• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fiqih Muamalah Terhadap Praktik Pengairan di Desa Ngeru

BAB III ANALISIS PRAKTIK PENGAIRAN YANG BERKEADILAN DI

B. Analisis Fiqih Muamalah Terhadap Praktik Pengairan di Desa Ngeru

B. Analisis Fiqih Muamalah Terhadap Praktik Pengairan Di Desa Ngeru

Rukun dan syarat ijarah harus tetap diperhatikan dalam menjalankan akad ijarah seseorang harus memperhatikan juga ketentuan hukum dari akad perjanjian ini melakukan perkerjaan pengairan dari mengiring air dari saluran utama irigasi menuju saluran irigasi kecil yang berada dekat dengan lahan sawah petani sampai membuka pintu air sampai air mengalir pada saluran iirgasi yang menuju ke lahan-lahan petani. Petugas pengairan dapat melakukan tugasnya sendiri dan bisanya juga dibantu oleh petani yang mempunyai lahan sawah untuk bekerja sama dalam mengurus air.

Dalam akad ijarah waktu pengerjaan harus jelas, apabila tidak disebutkan waktunya akan mengakibatkan ketidak jelasan dalam melakukan akad ijarah. Mengenai akad pengairan ini waktu pengairan sudah ditetapkan baik waktu jalannya air sampai jadwal air ke masing-masing lahan sawah petani. Telah ditentukan pula waktu petani akan melakukan pengairan di setiap wilayah sawah, namun waktu yang sudah ditentukan ini dapat berubah bahkan tidak sesuai jadwal bahkan terkdang air tidak jalan tergantung dengan debit air yang ada di bendungan utama.Dalam memenuhi kebutuhan air untuk lahan sawah petani, petugas irigasi telah mengupayakan dan memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sebagaimana apa yang telah disepakati di awal perjanjian dengan pihak petani96

Dasar hukum dilakukannya akad dalam Al-Quran yaitu surah Al- Maidah ayat 1 sebagai berikut:

96 Sohari Suharni dan Ru’fah, Abdullah, Fiqih Muamalah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hal. 170

ْوُف ْوَا ا ْوُنَما َنْيِذَّلا اَهُّي َأَي ِد ْوثُقُعْلِب

ِحُا ُي اَم َّلَِا ِماَعْنَ ْلَا ُةَمْيِهَب ْمُكَل ْتَّل ىَلْت

ْمُكْيَلَع ُم ُرُح ْمُتْنَا َو ِدْيَّصلا ىَّل ِحُم َرْيَغ ُدْي ِرُي اَم ُمُكْحَي َ َّاللَّ َّنِا

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan akan dibacakan kepadamu.

(Yang demikian itu) dengan tiadak menghalalka berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum- hukum menurut yang dikehendaki-Nya”. (Q.S Al-Maidah: 1)

Di Desa Ngeru terdapat tiga wilayah lahan sawah (orong) yang menggunakan air irigasi, yaitu wilayah orong sabalong dengan anggota 50 orang, galak jango dengan anggota 75 orang dan buin nyer 90 orang. Setiap wiliyah irigasi memiliki pengurusnya masing-masing yang terdiri dari 4 anggota yaitu terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan tekhnisi. 97

Namun, pada praktiknya jadwal yang sudah direncanakan hanya sebagai acuan saja, petugas irigasi hanya bisa memberikan perkiraan kepada petani kapan bisa malakukan pengairan dikarenakan debit air yang berada di bendungan utama tidak menentu meski sudah memasuki musim penghujan karena curah hujan yang rendah ditambah lagi banyak petani yang tidak sabar untuk mendapatkan air. Perugas pengairan di Desa Ngeru sudah berupaya untuk mengaliri air agar kebutuhan air setiap lahan sawah petani dapat terpenuhi dengan cukup dan baik.98

Keuntungan dengan adanya pengairan sawah dengan sistem irigasi ini yaitu sangat memudah petani untuk mendapatkan air untuk mengairi lahan sawahnya dan meningkatkan produksi padi petani. Adanya air irigasi di sini

