• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RESPONS TOKOH AGAMA

ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PERJANJIAN KERJA SAMA LAHAN PARKIR KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI SARANA

PENDUKUNG PERJUDIAN (DI DESA LEKOR KABUPATEN LOMBOK TENGAH)

A. Analisis Terhadap Praktik Perjanjian Kerja Sama pengelolaan Lahan Parkir Kendaraan Bermotor Sebagai Sarana Pendukung Perjudian di Desa Lekor Kabupaten Lombok Tengah

Kegiatan dan membuat perjanjian kerja sama bukanlah suatu hal yang aneh dalam kehidupan masyarakat khusunya di Desa Lekor.

Masyarakat Desa Lekor memiliki banyak ragam dan jenis kegiatan mu‟amalah yang sering dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama, diantaranya adalah kerja sama lahan untuk pertanian tembakau, kerja sama untuk kegiatan pemeliharaan hewan ternak, dan kerja sama pengelolaan parkir kendaraan bermotor.

Kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat tentu memiliki suatu tujuan yakni untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun praktik perjanjian kerja sama para juru parkir dan pemilik lahan parkir yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lekor memiliki beberapa cara atau tahapan antara lain sebagai berikut:

1. Analisis Sejarah Terjadinya Pembentukan Arena Perjudian di Desa Lekor

Pada tahap ini, perjudian di Desa Lekor terbentuk karena kebiasaan masyarakat terdahulu sehingga sampai saat ini, sebagian masyarakt Desa Lekor belum bisa menghilangkan kebiasaan itu secara sepenuhnya karena kebiasaan tersebut kebiasaan turun- temuru dari orangtuanya terdahulu dan inilah sebabnya perjudian di Desa Lekor ini terbentuk. Selanjutnya sebelum terlebih dahulu arena perjudian ditetapkan lokasinya, maka para anggota yang suka berperjudi mendatangi rumah orang-orang yang sering melakukan perjudian dengan tujuan musyawarah untuk memetapkan lokasi yang akan ditunjuk untuk dijadikan tempat arena perjudian. Dalam musyawarahnya ini mereka mengutus salah satu dari anggotanya

70

sebagai perwakilan untuk mencari lokasi yang menurut mereka bisa dijadikan arena. Pencarian lokasi atau tempat untuk dijadikan sebagai arena perjudian diserahkan kepada satu atau dua orang yang dianggap sebagai pembesar (orang terpercaya) setelah itu ia akan bernegosiasi awal agar loksi itu bisa dijadikan sebagai tempat perjudian.

Gambaran dari mekanisme sejarah terjadinya pembentukan arena perjudian di Desa Lekor tersebut penemuan peneliti terlihat lebih jelas bahwa sebelum menetapkan lokasi perjudian, maka terlebih dahulu masyarakat yang suka berjudi mendatangi rumah orang yang suka berjudi, dengan tujuan untuk mengajak orang- orang yang suka berjudi hadir dan mendirikan arena perjudian, setelah itu mereka melakukan musyawarah untuk menetapkan lokasi yang akan ditunjukan sebagai tempat tempat lokasi arena perjudian ini didirikan.

Hukum Islam tidak memperbolehkan untuk melakukan ataupun menolong orang mengerjakan kemaksiatan.

Allah swt., berfirman dalam Al-Qur‟an surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:

َِل َع ا ْىُه َواَعَت َ

لََو ۖي ٰى ْقَّتلا َو ِّرِب ْلا ىَلَع اْىُهَواَعَتَو اى ُقَّتا َوۖ ِناَو ْدُع ْلاَو ِمْثِْالْ ى

ِ ِبا َقِعْلا ُدْيِد َش َهّٰللا َّنِاۗ َهّٰللا

135

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.

