• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, yaitu prosedur penelitian lapangan yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan penelitian yang diamati.1

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang metode pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti di lingkungan masyarakat dan di organisasi masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas maka, peneliti akan menggunakan jenis penelitian kualitatif lapangan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari masyarakat yang berkaitan dengan Peran Ekonomi Kreatif dalam Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Keluarga Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Bambu di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung).

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang mengungkap mengenai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), 26.

dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya.2

B. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan, dan sumber dimana data dapat diperoleh secara langsung dari lapangan atau dari sumbernya.3 Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling untuk menentukan sumber data primer.

Purposive Sampling merupakan teknik Nonprobability Sampling yang memilih orang-orang terseleksi oleh peneliti, berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.4 Sumber data primer diantaranya ibu Ria Anggraini, ibu Dewi Matonah, ibu Kartik, ibu Yanti, ibu Sumarni, ibu Suyati, ibu Niyem, ibu Rohmah, ibu Suliyem, ibu Mujiati. Rata-rata para pengrajin bambu yanga ada di Desa Jadimulyo sudah menggeluti bidang kerajinan bambu sejak tahun 2000 dan juga menjadikan kerajinan bambu sebagai salah satu usaha dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa konsumen dari kerajinan anyaman bambu yaitu ibu Wati, ibu Siti dan ibu Yanti.

2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), 157.

3 Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), 129.

4 Muhamad, Metodologi Penelitian ekonomi islam pendekatan kuantitatif (Depok:

Rajawali Pers, 2017), 175.

31

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data penunjang yang berkaitan dan dapat berupa buku, dokumen yang merupakan hasil penelitian dan hasil laporan. Sumber data sekunder diharapkan dapat menunjang penulis dalam mengungkap data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari buku-buku perpustakaan, dokumen dan sumber-sumber lainnya yang tentunya sangat membantu terkumpulnya data.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam satu topik tertentu.5 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Metode yang digunakan peneliti adalah wawancara semi terstruktur atau in dept interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka.

2. Dokumentasi

5 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2013), 384.

Metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya.6 Dokumentasi yang diperlukan yaitu dalam bentuk foto pada saat wawancara dilakukan.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Analisis data dalam penelitian merupakan proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami, dan hasil temuannya dapat disampaikan kepada orang lain.7

Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam menganalisis data, peneliti menggunakan data yang telah diperoleh kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi mengenai hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.

6 W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Grafindo, 2003), 123.

7 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 198.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur

1. Sejarah Desa Jadimulyo

Desa Jadimulyo berdiri sejak tanggal 12 Desember 2007. Desa Jadimulyo merupakan pemekaran dari Desa Trimulyo. Sejak berdirinya Desa Jadimulyo ditahun 2007 Desa Jadimulyo belum pernah mengalami pergantian kepala Desa. Kepala Desa yang masih memimpin di Desa Jadimulyo sampai saat ini adalah bapak Warto. Desa Jadimulyo sendiri mengandung arti Jadi yang berarti menjadi dan Mulyo yang berarti sejahtera. Jika digabungkan menjadi satu menjadi Jadimulyo artinya Desa yang menjadi sejahtera untuk menuju kemakmuran rakyatnya. Walaupun belum lama tetapi desa jadimulyo mampu berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan desa-desa yang lebih maju dan berpengalaman.

Desa jadimulyo merupakan wilayah yang masih termasuk perkampungan dengan tingkat ekonomi menengah, masyarakat jadimulyo sebagian besar adalah petani dan pedagang.1 Desa Jadimulyo memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.856 jiwa, 532 kepala keluarga dengan jumlah laki-laki sebanyak 915 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 941 jiwa. Penduduk

1 Data Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur, 1

Desa Jadimulyo dilihat dari segi agama mayoritas beragama Islam, dan ada juga yang beragama non muslim.2

Desa Jadimulyo merupakan salah satu dari tujuh belas desa di wilayah Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung timur. Desa Jadimulyo terdiri dari 04 dusun yang masyarakatnya rukun dalam bertetangga.

