ANNURIYYAH JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
Oleh :
Qussiyatur Rohmania NIM : T201810034
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2022
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA ALAM SEKITAR TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN KELAS VII MTs
ANNURIYYAH JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam.
Oleh :
Qussiyatur Rohmania NIM : T201810034
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2022
iv MOTTO
َ و اوُدِسْفُ تَ لَ
َ ۟
َاًع م ط وَاًفْو خَُهوُعْدٱ وَا هِحَٰ لْصِإَ دْع بَِضْر ْلْٱَىِف
َ ۟
َ نيِنِسْحُمْلٱَ نِّمٌَبيِر قَِوَّللٱَ ت مْح رََّنِإ
َ
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo‟alah kepadanya-Nya dengan rasa takut (tidak terima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya eahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik”. (Q.S Al-„Araf : 56) 1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Aliyy, (Bandung : CV Diponorogo, 2004). 125.
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah SWT atas selesainya skripsi ini.
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Ayah tercinta Akhmad dan ibu tercinta Husnul Khotimah yang selalu memberi semangat, nasihat dan tak pernah berhenti mendoakan perjuangan saya.
2. Kakak saya tercinta Abu Yazid Albustomi yang memberi semangat selama penelitian menempuh Studi S1.
vi ABSTRAK
Qussiyatur Rohmania, 2022 : Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Media Alam Sekitar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan Kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
Kata Kunci : discovery learning, media alam sekitar, hasil belajar.
Kurangnya fasilitas sekolah sangat mempengaruhi proses pembelajaran utamanya dalam proses pembelajaran IPA yang memerlukan pembelajaran dengan praktikum akan tetapi fasilitas di laboratorium kurang memadai.
Sedangkan 70% siswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember banyak menyukai dalam pembelajaran di luar kelas dengan berinteraksi langsung dengan alam.
Selain itu hasil belajar dalam pembelajaran IPA kurang dari nilai KKM.
Rumusan masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap hasil belajar IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan pada siswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember?. Tujuan penelitian ini untuk bisa mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap hasil belajar IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan pada siswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Quasi Experiment ( Eksperimen Semu). Metode Quasi Experiment (Eksperimen semu) yaitu desain eksperimen yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi. Penelitian ini didesain menggunakan Non equivalen control design. Pada desain ini, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Desain penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak melainkan dipilih dengan bertujuan. Masing- masing kelompok di beri pre test dan post test dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Annuriyyah Jember pada kelas VII khususnya pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai siginifikan 0,694 0,05, sedangkan kelas eksperimen memperoleh hasil 0,000 0,05.
Maka, dapat dikatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol artinya model pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar yang berbeda pada setiap sampel penelitian memiliki perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap hasil belajar pembelajaran IPA siswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap kalimat Bismillah dan Hamdallah serta sujud syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kesehatan dari-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir selama menempuh jenjang pendidikan Strata 1 di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada makhluk yang paling mulia, pemimpin seluruh mahluk yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor UIN KH Achmad Siddiq yang telah memberikan izin dan fasilitas untuk penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni`ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KH Achmad Siddiq yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sains yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dinar Maftukh Fajar, S.Pd, M.P.fis. sebagai Kepala Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
viii
5. Ibu Laily Yunita Susanti, S.Pd.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi atas segala nasehat, petunjuk, serta kesabaran dalam membimbing dan bersedia meluangkan waktunya demi kelancaran skripsi ini.
6. Para Dosen Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran selama menempuh pendidikan di UIN KH Achmad Siddiq.
7. Ibu Hj. Umi Hanik, SH, sebagai Kepala sekolah MTs Annuriyyah Jember yang telah memberikan izin kepada Peneliti untuk melaksanakan kegiatan penelitian.
8. Bapak Abdul Hamid Syam dan Bapak Wildan Habibi selaku guru mata pelajaran IPA MTs Annuriyyah Jember yang telah membimbing, mengarahkan serta membantu untuk bekerja sama bersama penulis saat melakukan penelitian didalam kelas.
9. Peserta didik yang telah menerima saya dengan baik selama melakukan penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di MTs Annuriyyah Jember.
10. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2018, terima kasih untuk memori yang kita rajut bersama, atas tawa yang setiap hari kita miliki, dan atas solidaritas yang luar biasa.
11. Sahabat-sahabat saya, Muhammad Fatih Budiman Putra, Nafisatul Munawaroh, MaiDella Adelia Rohman, Annisa Ahya Az Zahra, Salsabila Ismi Maha Dewi, Nurul Qomariyah yang senantiasa selalu menjadi
ix
support sistem, tempat untuk bertukar pikiran dan bertukar pendapat dalam segala hal saat menyelesaikan skripsi ini.
12. Almamaterku tercinta, Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember yang tiada henti saya banggakan.
Akhirnya, semoga dengan segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan baik dari Allah.