Rasulullah saw., telah telah melarang seseorang saling tolong menolong dalam melakukan kemaksiatan sebagaimana dijelaskan dalam Hadisnya sebagai berikut:

135 Q.S. Al-Ma‟idah (5) : 2

ا َو ٍديِع َس ُنْب ُةَبْيَتُقَو َبىُّيَأ ُنْب ىَيْحَي اَنَثَّدَح اَن َ

ث َّد َح اى ُ لا َ

ق ٍر ْج ُح ُنْب َةَرْيَر ُه يِب َ

أ ْنَع ِهيِب َ

أ ْنَع ِء َ لََع ْ

لا ْنَع ٍر َفْع َج َنْبا َنىُنْعَي ُليِعَم ْسِإ َناَك ي ًد ُه ى َ

ل ِإ اَعَد ْن َم َلا َ

ق َمَّل َس َو ِهْي َ

لَع ُهَّللا ى َّل َص ِه َّللا َلى ُسَر َّنَأ

ََعِب َت ْنَم ِرىُجُأ ُلْثِم ِرْجَْالأ ْنِم ُهَل ْم ِه ِرى ُج ُ

أ ْن ِم َكِل َذ ُصُقْنَي َلَ ُه

َُهَعِب َت ْنَم ِماَثآ ُلْثِم ِمْثِْالْ ْنِم ِهْيَلَع َناَك ٍةَل َلََض ىَلِإ اَعَد ْنَمَو اًئْي َش

َُص ُقْنَي لَ َ

ًَئْي َش ْم ِهِما َ

ثآ ْن ِم َكِل َذ

136

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al 'Ala dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun".

Hadis di atas sangat jelas bahwa rasulullah melarang orang- orang muslim untuk mengajakataupun menolong untuk melakukan kemaksiatan. Karena melakukan dan menolong seseorang dalam melakukan kemaksiatan maka tentu saja orang yang menolong melakukan kemaksiatan sama hukumnya seperti orang yang melakukan kemaksiatan tersebut.

2. Analisis Alasan Penjudi Melakukan Perjudian

Alasan mereka melakukan perjudian sebagaimana yaitu:

Pengangguran, Prjudian Dilakukan Karena Pergaulan Dan

136 Hadis Sahih Mislim 4831

Minimnya Pendidikan, dan Perjudian Merupakan Kebiasaan Orang Tua Terdahulu

Faktor pengangguran, pergaulan, dan minimnya pendidikan merupakan salah satu penyebab masyarakat melakukan perjudian, karena dengan melakukan perjudian tentu mereka akan lebih mudah untuk mendapatkan uang atau keuntungan.

Gambaran di atas menurut peneliti faktor pengangguran, bukanlah untuk dijadikan sebagai salah satu alasan mereka untuk melakukan kemaksiatan (Judi). Karena dalam hukum Islam hal ini sangat jelas keharamannya. Mengambil kesempatan untuk menjadi pengelola parkir untuk mepasilitasi para pengunjung perjudian berarti hal itu sama hukumnya dengan orang-orang yang melakukan judi. Sebagaimana firman Allah swt., dalam Al-Quran sebgai berikut:

َِو ِّرِب ْلا ىَلَع اْىُهَواَعَت اى ُقَّتا َوۖ ِناَو ْدُع ْلاَو ِمْثِْالْ ىَلَع اْىُهَواَعَت َلََو ۖيٰىْقَّتلا

ِ ِبا َقِعْلا ُدْيِد َش َهّٰللا َّنِاۗ َهّٰللا

137

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.

Minimnya pendidikan pada masyarakat merupakan salah satu alasan atau faktor para pelaku perjudian melalukan perjudian. Karena dengan minimnya pengetahuan dan dengan pergaulan ataupun ajakan teman tentu saja akan mudah untuk terbawa arus untuk melakukannya. dan perjudian ini juga menurut mereka pekerjaan yang tidak melelahkan dan perkerjaan ini juga sangat mudah untuk mendapatkan keuntngan, sehingga dengan salah satu alasan inilah mereka untuk melakukannya.

Alasan pengunjung untuk melakukan perjudian tersebut penemuan peneliti terlihat lebih jelas bahwa masyarakat yang

137 Q.S. Al-Ma‟idah (5) : 2

melakukan perjudian ini diakibatkan karena mereka tidak mempunyai perkerjaan. Sedangkan kebutuhan mereka semakin hari semakin banyak dan hal ini mereka tidak bisa memenuhinya.