2. Denah Lokasi Desa Jadimulyo

Desa Jadimulyo mempunyai luas sekitar kurang lebihnya 271,75 ha/m2. Batas wilayah desa Jadimulyo yaitu sebelah utara berbatasan dengan desa Wonokarto dan juga berbatasan dengan desa Girikarto, sebelah selatan berbatasan dengan desa Negri Katon kecamatan Marga Tiga, sebelah selatan berbatasan dengan desa Trimulyo, sebelah barat berbatasan dengan desa Trimulyo. Desa Jadimulyo memiliki potensi sumber daya alam yang cukup dengan tanah yang subur. Desa Jadimulyo merupakan desa agraris, karena masyarakat di desa ini sebagian besar mempunyai mata pencarian dalam bidang pertanian ada juga perkebunan, baik dalam perkebunan singkong, jagung maupun karet dan sebagian penduduk Desa Jadimulyo juga menjadi pengrajin anyaman bambu guna menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

2 Data Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur, 2

35

B. Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur

Dalam kamus besar Indonesia usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud atau mencari keuntungan, berusaha bekerja giat untuk mencapai sesuatu.3

Berdasarkan hasil penelitian usaha kerajinan bambu yang telah peneliti lakukan di Desa Jadimulyo, usaha ini berdiri dibidang pembuatan kerajinan peralatan dapur yang berbahan dasar dari bambu kering dalam membantu meningkatkan ekonomi keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa Jadimulyo. Berdasarkan data monografi desa jadimulyo mayoritas mata pencarian masyarakat adalah sebagai petani.

Pembangunan ekonomi masyarakat melalui kewirausahaan di sektor usaha kecil dan menengah terbukti mampu membantu masyarakat dalam kehidupan perekonomian keluarganya.

Berdasarkan wawancara kepada Ibu Dewi Matonah dalam memproduksi kerajinan ini bahan yang digunakan adalah bambu yang sudah kering dan tali. Bambu yang digunakan didapatkan dengan cara membeli pohon bambu milik warga dengan harga Rp5000.00-Rp7000.00 per batang bambu. Sedangkan tali yang didapat dari membeli di pasar.4 Selanjutnya, Ibu Yanti mengatakan bahwa, untuk bahan baku kerajinan yaitu bambu selain membeli bisa didapat dari halaman di belakang rumah.5

3 Ety Rachaety dan Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi,(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-1, 159

4 Dewi Matonah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020.

5 Yanti, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

Cara mendapatkan bambu berdasarkan wawancara dengan Ibu Suliyem 6dan Ibu Rohmah7 adalah dengan membeli bambu disekitar rumah warga. Dalam proses pembelian ini biasanya para pengrajin memilih dan menebang sendiri pohon bambu yang akan dibeli. Dalam proses penebangan tidak semua pohon bambu dapat ditebang, hanya pohon bambu yang memiliki kadar air yang pas yang dapat diolah dan dijadikan kerajinan bambu. Ibu Sumarni dan Ibu Mujiati mengatakan bahwa bambu yang dapat digunakan untuk kerajinan bambu ini adalah bambu yang tidak terlalu tua dan kering karena jika terlalu kering akan mudah patah dan sulit diproses menjadi anyaman bambu, jikapun bisa diolah hasilnya tidak akan awet.8 Begitu pula dengan Ibu Ria Anggraini dan Ibu Niyem mendapatkan bahan baku kerajinan dengan cara membeli bambu kepada warga sekitar9 serta Ibu Kartik dan Ibu Suyati mendapatkan bambu dengan mengambil di halaman belakang rumah sendiri ataupun dengan cara membeli dari warga.10

Berdasarkan wawancara kepada para pengrajin tahapan proses pembuatan anyaman bambu yang mereka buat tidak jauh berbeda. Yaitu diawali dengan penebangan batang pohon bambu, batang ini tidak dapat langsung diolah, batang bambu harus didiamkan minimal 1 minggu setelah pohon ditebang atau dengan proses penjemuran batang bambu, penjemuran ini

