• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.40

Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.41

40 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 45.

41Supardi dan Suhardjono, Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), h. 86.

Kegiatan tersebut dapat digambarkan oleh Kemmis & Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto sebagai berikut :42

Gambar 3.1

Bagan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4 lalu kembali ke-1 dan seterusnya.Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan,dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain, objek pengamatan sudah lampau terjadi.

42 Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 137.

1. Siklus I

Sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, maka penelitian ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Menyusun Rancangan Tindakan dan Dikenal dengan Perencanaan

Pada penelitian ini, akan dilaksanakan sebanyak dua siklus, di mana pada masing-masing siklus akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Karena pada penelitian ini menggunakan bentuk terpisah, yaitu peneliti dan pelaksana guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya.Oleh karena pelaksana guru adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan masalah yang sedang terjadi, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar. Sehingga sebelum melakukan penelitian, peneliti akan melakukan persiapan dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadis.

Pada pertemuan pertama, peneliti mengadakan observasi awal untuk mengetahui keadaan kelas yang sebenarnya, dan mengetahui masalah apa yang sedang terjadi di kelas. Observasi ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IPS-2 MA Annajah Ponpes Al-Halimy Sesela yang merupakan subyek dari penelitian ini.

Setelah melakukan observasi dan menemukan masalah apa yang sedang terjadi, maka peneliti di sini melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, maka diperoleh solusi, yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, mengingat keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa sangatlah minim.

Pertemuan kedua, peneliti mendiskusikan prosedur pembelajaran, yaitu mempersiapkan rencana persiapan pembelajaran, dan mempersiapkan lembar evaluasi.Hal ini dilakukan agar guru dan peneliti sependapat dengan rencana tindakan yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya.

Adapun rencana yang akan dilaksanakan pada saat tindakan ialah sebagai berikut:

a) Persiapan

(1) Foto copy sub materi dari materi tentang “Pola Hidup Sederhana Dan Perintah Menyantuni Para Dhu’afa” menjadi 25 eksemplar sebelum masuk ke dalam kelas tindakan.

(2) Foto copy soal/tes untuk mengevaluasi siswa sebanyak 20 eksemplar.

b) Pelaksanaan

Kegiatan rencana pelaksanaan tindakan dapat digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Rencana Kegiatan Tindakan Kelas

No. Uraian Kegiatan Waktu

1. Guru menyampaikan judul materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi tersebut.

2 menit

2. Guru mensosialisasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3 menit

3. Guru membagi 20 siswa menjadi 4 kelompok asal, yang setiap kelompok terdiri dari 5 anggota/tim ahli.

1 menit

4. Guru dan siswa mengatur kursi dan meja untuk ditempati oleh masing-masing kelompok asal yang telah dibentuk.

1 menit

5. Guru membagikan foto copy sub materi tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni

para dhu’afa kepada masing-masing kelompok asal sebanyak 5 eksemplar sub materi.

1 menit

6. Guru memberikan waktu kepada kelompok asal untuk berdiskusi/membentuk ketua kelompok serta membagi sub-sub materi yang berbeda kepada para anggota kelompok asal untuk membentuk kelompok ahli.

3 menit

7. Guru meminta siswa dari setiap kelompok asal untuk bergabung membentuk kelompok ahli sesuai kesamaan sub materi, sehingga terbentuk 5 kelompok ahli.

3 menit

8. Guru menyampaikan hal-hal yang harus dikerjakan oleh siswa kelompok ahli dan memberikannya kesempatan untuk berdiskusi terkait dengan bagian sub materi yang didapatkan.

25 menit

9. Siswa kelompok ahli kembali kepada kelompok

asal. 1 menit

10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa kelompok asal untuk menyampaikan hasil

diskusi/pelajaran yang didapatkan dari kelompok ahli secara bergiliran sesuai dengan urutan sub materi.

40 menit

11. Guru memberikan evaluasi kepada siswa terkait dengan materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

10 menit

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah disepakati sebelumnya dengan peneliti.Sedangkan, ketika pelaksanaan berlangsung peneliti mencatat kegiatan pembelajaran di kelas di lembar observasi.

c. Pengamatan

Pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh peneliti yang bertujuan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas dari para siswa.

Peneliti mencatat setiap proses pembelajaran yang sedang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengumpulkan data.

d. Refleksi

Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Pada tahap refleksi ini, peneliti bersama dengan guru mata pelajaran mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini juga akan didiskusikan mengenai kekurangan-kekurangan dalam tindakan, sehingga dengan dasar tersebut, akan mendapatkan upaya untuk memperbaiki tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Hasil refleksi analisis data pada siklus I, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus yang ke-II, yaitu dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan/kelemahan-kelemahan pada siklus I. Selainitu, juga dapat membandingkan tingkat keberhasilan tindakan melaui hasil refleski siklus I dengan siklus ke-II.

D. Jenis Instrumen Dan Cara Penggunaannya

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran.43

Dalam penelitian ini, menggunakan instrumen-instrumen sebagai berikut : 1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik gejala yang tampak pada objek penelitian.44

43Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h. 51.

Pelaksanaan teknik observasi dapat dilakukan dalam beberapa cara.

Penentuan dan pemilihan cara tersebut sangat tergantung pada situasi objek yang akan diamati. Pada penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan, yaitu jika orang yang melakukan observer tidak turut ambil bagian dalam kegiatan atau tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas orang-orang yang sedang diobservasi. Observer hanya bertindak sebagai pengamat independen.45

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data awal siswa, yaitu untuk mengetahui keadaan kelas sebelum diadakan penelitian. Selain itu, kegiatan observasi ini dilakukan terhadap proses pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Secara khusus observasi yang dilakukan peneliti berfokus pada usaha untuk mengetahui sejauh mana indikator- indikator dari keterampilan sosial siswa telah muncul selama tahap/fase pembelajaran pada setiap siklus.Observasi juga terarah pada bagaimana kemampuan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.

44Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

158.

45Widoyoko, Teknik Penyusunan, h. 48.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. 46

Wawancara (interview) ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata siswa di kelas yang didapatkan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran, serta tanggapan siswa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelasnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.47

Dokumentasi ini berguna untuk memperkuat keakuratan data yang diperoleh dari observasi pada tahap awal.

4. Skala

Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subjek, objek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat.Skala biasa digunakan untuk mengukur sifat, nilai dan minat.

46Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 82.

47Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 158.

Menurut Nurul Zuriah, macam-macam skala ada 4, yaitu; 1) summated rating scale (skala likert), 2) skala thurstone, 3) skala guttman, 4) skala perbedaan makna (semantic differential scale).48

Instrumen ini diukur dengan mengacu pada skala likert. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian yang menggunakan skala likert ini ialah keterampilan sosial siswa.

E. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari sampai dengan bulan April 2017 di kelas XI IPS-2 Madrasah Aliyah Annajah Sesela Tahun Pelajaran 2016/2017.

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

Pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Adapun yang diamati adalah aktivitas siswa, yaitu bagaimana siswa berinteraksi dengan kelompoknya, apakah sesuai dengan indikator-indikator keterampilan sosial siswa yang telah disusun berdasarkan ciri-ciri dan dimensi keterampilan sosial.

48Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 188-190.

Pengamatan dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan beberapa guru yang mengajar di kelas XI IPS-2 MA Annajah. Hal ini dilakukan untuk membantu peneliti mengamati aktivitas yang dilakukan oleh siswa, mengingat aspek atau indikator yang diamati cukup banyak.

G. Analisis Data dan Refleksi

Dokumen terkait