• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan Dari seluruh data yang telah Peneliti kumpulkan dari lapangan

Dalam dokumen INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO (Halaman 87-95)

71 hal negatif lebih baik dijauhkan dan memilih berteman dengan

teman yang sekiranya selalu melakukan kegiatan-kegiatan positif.

Di sekolah saya juga melakukan pengawasan terhadap siswa.

Mengajak mereka ngobrol di saat jam istirahat. Setiap satu semester saya akan membuat lembar observasi yang akan di isi oleh siswa. Sebuah pertanyaan-pertanyaan, seperti sudahkah melaksanakan shalat dhuha hari ini atau sudahkan mencium kedua tangan orang tua saat hendak pergi atau masuk kerumah dan lembar tersebut harus ditanda tangani oleh orang tua, sehingga meminimalisir siswa berbohong”22

Seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga harus dapat menjadi kawan bagi siswa dan siswi di sekolah. Hal ini telah dilakukan oleh Ibu Yulia Noviana, S.Pd.I, melakukan pengawasan terhadap siswa dan siswi melalui lembar observasi, salah satu cara untuk melakukan pencegahan. Apabila hal tersebut dilakukan, maka akan berdampak baik bagi siswa baik di dalam lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat.

D. Analisis Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan

72 diberikan kepada siswa saja, untuk belajar tahfidz tapi juga harus

dilakukan oleh guru-guru di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan.

Baik kepala sekolah maupun guru-guru sudah memberikan keteladanan kepada siswa, mengajarkan siswa untuk jujur, mengajarkan siswa untuk disiplin, mengunakan pakaian dengan sopan maka guru harus dapat melakukanya terlebih dahulu sebelum mengajarkanya kepada siswa.

Pihak guru-guru telah mengupayakan siswa untuk membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran, melakukan proses kegiatan pembelajaran di perpustakaan agar siswa gemar membaca sehingga akan cerdas, karena sumber ilmu ada pada setiap buku-buku. Tidak hanya itu, guru-guru juga membentuk siswa-siwi dalam kelompok kelompok kecil dalam setiap pembelajaran dan mengajurkan mereka untuk saling-tolong- menolong. Hal ini akan membuat siswa terbiasa untuk bekerja sama.

Melakukan upaya pembiasaan-pembiasaan tersebut, dapat membentuk karakter siswa. Namun, Guru-guru belum melakukan upaya pembiasaan agar siswa menjadi lebih kreatif. Contohnya seperti, membiasakan siswa untuk bisa membuat kelas belajar tampak berbeda misalnya 3 bulan sekali sehingga tidak monoton saat proses pembelajaran.

Jika hal itu dapat dilakukan maka siswa akan memiliki karakter yang kreatif.

Tidak hanya sudah melakukan keteladanan dan pembiasaan saja, namun guru-guru juga sudah melakukan upaya nasihat-menasihati. Ada banyak bentuk nasihat yang diberikan seperti, siswa harus selalu bersikap

73 sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua, tidak boleh berkata

sembarangan Anak-anak menyebutnya sebagai ASBUN (asal bunyi), anak-anak juga tidak boleh menggunakan pakaian dengan ketat karena akan membentuk lekuk tubuh.

Tampak bahwa ada nasihat-nasihat yang diberikan oleh guru kepada siswa berhasil. Terlihat dari sikap siswa yang setiap kali bertemu dengan guru-guru di sekolah selalu mencium tangan, itu berarti siswa menghormati dan bersikap sopan dan santun kepada orang yang lebih tua.

Walaupun masih ada siswa-siswi yang mengunakan pakaian dengan ketat, mengeluarkan pakaian, menggunakan androk hanya sampai sebetis.

Guru-guru SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan, khususnya guru Al-Islam sudah melakukan metode tarqhib dan tarhib yaitu janji dan ancaman Allah SWT, hal ini terlihat dari hasil wawancara kepada siswa yang mengungkapkan bahwa guru-guru sudah sering kali menceritakan mengenai orang yang mengikuti perintah Allah SWT akan dimasukan ke dalam surga, namun yang tidak menjalankan perintah Allah akan dimasukan ke neraka. Hal ini akan membentuk karakter religius siswa.

