• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Analisis Data

Memilih informasi ke dalam satuan-satuan bagian yang lebih rinci sehingga dapat dikenali fungsinya, kaitannya dengan yang lebih besar, serta organisasi keseluruhan bagian.

e. Sintesis

Penyatuan bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan baru yang unik.

f. Penilaian

Pertimbangan-pertimbangan tentang nilai dari sesuatu untuk tujuan tertentu.

4. Sistem Reproduksi

Pada manusia, reproduksi sama dengan yang ada pada mamalia yang lain. Tujuannya untuk melangsungka keturunan. Untuk memulai kehidupan baru, satu sperma harus membuahi satu sel telur (Suwarno, 2009:163).

a. Gametogenesis

Proses pembentukan gamet (sel kelamin) disebut gametogenesis. Sel kelamin pria dinamakan sperma sedangkan sel kelamin wanita disebut ovum (Suwarno, 2009:163).

Gambar 2.2

Perbandingan pembentukan sperma dan sel telur Gametogenesis ada dua yaitu:

a) Spermatogenesis

Yaitu proses pembentukan sperma. Spermatogenesis terjadi di dalam testis atau buah zakar atau pelir.

b) Oogenesis

Yaitu proses pembentukan ovum. Oogenesis terjadi di ovarium (Suwarno, 2009:163).

Pada Spermatogenesis

1) Spermatogenium (2n) membelah secara mitosis menjadi spermatosit primer atau spermatosit I.

2) Spermatosit I membelah secara meiosis menghasilkan 2 sel spermatosit sekunder atau spermatosit II (n).

3) Setiap spermatosit II membelah menghasilkan spermatid (n).

4) Spermatid akan mengalami pematangan menjadi spermatozoa (sperma) (Suwarno, 2009:163).

b. Pada Oogenesis

1) Oogenesis membelah secara mitosis menjadi oosit primer atau oosit I.

2) Oosit I membelah secara meiosis menghasilkan satu oosit sekunder.

3) Oosit sekunder membelah menghasilkan sebuah ootid yang akan berdegenerasi.

4) Badan kutub I membelah menghasilkan badan kutub II yang juga akan mengalami degenerasi.

5) Oogonium membelah secara mitosis menjadi oosit primer atau oosit I (Suwarno, 2009:164).

c. Ala-alat Reproduksi

1) Alat-alat reproduksi pria

Alat-alat reproduksi pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran, kelenjar aksesotis dan penis (Suwarno, 2009:164).

Gambar 2.3

Alat Reproduksi Laki-laki

a) Testis berjumblah sepasang dan berbentuk oval. Didalam testis tedapat tubulus seminiferous yang berfungsi mengahsilkan sel-sel sperma.

b) Saluran pengeluaran (ductus ekskresi) terdiri atas:

(1) Vasdeferensi: saluran penghubung tubulus semineferus dengan epidermis.

(2) Epidermis: saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai penyimpan sperma sampai sperma matang.

(3) Vas defernsi: saluran lanjutan epididymis.

(4) Saluran ejaculatorius atau saluran pemancatan terdirri atas sepasang dan merupakan bagian dari vas deferens yang berfungsi memancarkan semen eke uretra.

c) Kelenjar aksesoris terdiri atas:

(1) Vasika seminalis atau saluran mani: kelenjar yang berkelok- kelok dan terletak di belakang kandung kemih. Sekretnya

mengandung fruktosa dan prostaglandin yang akan menjadi bagian dari semen.

(2) Kelenjar prostat melingkari uretra bagian atas dan terletak di bawah kandung kemih. Sekretnya mengandung kolestrol, garam, dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup spermatozoa.

(3) Kelenjar cowper atau glandula bulbouretralis: saluran yang langsung menuju uretra. Sekretnya berupa lendir alkalis dan berperan pada waktu awal ejakulasi dan terdiri atas sepasang.

(4) Penis terdiri atas tiga rongga berbentuk silinder yaitu dua terletak di bagian atas yang disebut korpus cavernosum penis dan satu di bagian bawah yang disebut korpus cavernosum uretra. Dibagian tengah terdapat uretra yang merupakan mauara dari saluran kencing dan kelamin (Suwarno, 2009:164-165).

2) Alat-alat reproduksi wanita

Alat reproduksi wanita dikelompokkan menjadi alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.

