• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem pengairan yang berkeadilan dalam perspektif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "sistem pengairan yang berkeadilan dalam perspektif"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan pengamatan awal peneliti tentang praktek irigasi sawah yang terjadi di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir yaitu eksploitasi sumber daya air yaitu air irigasi yang tidak sesuai dengan teori dan praktek. 5 Wawancara dengan petani di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa pada tanggal 3 Juli 2020 di Desa Ngeru. 6 Wawancara dengan Staf Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa pada tanggal 3 Juli 2020 di Desa Ngeru.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan sistem irigasi di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa baik dari perspektif kerjasama maupun perspektif syariat Islam maupun perspektif penyelesaian sengketa yang timbul dari kerjasama maka peneliti tertarik untuk mengkaji mengkaji masalah tersebut dalam penelitian tesis yang berjudul “Fiqih Muamalah Berbasis Keadilan Sistem Irigasi di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Bagaimana praktik sistem irigasi di Desa Ngeru Kabupaten Moyo Hilir dan faktor apa yang mendorong petani mengambil air lebih banyak dari sawahnya? sawah dibanding lainnya, apakah peran petugas pengairan dan perangkat desa dalam berbagi kebutuhan air pertanian di desa Ngeru?

Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah utama yang ingin penulis bahas.

Manfaat Penelitian

  • Bagi Penulis
  • Bagi Akademik
  • Bagi Subjek Penelitian

Sebagai sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Mataram. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pemikiran ilmiah, baik teoretis maupun praktis, dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang masalah yang diteliti, khususnya yang berkaitan dengan sistem irigasi yang berkeadilan. Kajian ini diharapkan dapat menjadi penilaian masyarakat dan meningkatkan pemahaman masyarakat di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa mengenai pengairan sawah yang lebih baik dan merata.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

  • Setting Penelitian

Lokasi penelitian yang menjadi sasaran peneliti dalam diskusi ini adalah di Desa Ngeru, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa. Selain itu, peneliti berasal dari desa Ngeru dan mengetahui dengan baik subjek dan informan yang akan diteliti. Penelitian tentang sistem irigasi yang adil sangat penting, karena penelitian ini tidak terbatas pada ilmu pengetahuan, tetapi untuk memberikan informasi kepada orang-orang yang terlibat dalam proses irigasi dan memberikan metode yang baik sesuai ajaran Islam.

Telaah Pustaka

Khusnul Ciptanila Yuni K, “Analisis Hukum Islam Pelayanan Pengairan Sawah dari Sibel di Desa Bibrik, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.” Dalam tesis ini disebutkan bahwa praktik pengairan sawah di desa Bibrik disepakati di awal dan lahirnya proses kontraktual ini terjadi sebelum awal musim tanam padi, sehingga rapat terlebih dahulu akan membahas kerjasama dalam pengairan yang akan dilakukan pada saat panen. Berdasarkan analisis hukum Islam, praktek pengairan sawah dengan sistem sibel di desa Bibrik kecamatan Jiwan kabupaten Madiun adalah sah karena sesuai dengan syarat dan rukun ijarah dan maslahah mursalah, karena disini tukang air membayar ekstra karena begitu banyak energi yang digunakan dari awal hingga akhir panen. 7 Khusnul Ciptanila YK, Analisis Hukum Islam Pelayanan Pengairan Sawah Sistem Sibel di Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun, (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya), 2019.

Kerangka Teoritik

  • Akad
  • Ijarah

Riko setyo Nugroho, “Kajian Fikih Praktek Irigasi Sawah di Desa Singgahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.” Dalam tesis ini disebutkan bahwa praktik akad pengairan sawah di Desa Singgahan sudah sesuai dan sesuai dengan akad ijarah, dan mengenai petugas dalam pelaksanaan akad pengairan yang menerima gaji dari petani sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ijarah - kontrak. Skripsi ini juga menjelaskan syarat-syarat akad ijarah, upah petugas pengairan didapat dari petani dan sesuai dengan akad, petugas pengairan juga melakukan akad dengan jasanya, bukan dengan menjual air dari sungai, dan adanya petugas sukuhan dan orang, yang membantu petugas yang membutuhkan upah untuk pekerjaannya, apa yang dilakukannya dan uang yang terkumpul sebagian akan digunakan bersama untuk kepentingan bersama. Sementara itu, tesis yang peneliti kaji adalah bahwa petani tidak mendapatkan haknya sesuai dengan yang telah disepakati di awal, padahal mereka telah memenuhi kewajiban membayar iuran wajib kepada petugas pengairan.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data
  • Data Sekunder
  • Data Primer
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Sistematika Pembahasan

Tujuan penggunaan jenis penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem irigasi yang berkeadilan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa. Dalam hal ini peneliti sebagai instrumen penting sekaligus sebagai pengumpul data melalui proses wawancara langsung untuk mendapatkan data yang cukup tentang sistem irigasi yang berkeadilan menurut syariat Islam di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa. Lokasi yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian sebagaimana disebutkan pada judul adalah Desa Ngeru, Kecamatan.

Mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dan mempermudah mendapatkan data yang cukup dan relevan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mencatat, meminta, atau meminta data dari pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan. Dalam pengumpulan data dengan metode survei lapangan, penulis mengumpulkan data langsung dari Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa dengan bekerjasama dengan petani dan petugas pengairan yang mengadakan perjanjian kerjasama.

Observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan karena peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang sedang dipelajari atau diamati. Observasi non partisipan dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam, dengan tujuan peneliti memperoleh data deskriptif yang komprehensif dan lebih spesifik dari informan mengenai sistem irigasi di Desa Ngeru. Dokumentasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini adalah data desa, jumlah penduduk, jumlah lahan pertanian dan profil desa.

Bab III berisi tentang pandangan hukum Islam tentang sistem irigasi yang berkeadilan di Desa Ngeru, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

  • Gambaran Umum Kondisi Desa Ngeru
  • Letak Geografis Desa Ngeru
  • Keadaan Penduduk Desa Ngeru
    • Jumlah Penduduk
    • Keadaan Ekonomi dan Agama
    • Swadaya Masyarakat, adat Istiadat dan Kearifan Lokal
  • Praktik Pengairan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten
    • Sistem Akad Pengairan di Desa Ngeru Ngeru Kecamatan Moyo
    • Latar Belakang Tejadinya Praktik Pengairan Sawah Menggunakan
    • Peran Petugas Irigasi Desa Ngeru

Penggunaan air untuk irigasi merupakan upaya pemerintah dan aparat pengairan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya para petani. Dalam perjanjian dekat ka tu pina dengan petugas pengairan nan merupakan perjanjian lisan bae karena kao tu pina satu sama lain. Kami sebagai petani sepenuhnya mempercayai petugas irigasi untuk ketenangan pikiran kami.”

Dalam kesepakatan yang disepakati dengan petugas pengairan hanya sebatas kesepakatan lisan karena sudah saling percaya. Kami, sebagai petani, memiliki kepercayaan penuh kepada petugas pengairan untuk mengalirkan air ke ladang pasir kami.” Dalam perjanjian kerja yang dilakukan oleh petugas pengairan dan para petani di desa Ngeru terlihat jelas bahwa perjanjian lisan dibuat pada awal saluran irigasi masuk ke desa Ngeru.

Sistem irigasi yang digunakan masyarakat Desa Ngeru menggunakan sistem upah pasca panen dimana petani membayar iuran wajib kepada petugas irigasi. Besarnya iuran yang harus dibayarkan oleh petani kepada petugas pengairan didasarkan pada kesepakatan yang dibuat di awal kesepakatan antara petani dengan petugas pengairan (malar). Dalam perjanjian ini, petugas pengairan (malar) bertugas menyuplai air ke saluran irigasi dari saluran induk agar petani dapat dengan mudah mendapatkan air untuk mengairi sawahnya.

Selain Bpk. Sukri, peneliti juga mewawancarai Bapak. Ahmad selaku petugas pengairan terkait permasalahan yang sering dikeluhkan para petani desa Ngeru. Petugas irigasi berpesan kepada petani untuk segera melaporkan masalah yang berkaitan dengan air irigasi. Kami, para petugas pengairan, selalu berusaha mencari cara untuk mendapatkan air irigasi yang cukup bagi para petani, selalu berusaha agar tidak ada orang yang kekurangan air.”64.

ANALISIS PRAKTIK PENGAIRAN YANG BERKEADILAN DI

Analisis Latar Belakang dan Praktik Pengairan yang Berkeadilan di

  • Sistem Akad Pengairan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir 42
  • Peran Petugas Irigasi

Analisis Fiqih Muamalah Terhadap Praktik Pengairan di Desa Ngeru

Ada dua jenis ijarah yaitu ijarah yang berlangsung atas keuntungan yang berasal dari banda atau benda tertentu yang ciri-cirinya disebutkan dan mempekerjakan (upah) orang untuk pekerjaan tertentu Petani merasa terbantu karena mendapatkan pengairan sawah dengan sistem irigasi. Di Desa Ngeru terdapat tiga areal persawahan (orong) yang menggunakan air irigasi, yaitu areal orong sabalong dengan 50 orang, galak jango dengan 75 orang dan buin nyer dengan 90 orang. Petugas pengairan desa Ngeru telah berupaya mengalirkan air agar kebutuhan air setiap sawah petani dapat terpenuhi dengan cukup dan baik.

