• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam terhadap Penyelesaian Sengketa Sewa

Dalam dokumen tinjauan hukum islam terhadap sewa menyewa (Halaman 70-74)

BAB III ANALISIS SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIAN DESA

A. Analisis Praktik Sewa Menyewa Lahan Pertanian

3. Tinjauan Hukum Islam terhadap Penyelesaian Sengketa Sewa

Dari segi perselisihan dan cara menyelesaikannya, di dalam praktik sewa menyewa lahan pertnian dengan pembayaran hasil panen yang ada di Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, dari hasil penelitian yang peneleti lakukan bahwa hanya terdapat satu masalah yaitu penghasilan yang diperoleh dari lahan tersebut tidak menentu apalagi pada saat musim kemarau dan pada saat musim wereng yang menyebabkan kedua belah pihak rugi. Dimana pihak penyewa lahan tidak dapat memperoleh uang sewanya sementara dari pihak penyewa memperoleh hasil yang sedikit yang tidak bisa balik modal sehingga menyebabkan penyewa tidak jujur akan hasil yang diperoleh.

Adapun cara penyelesaian masalah tersebut yang terjadi di Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur yaitu dengan menggunakan sistem musyawarah yang dilandasi asas kekeluargaan yang sudah menjadi kebiasaan di Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba dalam menyelesaikan setiap masalah. Sehingga akan terciptanya keadaan dimana masyarakat akan saling menghargai satu sama lain. Begitu juga dalam hal kegiatan praktek sewa menyewa lahan pertanian dengaan pembayaran hasil panen tersebut.

Di dalam musyawarah yang dilakukan oleh pihak pemilik lahan pertanian dengan penyewa, terkait masalah tersebut, pihak penyewa tetap menekankan kepada penyewa lahan agar melunasi dengan memberikan

58

kelonggaran waktu untuk melunasi bayar uang sewa dan ada juga yang merelakan dan memberikan sanksi bahwa di tahun selanjutnya tidak diperbolehkan lagi untuk menyewa lahan yang dimiliki oleh pemilik lahan.

Penyelesaian sengketa melalui musyawarah yaitu penyelesaian sengketanya secara dialogis antara kedua belah pihak yang bermasalah dengan mengedepankan asas kekeluargaan. Dimana Islam sangat menganjurkan umatnya agar menyelesaiakan perselisihan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini maka akan tetap terjalin hubunngan kekeluargaan dan silaturrahmi tetap berjalan.

Sebagaimana firma Allah dalam QS Al-Imran ayat 159 yang bunyinya:

$ y ϑÎ6 s ù

7π y ϑôm u ‘

z ÏiΒ

« ! $ #

| MΖÏ9

öΝßγ s 9

(

öθ s 9 u ρ

| MΨä.

$ˆà s ù

x á‹Î= x î

É=ù= s )ø9 $ #

( #θ‘Ò x Ρ ] ω

ôÏΒ y 7Ï9öθ y m

(

ß#ôã $ $ s ù

öΝåκ÷] t ã

öÏ øó t Gó™ $ # u ρ

öΝçλ m ;

öΝèδö‘Íρ$ x © u ρ

’Îû

Í÷ö∆ F { $ #

(

# s ŒÎ* s ù

| MøΒ z • t ã

ö≅©. u θ t G s ù

’ n ? t ã

« ! $ #

4

¨βÎ)

© ! $ #

=Ïtä†

t  , Î # Ïj. u θ t Gßϑø9 $ #

∩⊇∈∪

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Al-Imran (3) : 159)52

Dari analisis peniliti bahwa dalam penyelesaian masalah yang terjadi pada perjanjian sewa menyewa lahan dengan pembayaran hasi panen tersebut. Dengan demikian, penyelesaiannya tidak bertentangan dengan hukum Islam, sebab kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan

52 Alfatih, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, hlm. 81.

59

sengketanya melalui cara musayawarah agar mencapai mufakaat sebagaiman disyariatkan dalam Al-Qur’an. Disampin itu juga dilandasi dengan adat kebiasaan masyarakat di Desa tersebut. Sebab adat kebiasaan suatu daerah yang tidak bertentangan dengan hukum Islam dapat dijadikan sebagai sumber hukum sesuai dengan kaidah fiqh yang bunyinya “al-‘adat al-muhakkamah (adat kebiasaan dapat dijadikan dasar dalam menetapkan suatu hukum).53

Jadi Ijarah yang dilakukan dalam akad sewa menyewa lahan pertanian dengan pembayaran hasil panen di Desa Wanasaba Lauk termasuk dalam jenis ijarah yang bersifat manfaat, dan manfaat yang digunakan dalam perjanjian ini adalah manfaat yang diperbolehkan dalam syara’ untuk digunakan.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur menggunakan sewa lahan pertanian dengan pembayaran hasil panen sebagai obyeknya diperoleh hasil bahwa berakhirnya akad sewa apabila sudah terpenuhinya manfaat yang diperjanjikan, yang dimaksudkan disini yaitu bahwa apa yang menjadi tujuan perjanjian sewa-menyewa telah tercapai yaitu ketika panen tiba atau masa sewa menyewa telah berakhir sesuai dengan ketentuan yang disepakati oleh kedua belah pihak berupa selesainya panen yang ditutup dengan pembayaran bagi hasil dari panen padi. Pengembalian objek ijarah dalam akad sewa lahan pertanian dengan pembayaran hasil panen di Desa

53 http://ejournal.unisba.ac.id diakses pada hari kamis, 4 Juni 2020. 11:06 WITA

60

Wanasaba ini sudah sesuai dengan aturan syara’ karena lahan yang sudah dipanen dikembalikan kepada pemilik sawah seperti keadaan semula waktu menyewa

61 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang peneliti lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

1. Akad sewa menyewa lahan pertanian dengan pembayaran hasil panen merupakan suatu perjanjian sewa lahan yang sudah menjadi kebiasaan di Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur.

Selain itu juga sewa menyewa lahan pertanian dengan pembayaran hasil panen di Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur ini dilakukan oleh kedua pihak antara pemilik lahan dengan pihak penyewa yang tidak memiliki sawah ataupun yang dianggap mampu untuk mengelola sawahnya tanpa adanya keterpaksaan dari pihak manapun.

Dengan ketentuan pembayaran upah sewa berupa hasil dari panen padi dengan persentasi sebesar 40% untuk pihak yang memberikan sewa dan 60% untuk pihak penyewa setiap satu kali panen dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Perjanjian tersebut dilakukan dengan tanpa adanya saksi dan tidak dituangkan dalam bentuk tulisan. Karena hal ini hanya didasari atas dasar rasa kepercayaan dan adanya hubungan kekeluargaan antara pemilik lahan dengan penyewa lahan. Sementara penyelesaian sengketa diselesaikan dengan musyawarah berasaskan kekeluargaan.

2. Praktek sewa menyewa lahan pertanian dengan pembayaran hasil panen Desa Wanasaba Lauk menurut hukum Islam yaitu sah karena beberapa

62

syarat dari sewa menyewa sudah terpenuhi baik dari syarat orang yang melakukan akad sewa, shigat (ijab dan qabul), objek sewa, maupun cara penyelesaian sengketa. Namun kurang baik mengenai ujrah yang digunakan sebab akad yang terjadi masih belum sesuai dengan syarat ujrah dalam ijarah, dengan memperhitungkan pembayaran ujrah atau uang sewa dengan hasil panen padi dengan ketentuan persentase sebesar 40%. Jumlah dari keseluruhan hasil panen yang belum jelas diketahui nilainya, oleh sebab itu tidak adanya kepastian dan kejelasan berapa nilai ujrah yang harus dipenuhi penyewa yang seharusnya sudah diketahui ketika shigat atau ijab qabul berlangsung.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas dan wawancara peneliti di lapangan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada kedua belah pihak baik pemilik lahan maupun penyewa lahan hendaknya lebih memperhatikan hak dan kewajibannya masing-masing sesuai dengan porsinya selain itu juga sebaiknya hak dak kewajiban antara kedua belah pihak dituangkan dalam bentuk tulisan, agar memiliki kekuatan hukum jika terjadi sesuatu wanprestasi dikemudian hari.

