• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akad Pengairan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir 42

BAB III ANALISIS PRAKTIK PENGAIRAN YANG BERKEADILAN DI

A. Analisis Latar Belakang dan Praktik Pengairan yang Berkeadilan di

1. Sistem Akad Pengairan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir 42

Sistem akad yang digunakan oleh petani dan petugas pengairan Desa Ngeru dalam pengairan sawah di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir yaitu akad perjanjian yang dibuat secara lisan dan saling percaya satu sama lain tanpa ada paksaan, karena petani sangat membutuhkan pengairan untuk

38Ibid.,

39Ibid.,

40Ibid.,

kelangsungan hidup tanamannya yang dibantu oleh petugas irigasi.

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan pihak petani dan perugas irigasi. 41

Proses lahirnya akad atau perjanjian antara petani dan petugas irigasi, yaitu hanya dilakukan satu kali saja diawal sebelum memasuki masa tanam padi yang dimulai dengan pertemuan antara petani, petugas irigasi dan pemerintah desa untuk bersama-sama membahas begaimana bentuk kerjasama antara kedua belah pihak. Untuk petani dikenakan membayar iuran berupa padi kepada petugas irigasi sebesar 1 kaleng/blekbesar ukuran 20 liter yang dibayar setalah selesai panen. 42

Dari data yang peneliti temukan bahwa dalam pertemuan tersebutlah terjadi akad kesepakatan bersama. Di mana dalam pertemuan tersebut dijelaskan hak dan kewajiaban kedua belah pihak. Setelah mendapatkan persetujuan kedua belah pihak akan menjalankan tugas dan kewajiban berdasarkan apa yang telah disepakati bersama pada awal perjanjian.43

Isi perjanjian yang diucapkan oleh petugas pengairan dan petani dalam pertemuan perjanjian kerja sama dalam bidang pengairan di Desa Ngeru sebagai berikut:

Petuga pengairan mengatakan:

“Dalam pertemuan ta tu bahas mengenai ya sistem ke tugas tu masing-masing dalam kegiatan pengairan uma ta. Kita selaku pertugas pengairan ta berkewajiban tu iring ai sampe tama dalam uma petani ta, trus petani berkewajiban beang iuran lako petugas setiap jura panen na. loe iuran nn sebelek gaba sopo anggota”.

41 Observasi, Masyarakat Desa Ngeru moyo Hilir, 3 Juli 2020

42 Observasi, masyarakat Desa Ngeru Moyo Hilir, 3 Juli 2020

43Ibid.,

Artinya:

“Dalam pertemuan ini kita membahas mengenai sistem dan tugas yang akan dilakuka oleh masing-masing pihak dalam kegiatan pengeiran air sawah. Kita selaku petugas pengairan berkewajiban mengiring air hingga sampai ke sawah petani, kemudian petani berkewajiban memberikan iutran kepada petugas pengiaran sebesar 1 blek setelah selesai panen”.

Petani mengatakan:

“Kita para petani ta kamo tu rembuk masalah sistem ke tugas nn sesuai ke de ka ya jelaskan leng petugas ita nan. Kita tu setujui si apa de ka ya sampaikan ita nan, apa kita tu merasa terbantu ke ada ai irigasi ta”.

Artinya”

“Kita para petani sudah mendisusikan prihal sistem dan tugas tugas yang telah disampaikan oleh petugas tadi. Kita menyetujui apa yang telah disapaikan tadi, karena kita para petani merasa terbantu dengan adanya air irigasi ini”.

Dari pihak petani peneliti mewancarai bapak Mukhlis, beliau mengatakan:

“Perjanjian de ka tu sepakati ke tau irigasi nn e, perjanjian de ka tu kerante berema, jadi ne perjanjian antara kita petani ke petugas irigasi nn nongka perjanjian tertulis, sebab ne tu saling percaya si, ke ampo ne kam tu kerante apa ya boat masing-masing kita baik kita petani maupun tau irigasi ana. Dalam perjanjian de ka tu sepakati ta nonda de merasa kepaksa sebab kamo tu saling sepakat.”