97 Sukri (petugas pengairan), wawancara, 4 Juli 2020

98 Observasi, Petugas Pengairan Desa Ngeru Moyo Hilir, 3 Juli 2020

tidak lepas dari peran petugas pengairan yang bekerja kerja agar kebutuhan air untuk lahan sawah petani terpenuhi dengan baik. Petugas pengairan memeliki peran yang penting dalam keberlangsungan hidup tanaman peara petani khususnya tanaman padi. Petugas pengairan tidak hanya memiliki tugas untuk mengarus dan mengatur jalannya air hingga sampai ke lahan sawah petani, akan tetapi petugas pengairan juga memiliki kewajiban untuk membuat peraturan dan ketentuan dalam keberlangsungan sistem pengairan yang ada di Desa Ngeru hingga tercipta pengairan yang berkeadilan bagi semua pihak yang terlibat dalam akad irigasi di Desa Ngeru. 99

Ukuran atau debit air yang diberikan oleh petugas pengairan kepada petani untuk mengairi lahan sawahnya yaitu sampai lahan sawah petani terisi penuh, kemudia setelah penuh selanjutnya dialiri ke lahan petani yang berada di samping lahan petani yang sudah penuh dan setrusnya seperti itu. 100

Penghasilan per musim petani dihitung dari luas lahan sawahnya yang setiap tahun dihitung dua kali musim panen yaitu musim barat dan musim balit. Berkaitan dengan upah yang didapat oleh petuga pengairan yang diberikan oleh petani yaitu dua kali, satu kali stelah panen musim barat dan setelah panen musim balit. Besar jumlah iuran yang berikan oleh petani kepada petugas irigasi baik itu di musim barat maupun di musim balit meskipun lahan petani tidak sama. 101

Upah diklasifikasikan menjadi dua yaitu upah yang telah disebutkan (ajrun muasamma) yaitu upah yang disyaratkan ketika disebutkan harus

99Ibid.,

100Ibid.,

101 Observasi, Masyarakat Desa Ngeru Moyo Hilir, 3 Juli 2020

adanya kerelaan dari kedua belah pihak yang melakukan transaksi terhadap upah tersebut. Disamping itu, pihak musta’jir tidak boleh dipaksa untuk membeyar lebih besar dari apa yang sudah disebutkan, sebagaimana pihak ajiir juga tidak boleh dipaksa untuk mnedapatkan lebih kecil dari apa yang sudah disepakati, melainkan upah tersebut merupakan upah yang wajib mengikuti syara’. dan upah yang sepadan (ajru mitsli) yaitu upah sepadan dengan kerja dan upah yang sepadan dengan kondisi kerjanya, apabila akad ijarah telah menyebutkan jasa kerjanya. Dan upah yang sepdan tersebut bisa jadi menjadi upah yang sepadan dengan pekerjaan saja, apabila akad ijarahnya menyebutkan jasa kerjanya.

Sehingga dalam akad pengairan di Desa Ngeru ini pengupahnnya sudah memenuhi, baik dari upah maupun perjanjian kerjanya meski seringkali ada kendala, hal tersebut di luar dari kendali petugas pengairan. Melihat dari tenaga yang dikeluarkan oleh petugas pengairan dalam menjalankan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan air untuk lahan sawah petani ini cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat dari usaha petugas pengairan pengiring air dari bendungan utama menuju saluran besar kemudian ke saluran irigasi sehingga sampai ke lahan sawah petani secara maksimal dan dapat mengelola dengan air yang cukup dan baik sehingga hasilnya baik. Melihat tenaga dan jasa yang di keluarkan cukup besar untuk membantu petani melakukan pengairan lahan sawah dengan sistem irigasi agar petani tetap bisa mengelola lahannya sesuai dengan dasar hukum sunnah yaitu:

ُهُق َرَع َّف ََِي ْنأ َلْبَق ُه َرْجَأ َري ِج َلْا اوُطْعأ

“Berilah upah kepada para pekerja sebelum keringatnya mengering.”(H.R. Ibn Majah)

Sebagaimana juga menurut Mazhab Syafi’i akad kerja Sama pengairan harus memenuhi dua syarat. Pertama, dilakukan dalam batas waktu tertentu.

Kedua, menentukan bagian tertentu untuk pekerja dari buah yang dihasilkan.

102 Dalam perspektif Fikih Muamalah mengupah pekerja (ijarah) dibolehkan jika manfaatnya dapat diperkirakan dari segi waktu yang digunakan atau dari pekerjaan yang dihasilkan. Jika dalam akad sewa barang atau upah pekerja tidak disebutkan waktu pembayarannya, setelah barang selesai dimanfaatkan atau pekerja merampugkan pekerjaannya, biaya sewa atau upah kerjanya harus segera dibayarkan. Kecuali dalam akad kerja sama atau kontrak kerja dijelaskan batas waktu pebayaran. Akad sewa barang atau upah kerja (ijarah) tidak gugur dengan meninggakan salah satu pihak yang mengikat kontrak.

