BAB III METODE PENELITIAN
C. Analisis data
D = indeks deskriminasi (daya beda) JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
D = 0,00 --- 0,20 buruk (poor)
D = 0,21 --- 0,40 cukup (satisfactory) D = 0,41 --- 0,70 baik (good)
D = 0,70 --- 1,00 baik sekali(excellent)
D = negatif, semuanya tidak baik, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya tidak digunakan.49
luas ke dalam wilayah populasi. Selain itu penelitian ini menggunakan statistik pametrik, yaitu membutuhkan terpenuhinya banyak asumsi.50 Berikut adalah langkah-langkah melakukan analisis data :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan statistik nonparametik. Untuk mengetahui apa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, peneliti melakukan uji normalitas.51
Uji normalitas dengan rumus chi-Square. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
X2 = nilai chi-Square oi = nilai observasi
Ei = nilai harapan, luasan interval kelas berdasarkan table normal dikalokan N (total Frekuensi) (pi x N).52
50 Solichin, “ANALISIS DAYA BEDA SOAL, TARAF KESUKARAN, VALIDITAS BUTIR TES, INTERPRETASI HASIL TES DAN VALIDITAS RAMALAN DALAM EVALUASI PENDIDIKAN.”
51 Enny Keristiana Siaga, Zulkifli Matodang, and Harub Sitompul, Statistika :Teori Dan Aplikasi Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019).
52 Subana, Muersetyo Rahadi, and Sudrajat, Statistik Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia Bandung, 2019).
2. Uji Homogenitas
Pengujian Homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi- variansi dua buah distriusi atau lebih. Uji ini dapat menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :
F =
Keterangan :
vasians kelompok 1 vasians kelompok 2 Hipotesis pengujian
H0 : (varians data homogen) H1 : (varians data tidak homogen) Kriteria pengujian
Jika Fhitung Ftabel (o,o5;dk1;dk2), maka H0 di tolak Jika Fhitung Ftabel (o,o5;dk1;dk2), maka H0 di terima.53 3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah proses membandingkan antara nilai sampel (berasal dari data penelitian) dengan nilai hipotesis pada data sampel. Pernyataan hipotesis di bagi menjadi dua, yaitu hipotesis awal (H0) dan hipotesis alternatif (Hi). berikut langkah-langkah pengujian
53 Yulingga Nanda Hanief and Wasis Himawanto, Statistika Pendidikan, (Yogyakarta : Deepublish, 2017).
hipotesis koefisien korelasi pearson : a. Menyatakan hipotesis
Membuat bentuk pasti dari H0 dan Hi. Hipotesis tandingan Hi
digunakan untuk menentukan arah pengujian. Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : ρ = 0 (kekuatan hubungan antar variabel yang sangat lemah/tidak ada).
Hi : ρ = 0 (kekuatan hubungan antar variabel yang sangat lemah/ada korelasi antar variabel).
b. Menentukan nilai
Umumnya peneliti dan default SPSS menggunakan = 0,05 atau 0,01, karena peneliti di bidang pendidikan dan bidang sosial besaran tingkat kepercayaan 95% atau 99%. Hal ini berarti keputusan peneliti untuk menolak atau menerima hipotesis nol memiliki probabilitas 5%. Tingkat kesalahan tersebut digunakan untuk dasar pengambilan keputusan dalam hipotesis.54
c. Menentukan statistik uji
Uji ini menggunalan nilai thitung. Tetapi jika terdapat kesulitan dalam perhitungan dapat menggunakan nilai peluang statistik uji atau p- value. Nilai thitung secara sistematis sebagai berikut :
54 Abdul Narlan and Dicky Tri Juniar, Statustika Dallam Penjas Aplikasi Praktis Dalam Penelitian Penddikan Jasmani, (Sleman: deepublish, 2018).
thitung = √ √ 1) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
H0 di tolak jika thitung t[(n – 2); ) atau p – value
2) Nilai statistik dihitung berdasarkan data sampel yang di dapat dengan menggunakan rumus pada poin c.
3) Membuat kesimpulan dari hasil perhitungan yang di sesuaikan dengan kriteria penerimaan dan penolakan H0.55
Berikut beberapa kondisi data yang memungkinkan digunakannya metode statistik nonparanetrik :
1. Data yang tidak berdistribusi normal atau varians tidak sama 2. Jika jumlah data terlalu sedikit, yaitu di bawah 30 data.