Artinya:

“Perjajian yang telah kami sepakati dengan petugas irigasi, yaitu perjanjian yang telah dibicarakan bersama, jadi perjanjian antara pihak petani dengan petugas irigasi bukan perjanian tertilis, sebab sudah saling percaya, dan sudah dibicarakan apa saja tugas dari masing-masing pihak, baik pihak petani maupun petugas irgasi.

Dalam perjanjian yang sudah disepakati tersebut tidak ada yang merasa terpaksa sebab sudah disepakati bersama.”44

44 Mukhlis, Petani Desa Ngeru, wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 22 Juli 2020

Selanjutnya peneliti mewancarai bapak Agus, beliau mengatakan:

“Dalam perjanjian de ka tu pina ke petugas irigasi nan perjanjian secara lisan bae, karena kao tu saling sadu. Kita sebagai petani tu percaya sepenuhnya ke petugas irigasi untuk senatang ai lako uma kami”.

Artinya:

“Dalam perjanjian yang telah disepakati dengan petugas irigasi adalah perjanjian secara lisan saja, karena sudah saling percaya.

Kita sebagai petani telah percaya sepenuhnya kepada petugas irigasi untuk mendatangkan air ke lahan sawah kami”.

Selanjutnya dari pihak petugas irigasi peneliti mewancarai yaitu bapak Ahmad, beliau mengatakan:

“Perjanjian de ka tu sepakati berema ke pihak petani nn perjanjian de ka tu kerante berema, nonda perjanjian tertulis singin nn. Sebab kamo tu saling percaya ke ketentuan-ketentuan kerja de kan tu sepakati berema.”

Artinya:

“Perjanjian yang telah disepakati dengan pihak petani merupakan perjanjian yang telah dibicarakan bersama, tidak ada perjanjian tertulis. Sebab sudah saling percaya dengan ketentuan-ketentuan kerja yang telah disepakati bersama.”

Dalam perjanjian kerja yang dikakan oleh petugas irigasi dan para petani di Desa Ngeru sudah jelas yaitu perjanjian secara lisan yang dilakukan di awal adannya saluran irigasi masuk ke Desa Ngeru. Yang di mana perjanjian tersebut telah disepakati oleh masing-masing pihak yang terlibat di dalam kerjasama pengairan.

Sighat atau ijab abul merupakan kalimat-kalimat penjelasan yang keluar dari salah satu pihak yang melakukan akad atau perjanjian sebagai gambaran tujuan dari akad yang yang dilakukan, sedangkan kabul adalah

perkataan yang keluar dari pihak yang berakad setelah mengucapkan ijab.

Ijab kabul ini merupakan indiasi adanya sua sama suka tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

2. Latar Belakang terjadinya praktik pengairan sawah menggunaan air irgasi di Desa Ngeru

Seperti yang telah dietahui bahwa dengan semakin berkembangnya zaman, segala kebutuhan hidup semakin banyak sehingga keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut semakin tinggi, seperti halnya masyarakat Desa Ngeru yang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani.

Hasil pertanian utama di Desa Ngeru yaitu padi, jagung, dan kacang hijau.

Pekerjaan sebagai petani tentunya tidak lepas dari sumber air yang cukup dan baik untuk mengairi lahan sawahnya khususnya pada tanaman padi sehingga menghasilkan hasil panen yang baik pula. Berbicara masalah air di sini penulis membahas tentang sistem pengairan yang petani gunakan untuk mengairi lahan sawahnya.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh bahwa wilayah Desa Ngeru memiliki lahan pertanian yang menggunakan air irigasi seluas 262 Ha.

