BAB III. PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mendapatkan besaran pemusatan data (mean), penyebaran data (standar deviasi, range, maksimum dan minimum). Analisis deskriptif dalam penelitian ini berfungsi sebagai proses olah data menjadi tabel sehingga mudah dipahami.
Adapun hasil analisis deskriptif dalam analisis pengaruh Rasio Keuangan terhaadap profitabilitas Bank Umum Syariah menggunakan aplikasi SPSS 25.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maksimum Mean Std.Deviasi
CAR 60 14,72 21,64 18,52 2,26
NPF 60 3,13 5,68 4,18 0,80
FDR 60 76,36 89,32 81,20 3,58
BOPO 60 82,78 99,04 90,09 4,38
ROA 60 0,16 1,88 1,17 0,40
Sumber : Analisis Aplikasi SPSS 25.0
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diatas, dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni laporan keuangan Statistik Perbankan Syariah (SPS) dari Januari 2016 sampai dengan Desember 2020 menunjukan bahwa CAR memiliki nilai minimum 14,72 dan nilai maksimum 21,64, nilai rata rata 18,52 serta standar deviasi 2,26. Pada variabel NPF memiliki nilai minimum 3,13 dan nilai maksimum 5,68 dan nilai rata rata 4,18 serta nilai standar deviasi 0,80. Pada variabel FDR memiliki nilai minimum 76,36 dan nilai maksimum sebesar 89,32 dan nilai rata rata 81,20 serta standar deviasi sebesar 3,58. Pada variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 82,78, nilai maksimum sebesar 99,04 dan nilai rata rata sebesar 90,09 serta nilai standar deviasi 4,38. Pada variabel profitabilitas ROA memiliki nilai minimum 0,16, nilai maksimum sebesar 1,88 dan nilai rata rata sebesar 1,17 serta nilai standar deviasi sebesar 0,40. Besarnya standar deviasi pada variabel CAR, NPF, FDR, BOPO, dan ROA yang dimiliki oleh perusahaan bank umum syariah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepemilikan yang signifikan pada masing-masing perusahaan.
2. Uji Asusmsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah di standarisais pada model regresi berdistirbusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rataโratanya. Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan dalam bentuk kurva akanmembentuk gambar lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga.47 Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji P-P Plot.
Gambar 3.1 Hasil Uji P-Plot
Berdasarkan hasil uji P-plot dapat diketahui bahwa data yang diuji berdistribusi normal, hal ini di tandai dengan titik titik tersebut mengikuti garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal.
47 Suliyanto, Ekonometrika Terapan:teori dan aplikasi dengan SPSS, ANDI, Yogyakarta 2011
Untuk memperkuat hasil yang data yang diuji memiliki distribusi normal, selain menggunakan uji P-plot kita juga dapat menggunakan Histogram, dimana dalam histogram apabila hasil histogram menunjukkan pola tidak miring kekiri ataupun ke kanan dan keseluruhan batang variabel berada dalam histogram maka data dapat dikatakan normal.
Gambar 3.2 Grafik Histogram
Berdasarkan grafik histogram diatas diketahui bahwa data yang diuji berdistribusi normal hal ini ditandai dengan pola grafik yang tidak miring kekiri maupun ke kanan serta keseluruhan batang variabel berada dalam histogram.
b. Uji Mulltikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang tebentuk ada korelasi tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka
48 Ibid.81
model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier.48 Dalam uji multikolinieritas nilai tolerance dan Variabel Inflasion Factor (VIF) menjadi alat pendeteksi terjadinya multikolinieritas. Apabila nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10,0 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut terjadi multikolinieritas. Adapun hasil Uji Multikolinieritas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10,373 1,429 7,258 ,000
CAR -,020 ,023 -,115 3,354 ,010 ,123 8,125
NPF ,069 ,058 ,141 -2,195 ,000 ,153 6,557
FDR ,013 ,009 ,114 2,363 ,030 ,306 3,267
BOPO -,112 ,010 -1,240 -10,728 ,000 ,160 6,259
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel diatas tersebut menunjukan bahwa nilai tolerace CAR 0,123, NPF 0,153, FDR 0,306 dan nilai BOPO 0,160. Hasil ini menandakan bahwa data ini tidak terjadi gejala multikolinieritas, hal ini ditandai dengan nilai tolerance > dari 0,10. Selain itu nilai VIF pada variabel CAR 8,125, NPF 6,557, FDR 3,267, dan BOPO 6,259. Ini menunjukkan nilai VIF < 10,0, artinya tidak terjadi gejala multikolinieritas pada data penelitian.