6 Suliyem, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

7 Rohmah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

8 Sumarni dan Mujiati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

9 Ria Anggraini dan Niyem, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

10 Kartik dan Suyati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

37

tergantung dengan keadaan cuaca, jika cuaca panas maka penjemuran dapat dilakukan hanya dengan waktu 2-3 hari. Kemudian tahap pengukuran batang bambu untuk kemudian dipotong dan dibelah berdasarkan ukuran yang sudah ditentukan, kemudian dibersihkan untuk selanjutnya menjadi bahan yang siap dianyam menjadi kerajinan anyaman bambu. Tetapi dalam hal ini ada pengrajin yang tidak melakukan proses penjemuran batang bambu secara langsung dengan bantuan sinar matahari dan sudah menggunakan batang pohon bambu yang belum didiamkan selama 1 minggu. Hal ini akan menyebabkan kualitas anyaman menjadi berkurang dan hasil anyaman akan mudah tumbuh jamur dan rusak.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dewi Matonah11 dan Ibu Yanti12 membuat anyaman bambu berupa alat-alat dapur seperti tampah, irek, tarangan ayam dan besek kecil. Dalam satu bulan Ibu Dewi bisa menghasilkan lebih kurangnya 400 anyaman bambu siap jual dengan penghasilan perbulan Rp2.400.000, sedangkan Ibu Yanti menghasilkan 240 anyaman dengan penghasilan Rp1.440.000. Sedangkan Ibu Rohmah dan Ibu suliyem membuat anyaman berupa tampah dan irek (penyaringan), dalam satu bulan beliau bisa menghasilkan 60-80 anyaman bambu dengan penghasilan Rp560.000 perbulan.13 Ibu Niyem dan Ria Anggraini dalam satu bulan bisa menghasilkan

11 Dewi Matonah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

12 Yanti, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

13 Rohmah dan Suliyem, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

80 anyaman bambu dengan penghasilan Rp400.000 perbulan.14 Selanjutnya Ibu Sumarni dan Ibu Mujiati dalam satu bulan bisa menghasilkan 160 anyaman bambu dengan penghasilan Rp960.000 perbulan15, kemudian Ibu Kartik dan Ibu Suyati dalam satu bulan menghasilkan 80an anyaman bambu dengan penghasilan Rp400.000 perbulan.16

Berdasarkan wawancara kepada para pengrajin, hasil anyaman yang dibuat kemudian diambil langsung oleh para pengepul. Para pengepul ini tidak hanya warga Desa Jadimulyo tetapi ada juga pengepul dari desa lain. Hanya Ibu Dewi Matonah yang menjual sendiri hasil kerajinannya ke pasar selain sebagian disetorkan kepada pengepul.

Dari hasil wawancara dengan para pengrajin di Desa Jadimulyo usaha kerajinan bambu ini memiliki pengaruh yang positif terhadap kondisi ekonomi keluarga para pengrajin. Kondisi ekonomi keluarga dapat dilihat melalui status sosial ekonomi dan beberapa indikator yang mempengaruhinya:

1. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan melakukan sesuatu, yang dilakukan untuk mencari nafkah.17 Manusia adalah makhluk yang aktif dan mampu berkembang. Manusia disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja guna memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari

14 Niyem dan Ria Anggraini, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

15 Sumarni dan Mujiati, Wawancara 20 Desember 2020

16 Kartik dan Suyati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 20 Desember 2020

17 http://kbbi.web.id/kerja , diakses pada 24 Desember 2020

39

pakaian, pangan dan papan serta memenuhi kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, memiliki alat hiburan dan sebagainya.

Usaha kerajinan bambu merupakan salah satu sarana para pengrajin dalam menambah penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil kerja yang dialokasikan untuk konsumsi, pendidikan, kesehatan, ataupun kebutuhan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara tentang usaha kerajinan bambu dalam meningkatkan ekonomi keluarga kepada Ibu Suliyem dan Ibu Rohmah berpendapat bahwa dengan adanya usaha kerajinan bambu ini memberikan peran yang positif bagi perekonomian keluarganya. 18 Pendapat lain juga disampaikan oleh Ibu Mujiati dan Ibu Kartik beliau berpendapat bahwa dengan membuat anyaman dari bambu ini menambah perekonomian keluarga, yang tadinya hanya mengandalkan pekerjaan suaminya dengan hasil panen yang diperoleh tiga bulan sekali, dan setelah membuat anyaman bambu bisa menambah pemasukan keluarga.19

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yanti dan Ibu Suyati tentang perubahan apa yang dirasakan setelah membuat kerajinan anyaman bambu