3. Untuk data bertipe nominal atau ordinal. Hal ini tidak bisa diubah karena menyangkut nature data.
Seperti metode statistik parametrik, statistik nonparametrik juga mempunyai banyak metode. Pada peelitian ini digunkan uji Mann Whitney.
Uji Mann Whitney adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan dua mean yang berasal dari sampel yang sama, uji ini dapat digunakan menjadi akternatif dari uji t.
55Abdul Narlan and Dicky Tri Juniar, Statustika Dallam Penjas Aplikasi Praktis Dalam Penelitian Penddikan Jasmani, (Sleman: deepublish, 2018).
Ada dua rumus yang digunakan untuk uji Man Whitney, yaitu U1 dan U2. Kedua rumus tersebut adalah :
Keterangan :
U1 = jumlah peringkat kelompok 1 U2 = jumlah peringkat kelompok 2 n1 = jumlah sampel kelompok 1 n2 = jumlah sampel kelompok 2 R1 = jumlah rangking pada sampel n1 R2 = jumlah rangking pada sampel n2
Rumus untung menghitung nilai statistik uji Mann Whitney:
Keterangan :
Z = nilai hitung statistik
U = jumlah peringkat yang lebih kecil dari kelompok yang
dibandingkan.56
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, maka selanjutnya uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dua sampel bebas (independent samples t-test). Uji-t dua sampel bebas ini merupakan uji statistik parametik yang membandingkan dua kelompok independen untuk membuktikan perbandingan rata-rata dua kelompok kasus secara statistik signifikan berbeda. Data yang digunakan dalam uji ini adalah nilai post test siswa pada kelas kontrol dan eksperimen. Untuk menguji dua rata-rata digunakan rumus uji-t dua sampel bebas dengan taraf signifikannya yaitu 0,05 (5%). Pada uji-t ini menggunakan aplikasi SPSS. Dengan langkah pertama merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hi : adanya pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
H0 : tidak ada adanya pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
56 Anna Armeini Rangkuti, Statistik Inferensial Untuk Psikologi dan Pendidikan, (Kencana, 2017).
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Annuriyyah Jember pada siswa kelas VII A dan VII B. Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen pada kelas VII A dan kelompok kontrol VII B. Siswa kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan pemanfaatan media alam sekitar dan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran direct instruction.
MTs Annuriyyah Jember ini merupakan sekolah menengah pertama yang berlokasi Jl. Dharmawangsa No. 142 Kelurahan Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Jawa Timur yang telah resmi berdiri sejak pada tanggal 21 Juli 1981.
Sekolah ini memiliki visi “Terwujudnya Insanyang Berilmu Beramal dan Berakhlaq Sesuai Tuntunan Al-Qur‟an” Adapun Indikator yang dicapai:
1) Berilmu, warga madrasah yang cerdas kompeten tanggap terhadap situasi dan kondisi berbekal kecakapan hidup, unggul dalam membaca dan memahami Al Qur‟an secara baik dan benar. 2) Beramal, mampu mengamalkan ilmu Al-Qur‟an dengan baik dan benar, beramar ma‟ruf sesuai tuntunan Alqur‟an, dan Mampu menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan Al Qur‟an dan Hadits. 3) Berakhlaqul Karimah, bertindak dan berprilaku sesuai tuntunan Al-Qur‟an, dan mengedepankan akhlaqul karimah dalam setiap tindakan, sikap, maupun ucapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran IPA di MTS Annuriyyah Jember terdapat dua guru pengampu dalam pembelajaran IPA yaitu Bapak Abd. Hamid Syam dan Bapak Wildan Habibi S.Pd.
B. PENYAJIAN DATA
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
“pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan kelas VII MTs. Annuriyyah Jember”.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment), yaitu eksperimen yang dilakukan dengan memakai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel di tentukan dengan cara tidak acak dan sudah di tentukan berdasarkan kelompok-kelompok yang sudah tersedia. Dalam penelitian ini peneliti mengambil dua kelas sebagau subjek penelitian yaitu kelas eksperimen pada kelas VII A dan kelas kontrol pada kelas VII B. Kelas eksperimen di berikan media pembelajaran berupa pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber dalam acuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemanfaatan media alam sekitar sebagai media pembelajaran dikarenakan fasilitas yang kurang memadai karena fasilitas laboratorium kurang memadai.
