• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeterampilan Sosial

BAB I PENDAHULUAN

D. Kajian Tentang Keterampilan Sosial

4. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeterampilan Sosial

MenurutSaefullah,terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial, yaitu sebagai berikut:

a. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis (broken home) di mana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal yang paling penting diperhatikan oleh orang tua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua maupun saudara- saudaranya.

Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi. Sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, dan

sebagainya hanya akan memunculkan berbagai konflik yang berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional, sehingga dapat menyebabkan hubungan sosial antara satu sama lain menjadi rusak.

b. Kematangan

Untuk bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasihat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan, karena hal itulah yang dapat mendukung anak menjadi terampil dalam berinteraksi dengan orang lain. Sehingga anak dan remaja mudah menyesuaikan diri dengan kelompok atau orang lain yang ada di sekitarnya.

c. Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat.Perilaku anak banyak memerhatikan kondisi normatif yang telah ditentukan oleh keluarganya. Sehingga di sinilah orang tua perlu memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.

d. Kapasitas Mental: Emosi dan Inteligensi

Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.Perkembangan emosi sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik.

Oleh karena itu, jika anak mampu berbahasa dengan baik, maka keterampilan sosialnya akan baik juga. 27

Segala sikap ataupun perilaku yang dilakukan oleh seseorang pasti tidak jauh dari faktor-faktor ataupun pengaruh-pengaruh yang mendorongnya.

Seperti halnya keterampilan sosial, jika tidak ada faktor pendorongnya, maka seseorang tidak akan pernah memiliki keterampilan sosial.

E. Kajian Tentang Materi Pola Hidup Sederhana dan Perintah Menyantuni Para Dhu’afa

1. Surah Al-Qasas Ayat 79-82 a. Lafal Ayat

܀ܑ܋ف هم ۡوق ݓ݃ع هت݋يܒ يف

݀۱ق ني܏ڬل ݈ݐ܍يܑي ۱يۡنڭ܍ل ۶ويحۡل هڬن۪ ݈ݐܑق يتݐأ ٓ۱م لۡۿم ۱݋ل تۡي݃ي

ميظع ٍ ظح ݐ܏ل ٩٧

ني܏ڬلَ۱قݐ

ْ۰وتݐأ مۡ݃عۡل ۲۰وث ۡمܿ݃ۡيݐ هڬ݃ل

ڬَ۪ ٓ۱ݏىڬܻ݃ي َݐ ۚ۱ح݃ص ل݇عݐ نم۰ء ۡن݇ ل ܑٞۡيخ ݈ݐܑ۵ڬܟل

٠١ ۱݋ܷۡس܋ف هب ݌ܐ۰܍بݐ ܠ ۡܐ ۡۡ

۱݇ف

هل ݈۱ك هنݐܑܟ݋ي ۷ۯف نم ݈ݐ܌ نم

هڬ݃ل نم ݈۱ك ۱مݐ نيܑܟت݋݇ۡل

٠٠ ني܏ڬلٱح۵ ۡصأݐ هن۱ܿم ْ۰ ۡوڬ݋݇ت

ب س ۡم ۡۡٱ ڬ݈أܿۡيݐ ݈ولوܻي

هڬ݃ل طسۡ۵ي ܸ ۡܒ ܑل ݌܌۱۵ع ۡنم ءٓ۱شي ن݇ل ܐ܍ܻۡيݐ

ڬنڬم ݈أ َٓ ۡول هڬ݃ل

هڬنأܿۡيݐ ۱݋ب فس܋ل ۱݋ۡي݃ع حܷ݃ۡي َ

݈ݐܑܷܿۡل ٠٨

27Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 351.

b. Terjemahan Ayat

(79) Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

(80) Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".

(81) Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

(82) Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).28

28Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI, Qur’an danTerjemahan Per-kata, (Bandung: Pt.Sygma Examedia Arkanleema, 2010), h. 395.

c. Penjelasan Ayat

Ayat 79 menggambarkan keangkuhan Karun yang menjadi-jadi.

Gambaran keangkuhan ini terlihat dari penggunaan kata ‘ala yang pada dasarnya berarti di atas. Dalam ayat ini kata tersebut bermakna kepada, khayalak ramai. Kata tersebut mengisyaratkan betapa Karun merasa di atas orang banyak. Gambaran keangkuhan ini juga tampak dari penggunaan kata fi zinatihi (dalam kemegahannya). Kata fi berarti di dalam atau berada di dalam. Hal ini menggambarkan bahwa karun keluar dengan segala kemegahannya seolah-olah ingin menunjukkan bahwa ia adalah orang yang memiliki kekayaan dan pengetahuan. Karun merasa tidak mungkin tersentuh oleh apapun, termasuk siksa yang dijanjikan Allah.