18 Suliyem dan Rohmah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

19 Mujiati dan Kartik, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

ia mengatakan bahwa dari hasil menganyam bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ketika sedang tidak musim sawah.20

Ketersediaan lapangan pekerjaan otomatis akan meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

3. Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan diharapkan seseorang dapat membuka fikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi ataupun ide-ide baru dalam berfikir untuk kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Niyem dan Ibu Dewi Matonah berpendapat bahwa dengan adanya usaha kerajinan bambu ini memberikan peran yang positif bagi perekonomian keluarganya. dari usaha ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan biaya sekolah anaknya.21

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ria Anggraini dan Ibu Sumarni tentang perubahan apa yang dirasakan setelah membuat kerajinan anyaman bambu ia mengatakan bahwa perubahan yang jelas beliau rasakan adalah dari segi keuangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan penghasilan suaminya bisa ditabung untuk biaya sekolah anaknya.22

20 Yanti dan Suyati, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

21 Niyem dan Dewi Matonah, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

22 Ria Anggraini dan Sumarni, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Jadimulyo, Wawancara 18 Desember 2020

41

Adanya usaha kerajinan anyaman bambu ini memberikan dampak yang positif kepada ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu perekonomian di dalam keluarganya. Dimana masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian dan pekerjaan jadi memiliki pekerjaan, dengan adanya pekerjaan maka pemasukan di dalam sebuah keluarga juga mengalami peningkatan dan dapat digunakan untuk membiayai pendidikan anak.

Dengan demikian, dari hasil wawancara dan dokumentasi penelitian ini dikatakan bahwa usaha kerajinan bambu dapat meningkatkan ekonomi keluarga masyarakat desa jadimulyo yang menggeluti usaha tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha kerajinan bambu ini memberikan peran dalam meningkakan ekonomi keluarga namun belum cukup mampu untuk mengurangi tingkat pengangguran karena tidak semua orang memiliki ketelatenan dalam membuat kerajinan anyaman dari bambu.

C. Analisis Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam Di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur

Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, Karena ia merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama Islam, ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana Islam

telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi.23

Dalam menjalankan usaha kerajinan bambu yang dilakukan oleh masing-masing pengrajin di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur tidak hanya untuk mencari keuntungan semata, tetapi juga harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah SWT, dengan menerapkan dan melakukan prinsip-prinsip etika bisnis Islam yaitu, Keesaan (Tauhid), Keseimbangan (Adil), Kehendak Bebas, Bertanggung Jawab dan Kejujuran.

1. Tauhid adalah mengesakan Allah SWT, bagaimana cara kita untuk berserah diri kepada Allah SWT, serta menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Perintah tersebut seperti beribadah, bersedekah atau hal lainnya yang berkaitan dengan aspek spriritual. Dalam hal ini, dari kesepuluh para pengrajin anyaman bambu di Desa Jadimulyo beragama Islam dan tentunya mereka tidak melupakan kewajiban mereka untuk beribadah kepada Allah SWT seperti kewajiban sholat lima waktu yang dikerjakan di sela-sela kesibukan yang mereka kerjakan. Seperti halnya saat wawancara dengan Ibu Dewi Matonah beliau mengatakan bahwa “Allahmdulillah meskipun pesanan saya sedang banyak tetapi saya selalu menjalankan sholat lima waktu setelah itu baru saya menjalankan aktivitas saya lagi”. Begitupun dengan para pengrajin lain yang juga

23 Burhanuddin Abdullah, et. Al. Ekonomi Islam (Jakarta:Rajawali Persa, 2014), 13

43

memiliki jawaban yang sama, mereka selalu mengerjakan sholat lima waktu diantara aktivitas yang mereka kerjakan.

2. Keseimbangan (Keadilan) adalah situasi dimana tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan atau kondisi saling ridho. Keadilan ekonomi dalam Islam, mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian dari orang lain. Dalam hal ini para pengrajin usaha anyaman bambu yang ada di Desa Jadimulyo harus selalu menjaga kualitas produk kerajinannya sehingga konsumen tidak merasa dirugikan atas apa yang telah mereka beli. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu Sumarni “Saat saya sedang banyak pesanan dan dikejar waktu pengambilan barang tetapi InsaAllah untuk kualitas saya selalu perhatikan agar tidak ada konsumen yang merasa dirugikan”.

