BAB I PENDAHULUAN
H. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II Mengungkap seluruh data temuan. Pada bab ini berisi tentang gambaran umum Desa Lekor Kabupaten Lombok Tengah, praktik perjanjian kerja sama pengelolaan lahan parkir kendaraan bermotor sebagai sarana perjudian serta respons tokoh agama setempat terhadap praktik perjanjian kerja sama pengelolaan lahan parkir tersebut.
Bab III Menganalisis hasil temuan berdasarkan teori-teori yang ada.
Bab IV Merupakan rangkaian akhir dari sebuah penelitian, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan dimaksudkan sebagai penegasan terhadap hasil penelitian yang tercantum pada bab sebelumnya. Sedangkan saran merupakan harapan peneliti kepada semua pihak yang berhubungan dengan masalah yang diangkat oleh peneliti dengan harapan dapat memberikan kontribusi ke depannya.
52Ibid.
BAB II
PRAKTIK DAN RESPONS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SAMA PENGELOLAAN LAHAN PARKIR KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI SARANA PENDUKUNG PERJUDIAN A. Gambaran Umum Desa Lekor Kabupaten Lombok Tengah53
1. Sejarah Desa Lekor
Desa Lekor adalah salah satu dari empat UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) tahun penempatan 1998 tepatnya Bulan Februari yang berada di wilayah Kecamatan Janapria, dan merupakan UPT yang ke empat dari UPT sebelumya, sehingga pada awal berdirinya Desa Lekor disebut dengan UPT Janapria IV, dan pada saat itu dipimpin oleh seorang KUPT (Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi), yang selanjutnya bertugas melaksanakan Pemerintahan Desa, menjelang dibentuknya Pemerintahan Desa.
Menurut Seorang saksi sejarah, pada Jum‟at ke empat setelah berdirinya UPT Janapria IV, Seusai Sholat Jum‟at para Sesepuh, Tokoh Masyarakat, Para Pemuka Agama pada saat itu mengadakan Musyawarah di Masjid Nurul-Hikmah (Masjid lama) yang dipimpin oleh KUPT, yang salah satu agendanya adalah memberikan nama Desa dan menjadwalkan Pemilihan PJS Kepala Desa. Diantara para Tokoh yang hadir pada saat itu ialah Bapak Sonaji, Datuk Syamsuddin Ali (almrhum), Bapak Sahrul, Bapak Suyadji, Bapak Mat Kusman, Mbah Sugiman, dan masih banyak lagi orang tua dan juga Tokoh Pemuda yang ikut serta dalam musyawarah tersebut yang tidak dapat di sebutkan satu persatu. Selanjutnya dalam Forum Musyawarah tersebut sepakat memberikan Nama untuk Desa UPT Janapria IV dengan Nama “Lekor” yang diambil dari kondisi Geografi wilayah tersebut yang Berbukit dan tanahnya berwarna Kuning. Kondisi Geografis .
53 Profil Desa Lekor Kecamtan Janapria Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2020,
Tanggal 19 Agustus 2021
26
Secara geografis Desa Lekor teletak di bagian Barat Kabupatan Lombok Tenagh dengan luas wilayah + 11,032 Ha KM2 .dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Timur dengan : Desa Sepit (Lombok timur), Sebelah Utara dengan : Desa Sukarara (Lombok Timur) Sebelah Selatan dengan : Desa Suka Raja (Lombok Timur) Sebelah Barat dengan : Desa Saba (Lombok Tengah)
Luas Wilayah Desa Lekor adalah 5.220 Km2 yang terdiri dari:
a. Kebun Plasma Masyarakat : 750 Ha.
b. Lahan Pekarangan : 300 Ha.
c. Kebun TKD, Tanah Restant, dan FU : 50 Ha.
Keadaan Topografi Desa Lekor dilihat secara umum merupakan daerah Perbukitan . Yang beriklim sebagaimana Desa-Desa lain di Kabupaten Lombok Tenagh,dan mempunyai iklim kemarau, panca robah dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang ada di Desa Lekor.