Jember,
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Motto ... iv
Persembahan ... v
Abstrak ... vi
Kata Pengantar ... vii
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan penelitian ... 8
D. Manfaat penelitian ... 9
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 10
1. Variabel Penelitian ... 10
2. Indikator Penelitian ... 11
F. Definisi Operasional ... 12
G. Asumsi Penelitian ... 14
H. Hipotesis ... 15
I. Sistematika Pembahasan ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17
A. Penelitian terdahulu ... 17
xi
B. Kajian teori ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 56
A. Populasi dan Sampel ... 56
B. Teknik dan instrumen pengumpulan data ... 57
C. Analisis data ... 63
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 70
A. Gambaran Objek Penelitian ... 70
B. Penyajian Data ... 71
C. Analisis dan Pengujian Data ... 73
D. Pembahasan... 81
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 86
DAFTARPUSTAKA ... xiv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.2 Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Pendidik bertanggung jawab untuk memandu yaitu dengan mengidentifikasi dan membina serta memupuk, yaitu dengan mengembangkan dan meningkatkan bakat termasuk didalamnya adalah kreativitas.3
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran mengenai gejala alam yang mempunyai hubungan dengan kehidupan
2 Haryanto, pengertian pendidikan menurut para akhli, http://belajarpsikologi. com/pengertian- pendidikan-menurut-ahli/. (9 april 2017).
3Dwi Nadia, Kreatuvitas guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas I di SD Negeri 92 Desa Bandu Agung Kecamatan Kaur Utar, (Repository.iainbengkulu.ac.id. 2019).
manusia dan objek kajian luas, serta lahir dan berkembang lewat langkah- langkah observasi, penyusunan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep.4 Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.5 Menurut Trianto bahwa IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.6 Proses pembelajaran efektif bergantung pada pemilihan metode pembelajaran yang tepat oleh guru, guru bertugas untuk menentukan model atau strategi mengajar. Model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri dan terlibat aktif dengan konsep dan prinsip yang menambah pengalaman dan mengarah pada pembelajaran eksperimen.7
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 berupa penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran discovery learning (DL). Discovery learning menurut Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan
4 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta : Prestasi Pustaka 2010).
5 Wahyu Bagja Sulfemi and Hilga Minati, MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 3 SD MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN MEDIA GAMBAR SERI, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar 4, no. 2 (September 15, 2018): 228, https://doi.org/10.30870/jpsd.v4i2.3857.
6 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta : Prestasi Pustaka 2010). 136.
7 Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. (Bandung: Remaja Rosdakarya. : 2016).
pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum berdasarkan pengalaman. Model discovery learning adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Model pembelajaran discovery learning pertama kali diperkenalkan oleh Jerome Bruner yang menekankan bahwa pembelajaran harus mampu mendorong siswa untuk mempelajari apa yang telah dimiliki.8 Menurut pandangan Bruner dalam Markaban belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di mana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.
Pembelajaran discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta secara aktif dalam membangun pengetahuan yang akan mereka peroleh.9 Bruner menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan mengarah pada kegiatan eksperimen. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning mirip dengan inquiry. Perbedaan terletak pada peran guru. Dalam model pembelajaran discovery learning guru dan siswa sama-sama aktif.
Lingkungan adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru, baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar
8 Rifa‟i, Ahmad & Catharina Anni.Psikologi Pendidikan, (Semarang: Universitas Negeri Semarang 2011), 233
9 Markaban.Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK.(Yogyakarta:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika 2008), 10.
pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Secara umum lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejaheraan manusia serta makhluk lainnya.
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mempunyai beberaapa keuntungan yaitu : 1) mengatasi kebosanan dalam belajar. Belajar dengan memanfaaatkan lingkungan sebagai sumber belajar akan meredakan atau menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, karena mereka langsung berhadap dengan objek yang sedang dipelajari, 2) memberikan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Dalam variasi yang digunakan untuk belajar antara didalam dan diluar kelas akan memberikan suasana yang lebih serta menyenangkan bagi siswa, 3) siswa dapat belajar mandiri. Belajar diluar kelas dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih mandidi, sehingga siswa tidak bergantung pada guru, 4) kesempatan untuk menerapkan teori. Tidak hanya dilakukan diruang kelas yang sempit jika fasilitas tidak memadai selain mencatat berbagai teori-teori disiplin ilmu. Dengan memanfaakan lingkungan, siswa dapat menguji teori yang diperleh dengn mempraktikkan langsung dengan lingkungan secara nyata, 5) memperluas cara berfikir siswa.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar akan memperluas wawasan siswa tentang alam, sosial, dan lingkungan sesungguhnya, 6) meningkatkan prestasi belajar siswaakan dapat di tingkatkan secara
optimal apabila memanfaatkan sumber belajar yang mendukung, termasuk lingkungan alam, sosial, dan budaya.10
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di MTs Annuriyyah Jember diperoleh bahwa ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA di sekolah. Salah satunya yaitu kurangnya fasilitas dalam proses pembelajaran IPA pada saat pembelajaran praktikum. Kurangnya fasilitas sekolah sangat mempengaruhi proses pembelajaran utamanya dalam proses pembelajaran IPA yang memerlukan pembelajaran dengan praktikum akan tetapi fasilitas di laboratorium kurang memadai. Sedangkan 70% siswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember banyak menyukai dalam pembelajaran diluar kelas dengan berinteraksi langsung dengan alam. Dengan adanya hal tersebut membuat siswa kurang antusias semangat dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang kurang dari nilai KKM.11 Beberapa permasalahan pembelajaran IPA berpangkal pada metode atau media yang digunakan guru dalam pembelajaran.12 Dengan ini peneliti mencari alternatif lain atas kurangnya fasilitas sekolah yang kurang memadai, maka peneliti memanfaatkan media alam sekitar atau lingkungan dan memilih model pembelajaran yang tepat pada
10 N Sudjana..Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
2009).
