BAB I. PENDAHULUAN
J. Metode Penelitian
3. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda dengan data time series (runtutan waktu). Analisis regresi linier berganda merupakan analisis pengaruh dari beberapa variabel bebas (lebih dari satu) terhadap satu variabel terikat.14 Jadi, analisis ini bertujuan untuk mengukur pengaruh dari variabel bebas yaitu;
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing
12 Sugiyono , Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta:2017),69
13 Ibid.85
14 Suliyanto, Ekonometrika Terapan:teori dan aplikasi dengan SPSS, ANDI, Yogyakarta, hlm.53.
to Deposit Ratio (FDR) Dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap variabel terikat yaitu Profitabilitas (ROA). Adapun saat menganalisis data, peneliti menggunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 25 agar mudah dalam mengolah data penelitian.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis di dalam model regresi ini, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan rincian sebagai berikut :
a. Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari uji asumsi klasik ini yaitu untuk mengetahui hasil persamaan pada analisis regresi berganda yang dihasilkan apakah telah memenuhi asumsi teoritis atau belum.15Jika persamaan yang dihasilkan sudah memenuhi asumsi teoritis, maka persamaan analisis regresi berganda yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan prediksi nilai variabel terikat atau variabel bebas, dan jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka persamaan analisis regresi berganda tidak dapat digunakan sebagai prediksi nilai variabel. Adapun uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah di standarisasi pada model regresi berdistirbusi normal atau tidak.
Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rataβratanya.
15 Sunyoto, D. (2012). Analisis Validitas & Asumsi Klasik. Yogyakarta: Gava Media
16 Suliyanto, Ekonometrika Terapan:teori dan aplikasi dengan SPSS, ANDI, Yogyakarta 2011
17 Ibid.81
Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan dalam bentuk kurva akanmembentuk gambar lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga.16Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji P-P Plot dan Histogram.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang tebentuk ada korelasi tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi yang tersebut dimyatakan mengandung gejala multikolinier.17 Dalam penelitian ini uji multikolinieritas dilakukan dengan korelasi parsial.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah homoskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada penelitian yang menggunakan data cross-section.
Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati scatterplot dimana sumbu horizontal menggambarkan nilai predicted standardized sedangkan sumbu vertical menggambarkan nilai Residual Studentized.
Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya
18 Ibid 95
19 Ibid 125
masalah heteroskediastisitas pada model regresi yang di bentuk.
Sedangkan jika scatterplot menyebar acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.18
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section).
Pada penelitian ini menggunakan uji autokorelasi dengan mertode Durbin Watson (Durbin Watson Test). Uji durbin waston (Uji D-W) merupakan uji yang sangat popular untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari mode empiris yang di estimasi.19
Adapun kesimpulan uji autokorelasi dapat diperoleh dari sebagai berikut:
Gambar 1.3 Uji Autokorelasi
Sumber: Suliyanto, 2011.
Apabila terjadi autokorelasi, ada beberapa cara untuk mengobati autokorelasi salah satunya dengan uji run test, dimana jika nilai signifikasinya > 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Apabila tetap terjadi autokorelasi setelah melakukan uji run test maka harus dilakukan uji selanjutnya yaitu uji chocrane orcut.
Dimana dalam uji ini dapat dilakukan dengan cara menghitung nilai koefisien autokorelasi setelah di transformasi.
b. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji-t)
Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak.
Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar di bandingkan dengan nilai t tabel.20
Adapun langkah-langkah Uji Parsial (Uji-t) dalam penelitian ini sebagai berikut :
a) Menentukan hipotesis
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Setyarini (2020) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Moorey, dkk. (2020) menunjukkan bahwa NPF berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian
20 Ibid .62
tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Profitabilitas
3. Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Fachri
& Mahfudz (2021) menunjukkan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H3 : Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas
4. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Anindiansyah, dkk. (2020) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H4 : Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Profitabilitas
5. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Fachri
& Mahfudz (2020) dengan judul βAnalisis pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR terhadap ROA (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2019β menunjukkan bahwa CAR, NPF, FDR, dan BOPO secara simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah di Indonesia pada periode penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H5 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
a) Menentukan nilai kritis
Nilai kritis di dapat dari tabel distribusi t dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Penetapan hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar 0,05 (Ξ± = 5%) atau tingkata keyakinan sebesar 0,95 karena tingkat signifikansi itu yang umum digunakan pada penelitian sebelumnya dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti.
b) Menentukan nilai t hitung dengan rumus diatas
Untuk menghitung besarnya nilai t hitung digunakan rumus sebagai berikut :
π‘i = bj sbj
Keterangan :
t = Nilai hitung bj = Koefisien regresi
sbj = Kesalahan baku koefisien regresi
c) Menentukan ttabel dengan cara melihat hasil tabel distribsi pada Ξ± 5%.
Rumus ttabel =N-2
d) Memberikan kesimpulan
1. Jika thitung > ttabel maka Ho di tolak dan Ha di terima.
Jika thitung < ttabel maka Ho di terima dan Ha di tolak.
2. Jika nilai signifikansinya < 0,05 maka Ha di terima dan Ho ditolak.
Jika nilai signifikasinya > 0,05 maka Ha di tolak dan Ho diterima.
Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh variabel independen (X) secara parsial terhadap variabel dependen.
1. Uji Simultan (Uji-F)
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit) uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan
perubahan nilai variabel tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas :
πΖ = π, (π β 1), (π β π). 21
Untuk menghitung besarnya nilai F digunakan formula sebagai berikut:
π 2 / (π β 1) πΉ = 1 β π 2 /(π β π)
Keterangan : F = Nilai F hitung
R2= Koefisiensi determinan n = Jumlah variabel
k = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)
Adapun langkah langkah uji F atau uji simultan adalah sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Setyarini (2020) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap
21 Ibid .61
profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Moorey, dkk.
(2020) menunjukkan bahwa NPF berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Profitabilitas
3. Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Fachri &
Mahfudz (2021) menunjukkan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H3 : Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas
4. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Anindiansyah, dkk. (2020) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap
profitabilitas (ROA) bank syariah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H4 : Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Profitabilitas
5. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian empiris terdahulu yang dilakukan oleh Fachri &
Mahfudz (2020) dengan judul βAnalisis pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR terhadap ROA (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2019β menunjukkan bahwa CAR, NPF, FDR, dan BOPO secara simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah di Indonesia pada periode penelitian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : H5 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
b) Nilai kritis distribusi F dengan level of signifikan Ξ±= 5%
Ftabel = FΞ±;numerator;denominator
c) Kriteria penolakan atau penerimaan
1. Jika nilai sig < 0,05 atau F hitung > F tabel maka tedapat pengaruh antar variabel X terhadap Variabel Y
2. Jika nilai sig > 0,05 atau F hitung < F tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
d) Pengambilan kesimpulan
1. Ho diterima dan Ha di tolak artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y
2. Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh antara variabel X terhadap Y
2. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda adalah analisis pengaruh antara dua variabel bebas atau lebih (X1, X2, X3, X4,..., Xn) terhadap variabel tergantung (Y).22 Adapun bentuk matematis analisis regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :
π = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + πΌ
Keterangan :
Y = Profitabilitas (ROA) a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1= Capital Adequacy Ratio (CAR) X2= Non Performing Financing (NPF) X3= Financing To Deposit Ratio (FDR)
X4= Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Ι = Nilai residu
22 Ibid, 53