Maka dari hal itulah mereka melakukan judi.

3. Analisis Sebab-Sebab Pelaku dan Pengunjung Perjudian Membawa Kendaraan Saat Berjudi dan Sebab-Sebab Lainya Mereka Memarkirnya Tidak disekitar Arena Perjudian

Sebab-sebab pelaku dan pengunjung perjudian membawa kendaraan saat berjudi adalah sebagai berikut: 1) Lokasi Tempat Tinggal Yang Cukup Jauh; 2) Untuk Menghilangkan Jejak Melakukan Perjudian;3) Membawa Kendaraan Pribadi Akan Lebih Aman dan Praktis.

Adapun sebab pelaku atau pengunjung memakrkirkan kendaraannya bukan pada arena perjudian adalah demi keamanan kendaraan mereka baik dari pencurian maupun penggerebekan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. dan apabila ada penggerebekan maka para penunjung akan lebih mudah untuk kabur membawa kendaraanya.

Gambaran di atas peneliti terlihat lebih jelas bahwa para pelaku dan pengunjung membawa kendaraanya saat berjudi karena kendaraan adalah salah satu alat teransportasi yang digunakan untuk mempermudah para pelaku atau pengunjung mencapai tujuan yang mereka inginkan. Dengan mereka mebawa kendaraan, maka mereka akan lebih hemat dengan waktu dalam perjalanan serta mampu menghilangkan jejak mereka untuk melakukan perjudian, dengan menggunakan kendaraan mereka akan lebih aman dan praktis dalam perjalanan.

Sebab-sebab mereka tidak memarkirkan kendaraan mereka diarena perjuduian adalah untuk keamanan kendaraan mereka dan untuk menghindari dari pencurian maupun penggerebekan yang dilakukan oleh aparat kepolisian, dan apabila ada penggerebekan maka para penunjung akan lebih mudah untuk kabur membawa kendaraanya. Didalam hukum Islam menyediakan ataupun

mempasilitasi keamanan untuk orang-orang yang melakukan kemaksitan itu tidak dibolehkan oleh agama, karena dalam hal ini mempasilitasi keamanan untuk orang-orang yang melakukan kemaksiatan tentu saja mereka akan terus menerus untuk melakukannya karena dengan fasilitas tersebut mereka akan beranggapan bahwa mereka akan aman dalam melakukan perjudian karena ada yang menjaganya. Namun dalam hukum Islam menjaga seseorang untuk melakukan kemaksiatan (Judi) itu sama hukumnya seperti orang yang melakukan kemaksiatan (Judi) sebagaimana firman Allah swt., sebagai berikut:

اى ُقَّتا َوۖ ِناَو ْدُع ْلاَو ِمْثِْالْ ىَلَع اْىُهَواَعَت َلََو ۖيٰىْقَّتلاَو ِّرِبْلا ىَلَع اْىُهَواَعَتَو

ِ ِبا َقِعْلا ُدْيِد َش َهّٰللا َّنِاۗ َهّٰللا

138

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.

Hal ini ini juga dijelaskan dalam kaidah fiqih sebagai brikut :

ي ِ صاَع َ ْلْا ىَلَعُزاَجْئِت ْسِ ْاْلُشْىُجَيَلَ ُهّهَأ ىَلَعُءاَهَقُفْلَا َقَفَّتِا

139

“Ulama Fikih bersepakat bahwa menyewa (baik jasa maupun benda) untuk suatu kemaksiatan tidak diperbolehkan.”