11Bapak Abd. Hamid Syam,.Guru Pengampu Pembelajaran IPA MTs Annuriyyah Jember, (Jember : 23 April 2021)
12 A. Suhardi,. Laily Diana Susanti,. Dan Susilawati,. Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Pemahaman konsep Stoikimetri. (Jurnal of Natural Islamic Teaching, 1(1), 2020). 29-29.
pembelajaran IPA yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan. Pemanfaatan media alam sekitar merupakan suatu peluang untuk melakukan suatu kegiatan praktikum di luar kelas untuk siswa berbaur langsung dengan alam karena memang lingkungan sekitar sekolah yang memadai untuk dilakukan identifikasi tentang Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan.
Salah satu materi pembelajaran yang dipelajari yaitu Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya, yang mencakup karakteristik faktual dan konseptual. Karakteristik faktual dalam pembahasan ini yaitu pada Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan sedangkan karakteristik konseptual pembahasannya mencakup Pengertian Lingkungan, Hal-hal Yang Ditemukan Dalam Suatu Lingkungan, Interaksi Dalam Ekosistem Membentuk Suatu pola, Pola Interaksi Manusia Mempengaruhi Ekosistem. Dalam pembelajaran ini kompetensi dasar yang di gunakan yaitu 3. 7 Menganalisis Interaksi antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya serta dinamika Populasi akibat Interaksi tersebut, 4.7 Menyajikan hasil pengamatan terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pembelajaran ini guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran discovery learning karena memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran.
Kondisi dilingkungan sekitar sekolah dekat dengan suatu permukiman warga yang bisa berbaur dengan alam. Ekosistem yang terdapat dalam lingkungan sekolah merupakan ekosistem darat yang
terdiri atas tumbuhan dan hewan. Selain itu sekolah juga memiliki taman kecil dan tumbuhan yang juga bisa dijadikan bahan untuk identifikasi siswa.
Dalam Al-Quran Allah telah menyuruh manusia untuk mengamati apa yang ada di alam yang nantinya dapat dijadikan pelajaran oleh manusia itu sendiri dari apa yang telah diamatinya dalam Q.S. Al- Ankabut Ayat 20 Allah Berfirman :
رْ يِدَق ٍءْيَش ِّلُك ىٰلَع َةَاْشَّنلا ُئِشْنُ ي ُهّٰللا َُّثُ َقْلَْلْا َاَدَب َفْيَك اْوُرُظْناَف ِضْرَْلْا ِفِ اْوُرْ يِس ْلُق َهّٰللا َّنِا ۗ َةَرِخْٰلْا
Artinya : Katakanlah: "Berjalanlah di bumi, Maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikannya kejadian yang terakhir.
Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.13
Berdasarkan ayat di atas maka manusia perlu mengamati dan mimikirkan alam semesta dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya, kemudian manusia dapat belajar, baik melalui pengamatan maupun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalah di atas model pembelajaran discovery learning dirasa cocok digunakan untuk materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan karena model ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1) Menambah pengalaman siswa dalam belajar, 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat dengan sumber pengetahuan selain buku, 3) Menggali kreativitas siswa, 4)
13Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya Al-Aliyy, (Bandung : CV Diponorogo, 2004).
Meningkatkan rasa percaya diri siswa, dan 5) Meningkatkan kerjasama antar siswa.14
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan tujuan ingin mengetahui pelaksaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran IPA untuk tercapainya tujuan pembelajaran di kelas VII MTs Annuriyyah Jember melalui penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Media Alam Sekitar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan Kelas VII Mts Annuriyyah Jember”.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah, di antaranya yaitu:
Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap hasil belajar IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan padasiswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, tujuan penelitian ini yaitu:
Mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap hasil belajar IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan padasiswa kelas VII MTs Annuriyyah Jember
14 I Made Putrayasa, Pengaruh Model pembelajaran Discovery learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa, Jurnal Mimbar PGSD UniversitasPendidikan Ganesha, Vol, 2, No. 1 (2004), 3.
D. MANFAAT PENELITIAN
Pada tujuan dari penelitian ini, maka penelitian yang diharapkan dapat sumbangan pemikiran atau konstribusi berupa :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah informasi tentang bagaimana pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
b. Dapat mengetahui efektifitas hasil belajar siswa dengan pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
2. Manafaat Praktis a. Bagi Institusi
Dapat mengembangkan model pembelajaran di UIN Kiai Achmad Siddiq Jember khususnya pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada program studi tadris ilmu pengetahuan alam (IPA) b. Bagi Peneliti
Dapat menjadi motivasi bagi peneliti sebagai calon guru dalam penggunaan model pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPA.
c. Bagi Sekolah
Dapat menjadi masukan untuk mengembangkan model
pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran IPA yang sesuai dengan kondisi sekolah.
d. Bagi Guru
Dapat menjadi masukan untuk mengembangkan model pembelajaran IPA yang sesuai dengan kondisi siswa.
e. Bagi Siswa
1. Penelitian ini diharapkan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa
2. Penelitian ini diharapkan dapat membuat proses pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.
3. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai pemahaman dalam pembelajaran IPA pada materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Variabel penelitian
a. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas dari penelitian ini merupakan model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
b. Variabel Terikat (Dependent)
Varibael terikat dari penelitian ini merupakan hasil belajar siswa
pada materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan.