Dilihat secara garis besar tujuan irigasi yaitu untuk membasahi tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga tercapainya suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah tersebut.45

45 Dokumen, Desa NgeruMoyo Hilir, 2020

Berdasaran pemaparan petani pada awalnya masyaraat Desa Ngeru hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi lahannya. Seiring perkembangan zaman dan curah hujan yang tidak menentu dan cenderung kurang meski udah memasuki musim penghujan sehinnga sebagian besar petani memanfaatkan air irigasi untuk mengairi air ke lahannya. masyarakat Desa Ngeru mulai menggunakan air irigasi untuk mengairi lahan sawahnya dimulai sejak tahun 1992 sampai sekarang dan telah melakukan penggantian petugas irigasi beberapa kali. 46

Praktik pengairan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ngeru yaitu pengairan air sawah dengan menggunakan air dari saluran irigasi yang bersumber dari bendungan utama yaitu Bendungan Mamak yang kemudian dialikan ke saluran irigasi utama yang disebut dengan Lapan Rea dan selanjutnya dialirkan ke saluran irigasi yang mejuru ke sawah petani. Akad perjanjian yang dibuat oleh petani dan petugas irigasi yaitu akad perjanjian secara lisan atas dasar saling percaya, yang di mana dalam perjanjian tersebut telah disebutkan tugas dari masing-masing pihak yang terlibat dalam kegiatan pengairan sawah. Pihak-pihak yang disebutkan di sini yaitu petani dan petugas irigasi, petugas irigasi memliki tugas untuk mengaliri air dari saluran utama sehingga sampai ke lahan sawah petani, dan petani juga memiliki kewajiban untuk membayar iuran kepada petugas irigasi sebagai upah yang diberikan petani kepada petugas irigasi atas jasanya mengelola

46 Agus, Petani Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

air irigasi yang diberikan setelah panen berdasarkan jumlah yang telah disepakati pada awal perjanjian.47

Sistem irigasi yang digunakan oleh masyarakat Desa Ngeru yaitu menggunakan sistem pengupahan setelah panen yang di mana petani mengeluarkan iuran wajib kepada petugas irigasi. Besaran iuran yang dikeluarkan oleh petani untuk diberikan kepada petugas pengairan berdasrkan kesepakatan yang telah di buat pada awal perjanjian antara petani dengan petugas irigasi (malar). Dalam perjanjian yang telah dibuat antara kedua belah pihak yaitu petugas pengairan akan mendapatkan sebagian hasil kerjasama dalam proses pengairan berdasrkan jumlah yang telah disepakati bersama di awal perjanjian. Dalam perjanjian kerja sama antara petani dengan petugas pengairan sebelumnya telah disepakati mengenai bagaimana kerja sama dan apa saja hak dan kewajiban dari kedua belah pihak serta jumlah bagi hasil yang akan didapatkan oleh petugas irigasi (malar). Dalam perjanjian tersebut petugas irigasi (malar) bertugas untuk menyediakan air ke saluran irigasi dari saluran utama sehingga petani dengan mudah mendapatkan air untuk mengairi lahan sawahnya.

Dalam perjanjian tersebut tidak hanya petugas pengairan yang memiliki kewajiaban, petani juga memiliki kewajiaban untuk membanyar iuran kepada petugas irigasi setelah lahannya sudah dialiri air secara merata oleh petugas irigasi pada saat setelah panen. 48

47 Observasi, Masyarakat Desa Ngeru moyo Hilir, 3 Juli 2020

48Ibid.,

Dalam perjanjian yang melibatkan petani dan petugas irigasi ini tentunya kedua belah pihak telah siap menerima untung dan ruginya karena dalam setiap pekerjaan apa pun pasti akan ada untung dan ruginya.

Tentunya hal ini sudah dibicarakan pada awal perjanjian prihal adanya hal- hal yang tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Petani duharapkan segera melapor ke putugas irigasi jika ada hal-hal yang tidak semestinya terjadi dan petugas irigasi akan selalu siap menerima keluhan dari para petani mengenai pelayanan jasa maupun jalannya air yang tidak sesuai dan mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh petani mengenai air irigasi.49

Berdasarkan penuturan ibu Wahida selaku petani Desa Ngeru yang menggunaan air irigasi untuk mengairi lahannya, beliau mengatakan:

“Loe iuran de ya seles leng petani lako petugas irigasi nan e gaba sopo belik rea ukuran 20 liter de biasa roa isi minyak lagi nn, iuran nan tu beang lako petugas irigasi ne jura begaba.”