Ayat 80 menjelaskan pendapat mereka yang dikaruniai ilmu.

Mereka mengatakan, “sungguh aneh ucapan kalian atau kebinasaan bagi kamu jika bersikap dan berkeyakinan seperti itu. Pahala yang disediakan Allah adalah jauh lebih baik daripada apa yang dimiliki dan dipamerkan karun ini. Apa yang di sisi Allah SWT. Kekal abadi, sedangkan apa yang dimiliki manusia akan lenyap dan musnah”.

Ayat 81 menjelaskan akibat kesombongan dan kencongkakan Karun. Allah menenggelamkannya beserta harta kekayaannya ke dalam perut bumi. Tidak seorangpun yang dapat menolongnya dari siksa Allah, termasuk harta yang ia banggakan. Ayat 82 menjelaskan penyesalan yang

terjadi pada orang-orang yang sangat mengharapkan kedudukan dan nasib seperti karun. Mereka digambarkan dalam Al-Qur’an dengan ungkapan way ka’anna. Kata way, oleh para musafir diartikan sebagai kata yang menunjukkan ungkapan penyesalan atau keheranan. Orang-orang yang tadinya berharap mendapatkan sesuatu seperti apa yang diperoleh Karun, menjadi heran dan sekaligus menyesal. Peristiwa ditenggelamkannya Karun juga menyentak kesadaran mereka akan kekuasaan Allah dan sekaligus membuat mereka menyesal. Kemudian, dilanjutkan dengan pengakuan mereka atas kekuasaan Allah dalam melapangkan dan menyempitkan rezeki seseorang.29

29 Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al-Qur’an dan Hadis 2, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013), h. 51-52

2. Al-Isra’ ayat 26-27 a. Lafal Ayat

۸۰ءݐ ۰܎

ݓب ܑܻۡۡل هڬܻح ݐ نيܿ ۡس݇ۡل لي۵ڬسلٱ݋ۡب ݐ

۰ ًܑي܏ۡ۵ت ۡܐ ܏۵ت َݐ ٨٢

نيܐ ܏۵݇ۡلٱڬن۪

݈و ۡخ۪ ْ۰ ٓون۱ك نيطيڬشل

݈۱كݐ نطۡيڬشل

ه بܑل ۰ܐوܷك ٨٩ b. Terjemahan Ayat

(26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros

(27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara- saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.30

c. Penjelasan Ayat

Pada ayat 26, Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menunaikan beberapa kewajiban. Kewajiban itu adalah memenuhi hak keluarga dekat, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan.

Kata wa’ati dalam bahasa Arab berarti pemberian yang sempurna.

Dengan demikian, yang dimaksud pemberian tentunya bukan hanya terbatas pada materi, tetapi juga imateri, seperti kasih sayang. Sementara itu, yang di maksud dengan keluarga dekat adalah hubungan keluarga karena ada pertalian darah atau perkawinan. Perolehan perbedaan rezeki

30Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI, Qur’an danTerjemahan, h. 284.

yang melatarbelakangi ajaran dalam ayat ini. Mereka yang mampu hendaknya memberi bantuan kepada yang kurang mampu.

Yang dimaksud ibnu sabil di sini ada beberapa pemahaman. Di antaranya, orang yang berjalan meninggalkan kampong halaman dan rumah tangganya untuk maksud yang baik atau fakir miskin yang sudah sangat tertekan hidupnya sehingga tidak ada satupun harta yang mereka miliki.Di akhir ayat ini Allah melarang kaum muslimin membelanjakan harta secara boros. Pemborosan yang dalam ayat ini menggunakan kata tabzir, dipahami ulama sebagai pengeluaran harta yang bukan pada jalur yang hak (dalam kebaikan). Oleh karena itu jika seseorang membelanjakan hartanya dalam kebaikan, ia tidak disebut sebagai pemboros.