2. Jumlah Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Lekor setiap tahunnya semakin bertambah diakibatkan angkak kelahiran lebih tinggoi daripada angka kematian. Pada tahun 2019 jumlah penduduk Desa Lekor mencapai 12000 jiwa/orang baik laki-laki maupun perempuan. Pada tahun 2020 jumlah penduduk meningkat sebanyak 10% sehingga jumlah penduduk Desa Lekor pada tahun 2020 mencapai 12020 jiwa/orang yang dimana tersebar dari 32 dusun.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Desa Lekor 2020
Jumlah Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah penduduk tahun 2020 5827 orang 6193 orang Jumlah penduduk tahun 2019 5527 orang 6160 orang
Persentase perkembangan 5.43 % 0.54 %
Tabel 2
Jumlah kepala keluarga Desa Lekor 2020
Jumlah KK
Laki-laki
KK Perempuan
Jumlah Total Jumlah Kepala Keluarga
tahun 2020
4037 KK 4037 KK 8074KK Jumlah Kepala Keluarga
tahun 2019
3035 KK 3035 KK 6070KK Prosentase Perkembangan 33.01 33.01
Pertumbuhan Jumlah penduduk Desa Lekor cenderung meningkat karena tingkat kelahiran lebih besar daripada kematian serta penduduk yang masuk lebih besar dari penduduk yang keluar.
Persebaran penduduk di Desa Lekor relatif merata, secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap Rukun Tetangga (RT) terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah masing- masing RT berbeda maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda pada tahun 2020. RT Pepao Timur I, Pepao Timur II, merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi di wilyah Desa Lekor yaitu 204 Jiwa per Km2.Sementara itu RT 05 merupakan wilayah yang tingkat kepadatan terendah yaitu dengan tingkat kepadatan 19 jiwa per km2
Tabel 3
Jumlah Dusun di Desa .Lekor N
O NAMA DUSUN JML
KK
JML PDDK LK PR JML
1 Pepao Timur I 178 260 274 534
2 Pepao Timur II 150 215 235 450
3 Kapit 56 80 84 164
4 Pepao Tengah 142 226 240 466
5 Montong Bile 167 251 250 501
6 Presak 163 280 209 489
7 Pepao Barat I 140 200 220 420
8 Pepao Barat II 133 199 200 399
9 Pepao Barat III 127 180 101 261
10 Lendang Jawa 85 120 135 255
11 Lekor Timur 170 250 260 510
12 Lekor Direk 87 129 132 261
13 Lekor Tengah 177 266 305 531
14 Lekor Barat I 131 195 198 393
15 Lekor Barat II 141 200 225 425
16 Pelapak I 79 110 127 237
17 Ambat 89 127 140 267
18 Taken-Aken I 132 190 206 396
19 Taken-Aken II 57 82 89 171
20 Tibu Baru 65 90 107 197
21 Selaping 99 138 157 295
22 Gulung 131 190 207 397
23 Embung Wile 114 170 172 342
24 Santong 114 135 165 300
25 Walun 141 240 255 495
26 Belo 131 180 180 360
27 Sondo 152 220 236 456
28 Andang Mbung 80 100 140 240
29 Lingkok Bunut Timur 140 200 220 420 30 Lingkok Bunut Bantun 145 231 204 435 31 Lingkok Bunut Barat 158 204 270 474
32 Renge 153 209 250 459 JUMLAH 4027 5827 6193 1202 0 .Desa Lekor berjumlah 32 dusun , pelaksanaan pengelolaan lahan parkir dilakukan di dusun kapit desa lekir. Peneliti melakukan peelitian di Dusun Pepao Barat I, Pepao Barat II, Pepao timur, dan dusun kapit.
3. Keadaan Sosial
a. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat oleh karena itu pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di Desa Lekor cukup baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan sehingga mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat meningkatkan sistimatika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju.
c. Kehidupan beragama
Penduduk Desa Lekor 100% memeluk agama Islam. Dalam kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama Islam sangat berkembang dengan baik.
d. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Lekor menjaga dan menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearifan lokal pada setiap acara kekeluargaan ataupun dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dan tidak jauh dari sistem-sistem adat yang berlaku.
e. Ekonomi Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Lekor secara umum juga mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan walalupun jenis pendapatan tersebut pada umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah, seperti dana SPP dan dari program PNPM, instansi lainnya.
B. Praktik Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Lahan Parkir