Artinya:

“Jumlah iuran yang dikeluarkan oleh petani yang diberikan ke petugas pengairan yaitu berupa padi satu blek/kaleng besar ukuran 20 liter yang biasa gunakan untuk minyak goreng, iuran tersebut diberikan ke petugas irigasi setalah panen.”50

Menurut data yang diperoleh dari lapangan atau dilansir dari data desa bahwa jumlah keseluruhan pemilik lahan sawah yang menggunakan air irigasi untuk mengairi lahan sawahnya yaitu 223 orang yang terbagi ke dalam tiga wilayah P3A yaitu P3A Sabalong dengan jumlah anggota 50

49 Observasi, Masyarakat Desa Ngeru moyo Hilir, 3 Juli 2020

50 Wahida, Petani Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

orang, P3A Galak Jango dengan jumlah anggota 75 orang dan P3A Unter Reban dengan jumlah anggota 98 orang dan jumlah petugas irigasi (malar) yaitu 4 orang tsetiap P3A. 51Peneliti hanya mengambil 8 orang petani sebagai semple, yang di mana orang tersebut mempunyai luas lahan sawah yang berbeda-beda. Namun jumlah iuran yang harus dikeluaran oleh masing-masing petani sama, meskipun jumlah lahan sawah yang berbeda- beda. 52

Di lapangan penulis melakukan wawancara dengan petani tentang pratik pengairan di Desa Ngeru, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa yang meliputi:

Pertama ibu Eliyah mengatakan bahwa:

“Sebenarnya sangat tu terbantu ke ada saluran irigasi de ada to ta karna dapat ya mudahkan kita sebagai petani de ada uma dalam irigasi ta. Jadi nom tu susa lalo ke ai kenang tu air pade tu. Tentunya nyaman benar ada ai irigasi de belangan ta selama nosoda tau sate kemaeng mesa na.”

Artinya:

“Sebenarnya kita sebagai petani terbantu sekali dengan adanya saluran irigasi yang ada sekarang karena dapat memudahkan para petani yang memliki lahan sawah lingkungan irigasi. Sehingga kita para petani tidak terlalu memusingkan air untuk mengairi tanaman padi. Tentunya sangat dimudahkan dengan adanya air irigasi yang masuk selama tidak ada pihak yang ingin menguasai air secara sepihak.” 53

Petani sangat terbantu dengan adanya saluran irigasi yang ada sekarang. Dengan adanya saluran irigasi petani tidak lagi memusingkan air untuk mengairi lahan sawahnya, karena sudah ada air dari saluran irigasi.

51 Adam, Staf Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 3 Juli 2020

53 Eliya, Petani Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

Adanya air irigasi yang digunakan oleh petani di Desa Ngeru tidak selamanya berjalan dengan sebagaimana mestinya dikarenakan adanya hal- hal diluar dugaan seperti adanya beberapa petani yang ingin menguasai air secara sepihak untuk kepentingan pribadi yang bebepa kali terjadi sehingga menyebabkan bebepa petani lain tidak kebagian air. Adanya peristiwa seacam ini, tentunya merugikan petani lain, dan diperlukan adanya kebijakan dari petugas irigasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Kedua ibu Fitriati mengatakan:

“Roa benar ai nn no tama dalam uma kaku, kaleng pade ku no bau dapat kaleng ne nobau beranak bedadi balong.”

Artinya:

“Seringkali air tidak masuk dalam lahan sawah saya, sehingga tanaman padi saya tidak dapat tumbuh dan berembang secara baik.”54

Adanya permasalahan air tidak masuk ke lahan sawah petani ini sangatlah merugikan pihak petani yang tidak mendapatkan air sesuai dengan haknya, namun di sisi lain keterlabatan air ini tidak semata-mata kesalahan atau kelalaian dari petugas irigasi, akan tetapi debit air yang tidak menentu dari bendungan utama juga sangat mempengaruhi jumlah air yang masuk ke lahan sawah petani dan air yang berasal dari bendungan utama tidak hanya untuk satu desa melainkan untuk beberpa desa sehingga diperlukan kesabaran dan kerjasama yang baik dari masing-masing pihak.

