• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemanfaatan Harta Waris Sawah Secara Bergilir

BAB III PEMBAHASAN

B. Analisis Pemanfaatan Harta Waris Sawah Secara Bergilir

46

47 tidak terdapat dalil yang menjelaskan secara khusus tentang pemanfaatan harta waris secara bergilir.

Pandangan ulama mengenai syarat maslahah mursalah yang dapat dijadikan menjadi dasar legislasi hukum Islam sangat banyak.

diantaranya Al-Syatibi mendukung penggunaan maslahah mursalah dengan syarat kemaslahatan wajib sesuai dengan syari dan tidak bertentangan dengan nash. Selain itu Al-Syatibi berpendapat bahwa dalam pengaplikasian maslahah mursalah hanya berlaku dalam bidang muamalah. Dimana menurut dia bidang muamalah lebih bersifat menerima dibandingkan dengan bidang ibadah. karena bidang muamalah tidak diatur secara rinci dalam nash.49

Sedangkan pemanfaatan harta waris secara bergilir ini masuk dalam bidang muamalah. Relasinya antara manusia dengan manusia. Maka hal ini sangat relevan jika penggunaan maslahah mursalah sebagai analisis dalam penelitian ini. Dan al-Syatibi berpandangan bahwa metode maslahah sebagai cara untuk menghilangkan kesulitan dalam berbagai aspek terutama dalam bidang sosial kemasyarakatan.

Pada dasarnya maslahah mursalah adalah sebagai aplikasi dari apa yang terkandung dan yang menjadi tujuan syariah. Oleh karena itu, memanfaatkan harta waris secara bergilir adalah sebagaimana sesuai dengan tujuan syariat yaitu menjaga atau memelihara terhadap keamanan harta dan pemeliharaan terhadap keturunan. Dengan demikian dalam hukum Islam sangat menganjurkan penganutnya untuk memelihara hubungan baik dengan Allah SWT dan juga hubungan baik dengan semua manusia agar terjadi kemaslahatan di dunia maupun di akhirat kelak. Karena dengan menyambung tali silaturrahmi dengan baik antara semua manusia akan memberikan kedamaian dan ketentraman hidup bagi semua manuisia, terlebih lagi hubungan silaturrahmi yang dikuatkan dengan tali persaudaraan maka harus

49Amin Farih, Kemaslahatan dan Pembaharuan Hukum, hlm.23.

48 sangat dijaga dengan sebisa mungkin agar jangan sampai tali persaudaraan tersebut sampai putus dikarenakan masalah-masalah sepele dan hal-hal yang lainnya dan agar semua manusia berpegang teguh terhadap hukum Allah SWT. Sesuai dengan yang telah Allah SWT firmankan dalam al-Qur‟an Surat Ali-Imran ayat 103.

ا ْىُق َّرَفَت َلْ َّو اًعْيِمَج ِ هاللّٰ ِمْبَحِب ا ْىُم ِصَتْعا َو

Artinya: Dan berpeganglah kamu kepada tali agama Allah swt dan janganlah kamu bercerai berai. ...” (Qs: Ali-Imran ayat 103)50

Dalam setiap pengamalan hukum Allah SWT harus menghasilkan kemaslahatan bagi semua manusia dan menghindarkan kemudaratan sebisa mungkin. Karena setiap kemudaratan itu harus di hindarkan dan dihilangkan agar tidak menimbulkan fitnah antara manusia. Dengan demikian dalam pembagian warisan apa bila ada kemudaratan yang akan timbul maka harus di dihilangkan dengan mendatngkan kemaslahatan yang lain.

Dimana seuai dengan praktik yang ada di Desa Terong Tawah Dusun Jerneng, harta waris yang berupa sawah dipertahankan kepemilikannya dengan cara memanfaatkan sawah secara bergilir dengan ahli warisnya. Dan hal itu dirasakan oleh masyarakat Desa Terong Tawah Dusun Jerneng sangat membawa manfaat dalam kehidupannya. Jika sawah tersebut dibagi maka akan timbul kesulitan dikarenakan luasnya yang sangat minim dan banyaknya ahli waris. Maka akan timbul ketidak adilan jika sawah tersebut dibagi.