4. Analisis Mekanisme Pembuatan Perjanjian Kerja Sama Pengelola Lahan Parkir Kendaraan Sebagai Sarana Perjudian

Pada tahap ini juru parkir terlebih dahulu mendatangi rumah pemilik lahan guna untuk mengantarakan niatnya bahwa ia akan minta izin dan mengajak pemilik lahan untuk melakukan kerja sama dalam penerapan parkir. Perjanjian yang dilakukan merupakan perjanjian bersyarat yang dimana pemilik lahan dan juru parkir

138 Q.S. Al-Ma‟idah (5) : 2

139 Wizarah Al-Auqaf Wa Al-Syu‟un Al-Islamiyyah, Al-Musu‟ah Al-Fiqiyyah Al- Kuwaitiyaah, (Kuwait: Darul Al-Salasil), Hlm 58

memiliki syarat-syarat tertentu dalam melakukan kerja sama. Aapun bentuk-bentuk perjanjian kerja sama dalam hukum islam adalah sebagai berikut:140

1) Syirkah „inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih

2) Syirkah mufawadah yaitu setiap oranng yang kerja sama memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja.

3) Syirkah a‟mal 4) Syirkah wujuh 5) Syirkah mudharobah

Gambaran dari pembentukan perjanjian tersebut penemuan peneliti terlihat jelas bahwa kedua belah pihak menggunakan akad syirkah mudharobah dalam melakukan kerja sama. Syirkah mudharobah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dimana pihak pertama sebagai sahib al mal yang menyedikan seluruh modal, sedangkan pihak yang lainya sebagai pengelola. Namun sebelum melakukan perjanjian kerja sama, kedua belah pihak harus memenuhi rukun dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dengan tujuan agar kerja sama yang mereka lakukan biasa berjalan sesuai dengan keinginan kedua belah pihak. Syarat yang diajukan harus dipenuhi dan tidak boleh saling merugikan ke dua belah pihak.

Perjanjian dalam Hukum Islam atau biasa disebut akad yang berarti mengikat. Akad terdapat dalam Pasal 262 Mursyid al- Hairan akad merupakan pertemuan ijab yang diajukan oleh salah satu pihak, dengan qabul dari pihak lain yang menimbulkan akibat hukum pada objek akad. Menurut Syamsul Anwar akad adalah pertemuan ijab dan qabul sebagai pernyataan dua pihak atau lebih untuk melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya.141

Dapat dikemukakan dari kedua pendapat di atas bahwa perjanjian atau akad adalah bertemunya antara ijab dan qabul yang

140Hasbiyallah, Sudah Syar‟ikah Muamalah? Panduan Memahami Sdeluk-Beluk Fiqih Muamalah, (Jawa Tengah: Desa Pustaka Indonesia, 2019) Hlm 106

141 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm.

68

dilakukan oleh kedua belah pihak yang dapat menimbulkan akibat hukum.

Ushul fiqih memperbolehkan seseorang melakukan kerja sama dalam bermuamalah asalkan tidak ada hukum yang melarangnya sebagaimana kaidah fiqih yang berbunyi sebagai berikut:

ميسحت ىلع تليلدلا ّلدي ىتح تحاب ُ

الأ ءايشالأ ىف لصالأ

“Hukum asal (dasar) segala sesuatu itu diperbolehkan kecuali ada dalil yang menunjukkan atas keharamannya (larangannya)”.

Melakukan kerja sama merupakan suatu yang lumrah dalam kehidupan bermasyarakat. Melakukan perjanjian kerja sama dalam islam itu boleh-noleh saja selama tidak bertentangan dengan syara.

Dalam hal ini perjanjian kerja sama dapat terjadi dengan akad-akad yang berbeda. Adapun mcam-macam akad adalah sebagai berikut142: 1) Akad lisan yaitu akad yang dilakukan dengan cara pengucapan

lisan.

2) Akad tulisan akad yang dilakukan secara tertulis 3) Akad perantara utusan

4) Akad isyarat 5) Akad ta‟at

Bentuk akad atau perjanjian praktik kerja sama pengelolaan lahan parkir adalah akad lisan tanpa dihadirkan seorang sanksi.

Dalam hal akad lisan maupun tertulis dapat dibenarkan asalkan atas kesepakatan dari dua belah pihak. yang melakukanakad kerja sama pengelolaan lahan parkir atau perjanjian mereka hanya bersepakat untuk memberikan lahan dikelola dengan dasar saling percaya.