Ketiga ibu Mastiawan mengatakan:

54 Fitriati, Petani Desa Ngeru, Wawacara, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

“Roa benar uma kaku no dapat ai kaleng lapan irigasi nn, meskipun kam eneng kami uang len selen ke iuran wajib nn, padahal kam jangi kami lok ya tama mo ai dalam uma kami, tapi tetap si nonda tama kele kam tu beang uang ka ya eneng kami nn.”

Artinya:

“ seringkali lahan sawah saya tidak kebagian air dri saluran irigasi, meskipun petugas irigasi telah meminta uang tambahan di luar iuran wajib, padahal telah dijanjiakan air irigasi akan dialirkan ke sawah kami, namun tetap saja tidak ada air yang masuk meskipun kami telah berikan uang yang diminta tersebut.”55

Adanya keterlambatan air yang masuk ke lahan sawah petani disebabkan oleh debit air dalam jumlah yang kecil sehingga air yang biasanya berlimpah jadi berkurang karena harus dibagi secara rata ke setiap lahan sawah petani dan adanya biaya tambahan yang dikeluarkan oleh beberapa petani agar lahan sawahnya mendapatkan air sangatlah disayangkan, sebab mengalirkan air dari saluran irigasi menuju lahan sawah petani merupakan tugas dari petugas irigasi karena pada awal perjanjian telah dibahas dan disepakati apa saja hak dan kewajiban masing pihak yang terlibat dalam kerja sama tersebut.

Keempat, bapak Ridwan mengatakan:

“Roa benar noku pato ai uma ku boe, padahal kam lempo-lempo ai na kaleng ai lapan irigasi ana.”

Artinya:

“seringkali lahan sawah saya kecolongan air, meskipun lahan sawahnya sudah terisi penuh oleh air dari saluran irigasi.”56

Adanya kejadian kecolongan air yang dialami oleh beberpa petani ini harus ada sanksi tegas dari petugas irigasi agar oknum petani yang sering

55 Mastiawan, petani Desa Ngeru,Wawancar, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

56 Ridwan, Petani Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

mengambil air dari lahan sawah petani jera dan tidak lagi melakukan hal tersebut karena sangat merugikan petani lain.

Kelima, ibu Aminah mengatakan:

“Roa benar uma saya no dapat ai na, padahal kamo tu bayar iuran wajib tepat waktu ke ampo kamo tu lapor tapi tetap bae no dapat ai nn.”

Artinya:

“sering kali lahan sawah saya tidak mendapatkan air, padahal saya sudah membayar iuran wajib tepat waktu dan telah melapor ke petugas irigasi namun tetap saja tidak kebagian air.”57

Keenam bapak Mukhlis mengatakan:

“Sejauh ta ne nongka si kadu ya ada masalah de serius lalo menganai ai irigasi ta sebab ne saya selaku petani tetap dapat ai sesuai kebutuhan, ke ampo ne saya sadar si bahwa nongka ita bae de kenang ai irigasi ta, jadi lamin ada keterlambatan datang ai nn harus mo tu maklumi.”

Artinya:

“Sejauh ini tidak pernah ada masalah yang cukup serius mengenai air irigasi ini sebab saya selaku petani selalu mendapatkan air sesuai kebutuhan, dan jika ada keterlambatan air harus bisa kita maklumi.”58

Petani merasa sangat terbantu dengan adanya air irigasi saat ini, karena dapat memudahkan para petani untuk mengairi lahan sawahnya karena petani tidak lagi memusingkan air ketika masa tanam tiba. Adanya air irigasi ini tidak selamanya berjalan dengan mulus, dikarenakan ada hal- hal di luar dugaan, seperti adanya pihak yang ingin menguasai air secara sepihak demi kepentingan pribadi. Adanya permasalahan seperti ini