55 Ibid 95
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya , jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah homoskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada penelitian yang menggunakan data cross- section.
Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati scatterplot dimana sumbu horizontal menggambarkan nilai predicted standardized sedangkan sumbu vertical menggambarkan nilai Residual Studentized. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskediastisitas pada model regresi yang di bentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.49
Gambar 3.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
56 Ibid 125
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diatas dengan menggunakan uji scatterplot diketahui bahwa titik titik scatterplot menyebar secara acak maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section).
Pada penelitian ini menggunakan uji autokorelasi dengan metode Durbin Watson (Durbin Watson Test). Uji durbin waston (Uji D-W) merupakan uji yang sangat popular untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari mode empiris yang di estimasi.50 Kriterianya jika dU < DW < 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi. Berikut adalah hasil uji autokorelasi menggunakan SPSS:
Tabel 3.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,939a ,883 ,874 ,14110 1,540
a. Predictors: (Constant), BOPO, FDR, NPF, CAR b. Dependent Variable: ROA
Untuk mengetahui data ini terjadi autokorelasi atau tidak, kita harus mengetahui terlebih dahulu nilai dU, untuk mengetahui nilai tersebut adalah dengan menggunaka n ketentuan (k : n) dimana k adalah konstanta variabel penelitian ini berjumlah 4 dan n adalah jumlah data variabel penelitian ini yaitu
berjumlah 60. Maka nilai dU dapat diambil dari tabel durbin Watson (4 : 60) sebagai berikut :
Tabel 3.6 Tabel Durbin Watson
N dU
59 1.4385
60 1.4443
61 1.4499
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diperoleh bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,540 dan nilai dU sebesar 1,4443. Artinya nilai dU (1,4443) <
DW (1,540) > 4-dU(2,5557). Sesuai dengan dasar pengambilah keputusan data dalam penelitian ini sudah tidak terjadi gejala autokorelasi.
3. Uji Linier berganda
Adapun bentuk matematis analisis regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
๐ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ๐ผ
Y = Profitabilitas (ROA) a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1= Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2= Non Performing Financing (NPF) X3= Financing To Deposit Ratio (FDR)
X4= Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ษ = Nilai residu
Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai koefesien sangat menentukan terhadap dasar analis. Jika nilai b positif maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh positif antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai b negatif maka kesimpulannya adalah ada pengaruh negatif antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Adapun hasil uji regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10,373 1,429 7,258 ,000
CAR -,020 ,023 -,115 3,354 ,010 ,123 8,125
NPF ,069 ,058 ,141 -2,195 ,000 ,153 6,557
FDR ,013 ,009 ,114 2,363 ,030 ,306 3,267
BOPO -,112 ,010 -1,240 -10,728 ,000 ,160 6,259
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai X1= -0,020, X2=0,069, X3=0,013, dan X4= -0,112 dengan konstanta sebesar 10,373.
Sehingga dapat diperoleh model regresi sebagai berikut :
๐ = 10,373 โ 0,020๐ถ๐ด๐ + 0,069๐๐๐น + 0,013๐น๐ท๐ โ 0,112๐ต๐๐๐ + ๐ผ
Dari perhitungan SPSS diatas memberikan pengertian bahwa :
a. Konstanta (a) adalah Y jika X = 0, dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam analisis regresi tersebut adalah sebesar niali konstanta. Jadi besar nilai konstanta (a ) adalah 10,373 menunjukkan pada saat variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO = 0 atau konstan, maka variabel Profitabilitas ROA sebesar 10,373.
b. Nilai b1 (CAR) sebesar -0,020 menyatakan bahwa jika variabel CAR mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan penurunan ROA sebesar 0,020 dengan asumsi nilai variabel lain tetap.
c. Nilai b2 (NPF) sebesar 0,069 menyatakan bahwa jika variabel NPF mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan kenaikan ROA sebesar 0,069 dengan asumsi nilai variabel lain tetap.
d. Nilai b3 (FDR) sebesar 0,013 menyatakan bahwa jika variabel FDR mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan kenaikan ROA sebesar 0,013 dengan asumsi nilai variabel lain tetap.
e. Nilai b4 (BOPO) sebesar -0,112 menyatakan bahwa jika variabel BOPO mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan penurunan ROA sebesar -0,112 dengan asumsi nilai variabel lain tetap.