Sementara itu pada ayat 27 digambarkan bahwa para pemboros disebut sebagai saudara setan, yaitu dengan penggunaan kata ikhwan. Kata ini adalah bentuk jamak dari kata akhun yang biasa diterjemahkan saudara. Dalam ayat ini seolah menegaskan bahwa seorang pemboros dapat dipersamakan dengan setan dalam hal keserasian akan sifat-sifat yang mereka miliki. Penambahan kata kanu mengisyaratkan kemantapan persamaan dan persaudaraan itu. 31

31 Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al-Qur’an, h. 53-55

3. Surah al-Isra’ Ayat 29-30 a. Lafal Ayat

َݐ ܼ܍ي ۡلع ۡجت ڬلك ۱ݏ ۡطسۡ۵ت َݐ كܻ݋ع ݓل۪ ً۷لو݃ۡغم

ط ۡس۵ۡل ۰ ًܐوس ۡحڬم ۱مو݃م ܍عܻۡتف ٨٧

ڬ݈۪

طسۡ۵ي كڬبܐ ܸ ۡܒ ܑل

ءٓ۱شي ن݇ل

هڬن۪ ۚܐ܍ܻۡيݐ ݌܌۱۵عب ݈۱ك

۰ܑيܟب ۰ ܑۢي۵خ ٠١

b. Terjemahan Ayat

(29) Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

(30) Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.32

c. Penjelasan Ayat

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah SAW.

Menerimakiriman pakaian katun. Setelah menerima pakaian ini, beliaupun membagi-bagikannya kepada mereka yang dianggap lebih membutuhkannya. Setelah pakaian itu habis dibagi, datanglah serombongan orang yang meminta bagian. Ayat 29 ini turun berkenaan dengan peristiwa itu yang menegaskan bahwa apa yang didapat, janganlah

32 Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI, Qur’an danTerjemahan, h. 285.

dihabiskan seluruhnya (Diriwayatkan oleh Said bin Mansur yang bersumber dari Yasar Abil Hakam).

Dalam ayat 29 Allah memberi arahan bagaimanacara-cara yang baik dalam membelanjakan harta. Pada permulaan ayat ini Allah melarang Rasulullah Saw. Menjadikan tangan terbelenggu pada leher. Ungkapan ini sudah terbiasa di kalangan orang Arab, yaitu menunjukkan kekikiran. Di samping itu, Allah SWT. Melarang mengulurkan tangan selebar-lebarnya.

Ungkapan ini berarti Alah SWT. Melarang boros dalam membeanjakan harta. Akhirnya dia akan merasakan penyesalan karena tidak mempunyai apa-apa lagi akibat dari kebiasaan boros tersebut.

Pada ayat 30 Allah SWT. Menjelaskan perolehan rezeki seseorang.

Ada yang dilapangkan sehingga disebut sebagai orang kaya. Namun, ada juga yang disempitkan rezekinya oleh Allah SWT. Keadaan sesesorang yang tidak mampu itu hanya bersifat sementara. Ketika seseorang tersebut bersabar, keadaan itu akan berubah menjadi suatu kenikmatan di hadapan Allah SWT. Semua itu semata-mata hanya ujian dari Allah yang maha mengatur dan memberi rezeki kepada setiap orang yang dikehendaki-Nya.

Di akhir ayat ini Allah SWT. Menyatakan bahwa Dia Maha mengetahui siapa yang memanfaatkan harta kekayaannya di jalan yang membawa kemaslahatan. Demikian juga Allah SWT. Mengetahui siapa yang menggunakan hartanya di jalan maksiat yang membawa kemudaratan.

Di samping itu, Allah SWT. Mengetahui siapa orang-orang miskin yang tetap bersabar dan tidak berputus asa. Dia terus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam rangka menghilangkan kemiskinannya. 33