2. Indikator Variabel
Adapun yang menjadi indikator variabel dalam penelitain ini adalah sebagai berikut:
a. Model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember. Model pembelajaran ini berupaya untuk mengerahui pengaruh hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA. Dengan memberikan stimulasi/pemberian rangsangan, pernyataan/identifikasi masalah, pengumpulan data, pengelolaan data, pembuktian, an menarik kesimpulan/generalisasi.
b. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA adalah aspek-aspek hasil belajar siswa yang dapat merumuskan indicator kemampuan kognitif sesuai taksonomi bloom sebagai berikut :
1) Mengingat atau Remembering (C1)
Kemampuan untuk mengingat atau menarik informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
2) Memahami atau Understanding (C2)
Kemampuan memahami atau mengkonstruk makna berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki dalam skema yang sudah ada dalam pikiran.
3) Mengaplikasikan atau Applying (C3)
Kemampuan dalam mengimplementasikan suatu prosedur guna menuntaskan masalah atau tugas.
4) Menganalisis atau Analysing (C4)
Kemampuan untuk memecah suatu permasalahan ke unsur-unsur yang saling berkaitan.
5) Mengevaluasi atau Evaluating (C5)
Kemampuan dalam membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.
6) Menciptakan atau Creating (C6)
Kemampuan menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu kesatuan untuk idea tau produk mandiri.15
F. DEFINISI OPERASIONAL
Penelitian ini memiliki beberapa istilah yang tercantum dalam rumusan masalah, guna menghindari kesalahan dalam pemahaman isi penelitian, penegasan pada beberapa istilah sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)
Model pembelajaran discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
Materi yang akan disampaikan tidak dalam bentuk final, tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui
15 Mas Faiz, Belajar Itu : Bagaimana Mengetahui Gaya Belajar Anda?, (nulisbuku.com, 2021).
dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membangun (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir. Penggunaan discovery learning, pada dasarnya ingin mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
2. Media Alam Sekitar
Media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti „tengah‟, „pengantar‟ atau „perantara‟. Media juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. Berdasarkan Panduan Model Pembelajaran Berbasis Alam yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008, konsep yang dibawa dalam pembelajaran berbasis alam yaitu konsep pendidikan yang kembali pada alam atau back to nature. Pembelajaran ini mengajak siswa untuk terjun langsung dalam mengamati dan merasakan secara langsung suasana yang sesungguhnya pada lingkungan alam disekitarnya.
Pembelajaran ini menggunakan media yang dapat ditemui secara langsung oleh peserta didik.
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar, juga siswa yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.
4. Materi Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan.
Makhluk hidup memiliki ciri utama yaitu tersusun atas sel. Ciri- ciri makhluk hidup yaitu bernafas, bergerak dan berkembang biak.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik adalah segala hal yang berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup suatu makhluk hidup. Misalnya, tanah, air, udara dan sinar matahari. Sedangkan komponen biotik adalah segala hal yang terdiri dari komponen- komponen makhluk hidup dipermukaan bumi. Misalnya seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk hidup menjalani hidup dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan.
G. ASUMSI PENELITIAN
Asumsi penelitian atau anggapan dasar dalam penelitian sebagai berikut:
a. Model pembelajaran menggunakan discovery learning dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
b. Media pembelajaran menggunakan pemanfaatan media alam sekitar dapat membantu dan memudahkan pemahaman siswa pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan
Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
H. HIPOTESIS
Hipotesis pada penelitian pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa yaitu :
Hi : adanya pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
H0 : tidak adanya pengaruh model pembelajaran discovery learning dengan media alam sekitar terhadap pada pembelajaran IPA materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan kelas VII MTs Annuriyyah Jember.
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika Penelitian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan dan terkait dengan tema skripsi.
BAB III. METODE PENELITIAN
Memuat secara rinci metode penelitian, penelitian yang digunakan peneliti yaitu pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen penelitian, analisis data yang digunakan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi : (1) Hasil Penelitian, klasifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya, (2) Pembahasan, Sub bahasan (1) dan (2) dapat digabung menjadi satu kesatuan, atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.
BAB V. PENUTUP
Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi.
Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan maslah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Saran-saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, berisi uraian mengenai langkah-kangkah apa yang perlu diambil oleh pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan. Saran diarahkan pada dua hal, yaitu :
a) Saran dalam usaha memperluas hasil penelitian, misalnya disarankan perlunya diadakan penelitian lanjutan.
b) Saran untuk menentukan kebijakan di bidang-bidang terkait dengan masalah atau fokus penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh seorng peneliti sebelumnya yang berkatian dengan penelitian atau beehubungan dengan penelitian selanjutnya di antaranya yaitu :
a. Satriani, Tauhidah Bachtiar, dan Mery Hariratul Jannah. “Pengaruh Model Discovery Learning dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa” (2021).16
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi eksperimen) karena tidak semua faktor yang dapat berpengaruh pada pembelajaran dapat dikendalikan. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Pesantren Al Qamar Kab.Takalar tahun pembelajaran 2020/2021.
Penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu satu variable indepeden (variabel bebas) yakni model pembelajaran discovery learning dengan memanfaatkan lingkungan dan dua variable dependen (variabel terikat) yakni motivasi dan hasil belajar siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII MTs Pesantren Al Qamar Kab. Takalar tahun ajaran 2020/2021, sampel penelitian dipilih secara Purposive Sampling (sampling pertimbangan) dengan memilih 2 kelas (1 kelas kontrol & 1
16 Satriani, Tauhidah Bachtiar, dan Mery Hariratul Jannah. Pengaruh Model Discovery Learning dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Sainsmat, Maret 2021, Halaman 20-30 Vol. X, No. 1 ISSN 2579-5686 (Onine) ISSN 2086-6755 (Cetak) http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat (2021).
kelas ekperimen) masing-masing kelas berjumlah 20 siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket (kuesioner) motivasi belajardan tes hasil belajar. Analisis data meliputi analisis data deskriptif yakni analisis yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman dan mengetahui tingkat masing-masing variabel. Analisis Inferensial yakni teknik analisis data untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Untuk pengujian hipotesis digunakan statistik parametrik dengan menggunakan analisis kovarian (anacova).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut . Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa yang berbeda kemampuan awal berdasarkan hasil analisis uji anacova menunjukkan nilai Intercept dengan angka signifikansi 0,000 < 0,05 dengan sumbangan dampak perlakuan terhadap motivasi belajar sebesar 72,1 persen dan 85,9 persen terhadap hasil belajar. Kemampuan awal siswa dan penerapan model pembelajaran secara simultan memberi dampak yang berbeda terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Nilai signifikansi kemampuan awal (pretest) menunjukkan 0,235 > 0,05 artinya pretest tidak signifikan terhadap motivasi belajar namun, jika dilihat dari dampak perlakuan dengan pemberian tes kemampuan awal diperoleh nilai 3,8 persen.
Model pembelajaran menunjukkan nilai signifikansi 0,006 < 0,05 terhadap motivasi belajar, artinya model pembelajaran dengan
menggunakan sumber belajar yang berbeda pada setiap sampel penelitian memiliki perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Nilai signifikansi kemampuan awal (pretest) menunjukkan 0,029 < 0,05 artinya pretest signifikan memiliki dampak terhadap hasil belajar sebesar 12,3 persen. Model pembelajaran menunjukkan nilai signifikansi 0,029 < 0,05 terhadap motivasi belajar, artinya model pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar yang berbeda pada setiap sampel penelitian memiliki perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa.
b. Nur Fatihah, Muh. Khalifah Mustami, Muh. Wiharto “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar yang Berbeda Kemampuan Awal Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMA 5 Sinjai”(2019).17
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi eksperimen) Variabel dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar dan hasil belajar biologi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan memanfaatkan lingkungan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran discovery learning tanpa
17Nur fatihah, Muh. Khalifah Mustami, Muh. Wiharto. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar yang Berbeda Kemampuan Awal Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMA 5 Sinjai. Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya Nurfatihah*, Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning, (2019). 521-526.
memanfaatkan lingkungan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rombel kelas X MIPA semester genap SMA Negeri 5 Sinjai tahun pelajaran 2017/2018. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan masing-masing kelas 29 siswa. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui angket motivasi belajar dan tes hasil belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Siswa dengan kemampuan awal yang berbeda memiliki hasil belajar biologi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery learning berada pada kategori baik dengan nilai 84,62. Selain itu penerapan model pembelajaran discovery learning berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi siswa dengan nilai (sig 0,000 ˃ α = 0,05).
c. Dewa Gede Wianjana Putra, A. A. Gede Agung, dan Desak Putu Parmiti “Pengaruh Model Pembelajaran Model Discovery Learning Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa V Semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD gugus II Kecamatan Tampaksiring” (2017).18
Jenis penelitian ini penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Tampaksiring dengan jumlah 224 siswa.
18 Dewa Gede Wianjana Putra, A. A. Gede Agung, dan Desak Putu Parmiti. Pengaruh Model Pembelajaran Model Discovery Learning Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajara IPA Pada Siswa V Semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD gugus II Kecamatan Rampaksirin. MIMBAR PGSD Undiksha, 5(2). https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v5i2.10712 (2017).
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling yaitu random sampling. Teknik ini dilakukan dengan mengambil dua kelas secara acak, yaitu kemampuan semua subjek dianggap sama. Dari tujuh SD yang ada di Gugus II Kecamatan Tampaksiring dilakukan pengundian untuk diambil dua kelas yang dijadikan subjek penelitian. Dari dua kelas tersebut diundi lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan sistem undian yang telah dilakukan, diperoleh hasil kelas V di SDN 3 Tampaksiring sebagai kelompok eksperimen dan kelas V di SDN 6 Tampaksiring sebagai kelompok kontrol. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah non equivalent post-test only control group design.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Data hasil belajar IPA diperoleh melalui tes hasil belajar yaitu tes objektif yang dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dimana data dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi, varian, skor maksimum, dan skor minimum. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk grafik poligon. Sedangkan teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis penelitian adalah uji-t sebelum melakukan uji hipotesis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, (2) kedua data
yang dianalisis harus bersifat homogen. Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka dilakukanlah uji prasyarat analisis dengan melakukan uji normalitas, dan uji homogenitas.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran discovery learning berbasis lingkungan terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di SD gugus II Kecamatan Tampaksiring. (thitung = 9,86 > ttabel = 2,000), Ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning berbasis lingkungan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di SD gugus II Kecamatan Tampaksiring.