2. Karena syarat ujrah dalam perjanjian tersebut tidak sesuai dalam syariat Islam, sebaiknya para pihak sewa menyewa mempertimbangkan kembali kejelasan dari nilai ujrah yang harus dipenuhi oleh penyewa lahan pertanian.

62

63

DAFTAR PUSTAKA

Abu Hasan Muslim bin al-hajjaj, Shahih Muslim, (Riyadh: Darul Tayyibah Linnasyr Wat Tauzi, 2006) Jil. II.

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalah (Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam) Jakarta Amzah 2010.

Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat, Jakarta: Kencana, 2010.

Andri Soemitra, Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqh Muamalah, JakartaTimur:

Prenadamedia Group, 2019.

Ahsin W. Alhafidz, Kamus Fiqh, Jakarta Amzah, 2013

Amiruddin, Abidin Zaenal, Pengantar Metode dan Penelitian Hukum, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2003.

A Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Prenadamedia, 2014.

A Rahman I, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2002.

Adiwarma A. karim, Bank Islam, Analisis Fiqh dan Keuanga, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010 cet. 7.

Alfatih, Al-Qur’an dan Terjemahannya Mushaf Fatimah, Jakarta: PT. Insan Media Pustaka Tahun 2002

Amaq Sur (Penyewa Lahan Pertanian), Wawancara, Dusun Baret Lokok Desa wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur, 5 April 2020.

Amaq Ris (Penyewa Lahan Pertanian), Wawancara, Dusun Baret Lokok Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 1 April 2020.

Amaq Ayip, (Penyewa Lahan Pertanian), Wawancara, Desa wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 6 April 2020.

Amaq Sup (Penyewa Lahan Pertanian), Wawancara, Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 7 April 2020

64

Bapak H. Samiin, Wawancara, Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 7 April 2020.

Bapak Sapiuddin (pemilik Lahan Pertanian), Wawancara, Dusun Baret Lokok Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 3 April 2020.

Bapak H. Ismail, (pemilik Lahan Pertanian), Wawancara, Dusun Baret Lokok Desa wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 4 April 2020

Deni Saibani, Metode Penelitian Hukum, Bandung : Pustaka Setia, 2009

Dimyauddin Djawaini, Pengantar Fiqih Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008.

Dokumen Data Dasar Profil Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Hukum, Bandung: Simbiosa Rekatma Media, 2003.

Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2002.

Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2002.

H A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006.

http://ejournal.unisba.ac.id diakses pada hari kamis, 4 Juni 2020. 11:06 WITA Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta PT. Bumi

Aksara, 2015.

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontenporer, Bogor: Ghalia Indonesia. 2012.

Ibu Hj. Dayah (pemilik Lahan Pertanian), Wawancara, Dusun Baret Lokok Desa wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 2 April 2020.

65

Inak Sabariyah (Penyewa Lahan Pertanian), Wawancara, Dusun Gelem Desa wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 1 sApril 2020.

Miftahul Huda dkk, Pedoman Penulisan Skeripsi Tahun Akademik 2016/2017, Mataram: Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2016.

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana, 2012.

Muslihun Muslim, Fiqh Ekonomi, Mataram: Lembaga Kajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Mataram (UIN), 2005.

Mamiq Kushaeri (Penyewa Lahan Pertanian), Wawancara, Dusun Gelem Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 6 April 2020.

Mamiq Ali, Wawancara, Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur, 7 April 2020.

Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Graha Indonesia, 1988

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama. 2007.

Papuk Uci, Wawancara, Dusun Baret Lokok Desa wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur, 5 April 2020.

Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001.