3. Kehendak bebas dalam Islam adalah manusia memiliki kebebasan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memperoleh kemaslahatan yang tertinggi dari sumber daya yang ada pada kekuasaannya yang dikelola dan dimanfaatkan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Namun dalam Islam dibatasi oleh nilai-nilai Islam.

Dalam hal ini para pengrajin bambu di Desa Jadimulyo melakukan kegiatan ekonomi yang tidak bertentangan dengan etika bisnis Islam karena dalam melakukan kegiatan tersebut tetap memperhatikan keinginan dan kepuasan dari para konsumen. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Yanti “Memperhatikan keinginan dan kualitas konsumen adalah cara saya supaya mereka selalu merasa puas dengan produk yang saya buat”.

4. Tanggung Jawab adalah bagaimana para pelaku bisnis atau usaha harus bisa mempertanggungjawabkan segala aktivitas usahanya, baik kepada Allah maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam menjalankan usaha.

5. Kebenaran, Kebajikan dan Kejujuran yaitu sebagai niat dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mendapatkan bahan baku dan harga jual produk. Prinsip ini mengajarkan seseorang dalam menjalankan aktivitas usahanya untuk dapat memberikan manfaat kepada orang lain yang salah satunya dengan memiliki prinsip kejujuran. Jujur dalam usaha yang dijalankan tidak berbuat kecurangan. Hasil wawancara dengan salah satu pengrajin mengatakan “Terkadang jika ada pesanan yang cukup banyak sedangkan bahan baku yang harus digunakan belum didiamkan selama 1 minggu saya hanya mendiamkannya 2-3 hari saja untuk langsung saya gunakan dan harga jualnya pun saya samakan”.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa dalam menjalankan usahanya setiap pengrajin bambu yang ada di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dalam pembuatan anyaman bambu yang dilakukan oleh sepuluh pengrajin tersebut dalam penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli yang dilakukan oleh para pengrajin belum sepenuhnya menjalankan prinsip etika yang sesuai dengan bisnis Islam. Jika ditinjau dari ke lima prinsip etika bisnis Islam yaitu prinsip Tauhid, Keseimbangan, Kehendak Bebas serta tanggung jawab sudah diterapkan dengan baik oleh para pengrajin. Namun dapat dilihat dari prinsip

45

kebajikan dan kejujuran belum sepenuhnya dijalankan oleh pengrajin anyaman bambu yang dapat dilihat dari proses produksi pembuatan kerajinan anyaman bambu para pengrajin tidak melakukan penjemuran dibawah sinar matahari terlebih dahulu dan hanya mendiamkan bambu untuk mengurangi kadar air dalam bambu. beberapa pengrajin juga hanya mendiamkan bambu selama 2-3 hari hal ini akan menyebabkan bambu mudah rusak serta mengurangi kualitas dari anyaman bambu dan lebih mementingkan keuntungan semata. Sedangkan dalam Islam kejujuran adalah hal yang paling utama untuk diterapkan dalam setiap kegiatan usaha.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap skripsi dengan judul “Usaha Kerajinan Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam (Studi Pada Kerajinan Bambu di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur)” dapat disimpulkan bahwa:

Peran dari usaha kerajinan bambu itu sendiri memiliki pengaruh positif bagi peningkatan ekonomi keluarga para pengrajin yang ada di Desa Jadimulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Semakin pengrajin meningkatkan kualitas produknya maka akan semakin banyak minat dari konsumen untuk membeli produknya sehingga hal ini akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi keluarga para pengrajin anyaman bambu.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, penerapan etika bisnis Islam yang dijalankan oleh para pengrajin anyaman bambu di Desa Jadimulyo belum sepenuhnya dijalankan, terutama dari segi kebenaran, kebajikan dan kejujuran yang dapat dilihat dari proses produksi pembuatan kerajinan anyaman bambu para pengrajin tidak melakukan penjemuran bambu terlebih dahulu dan hanya mendiamkan bambu untuk mengurangi kadar air dalam bambu dan lebih mementingkan keuntungan semata.

Dokumen terkait