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Uji T (Parsial)
Uji t digunakan .untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kriteria pengukuran uji t sebagai berikut:
a) Jika nilai sig<0,05 atau t hitung>t tabel maka terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y
b) Jika nilai sig>0,05 atau t hitung<t tabel maka tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y
T tabel = t (ฮฑ/2 ; n-k-1)
Keterangan : a = signifikasi n = jumlah sampel
k = jumlah konstanta variabel
Maka t tabel dapat ditentukan dengan = (0,05/2 ; 60-4-1) = 0,025 ; 55 yang hasilnya sebesar 2,004. Hasil perhitungan uji t parsial sebagai berikut :
Tabel 3.10 Uji T Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10,373 1,429 7,258 ,000
CAR -,020 ,023 -,115 3,354 ,010 ,123 8,125
NPF ,069 ,058 ,141 -2,195 ,000 ,153 6,557
FDR ,013 ,009 ,114 2,363 ,030 ,306 3,267
BOPO -,112 ,010 -1,240 -10,728 ,000 ,160 6,259
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat kita ketahui bahwa :
1. Nilai signifikan untuk pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) terhadap Profitabilitas (ROA) (Y) adalah sebesar 0,010 > 0,05 dan nilai t hitung 3,354 < t tabel 2,004, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.
Artinya terdapat pengaruh positif antara CAR (X1) terhadap ROA (Y).
2. Nilai signifikan untuk pengaruh Non Performing Financing (NPF) (X2) terhadap Profitabilitas (ROA) (Y) adalah sebesar 0,000 > 0,05 dan nilai t hitung -2,195 < t tabel 2,004, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2
diterima. Artinya terdapat pengaruh negative antara NPF (X2) terhadap ROA (Y).
3. Nilai signifikan untuk pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) (X3) terhadap Profitabilitas (ROA) (Y) adalah sebesar 0,030 > 0,05 dan nilai t hitung 2,363 < t tabel 2,004, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.
Artinya terdapat pengaruh positif antara FDR (X3) terhadap ROA (Y).
4. Nilai signifikan untuk pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) (X4) terhadap Profitabilitas (ROA) (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung -10,728 < t tabel 2,004, sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 diterima. Artinya terdapat pengaruh negative antara BOPO (X4) terhadap ROA (Y).
b. Analisis Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama sama (simultan) terhadap variabel dependen atau tidak. Adapun kriteria pengukuran uji F sebagai berikut :
a) Jika nilai sig<0,05 atau t hitung>t tabel maka variabel X secara simultan berpengaruh terhadap variabel Y
b) Jika nilai sig>0,05 atau t hitung<t tabe maka variabel X secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel Y
F tabel = F (k ; n-k) = F (4 ; 60) = 2,53 Berikut adalah hasil uji t menggunakan SPSS :
Tabel 3.11 Uji F Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 8,233 4 2,058 103,387 ,000b
Residual 1,095 55 ,020
Total 9,328 59
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), BOPO, FDR, NPF, CAR
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat kita ketahui bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh CAR (X1), NPF (X2), FDR (X3), dan BOPO (X4) secara simultan terhadap Profitabilitas (Y) adalah 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 103,387 > F tabel 2,537, maka H5 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan CAR (X1), NPF (X2), FDR (X3), dan BOPO (X4) berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y).
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis linier berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0 ini diperoleh hasil bahwa variabel X1 (CAR) berpengaruh positif terhadap ROA Bank Umum Syariah. Dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel X1 (CAR) (3,354) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,010 <
0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 diterima yang artinya variabel XI (CAR) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel Y yaitu ROA BUS. Artinya setiap kenaikan CAR maka ROA juga mengalami kenaikan.
CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Dendawijaya, 2005:121), artinya bank mampu menutupi risiko dengan modal yang dimiliki dan bank tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan operasionalnya sehingga bank mampu meningkatkan profitabilitasnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andista (2020) dan Rahmani (2017) yang menunjukkan bahwa CAR berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nanda, dkk (2020) yang menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.
Sedangkan pada variabel X2 (NPF) terdapat pengaruh negative terhadap ROA Bank Umum Syariah. Dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel X2 (NPF) (-2,195) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H2 diterima, artinya terdapat pengaruh negative antara variabel X2 (NPF) terhadap variabel Y yaitu ROA BUS.