Menurut peneliti praktik kerja sama pengelolaan lahan parkir yang dilakukan oleh juru parkir dan pemilik lahan sebaiknya mempunyai bukti tertulis sebagai penguat yang dipegang oleh juru parkir maupun pemilik lahan, dibuatkan dalam bentuk tertulis di atas matre, sehingga konflik dan pertentangan yang mungkin timbul dimasa akan datang sangatlah kecil. Islam juga tidak mewajibkan

142 Hairuman Surya Siregar dan Koko Khairuddin, Fiqih Muamalah Teori Dan Implementasi, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2019), Hlm 39

adanya bentuk tertulis namun agar lebih bagus akad tertulis itu penting. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur‟an :

ِْبُت ْكَيْل َو ُۗهْىُبُتْكاَف ى ًّم َسُّم ٍلَجَا ىٰٓلِا ٍنْيَدِب ْمُتْنَياَدَت اَذِا آْىُنَمٰا َنْيِرَّلا اَهُّيَآٰي

143

ِ ِل ْدَع ْلاِب ِ ٌبِتاَك ْمُكَنْيَّب

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai dan untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar”.

Sebauah perjanjian menurut hukum ekonomi isalam itu harus memenuhi empat (4) rukun dan harus memenuhi syaratsyarat dari perjanjian. Adapun rukun dan syarat akad perjanjian sebagaimana dinyatakan oleh Syamsul Anwar terdiri dari. (1) para pihak yang berakad; (2) pernyataan kehendak para pihak; (3) objek akad; (4) tujuan akad. Adapun syarat akad itu meliputi (1); penyesuaian ijab dan kabul; (2) tercapainya kata seBapakat; (3) dapat ditentukan; (4) objek itu dapat di transaksikan; (5) tidak bertentangan dengan syarak. Adanya pihak yang berakad kerja sama itu akan sah abila rukun dan syarat-syarat perjanjian kerja sama itu terpenuhi.

Rukun adalah salah satu unsur-unsur yang membentuk sesuatu sehingga sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur yang membentuknya dalam pandangan Mazhab Imam Hanafi berpendapat bahwa rukun itu merupakan unsur-unsur pokok yang membentuk akad. Akad sendiri adalah pertemuan kehendak para pihak dan kehendak itu diungkapkan melalui pernyataan kehendak yang berupa ucapan atau bentuk ungkapan lain dari masing-masing pihak.144

Terkait dengan para pihak, pihak yang melakukan akad kerja sama pengelolan lahan parkir tentu saja harus memenuhi dua syarat yaitu a) memiliki kecakapan hukum yang disebut tamyiz, jika para

143 QS. Al-Baqarah Ayat : 282

144 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

hlm130.

pihak membuat akad tampa memiliki tamyiz, maka tidak akan terjadi akad tersebut, untuk terciptanya akad maka para pihak harus memiliki kecakapan dan minimal kecakapan yang harus dipenuhi untuk terciptanya akad adalah tamyiz. Perjanjian kerja sama pengelolaan lahan parkir kendaraan bermotor sebagai sarana pendukun perjudian tentu saja dilakukan oleh oaring-orang yang sudah memenuhi syarat sebagai pihak yang berakad yaitu (tamyiz).

dan b) adanya berbilang pihak (lebih dari satu pihak) karena akad itu adalah pertemuan ijab dan qabul dari pihak lain.145

Untuk terwujudnya akad harus berbilang pihak atau lebih dari satu pihak, karena pada hakekatnya, akad merupakan pertemuan antara ijab di satu pihak dan qabul di pihak yang lain. Akad tidak terwujud hanya dengan satu pihak saja, sebab dalam setiap akad harus ada dua pihak. yang berakad.