Gambar 2.4 Alat Repeoduksi Wanita 1. Alat reproduksi luar terdiri atas:

a. Mons pubis

b. Labia mayora, merupakan lipatan kulit yang berfungsi melindungi vagina (dapat disamakan dengan skrotum pada pria).

c. Labia minora, merupakan lipatan kulit di antara labia mayora.

d. Klitosis, adalah organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Banyak terkandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

e. Kelenjar Bartholini, terletak di tepi lubang vagina dan berfungsi untuk mensekresi lendir (Suwarno, 2009:165).

2. Alat-alat reproduksi dalam terdiri atas:

a. Ovarium, terdiri atas sepasang dan berfungsi menghasilkan sel telur dan hormone estrogen dan progesterone.

b. Oviduk atau tuba fallopi, berjumblah sepasang dengan panjang sekitar 10 cm, berfungsi menyalurkan sel telur dari ovarium menuju Rahim dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk pembuahan dan perkembangan sel telur sebelum pembuahan. Pada ujung tuba fallopi terdapat infundibulum yang berbentuk corong dan mempunyai umbai (fimbriae) untuk menangkap sel telur yang dilepas ovarium (proses evolusi).

c. Uterus, berfungsi memberi tempat untuk berkembangnya janin.

d. Vagina, berbentuk saluran dengan panjang 8-10 cm yang berhubungan dengan Rahim. Bagian dalam vagina berlipat-lipat pada ujungnya terdapat selaput dara (hymen) . (Suwarno, 2009:165).

d. Hormon yang Berperan Dalam Menstruasi, Kelahiran dan Persalinan 1) Menstruasi

Gambar 2.5 Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi terdiri atas empat fase yaitu:

a) Minggu pertama

Dinding Rahim yang menebal yang siap untuk memberi makan telur yang dibuahi, pecah dan hilang sebagai aliran darah keluar vagina (menstruasi).

b) Minggu kedua

Sebuah telur masuk dekat permukaan salah satu indung telur untuk menjadi folikel De graaf. Dinding mulai tumbuh dan menebal kembali.

c) Minggu ketiga

Telur menembus pembungkusnya (folikel) dan bergerak sepanjang saluran telur oleh pjitan otot-otot dan dorongan rambut-rambut halus cilia yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop di dinding saluran telur.

d) Minggu keempat

Telur mencapai Rahim, telur ini belum bergabung dengan sperma hingga dinding Rahim yang kaya dengan darah tidak diperlukan dan siklus dimulai kembali.

Dari keempat siklus menstruasi ini yang mempengaruhi adalah FSH, LH, estrogen, dan progesterone (Suwarno, 2009:166)..

2) Kehamilan

Telur yang sudah dibuahi membagi diri menjadi dua sel, kemudian menjadi mepat lalu delapan demikian seterusnya setiap beberapa jam. Akibatnya ratusan hingga ribuan sel secara bertahap akan mengelompok dan berubah menjafi beberapa tipe jaringan seperti otot, saraf, dan sel-sel darah. Lima minggu sesudah pembuaha, embrio ukurannya lebih kecil dari sebutir kacang goreng, tetapi lengan dan tungkainya telah berkembang (Suwarno, 2009:166).

Gambar 2.6 Perkembangan Janin Perkembangan janin

a) Dua bulan, Bayi lebih kecil dari pada kacang kenari, dan laki- laki serta jari-jari kecil tumbuh. Kehailan telah terjadi.

b) Tiga bulan, Lebih kurang panjangnya 70 mm, bayi dapat menggunakan kepala dan anggota gerak. Sang ibu belum dapat merasakannya.

c) Lima bulan, Bayi panjangnya 25 cm dan memberikan reaksi terhadap suara keras dengan cara menendang atau menggeliat.

Perut ibu menggelembung.

d) Tujuh bulan, Bayi sekarang panjangnya kurang lebih 40 cm dan terimpit di dalam Rahim. Bayi cenderung meletakkan kepalanya di bawah suatu posisi untuk melahirkan.

e) Sembilan bulan, Pada mode anatomi dari abad ke-18 ini, bayi sudah berkembang secara utuh dan lengkap dan siap untuk dilahirkan. Beratnya kurang lebih 3-4 kg dan panjangnya 50 cm (Suwarno, 2009:167).

Hormon yang berperan adalah estrogen, LH, progesterone.

Progesteron yang disekresi selama kehamilan juga membantu menyiapkan kelenjar mammae untuk laktasi (Athur C.Guyton dalam Suwarno, 2009:167).