4. Surah Al-Baarah Ayat 177 a. Lafal Ayat

سۡيڬل ڬܑ۵ۡل ل۵ق ۡمܿهوجݐ ْ۰وڭلوت ݈أ ܑܸ ۡش݇ۡل

ݐ ۲ܑۡغ݇ۡل ڬنܿلݐ ڬܑ۵ۡل ب نم۰ء ۡنم هڬ݃لٱ

ݐ ܑخٓ ۡۡٱم ۡويۡل ݐ

۷ܿۯٓ݃݇ۡل ݐ بتܿۡل

ݐ ي۵ڬ݋ل ن ݓت۰ءݐ ݀۱݇ۡل ه ۵ح ݓ݃ع ݔݐ܎

ݓب ܑܻۡۡل ݐ ݇تيۡل ݐ ݓ نيܿس݇ۡل لي۵ڬسلٱ݋ۡب ݐ

ني݃ئٓ۱ڬسل ݐ ۲۱ق ܑل يفݐ

݄۱قأݐ ۶و݃ڬܟل

ݓت۰ءݐ ۶وك ڬܓل ݐ ݈وفو݇ۡل ݐ ْ۰ݐ܍ݏع ۰܎۪ ۡمه܍ ۡݏعب ڬܟل

نيܑ۵ يف ءٓ۱سۡأ۵ۡل ءٓ۰ ڬܑڬضل ݐ نيحݐ ܔۡأ۵ۡل كۯٓل ْݐأ ني܏ڬل ܍ص ْ۰وق

مه كۯٓل ْݐأݐ ݈وܻڬت݇ۡل

٠٩٩ b. Terjemahan Ayat

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-

33Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al-Qur’an, h.56-60

orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.34

c. Penjelasan Ayat

Ayat ini menegaskan bahwa kebajikan yang mengantar kedekatan manusia kepada Allah bukanlah menghadapkan wajah dalam shalat kea rah timur dan barat. Akan tetapi, kebajikan yang seharusnya mendapat perhatian adalah mengatur kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Adapun tanda-tanda orang yang benar dan bertakwa dijelaskan dalam ayat ini sebagai berikut:

1) Iman terhadap adanya Allah, hari pembalasan, malaikat-malaikat, kitab-kitab, serta nabi-nabi Allah.

2) Kesediaan mengorbankan kepentingan pribadi untuk orang lain 3) Mendirikan shalat

4) Menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya 5) Selalu menepati janji

6) sabar35

34Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI, Qur’an danTerjemahan, h. 27.

35Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al-Qur’an, h. 62-64.

5. Hadis Tentang Hidup Sederhana a. Lafal Hadis

وس ܐ تع݇س ݀ ۱ق ۲ܑك ݔ܍عم نب ݄۰܍ܻم نع ء ۱ع ݐ يم ܌ ۰ ام ۱م ݀ وܻي م݃س ݐ هي݃ع ه݃ل۰ ي݃ص ه݃ل۰ ݀

ݐ هب۰ ۰ܑشل ث݃ث ݐ هم ۱عطل ث݃ۿف ۷ل ۱حم َ ݈ ۱ك ݈ ۱ف ه۵݃ص نܻ݇ي ۸ اك۰ ݄܌ ۰ نب۰ بسحب نطب نم ۰ܑش ݔ܏م ܑتل۰ ݌۰ݐܐ هسܷ݋ل ث݃ث

b. Terjemahan Hadis

Dari Miqdam bin Ma’adi berkata, “Aku mendengar rasulallah

Saw. Bersabda, ‘Tidak ada yang lebih jahat daripada orang yang memadati perutnya. Cukuplah seseorang dengan beberapa suap makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, sepertiga air (minum), dan sepertiga lagi untuk udara (bernapas)’.”

c. Penjelasan Hadis

Hadis tersebut memberikan gambaran kepada kita, bagaimana rasulallah Saw. Dalam memenuhi kebutuhan perutnya. Rasulullah menyatakan bahwa tergolong suatu kejahatan apabila seseorang memadati perutnya dengan makanan yang berlebih-lebihan. Yang demikian itu akan menimbulkan penyakit. Bukan hanya penyakit lahir, tetapi juga penyakit batin, anatar lain kemalasan. Dalam memenuhi kebutuhan perutnya,

Rasulullah Saw. Mengisi dengan sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara. Jika mau mengikuti cara hidup seperti itu, InsyaAllah kita sehat.

Rasulullah pernah menyatakan bahwa perut adalah sumber timbulnya penyakit.

Berkaitan dengan kesederhanaan, Rasulullah Saw. Juga memberikan contoh dalam berbagai hal, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan Imam al-bukhari, “Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya ia berkata bahwasanya Rasulullah Saw bersabda,

“Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah tanpa berlebihan dan tidak sombong.”Hadis tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. Secara tegas melarang makan, minum, berpakaian, dan bersedekah secara berlebihan. Sesuatu yang dilarang, baik oleh Allah maupun Rasul-Nya, di dalamnya pasti ada mudarat bagi manusia. Oleh karena itu, Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak boleh sombong. Hal itu bukan hanya akan menzalimi diri sendiri, tetapi juga akan menjadi kezaliman bagi orang lain. Akibatnya, pelaku sendiri akan mengalami kesulitan dan kesusahan, sedangkan orang lain akan mengalami suatu penganiayaan.36

36Ibid. , h. 65-66.

F. Kajian Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya ilmiah yang terdahulu terkait dengan penelitian yang hampir sama. Untuk menghindari plagiasi, duplikasi dan agar menjamin keaslian dari penelitian yang dilakukan.

Oleh karena itu, di sini peneliti melampirkan beberapa judul yang berkaitan dengan penelitian yang telah diteliti.

1. Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di Kelas VIII MTs. Ta’limussibiyan Sangkong Bonder Tahun Pelajaran 2014/2015.