Akad ini gugur (batal) ketika barang yang disewakan mengalai kerusakan.103 Menurut analisis dari peneliti dalam segi ketentuan hukum dalam akad ijarah, maslahah mursalah, dan ujroh mulai dari bentuk kerja yang dilakukan oleh petugas pengairan, ketentuan waktu dan upah atas jasa yang diberikan dari akad ini.Serta penjelasan di atas tentang pengairan menurut pandangan Mazhab Syafi’I, sistem pengairan yang dilakukan di Desa Ngeru sudah memenuhi dua syarat yang disebut di atas serta akad kerja sama antara kedua pelah pihak yakni petani dan petugas pengairan Desa Ngeru sudah jelas

102 Mustafa Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’I P enjelasan Matan Abu Syuja’ dengan Dalil Quran dan Hadis, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2009), hal. 321

103Ibid.,

yaitu pengupahan setelah selesai panen sebagaimana yang telah disepakati di awal perjanjian.

Sehingga dalam akad ini terdapat adanya sebagai ganti dari jasa petugas irigasi yang diberikan untuk mengurus air irigasi, maka dari itu akad ini sudah memenuhi ketentuan-ketentuan dalam akad ijarah dapat dikatakan boleh dilakukan meskipun ada perbuatan-perbuatan diluar dugaan, namun pada garis besarnya semua itu dilakukan untuk kemaslahatan bersama antara petani dan petugas pengairan di Desa Ngeru.Sehingga dengan adanya kerelaan antara kedua belah pihak yaitu antara petani dan petugas irigasi mengenai hal sistem pemabayaran upah pengairan sawah ini memberikan kebaikan untuk keberlangsungan dan terpenuhinya pengairan yang digunakan untuk meningkatkan hasil panen dan prodiksi padi di lahan sawah petani di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.

69 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan pembahasan bab pertama sampai bab tiga pembahasan skripsi ini maka dapat diambil kesimpulan:

1. Praktik pengairan air sawah dengan sistem irigasi di Desa Ngeru adalah

perjanjian di awal lahirnya proses akad ini dilakukan sebelum masa tanam padi dimulai, maka akan terlebih dahulu dilakukan pertemuan untuk membahas kerjasama antara kedua belah pihak yaitu petani dan petugas pengairan.

Upah dalam praktiknya petani memberikan iuran berupa padi kepada petugas irigasi atas pengerjaan yang dilakukan oleh petugas irigasi.

2. Petugas pengairan memiki peranan yang sangat besar dalam kegiatan pengairan. Petugas pengairan bertugas mengatur air hingga sampai kelahan sawah petani. Petugas pengairan juga memiliki kewajiban mengurus dan mengatur jalannya air dari saluran irigasi sampai ke lahan sawah petani.

Petugas juga memiliki hak untuk mendapatkan upah dari petani atas kerja kerasnya menyediakan air untuk petani yaitu berupa iuran wajib yang dikeluarkan oleh petani setelah masa panen berupa padi hasil panen petani berdasarkan jumlah yangtelag disepakati bersama di awal perjanjian.

3. Berdasarkan analisis fiqih muamalah praktik pengairan dengan sistem irigasi di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kkabupten Sumbawa yaitu sah

karena sudah sesuai dengan syarat dan rukun ijarah. Petani mendapatkan air untuk mengairi lahan sawahnya dan petugas irigasi mendapatkan iuran dari petani atas jasa dan waktu yang telah dikeluarkan untuk mengurus air irigasi sehingga sampai ke lahan sawah petani. Sehingga kedua belah pihak mendapatkan hak dan kewajiban berdasarkan apa yang telah disepakati di awal perjanjian.

B. Saran

1. Perlunya kesadaran dari masing-masing pihak terhadap pengairan yang berlangsung di Desa Ngeru, agar semua proses pengairan sawah dapat berjalan dengan baik dan maksimal sesuai dengan kebutuhan dan apa yang telah disepakati di awal perjanjian oleh kedua belah piak sengga tidak menimbulkan masalah anatara para pihak.

2. Perlunyaadanya komunikasi yang lebih jelas anatar petani dan petugas irigasi mengenai permasalahan pengairan sehingga tidak timbul kesalah pahaman dan pengairan dapat berjalan dengan baik dan sebagai mana mestinya.