Sesuai dengan data yag peneliti peroleh cara yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebut telah dianggap baik dan mendatangkan manfaat oleh masyarakat desanya. Dan jika tidak dilakukan praktik pemanfaatan harta waris secara bergilir yang berupa sawah maka akan timbul rasa ketidakrukunan dalam

50 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah,hlm.50

49 mengurus harta waris dan dalam salah satu ahli waris akan congkrah atau seolah-olah menguasai peninggalan yang diberikan oleh pewaris.

Metode al-Syatibi terhadap maslahah mursalah adalah pengembangan terhadap istilah “bersikap diam dari pensyariatan suatu yang pada haqiqatnya berdampak positif” dan istilah “diam karena tidak ada motif”. Artinya konsep al-Syatibi mengenai maslahah mursalah terletak pada suatu kasus yang belum diriinci dalam nas, dan sesuatu yang tidak ada ketentuan khusus dari syari tentang suatu kemaslahatan.51 Hal ini relevan dengan fenomena yang ada dalam penelitian ini.

Al-Tufi juga sependapat dengan al-Syatibi terkait syarat yang dapat dijadikan maslahah mursalah hanya dapat diberlakukan dalam bidang muamalah. Al-Tufi berpandangan bahwa maslahah mursalah dapat sebagai istinbat hukum Islam dengan alasan bahwa akal dapat menggali terhadap sesuatu yang baik dan buruk, sehinggal akal dapat menghasilkan sebuah sesuatu yang kategorinya manfaat dan juga yang bersifat kerusakan.

Menurut Imam Malik kemaslahatan sesuai dengan yamg dikandung dalam nash, seperti tujuan atau prinsip praktik pemanfaatan harta waris sesuai dengan potongan ayat al-qur‟an yang artinya tolong- menolong dan saling ridha.

Kemaslahatan yang dapat diambil dari fenomena yang ada dalam penelitian ini dilihat dari aspek kesejahteraan dan aspek keadilan. Aspek kesejahteraan karena ahli waris akan mendapatkan hasil dari panen sawah yang dijadikan objek pemanfaatan harta waris secara bergilir dan dapat dijadikan kebutuhan primer oleh para ahli warisnya. Kemudian yang kedua dari aspek keadilan, karena semua ahli waris akan mendapatkan giliran sesuai dengan urutannya .

51 Ibid.. hlm.192

50 BAB IV

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis peneliti yang telah diuraikan, maka dari uraian tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Alasan praktik pemanfaatan harta waris secara bergilir yang terjadi di Dusun Jereng Desa Terong Tawah merupakan suatu jalan alternatif yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebut dalam menyelesaikan permasalahan kewarisan khususnya harta waris yang berupa lahan pertanian, dimana lahan pertanian tersebut tidak dibagi langsung melainkan dimanfaatkan secara bergilir oleh ahli warisnya dengan cara menggarap sawah peninggalan pewaris secara bergantian dengan ahli warisnya.

Hal ini sesuai dengan alasan : a. Kesepakatan seluruh ahli waris

b. Salah satu dari orang tua masih hidup baik ibu/ bapak c. minimnya luas lahan pertanian yang akan dibagi

2. Maslahah mursalah merupakan suatu cara untuk menghilangkan kesulitan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang muamalat. Sedangkan kesulitan yang dapat dihilangkan dalam prakti pemanfaatan harta waris secara bergilir ini adalah kesulitan dalam hal pembagian harta waris yang berupa sawah yang jumlahnya minim sedangkan jumlah ahli warisnya banyak.

B. Saran-Saran

1. Kepada pemuka agama dan tokoh masyarakat agar kiranya dapat mengkaji kembali dengan seksama terrhadap kebiasaan pemanfaatan harta warisan sawah secara bergilir , yang telah lama dilaksanakan pada masyarakat Dusun Jerneng Desa Terong Tawah, sehigga akan menimbulkan keadilan, kemaslahatan serta menghindari dampak buruk yang mungkin akan timbul bagi ahli waris.