Peneliti menetapkan tempat penelitiannya di MTs Annuriyyah Jember karena sekolah tersebut belum pernah diterapkan model
pembelajaran praktikum karena kurangnya fasilitas laboratorium sehingga peneliti menggunakan alternatif lain dengan memanfaatkan media alam sekitar sebagai media pembelajaran praktikum, khususnya pada materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya. Mekanisme pembelajaran yaitu pembelajaran tatap muka.
Peneliti mengambil populasi sampel kelas VII sebanyak 67 siswa.
Sedangkan sampel yang diambil dari dua kelas, kelas VII A sebagai kelomok eksperimen (kelas VII A berjumlah 33 siswa) dan kelas VII B sebagai kelompok kontrol (kelas VII B berjumlah 34 siswa). Dengan demikian, jumlah sampel secara keseluruhan 67 siswa. Penetapan kelas eksperimen melalui saran guru pengampu pembelajaran IPA di sekolah tersebut dan juga hasil diskusi dengan peneliti. Adapun daftar nama siswa, nilai pre test dan post test kelas kontrol dan kelas eksperimen tercantumkan pada lampiran ke 6.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri atas metode tes.
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan pemanfaatan media alam sekitar terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran ipa materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs annuriyyah Jember.
Berkaitan dengan metode tes, soal yang diberikan untuk melihat hasil belajar siswa berjumlah 20 soal pilihan ganda pada lembar lampiran 3 dan sebelum instrument disebar ke beberapa responden (siswa yang menjadi sampel penelitian) terlebih dahulu instrumen tersebut melalui serangkaian uji, yakni
uji validasi oleh validator ahli materi yaitu Ibu Laila Khusnah M.Pd dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam (tadris IPA) dengan uji validitas dan reabilitas menggunakan aplikasi SPSS.
C. ANALISIS DAN PENGUJIAN DATA
Setelah berhasil mengumpulkan data, data tersebut selanjutnya dilakukan analisis data. Pertama dilakukan uji prasyarat instrumen tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, yaitu :
1. Uji Validitas
Hasil belajar siswa dianalisis melalui pemberian soal sebanyak 50 pertanyaan berupa pilihan ganda yang terlebih dahulu dilaksanakan uji coba soal kepada 30 siswa kelas VIII A MTs Annuriyyah Jember.
Pengujian item soal post test pilihan ganda berdasarkan dari perhitungan aplikasi SPSS 25.0 for windows diperoleh data yang tercantum dalam lampiran ke 6.
Perhitungan tabel yang tercantum dalam lampiran ke 6 menunjukkan hasil yang diperoleh dari pemberian soal sebanyak 50 pertanyaan berupa pilihan ganda yang terlebih dahulu dilaksanakan uji coba soal kepada 30 siswa kelas VIII A MTs Annuriyyah Jember yaitu diperoleh hasil 20 soal valid dan 30 soal tidak valid. Dengan interprestasi nilai 20 soal valid tersebut, maka soal dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
2. Uji Reabilitas
Pengujian yang kedua adalah uji reabilitas. Alat untuk mengukur uji reabilitas menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25.0 for windows.
Berikut data hasil rekapitulasi pengujian nilai 50 item soal post test.
Table. 4.1 Hasil Output Uji Reabilitas Tes
Berdasarkan hasil output SPSS table di atas dapat diketehui bahwa angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,705. Angka ini menunjukkan bahwa besar dari nilai minimal Cronbach’s Alpha an yaitu 0,6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang dilakukan untuk mengukur valiabel kemampuan hasil belajar siswa dapat dikatakan reliable.
3. Uji Kesukaran
Pengujian ketiga dalam uji coba soal post test ini adalah untuk mengetahui nilai tingkat kesukaran. Alat untuk menguji menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows. Berikut data hasil rekapitulasi pengujian tingkat kesukaran soal yang tercantum dalam lampiran ke 7.
Perhitungan tabel yang tercantum dalam lampiran ke 7 menunjukkan hasil yang diperoleh dari perhitungan uji kesukaran butir soal post test pilihan ganda memiliki 14 soal nilai mudah, 32 nilai soal sedang, 4 nilai soal sukar.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.705 50
4. Uji Pembeda
Pengujian keempat dalam uji coba soal pre test ini untuk mengetahui nilai daya beda. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows. Berikut rekapitulasi pengujuan daya beda soal yang tercantum dalam lampiran ke 8.