3) Persalinan (proses kelahiran bayi)

Leher Rahim ibu, yaitu serviks yang tertutup rapat selama kehamilan mengalami relaksasi dan pelebaran. Otot-otot dinding Rahim mulai menegang dan memendek secara bergelombang yang disebut kontraksi, yang menjadi semakin sering dan makin kuat. Tahap ini disebut kala I, dan merupakan kerja berat, baik bagi ibu maupun bayi. Secara berangsur-angsur kontarksi mendorog bayi melalui serviks yang telah membuka dan memasuki vagina menuju dunia luar. Ini adalah kala II, yaitu kala

persalinan. Kala II diikuti oleh kala III yaitu tahap pasca persalinan ketika uri keluar.

Bayi melewati lubang besar ditengah-tengah panggul ibu atau tulang-tulang panggul. Lubang ini jauh lebih lebar dari pada yang ada pada panggul pria, untuk dapat sembari tempat pada bentuk kepala bayi. Sendi-sendi panggul dan ligament-ligamen terutama simpisis lubis yang terletak diantara 2 tulang pubis, meregang sedikit untuk membuat lubang menjadi lebih besar.

Embrio diselaputi oleh tiga lapisan, yaitu:

a) Amnion, berisi cairan yang berfungsi melindungi embrio dari benturan.

b) Khorion, bagian dari plasenta yang merupakan tempat-tempat pertukaran zat-zat antara embrio dan ibu.

Alantosis, membran yang mengandung pembuluh darah penghubung embrio dan ibu (Suwarno, 2009:168).

4) Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Air susu Ibu (ASI) dihasilkan oleh kelenjar susu.

Kelenjar-kelenjar ini membuat susu untuk makanan bayi.

Kelenjar mamalia manusia berada pada payudara di dada. Tiap payudara memiliki lebih kurang 20 lobus, yaitu kumpulan kelenjar laktiferus pembuat susu. Selama kehamilan dan sesudah kelahiran, kelenjar-kelenjar ini membesar dan menghasilkan susu yang mengalir sepanjang saluran laktiferus dan keluar dari putting

susu. Ketika bayu menghisap putting, isapan ini merangsang susu mengalir keluar dari dalam payudara (Suwarno, 2009:168..

5) Kelainan Atau Penyakit Pada Sistem Reproduksi

a) Sifilis, Disebabkan oleh bakteri Triponema pallidium.

Ditandai dengan adanya luka pada alat kelamin dan jika tidak segera diobati, bakteri dapat merusak sel otak, melumpuhkan tulang atau merusak jantung dan pembuluh darah.

b) Gonore, Disebabkan oleh bakteri Neisseria gononorrhaeae.

Penderita merasakan sakit saat urinasi, kadang-kadang urine mengeluarkan nanah dan jika tidak diobati dapat merusak saluran reproduksi, yaitu sperma pada pria dan saluran falopi pada wanita sehingga mengakibatkan kemandulan.

c) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

Aquired berarti diperoleh, Immune deficiency berarti kekebalan yang rapuh, Syndrome berarti kumpulan gejala yang timbul bersamaan. Jadi, AIDS mempunyai arti menurutnnya kekebalan tubuh terhadap penyakit, sehingga pengidap AIDS mudah sekali terserang penyakit yang berbahaya (Suwarno, 2009:169).

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendektan kuantitatif.

Karena penelitin ini bertujuan untuk megetahui hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih maka penelitian ini menggunakan desain penelitian hubungan atau asosiatif dan menurut sifat hubungannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif sebab-akibat (kausal). Penelitian kausal biasanya menggunakan metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan variabel bebas yang akan mempengaruhi variabel terikat pada situasi yang telah direncanakan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen Design, dimana kelompok tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2017:79). Penelitian ini menggunakan dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan cara Saintifik TPACK dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada akhir penelitian, kedua kelompok diberi posttest untuk mengetahui kemampuan akhir. Jenis penelitian ini menggunakan Nonequivalent group posttest only desig.

Group 1 T

Group 2 T

Gambar 3.1

Jenis Penelitian Nonequivalent Group Posttest Only Design Keterangan:

Group 1 : Kelas eksperimen Group 2 : Kelas kontrol T : Posttest

: Perlakuan pendekatan saintifik TPACK

: Tanpa menggunakan pendekatan saintifik TPACK

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam memenetukan popukasi dan sampel, penulis berpijak pada pendapat bahwa seluruh individu yang berada dalam wilayah penelitian disebut sebagai populasi sedangkan sebagian dari individu yang diselidiki disebut sebagai sampel. Sugiyono (2014:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipeljarai dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan Ridwan (2013:55) menyatakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarata-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada semester genap di MAN 3 Jember jombang tahun ajaran 2021/2022. Data kelas XI IPA yang terdapat di sekolah ini dengan jumblah 201 siswa yang terbagi menjadi enam kelas. Dua kelas jurusan IPA yaitu kelas XI IPA 5 dan kelas XI IPA 6 dijadika sebagai penelitian. Untuk lebih jelasnya berikut ditampilkan populasi dari penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA di MAN 3 Jember dengan jumblah 201 siswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jumblah