Petugas pengairan tidak hanya bertugas untuk mengalirkan dan mengatur aliran air hingga sampai ke sawah petani, tetapi petugas pengairan juga memiliki tugas untuk membuat tata tertib demi kelangsungan sistem irigasi yang ada di Desa Ngeru agar tercipta irigasi yang hanya untuk semua pihak yang terlibat dalam kontrak irigasi di Desa Ngeru. Jadi dalam kontrak pengairan di Desa Ngeru, gaji terpenuhi, baik dari gaji maupun kesepakatan kerja, walaupun sering ada kendala, hal ini di luar kendali petugas pengairan. Sehingga dalam akad ini terdapat imbalan atas jasa petugas pengairan yang diberikan untuk mengelola air irigasi tersebut, maka akad ini telah memenuhi ketentuan akad ijarah, dapat dikatakan dapat dilakukan meskipun ada perbuatan yang tidak terduga. , namun pada dasarnya semua dilakukan untuk kepentingan bersama antara petani dan petugas pengairan di desa Ngeru. Maka dengan adanya kemauan antara kedua belah pihak yaitu antara petani dan petugas pengairan mengenai sistem pembayaran gaji pengairan sawah ini menjadi pertanda baik bagi kelangsungan dan pemenuhan pengairan yang digunakan untuk meningkatkan hasil panen dan produksi padi di daerah tersebut. sawah para petani di Desa Ngeru, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa.

Berdasarkan analisis fikih muamalah, praktek pengairan dengan sistem irigasi di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa adalah halal. Perlunya kesadaran dari masing-masing pihak mengenai pengairan yang berlangsung di Desa Ngeru agar semua proses pengairan sawah dapat berjalan dengan baik dan optimal sesuai dengan kebutuhan dan apa yang telah disepakati di awal kesepakatan kedua belah pihak agar tidak menimbulkan masalah diantara kedua belah pihak. Para Pihak. Wawancara dengan Petani di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa pada tanggal 3 Juli 2020 di Desa Ngeru.

Wawancara dengan staf Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa pada tanggal 6 Agustus 2020 di Desa Ngeru.

PENUTUP

Kesimpulan

Upah Dalam prakteknya, petani memberikan iuran berupa beras kepada petugas pengairan atas pekerjaan yang dilakukan petugas pengairan. Petugas irigasi juga bertugas untuk mengontrol dan mengatur aliran air dari saluran irigasi ke sawah petani. Petugas juga berhak dibayar oleh petani atas kerja kerasnya dalam menyediakan air bagi petani, yaitu berupa iuran wajib yang dikeluarkan petani setelah masa panen berupa padi yang dipanen oleh petani berdasarkan jumlah yang telah disepakati bersama. disepakati di awal perjanjian.

Petani menerima air untuk mengairi sawahnya dan petugas irigasi menerima iuran dari petani atas jasa dan waktu yang digunakan untuk mengelola air irigasi sehingga sampai ke sawah petani. Sehingga kedua belah pihak mendapatkan hak dan kewajiban berdasarkan apa yang telah disepakati di awal perjanjian.

Saran-saran

Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, PT Juvenile Rosdakarya, 2008. Kusnul Citanila Yuni K, Analisis Hukum Islam Pelayanan Irigasi Sawah Dengan Sistem Sibel Di Desa Bibrik, Kecamatan Jiwan, Madiun Kabupaten, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019. Nila Sari Nasution, Hak Atas Air Irigasi Menurut Studi Kasus Wahbah Az-Zuhaili di Desa Tonga

Richo Setyonugroho, Tinjauan Fikih Jual Beli Air Irigasi Sawah Desa Singgahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, IAIN Ponorogo, 2016. Suryani & Hendryadi, Teori Kuantitatif Metode Penelitian Metode Penelitian dan Aplikasi Ekonomi Manajemen dan Manajemen Islam, Prenadamedia Grup, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penulisan menunjukkan bahwa dari sisi rasio likuiditas yang ditinjau dari current ratio, cash ratio dan quick ratio baik sebelum maupun saat pandemi