• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan

41

Adanya usaha kerajinan anyaman bambu ini memberikan dampak yang positif kepada ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu perekonomian di dalam keluarganya. Dimana masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian dan pekerjaan jadi memiliki pekerjaan, dengan adanya pekerjaan maka pemasukan di dalam sebuah keluarga juga mengalami peningkatan dan dapat digunakan untuk membiayai pendidikan anak.

Dengan demikian, dari hasil wawancara dan dokumentasi penelitian ini dikatakan bahwa usaha kerajinan bambu dapat meningkatkan ekonomi keluarga masyarakat desa jadimulyo yang menggeluti usaha tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha kerajinan bambu ini memberikan peran dalam meningkakan ekonomi keluarga namun belum cukup mampu untuk mengurangi tingkat pengangguran karena tidak semua orang memiliki ketelatenan dalam membuat kerajinan anyaman dari bambu.

C. Analisis Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi

telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi.23

Dalam menjalankan usaha kerajinan bambu yang dilakukan oleh masing-masing pengrajin di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur tidak hanya untuk mencari keuntungan semata, tetapi juga harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah SWT, dengan menerapkan dan melakukan prinsip-prinsip etika bisnis Islam yaitu, Keesaan (Tauhid), Keseimbangan (Adil), Kehendak Bebas, Bertanggung Jawab dan Kejujuran.

1. Tauhid adalah mengesakan Allah SWT, bagaimana cara kita untuk berserah diri kepada Allah SWT, serta menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Perintah tersebut seperti beribadah, bersedekah atau hal lainnya yang berkaitan dengan aspek spriritual. Dalam hal ini, dari kesepuluh para pengrajin anyaman bambu di Desa Jadimulyo beragama Islam dan tentunya mereka tidak melupakan kewajiban mereka untuk beribadah kepada Allah SWT seperti kewajiban sholat lima waktu yang dikerjakan di sela-sela kesibukan yang mereka kerjakan. Seperti halnya saat wawancara dengan Ibu Dewi Matonah beliau mengatakan bahwa “Allahmdulillah meskipun pesanan saya sedang banyak tetapi saya selalu menjalankan sholat lima waktu setelah itu baru saya menjalankan aktivitas saya lagi”. Begitupun dengan para pengrajin lain yang juga

23 Burhanuddin Abdullah, et. Al. Ekonomi Islam (Jakarta:Rajawali Persa, 2014), 13

43

memiliki jawaban yang sama, mereka selalu mengerjakan sholat lima waktu diantara aktivitas yang mereka kerjakan.

2. Keseimbangan (Keadilan) adalah situasi dimana tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan atau kondisi saling ridho. Keadilan ekonomi dalam Islam, mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian dari orang lain. Dalam hal ini para pengrajin usaha anyaman bambu yang ada di Desa Jadimulyo harus selalu menjaga kualitas produk kerajinannya sehingga konsumen tidak merasa dirugikan atas apa yang telah mereka beli. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu Sumarni “Saat saya sedang banyak pesanan dan dikejar waktu pengambilan barang tetapi InsaAllah untuk kualitas saya selalu perhatikan agar tidak ada konsumen yang merasa dirugikan”.

3. Kehendak bebas dalam Islam adalah manusia memiliki kebebasan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memperoleh kemaslahatan yang tertinggi dari sumber daya yang ada pada kekuasaannya yang dikelola dan dimanfaatkan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Namun dalam Islam dibatasi oleh nilai-nilai Islam.

Dalam hal ini para pengrajin bambu di Desa Jadimulyo melakukan kegiatan ekonomi yang tidak bertentangan dengan etika bisnis Islam karena dalam melakukan kegiatan tersebut tetap memperhatikan keinginan dan kepuasan dari para konsumen. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Yanti “Memperhatikan keinginan dan kualitas konsumen adalah cara saya supaya mereka selalu merasa puas dengan produk yang saya buat”.

4. Tanggung Jawab adalah bagaimana para pelaku bisnis atau usaha harus bisa mempertanggungjawabkan segala aktivitas usahanya, baik kepada Allah maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam menjalankan usaha.