1 XI IPA 1 31 siswa

2 XI IPA 2 36 siswa

3 XI IPA 3 34 siswa

4 XI IPA 4 32 siswa

5 XI IPA 5 34 siswa

6 XIIPA 6 34 siswa

Jumblah 201Siswa

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumblah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017:81). Pada penelitian ini sampel yang diambil sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI IPA 5 yang berjumblah 34 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 6 yang berjumblah 34 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu

teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017:85). Adapun pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan sampel ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru pelajaran Biologi bahwa kelas XI IPA 5 dan kelas XI IPA 6 rata- rata nilai materi biologinya sama.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data penelitian. Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2014:224).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, angket, tes.

a. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk menyajikan gambaran sebaran siswa, jumlah rombongan belajar, dan hasil belajar siswa. Metode ini digunakan berdasarkan pendapat dari Noor (2011:141) yaitu sebagian besar data yang tersedia dalam dokumen yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan peluang

pada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Dalam penelitian ini dokumen digunakan untuk mencari data tentang hasil belajar yang berupa nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran biologi.

b. Tes

Menurut Nurkuncana (1986) dalam Supriyono (2011:49) menyatakan bahwa tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Pada penelitian ini tes digunakan untuk mencari data tentang hasil belajar siswa. Pemilihan tes ini disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Biologi yang lebih menekankan pada ranah kognitif.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Dengan demikian jumblah instrument yang akan digunakan untk penelitian akan tergantung pada jumblah variable yang diteliti (Sugiono, 2017:92).

Data penelitian diambil dari kemampuan kognitif siswa berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol materi sistem reproduksi. Tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu tes pilihan ganda yang mengacu pada enam butir indikator kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. Kisi-kisi tes kemampuan kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi yang digunakan ada pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Tes Kemampuan Kognitif No

Soal Indikator Soal Indikator

Kognitif 1. Menyebutkan struktur dan fungsi organ

reproduksi laki-laki

C1 2. Menjelaskan siklus menstruasi pada organ

reproduksi wanita

C2 3. Menyebutkan organ reproduksi wanita C1 4. Menganalisis perubahan PH vagina berdasarkan

artikel

C4 5. Menentukan struktur dan fungsi organ

reproduksi laki-laki

C3 6. Menganalisis artikel gangguan organ reproduksi

laki-laki

C4 7. Menyebutkan gangguan sistem reproduksi laki-

laki

C1 8. Menganalisis fungsi membran bagi janin C4 9. Menyebutkan hormon kelamin wanita C1 10. Menyebutkan tahap proses persalinan C1 11. Menjelaskan terjadinya bayi kembar C2 12. Mengidentifikasi hormone kelamin pada wanita C1

13. Menyebutkan manfaat ASI C1

14. Menyimpulkan manfaat menyusui setelah kelahiran

C6 15. Menentukan hormone pada laki-laki dan wanita C3 16. Menentukan terjadinya gametosis pada wanita C3 17. Menyimpulkan ovulasi pada wanita C5 18. Menyebutkan metode kontrasepsi C1 19. Memilih organ reproduksi wanita berdasarkan

pernyataan deskripsi

C5 20. Menganalisis struktur fungsi pada testis C4

Untuk menganalisis data yang benar, maka instrument yang akan digunakan harus memenuhi standar validitas dan reabilitas instrument yaitu:

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur (Arikunto,2013:211). Penelitian haruslah menggunakan instrument yang valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2017:121). Tes hasil belajar merupakan instrument dalam penelitian ini.. Untuk instrument yang berbentuk test, pengujian validtas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi isntrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Agar butir soal yang diujikan memiliki validitas yang memadai, soal disusun dengan cara membuat kisi-kisi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar soal- soal yang dibuat dapat mewakili pengukuran indikator dari tujuan pembelajaran.

Uji validitas menggunakan konsep korelasi skor item total.