Zaenudin A. Naufal, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012.

66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR T ABEL Tab el 1.1

No Dusun Jumlah Jiwa

KK Laki- laki Perempuan Total

1 2 3 4 5 6

1 Gelem 480 714 739 1.453

2 Bagik Anjar 388 595 552 1.143

3 Bisa 218 300 318 618

4 Baret Lokok 497 743 785 1.531

5 Bale Belek 518 694 821 1.517

6 Banjar Getas 197 307 308 614

7 Karang Lekong 203 344 350 694

8 TM. Tengak 178 272 266 539

9 TM. Baret 95 117 121 242

10 TM. Daya 81 128 126 255

11 TM. Timuk 113 162 169 331

Jumlah 2.968 4.376 4.555 8.931

67 Tab el 2.1

Jumlah Dusun Desa Wanas aba L auq

No Na ma Dusun Ju mlah RT

1 Bagik Anjar 4 RT

2 Gelem 3 RT

3 Baret Lokok 7 RT

4 Bale Belek 7 RT

5 Tanak Mira 4 RT

6 Tanak Mira Daya 1 RT

7 Tanak Mira Baret 2 RT

8 Tanak Mira Timuq 2 RT

9 Banjar Getas 4 RT

10 Bisa 2 RT

11 Karang Lekong 4 RT

68 Tab el 3.1

Kondisi Pendidikan masyarakat di Desa Wanasaba Lauk

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR 2019 2020 PERKEMBA NGAN ( % ) 01 Tingkat

pendidikan penduduk usia 15 tahun ke atas

a. Tingkat

pendidikan buta huruf

368 org 0 org 100% b. Penduduk tidak

tamat SD dan Sederajat

800 org 712 org 11 % c. Penduduk tamat

SD dan sederajat 782 org 1.040

org 32%

d. Penduduk tamat SLTP dan sederajat

485 org 507 org 4,5%

e. Penduduk tamat

SLTA sederajat 349 Org 487 Org 39,5%

f. Penduduk yang

tamat D1 0 Org 0 Org …..%

g. Penduduk yang

tamat D 2 0 Org 0 Org ……%

h. Penduduk tamat

D3 dan S1 125

Org 148 Org 18,4%

02 Wajib Belajar 9 tahun dan angka putus sekolah

a. Penduduk usia 7-15 tahun

1.525 Org

1.570

Org 2,9%

b. Penduduk 7-15 tahun masih sekolah

1.470 .Org

1.533

Org 4,2%

c. Penduduk usia 7-15 tahun putus

sekolah 55 Org 37 Org 33%

03 Prasarana pendidikan formal

a. Perguruan

tinggi 2 buah 2 buah 0%

b. SLTA

Sederajat 5 buah 5 buah 0%

c. SLTP dan yang

sederajat 6 buah 6 buah 0%

d. SD dan yang

sederajat 7 buah 7 buah 0%

e. Taman Kanak

kanak ( TK ) 4 buah 5buah 25%

f. Lembaga pendidikan bidang agama

8 buah 8 buah 0%

69

70

71

Proses Wawancara

Wawancara dengan ibuk Hj. Dayaah (pemilik lahan pertanian)

Wawancara dengan Bapak H. Ismail (pemilik lahan pertanian)

72

Wawancara dengan Amaq Sur (penyewa lahan)

Wawancara dengan Inaq Cum (penyewa lahan pertanian)

73

Wawancara dengan Papuq Uci

Wawancara dengan Mamiq Kushairi (penyewa lahan)

74

Wawancara dengan Bapak H. Samiin (tokoh adat)

Wawancara dengan Amaq Ayip (penyewa lahan)

75

Wawancara dengan Amaq Ayip (penyewa lahan)

Wawancara dengan Inaq Sabariyah (penyewa lahan)

76 Gambar 1.1 Peta Desa Wanasaba Lauq

Dalam dokumen tinjauan hukum islam terhadap sewa menyewa (Halaman 70-74)

Dokumen terkait