Para pihak yang terlibat dalam perjanjian kerja sama pengelolaan parkir tersebut untuk arena perjudian itu dalam hasil penelitian peneliti adalah orang-orang yang sudah dewasa. Oleh karena itu apabila dilhat dari rukun yang kedua tentang para pihak yang melakukan perjanjian maka telah terpenuhi rukun tersebut yaitu adanya para pihak yang melakukan perjnjian dimana pemilik lahan sendiri yang melakukan perjanjian. Dalam konsep Islam tidak bisa orang melakukan perjanjian apabila objek perjanjian tersebut bukan miliknya. Karena harta yang yang diperbolehkan oleh syara‟

untuk diperjual belikan atau dijadikan sebgai objek perjanjian harus dimiliki penuh oleh pemiliknya.146

Perjanjian kerja sama antara pengelola lahan parkir dengan pemilik lahan parkir ketika terkait dengan persoalan Ijab dan Qabul menurut peneliti dari aspek ijab dan qabulnya sudah terpenuhi.

Karena ijab adalah suatu pernyataan kehendak yang pertama muncul dari satu pihak untuk melahirkan suatu tindakan hukum, yang dengan pernyataan kehendak ia menawarkan penciptaan tindakan

145Fdawaiza, Terbentuknya Akad dalam Hukum Perjanjian Islam

146 Muhhammad Harfin Zuhdi., Muqaronah Fiqih Mu‟amalah, (Mataram: Sanabil, 2018), hlm.48

hukum yang dimaksud dimana bila penawaran itu diterima oleh pihak lain maka terjadilah akad. Sedangkan qabul adalah pernyataan kehendak yang menyetujui ijab yang dengannya tercipta suatu akad.147

Perspektif Imam Hanafi mengemukakan pendapatnya bahwa dalam ijab dan qabul tak ada syarat mutlak harus dilaksanakan secara langsung dan bersambung. Walaupun pelaksanaan ijab dan qabul berjalan lama dan ada tanggunng waktu namun tetap dilaksanakan dalam suatu majlis dan tampa menghalangi ucapan ijab dan qabul, maka tetap dianggap sah.148

Hukum perjanjian Islam, pernyataan kehendak sebagai manifestasi eksternal ini, dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk:

a) Pernyataan kehendak secara lisan; b) Pernyataan akad melalui tulisan; c) Pernyataan Kehendak dengan isyarat dan diam-diam.

Terkait dengan cara-cara menyampaikan pernyatan kehendak dalam melakukan perjanjian. Praktik kerja sama pengelolaan lahan parkir sebagai sarana pendukung perjudian dilakukan secara lisaan dan dilakukan disatu majlis. Pernyataan kehendak secara lisana ini para pihak mengungkapkan kehendaknya dalam bentuk perkataan secara jelas.

Bentuk Ijab dan Qabul yang dilakukan oleh para pihak.

Pernyataan kehendak melalui ucapan itu harus jelas maksudnya dan tegas isinya. Praktik kerja samam pengelolaan lahan parkir sebagai sarana pendukung perjudian dilakukan dengan cara akad satu majlis yang dimana akad perjanjian tersebut dilakukan pada satu tempat dan berhadapan lansung ketika pemilik lahan dan para juru parkir melakukan perjanjian kera sama.

Praktik perjanjian kerja sama pengelolaan lahan parkir bermotor sebagai sarana pendukung perjudian dalam hukum Islam tidak dibolehkan, karena hal itu seolah-olah para pengelola juga ikut melakukan perjudian. Dalam hukum perjanjian Islam rukun akad yang ketiga akad adalah adanya objek akad (madhlul-„aqad). Hal ini,

147 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat, hlm. 68.

148 Wahbah az-Zuhaili. al-Fiqh al-Islami…, IV: 172-182.

seperti dalam semua sistem hukum, adalah wajar sekali karena objek tersebut yang menjadi sasaran yang hendak dicapai oleh para pihak melalui penetuan akad. Apabila tidak ada objek akad, tentu saja akadnya menjad sia-sia atau percuma. Objek akad dapat berupa benda, manfaat benda, jasa atau pekerjaan atau suatu hal lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat. Tidak semua benda dapat dijadikan objek akad. Karena dalam hukum Islam objek akad itu tidak boleh bertentangan dengan syara‟ atau objek akad itu dapat di transaksikan menurut syara‟.149

Objek akad yang bertentangan dengan syara‟ tentu saja tidak akan sah apabila dilakukan. Objek akad yang bertentangan dengan syara‟ lebih tertuju pada objek melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Adapun objek yang berupa benda yang bertentangan dengan ketertiban umum syar‟I seperti narkoba atau VCD porno dimasukan dalam katagori benda yang tidak bernilai dalam pandangan syara‟.