Upaya yang dilakukan tersebut, sudah dapat membentuk sebagian siswa untuk memliki karakter religius. Hal tersebut terlihat dari adanya siswa-siswi yang rajin melaksanakan shalat zhuhur tepat waktu.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan menunjukan bahwa seluruh pihak sekolah sudah mengimplementasikan pendidikan karakter dengan baik. Guru-guru sudah melakukan metode-metode keteladanan,

74 pembiasaan, nasihat-menasihati, tarqhib dan tarhib untuk membentuk

karakter siswa.

Dalam upaya implementasi pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan, ada faktor yang mempengaruhi baik intern maupun ekstern. Mengenai faktor yang mempengaruhi, kedua faktor tersebut saling berhubungan . Hal itu terlihat dari hasil wawancara, adanya siswi yang tetap teguh pendirian untuk melaksanakan shalat tepat waktu walaupun diajak temanya ke kantin. Hal tersebut menggambarkan bahwa diri siswa itu sendiri berperan sangat penting dalam pembentukan karakter mereka.

Ada siswa yang berkarakter baik, ada pula yang berkarakter kurang baik. Siswa yang berkarakter baik, sudah memiliki kebiasaan yang baik atau kemauan untuk berbuat baik pun dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan (faktor ekstern). Begitupun sebaliknya, siswa yang memiliki kebiasaan kurang baik atau tidak memiliki kemauan untuk berkarakter baik pun akan dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan (faktor ekstern).

Pendidikan yang diupayakan oleh pihak sekolah untuk membentuk karakter siswa sudah dijalankan dengan baik. Hal ini terlihat dari upaya pihak sekolah yang merubah kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 dimana program kegiatan di dalam sekolah lebih mengutamakan pendidikan karakter. Dari yang sebelumnya kegiatan ekskul tidak berjalan, kemudian dihidupkan kembali. Adalah bentuk dari upaya pihak sekolah untuk

75 membuat sekolah jauh lebih maju dan hal ini sangat mempengaruhi

perubahan karakter siswa.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy Pada jenjang sekolah dasar (SD), siswa mendapatkan pendidikan karakter sebanyak 80 % dan pengetahuan umum 20 %. Sementara itu, pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), Pendidikan karakter bagi siswa terpenuhi sebanyak 60%

dan pengetahuan umum sebanyak 40 %.

Berdasarkan dari hasil uraian data yang telah diperoleh dari lapangan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan. seperti yang telah dipaparkan di atas. yaitu faktor intern, meliputi adat atau kebiasaan, kemauan dan suara hati dari siswa itu sendiri hal itu terlihat dari hasil wawancara, adanya siswi yang tetap teguh pendirian untuk melaksanakan shalat tepat waktu walaupun diajak temanya ke kantin.

Faktor ekstern, meliputi pendidikan dan lingkungan. Pendidikan di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan sudah dijalankan dengan baik, terlihat dari usaha pihak sekolah untuk merubah kurikuum KTSP 2006 ke kurikulum K13, menghidupkan kembali ektrakurikuler yang sebelumnya tidak berjalan, memberikan masukan-masukan dan tugas tambahan kepada guru-guru untuk belajar jkembai mengaji dan tahfidz adalah upaya pihak sekolah untuk membenahi pendidikan di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan.

76 Namun, karena di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan baru

memiliki dua kegiatan ekstrakurikuler, sebaiknya pihak sekolah mulai menambahkan kegiatan ekstrakurikuler, seperti KIR (Karya Ilmiah Remaja), BTQ (Baca Tuis Al-Qur’an), Kesenian, Olahraga, seperti basket dan futsal untuk dapat mengembangkan karakter siswa lebih baik lagi.

Pihak sekolah juga sebaiknya melakukan evaluasi kepada guru- guru sejauh mana peningkatan guru-guru dalam hal mengaji dan tahfidz, dapat dilakukan setiap semester dan segera melakukan pembinaan khusus untuk guru-guru agar menunjang kualitas sumber daya guru-guru dalam proses impementasi pendidikan karakter kepada siswa.

Dalam lingkungan sekolah guru-guru di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan sudah melakukan tugasnya untuk membentuk karakter siswa dengan mengajak shalat berjamaah dan shalat dhuha, namun masih ada sebagian siswa yang tidak melaksananakanya.