Item soal dikatakan valid apabila skor item berkorelasi positif dengan skor total. Dalam hal ini, skor item yang berkorelasi dengan skor total berarti apa yang diungkap skor item sama seperti yang diungkap skor total. Penghitungan uji validitas hasil belajar

dilakukan dengan bantuan SPSS Statustics versi 26 dapat juga dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= ∑ ∑ ∑

√ ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Banyaknya peserta tes

X = Nilai hasil uji coba

Y = Nilai rata-rata harian (Jakni, 2016:165) b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reabilitas instrument penelitian adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya atau konsistensi hasil pengukuran (Purwati, 2016:46). Reabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrument memiliki tingkat reabilitas yang memadai bila instrument tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama selama aspek yang diukur tidak berubah. Reabilitas instrument diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Dengan demikian, reabilitas berarti sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk mengetahui tingkat reabilitas soal dilakukan uji coba. Hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS Statistics Versi 26 atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

[

] [ ∑ ]

Keterangan:

= Varians total

∑ = Jumblah varians butir k = Jumblah butir pertanyaan

= Koefisien reliabilitas instrument (Anwar, 2013:184).

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas

No Skor Kriteria Validitas

1 0,00 < < 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah 2 0,21 < < 0,40 Reliabilitas Rendah

3 0,41 < < 0,70 Reliabilitas Cukup 4 0,71 < < 0,90 Reliabilitas Tinggi

5 0,91 < < 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi Batas minimal koefisiensi reliabilitas suatu instrumen adalah 0,60. Jika nilai Alpha Cronbach hasil analisis lebih dari 0,60 maka dikatakan reliabel dan jika kurang dari 0, 60 dikatakan tidak reliabel.

Berarti item yang tidak reliabel itu perlu dihilangkan atau diperbaiki.

D. Analisis Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, kegiatan selanjutnya adalah melakukan pengkodean (coding) agar data yang dikumpulkan dapat diolah dengan menggunakan program statistik analisis data. Peneliti menggunakan program SPSS versi 26 for windows dalam mengolah data kuesioner dan tes.

Metode analisis data yang digunakan alam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik inferensial (Sugiyono, 2016:147).

Analisi deskriptif dapat dilakukan menggunakan SPSS Statistik versi 26 dapat juga menggunakan perhitungan manual. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data sesuai masing-masing variabel yang meliputi: rata-rata, median, modus, dan standar deviasi. Menurut Riduwan,dkk (2007:41-49) perhitungan manual dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata data kelompok ̅ ∑

∑ Keterangan:

̅ = Rata-rata hitung Xi = Nilai tengah data Fi = Frekuensi data

∑fi = Jumlah frekuensi data

b. Menentukan median

Mencari median data kelompok ini perlu dibuat susunan distribusi ferkuensi terlebih dahulu dengan cara mengurutkan data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil, kemudian menghitung Rentang (R), jumblah kelas (K) dan panjang kelas Interval (P). Kemudian membuat distribusi frekuensi dilanjutkan mencari nilai median dengan rumus:

Me = ( ) Keterangan:

Me : Nilai median

: Batas bawah kelas sebelum nilai median akan terletak : Panjang kelas median

n : Jumblah data

f : Banyaknya frekuensi kelas median

Jf : Jumblah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median

c. Menentukan Modus (

) Keterangan:

Nilai mode

Batas bawah yang mengandung mode : Panjang kelas mode

: Selisih antara frekuensi mode (f) dengan frekuensi sebelumnya

: Selisih antara frekuensi mode (f) dengan frekuensi sesudahnya

d. Menentukan standar devisi SD = √ ̅ , jika n > 30 Keterangan:

SD = Standar devisi Xi = Data

N = Banyak data e. Menentukan varians

V = ∑ ̅ , jika n > 30 2. Analisis inferensial

Statistik Inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probobilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya duberlakukan untuk populasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui normal atau tidak normalnya distribusi suatu data. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data penelitian menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian digunakan untuk menentukan subjek populasi bersifat homogen atau heterogen (Jakni, 2016: 135). Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistics versi 26 atau dengan hitungan rumus manual. Uji homogenitas memiliki ketentuan yakni jika Fh < Ft, maka homogen. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: F =

c. Pengujian Hipotesis

1) Uji Independent Sampel T Test

Uji independent sample t test sering digunakan untuk melakukan analisis data dalam peneltian eksperimen bidang pendidikan. Selain itu, uji independent sample t test digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok data yang diperoleh dari satu kelompok subjek dan dua data atau lebih yang diperoleh dari dua kelompok subjek penelitian eksperimen pendidikan, dengan data yang berskala interval. Rumus yang digunakan menurut Jakni (2016:135) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Dokumen terkait