5. Kebenaran, Kebajikan dan Kejujuran yaitu sebagai niat dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mendapatkan bahan baku dan harga jual produk. Prinsip ini mengajarkan seseorang dalam menjalankan aktivitas usahanya untuk dapat memberikan manfaat kepada orang lain yang salah satunya dengan memiliki prinsip kejujuran. Jujur dalam usaha yang dijalankan tidak berbuat kecurangan. Hasil wawancara dengan salah satu pengrajin mengatakan “Terkadang jika ada pesanan yang cukup banyak sedangkan bahan baku yang harus digunakan belum didiamkan selama 1 minggu saya hanya mendiamkannya 2-3 hari saja untuk langsung saya gunakan dan harga jualnya pun saya samakan”.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa dalam menjalankan usahanya setiap pengrajin bambu yang ada di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dalam pembuatan anyaman bambu yang dilakukan oleh sepuluh pengrajin tersebut dalam penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli yang dilakukan oleh para pengrajin belum sepenuhnya menjalankan prinsip etika yang sesuai dengan bisnis Islam. Jika ditinjau dari ke lima prinsip etika bisnis Islam yaitu prinsip Tauhid, Keseimbangan, Kehendak Bebas serta tanggung jawab sudah diterapkan dengan baik oleh para pengrajin. Namun dapat dilihat dari prinsip

45

kebajikan dan kejujuran belum sepenuhnya dijalankan oleh pengrajin anyaman bambu yang dapat dilihat dari proses produksi pembuatan kerajinan anyaman bambu para pengrajin tidak melakukan penjemuran dibawah sinar matahari terlebih dahulu dan hanya mendiamkan bambu untuk mengurangi kadar air dalam bambu. beberapa pengrajin juga hanya mendiamkan bambu selama 2-3 hari hal ini akan menyebabkan bambu mudah rusak serta mengurangi kualitas dari anyaman bambu dan lebih mementingkan keuntungan semata. Sedangkan dalam Islam kejujuran adalah hal yang paling utama untuk diterapkan dalam setiap kegiatan usaha.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap skripsi dengan judul “Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam (Studi Pada Kerajinan Bambu di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur)” dapat disimpulkan bahwa:

Peran dari usaha kerajinan bambu itu sendiri memiliki pengaruh positif bagi peningkatan ekonomi keluarga para pengrajin yang ada di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Semakin pengrajin meningkatkan kualitas produknya maka akan semakin banyak minat dari konsumen untuk membeli produknya sehingga hal ini akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi keluarga para pengrajin anyaman bambu.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, penerapan etika bisnis Islam yang dijalankan oleh para pengrajin anyaman bambu di Desa Jadimulyo belum sepenuhnya dijalankan, terutama dari segi kebenaran, kebajikan dan kejujuran yang dapat dilihat dari proses produksi pembuatan kerajinan anyaman bambu para pengrajin tidak melakukan penjemuran bambu terlebih dahulu dan hanya mendiamkan bambu untuk mengurangi kadar air dalam bambu dan lebih mementingkan keuntungan semata.

47

B. Saran

Berdasarkan dari uraian diatas, maka saran yang dikemukakan oleh peneliti adalah:

1. Untuk akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan objek dan sudut pandang yang lebih kompleks sehingga dapat lebih optimal dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang usaha kerajinan bambu dalam meningkatkan ekonomi keluarga ditinjau dari etika bisnis Islam.

2. Untuk para pengrajin anyaman bambu di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur untuk tetap memperhatikan kualitas produk yang sesuai dengan harganya sehingga konsumen tidak merasa dirugikan. Selain itu, para pengrajin harus lebih meningkatkan inovasi-inovasi dari kerajinan bambu yang mereka buat supaya tidak hanya terfokus pada alat-alat perlengkapan dapur saja sehingga dapat lebih menarik konsumen untuk membeli hasil anyaman yang dibuat oleh para pengrajin.

Ayu, Kusuma Hari Murti & Nunuk Giri Murwandani. “Kerajinan Anyaman Bambu Di Sanggar Hamid Jaya Desa Gintangan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi”. Jurnal Seni Rupa Vol. 6 No. 12018.