Perhitungan tabel yang tercantum dalam lampiran ke 8 menunjukkan hasil yang diperoleh dari perhitungan beda daya butir soal prêt test pilihan ganda memiliki 20 nilai soal buruk, 16 soal cukup, 13 soal baik, dan 1 soal baik sekali. Dengan interprestasi nilai soal tersebut maka soal dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
5. Uji Normalitas
Selanjutnya uji prasyarat pengujian hipotesis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Untuk untuk menguji kenormalan data digunakan SPSS 25.0 for windows. Dalam penelitian ini data yang terkumpul berupa data pre test dan post test siswa.
Hasil data pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 4.2 Hasil Output Uji Normalitas Data Pre Test dan Pos Test
Perolehan hasil normalitas menggunakan uji Kromogorov-Smirnov untuk kelas pre test eksperimen, post test eksperimen, pre test kontrol dan post test kontrol di table 4.2 menghasilkan nilai Sig. Secara berurutan yaitu 0,008, 0,000, 0,001, dan 0,011. Nilai kelas pre test dan pos test eksperimen memiliki Asymp. Sig. sehingga dapat dikatakan bahwa data pre test dan pos test eksperimen tidak berdistribusi normal.
Sedangkan nilai Sig. Shapiro-Wilk kelas pre test eksperimen, post test eksperimen, pre test kontrol dan post test control berurutan yaitu 0,001, 0,024, 0,001, dan 0,068. Salah satu nilai kelas pre test dan pos test kontrol memiliki nilai Asymp. Sig. sehingga dapat dikatakan bahwa data pre test dan pos test kontrol berdistribusi normal.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor instrument soal pre test dan post test yang memiliki tingkatan soal yang berbeda.
Dikutip oleh Laily Yunita Susanti menyatakan bahwa kedua kelas sampel diberikan perlakuan yang berbeda, pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan kelas control diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas tersebut diberikan post test untuk
Tests of Normality
KELAS
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
HASIL Pre Eksperimen .188 30 .008 .868 30 .001
Post Eksperimen .224 30 .000 .918 30 .024
Pre Kontrol .212 30 .001 .862 30 .001
Post Kontrol .184 30 .011 .935 30 .068
a. Lilliefors Significance Correction
melihat adanya perbedaan. Hasil rata-rata nilai post test kelas eksperimen 66,25 sedangkan rata-rata nilai post test kelas konvensional 55,63. Berdasarkan hasil penelitian tersebut berdassrkan analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji z dari hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbeda (lebih tinggi) dari nilai rata-rata di kelas konvensional. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa IPA kelas VII pada Materi Objek IPA dan Pengamatannya.57
Jika data memenuhi syarat uji normalitas dan homogenitas, maka tahapan selanjutnya yang dilakukan yaitu uji parametrik, akan tetapi apabila salah satu nilai di tolak, maka tahap selanjutnya dilakukan uji non parametrik sehingga tidak perlu melakukan homogenitas.58
Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji analisis non parametrik yaitu uji Mann Whitney. Uji hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perbandingan skor pre test
Perbandingan skor pre test dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil pre test dikelas eksperimen dan hasil pre
57 Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti,. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Mtsn 1 Jember. (Jember : Mathematics and Natural Science Education.2020)
58 Halima Tus Sdiah et al., Aplikasi Komputer Farmasi, (Bogor: Lembaga Penelitian dan pengabdian pada Masyarakat Universitas Pakuan, 2019).
test di kelas kontrol. Cara ini dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama atau tidak, sehingga dapat dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik Mann Whitney. Kedua data pre test tersebut tidak memiliki perbedaan jika harga Sig. (2-tailed) 0,05.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Hi : ada perbedaan signifikan antara skor pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
H0 : tidak ada perbedaan signifikan antara skor pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut :
a. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05, H0 ditolak dan Hi diterima.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol atau skor pre test dalam level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan antara selisih pre test ke post test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05, H0 diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol atau skor pre test
berada dalam tingkatan yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor pre test dari tes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berikut ini hasil analisis perbandingan pre test hasil belajar siswa :
Tabel. 4.3 Hasil Output SPSS Uji Mann Whitney Skor Pre Test Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Test Statisticsa
Hasil Belajar Siswa
Mann-Whitney U 424.500
Wilcoxon W 889.500
Z -.394
Asymp. Sig. (2-tailed) .694 a. Grouping Variable: Kelas
Hasil analisis statistik di atas menunjukkan nilai signifikansi 0,694 0,05, maka H0 diterima dan Hi ditolak.
Berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre test kontrol dan pre test eksperimen. Dengan demikian dapat dilakukan analisis data dengan uji perbandingan skor post test kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Perbandingan skor post test
Langkah kedua yaitu Perbandingan skor post test dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil post test dikelas eksperimen dan hasil post test di kelas kontrol. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik Mann
Whitney. Kedua data pre test tersebut tidak memiliki perbedaan jika harga Sig. (2-tailed) 0,05.
Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan pemanfaatan media alam sekitar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hasil analisis yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini menerima atau menolak penelitian.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Hi : ada perbedaan signifikan antara skor pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
H0 : tidak ada perbedaan signifikan antara skor pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut :
a. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05, H0 ditolak dan Hi diterima.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol atau penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan pemanfaatan media alam sekitar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.
b. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05, H0 diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol atau penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan pemanfaatan media alam sekitar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Berikut ini hasil analisis perbandingan post test hasil belajar siswa :
Tabel. 4.4 Hasil Output SPSS Uji Mann Whitney Skor Post Test Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Hasil perbandingan skor post test kelas kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan bahwa harga signifikansinya 0,000 0,05 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor post test kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Test Statisticsa
Hasil Belajar Siswa
Mann-Whitney U 1.500
Wilcoxon W 466.500
Z -6.684
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: Kelas
D. PEMBAHASAN
Hasil analisis pertama pada uji validitas melalui pemberian soal sebanyak 50 pertanyaan berupa pilihan ganda yang terlebih dahulu dilaksanakan uji coba soal kepada 30 siswa kelas VIII A MTs Annuriyyah Jember. Pengujian item soal post test pilihan ganda berdasarkan dari perhitungan aplikasi SPSS 25.0 for windows diperoleh data 20 soal valid dan 30 soal tidak valid. Dengan interprestasi nilai 20 soal valid tersebut, maka soal dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
Hasil analisis kedua pada uji reabilitas berdasarkan hasil output SPSS dapat diketahui bahwa angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,705. Angka ini menunjukkan bahwa besar dari nilai minimal Cronbach’s Alpha an yaitu 0,6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang dilakukan untuk mengukur valiabel kemampuan hasil belajar siswa dapat dikatakan reliable.
Hasil analisis ketiga uji kesukaran dalam uji coba soal post test ini adalah untuk mengetahui nilai tingkat kesukaran. Alat untuk menguji menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows. Menunjukkan hasil yang diperoleh dari perhitungan uji kesukaran butir soal post test pilihan ganda memiliki 14 nilai soal mudah, 32 nilai soal sedang, 4 nilai soal sukar.
Hasil analisis data keempat dalam uji coba soal pre test ini untuk mengetahui nilai daya beda. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows. Berikut rekapitulasi pengujuan daya beda
soal menunjukkan hasil yang diperoleh dari perhitungan beda daya butir soal prêt test pilihan ganda memiliki 20 nilai soal interpretasi buruk, 16 soal interpretasi cukup, 13 soal interpretasi baik dan 1 soal interpretasi baik sekali. Dengan interpretasi nilai soal tersebut maka soal dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Selain itu terdapat uji prasyarat pengujian hipotesis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Untuk menguji kenormalan data digunakan SPSS 25.0 for windows. Dalam penelitian ini data yang terkumpul berupa data pre test dan post test siswa. Perolehan hasil normalitas menggunakan uji Kromogorov- Smirnov untuk kelas pre test eksperimen, post test eksperimen, pre test kontrol dan post test kontrol di table 6 menghasilkan nilai Sig. Secara berurutan yaitu 0,008, 0,000, 0,001, dan 0,011. Nilai kelas pre test dan pos test eksperimen memiliki Asymp. Sig. sehingga dapat dikatakan bahwa data pre test dan pos test eksperimen tidak berdistribusi normal.
Sedangkan nilai Sig. Shapiro-Wilk kelas pre test eksperimen, post test eksperimen, pre test kontrol dan post test control berurutan yaitu 0,001, 0,024, 0,001, dan 0,068. Salah satu nilai kelas pre test dan pos test kontrol memiliki nilai Asymp. Sig. sehingga dapat dikatakan bahwa data pre test dan pos test kontrol berdistribusi normal. Hal ini dipengaruhi oleh faktor instrument soal pre test dan post test yang memiliki tingkatan soal yang berbeda. Penyebaran kuesioner kepada masing masing sub populasi tidak sama.59
59 Jonathan Sarwono, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006)