Table 1.1 Analisis Penelitian Terdahulu No. Nama
Peneliti
Judul Persamaan Perbedaan
1. Satriani, Tauhidah Bachtiar, dan Mery Hariratul Jannah.
Pengaruh Model Discovery Learning dengan Memanfaat kan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Motivasi
Penelitian yang akan dilakukan terletak pada Penggunaan Pengaruh Model Discovery
Learning dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
yang akan
dilakukan yaitu : fokus pada pengujian
hipotesis, Untuk pengujian
hipotesis
digunakan statistik parametrik dengan
No Nama Peneliti
Judul Persamaan Perbedaan
Jannah. dan Hasil Belajar Siswa Sebagai Sumber Belajar Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Siswa
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
menggunakan analisis kovarian (anacova).
2. Nur fatihah, Muh Khalifah Musyami, Muh.
Wiharto
Pengaruh Model Pembelajara n Discovery Learning Dengan Memanfaat kan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar yang Berbeda Kemampua n Awal Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMA 5 Sinjai
Penelitian yang akan dilakukan terletak pada Penggunaan Pengaruh Model Discovery
Learning dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
yang akan
dilakukan yaitu :
fokus pada
Pengambilan Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui angket motivasi belajar.
3. Dewa
Gede Wianjana Putra, A.
A. Gede Agung, dan Desak
Pengaruh Model Pembelajara n Model Discovery Learning Berbasis
Penelitian yang akan dilakukan terletak pada Penggunaan Pengaruh Model Discovery
Learning dengan
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
yang akan
dilakukan yaitu :
fokus pada
Pengambilan
Putu Parmiti
Lingkungan Terhadap Hasil Belajara IPA Pada Siswa V Semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD gugus II
Kecamatan Tampaksiri ng
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
sampel yang digunakan,
pengambilan sample yang digunakan adalah teknik random sampling.
B. KAJIAN TEORI
1) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada hakikatnya, Pendidikan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk berarti sekumpulan pengetahuan dan konsep serta bagan konsep, sedangkan IPA sebagai proses merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari suatu objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains, dan yang terakhir IPA sebagai aplikasi dimaksudkan bahwa teori- teori pada IPA akan melahirkan teknologi yang dapat mempermudah kehidupan.19 IPA merupakan pengetahuan tentang alam dan sekitar yang bersifat umum (universal), berasal dari hasil kegiatan yang dilakukan manusia melalui kerja ilmiah dan terus
19 Erin Radien Simbolon And Fransisca Sudargo Tapilouw, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Berpikir Kritis Siswa Smp, EDUSAINS 7, no.
1 (November 23, 2015): 97–104, https://doi.org/10.15408/es.v7i1.1533.
disempurnakan.20
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas dengan gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.21
Ilmu pengetahuan alam merupakan pengetahuan tentang alam dan sekitar yang bersifat umum (universal), berasal dari hasil kegiatan yang dilakukan manusia melalui kerja ilmiah dan terus disempurnakan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas dengan gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.22
2) Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)
Model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan konsep dan prinsip melalui proses analisis untuk memecahkan suatu permasalahan, sehingga mereka mengalami proses belajar bermakna.
20 Abdul Kadir, Pengembangan Bahan Ajar Ipa Berbasis Sets Pada Siswa Mtsn 1 Kendari, Al- Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian 12, no. 2 (January 23, 2018): 1, https://doi.org/10.31332/ai.v12i2.638.
21 Nurdiansyah. Proceedings of International Research Clinic & Scientific Publications of Educational Technology (2016). 929–940.
22 Nurdiansyah. Proceedings of International Research Clinic & Scientific Publications of Educational Technology 2016, (20), 941.
Model pembelajaran discovery learning memiliki tahapan sebagai berikut: memberi stimulus (stimulation), mengidentifikasi masalah (problem statement), mengumpulkan data (data collecting), mengolah data (data processing) memverifikasi (verification), dan menyimpulkan (generalization).23 Model pembelajaran discovery learning dengan tahapan-tahapan seperti di atas sangat terkait erat dengan hakikat pembelajaran sains, yang meliputi produk, proses, dan sikap.
Pembelajaran biologi tidak hanya berupa produk, yaitu memahami pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, atau prinsip, tetapi juga proses secara sistematik bagaimana pengetahuan itu dikembangkan melalui kegiatan mengamati fenomena alam, menguraikan suatu peristiwa, mnegumpulkan data dengan melakukan eksperimen, yang pada akhirnya adalah menarik kesimpulan.24
Model pembelajaran discovery learning merupakan pembelajaran kognitif yang menuntut siswa belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri dan terlibat aktif dengan konsep dan prinsip yang menambah pengalaman dan mengarah kepada kegiatan eksperimen. Dalam pembelajaran di kelas siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikirnya. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
23 Syah, M. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru.( Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2016).