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Ghazaly dkk ,Fiqh Muamalat, Prenada Media Group, 2010

Abd. Somad, Hukum Islam Penormaan Prinsif Syariah dalam Hukum Indonesia, Kencana, 2017

Agus Ruswandi, M.Ag. Al Islami III Buku Daras Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), 2015

Chairuman Pasaribu, Suwardi Lubis, Huum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta:

Sinar Gravika, 1994

Deni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian, CV Pustaka Setia, 2008

Irwan Soehartono, Metode Penelitian sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, PT Remaja Rosdakarya, 2008

Hasbiyallah, Sudah Syar’ikah Muamalahmu? Panduan Memahami Seluk-Beluk Fiqh Muamalah, 2014

Husen Umar, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Rajagrafindo Persada, 2011

Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran cara praktis meneliti konsumen dan peasaing, Gramedika Pustaka Utama, 2009

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, 2014 Kaslan A. Tohir, Seuntai Pengetahuan Usaha Tani, Kencana, 1991

Kusnul Citanila Yuni K, Analisis Hukum Islam Terhadap Jasa Pengairan sawah Dengan Sistem Sibel di Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019

Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, Sinar Grafika, 2013 M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, Gema Insani Pres, 2001 Muhammad Hrfin Zuhdi, Muqarana Fiqh Mu’amalah, Sanabil, 2017

Nila Sari Nasution, Hak Atas Air Irigasi Menurut Wahbah Az-ZuhailiStudi Kasus di Desa Penyambungan Tonga Kecamatan Penyambungan, (Skripsi UIN Sumatra Utara), 2017

Rachmat Syafe’I, Fiqih Muamalah, CV Pustaka Setia, 2004

Richo Setyonugroho, Tinjauan Fikih Terhadap Jual Beli Air Irigasi sawah Di Desa Singgahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, IAIN Ponorogo, 2016

Sohari Suharni dan Ru’fah, Abdullah, Fiqih Muamalah, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011

Suryani & Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam, Prenadamedia Group, 2018

Wawancara Petani di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa, Pada Tanggal 3 Juli 2020 di Desa Ngeru

Wawancara staf Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa, Pada Tanggal 6 Agustus 2020 di Desa Ngeru

Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, Sinar Grafika, 2008

Pertanyaan wawancara

1. Pertanyaan wawancara untuk kepala desa/staf Desa Ngeru

1) Bagaimana menurut pandangan bpak/ibu menegai pengairan di Desa Ngeru dan apakah sudah berjalan sesuai prosedur?

2) Bagaimanan sikap pihak desa jika terjadi kesalahan dalam pengairan?

3) Apakah sejauh ini ada laporan dari petani mengenai permasalahan irigasi?

4) Bagaimana pihak desa dalam menyelesaikan masalah pengairan jika terjadi kesalahan?

5) Apakah pihak desa harus mendapatkan laporan dari petani terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan?

2. Pertanyaan wawancara untuk petugas irigasi (malar)

1) Bagaimana menurut bapak mengenai pengairan di Desa Ngeru dan apakah sudah berjalan sesuai prosedur?

2) apakah pembagian air ke tiap sawah petani sudah merata?

3) bagaiman tindakan bapak jika air irigasi tidak cukup untuk mengairi lahan sawah petani?

4) apakah sejauh ini ada petani yang tidak membayar iuran sesuai kesepakatan 5) apakah petani yang tidak membayar iuran sesuai kesepakatan tetap mendaptkan air

3. Pertanyaan wawancara untuk petani

1) Bagaimana menurut bapak/ibu mengenai pengairan di Desa Ngeru dan apakah sudah betrjalan sesuai prosedur?

3) Apakah petani tetap membayar iuran apabila petani tidak kebagian air irigasi?

4) Apakah petani pernah melapor kepada piha desa mengenai permasahan air irigasi?

5) Apa solusi yang sudah diberikan oleh petugas irigasi terkait ketidak merataan air irigasi?

6) Apakah petani di wilayah atas mendapatkan air lebih banyak daripada yang di bawah (jauh dari sumber air)? Bagaimana pandangan bapak jika terjadi hal demikian?

1. Wawancara dengan ibu Mastiawan 2. Wawancara dengan bapak ridwan

3. Wawancara dengan bapak Agus 4. Wawancara dengan ibu Fitri

5. Wawancara dengan ibu Aminah 6. Wawancara dengan bapak Mukhlis

7. Wawancara dengan ibu Wahida

Dokumen terkait