Rasio NPF mencerminkan risiko pembiayaan, hal ini menunjukkan semakin tinggi rasio NPF maka kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Peningkatan rasio NPF menyebabkan penurunan pendapatan bank dari pembiayaan yang di salurkan sehingga mempengaruhi perolehan laba bank dan berpengaruh buruk terhadap ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhikmah & Diana (2020) dan Moorey,dkk (2020) bahwa NPF berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wibisono dan Wahyuni (2017) yang menunjukkan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap ROA.
Variabel X3 (FDR) terdapat pengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel X3 (FDR) (2,363) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,030 < 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H3 diterima, artinya terdapat pengaruh positif antara variabel X3 (FDR) terhadap variabel Y yaitu ROA BUS. Hal ini menunjukkan semakin tinggi dana yang disalurkan bank kepada nasabah maka pendapatan pengembalian yang diperoleh bank juga tinggi. hal ini tentu berpengaruh juga pada laba yang diperoleh bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachri & Mahfudz (2021) dan Hasanah,dkk (2019) bahwa FDR berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Munir (2018) yang menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA.
Variabel X4 (BOPO) terdapat pengaruh negative signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel X4 (BOPO) (-10,728) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05. Maka dapat ditarik kesimpilan bahwa H4 diterima karena terdapat pengaruh negative antara variabel X4 (BOPO) terhadap variabel Y yaitu ROA BUS.
Hal ini mengartikan bahwa bank rasio BOPO yang tinggi cenderung memiliki ROA yang lebih rendah. Dan sebaliknya semakin rendah rasio BOPO menunjukkan ROA yang lebih tinggi. Hal ini berarti tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank tersebut. tingginya rasio BOPO menunjukan bahwa bank belum mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan kegiatan usahanya dengan baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rembert & Baramuli (2020) bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anindiansyah, dkk (2020) dan Silvia & Salma (2021) yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh terhadap ROA.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh Capital Adequency Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) Periode Januari 2016- Desember 2020. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel X1 (CAR) berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini di tunjukan dengan nilai t hitung variabel X1 (CAR) (3,354) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,010 < 0,05.
2. Variabel X2 (NPF) berpengaruh negative terhadap ROA. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung variabel X2 (NPF) (-2,195) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
3. Variabel X3 (FDR) berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung variabel X3 (FDR) (2,363) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,030 < 0,05.
4. Variabel X4 (BOPO) berpengaruh negative terhadap ROA. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung variabel X4 (BOPO) (-10,728) > t tabel (2,004) dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
5. Pada hasil uji F menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas
66
Return on Asset. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 103,387 > F tabel 2,537.
B. Saran โ Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya dengan tema yang sama diharap bisa menambah rasio yang akan diteliti.
2. Bagi peneliti selanjutnya dengan tema yang sama diharap menambah jumlah sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nur. 2017. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Bank Umum Syariah di Indonesia. Human Falah, Vol 4. No.2 Juli-Desember 2017.
Almunawwaroh, Medina., Marliana, Rina. 2018. Pengaruh CAR, NPF, dan PDR terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Amwaluna : Jurnal ekonomi dan Keuangan Syariah. Vol.2 No.1 Januari 2018: 1-18.
Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah.
Anindiansyah, Gladis., dkk. 2020. Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap ROA dengan NIM sebagai Variabel Intervening (Studi pada Bank yang Go Publik di BEI Periode Tahun 2015-2018). Proceding SENDIU.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dewi, Aminar S. 2017. Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA pada Perusahaan di Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2016.
Jurnal Pundi. Vol.01 No.03, November 2017.
Dewi, Nurul A. 2019. Analisis Pengaruh NPF, FDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Pada BNI Syariah di Indonesia Periode 2015-2018. Skripsi. Aceh.
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Fachri, Muhamad F., Mahfudz. 2021. Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR Terhadap ROA (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2016-2019). Diponegoro Journal of Management. Vol.10 No.1:1-10.
Hasanah, Uswatun. 2019. Pengaruh Pembiayaan, NPF, CAR, dan FDR terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017). Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi. Vol.7 No.2, Oktober 2019.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. 2017. Pedoman karya tulis ilmiah.
Jember: IAIN Jember Press.
Ismail. 2014. Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Kurnia, Maโshumatul., Filianti, Dian. 2021. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap ROA dan ROE Bank Umum Syariah Periode 2012-2018. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan. Vol.8 No.2, Maret 2021.