24 Susanti, Anwar, and Ermayanti, Implementation of Learning Based on Scientific Approach to Improve Science Process Skills of Biology Education Students in General Biology Course, (Journal of Physics: Conf. Series. 1166. 12004. 2019).
penemuan personal (personal discovery) oleh setiap individu siswa.25 Poses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan aturan (konsep, teori, dan definisi) melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya.
Pembelajaran berjalan secara deduktif.26
1. Macam-Macam Model Pembelajaran Penemuan (Discovery) Menurut Bruner, ada dua macam model pembelajaran
discovery (penemuan) yaitu
a. Model pembelajaran penemuan murni.
Model pembelajaran penemuan murni merupakan model pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan.
b. Model pembelajaran penemuan terarah.
Model pembelajaran penemuan terarah merupakan model pembelajaran dengan adanya petunjuk atau arahan dari guru.
Guru lebih banyak berperan memberi arahan agar siswa melakukan kegiatan yang sama.
Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran penemuan terarah agar siswa dapat di damping oleh guru untuk melakukan kegiatan yang sama melakukan kegiatan sama dan memperoleh konsep sama.
25 Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajara n: Teori dan Konsep Dasar. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2016).
26Thobroni, M. dan Mustofa, A. Belajar dan pembelajaran:pengembangan wacana dan praktikpembelajaran dalam pembangunan nasional. (Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2011).
2. Tujuan Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Metode pembelajaran penemuan (Discovery) dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif.
b. Mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup.
c. Mengurangi ketergantungan kepada guru.
d. Melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungannya.
3. Langkah-langkah Model Discovery Learning
Langkah-langkah operasional model discovery learning yaitu stimulation (stimulasi/ pemberian rangsang), problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian), generalization (menarik kesimpulan).
a. Stimulasi/Pemberian Rangsangan.
Pertama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberikan generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
b. Pernyataan/Identifikasi Masalah.
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
c. Pengumpulan Data.
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan barbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari
tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi dengan demikian secara tidak sengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
d. Pengolahan Data.
Semua informasi hasil bacaan wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Pengolahan data disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
e. Pembuktian.
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Pembuktian menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f. Menarik kesimpulan/generalisasi.
Ditahap ini adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
3) Media Alam Sekitar Pada Pembelajaran Discvery Learning
Discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan para siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.27
Berdasarkan Panduan Model Pembelajaran Berbasis Alam yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008, konsep yang dibawa dalam pembelajaran berbasis alam yaitu konsep pendidikan yang kembali pada alam atau back to nature.
Pembelajaran ini mengajak anak untuk terjun langsung dalam mengamati dan merasakan secara langsung suasana yang sesungguhnya pada lingkungan alam disekitarnya. Pembelajaran ini menggunakan media yang dapat ditemui secara langsung oleh siswa.
27Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep dan Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009), 77.
Pembelajaran berbasis alam dilakukan dengan menggunakan media alam atau lingkungan sekitar yang nyata. Lingkungan dijadikan sebagai sumber pengajaran yang utama dan melihat kejadian yang sesungguhnya dengan benar. Sumber belajar dapat diartikan sebagai bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Bahan pengajaran dari lingkungan dikelompokan menjadi tiga kategori. Ketiga kategori tersebut yaitu lingkungan alam (sebagai bahan mentah), lingkungan produsen atau lingkungan pengrajin (pengolah dan penghasil bahan mentah menjadi bahan jadi), serta lingkungan masyarakat pengguna bahan jadi (konsumen). Pembelajaran berbasis alam merupakan kegiatan pendidikan harus dapat membantu siswa mengembangkan berbagai potensi perkembangan yang dipergunakan untuk beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan alam. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang berbasis pada alam akan membantu menumbuhkan autoactivity atau aktivitas yang tumbuh dari dalam diri seseorang sehingga dimungkinkan terjadi proses belajar secara aktif.
Berbagai model pembelajaran bisa diterapkan oleh guru, salah satunya model discovery learning. Model discovery learning yang dipadukan dengan media lingkungan alam sekitar bisa menjadi suatu alternatif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Model pembelajaran discovery learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1) menambah pengalaman siswa dalam belajar, 2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat lagi dengan sumber
pengetahuan selain buku, 3) menggali kreatifitas siswa, 4) mampu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa, dan 5) meningkatkan kerja sama antar siswa.28
4) Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata „hasil‟ dan „belajar‟. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah.
Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Menurutnya juga siswa yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah “Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan antara individu dengan lingkungan”.Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah “(1) membawa kepada perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru, (3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja”. Dari beberapa defenisi di atas terlihat
28 Putrayasa, I Made, H. Syahruddin, I Gede Margunayasa. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2, No. 1
para ahli menggunakan istilah “perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar akan mengalami perubahan. Indikator kemampuan kognitif sesuai Taksonomi Bloom sebagai berikut :
1) Mengingat atau Remembering (C1)
Kemampuan untuk mengingat atau menarik informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
2) Memahami atau Understanding (C2)
Kemampuan memahami atau mengkonstruk makna berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki dalam skema yang sudah ada dalam pikiran.