Pada skripsi ini dijelaskan bahwa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadist di kelas VIII MTs Ta’limussibiyan Sangkong Bonder Tahun Pelajaran 2014/2015. Jika dilihat dari kearifan siswa dalam mengikuti pembelajaran kategori aktif, sehingga berdasarkan tes yang dilakukan peneliti pada skripsi ini terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadist di kelas VIII MTs Ta’limussibiyan Sangkong Bonder Tahun Pelajaran 2014/2015.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang telah dilakukan di sini adalah, bahwa lebih menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini berlokasi di MTs Ta’limussibiyan Sangkong Bonder.

Adapun obyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Ta’limussibiyan Sangkong Bonder dan subyek penelitiannya adalah guru mata pelajaran Qur’an Hadist yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Ta’limussibiyan Sangkong Bonder.

Sementara pada penelitian yang telah dilakukan di sini ialah mengecek apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran Al-Qur’an Hadist materi pokok Pola Hidup Sederhana dan Perintah Menyantuni para Dhu’afa. Penelitian ini berlokasi di MA Annajah Sesela.Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS-2 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Sedangkan yang menjadi persamaan pada kedua penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan yang menjadi obyeknya ialah siswa dan subyeknya ialah guru Qur’an Hadist.37

37L.Sahril Habib, Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist di kelas VIII

2. Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pokok Bahasan Mengenal Sejarah Khalifah Ali Bin Abi Thalib Kelas VI Semester Genap MI NW Mercapada Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

Pada skripsi ini dijelaskan bahwa penelitian tentang penerapan model pembelajaran cooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memberikan pengaruh yang baik terhadap proses belajar mengajar pada siswa kelas VI MI NW Mercapada Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 yang dijadikan sebagai objek penelitian. Selama penelitian berlangsung ternyata penerapan model cooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan keaktifan siswa di dalam melaksanakan proses belajar mengajar dari siklus pertama sampai siklus kedua.

Hal itu terbukti dengan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh bahwa peningkatan hasil belajar siswa diketahui dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal. Perbedaan penelitian yang ke-dua ini dengan penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa pada penelitian di atas lebih menitikberatkan pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan mengenal sejarah MTs. Ta’limussibiyan Sangkong Bonder tahun pelajaran 2014/2015, IAIN Mataram, Skripsi 2014

Khalifah Ali Bin Abi Thalib kelas VI MI setelah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.

Penelitian ini berlokasi di MI NW Mercapada Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun obyek penelitian ini adalah siswakelas VI MI NW Mercapada Lombok Barat tahun pelajaran 2013/2014.

Sementara penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran Al-Qur’an Hadis materi pokok Pola hidup sederhana dan Perintah Menyantuni para Dhu’afa.Penelitian ini berlokasi di MA Annajah Sesela. Obyek penelitian ini ialah siswa kelas XI IPS-2 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Adapun yang menjadi persamaan pada kedua penelitian ini ialah sama- sama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan meneliti obyek yang sama, yaitu siswa. 38

38Hj. Ihsaniati Rahmani, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pokok Bahasan Mengenal Sejarah Khalifah Ali Bin Abi Thalib Kelas VI Semester Genap MI NW MercapadaTahun Pelajaran 2013/2014, IAIN Mataram, Skripsi 2013

BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Annajah Ponpes Al-Halimy Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat, yaitu di kelas XI IPS-2 yang siswanya berjumlah 20 orang perempuan.

Lokasi ini diteliti berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti pada observasi awal ke madrasah tersebut. Adapun masalah yang ditemukan ialah kurangnya keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPS-2 Madrasah Aliyah Annajah Ponpes Al-Halimy Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat yang terlihat ketika guru menggunakan metode diskusi pada pembelajaran Al-Qur’an Hadis.

Lokasi ini dapat diteliti dengan pertimbangan bahwa peneliti dapat bekerja sama dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Annajah Sesla, sehingga peneliti dapat dengan mudah mencari data, mendapatkan peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sesuai dengan kemampuan peneliti.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian harus sesuai dengan prinsip bahwa, objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.39

39Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006), h. 102.

Adapun sasaran penelitian pada penelitian ini adalah :

1. Aktivitas siswa, yaitu peningkatan keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran di MA Annajah kelas XI IPS-2 Ponpes Al-Halimy yang berkaitan dengan mata pelajaran Al-Qur’an Hadis melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran, yaitu bagaimana interaksi antar siswa dengan siswa atau dengan guru dalam proses pembelajaran yang berupa hasil observasi aktivitas siswa.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.40

Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.41

40 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 45.

41Supardi dan Suhardjono, Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), h. 86.

Dokumen terkait