57 Aminah, Petani Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

58 Mukhlis, Petani Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 5 Juli 2020

seringkali dikeluhkan oleh bebrapa petani yang di mana lahan sawahnya sering kali kecolongan air sehingga tanamannya tidak berkembang dengan baik. Tidak hanya masalah kecolongan air yang biasanya dikeluhkan oleh beberapa petani, namun juga ada sebagian kecil petani yang tidak mendapatkan air dari saluran irigasi meskipun ia telah membayar lebih ke petugas irigasi. Tidak semua petani mengeluhkan masalah tidak kebagian air tersebut, dikarenakan lahan sawahnya mendapatkan air yang cukup meskipun sering ada ketelambatan, karena ia sadar bahwa yang menggunkan air irigasi ini tidak hanya satu dua petani melainkan ada banyak petani yang bergantung pada air irigasi untuk keberlangsungan tanamannya. Hal tersbut dapat ia maklumi.

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan petugas irigasi mengenai permasalahn yang sering dihadapi oleh petani, Bapak Sukri selaku petugas irigasi Desa Ngeru mengatakan:

“Lamin masalah petani no de no dapat ai ne, dean serea leng no sabar bae si petani ta lok ada giliran masing-masing, kita sebagai petugas ne kamo tu usaha benar ma bau rata dapat ai serea na, lamin masalah de roa ete ai dengan nn, lamin tu to tau sai tau ne pasti kita tegur bau man mo ya boat kebali, trus lamin ada masalah-masalah len de berkaitan ke ia irigasi ne pasti tu berusaha untuk tu buya jalan keluar na.”

Artinya:

“Kalo masalah petani yang tidak mendapatkan air, itu semua karena mereka tidak sabar bahwa semuanya memliki girirannya masing- masing, kita sebagai petugas sudah mengusahakan sepaya para petani mendapatkan air semua secara rata, dan masalah yang sering mengambil air dari lahan petani lain pasti akan ditegur jika ditahu siapa orangnya sehingga dia tidak lagi melakukan hal tersebut, serta

jika ada masalah-masalah lain yang berkaitan dengan air irigasi petugas akan berusaha mencari jalan kelurnya.”59

Permasalahan yang petani keluhakan terkait dengan seringnya ada keterlambatan air yang masuk disebabkan oleh petani yang tidak sabar bahwa semuanya telah memiliki gilirannya masing-masing. Petugas irigasi telah mengupayakan dengan maksimal agar air tetap masuk ke lahan sawah petani. dan jika ada permasalahan diharapkan para petani segara melapor ke petugas irigasi agar segera dicari jalan keluarnya.

Selain bapak Sukri peneliti juga mewancarai bapak Ahmad selaku petugas irigasi terkait dengan permasalahn yang sering dikeluhkan oleh petani Desa Ngeru. MisalnyaBapak Ahmad, dia mengatakan:

“Rajin benar tu beling ke petani-petani ta, lamin ada masalah ai irigasi ne sengaro lema lapor lako kami petugas ta, apa petani selaku tau baeng uma nn ade setiap waktu bau lalo gita me lok keadaan uma na, sebab nongka bau rungtung waktu kita petugas bau lalo kontrol ai de tama lako uma petani nn, trus ne kamo tu usahakan ma bau rata serea kena ai nn sesuai ke hak dan kebutan na.”

Artinya:

“seringkali kita mengatakan kepada para petani, jika ada malasah mengenai air irigasi diharapkan segara melapor ke kami petugas, karena petani sebagai pemilik lahan sawah yang setiap saat bisa melihat keadaan lahan sawahnya, sebab kita petugas irigasi tidak bisa setiap saat bisa mengontrol air yang masuk ke lahan sawah petani, dan kita sebagai petugas irigasi suah mengusahakan agar semua bisa mendapatkan air secara rata sesuai dengan hak dan kebutuhannya.”60

Petugas irigasi mengatkan kepada para petani untuk segera melapor jika ada masalah terkait dengan air irigasi. Karena petugas irigasi tidak bisa

59 Sukri, Perugas Irigasi Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 22 Juli 2020

60 Ahmad, Petugas Irigasi Desa Ngeru, Wawancara, Ngeru Moyo Hilir, 22 Juli 2020

Dokumen terkait