3) Mengaplikasikan atau Applying (C3)
Kemampuan dalam mengimplementasikan suatu prosedur guna menuntaskan masalah atau tugas.
4) Menganalisis atau Analysing (C4)
Kemampuan untuk memecah suatu permasalahan ke unsur-unsur yang saling berkaitan.
5) Mengevaluasi atau Evaluating (C5)
Kemampuan dalam membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.
6) Menciptakan atau Creating (C6)
Kemampuan menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu kesatuan untuk idea tau produk mandiri.29
29 Mas Faiz, Belajar Itu : Bagaimana Mengetahui Gaya Belajar Anda? (nulis buku.com, 2021).
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik).
Berdasarkan pemaparan kajian teori diatas, peneliti dalam hal ini sangat tertarik dengan judul tesis ini dikarenakan peneliti akan mencoba meneliti strategi dan metode pembelajaran tersebut. Peneliti berpendapat bahwa apakah strategi pembelajaran information search dan metode resitasi ini sangat cocok dengan pembelajaran Alquran Hadis dan apakah hasil belajar dapat meningkat.
5) Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan A. Pengertian Lingkungan
Istilah lingkungan berasal dari kata "Environment", yang memiliki makna " The physical, chemical and biotic condition surrounding an organism” " Berdasarkan istilah tersebut, lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu diluar individu. Segala sesuatu diluar individu merupakan sistem yang kompleks, sehingga dapat memengaruhi satu sama lain.30
Lingkungan didefinisikan sebagai jumlah total dari komponen benda hidup dan benda mati yang mempengaruhi dan berinteraksi dengan organisme disekitarnya. Hubungan dan interaksi antara organisme dengan lingkngan merupakan hubungan
30 Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti, dan Siti Nurul Hidayati, Ilmu Pengetahuan Alam. (Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016).
yang sangat kompleks. Secara garis besar, lingkungan dibedakan menjadi dua komponen yaitu abiotik atau benda mati dan biotik atau benda hidup. Komponen abiotik merupakan faktor luar yang ditimbulkan oleh komponen benda mati yang meliputi tanah, air, udara, bahan kimia, polutan dan lain-lain. Komponen biotik adalah segala jenis faktor luar yang di timbulkan ataau disebabkan oleh organisme hidup dalam hal ini seperti tanaman, hewan, manusia serta mikroorganisme seperti bakteri, jamur, parasit dan virus.
Lingkungan bersifat dinamis. Komponen abiotik dan abiotik merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan secara kontinu.31
1. Satuan Makhluk Hidup
Makhluk hidup yang berinteraksi terhadap lingkungan membentuk suatu kesatuan yang disebut ekosistem. Dalam suatu ekosistem, terdapat satuan-satuan makhluk hidup, antara lain individu, populasi dan komunitas.
a. Individu
Individu adalah makhluk hidup tunggal yang dapat hidup secara fisiologis. Seekor kerbau, seekor rusa sebatang pohon kelapa dan sebagainya. Inidividu berada di suatu ekosistem untuk mempertahankan kehidupan.
31Yoga Priastomo, Efbertias Sitorus, Dyah Widodo, Dkk. Ekologi lingkungan, (Penerbit : Yayasan Kita Mneulis. 2021).
b. Populasi
Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang mendiami suatu wilayah tertentu. Individu-individu dalam populasi saling berinteraksi. Interaksi antara individu di dalam populasi dapat bersifat kompetisi, kanibalisme, dan kerja sama.
c. Komunitas
Populasi dari berbagai makhluk hidup di suatu wilayah yang saling berinteraksi membentuk suatu komunitas.
Contoh populasi rumput, populasi pohon, populasi semut dan populasi zebra yang hidup bersama dilapangan rumput tersebut.
d. Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas atau satuan fungsional dari makhluk hidup dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Dalam ekosistem itulah makhluk - makhluk hidup saling berinteraksi baik diantara makhluk-makhluk hidup itu satu sama lain maupun dengan lingkungannya. Pengaruh lingkungan terhadap makhluk - makhluk yang hidup di sana disebut sebagai aksi, sebaliknya makhluk - makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi. Hubungan timbal balik
terwujudkan dalam rantai makanan serta jaring makanan yang ada pada setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus materi.32 Berdasarkan definisi diatas, ekosistem dapat dirumuskan sebagai suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh 3 hal penting yaitu faktor biotik, faktor abiotik dan hubungan atau interaksi antara keduanya.33
a) Komponen Ekosistem
Berdasarkan jenisnya komponen penyusun ekositem terdiri dari dua macam, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik :
1) Komponen Biotik
Ada dua pembagian komponen biotik dalam suatu ekosistem
a. Organisme Autotrof
Organisme autotrof yaitu makhluk hidup yang mempu menyediakan atau mensintetis makanannya sendiri berupa bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari
32Otto. Soemarwoto,.Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta, Penerbit Djambatan.1983).
33 Rahayu Effendi, Hana Salsabila, and Abdul Malik, Pemahaman Tentang Lingkungan Berkelanjutan, MODUL 18, no. 2 (November 22, 2018): 75, https://doi.org/10.14710/mdl.18.2.2018.75-82.