas

14 Rozanul Wardati 68 Tidak Tuntas

15 Sakhuwatul Agnia 83 Tuntas

16 Siti Hafazah Hayati 68 Tidak Tuntas

17 Sri Wahyuni 96 Tuntas

18 Sulistiawati 57 Tidak Tuntas

19 Tutik Alawiah 79 Tuntas

20 Uswatun Hasanah 48 Tidak Tuntas

Nilai Rata-Rata 75,45

Nilai Terendah 48

Nilai Tertinggi 96

Ketuntasan Individual 11

Ketuntasan Klasikal 55% Tidak Tuntas

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas secara individual sebanyak 11 siswa, sedangkan secara klasikal, nilainya 55%. Jika dibandingkan dengan nilai sebelum tindakan nilainya 15%.

Meskipun begitu, keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa masih tergolong tidak tuntas.

Untuk melihat perbedaan hasil prasiklus dengan siklus I dapat dilihat pada tabel dalam lampiran.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siswa yang mendapatkan bagian pada sub-sub materi dalam kelompok ahli, setelah kembali kepada kelompok asal masih terlihat malu-malu dan agak kaku ketika menyampaikan hasil diskusi atau materi dari sub materi bagiannya masing-masing. Sebagian siswa yang lain juga masih terlihat bingung dengan model pembelajaran yang sedang diterapkan walaupun sudah dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.

Penilaian terhadap keberhasilan tindakan siklus I dilakukandengan melakukan observasi keterampilan sosial siswa pada kegiatanpembelajaran.

Untuk mengetahui ketercapaian penyampaian materi, diakhir siklus siswa diberikan tes tertulis. Penelitian difokuskan padaketerampilan sosial siswa yang dipantau dengan lembar observasi, meskiupun siswa diberikan tes tertulis.

Hasil observasi menunjukkan bahwa, terdapat beberapa indikator keterampilan sosial siswa yang masih belum dicapai oleh siswa, yaitu aspek dalam keterampilan berkomunikasi dan perilaku assertive pada indikator 17, 18, 19, 20, 21, 22, dan 28 (terdapat dalam lampiran). Nilai ketuntasan secara klasikal masih belum tercapai, sehingga peneliti dan guru merencanakan untuk melakukan tindakan (siklus II).

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Siklus II

Rencana tindakan yang telah direvisi berdasarkan hasil refleksi siklus I dilaksanakan pada tindakan siklus II. Proses pembelajaran Al-Qur’an Hadis pada siklus II pada dasarnya sama dengan tindakan pada siklus I, tetapi pada siklus II peneliti berusaha mengoptimalkan siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawagar siswa betul-betul memahami perannya masing-masing dalam model ini.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II ini, anggota kelompok dari masing-masing kelompok asal diganti. Hal ini dilakukan agar siswa yang satu dengan siswa yang lain lebih dekat dan saling mengenal.

Adapun materi yang digunakan pada siklus II dengan siklus I juga sama, yaitu tentang Pola Hidup Sederhana dan Perintah Menyantuni Para Dhu’afa. Tahap persiapan siklus II sama dengan siklus I yaitu diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikonsultasikan dengan guru. Peneliti dan guru berdiskusi detail pelaksanaan tindakan selama siklus II, agar semua aspek dalam keterampilan sosial siswa dapat tercapai dan tuntas secara klasikal.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 April 2017. Dalam Pertemuan pada siklus II ini membahas tentang materi yang sama dengan siklus I, yaitu Pola Hidup Sederhana dan Perintah Menyantuni para Dhu’afa.

Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan siswa berdoa, diteruskan dengan siswa diberikan apersepsi yaitu guru menanyakan contoh-contoh perilaku orang yang menerapkan pola hidup sederhana. Siswa diberikan motivasi dengan mengajak untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan mengingatkan hal-hal yang harus dikerjakan dalam kelompok. Penjelasan tentang kegiatan pembelajaran dengan model jigsaw seperti halnya kegiatan pembelajaran sebelumnya, yaitu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal yang terdiri dari 5 anggota kelompok yang berbeda dengan anggota kelompok pada siklus I, kemudian guru memberikan waktu kepada masing- masing kelompok untuk membaca materi agar mereka tergambar dengan sub materi yang akan dipilih untuk menjadi keahlian masing-masing anggota kelompok.

Setelah masing-masing anggota memegang bagiannya masing-masing, maka guru meminta anggota kelompok yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain untuk bergabung membentuk kelompok ahli. Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan siswa kelompok ahli berdiskusi terkait dengan bagian sub materi yang didapatkan kemudian setelah itu kembali kepada kelompok asal untuk menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompok

asal sesuai dengan urutan sub materi. Anggota kelompok asal yang lain mendengarkan penjelasan anggotanya dan boleh mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang belum dimengerti.

Kegiatan akhir pembelajaran siswa diberikan tes evaluasi tertulis sebagai langkah akhir dari penggunaan model jigsaw dan langkah akhir dari setiap siklus. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan menyimpulkan pembelajaran.

c. Observasi Siklus II

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II sebagai tindakan kelas, mengalami peningkatan dengan bukti bahwa pembelajaran pada siklus II sudah terlihat lebih meningkat dibanding siklus I.

Masing-masing anggota kelompok terlihat lebih kompak dan sebagian besar siswa sudah memahami perannya masing-masing dalam setiap kelompok.

Beberapa indikator keterampilan sosial siswa sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan siklus I.

Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Siklus II

No. Nama Siswa Jumlah Skor Keterangan

1 Baiturrohainiyah 89 Tuntas

2 Evi Fathuriani 90 Tuntas

3 Hurul Alfina 75 Tuntas

4 Ismiani 93 Tuntas

5 Laelatul Hudriyah 75 Tuntas

6 Mutia Debby 95 Tuntas

7 Nia Ika Ningsih 82 Tuntas

8 Nia Zuliatin 81 Tuntas

9 Nian Hilma Syafitri 79 Tuntas

10 Nuroyani 91 Tuntas

11 Nurul Hidayah 94 Tuntas

12 Rapikoh 81 Tuntas

13 Rosanti 89 Tuntas

14 Rozanul Wardati 89 Tuntas

15 Sakhuwatul Agnia 91 Tuntas

16 Siti Hafazah Hayati 80 Tuntas

17 Sri Wahyuni 97 Tuntas

18 Sulistiawati 62 Tidak Tuntas

19 Tutik Alawiah 89 Tuntas

20 Uswatun Hasanah 61 Tidak Tuntas

Nilai Rata-Rata 84,15

Nilai Terendah 61

Nilai Tertinggi 97

Ketuntasan Individual 18

Ketuntasan Klasikal 90% Tuntas

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas secara individual sebanyak 18 siswa, sedangkan secara klasikal, nilainya 90%. Jika dibandingkan dengan nilai pada siklus I 55%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan sosial secara klasikal telah Tuntas. Artinya, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

Dokumen terkait