Semua perbuatan yang bertentangan dengan syarak dan kesusilaan seperti menghilangkan nyawa orang, mencuri, melacur, tidak menjadi objek perjanjian.150 Dalam perjanjian kerja sama pengelolaan lahan parkir sebagai sarana pendukun perjudian tentu saja tidak sah dilakukan karena dalam hal ini objek akadnya bertentangan dengan syara‟ yaitu untukm mempasilitasai seseorang dalam melakukan perjudian.

Menurut peneliti jika dilihat dari rukun dan syarat syah suatu perjanjian sebagaimana diterangkan oleh Syamsul Anwar mengatakan bahwa sahnya suatu perjanjian dalam hukum Islam haruslah terpenuhi rukun dan syarat perjanjian atau akad. Dalam praktik kerja sama pengelolaan lahan parkir kendaraan bermotor sebagai sarana pendukkung perjudian maka tentu saja tidak sah.

Karena dalam perjanjian kerja sama ini, salah satu dari rukun dan syarat sah suatu perjanjian kerja sama tidak terpenuhi yaitu tujuan akad harus sah, yang dimana tujuan akad yang dimaksud disini

149 Wahbah az-Zuhaili. al-Fiqh al-Islami…, IV: 172-182.

150 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian…, hlm. 209.

haruslah barang yang halal dan tidak bertentangan dengan syara‟.

Karena dalam kerja sama itu objeknya tidak boleh bertentangan dengan syara. Tidak bertentangan dengan syara ini merupakan salah stau syarat rukun yang ke empat yakni tujuan akad. Tujuan akad menurtu peneliti sudah cacat karena orang melakukan perjanjian tapi tujuan akadnya tidak baik kareana tidak sesuai dengan syara sehingga ketika rukunnya tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut adalah perjanjian yang fasid. Hal ini ini juga dijelaskan dalam kaidah fiqih sebagai brikut :

ي ِ صاَع َ ْلْا ىَلَعُزاَجْئِت ْسِ ْاْلُشْىُجَيَلَ ُهّهَأ ىَلَعُءاَهَقُفْلَا َقَفَّتِا

151

“Ulama Fikih sepakat bahwa menyewa (baik jasa maupun benda) untuk suatu kemaksiatan tidak diperbolehkan.”

Para ulama fqih berpendapat bahwa kegiatan sewa-menyewa memang hukum asalnya dibolehkan karena swawa-menyewa merupakan slah satu kebiasaan dalam kehidupan masyarakat. Sewa- menyewa merupakan salah satu sarana masyarakat untukbermuamalah dan saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya. Sewa-menyewa dalam hukum islam memang dibolehkan asalkan rukun dan syarat sah perjanjian tersebut dapat dipenuhi dan idak bertentangan dengan syara‟. Dalam hal ini, perjanjian kerja sama pengelolaan lahan parkir di Dusun Kapit Desa Lekor memang telah memenuhi rukun suatu perjanjian. Namun dalam hal ini, apabila dilihat dari faktor eksternal yitu dari segi manfaat dan mudharatnya, menurut peneliti perjanjian kerja sama pengelolaan lahan parkir yang ada di Dusun Kapit Desa Lekor lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Karena dengan adanya perjudian dan tempat parkir bagi pengunjung perjudian tentu saja permasalahanermasalahan akan sering terjadi, seperti perkelahian, pencurian, orang mabuk, dan pergaulan bebas bagi anak-anak ataupun pemuda Desa Lekor, dalam hal ini tentu saja diakibatkan

151Wizarah Al-Auqaf Wa Al-Syu‟un Al-Islamiyyah, Al-Musu‟ah Al-Fiqiyyah Al- Kuwaitiyaah, (Kuwait: Darul Al-Salasil), Hlm 58

Dokumen terkait