Diketahui juga bahwasanya sebagian siswa-siswi yang ingin berbuat hal-hal positif seperti, melaksanakan shalat dhuha atau shalat berjamaah tidak jadi melaksanakanya hanya karena ikut-ikutan teman yang tidak melaksanakanya. Begitupun sebaliknya. Hal tersebut juga terihat dari adanya siswa yang saling mengajak teman-temanya untuk mengaji bersama di jam istirahat setelah selesai shalat zhuhur.

Pergaulan mempengaruhi siswa untuk berkarakter baik. Hal ini sesuai dengan teori bahwa lingkungan, termasuk di dalamnya pergaulan manusia antara yang satu dengan yang lainya saling behubungan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, pada bagian ini akan disampaikan kesimpulan : 1. Implementasi pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah 1

Pekalongan sudah dijalankan dengan baik. Hal ini diketahui melalui wawancara yang dilakukan oleh Peneliti kepada siswa, kepala sekolah dan juga guru mata pelajaran Al-islam. Upaya kepala sekolah memberikan tugas tambahan kepada guru-guru untuk terus belajar mengaji dan menghafal Al-Qur’an, menghidupkan kembali kegiatan ektrakurikuler adalah bentuk dari usaha untuk menjalankan program pendidikan karakter di sekolah.

2. Pihak sekolah juga sudah mengimplementasikan pendidikan karakter melalui keteladanan, seperti mengajarkan siswa untuk jujur, mengajarkan siswa untuk disiplin, mengunakan pakaian dengan sopan maka guru harus dapat melakukanya terlebih dahulu sebelum mengajarkanya kepada siswa.

Pihak sekolah juga sudah mengimplementasikan pendidikan karakter melalui pembiasaan, seperti Pihak guru-guru telah mengupayakan siswa untuk membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran, melakukan proses kegiatan pembelajaran di

perpustakaan agar siswa gemar membaca sehingga akan cerdas, karena sumber ilmu ada pada setiap buku-buku.

Pihak sekolah juga sudah mengimplementasikan pendidikan karakter melalui nasihat-menasihati, Ada banyak bentuk nasihat yang diberikan seperti, siswa harus selalu bersikap sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua, tidak boleh berkata sembarangan Anak-anak menyebutnya sebagai ASBUN (asal bunyi), anak-anak juga tidak boleh menggunakan pakaian dengan ketat karena akan membentuk lekuk tubuh.

Pihak sekolah juga sudah mengimplementasikan pendidikan karakter melalui tarqhib dan tarhib, guru-guru sering kali menceritakan mengenai orang yang mengikuti perintah Allah SWT akan dimasukan ke dalam surga, namun yang tidak menjalankan perintah Allah akan dimasukan ke neraka. Hal ini akan membentuk karakter religius siswa.

3. Dalam implementasi pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan di pengaruhi oleh Faktor intern meliputi adat adat atau kebiasaan, kehendak kemauan dan suara hati serta faktor ekstern meliputi pendidikan dan lingkungan. Kedua faktor ini saling berhubungan. Hal ini diketahui dari adat atau kebiasaan, kehendak kemauan dan suara hati juga di pengaruhi oleh sejauh mana pendidikan dan lingkungan dijalankan dengan baik untuk membentuk karakter siswa. Sebelumnya siswa di SMP

Muhammadiyah 1 Pekalongan cenderung banyak mengabaikan peraturan sekolah, beberapa siswa juga tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan positif seperti mengaji bersama ba’da shalat zuhur, tidak melaksanakan shalat dhuha. Hal tersebut dipengaruhi oleh adat atau kebiasaan, khendak kemauan dan suara hati dari siswa itu sendiri, tetapi setelah pihak sekolah melakukan usaha pembenahan baik dari segi pendidikan dan lingkungan sekolah untuk membentuk karakter siswa, seperti menghidupkan ektrakurikuler,mengupayakan perubahan kurikulum, menganjurkan anak-anak untuk belajar tahfidz, shalat berjamaah siswa di SMP Muhammadiyah 1 Pekalongan sudah banyak mengalami perubahan yang lebih baik walaupun masih ada sebagian siswa yang masih mengabaikan peraturan sekolah.

Dalam dokumen INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO (Halaman 87-95)