Badroen, Faisal dan M Arif Mufrani. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana, 2006.

Beekum, Rafik Issa. Etika Bisnis Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro, 2005

Fahmi, Irham. Etika Bisnis Teori. Kasus. dan Solusi. Bandung: CV Alfabeta, 2013.

Gerungan, W.A. Psichologi-Sosial Suatu Ringkasan. Jakarta-Bandung: PT Eresco, 1978.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.

Hariyanto. “Pengertian dan Jenis Bahan Baku Untuk Industri Besar”. Artikel.

https://ajaib.co.id/pengertian-dan-jenis-bahan-baku-untuk-industri-besar/.

Juliyani, Erly. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”. Jurnal Ummul Qura. Vol.

VII No. 1 Maret 2016.

Lubis, Ibrahim. Ekonomi Islam Suatu Pengantar 2. Jakarta: Kalam Mulia, 1995.

M, Darmansyah. Ilmu Sosial Dasar. Usaha Nasional. Surabaya Indonesia, 1986.

Mahzuni, Dede, dkk. “ Pengembangan Kerajinan Tangan Berbasis Kearifan Budaya Di Pakenjeng Kabupaten Garut.” Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Mayarakat Vol. 6 No. 2 2017.

Muhamad. Metodologi Penelitian ekonomi islam pendekatan kuantitatif. Depok:

Rajawali Pers, 2017.

Muhammad. Paradigma, Metodologi & Aplikasi Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta:

Graha Ilmu.2008. 52.

Natadiwirya, Muhammad. Etika Bisnis Islam. Jakarta: Granada Press, 2007.

Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.

Nur’aini. “Analisis Peningkatan Pendapatan Pengrajin Usaha Seni Kerajinan Tangan Dari Daur Ulang Limbah Plastik Di Lingkungan Perigi Dasan Agung Mataram Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Skripsi IAIN Mataram, 2017.

Pangayoman, Kartika & Luthfi Muta’ali. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Industri Kerajinan Marmer Di Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung”.

Partanto, Pius A. & M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Penerbit Arloka, 1994.

R, Erni. Ernawati. Etika Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2011.

Rachaety, Ety dan Ratih Tresnati. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. cet. Ke-1.

Rahmad, Jalaludin. Islam Alternatif Ceramah-Ceramah Di Kampus. Bandung:

Mizan, 2013.

Sefmiwati. “Pengembangan Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Teknik Pemodelan Berbasis Pendekatan Saintifik.” Jurnal Penelitian Guru Indonesia Vol. 1 No.1 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

Ulfa, Wijianto. Ika Farida. “Pengaruh Status Sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga terhadap Motivasi Bekerja bagi Remaja Awal. Usia 12- 16 Tahun di Kabupaten Ponorogo”. Al Tijarah. Vol. 2. No. 2. Desember 2016.

Vioriska, Ella Novita. “Peran Home Industry Terhadap Ekonomi Keluarga Perspektif Ekonomi Islam. Studi Pada Home Industry Kerajinan Tapis dan Bordir “AUDY” Di Desa Sumberrejo. Kecamatan Batanghari. Kabupaten Lampung Timur”. Skripsi. UIN Raden Intan Lampung, 2019.

Yudha, Erika Kusuma. “Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Kerajinan Tangan Anyaman Bambu Di Desa Rimpak Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo”. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009,

FOTO DOKUMENTASI

Foto 1. Wawancara kepada pengrajin anyaman bambu Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur

Foto 2. Wawancara kepada pengrajin anyaman bambu Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur

Foto 3. Wawancara kepada pengrajin anyaman bambu

Foto 4. Wawancara kepada pengrajin anyaman bambu

Foto 5. Proses pendiaman bambu untuk bahan baku anyaman bambu

Foto 6. Proses pembelahan bambu untuk pembuatan anyaman bambu

Foto 7. Proses menganyam anyaman bambu

Foto 8. Produk anyaman bambu

Foto 9. Limbah dari pembelahan bambu

Foto 10. Wawancara kepada konsumen anyaman bambu

Foto 11. Wawancara kepada konsumen anyaman bambu

Dokumen terkait