51 2. Kepada seluruh masyarakat agar kiranya dapat belajar dan meminta pemahaman kepada yang ahli dalam ilmu mawaris, sehingga waktu pembagian dan bagian-bagian yang diterima oleh ahli waris sesuai dengan hukum Islam. Dengan demikian, dampak buruk yang terjadi dapat dihilangkan.

52 DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Mustari , Hukum Kewarisan Islam,Makassar: Alauddin University Press, 2003.

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh,Semarang: Dina Utama Semarang, 1994

Ahmad Dasan dan Mikho Ardinata, “Hukum Waris Islam Dalam Pelaksanaan dan Pandangan Masyarakat Enggano Bengkulu”, Res Nullius Law Journal, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Vol. 2 No. 2 Juli 2020.

Al-Ahmadi,Abdul Aziz Mabruk. Fiqh Muyassar. Jakarta:Darul Haq.

1436. 2020

Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam Jakarta: Prenada Media Group, 2004

Ayu Aigistia. “Pemanfaatan Harta Waris Bersama Dengan Cara Gilir Sawah Perspektif Hukum Islam (Studi Pada Masyarakat Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu). Tesis. Program Studi Hukum Keluarga Islam Institute Agama Islam Negeri Bengkulu. 2020.

Bandung: Jabal.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah Dan Tafsir Per Kata.

Dr. Rahmat Syafe‟i, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998

Hamid Muhammad bin Muhammad al- Ghazali, al-Mustashfa min

„Ilma al-Ushul, juz,Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah,

Isran Idris, Taufik Yahya, dan Windarto “Pola Penguasaan Tanah Sawah Secara Gilir Ganti dalam Perspektif Hukum Agraria”

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bengkulu,2018 M. Syakroni, Konflik Harta Warisan Akar Permasalahan Dan Metode

Penyelesaiaan Dalam Prespektif Hukum Islam,Yogyakarta:

Pustaka Pelajar 2007

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Roadakarya. 2010.

53 Muhammad Adib Shalih, Mashadir Tasyri‟ al-Islamiy

Muhibbin, Moh. dan Abdul Wahid. Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaruan Hukum Positsif Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Prodjojo Hamidjojo, Hukum Waris Indonesia, Jakarta: Stensil, 2000 Prof.Dr.Abdul Aziz Mabruk Al-Ahmadi,Fiqh Muyassar,Jakarta:Darul

Haq,1436

Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1995.

Romli SA. Muqaranah Mazahib fil Ushul. Jakarta: Gaya MediaPratama, 1999

Romli SA. Muqaranah Mazahib fil Ushul. Jakarta: Gaya MediaPratama. 1999.

Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah. Jakarta Selatan: Pena Pundi Aksara.

2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta. 2019.

Suhrawardi K. Lubis,Komis Simanjutntak. Hukum Waris Islam Lengkap dan Praktis.Cet,I Jakarta: Sinar Grafika,1995

Syafe‟I, Rahmat. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: CV Pustaka Setia. 1998.

Ter Haar, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat, terj. K.Ng Soebakti Poesponoto Jakarta: Pradnya Paramita, 1960.

Daftar wawancara

1. Muhammad waris zainal, 25 oktober 2021.

2. Tgh Zaenal Aripin, 26 desember 2021

3. Samsul Bahri, Wawancara,Jerneng, 8 Janurai 2022 4. Anwar Adam, Wawancara,Jerneng, 25 Desember 2021 5. Ust, Muhsinin, Wawancara Jerneng, 27 Desember 2021 6. Mujtahidin, Wawancara Jerneng, 27 Desember 2021 7. Haisurodiyah, Wawancara Jerneng, 1 Januari 2022

8. Khawwalul Fahmi,Wawancara Terong Tawah 03 Januari 2022

54 9. H.muzakki,Wawancara Jerneng 03 Januari 2022

10. Inak Nurul,Wawancara.20 Januari 2022

11. Ust. Sohibul Muaz Wawancara Jerneng, 26 Februari 2022 12.

55 LAMPIRAN FOTO

56

57

Dokumen terkait