Moorey, Nadi H., Sukimin., Juwari. 2020. Pengaruh FDR, BOPO, NPF, dan CAR Terhadap ROA Pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2019. Jurnal GeoEkonomi. Vol.11 No. 1, Maret 2020.
Munawir, S. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Munir, Misbahul. 2018. Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan Inflasi terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking. Vol.1 No.162, Juni-Desember 2018.
Muslim. (n.d.). Sahih Muslim, Jilid 2. Beirut: Darul Fikri.
Nanda, Aditya S, dkk. 2019. Pengaruh CAR dan BOPO Terhadap ROA pada Bank Syariah Tahun 2011-2018. Perisai:Islamic Banking and Finance Journal. Vol 3. Issue 1 Mei 2019.
Nurhikah, Sufi N., Diana, Nana. 2020. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan NPF Terhadap ROA Periode 2016-2018. Jurnal Masharif al- Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah. Vol.5 No.2, 2020.
Rembet, Watung., Baramuli, Dedy. 2020. Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR terhadap ROA (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di BEI). Jurnal EMBA. Vol.8 No.3, Juli 2020: 342-352.
Rohansyah, Miswar., dkk. 2021. Pengaruh NPF dan FDR terhadap ROA Bank Syariah di Indonesia. Robust-Research Business and Economics Studies. Vol.1 No.1.
Setyarini, Adistha. 2019. ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR TERHADAP ROA (Studi Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia Periode 2015-2018. Research Fair Unisri 2019. Vol .4 No.1 Januari 2020.
Shomad, Abdul., Usanti, Trisandini. 2013. Transaksi Bank Syariah. Jakarta: Bumi Aksara.
Silvia, Dewi., Salma, Nur. 2021. Pengaruh NPL, LDR, BOPO terhadap ROA dengan NIM sebagai Variabel Intervening. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan.
Vol.7 No.1, Januari 2021.
Simorangkir, OP. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Sudarsono, Heri. 2008. Bank & Lembaga Keuangan Syariโah. Yogyakarta: Ekonisia.
Cetakan ke-2.
Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sunyoto, D. 2012. Analisis Validitas & Asumsi Klasik. Yogyakarta: Gava Media.
Suryadi, Nanda., dkk. 2020. Pengaruh Inflasi, BOPO, dan Pangsa Pasar terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2018. Jurnal Tabarruโ:Islamic Banking and Finance. Vol.3 No.1, Mei 2020.
Ubaidillah, 2016. Analisis Fator-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam (Islamic Economics Journal) El- Jizya. Vol 4. No.1 Januari-Juni 2016.
Veithzal, Rivai., Arifin, Arviyan. 2010. Islamic Banking:Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wulandari, Retno., Shofawati, Atina. 2017. Analisis Pengaruh CAR , NPF, FDR, dan Pertumbuhan DPK Terhadap Profitabilitas Industri Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan .Vol. 4 No. 9 September 2017: 741-756.
Yusuf, Muhammad., Wahyuni, Salamah. 2017. Pengaruh CAR,NPF,BOPO dan FDR terhadap ROA yang dimediasi oleh NOM. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 17. No.1, 2017: 41-62.
www.ojk.go.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
MATRIK PENELITIAN
Judul Variabel Indikator Sumber data Metode penelitian Fokus penelitian
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN (CAR
,NPF,FDR,BO PO)TRTHAD AP
PROFITABILI TAS RETURN ON ASSET (ROA) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PADA PERIODE 2016-2020
1.Capital Adequency Ratio (CAR) 2.Non Performing Finance(NPF) 3. Financing To Deposit Ratio (FDR)
4. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) 5. Profitabilitas Perbankan Syariah
1. CAR
Jumlah CAR
Bank Umum
Syariah 2. NPF
Jumlah NPF
Bank Umum
Syariah 3.FDR
Jumlah FDR
Bank Umum
Syariah 4.BOPO
Jumlah BOPO
Bank Umum
Syariah
5. Profitabilitas Jumlah
profitabilitas
Bank Umum
Syariah
Data sekunder laporan Statistik Perbankan Syariah (SPS) dari website resmi Otoritas Jasa
Keuangan(OJK)
1. Pendekatan Kuantitatif 2. Jenis
Penelitian Asosiatif 3. Populasi
Keseluruhan
Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah 4. Teknik
Pengumpulan data dokumentasi Library Research 5. Teknik Analisa
Kuantitatif statistic dengan model regresi linier berganda
1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2020?
2. Apakah Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2020?
3. Apakah Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2020?
4. Apakah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2020?
5. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016- 2020?